RASIONAL
Kehidupan manusia sesungguhnya merupakan sekumpulan orang yang masing-
masing memiliki kecenderungan, kepentingan dan keinginan yang berbeda. Selain itu juga
manusia memiliki ciri khas yang sangat unik yaitu berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Perbedaan itu bisa berasal dari suku, agama, ras dan antar golongan atau yang disingkat
SARA.
Pluralitas (keragaman) adalah bagian dari kehidupan ini. Bahkan dinyatakan sebagai
sunnatullah. Tuhan memang telah menciptakan manusia dengan berbagai variannya. Ada
varian etnis, suku, agama, golongan dan kelompok. Bahkan juga pluralitas ekonomi,
pendidikan, social, budaya dan sebagainya. Semua memberikan gambaran bahwa dunia ini
memang diciptakan dalam kenyataan yang plural atau beragam.
Kata plural berarti untuk menunjuk pada sesuatu yang lebih dari satu. Jika dikaitkan
dengan penggolongan atas manusia, maka akan dijumpai suatu kenyataan bahwa manusia
memang bergolong-golongan. Ada etnis kaukasoid, etnis mongoloid, negroid dengan varian-
varian tambahannya. Kulitnya saja juga
bervariasi. Ada yang kuning, ada yang hitam ada yang coklat dan sebagainya. Bahkan
berkat perkawinan silang antar etnis, maka muncullah etnis baru. Misalnya di Amerika
Serikat muncul etnis Browning America yang merupakan hasil persilangan etnis antara kulit
putih dengan kulit coklat. Persilangan khas Amerika utara dengan Amerika Latin.
Pluralisme dalam pandangan kaum agamawan, dinyatakan bahwa pluralism
merupakan salah satu kata yang ringkas untuk menyebut sesuatu tatanan dunia baru di mana
perbedaan budaya, system kepercayaan, dan nilai-nilai yang perlu disadari agar warga negara
terpanggil untuk hidup berdamai dalam perbedaan.
PELAKSANAAN
a. Topik materi : Pemahaman tentang irama kehidupan fluktuatif
b. Sasaran : Siswa kelas VII dan VIII SMPN 4 POLEWALI
c. Alokasi waktu : 2 x 35 menit
d. Bidang bimbingan : pribadi dan sosial
e. Fungsi : informasih dan pembelajaran
INDIKATOR
a. Proses
Menjelaskan tentang irama kehidupan fluktuatif
Menjelaskan cara mengantisipasi fluktuatif kehidupan remaja dan ciri-ciri
kehidupan yang fluktuatif
b. Hasil
Mampu memahami irama kehidupan yang fluktuatif ,dapat memahami cara
mengantisipasi dan ciri-ciri kehidupan yang fluktuatif
c. Metode
Ceramah dan diskusi
d. Alat dan sumber belajar
Sumber : buku pedoman,paket pelayanan BK
Alat : buku,pulpen,kertas
e. Penilaian
Laiseg (penilaian yang dilakukan setelah kegiatan berupa tanya jawab)
Mengetahui :
NIP.1962204171987032005 NIM.1344040033
Ringkasan Materi
Istilah usang yang masih terus berlaku sampai saat ini, bahwa hidup itu bagaikan
roda. Ia kan berputar tiap saatnya. Lalu menghadirkan banyak peristiwa. Perubahan. Sesuatu
yang berbeda. Tidak biasa. Tidak pernah diduga. Dan tidak dipersiapkan sebelumnya. Nah itu
mungkin yang salah, “tidak dipersiapkan sebelumnya”.
Tidak enak, menghadapi sesuatu tanpa pernah men-setting-nya terlebih dahulu. Jadi
yang harus dipersiapkan adalah persiapan menghadapi putaran roda, tidak lantas mengandai-
andai. Begitu seharusnya.
Fluktuasi dalam hidup atau biasa disebut dengan motion of life, adalah setiap keadaan
yang selalu dialami, perubahan, gerak-gerik baik fisik maupun jiwa dalam hidup seseorang.
Bahwa hidup adalah senantiasa berubah, tidak ada konstantitas di dalamnya. Tidak ada bayi
yang akan senantiasa menjadi bayi selamnya, lambat laun ia akan menuju kedaan setelahnya,
ia akan tumbuh menjadi bayi yang tadinya masih kecil akhirnya membesar dan membesar,
menjadi seorang remaja, akhirnya ia akan menjadi dewasa.
Titik tekan yang kami maksudkan di sini bukanlah pada keadaan bahwa manusia dari
bayi menjadi dewasa itulah hidup, namun proses yang senantiasa berubah itulah yang
dinamakan hidup itu. Sehingga nanti pada akhirnya, yang hidup ini belum tentu hidup, namun
sekedar hidup karena dalam hidupnya ia tidak ada motion of life ini.
Mari kita menuju definisi “hidup” yang hendak kita pahami di sini. Misalnya
pedagang dengan barang jualannya yang laris, ialah bakso yang ia jual. Setiap hari ia
berjualan bakso tersebut, mulai sore hari ia menyiapkan barang-barang untuk keperluan
jualan besok hari, malam harinya ia mengerjakan pembuatan baksonya. Paginya ia berangkat,
sampai di lokasi ia membuka tempat jualannya tersebut, hingga seharian dilaluinya–dan
baksonya selalu habis terjual. Namun apakah yang demikian adalah suatu usaha yang hidup ?
Maka jawabnnya belum tentu. Ia akan hidup apabila tujuan berjualannya ialah bukan semata-
mata hanya untuk mendapatkan hasil untuk keperluan yang konstan.
Maka usaha yang demikian akan hidup apabila beriringan dengan waktu, sebagai
hasil, ia akan berubah pula, dalam artian ada perkembangannya. Inilah yang dimaksud
dengan hidup yang positif. Sementara dalam hal sebaliknya, apabila ia justru menuju kearah
kebangkutan, maka inipun juga dinamakan hidup, namun hidup yang dalam kapasitas yang
negatif. Demikianlah hidup. Bahwa hidup tidaklah konstan, hidup tidaklah tetap. Harus ada
inovasi baru, dan hal-hal yang baru yang dilaksanakan dengan pengibaratan yang nyata:
“sekarang lebih baik daripada kemarin dan besok lebih baik daripada hari ini..”, itulah salah
satu tanggapan yang merupakan konsep hidup positif. Dalam hal ini pun lagi-lagi kita dapati
bahwa seungguhnya kita megerti bahwa hidup adalah senantiasa berubah.
Sekarang apabila kita analisis di dalam hidup ini, dengan dasar pemahaman kita di
atas bahwa hidup akan senantiasa berubah, maka kita tidak heran apabila kita mendapati apa
pun yang ada pada diri kita berubah. Sehingga kita akan mendapati diri kita dalam keadaan
semangat juga keadaan tidak semangat.
Semangat dan tidak semangat ini pun merupakan sebuah keadaan yang terwujud
karena merujuk bahwa kita benar-benar hidup. Maka keberadaan keadaan atau state semangat
dan tidak semangat ini merupakan hal mutlak pada diri setiap orang yang hidup. Sehingga
seharusnya kita tidak menyalahkan diri kita, tidak menyalahkan orang lain oleh karena
identitas diri kita. Maka sesungguhnya manusia yang berakal dengan berbekal kemampuan ia
justru bisa menggunakan dua keadaan tersebut. Selalu menjaga kesemangatan dalam hidup
itulah yang dimaksud sebagai salah satu pengertian perjuangan.
Sesuai dengan yang telah kami jelaskan sebelumnya bahwa manusia mendapati dua
macam keadaan yang senantiasa berpasang-pasang di dunia ini. Dan dengan kemampuannya
pula ia bisa memilah mana yang sebaiknya dari perlawan-perlawanan dari dua keadaan yang
berpasangan tersebut yang baik untuk diambil.
Tidak ada yang menyangkal, akan benar adanya bahwa hidup ini memanglah bersifat
tidak tetap ( fluktuatif ). Kadang kita merasa bahagia, kadang juga merasa sedih. Kadang
bangga, terkadang juga minder. Kadang menangis, kadang tertawa. Terkadang merasa
berkecukupan dan kadang merasa kekurangan. Namun tidaklah banyak di antara kita yang
mengetahui harus bagaimana menghadapi sifat hidup tersebut.
Ada dua senjata untuk menghadapi kondisi kehidupan yang fluktuatif ini. Sabar dan
syukur. Sabar jika tertimpa hal yang kurang baik, dan bersyukur jika mendapat nikmat dari
Tuhan. Jadi, sebagai manusia, kita haruslah berusaha semaksimal mungkin untuk memahami
dan berusaha memegang kuat dua senjata tersebut di dalam hidup ini. Agar di berbagai
kondisi apapun kita akan mendapatkan kebaikan berupa pahala, baik dalam keadaan senang
ataupun susah, baik dalam keadaan berbahagia maupun sedang bersedih.
Remaja dalam Fluktuasi Era Global
Dewasa ini, kemajuan teknologi dan komunikasi telah banyak mempengaruhi kehidupan
berbangsa dan berbudaya. Globalisasi, sebagaimana diungkapkan merupakan suatu yang tak
dapat ditolak kedatangannya selain juga tak pernah kita undang kehadirannya. Globalisasi
hadir bersamaan dengan perubahan. Kita sebagai bagian dari proses ini, mau tak mau harus
siap dengan adanya perubahan tersebut.
Dalam era globalisasi ini, dapat dikatakan bahwa dunia makin kecil dan sempit
sehingga hubungan antarbangsa dan negara makin dekat, komunikasi dan transportasi
semakin cepat dan saling mempengaruhi. Dengan demikaian, globalisasi membawa
pandangan baru tentang konsep ”Dunia Tanpa Tapal Batas” yang akan membawa kepada
perubahan-perubahan baru. Derasnya arus informasi yang terbawa, menjadikan kita-
masyarakat indonesia pada berbagai kalangan umumnya,serta remaja khususnya- harus
mampu memilih dan memilah yang baik dan yang buruk.
Remaja dalam hal ini, merupakan sasaran empuk fluktuasi zaman yang dengan mudah
dapat terbawa labilnya arus globalisasi. Serangan-serangan budaya luar misalnya,dapat
dengan mudah mereka terima. Hal ini menjadikan remaja kehilangan jati diri mereka sebagai
anak timur atau anak tanah air. Krisis kebudayaan menjadikan remaja yang seharusnya
merupakan pemegang masa depan bangsa seolah tak perduli dengan keadaan bangsanya
sendiri. mereka jauh lebih disibukkan dengan hal-hal lain yang tak penting.
Rasa cinta terhadap bangsa dan budaya sendiripun kian memudar, padahal ada banyak
kebudayaan milik kita yang justru dikagumi dan bahkan ingin dimilikil oleh bangsa lain.
Begitu sedikit mereka, remaja indonesia, yang ingin belajar atau setidaknya menngetahui
budayanya sendiri. Indonesia sebagai orang timur, harusnya menjunjung tinggi nilai-nilai
kesopanan dan tata krama. Remaja kini mulai terpengaruh,berpakaian yang tidak
sepantasnya, pesta, minum-minuman berakohol dan yang lainnya, adalah bukan budaya kita.
Memang globalisasi tidak melulu memberikan pengaruh buruk, ada juga hal baik yang ia
tawarkan. Kita dapat mengetahui dan belajar budaya-budaya luar serta mengambil sisi-sisi
positif dari hal tersebut. Tapi itu juga bukan berarti kita menanggalkan budaya kita sendiri
dan hanya berkiblat pada budaya luar.
Kita tak akan mampu menghadapi globalisasi jika tak dapat mempertahankan
landasan kita,pegangan kita, yaitu remaja,orang-orang yang akan menduduki entah itu kursi
legislatif,eksekutif atupun yudikatif lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Dalam
pidatonya, Soekarno,sang proklamator sekaligus presiden pertama kita,pernah mengatakan
“berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mampu mengubah dunia” Kita sebagai remaja
seharusnya mengisi waktu-waktu muda ini dengan hal-hal yang bermanfaat. Kitaharus
buktikan bahwa globalisasi takkan pernah mampu mematikan semangat merah putih. Budaya
kita,kitalah yang harus menjaga dan menghargainya. Jangan pernah tanyakan apa yang telah
negara lakukan untuk kita,tapi tanyakanlah apa yang bisa kita lakukan untuk negara kita.
Apabila kita dapati pemahaman yang luas, maka terhadap segala kita tidak akan bisa
menjustifikasi kebenarannya. Begitu pula dengan apa yang akan saya maksudkan di sini.
Yakni pengertian hidup. Ada yang mengata bahwa hidup adalah pengorbanan. Ada pula yang
menyata bahwa hidup adalah perjuangan, hidup adalah realita, hidup adalah bekerja, hidup
adalah beribadah, hingga ada juga yang mengatakan bahwa hidup adalah takdir.
Untuk pengata yang terakhir kiranya di sini (hidup adalah takdir) merupakan paham
yang sangat riskan terhadap eksistensi dan perubahan yang dilakukan seseorang. Kenapa
demikian? Yang jelas dengan sepenuhnya apabila seseorang percaya bahwa segala
sesuatunya telah ditentukan–dipaketkan oleh tuhan maka manusia tidak punya daya apa-apa
dan selanjutnya manusia tidak akan berusaha, semata-mata hidup telah ditentukan segala
perubahan–motionnya–semua oleh tuhan.
Sedang apabila seseorang percaya sepenuhnya bahwa manusia berkuasa atas setiap
fiil yang telah, akan, dan sedang dilakukannya maka inipun akan mengingkari adanya
kekuatan-kekuatan agung yang ada dan yang pada kenyataannya kita secara kosmik patuh di
dalam aturannya. Semisal; kita (manusia) hidup di planet bumi ini, dan bumi bertempat di
tatanan tata surya berderetan dengan rapinya mulai matahari, merkurius, venus, bumi, mars,
jupiter, saturnus, uranus, neptunus hingga pluto…(yang sekarang dikata bukanlah termasuk
dalam jejeran planet, tapi sekedar benda angkasa..)
Maka, akankah dengan pengetahuan kita mengenai adanya kekuatan yang mana kita
tunduk didalam aturannya tersebut tetap membuat kita bersikukuh berpandangan bahwa
manusia dan fiilnya adalah kuasa atas segala yang dilakukannya.
Sehingga pelajaran yang penting yang kita peroleh darinya adalah bahwa kita,
manusia tidak harus pada sisi terluar pada kedua ekstrim pendapat tersebut. Karena hal
demikia, secara geometris saja apabila kita membayangkannya tidaklah berposisi pada
keadaan yang seimbang. Maka hendaknyalah kita mendapati maqam yang kita duduki pada
keadaan yang seimbang, hingga kita pelajari–pahami paham keduanya di atas dan kita dapati
diri kita tidak terkecoh pada posisi stagnan yang gelap dari salah satu sisi ekstrim keduanya.
3. Mengembangkan diri
Pada umumnya, masalah yang sering dihadapi pada diri remaja adalah permasalahan yang
berhubungan dengan perubahan psikis dan fisik dan diantaranya adalah sebagai berikut ini:
Cara Mengantisipasi Kehidupan Fluktuasi Bagi Orang Tua dan Guru Untuk
Kehidupan Remaja
Kegiatan
Tahap Waktu
Guru siswa
PEMBUKA Masuk ke kelas Menjawab salam 1 menit
dengan sambil duduk
mengucapkan dengan tenang
salam
Menyapa siswa Menjawab 1 menit
dengan pertanyaan dengan
menanyakan kabar penuh semangat
Mengabsen siswa Mengacukan 3 menit
dengan tangan sambil
menyebutkan nama menyahut ketika
siswa satu persatu namanya
berdasarkan absen disebutkan
Mengarahkan siswa Berdo’a dengan 2 menit
untuk berdoa hikmat yang
dengan dipimpin oleh ketua
mempersilahkan kelas dengan
ketua kelas untuk agama dan
memimpin do’a kepercayaan
menurut agama dan masing-masing
kepercayaan siswa
masing-masing
INTI Menyampaikan Mengetahui judul 3 menit
kepada siswa materi bimbingan
bahwa materi yang akan
bimbingan yang dibawakan oleh
akan di bahas pada Guru BK tentang
hari ini adalah pemahaman tentnag
Pemahaman tentang irama kehidupan
irama kehidupan yang fluktuatif
yang fluktuatif
Menyampaikan Siswa faham dan 5 menit
kepada siswa mengetahui bahwa
tentang pentingnya
irama kehidupan
yang fluktuatif
Menjelaskan Siswa faham dan 5 menit
kepada siswa mengerti tentang
tentang pengertian materi fluktuatif
materi fluktuatif
Setelah itu Tiap-tiap juru 15 menit
berdiskusi dan bicara yang
membentuk ditunjuk sebagai
kelompok untuk perwakilan dari
mencari contoh tiap-tiap kelompok
kehidupan yang mengucapkan
fluktuatif contoh-contoh
kehidupan yang
fluktuatif
Menyampaikan Siswa faham dan 5 menit
makna dari diskusi mengerti akan
yang telah makna dari
dilakukan siswa penjelasan guru BK
Menyampaikan Siswa mampu 5 menit
kesimpulan dari menyimpulkan
materi bimbingan tentang materi yang
yang dibawakan diterima dari
kepada siswa penyampaian Guru
BK
Menutup dengan Menjawab salam 2 menit
mengucapkan dan bersiap untuk
terimakasih dan mengikuti kegiatan
salam kemudian selanjutnya.
meninggal kelas