INDONESIA Bahan Perkuliahan Minggu 1 & 2 IDENTITAS adalah C I R I atau P E N A N D A.
Dalam kaitannya sebagai ciri atau penanda, identitas berfungsi untuk
MEMBEDAKAN keberadaan sesuatu hal terhadap keberadaan sesuatu hal lainnya, sehingga, terdapat VARIASI dan PENGGOLONGAN, yang berujung KEANEKARAGAMAN. Dengan pengertian seperti itu, maka, pertanyaan paling dasar adalah menentukan identitas dari SIAPA dan APAKAH saya? Tentu, untuk menjawabnya akan lahir banyak jenis tanggapan. Sebab, terdapat bermacam perspektif yang mempengaruhi jawaban tersebut, yaitu: 1. WAKTU: Saya, yang kapan? Yang sdh berlalu, sekarang, atau yang akan datang? Bagaimana kita menempatkan relasi antara dulu, sekarang, dan yang akan datang tersebut? Saling terkait kah? Atau, saling terpisah?. 2. RUANG atau LINGKUNGAN: Saya tak mungkin terlepas dari pengaruh lingkungan. Namun, saya juga tak terikat mutlak dengan lingkungan. Manusia adalah mahkluk yang berhubungan secara relasional, mengolah, dan berkembang secara terus-menerus dengan lingkungannya. 3. PERUBAHAN: Apakah saya adalah sesuatu yang cenderung menetap? Atau, cenderung berubah? Menentukan derajat keterkaitan antara kebakuan dan perubahan akan menjadi dasar juga dalam menjawab pertanyaan tentang siapa dan apakah saya. 4. INDIVIDU vs MAHKLUK SOSIAL: Menentukan jawaban tentang apa dan siapakah saya, juga tak terlepas dari posisi manusia sebagai individu dan mahkluk sosial. Apakah saya adalah saya? Apakah saya adalah kelompok saya? Di manakah garis batas antara saya sebagai individu dan saya sebagai mahkluk sosial? 5. PERGERAKAN: Semakin tinggi tingkat pergerakan atau mobilitas seseorang akan semakin banyak mengalami perjumpaan dengan bermacam hal baru. Inilah yang kerap dinamai dengan pengalaman. Pengalaman manusia yang heterogen bakal menciptakan pemaknaan hidup yang heterogen pula. 6. FUNGSI: Manusia memiliki fungsi, bagi dirinya sendiri pun bagi segala hal yang ada di luar dirinya tersebut. Apa saja yang menentukan keberfungsian manusia tadi? Setiap kita akan menentukannya berdasarkan sejarah hidup kita masing-masing. Berarti, ada unsur proses di situ. Dan, identitas kita tak mungkin terlepas dari proses ini.
Dengan mempertimbangkan 6 hal tadi, masalah penentuan identitas
manusia bukanlah hal yang sederhana. Bukan yang sekali jalan, langsung jadi. Atau, TIDAK ADA yang FINAL. Selain 6 perspektif yang diuraikan sebelumnya, ada 2 unsur yang menjadi pembentuk identitas:
1. Unsur PRIMER (BIOLOGI/FISIK): ras (warna kulit, bentuk rambut,
warna rambut, bentuk tubuh, dll). Unsur ini adalah unsur yang paling generik, paling dasar.
2. Unsur SEKUNDER (NON BIOLOGI): ekonomi, politik, sosial budaya,
agama, pendidikan, ideologi, dll. Manusia dan tubuhnya adalah IDENTIK, tak terpisahkan. Tubuh adalah REPRESENTASI dari manusia. Tubuh memiliki CIRI yang tertentu. Sehingga, keberadaan tubuh TAK MUNGKIN TERBANTAHKAN dari manusia. Contoh yang sering dijadikan ciri bagi keberadaan manusia adalah WAJAH manusia. Dalam wajah, terdapat ciri-ciri PRIMER manusia. Sedangkan, unsur skunder, seperti: EKONOMI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, dll, juga menjadi penentu dalam kehidupan manusia. Contoh-contohnya: Ekonomi melahirkan KELAS-KELAS. Politik membicarakan IDEOLOGI & KEKUASAAN. Sosial terkait hal MODERNITAS. Budaya dengan berbagai macam contoh, seperti ADAT ISTIADAT. Agama yang mewujud dalam BERAGAM BENTUK KEYAKINAN. Dengan mempertimbangkan 6 perspektif dan 2 variabel tersebut, maka, akan banyak kombinasi jawaban dalam mendefinisikan identitas manusia. Bahkan, ada yang mengibaratkan identitas itu seperti sebuah kandungan air dalam spons. Sebab, spons bisa mengandung banyak atau sedikit air. Bila diperas, kandungan air akan berkurang dalam spons. Begitu pula bila dijemur, spons akan mengering. Semuanya tergantung kita. Bagaimana kita memperlakukan spons, jumlah kandungan air dalam spons itulah identitas kita DUA PENDEKATAN Dalam memahami pola pembentukan identitas, setidaknya ada dua pendekatan yang saling berhadap-hadapan:
1. Pendekatan ESENSI (SUDAH ADA dan TERCIPTA), yaitu: INDIVIDU,
BERKEMBANG, TERUS-MENERUS, TEMPORER. Kubu ESENSIALIS adalah para pihak yang menganggap bahwa identitas manusia itu sudah ada dan sudah jadi sejak awalnya. Mereka lebih terpengaruh oleh variabel PRIMER atau FISIK. Manusia tinggal MENYESUAIKAN diri dengan lingkungannya. Sehingga identitas itu bersifat INDIVIDU, unik. Selain itu juga TUNGGAL, tak sama dengan lainnya. TERTENTU, menyangkut hal yang bisa dipastikan. Cenderung kurang mempertimbangkan proses, SEKALI JADI. Dan, terus begitu, SELAMANYA. Sedangkan, kubu KONSTRUKSIONIS, memahami identitas sebagai sesuatu BENTUKAN atau hasil CIPTAAN dari berbagai macam pengaruh. Manusia ada dalam MASYARAKAT. Manusia lahir bukan sebagai individu yang sudah jadi. Manusia dipengaruhi oleh lingkungannya yang MAJEMUK. Sehingga, BERKEMBANG, berubah mengikuti bermacam alur yang tak tunggal. Perkembangan itu berlangsung TERUS-MENERUS, mengikuti waktu keberadaannya. Dan, itu sebabnya bersifat TEMPORER atau cenderung sementara. Dengan teori-teori yang diuraikan sebelumnya, maka yang perlu ditanyakan adalah:
1. MASYARAKAT, identitasnya apa?
2. BANGSA, identitasnya apa?
3. NEGARA, identitasnya apa?
MASYARAKAT Jauh sebelum muncul keberadaan bangsa dan negara modern, masyarakat sudah TERLEBIH DAHULU ADA. Masyarakat muncul SEIRING PERKEMBANGAN PERADABAN. Diawali dari masa NOMADEN (berpindah-pindah), PERTANIAN (menetap dalam suatu desa/wilayah) hingga ke zaman INDUSTRI, dan seterusnya. Di masa nomaden, BELUM ADA IDENTITAS yang TERTENTU seperti saat ini. Manusia hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Mereka hanya berburu dan meramu hasil alam yg dikumpulkan. Mereka tak mengolah alam. Tapi, ini terus BERUBAH. Seiring dengan kemampuan manusia MENJINAKKAN HEWAN dan TUMBUHAN, manusia mulai hidup menetap. Mereka membangun DESA. Selain itu, lahir pula TATA ATURAN dalam hidup bersama. Desa memiliki BATAS-BATAS yang tertentu dengan desa lainnya. Muncullah IDENTITAS. Ada KELOMPOK-KELOMPOK dengan ciri-ciri tertentu yang berbeda- beda. BANGSA Bangsa adalah KELANJUTAN dari perkembangan identitas, itu dalam masa yang sudah sangat maju. Bangsa adalah KESADARAN sekelompok orang yang didasarkan pada pemahaman bersama sebagai SUATU KESATUSAN tertentu. Kesatuan itu bisa dilatarbelakangi oleh AGAMA, BAHASA, ETNIK, SEJARAH, WILAYAH dll. Jadi, di awal mulanya, bangsa ini TAK TERIKAT dengan keberadaan negara tertentu, seperti sekarang. NEGARA Barulah, terutama setelah Perang Dunia II, muncul NEGARA modern. Negara-negara ini merdeka dan ada dalam WILAYAH YANG SEBELUMNYA sudah ditinggali oleh penduduk yang beridentitas dan berbangsa tertentu. Masalah langsung menyeruak terkait bagaimana negara itu harus BERBENTUK? 1. Apakah identitas negara SAMA DENGAN identitas masyarakat yang sudah ada sebelumnya? Bagaimana mungkin? Bukankah masyarakat yang sudah ada terlebih dahulu adalah sangat heterogen? Bagaimana kita bisa menyatukannya?
2. Apakah identitas masyarakat MELEBUR dalam identitas negara? Jika
demikian, identitas masyarakat menjadi larut. Masyarakat dipaksa menjadi baru, dalam semua aspek. Mungkinkah? 3. Apakah identitas negara yang harus MENYESUAIKAN DIRI dengan identitas masyarakat? Negara perlu mengadopsi nilai-nilai yang sudah ada. Seberapa banyak negara perlu menyesuaikan dirinya.
4. Apakah identitas negara TIDAK SAMA dengan identitas masyarakat?
Tentu, ini sangat tidak memungkinkan. Membangun negara dengan tata yang baru yang tidak sesuai nilai-nilai masyarakatnya bakal menghasilkan negara yang keropos. Tak heran, terbukalah KONTESTASI (perdebatan) wacana dalam berebut identitas negara. Perebutan identitas ini berlangsung dalam kerangka saling mendominasi baik dari aspek BIOLOGI (primer) dan NON BIOLOGI (skunder). Maka, perlu PENGELOLAAN kontestasi yang berkelanjutan. Sebab, akan selalu terbuka bermacam peluang yang bersifat POSITIP ataupun NEGATIP. Di masyarakat, terjadi berbagai macam jenis INTERAKSI kontestasi wacana, yaitu: 1. KERJA SAMA: melahirkan kesepakatan-kesepakatan membentuk identitas negara yang sama. 2. PERSAINGAN: terus ada tuntutan-tuntutan (mempertahankan vs mengubah) identitas bernegara. 3. Dan, KONFLIK: pertarungan kepentingan perebutan identitas negara yang tak terkelola dengan stabil. Dalam konteks keindonesiaan, PEMBENTUKAN identitas ini, telah terjadi dan mengalami proses sejak lama.
Dari tahun-tahun yang kita jadikan contoh, itu kita tahu perjalanan pembentukan identitas nasional kita. Beberapa catatan penting identitas nasional kita:
Secara YURIDIS (tercantum dalam UUD 45): BENDERA, LAMBANG
NEGARA, dan BAHASA.
Secara IDEOLOGI: PANCASILA.
Beberapa tantangan: GLOBALISASI yang ditandai oleh keterbukaan dan perkembangan teknologi informasi menyebabkan berbagai batas antarnegara seolah telah lenyap. Ini diikuti dengan TERINTEGRASINYA EKONOMI dunia. Begitu pula dengan isu HAM dan DEMOKRASI. Serta, masalah penyelamatan LINGKUNGAN. Di hadapan masalah-masalah tadi, semua negara seolah mendapat kontrol secara global. Sehingga, tak mungkin ada negara-bangsa yang bisa mengklaim identitas dirinya sebagai unik dan khas; tak terkait dengan interaksi antarbangsa. Untuk itu, menjaga keberadaan dan keberlanjutan identitas nasional menjadi penting dan utama. Mampukah kita? Bagaimana caranya?
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita