Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ARTI PENTING SOSIOLOGI DALAM

KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB III PEMBAHASAN


Arti Penting Sosiologi Dalam Kehidupan Masyarakat Dan Perorangan.
Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte (tetapi dalam catatan
Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan ‘istilah’ tersebut dan menerapkannya menjadi
sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius
yang artinya teman dan Logosyang artinya  ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu
yang mempelajari masyarakat. Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari
individu yang saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.
Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/mengamati dan menarik
kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.
Sosiologi tergolong ilmu yang fleksibel. Hal ini bisa dilihat dari sifatnya yang tersusun dari
penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku namun bisa dikritik oleh publik karena
sosiologi adalah ilmu yang berisi tentang pengetahuan kemasyarakatan, oleh karena itu selalu
dinamis dan dapat diubah-ubah sesuai dan seiring dengan perkembangan yang terjadi di
dalam objek penelitiannya (masyarakat). Syarat-syarat terbentuknya masyarakat :1. Sejumlah
manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama, 2. Merupakan satu kesatuan, 3.
Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkankebudayaan
dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan
kelompoknya.
Arti penting Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat :
1. Menambah Pengetahuan Kebhinnekaan Sosial Seperti: keragaman ras, suku dan agama,
serta menambah pengetahuan tentang keberagaman budaya yang menyangkut system nilai
dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur budaya lainnya. Melalui pembelajaran
sosiologi kita akan memperoleh pengetahuan tentang macam-macam karakteristik social
individu maupun kelompok individu dalam masyarakat.
2. Menumbuhkan Kepekaan terhadap Toleransi Sosial Sosiologi bermanfaat untuk
menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi social dalam pergaulan sehari-hari, sehingga
memungkinkan terjadinya hubungan saling perngertian dan saling menguntungkan.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosila yang tidak dapat hidup sendiri dan
3
mandiri tanpa pertolongan orang lain, sehingga mesti membangun kerja sama saling
menguntungkan antara umat manusia yang satu dengan yang lain.
3. Menghindari Konflik Sosial Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari konflik
social, terutama konflik horizontal yang melibatkan pertikaian antargolongan, antarsuku,
maupun antarras. Pada dasarnya konflik social itu akan terjadi jika di antara dua kubu
mempunyai prinsip-prinsip atau pola piker yang berbeda-beda.
4. Menghindari Dominasi Sosial Memahami sosiologi bermanfaat untuk menghindari
terjadinya dominasi social, dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi
kebudayaan. Dominasi social pada hakikatnya merupakan suatu bentuk penjajahan
terselubung dari kelompok yang kuat kepada kelompok yang lemah, dari kelompok yang
besar kepada kelompok yang kecil. Dengan tumbuhnya solidaritas social sebagai hasil
pemahaman terhadap nilai-nilai karakteristik social dan individu melalui sosiologi, maka
dominasi social, dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi budaya dapat
dihindari, paling tidak dapat dikurangi.
5. Meningkatkan Integritas Nasional Memahami sosiologi bermanfaat untuk meningkatkan
integritas nasional dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju
yang memiliki standart hidup yang tinggi. Sebagai bangsa yang majemuk, yang
berbhinnekaan ras, suku, dan agama sering kali menimbulkan ekses-ekses yang negative.
Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan adanya saling pengertian dan kerja sama yang
erat di antara unsure-unsur social yang saling berbeda pada masyarakat yang majemuk,
sehingga dapat meningkatkan integritas social bagi masyarakat tersebut.

A. Tahapan Perkembangan Fisik Manusia.


Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang
lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum
alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi
yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari
hewan maupun tumbuhan.Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal
budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia.
1. Pengertian Perkembangan Manusia
Dalam buku “Human Development”, definisi perkembangan manusia adalah proses
perubahan dan kemantapan/kematangan yang dilalui sepanjang rentang kehidupan seseorang.
Tujuan ilmu perkembangan ini agar manusia lebih mengerti tentang dirinya.Perubahan dan
kemantapan mencakup pada perkembangan fisik yang meliputi pertumbuhan tubuh dan otak,
sensori, ketrampilan, kesehatan. Perkembangan kognitif yang meliputi belajar, perhatian,
memori, bahasa, berfikir, berargumen dan kreativitas. Perkembangan psikososial  yang
meliputi emosi, kepribadian dan hubungan sosial. Tapi tidak ada definisi yang baku dalam
tahapan perkembangan ini, tergantung pada konstruk sosial yang dianut di masing-masing
negara atau budaya. (Papalia et al, 2007)
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia
Perkembangan itu komplek, setiap individu dalam tahapan perkembangan yang sama
menunjukkan perbedaan, seperti ukuran tubuh, keadaan emosi, intelegensi, dan sebagainya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut Papalia et al (2007) dalam buku
“Human Development” adalah:
a.  Keturunan (nature), yaitu sifat bawaan dari orang tua biologis, misalnya kecerdasan dan
watak.
b.  Lingkungan (nurture), yaitu tempat dan kondisi sosial di mana individu tumbuh dan
berkembang.
c.  Kematangan, kesiapan individu untuk menguasai ketrampilan baru, misalnya kematangan
otak dan tubuh pada fase anak-anak awal, sehinggga mempunyai kemampuan untuk berjalan
dan berbicara. Karakteristik diri dan pengalaman sangat berperan dalam beradaptasi dengan
lingkungan internal dan eksternal.
d.  Keluarga (cara mendidik, perhatian dan memperlakukan anak)
e.  Status sosial dan ekonomi (penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan, kemiskinan)
f.   Budaya (adat, tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, perilaku modeling dari orang tua)
g.  Ras/suku (leluhur, bangsa, agama, bahasa, yang membentuk identitas diri)
3. Pengaruh Normatif dan Non-normatif
Untuk mengerti kesamaan dan perbedaan di masa perkembangan, kita harus melihat
apakah tahap perkembangan tersebut dialami oleh sebagian besar individu atau hanya
individu tertentu. Pengaruh normatif adalah pengalaman yang dialami oleh hampir semua
individu sepanjang rentang kehidupannya. Jadi mereka mengalami pengalaman yang sama
sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengalaman normatif seperti kematangan seksual
yaitu pubertas dan menopause, peran sosial yaitu dalam pendidikan, menikah, menjadi orang
tua dan pensiun. Pengaruh non-normatif adalah peristiwa yang tidak biasa yang dialami
individu yang berdampak dalam kehidupan individu. Suatu peristiwa yang terjadi pada suatu
waktu di rentang kehidupan. Peristiwa non-normatif seperti menikah di usia remaja,
meninggal sewaktu kecil, mengalami kecelakaan pesawat, memenangkan lotre.
4. Tahap-Tahap Perkembangan Manusia
Dalam buku “Human Development” karangan Papalia et al (2007) disebutkan
tahapan-tahapan perkembangan manusia yaitu:
1. Masa prenatal
2. Masa bayi & toddler ( lahir-3 tahun)
3. Anak-anak awal (3-6 tahun)
4. Anak-anak pertengahan (6-11 tahun)
5. Remaja /adolescence (11-20 tahun)
6. Young adulthood (20-40 tahun)
7. Middle adulthood (40-65 tahun)
8. Late adulthood (65 tahun ke atas)
5. Tugas-Tugas Perkembangan Manusia
Tahapan perkembangan manusia  mempunyai 3 dimensi tahapan perkembangan, yaitu
perkembangan fisik, perkembangan kognisi dan perkembangan psikososial. Perkembangan
fisik terdiri dari pertumbuhan fisik dan otak, kapasitas sensori, ketrampilan motorik dan
perkembangan kesehatan. Sedangkan untuk perkembangan kognisi adalah berupa perubahan
dalam kemampuan mental, contohya pembelajaran, perhatian, memori, bahasa, pemikiran,
penalaran dan kreatifitas. Untuk perkembangan psikososial perubahan dalam emosi,
kepribadian, dan hubunga sosial. Pada bagian ini, penulis akan memaparkan tugas
perkembangan sesuai rentang waktu pengalaman yang masih diingat oleh subyek. Ada lima
tahapan perkembangan yang dilalui dan masih diingat oleh subyek, yaitu masa toddler, masa
anak awal, masa anak petengahan, masa remaja dan masa dewasa awal.
a. Bayi dan Toodler
Pada tahapan ini dialami seorang individu dimulai pada saat bayi sampai mencapai
umur 3 tahun. Perkembangan fisik meliputi  beroperasinya semua sistem rasa dan tubuh
dengan tingkatan yang bervariasi, perkembangan otak yang kompleks dan tingginya
pengaruh lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan fisik (ketrampilan) berlangsung
dengan cepat. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan  untuk belajar dan mengingat
peristiwa yang saat ini terjadi, pengunaan simbol dan kemampuan untuk memecahkan
masalah diakhir tahun ke-2, dan berkembangnya pemahaman dan bahasa dengan cepat.
Perkembangan psikososial meliputi terbentuk hubungan kelekatan dengan orang
tua, caregiver dan orang lain dengan kuat, berkembangnya sistem kewaspadaan diri, adanya
perubahan dari ketergantungan menjadi mandiri. Meningkatkan ketertarikan dengan anak-
anak yang lain yang seumuran.
b. Anak-Anak Awal (Early Childhood)
Rentang umur dalam tahap ini adalah 3-6 tahun. Perkembangan fisik meliputi
mengalami pertumbuhan fisik yang stabil, penampilan fisik menjadi lebih ramping dan
proporsional seperti orang dewasa, biasanya terjadi berkurangnya nafsu makan dan kurang
tidur, meningkatnya ketrampilan dan kekuatan gerakan. Perkembangan kognitif meliputi
pemahaman mengenai perspektif orang lain berkembang, ketidakmatangan kognitif karena
memiliki beberapa ide yang tidak logis mengenai dunia, berkembangnya memori dan bahasa,
kecerdasan dapat diprediksi, mempunyai pengalaman belajar dipreschool dan kindergarten.
Perkembangan psikososial meliputi  konsep diri dan pemahaman emosi menjadi lebih
kompleks, meningkatnya kemandirian, inisiatif, dan kontrol diri, berkembangnya identitas
gender, permainan menjadi lebih imajinatif, elaboratif dan melibatkan orang lain (sosial),
berkembangnya sifat menolong, agresif dan ketakutan.
7
c. Anak-Anak Pertengahan (Middle Childhood)
Tahapan ini dialami individu dimulai dari umur 6 sampai 11 tahun. Perkembangan
fisik meliputi pertumbuhan fisik lambat, meningkatnya kekuatan dan ketrampilan atletis,
mengalami masalah pada sistem pernafasan,tetapi umumnya kesehatan lebih baik di rentang
kehidupan. Perkembangan kognitif meliputi menurunnya egosentris, anak mulai berfikir
secara logis, tapi nyata, menigkatkan kemampuan memori dan bahasa, memasuki sekolah
dasar, karena secara kognitif mengizinkan. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri
lebih konpleks, yang mempengaruhi sistem perhargaan dirinya, kontrol yang berubah dari
orang tua ke anak (agak kurang diperhatikan kebutuhannya), pentingnya hubungan dengan
teman sebaya.
d. Remaja (Adolescence)
Tahapan perkembangan ini dimulai sejak individu berumur 11 tahun sampai 20 tahun.
Perkembangan fisik meliputi perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan alat
reproduksi, meningkatnya gangguan makan (eating disorder) dan pengunaan narkoba dan
obat-obatan terlarang dalam rangka pencapaian identitas diri. Perkembangan kognitif
meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan berkembangnya pengunaan alasan yang ilmiah,
ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan kebiasaan, pendidikan difokuskan
untuk persiapan ke pendidikan yang lebih tinggi dan universitas. Perkembangan psikososial
meliputi pencarian identitas termasuk identitas seksual, hubungan dengan orang tua baik,
pergaulan dengan teman sebaya berdampak positif atau negatif.
e. Dewasa Awal (Young Adulthood)
Dewasa awal ini merupakan masa transisi masa remaja menuju dewasa. Masa ini
disebut dengan “masa muda” (Kenniston dalam Santrock, 1995). Transisi ini ditunjukan
dengan  kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan ( karir, nilai-nilai,
keluarga, hubungan, dan gaya hidup) dan merupakan transisi dari sekolah menengah menuju
universitas. Tahapan perkembangan ini dimulai ketika individu berumur 20 tahun sampai 40
tahun.
6. Perkembangan Fisik
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara
bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma
yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak
homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung
mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada
minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai
dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa
gerakan dari janin. Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan
dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin
berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya
dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi
organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan
pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan
yang terus akan terbawa sampai dewasa. Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan
sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin
tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun
dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa
walaupun secara emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat
mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
Di masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan,
serta di puncak fungsi sensoris dan motoris, semua fungsi tubuh berkembang sempurna,
ketajaman visual, intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa sakit dan temperatur. Dan akan
mengalami penurunan pada usia 45 tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu
genetik, perilaku (apa yang dimakan (nutrisi), pola tidur, aktifitas fisik, kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang). Faktor yang tidak langsung seperti kondisi
sosial-ekonomi, ras, gender dan hubungan dengan orang lain. Hal-hal ini memberi kontribusi
besar pada kesejahreaan pada saat ini dan mendatang. Hubungan perilaku dan kesehatan
mengambarkan hubungan antara aspek fisik, kognitif dan emosional.
~Perkembangan Sifat dan Pemikiran Manusia
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu
dimana manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi
petani dan peternak yang menetap.Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia,
yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan
perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. Berikut
ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi hingga
dewasa.
1.Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada
periode ini,perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar
makan,berjalan,berbicara,dan mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan
anggota tubuhnya,ia belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat
inderanya.
2.Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional,dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar,sehingga banyak yang
menyebut masa ini sebagai masa bertanya.Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki
keterampilan berbahasa lisan.Namun,pada masa ini pengungkapannya sering menggunakan
lambang – lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya menggunakan kotak kosong.
3.Masa Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11
tahun. Pada periode ini,anak sangat aktif,ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik
yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “ masa tenang”,karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan
kemampuan individu. Perolehan pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan
percobaan),walaupun sudah dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
4.Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Masa remaja disebut juga periode operasional formal ( 11 – 15 tahun).Periode ini
merupakan masa pertentangan (konflik),baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang
dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang dewasa,padahal secara
fisik,mental,dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.
5.      Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri.Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik,menempatkan dirinya sebagai anggota
dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung jawab.
7. Perkembangan Kognitif
Pikiran sehat menyatakan cara berfikir pemuda berbeda dengan anak-anak dan
remaja. Pemuda melakukan beberapa percakapan yang berbeda, memahami materi yang lebih
rumit, mengunakan pengalaman untuk memecahkan masalah.
8. Perkembangan Moral
Dalam teori Kohlberg, masa dewasa, penilaian moral seringkali menjadi lebih
kompleks. Pengalaman mengarahkan orang dewasa untuk mengevaluasi kembali kriteria
mereka tentang benar dan salah. Sebagian orang secara spontan menyebut pengalaman
personal sebagai alasan jawaban mereka terhadap dilemma moral. Misalnya, orang-orang
yang mengidap kanker atau saudara yang memiliki penyakit tersebut, berkecenderungan lebih
besar memaafkan pria yang mencuri obat mahal demi istrinya yang sedang sakit sekarat, dan
menjelaskan pandangan ini dari pengalaman mereka sendiri.
9. Perkembangan Psikososial
Tahap perkembangan psikososial Erikson, masa dewasa awal ini berada pada tahap
ke-6 yaitu “intimidasi vs isolasi”, Jika seorang dewasa awal tidak dapat membuat komitmen
personal yang dalam terhadap orang lain, maka mereka akan terisolasi dan terpaku pada
kegiatan dan pikiran sendiri (self absorb). Akan tetapi, mereka juga butuh kesendirian
sebagai upaya merefleksikan kehidupan meraka. Ketika mereka berusaha menyelesaikan
tuntutan saling berlawanan dari intimidasi, kompetisi dan jarak, mereka mengembangkan
pemahaman etis, yang dianggap Erikson sebagai tanda kedewasaan.
B. Arti Pentingnya Sosiologi Bagi Perorangan.
Sosiologi terhadap seseorang individu adalah kemampuan orang tersebut dalam menilai
seseorang dan menemukan cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan orang lain akan
terasah dengan baik dan tentu saja skill semacam ini sangat berguna, baik untuk keperluan
pribadi maupun keperluan dalam melakukan pekerjaan.
1.Keteraturan pada pola hidup di lingkungan.
Manusia dalam mencapai pola hidupnya di hadapkan pada dua pilihan yaitu ingin
lebih baik ataukah sebaliknya? Di dalam ilmu sosiologi bermasyarakat dengan berdampingan
tidak hanya asal kumpul, asal mengikuti dalam hal apa saja. Di sini sosiologi memberi
manfaat bagaimana seseorang di beri batasan dan di beri aturan-aturan yang cenderung
mutlak secara umum maupun dari sisi spiritual dalam tanda kutip. Seseorang terlihat
mempunyai pola hidup yang baik apabila ia memberlakukan, menghormati, serta
melaksanakan dari aturan-aturan yang ada, serta poin jela yang perlu di garis bawahi tidak
menganggap aturan itu menjadikan arti di larangnya hak kebebasan pola hidup di lingkungan
masyarakat menjadi bekal serta cirri dari setiap pribadi seseorang di manapun ia berada, ia
sudah mengerti aturan yang seimbang memanage diri. Ciri pola hidup yang teratur merefleks,
spontan dengan mengingat aturan-aturan yang baik untuk dirinya dan orang lain, maka ia
berhasil membuat pola hidup yang tahu akan aturan pada lingkungannya.
2.Menghormati pada sebuah perbedaan.
Sosiologi memberikan manfaat bagaimana seseorang dapat saling menghormati dari
semua bukti-bukti yang teruji memberikan pengertian perbedaan apapun dapat di satukan dan
saling menguatkan dari sisi-sisi yang berbeda. Contohnya dalam sebuah perbedaan pendapat
pada forum yang sangat penting untuk mewujudkan satu persamaan yang saling di butuhkan
satu dengan yang lainnya tanpa ada sikap dan perilaku yang membuat perbadaan itu seakan-
akan yang menjadikan diri seorang rendah, merasa tidak adil. Karena memang hak asasi
manusia adalah mutlak pada siapapun itu.
3.Menciptakan Kerjasama antar pihak.
Pengetahuan sosiologi menciptakan macam-macam ide sosial pada pembangunan
sebuah kemajuan ilmu-ilmu sosial keterkaitan akan kerjasama antar pihak tertentu untuk
mencapai sesuatu yang saling menguntungkan dan tidak merugikan pihak lain. Pada proses
kerjasama pun terdapat interaksi dan timbal balik yang di inginkan oleh orang-orang yang
terlibat kerjasama. Kerjasam memerlukan standart mutu yang ditentukan pada manfaat
kerjasama yang baik, seperti apa yang menjadi ciri penelitian terapan.
4.Penyesuaian Diri pada Lingkungan
Sosiologi juga memberi manfaat penuntun, pengarah pada setiap diri seseorang dalam
menempatkan diri pada suatu lingkungan masyarakatnya serta pemahaman pada setiap
karakterisasi lingkungan tempat yang kita sedang berdiri. Sebagaimana pada sosiologi kontak
langsung dengan seseorang tidak dapat di hindari. Dimana dapat memberikan pengetahuan
cara bersosialisasi kumpul dengan khalayak dengan hanya mendahulukan ego sendiri
termasuk penghambat untuk kita lebih menyesuaiakan lingkungan. Karena rasa ke-AKUan
tidak bisa membuat proses-proses berbaur lebih baik pada pihak manapun.
5.Perbaikan Diri Menanggapi Masalah
Sosiologi juga tak jauh dari materi yang pernah ada tentang penngendalian, adapun
termasuk pengendalian diri dalam melihat satu titik masalah yang tidak bisa di keluarkan dan
dipecahkan dengan amarah, merasa benar dan seolah-olah kesalahan selalu di pihak lain.
Musyawarah dengan saling mengakui dan saling meraba diri atau introspeksi diri “apa yang
kurang dari diri saya, perilaku saya ?” tidak hanya berselisih satu sama lain, karena kita
saling berdampingan untuk saling mengisi dengan tanggung jawab serta langkah dewasa
untuk tidak terpuruk pada masalah. Kita perlu berinteraksi dan berhati-hatidi setiap
mengambil keputusan untuk tidak masuk pada lubang yang sama.

Anda mungkin juga menyukai