Anda di halaman 1dari 6

A.

BAB 9 “Manusia Cinta Kasih, Penderitaan, dan Keadilan”


1. Cinta Kasih
Dalam bahasa Yunani, cinta dinyatakan dalam 3 kata. Eros yang berarti cinta secara
seksual, Philia yang berarti cinta persadaraan, dan Agape yang berarti cinta tanpa
syarat. Dalam diri manusia terdapat hormone yang bertanggung jawab atas fenomena
cinta, yaitu Pheromone, Oksitosin, Dopamine, dan Serotonin. Menurut Erich Fromm
(1983) dalam bukunya “The Art of Loving” disebutkan bahwa ada 5 jenis atau
bentuk cinta, antara lain cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta cinta erotis (hasrat
birahi), cita diri sendiri, dan cinta keilahian.
2. Penderitaan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, derita artinya menanggung (merasakan)
sesuatu yang tidak menyenangkan. Ada 3 jalan untuk membebaskan beban
penderitaan menurut Schopenhauer: kontemplasi estetis, jalan etis, dan asketisme.
3. Keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
Bentuk dan sifat keadilan ada 3, yaitu:
1) Keadilan legal/keadilan moral.
2) Keadilan distributive.
3) Keadilan komunal.
Hak merupakan konsekuensi atas tindakan wajib yang kita lakukan, sedangkan
kewajiban adalah suatukeharusan yang sepatutnya kita lakukan.

B. BAB 10 “Pandangan Hidup, Tanggung Jawab, dan Harapan Manusia”


1. Pandangan hidup
Pandangan hidup adalah pendapat, gagasan, atau nilai yang dijadikan pegangan,
arahan, petunjuk hidup di dunia berdasarkan pengalaman sejarah, menurut waktu dan
tempat tertentu. Unsur-unsur penyusun pandangan hidup, adalah cita-cita, kebajikan,
keyakinan, dan perjuangan.
2. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan perwujudan kesadaran manusia atas penggunaan hak dan
pelaksanaan kewajiban. Macam-macam tanggung jawab ada 6, antara lain:
1) Tanggung jawab terhadap diri sendiri.
2) Tanggung jawab terhadap keluarga.
3) Tanggung jawab terhadap masyarakat.
4) Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
5) Tanggung jawab terhadap lingkungan.
6) Tanggung jawab terhadap Tuhan.
3. Kegelisahan
Kegelisahan adalah suatu keadaan hati yang merasa tidak tenteram, khawatir, dan
gelisah yang bisanya berimplikasi pada tingkah laku. Menurut Sigmund Freud
(Psikoanalisa) ada tiga macam kegelisahan, yaitu:
1) Kecemasan Obyektif (dari dunia nyata di luar individu atau disebut
pengamatan inderawi)
2) Kecemasan Neorotik (muncul secara naluriah, bentuk kecemasan ini dibagi
tiga macam yakni kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan
lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional (phobia), dan rasa takut lain
karena gugup, gagap dan sebagainya.
3) Kecemasan Moril (terkait erat pada nilai pribadi seseorang)
4. Harapan
Harapan adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan
didapatkan atau suatu kejadian yang akan berbuah kebaikan di waktu yang akan
datang.

C. BAB 11 “Individu, Keluarga, dan Masyarakat”


1. Individu
Individu dari kata “individium” artinya yang tidak terbagi. Setiap individu
mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak di dalam rahim sampai meninggal
dunia. Papalia et al. (2007) dalam buku Human Development menyebutkan ada
beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu,
diantaranya: keturunan, lingkungan, karakteristik diri, keluarga, status sosial dan
ekonomi, budaya, dan ras/suku.
2. Keluarga
Pengertian Keluarga :
1) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Menurut Departemen
Kesehatan RI 1998).
2) Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan (Salvicion dan Ara Celis).
Menurut Horton and Hurt fungsi keluarga yang utama adalah fungsi
reproduksi dan fungsi afeksi, sementara fungsi keluarga yang lain telah bergeser
dan diambil oleh lembaga masyarakat, yaitu fungsi pendidikan,
fungsi keagamaan, fungsi perlindungan, fungsi rekreatif, fungsi ekonomi, dan
fungsi penentuan status.
3. Masyarakat
Dalam kajian sosiologi, masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks
hubungan manusia yang luas sifatnya (Peter L. Berger). Masyarakat adalah
sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama (Koentjaraningrat).
4. Hubungan Individu-Keluarga-Masyarakat
1) Relasi Individu dengan Dirinya
2) Relasi Individu dengan Keluarga.
3) Relasi Individu dengan Lembaga.
4) Relasi Individu dengan Komunitas.
5) Relasi Individu dengan Masyarakat.

D. BAB 12 “Pemuda dan Remaja dalam Permasalahan Generasi Nasional”


1. Pemuda dan Remaja
Pemuda dan remaja adalah istilah yang berbeda penggunaannya. Pemuda lebih
banyak dipakai dalam pengertian sosial budaya dan politik.sedangkan remaja lebih
banyak dipakai dalam pengertian antropology dan demografi.
2. Peran Pemuda
1) Peran pengguna
2) Peran interpretasi
3) Peran perubah
4) Potensi pemuda dalam sejarah peradaban
5) Idealisme, daya kritis, dan kreativitas
6) Optimisme dan keberanian mengambil risiko
7) Kemandirian secara terdidik dan terampil
8) Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
9) Patriotisme dan nasionalisme
10) Kemampuan penguasaan Ilmu dan Teknologi
3. Pengembangan Generasi Muda
Pembinaan dan pengembangan generasi muda dilaksanakan secara terarah,
menyeluruh, terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan nasional.
Tujuan Ideal Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda :
1) Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa
2) Mewujudkan generasi penerus perjuangan bangsa
3) Melahirkan generasi pembangunan nasional yang berbudi luhur, dinamis, dan
kreatif
4) Mewujudkan warga negara yang memiliki kreatifitas kebudayaan nasional.
Subjek Pengembangan dan Pembinaan Generasi Muda:
1) Generasi muda yang telah memiliki bekal kemampuan serta landasan mandiri,
dimana keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya dapat
menyelesaikan permasalahan bangsa.
2) Generasi muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan
potensi serta kemampuan ke tingkat yang lebih optimal karena belum dapat
bersikap mandiri secara fungsional.
4. Masalah Generasi Muda
Permasalahan generasi yang muncul pada saat ini diantaranya adalah :
1) Konflik nilai dengan generasi yang lebih tua.
2) Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme.
3) Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
4) Ketidak mandirian dalam hal ekonomi sebagai akibat kurangnya lapangan
kerja atau kesempatan kerja.
5) Meningkatnya kenakalan remaja, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan
narkotika.
6) Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan..
7) Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur.
8) Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental.

E. BAB 13 “Pelapisan Sosial, Persamaan Derajat, Diskriminasi, dan Pemerataan”


1. Proses Stratifikasi / Pelapisan Sosial
1) Stratifikasi Sosial yang Terjadi dengan Sendirinya. Contoh : stratifikasi
berdasarkan sifat otentik dan keturunan.
2) Stratifikasi Sosial yang Sengaja Disusun dan Direncanakan. Contoh :
stratifikasi berdasarkan sistem birokrasi dan sistem upah
2. Sifat Stratifikasi Sosial
Berdasarkan sifatnya, terdapat dua jenis stratifikasi sosial, yaitu:
1) Stratifikasi Sosial Tertutup (Close Social Stratification)
Sistem pelapisan yang tidak memberikan kemungkinan bagi individu
didalamnya untuk berpindah dari suatu lapisan ke lapisan sosial yang lainnya
secara vertikal. Contoh sistem kasta pada masyarakat Hindu.
2) Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)
Sistem pelapisan kebalikan dari stratifikasi sosial tertutup dimana ada
kemungkinan bagi individu didalamnya untuk berpindah dari suatu
lapisan ke lapisan sosial yang lainnya secara vertikal sesuai dengan
kecakapan, perjuangan, maupun usaha lainnya. Contoh sistem strata ekonomi.
3. Persamaan Derajat
Persamaan derajat adalah persamaan nilai,harga, taraf, dan martabat manusia dalam
kedudukannya sebagai makhluk Tuhan. Landasan Moral dan Hukum tentang
Persamaan Derajat di Indonesia :
1) Landasan Ideal Pancasila
2) Landasan Konstitusional UUD 1945
- Pembukaan UUD 1945 Alinea 1,2,3,4
- Batang Tubuh UUD 1945 Pasal 27,28,29,30,31,32,33,34

4. Diskriminasi dan Pemerataan


Diskriminasi pada dasarnya adalah penolakan atas HAM dan kebebasan dasar.
Diskriminasi dalam konteks kehidupan bernegara dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Diskriminasi Langsung
Diskriminasi secara langsung terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan
secara jelas menyebutkan pembedaan berdasarkan ciri-ciri tertentu, seperti
jenis kelamin, ras, dan sebagainya yang dapat menghambat adanya kesetaraan.
2) Diskriminasi Tidak Langsung
Diskriminasi secara tidak langsung terjadi saat peraturan yang bersifat netral
menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan. Perilaku diskriminatif dapat
direduksi melalui pemerataan hak yang dipertegas secara hukum, yaitu proses
atau tindakan pemerataan dengan cara mengembalikan hak-hak dasar atau
hak-hak konstitusional yang dimiliki oleh setiap individu dibawah naungan
hukum tertentu.

F. BAB 14 “Konsep Pembentukan Negara dan Fungsinya”


1. Pengertian Negara
Secara terminologi, negara diartikan sebagai suatu bentuk organisasi masyarakat
tertinggi yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Syarat terbentuknya negara antara lain:
1) Rakyat (unsur materil)
2) Wilayah (unsur teritorial)
3) Pemerintah yang berdaulat (unsur konstitusi)
4) Pengakuan dari negara lain (unsur deklaratif)
2. Proses Terbentuknya Negara
1) Secara Primer
a. Fase Genootschap (penggabungan individu-individu untuk kepentingan
bersama)
b. Fase Rijk (munculnya rasa hak dan kepemilikan sehingga tercipta
pemimpin golongan)
c. Fase Staat (kesadaran individu akan nasionalisme)
d. Fase Democratische (perekembangan lanjut dari fase staat, di mana
terbentuknya kesadaran demokrasi nasional dan kesadaran akan adanya
kedaulatan ditangan rakyat
2) Secara Sekunder
Proses terjadinya negara terkait dengan negara yang telah ada sebelumnya.
a. Occupasi (Pendudukan)
b. Fusi (Peleburan)
c. Anovasi (Pembaruan)
d. Cessie (Penyerahan)
e. Acessie (Penarikan)
f. Proklamasi (Pengumuman)
g. Separasi (Pemisahan)
3. Fungsi Negara
Secara umum fungsi negara adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan ketertiban (law and order) untuk mencapai tujuan bersama.
2) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran.
3) Mengupayakan pertahanan untuk menjaga keamanan.
4) Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan-badan peradilan.
4. Tujuan Negara
Berikut ini adalah tujuan negara menurut beberapa ahli:
1) Plato : tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia.
2) Roger H Soltau : tujuan negara adalah mengusahakan agar rakyat berkembang
serta mengembangkan daya cipta sebebas mungkin.
3) John Locke : tujuan negara adalah menjamin suasana hukum individu secara
alamiah atau menjamin hak–hak dasar setiap individu.
4) Harold J Laski : tujuan negara adalah menciptakan keadaan agar rakyat dapat
memenuhi keinginannya secara maximal.
5) Montesquieu : tujuan negara adalah melindungi diri manusia sehingga dapat
tercipta kehidupan yang aman, tentram dan bahagia.
6) Aristoteles : tujuan negara adalah menjamin kebaikan hidup warga negaranya.

Anda mungkin juga menyukai