Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH PKL

’’CABANG OLAHRAGA JUDO’’

Dosen :

Dr. Tri Irianto, M.Kes, AIFO

Edwin Wahyu Dirgantoro, S.Or, M.Pd

Oleh :

MUHAMMAD KEMAL IDRIS 1910122310028 REG A2 2019


MUHAMMAD RIDHO 1910122210032 REG A3 2019
REZA ALFIANI 1910122210018 REG A2 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2022
a. Sejarah
Awal dari salah satu seni bela diri ini tidak terlepas dari Kano Jigoro yang
merupakan inventornya. Sayangnya, awal dari terciptanya ini cukup menyedihkan,
karena sekolah tempat inventor judo ini identik dengan bullying. Pada awalnya, Kano
Jigoro ingin mencari guru untuk mengajarkannya Jujutsu, meskipun gagal berkali-kali.

Sayangnya, jujutsu semakin terkikis karena westernisasi Jepang saat itu. Beberapa
orang yang mempraktekkan ilmu bela diri dipaksa untuk berhenti atau ada beberapa
orang yang menyerah saja. Meski pada akhirnya, Kano berhasil menemukan guru
bertahun-tahun setelah itu.

Pada saat ia kuliah pada tahun 1877, Kano mengetahui bahwa guru jujutsu
memulai karir alternatif lain, misalnya Seikotsu-in. Setelah bertanya tentang hal ini,
akhirnya Kano dirujuk kepada Fukuda Hachinosuke, seorang guru jujutsu. Setelah
kematian Fukuda, Kano menjadi muridnya yang paling hebat. Ia memutuskan untuk
belajar di sekolah lain untuk ilmu bela dirinya.

Pada tahun 1882, Kano membuat sekolah dan dojo di Eisho-ji, sebuah kuil
Buddha. Ikubo yang saat itu merupakan seorang instructor datang ke dojo tiga kali dalam
seminggu untuk melatih. Setelah dua tahun, kuil tersebut disebut kodokan yang berarti
place of expounding the way dan Kano belum mendapatkan sertifikasi untuk penguasaan
seni bela dirinya. Pada tahun tersebut juga judo terlahir lewat gabungan jujutsu style yang
terbaik pada tiap unsurnya dan merupakan basis dari judo modern. Pada saat itu, ia hanya
memiliki 9 murid saja yang ia latih.

Pada tahun 1889, atau tepatnya 7 tahun setelah terlahirnya salah satu bela diri
terkenal di dunia, judo mulai diperkenalkan di luar Jepang. Terdapat episode terkenal
yang terjadi di kapalnya saat sedang pelayaran. Dimana orang asing mengejek Kano, ia
melemparkan pria tersebut ke bawah, tetapi meletakkan tangannya di bawah kepala pria
itu untuk mencegahnya terluka. Hal ini mengilustrasikan bagaimana judo
menggabungkan teknik bertarung secara praktikal dengan tetap memberi perhatian
kepada musuh. Jika kepalanya dibiarkan membentur tanah atau permukaan, bisa jadi
lawannya akan mendapatkan cedera permanen yang bisa menyebabkan masalah atau
penyakit parah. Peran Kano sangatlah besar di seni bela diri yang ia ciptakan ini. Ia tidak
hanya menciptakannya, tapi juga tanpa lelah menyebarkannya ke seluruh dunia. Bahkan,
ia sempat menjadi panitia olimpiade internasional.

Mimpi Jigoro Kano yang Menjadi Kenyataan

Mimpi founder  judo tersebut adalah Judo bisa mendunia atau mengalami


internasionalisasi dan dipraktekkan di banyak Negara. Impian tersebut baru terwujud
pada tahun 1964, dimana saat itu Tokyo menjadi tuan rumah olimpiade. Hanya judo pria
yang diakui sebagai acara resmi dan pertarungan diadakan dengan pengelompokkan
berdasarkan berat.

Atlet dari Jepang berhasil menyapu bersih seluruh medali emas pada ajang
tersebut kecuali di divisi terbuka, dimana juaranya bukan orang Jepang. Tahun tersebut
adalah tanda dimana judo pada akhirnya diakui tidak hanya sebagai seni bela diri, tetapi
juga sebagai olahraga secara internasional, dan mengakar sampai ke negara lain di luar
Jepang.

Judo wanita diperkenalkan sebagai demonstrasi pada akhir abad ke-20 (tahun
1988) di olimpiade Seoul, Korea Selatan, dan pada akhirnya ditambahkan ke program
resmi. Pada tahun 2021, terdapat 204 negara yang tergabung dalam federasi internasional
judo. Olahraga ini populer di Eropa. Bahkan, orang Prancis lebih banyak yang
mempraktekkan judo daripada negara founder judo lohh (Jepang).

Jepang yang merupakan negara pelopor judo terus meneruskan mimpi Jigoro
Kano dengan mempromosikan judo lewat mengirimkan instruktor judo dimana seni bela
diri ini tidak terkenal, misalnya Afrika dan Oceania, dan mendonasikan alat-alat judo
seperti matras tamami.
Bagaimana dengan Sejarah Judo di Indonesia?

Masuknya judo ke Indonesia tidak lepas dari penjajahan Jepang di Indonesia pada
era perang dunia II. Saat tentara Jepang masuk ke Indonesia, mereka menerapakan judo
sebagai latihan mereka. Setelah lambat laun bergaul dengan orang Indonesia, mereka
pada akhirnya berlatih judo bersama. Namun, hanya yang terpilih saja yang bisa ikut
latihan judo bersama tentara Jepang agar kekuasaan mereka saat itu tidak tergoyahkan.

b. Teknik Gerakan

Negara kita memiliki segudang olahraga bela diri yang dapat dipelajari dan salah
satu dari seni bela diri yang masyarakat kita dapat latih adalah Judo. Judo sendiri
memang berasal dari Jepang yang dianggap sebagai olahraga, seni bela diri dan juga
filosofi. Judo merupakan hasil dari perkembangan seni bela diri kuno Jepang yang kita
kenal dengan istilah Jujutsu.

Judo terdiri dari 2 susu kata bukan? Per suku kata tersebut memiliki makna yang
belum banyak kita tahu, yaitu makna halus atau lembut untuk Ju dan cara atau jalan untuk
Do. Maka ketika digabungkan, maknanya menjadi cara halus atau jalan yang lembut,
sementara Jujutsu dikenal dengan makna teknik yang halus.

Awal Mula Bela Diri Judo


Seperti yang sudah disebutkan, Judo merupakan hasil perkembangan dari Jujutsu.
Di tahun 1882 tepatnya, sebuah dojo didirikan oleh Jigoro Kano di Tokyo di mana dojo
tersebut disebut juga dengan Kodokan Dojo. Pada saat itulah Jigoro Kano menambah
gaya sendiri di banyak cabang Jujutsu yang sudah dipelajari pada masa tersebut.

Pada dojo pertama yang ia dirikan, jumlah muridnya ada sampai 9 orang di Kuil
Eisho Ji. Di situlah ia mengajarkan Jujutsu di mana tujuan utama dari seni bela diri ini
adalah lebih kepada penguasaan teknik bertahan dan menyerang. Tujuan ini kemudian
diadaptasi oleh Kano namun fokus lebih diutamakan pada sistem pengajaran serta
pembelajaran.
Itulah yang menjadi alasannya mengapa ia kemudian memutuskan untuk
mengembangkan 3 target spesifik untuk Judo yang meliputi pengembangan mental/roh,
latihan fisik serta kompetisi di berbagai pertandingan. Diketahui pula pada tahun 1882,
olahraga Judo dikenal sebagai model seni tempur Jepang modern, Gendai Budo yang
merupakan hasil perkembangan dari sekolah Koryu lama.

Ketika bicara tentang olahraga Judo, maka ada teknik dasar Judo yang perlu untuk
diperhatikan dan juga dilatih apabila Anda ingin menjadi seorang atlet Judo.

 Teknik Penghormatan atau yang diketahui juga dengan istilah rei.


 Teknik Bantingan Judo atau yang dikenal dengan istilah nage waza. Teknik ini
terdiri dari teknik menjatuhkan diri atau sutemi waza dan juga teknik berdiri atau
tachi waza. Pada teknik berdiri terdiri dari 3, yakni teknik kaki atau ashi waza,
teknik pangkal paha atau koshi waza, dan juga teknik tangan atau te waza.
Sementara teknik menjatuhkan diri terbagi menjadi 2, yakni teknik menjatuhkan
diri ke arah samping atau yoko sutemi waza dan juga teknik menjatuhkan diri ke
belakang alias ma sutemi waza.
 Teknik Kuncian Judo atau yang lebih dikenal dengan istilah katame waza. Teknik
ini dibagi menjadi 3, yakni teknik jepit atau shime waza, teknik menahan atau
osae waza/osaekomi waza, serta teknik sambungan atau kansetsu waza.
 Teknik Menyerang Judo atau yang lebih dikenal dengan istilah atemi waza.

Teknik Penghormatan

Pada teknik penghormatan sendiri terdiri dari beberapa sikap yang harus diketahui
dan juga dipelajari, yaitu:

1. Sikap Berdiri
 Ambil posisi awal tegak berdiri.
 Lalu badan bungkukkan ke depan.

2. Zarei atau Sikap Duduk


 Posisi awal harus dengan berdiri tegak.
 Mundurkan kaki dan lanjutkan dengan berlutut.
 Turunkan kaki kanan ke arah belakang.
 Lalu berlututlah menggunakan kedua lutut di mana jari-jari kaki juga harus ke
arah belakang.
 Badan bungkukkan ke depan sambil kedua tangan taruh di atas matras.

3. Sikap Bertahan
 Ambil posisi awal dengan berdiri tegak di mana kaki dalam keadaan terbuka
sekitar 60 cm lalu tekuk kedua lutut.
 Jenis pertama dari sikap bertahan ini adalah jogu-hontai, yakni berdiri tegak
sambil menekuk lutut dan merendahkan panggul, lalu berat badan ditumpukan
ke tengah.
 Jenis kedua adalah mogi-jigotai, yakni memasukkan kaki kanan ke arah
depan.
 Jenis ketiga adalah hindari-jigotai, yakni memasukkan kaki kiri ke arah depan.

4. Shizentai atau Sikap Berdiri Biasa


 Shizen-hontai adalah jenis pertama, yaitu sikap berdiri yang rileks, membuka
kedua kaki, keluarkan ibu jari kaki sambil pandangan harus tetap dijaga untuk
mengarah ke depan.
 Migi-shizentai adalah jenis kedua, yaitu kaki kanan posisikan di depan sekitar
30 cm.
 Hindari-shizentai adalah jenis ketiga, yaitu kaki kiri posisikan di belakang
sekitar 30 cm sambil kedua tangan juga tetap ada di sisi tubuh.

5. Kumikata atau Pegangan


Pada sikap satu ini, kita perlu menggunakan tangan kiri kita untuk memegang
tangan kanan lawan. Sementara untuk tangan kanan kita bertugas memegang kerah
lawan. Kekuatan utama ada pada jari manis dan jari kelingking.

6. Tai-Sabaki atau Gerak Memutar


 Mae-sabaki adalah jenis pertama, yaitu kaki kiri dikedepankan dan memutar
kaki kanan searah kaki kiri.
 Ushiro-sabaki adalah jenis kedua, yaitu kaki belakang dimundurkan dan
memutar kaki lainnya searah kaki pertama.
 Mae-mawas-sabaki adalah jenis ketiga, yaitu majukan kaki secara silang ke
depan sambil menarik kaki lainnya berputar ke belakang.

7. Sikap Langkah
 Ayumi-ashi atau langkah biasa intinya telapak kaki tak boleh diangkat dari
permukaan lantai ketika melangkah, hanya boleh sedikit diseret.
 Tsugi-ashi atau sambung langkah intinya bergerak dengan langkah ke depan,
belakang, samping kiri dan juga samping kanan atau bisa ke segala arah.

Teknik Bantingan

Setelah teknik penghormatan, yang juga perlu diperhatikan ketika hendak


mempelajari Judo adalah teknik dasar bantingan. Diketahui ada 11 macam teknik
bantingan yang perlu dipelajari; tentunya latihan bersama lawan akan lebih baik karena
dapat memraktikkan secara langsung setiap langkah di bawah ini.

1. Hiza guruma atau yang disebut dengan sapuan lutut. Pada teknik ini lebih
kepada cara membanting lawan dengan menyapu lutut lawan namun juga
disertai dengan gerakan tangan untuk memegang dan mencengkeram
bagian atas lawan. Ketika ingin melakukan latihan, maka sebaiknya
memang dilakukan bersama dengan teman di mana teman Anda dapat
berperan sebagai lawan. Supaya lebih maksimal maka memang dapat terus
berlatih agar tidak salah dalam pelaksanaannya.
2. Deashi barai atau yang disebut dengan sapuan samping. Pada sapuan
samping untuk membanting lawan, kita perlu menyapu kaki kanan lawan
yang ada di depan dengan kaki kanan kita dari belakang sambil memegang
bagian lengannya. Ketika disapukan, lawan akan jatuh tergeletak dan
tangan kanannya masih dalam keadaan kita yang memegang. Teknik
membanting ini juga memerlukan bantuan teman dalam praktik
latihannya.
3. ‘Ko uchi gari atau yang disebut dengan jegal dari depan. Penyapuan atau
dari belakang sudah kita kenali dan pahami dengan baik, kali ini kita bisa
mempelajari cara menyapu kaki lawan dari depan. Tepatnya, kaki kanan
lawan kita sapu atau jegal menggunakan kaki kanan kita yang maju dan
disapukan sambil memegang bagian atas depan lawan. Lawan terjatuh,
maka posisi kita akan berada di atasnya.
4. O soto gari atau yang disebut dengan jegal dari belakang. Jegal dari
belakang adalah gerakan di mana kita berhadap-hadapan dengan lawan
sambil memegang bagian depan atas lawan, dan mendekat lalu lanjutkan
dengan kaki kanan kita bergerak ke belakang kaki kanan lawan.

Bagian tekukan lutut belakang dapat kita kunci, lalu dengan


kekuatan penuh, kita bisa membanting lawan. Lawan terjatuh atau
tergeletak, posisi kita ada di atas lawan.

5. Uchi mata atau yang disebut dengan bantingan paha. Pada bantingan paha
ini, kita perlu mencengkeram bagian lengan lawan, lalu memutar tubuh ke
arah belakang sambil menarik lengannya dan kaki kanan pun menyusup ke
dalam kaki lawan untuk menjegal bagian paha. Sambil melakukan gerakan
demikian, kita bisa langsung mengangkat dan membanting lawan dengan
bantuan dari kaki kanan kita yang menjegal.
6. O goshi atau yang disebut dengan bantingan pangkal paha memutar. Pada
gerakan ini cukup sulit karena kita perlu mencengkeram lengan lawan dan
tangan satu lagi memeluk bagian belakang tubuh lawan. Saat memutar
tubuh ke belakang, kita perlu melakukan gerakan seperti menggendong
atau mengangkat lawan, baru kemudian kita bisa membanting lawan ke
tanah.
7. Harai goshi atau yang disebut dengan bantingan pangkal paha sapuan.
Pada gerakan membanting satu ini, kita perlu menarik dan mengangkat
tubuh lawan agak ke samping dari tubuh kita dengan paha. Lalu dengan
kekuatan penuh, kita bisa membanting lawan ke permukaan tanah;
pastikan bahwa kedua tangan mencengkeram bagian atas depan tubuh
lawan, terutama bagian lengan.
8. Surikomi goshi atau yang disebut dengan bantingan pangkal paha angkat.
Gerakan-gerakan membanting pada judo memang sedikit mirip, dan untuk
gerakan ini tangan kedua tangan kita menahan kedua tangan/lengan lawan.

Dan saat kita memutar, angkat tubuh lawan untuk langsung


dibanting ke permukaan tanah dengan sekuat tenaga. Tangan kita masih
dalam keadaan memegang tangan kanan lawan ketika ia sudah terkapar.

9. Tomoe nage atau yang disebut dengan lemparan guling belakang. Pada
gerakan ini, kita harus mencengkeram bagian atas depan lawan. Rebahkan
tubuh kita sendiri ke permukaan tanah sambil menggiring lawan. Kaki
kanan kita angkat untuk menahan bagian perut lawan lalu dengan
kekuatan tangan serta kaki penuh, kita gulingkan lawan ke arah belakang.
10. Tai otoshi atau yang disebut dengan menjatuhkan tubuh. Pada gerakan ini,
fokus dan inti gerakan adalah dengan mengangkat langsung tubuh lawan
dengan mencengkeram bagian atas depan tubuhnya.

Bagian kaki kanan kita bisa menahan atau mengunci bagian kaki
kanan lawan, barulah kita melakukan bantingan secara langsung akan
tubuh lawan. Bantingan bisa dilakukan ke samping depan.

11. Seoi nage atau yang disebut dengan lemparan bahu. Karena namanya
adalah lemparan bahu, maka otomatis kita perlu membanting tubuh lawan
dengan cara melewati bahu kita sendiri.

Tangan kanan dapat kita gunakan untuk mencengkeram bagian atas


tubuh lawan dengan kuat dan tangan kiri kita cengkeram lengan lawan. Lalu
setelahnya, dengan kekuatan penuh kita dapat mengangkat tubuh lawan,
memutar tubuh kita sendiri dan kemudian membantingnya melewati bagian
bahu.
Teknik Kuncian

Dalam olahraga Judo, ada pula teknik dasar yang dinamakan teknik kuncian di
mana juga atlet bisa melakukan teknik ini dengan berbaring. Berikut adalah beberapa
macam teknik kuncian yang ada pada olahraga bela diri Judo:

1. Kata gatame atau yang disebut juga dengan kuncian bahu. Pada teknik kuncian bahu ini,
gerakan di mana posisi lawan sudah ada di tanah dan kedua tangan kita bisa kemudian
digunakan sebagai pengunci kedua bagian bahu lawan.

Posisi seperti memeluk bagian leher lawan, namun pastikan tangan kanan kita mengunci
bagian lengan kanan lawan ketika ingin mengunci bahu. Dengan demikian, tangan lawan
tak akan mampu memberikan perlawanan.

2. Kesa gatame atau yang disebut juga dengan kuncian pinggang. Pada teknik kuncian
pinggang ini, maka pastikan untuk kita bisa mengunci bagian atas tubuh lawan tepat di
bagian pinggang kita.

Posisi tersebut persis seperti memeluk bagian atas tubuh lawan terutama bagian kepala,
namun pastikan untuk ikut mengunci bagian tangan kiri lawan. Tujuannya adalah supaya
tidak ada perlawanan balik dari lawan.

3. Yoko shiho gatame atau yang disebut juga dengan kuncian empat sisi. Pada teknik
gerakan ini, kita perlu mengunci lawan dari empat sisi di mana tangan kiri kita harus
diposisikan untuk menahan lengan kiri lawan.

Sedangkan tangan kanan kita, harus ada di antara kedua kaki lawan. Tangan sebelah
kanan bisa kita gunakan untuk menahan bagian kaki kiri lawan agar tak dapat melakukan
perlawanan dengan mudah.

4. Kami shiho gatame atau yang disebut juga dengan kuncian empat sisi atas. Kuncian
empat sisi sebelumnya adalah gabungan kuncian atas dan bawah, namun ada pula
kuncian empat sisi atas sendiri. Caranya adalah dengan mencengkeram kuat-kuat pada
bagian ikat pinggang lawan dari bagian atas.

Ketika dalam kondisi berbaring, maka dari atas kita bisa mencengkeram bagian tersebut
dan sedikit menariknya. Namun supaya lawan tidak berkutik, maka kita perlu mengunci
bagian lengan dengan mencengkeram ikat pinggangnya dari dalam sehingga kedua
lengan lawan berada di luar.

5. Ude garami atau yang disebut juga dengan kuncian tangan. Pada teknik kuncian tangan,
kita hanya berfokus untuk membuat lawan tak bisa melakukan perlawanan hanya dengan
mengunci bagian tangannya saja.

Pada kondisi berbaring, kita bisa menangkap tangan kiri lawan dan mencengkeramnya
dengan kedua tangan kita. Tekuk lengan lawan ke atas dan bagian pergelangan tangannya
dapat kita kunci.

6. Okuri eri jime atau yang disebut juga dengan kuncian kalung. Pada teknik kuncian
kalung, tentu kita langsung tahu area mana yang harus dikunci. Ya, tepat di bagian leher
kita perlu untuk menguncinya dengan kedua tangan.

Namun saat melakukannya, bagian tangan kiri lawan harus ada di dalam sehingga tak
bisa untuk melakukan perlawanan terhadap kita. Proses penguncian dalam kuncian
kalung ini perlu dilakukan dari belakang bagian tubuh lawan.

7. Kataha jime atau yang disebut juga dengan kuncian belakang. Kuncian belakang ini mirip
seperti okuri eri jime, namun bukan leher yang menjadi sasaran, melainkan tangan kanan
kita mengunci leher, sedangkan tangan kiri kita mengunci bagian lengan kiri lawan.
Kuncian lengan kiri  lawan dapat dilakukan dengan mengalungkan tangan kita dan
mengangkat lengan lawan ke atas.
8. Ude hishigi juji gatame atau yang disebut juga dengan kuncian tangan silang. Kuncian
tangan silang adalah suatu cara mengunci kedua tangan lawan dari samping. Posisi kita
seperti menduduki lawan namun bokong kita berada di samping kepala lawan di mana
kaki kita menghimpit lengan kanannya.
Sedangan untuk tangan kiri lawan bisa kita cengkeram, tahan dan kunci menggunakan
kedua tangan kita. Dengan cara ini, otomatis lawan tidak bisa berkutik dan tak akan
mudah untuk melarikan diri juga.

Teknik Menyerang

Atemi waza adalah istilah untuk teknik penyerangan dalam olahraga bela diri
Judo dan pada teknik ini, atlet dapat melakukannya dengan pukulan atau juga tendangan.
Bahkan sah-sah saja untuk melakukan penyerangan menggunakan senjata tajam berupa
pedang atau pisau.

Kedua senjata tersebut juga cukup sering digunakan dalam latihan Judo, namun
biasanya yang menggunakan senjata adalah para judoka yang sudah ada pada tingkat
tinggi levelnya. Meski boleh latihan menggunakan senjata tajam, namun pada praktik
pertandingan resmi, penggunaan senjata adalah hal yang terlarang dan sama sekali tak
diperbolehkan.

Setelah 4 tahun merdeka, terbentuk sebuah perkumpulan Judo pertama di


Indonesia bernama Jigoro Kano Kwai yang namanya diambil langsung dari founder judo.
6 tahun berselang, organisasi PJSI yang merupakan singkatan persatuan judo seluruh
Indonesia dibentuk dan menjadi induk organisasi terbesar judo di Indonesia. Pejudo di
Indonesia sering memenangkan medali emas di SEA games

c. Otot – otot besar yang terkait pada olahraga judo


1. Otot dasar panggul,
2. Transversus abdominis,
3. Multifidus,
4. Obliques internal dan eksternal,
5. Rektus abdominis,
6. Erector spinae (sacrospinalis) terutama longissimus thoracis,
7. Diafragma.

Anda mungkin juga menyukai