Anda di halaman 1dari 18

1.

Jujitsu

Jujutsu (bahasa Jepang: 柔術, jūjutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah
nama dari beberapa macam aliran beladiri dari Jepang. Tidaklah betul jika dikatakan bahwa Ju-
Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja.

Jujutsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan
memanfaatkan "Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, di mana serangan dari
lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara "menipu" lawan agar daya
serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu
ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido
dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.

Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua
"gaya", yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam "gaya" Jujutsu ini adalah
hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri
pada zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi
pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang
diciptakan pada zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada
pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan
yang diciptakan pada zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada
beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).

Teknik-teknik Jujutsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah
dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza
(menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-
teknik tersebut di atas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai
(prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin
menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).

Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh
Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo
Yoshin-ryu yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang
didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho
pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.

Tehnik-tehnik pembelaan diri dalam Ju-jitsu


Ju-jitsu mempunyai 4 teknik pembelaan diri :
1. Tehnik Lemparan/Bantingan = Nage-Waza
2. Tehnik Kuncian = Kansetsu-Waza (Katame-wasa)
3. Tehnik Kaki/Tendangan = Ashi-Waza
4. Tehnik Tangan/Pukulan = Te – Waza

Tehnik Nage-Waza dibagi 2 bagian menurut sikap dan cara melakukannya yaitu :
1. Tachi – Waza = Tehnik bantingan dalam sikap berdiri
2. Sutemi – Waza = Tehnik bantingan dalam sikap berbaring

Tehnik Kansetsu-Waza (Katame-waza) di bagi 3 bagian :


1. 1. Osae – Waza = Tehnik kuncian (menekan) setelah lawan dalam sikap terjatuh
(terlentang)
2. Shime – Waza = Tehnik kuncian badan atau leher lawan dengan mempergunakan tangan
atau kaki
3. Ude – Gatame = Tehnik kuncian dengan siku sipenyerang dalam keadaan lurus
Untuk mempelajari Ju-jitsu harus memperhatikan Dasar-dasar dan Inti yang terkandung dalam
Ju-jitsu,sehingga seorang Ju-jitsu dapat menggunakan beladiri Ju-jitsu dengan sempurna dan
baik. Adapun dasar – dasar Ju-jitsu tersebut adalah :
1. memanfaatkan tenaga lawan dengan sebaik-baiknya.
2. Memperhatikan daerah lemah lawan.
3. Memecahkan timbang badan lawan.
4. Mengalihkan konsentrasi lawan.
5. mengadakan serangan yang menentukan.

Inti Ju-jitsu
Ju-jitsu adalah koordinasi dari :
1. Konsentrasi.
2. Pernapasan.
3. Ketenangan.
4. Kecepatan.
5. Gerakan.

2. Judo

Judo (bahasa Jepang: 柔道) adalah seni bela diri, olahraga, dan filosofi yang berakar dari Jepang.
Judo dikembangkan dari seni bela diri kuno Jepang yang disebut Jujutsu. Jujutsu yang
merupakan seni bertahan dan menyerang menggunakan tangan kosong maupun senjata pendek,
dikembangkan menjadi Judo oleh Kano Jigoro (嘉納治五郎) pada 1882. Olahraga ini menjadi
model dari seni bela diri Jepang, gendai budo, dikembangkan dari sekolah (koryu) tua. Pemain
judo disebut judoka atau pejudo. Perbedaan antara judo dan jujutsu adalah latihan jujutsu
dipusatkan pada cara-cara tertentu dan formal, sedangkan judo menekankan pada latihan bebas
teknik tertentu dalam perkelahian bebas.

Peraturan pertandinganJudo :

Pertandingan judo diadakan antara perorangan dan juga beregu. Beberapa kompetisi membagi
pertandingan menjadi 8 kategori, berdasarkan berat tubuh. Kompetisi lain membagi pertandingan
berdasarkan tingkatan dan, umur, dan lain-lain. Ada juga yang tidak mengenal pembagian
apapun.
Satu pertandingan judo berlangsung selama 3-20 menit. Pemenang ditentukan dengan jalan
judoka pertama yang meraih satu angka, baik dengan bantingan maupun kuncian. Jika setelah
waktu yang ditentukan tidak ada pemain yang memperoleh satu angka, pemain dengan nilai lebih
tinggi menang atau pertandingan berakhir seri.

Sistem penilaianjudo :

Satu angka (ippon) dapat diperoleh dengan jalan:

 Bantingan (nage waza): Jika judoka dapat mengungguli teknik lawan dengan membantingnya
dengan tenaga dan kecepatan dengan punggung membentur lantai terlebih dahulu.
 Kuncian (katame waza): Jika judoka berhasil mengunci lawan sehingga ia mengucapkan kata
"Aku menyerah!" (maitta), atau menepuk lantai dua kali dengan tangan atau kaki, pingsan, atau
jika kuncian tersebut berlangsung paling sedikit 30 detik (osae waza) dan diumumkan bahwa
pertandingan berakhir (osae komi)
Setengah angka (waza ari) dapat diperoleh dengan cara:

 Bantingan: Jika teknik judoka cukup bagus namun tidak sampai layak untuk menerima angka
penuh.
 Kuncian: Jika judoka berhasil mengunci lawannya selama paling tidak 25 detik.
Dua waza ari berarti satu angka, namun setengah angka saja tidak cukup untuk menentukan
seorang pemenang, maka oleh para perancang pertandingan dibuatlah sistem angka tambahan.
Tambahan (yuko dan koka) yang tidak peduli berapapun tidak akan mengungguli satu
'Setengah-angka', namun dapat menjadi penentu jika masing masing judoka memperoleh nilai
yang sama (1W1Y0K - 1 Waza dan 1 Yuko menang melawan 1W0Y9K - 1 Waza dan 9 Koka).
Angka tambahan ini diperoleh jika teknik yang diperagakan tidak cukup bagus untuk
memperoleh nilai setengah (yuko) atau tidak cukup bagus untuk memperoleh yuko (koka). Tidak
jarang suatu pertandingan ditentukan dengan banyaknya yuko dan koka yang diperoleh (karena
satu angka otomatis menang dan dua setengah-angka juga otomatis menang)
Jika jumlah nilai yang diperoleh kedua judoka sama, maka kadang-kadang suatu pertandingan
menggunakan sistem pemungutan suara antara kedua hakim sudut dan juri (dengan total tiga
suara).

3. Karate

Karate ( 空 手 道 ) adalah seni bela diriyang berasal dari Jepang. Seni bela diri ini sedikit
dipengaruhi oleh Seni bela dirikenpō. Karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa dan mulai
berkembang di Ryukyu Islands. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti
“Tangan China”. Ketika karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang
tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan
China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh
masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan
berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya
“tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).

Tingkatan / posisi dalam Karate


Tingkat/posisi dalam karate itu di bedakan lewat kemampuan dalam menghafal atau melakukan
gerak yang maximal dalam jurus tersebut. Maksudnya tingkatan dibedakan oleh sabuk. Untuk
mendapatkan tingkatan/posisi tersebut, kita di haruskan mengikutkan sesi ujian sabuk. Yang
berlangsung setiap 4 bulan sekali. Untuk tingkat ini terbagi menjadi menjadi:

1. Sabuk putih
2. Sabuk kuning
3. Sabuk Orange
4. Sabuk hijau
5. Sabuk biru
6. Sabuk coklat
7. Sabuk hitam

4 Aliran besarkarate
Shotokan

Aliran ini berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan.
Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras.
Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu
pukulan dan tangkisan dengan lawan.

Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut.
Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa
menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau
pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima
pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta
senang melakukan pertarungan jarak rapat.

Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain kata terbukti dari banyaknya kata yang
diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 kata

Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa
bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu
Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan.
Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian
persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu.

Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama :Kihon (teknik dasar), Kata (jurus) dan Kumite
(pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat
(bo) dan ruyung (nunchaku).

Kihon

Kihon (基本) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon
dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabukputih) dan bantingan
(sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh
kihon dengan baik.

Kata

Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan
latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung.
Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.Dalam Kata ada yang
dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar
Kata.

Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh
Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan namaNaihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai
akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

Kumite

Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-
murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite
pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite)
praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite).

Peralatan dalam pertandingan karate


Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate

1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan


2. Pelindung tangan
3. Pelindung tulang kering
4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
o Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
o Pelindung tubuh untuk kontestan putri
o Pelindung selangkangan untuk kontestan putra
6. Peluit untuk arbitrator/alat tulis
7. Seragam wasit/juri
o Baju putih
o Celana abu-abu
o Dasi merah
o Sepatu karet hitam tanpa sol
8. Papan nilai/n scoring board
9. Administrasi pertandingan
10. bendera merah & biru untuk juri
11. Peluit untuk wasit

4. Kendo
Kendo ( 剣 道 kendō) adalah seni bela diri modern dari Jepang yang menggunakan pedang.
Kendo berasal dari kata "ken (剣)" yang artinya "pedang", dan "dō (道)" yang artinya "jalan".
Jadi arti kendo secara keseluruhan adalah suatu jalan/ proses disiplin diri yang membentuk suatu
pribadi samurai yang pemberani dan loyal. Kendo menggabungkan unsur-unsur bela
diri, seni dan olahraga.
Dalam latihan, Kendo menggunakan peralatan seperti:
1. Pedang dari bambu (Shinai)

2. Seragam: Kendo gi dan hakama

3. Bogu, yang terdiri dari:


a. Men (pelindung kepala)
b. Do (pelindung badan)
c. Kote (pelindung tangan)
d. Tare (pelindung paha dan kemaluan)

Sejarah Kendo
Kendo telah dimulai ketika kaum Samurai generasi terakhir berakhir pada masa Tokugawa.
Kemudian terjadilah Restorasi Meiji hingga masa Perang Dunia. Setelah itu, berlakulah larangan
untuk membawa senjata pedang di seluruh Jepang. Akibatnya, terjadilah krisis identitas karena
pedang sudah menjadi ikon tradisi yang selama ini melekat pada masyarakat Jepang.

Lalu, untuk melestarikan kebudayaan mereka, akhirnya dihidupkan kembali tradisi ilmu pedang
yang mereka miliki. Agar mudah diterima dan dapat dipelajari oleh semua orang, maka
terciptalah Kendo.

Teknik Kendo
1. Sasaran
Ada 4 jenis serangan dalam kendo, yaitu:
1. Men
Tebasan kepala. Sasaran tebasannya adalah dari ujung dahi sampai dagu.
2. Kote
Tebasan tangan. Jika lawan menggunakan chudan-no-kamae, maka sasaran adalah
tangan kanan, tetapi jika lawan menggunakan jodan-no-kamae, sasarannya adalah tangan
kiri. Jika lawan menggunakan dua pedang (nito-ryu), maka kedua lengan dapat dijadikan
sasaran.
3. Do
Tebasan badan. Sasarannya adalah sisi kiri atau kanan perut.
4. Tsuki
Tusukan. Sasarannya hanyalah leher.
Untuk teknik tsuki, sangat diperlukan keahlian tinggi dan pengaturan sasaran
tusukan yang tepat, oleh karena itu jurus ini hanya boleh digunakanoleh anggota senior,
dan tidak disarankan untuk digunakan pada saat pertandingan, kecuali telah disetujui oleh
pelatih (sensei).

2. Teknik Latihan Kendo


Berikut ini adalah beberapa teknik latihan kendo:

1. Ashi-sabaki (teknik melangkah)


a) Ayumi-ashi (melangkah ke depan dengan menyeretkan kaki secara bergantian)
b) Haraki-ashi (melangkah ke kiri atau ke kanan dengan menyeretkan kaki sebesar
45 derajat)
c) Okuri-ashi (melangkah ke depan dengan menyeretkan kaki; kaki kanan selalu
berada di depan kaki kiri. Langkah ini adalah langkah yang paling banyak
digunakan dalam latihan kendo)

2. Kihon (teknik dasar)


a) Seme (bergerak maju mendekati lawan, mengambil posisi untuk melakukan
tebasan kecil)
b) Suburi (latihan tebasan berulang-ulang, seperti joge buri, sho-men, kote, dan do)
c) Joge buri (tebasan besar, dimulai dari punggung sampai ke arah lantai)
d) Sa-yu men (pukulan men yang diarahkan ke kanan dan ke kiri, sasarannya
adalah pelipis kepala)
e) Shomen (tebasan kepala)
f) Nikkado men (tebasan kepala dua kali berturut-turut)
g) Haya suburi (tebasan cepat yang dilakukan sambil melompat)
h) Kiri kaeshi (tebasan kepala berulang-ulang ke kanan dan kiri ke arah pelipis
lawan, yang dimulai dari gerakan men biasa satu kali, kemudian sa-yu-men ke
depan sebanyak empat kali, dilanjutkan sa-yu-men ke belakang sebanyak lima
kali, diakhiri dengan menbiasa satu kali)

3. Waza (teknik lanjutan)


a) Taiatari (teknik mendekati dan mendorong tubuh lawan)
b) Tsuba zeriai (teknik menghambat gerakan shinai lawan dengan
menggunakan tsuba pada shinai)
c) De-bana (teknik menyerang pada saat lawan hendak memulai serangan)
d) Harai (teknik menggeser shinai lawan ke kiri atau ke kanan untuk membuka
pertahanan lawan, kemudian dilanjutkan dengan tebasan)
e) Hiki (teknik melangkah ke belakang (setelah berbenturan badan atau taiatari)
f) Kaeshi (menangkis kemudian membalikkan serangan)
g) Nuki (teknik menghindari serangan dengan melangkah ke belakang atau ke sisi
lawan, kemudian melakukan serangan balik ke lawan)
h) Suriage (teknik menangkis serangan dengan gerakan seperti membentuk huruf "J",
kemudian dilanjutkan dengan serangan balik ke lawan)

4. Keiko (latihan)
a) Uchikomi-geiko (latihan serangan kombinasi, dimulai dengan men, dilanjutkan
dengan men, taiatari-hiki-men, taiatari-hiki-do, kemudian men)
b) Kakari-geiko (latihan serangan bebas, dilakukan oleh shidachi, motodachi hanya
mengangkis atau menghindari serangan saja)
c) Jigeiko (latihan tanding secara bebas)
d) Shiai-geiko (latihan kompetisi/pertandingan)
Latihan kendo (keiko) terdiri dari berbagai macam tujuan untuk mengembangkan diri.
Seperti halnya bela diri lain, kendo memerlukan disiplin tinggi dan dedikasi penuh untuk latihan,
seperti etika (religi), postur tubuh dan teknik melangkah, dan cara mengayun pedang yang benar.

Sekilas memang kendo mirip dengan anggar karena memakai pelindung kepala tapi perbedaan
terletak pada jenis pedangnya. Pedang yang digunakan di Kendo bukanlah pedang asli,
tetapi shinai yang terbuat dari bambu. Shinai ini sedikit istimewa karena terbuat dari empat
belahan bambu yang disatukan dengan satu ikatan. Ada pula jurus yang menggunakan dua
pedang shinai, satu panjang dan satu pendek,

Menurut Viany Cin Hiong, seorang Kendoka sekaligus pengelola Kabutowari Kendo
Club mengatakan perbedaan antara Kenjutsu dan Kendo ialah, Kendo hanya menyerang pada
bagian tubuh yang dilindungi oleh baju pelindung tradisional (Bogu). Selain memakai kostum
beladiri khas Jepang (Hakama), setiap kendoka wajib memakai Bogu.

Bagian yang dilindungi adalah dada dan perut (Do), tangan (Kote), dan kepala (Men)
termasuk Tsuki atau tusukan yang hanya diperbolehkan pada leher. Selain itu, bagian pinggang
dan paha dilindungi oleh Tare. Sementara Kenjutsu ditujukan untuk menyerang seluruh bagian
tubuh dan mengarah pada titik yang mematikan. Jadi Kendo itu murni untuk olahraga, sementara
Kenjutsu adalah ilmu perang dengan teknik pedang.
Seseorang yang berlatih Kendo secara bertahap akan belajar mulai dari cara memegang pedang
yang benar hingga tehnik serangan dan bertahan, variasi gerakan kombinasi serangan
dan counter attack.

Sebagai suatu olahraga, Kendo juga terdapat unsur kompetisi dengan lawan (Shim). Setiap
gerakan yang tepat mengenai sasaran lawan, berhak mendapatkan nilai atau ippon. Kemudian,
ketika melakukan serangan, harus disertai dengan teriakan (Kiai) kepada sasaran yang dituju
untuk mengekspresikan semangat mereka. Dilanjutkan dengan bunyi hentakan kaki depan pada
lantai (Zanshin). Poin akan diberikan bila seluruh elemen pedang, kiai dan tubuh menyatu dalam
satu gerakan utuh dan sempurna.
Meskipun termasuk olahraga keras, namun Kendo tetap mengutamakan unsur safety. Karena
memakai Bogu, cedera parah seperti pada olahraga keras lainnya dapat dihindari. Pukulan
dengan shinai pun dilakukan dengan tehnik snap, bukan memotong atau mengiris.

5. Shorinji Kempo
Shorinji Kempo (少林寺拳法) adalah salah satu dari seni bela diri yang berasal dari Jepang.
Di Indonesia biasa disebut dengan Kempo saja. Shorinji Kempo diciptakan oleh Doshin So (宗
道臣) pada tahun 1947 sebagai sistem pelatihan dan pengembangan diri (行: gyo atau disiplin
dalam bahasa jepang).Kata Shorinji Kempo sendiri berasal dari kata sho = hutan, rin = bambu, ji
= kuil, ken = aturan dan kempo bermakna "jalan hidup".

Metode latihannya berdasarkan pada filosofi "jiwa dan tubuh adalah sebuah kesatuan yang tak

terpisahkan"(心身一如: shinshin ichinyo) dan "melatih tubuh dan jiwa" (拳禅一如: kenzen

ichinyo). Dengan cara tersebut Shorinji Kempo mempunyai tiga manfaat yaitu: "pelatihan dan

pertahanan diri"(護身錬鍛: goshin rentan), "pelatihan mental" (精神修養: seishin shuyo) dan

"meningkatkan kesehatan"(健康増進: kenko zoshin).

6. Kyudo
Kyudo merupakan salah satu bentuk seni bela diri tertua di Jepang.

Selama dan setelah perang saudara Jepang terjadi, terdapat teknik busur yang dikembangkan dan
bernama hi, kan, chu (terbang, menusuk, pusat). Sekolah Kyudo ini masih ada sampai sekarang,
dan masih bervariasi pula dalam gaya mengajar serta tujuannya. Sekolah ini juga memiliki
sistem ranking dan kelas identifikasi keterampilan pemanah secara individual. Tapi Kyudo tidak
hanya dipelajari sebagai seni bela diri, bahkan sekarang sudah dipakai dalam praktek seremonial
dan kompetisi.

Ketika seseorang bergabung dalam keanggotaan Kyudo, orang baru tidakakan langsung diajari
memanah, pada bulan-bulan pertama, hanya akan diajarkan tata cara untuk masuk kedalam ruang
latihan (dojo) dan bagaimana caranya menggunakan peralatan-peralatan Kyudo. Selain itu akan
dilatih pose yang sempurna untuk dapat menembak panah dan juga untuk memperkuat otot-otot.

Alat-alat yang di gunakan dalam beladiri Kyudo :

1. Kyudo-gi [弓道着] : pakaian bagian atas yang berwarna putih.


2. Hakama [袴] : pakaian bagian bawah yang berwarna hitam.
3. Muneate[胸当て] : pelindung dada khusus untuk wanita.
4. Tabi[足袋] : kaos kaki khusus berbahan kain keras
5. Kake [かけ] : sarung tangan.
6. Tsuru [弦] : senar busur panah.
7. Yumi[弓] :panah Jepang.
8. Ya[矢] : anak panah.

7. Aikido
Aikido (合気道 ) adalah seni beladiri yang mempunyai akar pertumbuhan dan budaya dari
Jepang. Aikido merupakan manifestasi dari modernisasi pemikiran Jepang dengan selimut
budaya Jepang tradisional. Hal ini membuat seni beladiri yang dikembangkan olehMorihei
Ueshiba sekitar tahun 1800-an( 植芝盛平 Ueshiba Morihei) menjadi sangat diminati berbagai
kalangan pada abad modern ini sebagai sebuah gaya hidup. Akar ilmu bela diri aikido terutama
berasal dari sebuah tradisi bela diri kuno yang turun temurun hanya dimiliki oleh sebuah
keluarga istana, yaitu "Daito Ryu Aiki-Jujutsu (atau ju-jutsu)".

Aikido berbeda dengan beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan pada latihan kekuatan
fisik dan kecepatan, Aikido lebih mendasarkan latihannya pada penguasaan diri dan
kesempurnaan teknik. Teknik-teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan berupa teknik
elakan, kuncian, lemparan yang tampak sama dengan bantingan. Di banyak perguruan aikido,
teknik-teknik pukulan maupun tendangan dalam praktiknya jarang digunakan atau malah
dihilangkan. Sebenarnya teknik pukulan dan tendangan di dalam aikido tidak dikenal sedemikian
sempitnya, sehingga terdapat istilah "atemi", sebagai suatu cara untuk menggunakan segala
kemungkinan seluas-luasnya dalam mendaya gunakan tubuh untuk memukul-menendang dan
setaranya (termasuk menggunakan dahi, siku, lutut dan lainnya). Walaupun demikian, dengan
berbagai alasan teknik atemi ini cenderung ditinggalkan atau dihilangkan oleh banyak perguruan
aikido.Keunikan aikido adalah geraknya yang hampir tidak pernah mundur dalam mengatasi
berbagai jenis serangan. Gerakannya cenderung melingkar dibandingkan lurus-lurus.

8. Baseball

Baseball diperkirakan datang ke Jepang pada tahun 1870 — sekitar tahun itulah. Seorang profesor
Amerika bernama Horace Wilson yang memperkenalkannya ke para mahasiswa di Kaisei Gakko
(sekarang Tokyo Imperial University). Sebelum profesor yang telah banyak membantu pemerintah
Jepang melakukan modernisasi di bidang pendidikan itu memperkenalkan baseball, di Jepang kala
itu tak banyak olahraga yang sifatnya tim. Kebanyakan bersifat individualistis seperti sumo, kendo,
dan kyudo.

Walaupun demikian, Profesor Wilson tak bisa dijadikan acuan mengapa baseball begitu populer di
Jepang. Begitu pun dengan Albert Bates, seorang dosen Amerika di Kaitaku University, yang sudah
mengorganisasikan pertandingan pertama baseball yang profesional. Justru yang
membuatbaseball terkenal ialah Hiroshi Hiraoka, seorang teknisi kereta api yang pernah belajar ke
Amerika. Ia merupakan fan dari Boston Red Sox. Orang inilah yang pertama kali membentuk
timbaseball bernama Shinbashi Athletic Club Athletics. Itu terjadi di tahun 1878, dan mungkin
semenjak itulah, baseball tumbuh subur di Jepang. Plus sejak Shinbashi itu muncul, banyak
bermunculan tim-tim baseball lainnya.

Memasuki era 1900-an, banyak tim universitas mulai dibentuk. Persaingan semakin kompetitif,
karena banyak universitas yang mengirimkan mahasiswanya ke Amerika untuk
mempelajaribaseball lebih lanjut. Adalah Waseda University yang pertama kali melakukannya. Tim
inilah yang pada era itu begitu mendominasi dunia baseball Jepang. Saingan terberat mereka
hanyalah Keio University. Persaingan antara keduanya membuat baseball makin dicintai. Buntut
lainnya,baseball Jepang makin disegani. Bahkan tim baseball profesional Amerika seperti Chicago
White Sox sampai datang pada tahun 1913. Dan karena terus menanjak popularitas baseball di
kalangan mahasiswa, dibentuklah liga baseball antar universitas. Peserta-peserta yang tampil itu
seperti

 Waseda University (1197-703-83)


 Keio University (1110-797-87)
 Meiji University (1139-780-97)
 Hosei University (1113-795-109)
 University of Tokyo (244-1520-55)
 Rikkyo University (851-1058-91)

Bicara soal profesional, sebetulnya tim baseball profesional pertama Jepang bukanlah Shinbashi,
Waseda, atau Keio. Bukan itu. Tim baseball profesional pertama itu adalah Tokyo Giants.
Kesamaan nama dengan tim baseball, New York Giants itu semata karena penghargaan spesial
kepada Lefty O’Doul, bapak baseball Jepang, yang sukses membujuk bintang-
bintang baseballAmerika untuk ikut bermain bersama Tokyo Giants. Semenjak itu juga, Tokyo
Giants menjadi tim disegani karena kedalaman skuadnya. Pula itu membuat baseball semakin
dicintai. Pada era itu, muncul anggapan ‘Jika kamu menjalankan bisnis media, hasilkanlah berita, lalu
kamu bisa mempromosikan tim baseball-mu, menghasilkan banyak uang dan mendapatkan pemain-
pemain yang lebih layak’.

Baseball hanya sempat meredup pada saat perang dunia kedua. Namun hanya sementara. Karena
setelah itu, baseball kembali meraih popularitasnya lagi. Apalagi lewat baseball, Amerika Serikat
bisa menjembatani lagi hubungan mereka dengan Jepang.

Saking populernya baseball di Jepang, olahraga ini pernah tercatat memberikan keuntungan sebesar
$1.5 milyar dalam setahun, yang datang dari penjualan tiket. Perputaran uang di olahraga ini begitu
tinggi. Karena selain dari penjualan tiket, juga berasal hak siar televisi, merchandise, sponsor, dan
distribusi internet. Bahkan gaji pemain profesional Jepang adalah sekitar $500,000, yang hanya beda
$3 di Amerika.
Koushien

Tak hanya di tingkat universitas, baseball juga digilai di kalangan pelajar SMA. Pernah
dengarKoushien? Itu merupakan turnamen baseball antar SMA yang paling bergengsi. Koushien
juga merupakan mimpi tiap pemain baseball SMA di Jepang sana. Koushien sungguh keramat dan
merupakan sebuah harta karun yang berharga. Tiap tim akan menghalalkan segala cara demi bisa
memenangi Koushien.

9. Sumo

Sumo (相撲 sumō) adalah olahraga saling dorong antara dua orang pesumo yang berbadan
gemuk sampai salah seorang didorong keluar dari lingkaran atau terjatuh dengan bagian badan
selain telapak kaki menyentuh tanah di bagian dalam lingkaran. Pesumo (rikishi) perlu berbadan
besar dan gemuk karena semakin tambun seorang pegulat sumo semakin besar pula
kemungkinannya untuk menang.

Sumo adalah olahraga asli Jepang dan sudah dipertandingkan sejak berabad-abad yang lalu. Di
beberapa negara tetangga Jepang seperti Mongolia dan Korea juga terdapat olahraga gulat
tradisional yang mirip-mirip dengan sumo.

Sumo memiliki berbagai upacara dan tradisi unik seperti menyebarkan garam sepanjang
pertandingan untuk mengusir bala.

Pemenang pertandingan ditentukan berdasarkan dua peraturan sederhana:

1. Pegulat yang lebih dulu menyentuh tanah dengan bagian badan selain telapak kaki adalah
pegulat yang kalah.
2. Pegulat yang lebih dulu menginjak tanah di luar lingkaran adalah pegulat yang kalah.

Pada kesempatan yang jarang terjadi, pegulat yang kebetulan menyentuh tanah lebih dulu ada
kemungkinkan dimenangkan oleh wasit dengan syarat kedua pegulat menyentuh tanah pada
sekitar saat yang bersamaan dan pegulat yang baru menyentuh tanah kemudian dianggap tidak
ada harapan untuk memenangkan pertandingan dari pegulat lawan yang lebih kuat. Pegulat yang
kalah dalam kesempatan ini disebut shinitai (orang mati).

Selain itu, ada beberapa peraturan lagi yang bisa dipakai untuk menentukan pemenang. Pegulat
yang menggunakan teknik yang tidak sah (kinjite) secara otomatis dinyatakan kalah. Pegulat
dengan mawashi (sabuk yang juga berfungsi sebagai celana) yang lepas sewaktu bertanding juga
dinyatakan kalah. Pegulat yang tidak muncul sewaktu tiba gilirannya untuk bertanding juga
dinyatakan kalah secara fusenpai. Setelah salah seorang pegulat dinyatakan sebagai pemenang,
juri (gyoji) yang berada di luar ring mengumumkan kimarite (teknik yang digunakan oleh
pegulat yang menang).

Pertandingan sumo berlangsung di atas ring bernama dohyō (土俵) yang dibuat dari campuran
tanah liat yang dikeraskan dengan pasir yang disebarkan di atasnya. Dohyō dibongkar setelah
pertandingan selesai dan dohyō yang baru harus selalu dibangun untuk setiap turnamen.
Pembangunan dohyō untuk keperluan turnamen atau latihan menjadi tanggung jawab
penyelenggara (yobidashi).

Lingkaran tempat pertandingan berlangsung mempunyai diameter 4,55 meter dan dikelilingi oleh
karung beras yang disebut tawara (俵). Ukuran karung beras sekitar 1/3 ukuran karung beras
standar yang sebagian dipendam di dalam tanah liat yang membentuk gundukan dohyō. Sedikit
di luar lingkaran diletakkan empat buah tawara yang pada zaman dulu dimaksudkan untuk
menyerap air hujan sewaktu turnamen sumo masih diselenggarakan di tempat terbuka.

Di tengah-tengah lingkaran terdapat dua garis putih yang disebut shikiri-sen (仕切り線). Kedua
pegulat (rikishi) yang bertarung harus berada di belakang garis shikiri-sen sebelum pertandingan
dimulai.

Bagian luar sekeliling lingkaran disebut janome yang dilapisi pasir halus untuk membentuk
permukaan yang mulus. Pegulat yang terdorong ke luar lingkaran atau terjatuh pasti
menimbulkan tanda pada permukaan janome akibat terkena injakan kaki atau anggota tubuh
yang lain. Yobidashi harus memastikan permukaan janome berada dalam keadaan mulus sebelum
pertandingan yang lain dimulai.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Karate

https://id.wikipedia.org/wiki/Kendo

https://yokosojepang.com/2015/12/13/kyudo-olahraga-panahan-dari-jepang/

https://id.wikipedia.org/wiki/Shorinji_Kempo

http://j-cul.com/seni-bela-diri-jepang-kyudo/

https://id.wikipedia.org/wiki/Judo

https://id.wikipedia.org/wiki/Jujutsu

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumo
OLAHRAGA POPULER DAN TRADISIONAL JEPANG

(NIHON JIJO)

Kelompok 04 :

1) Michella Narayani Taneira (1501705037)


2) Muhhamad Dio Fitriadi (1601581005)
3) I Gede Putu Bayu Dea Pramana (1601581011)
4) I Nyoman Dharmayasa (1601581017)
5) Rima Devi Hazhar (1601581023)
6) A.A Putri Dwintya Purnamasari (1601581029)
7) Ni Nyoman Wahyu Wulandari (1601581035)
8) Kadek Deco Widi Permana (1601581041)
9) I Made Pande Krisna Dana (1601581048)

SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Anda mungkin juga menyukai