Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Judo (bahasa Jepang: 柔 道 ) adalah seni bela diri, olahraga, dan filosofi
yang berakar dari Jepang. Judo dikembangkan dari seni bela diri kuno Jepang
yang disebut Jujutsu.Jujutsu yang merupakan seni bertahan dan menyerang
menggunakan tangan kosong maupun senjata pendek, dikembangkan menjadi
Judo oleh Kano Jigoro (嘉納治五郎) pada 1882.Olahraga ini menjadi model dari
seni bela diri Jepang, gendai budo, dikembangkan dari sekolah (koryu)
tua.Pemain judo disebut judoka atau pejudo.Judo sekarang merupakan sebuah
cabang bela diri yang populer, bahkan telah menjadi cabang olahraga resmi.

B. Rumusan Masalah
Agarmakalah ini dapat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka
perlu adanya suatu perumusan masalah yang jelas dan terarah. Penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Olahraga Judo?
2. Sistem Energi Apa Saja Yang Digunakan Pada Olahraga Judo?

C. Tujuan
Tujuandari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Pengertian Olahraga Judo Dan Asal Usulnya.
2. Mengetahui Sistem Energi Yang Digunakan Pada Olahraga Judo.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Judo Dan Perkembangannya


1. Sebelum Judo
Pegulat Sumo zaman dahulu kala menjatuhkan lawannya tanpa
senjata.Hal ini menginspirasikan teknik-teknik bela diri jujutsu.Sumo pada
awalnya hanya dinikmati kaum aristokrat sebagai ritual atau upacara
keagamaan pada zaman Heian (abad ke-8 hingga abad ke-12).

Pada perkembangannya, Jepang memasuki masa-masa perang di mana


kaum aristokrat digeser kedudukannya oleh kaum militer.Demikian pula
olahraga yang sebelumnya hanya dijadikan hiburan, oleh kaum militer
dijadikan untuk latihan para tentara. Pada masa inilah teknik jujutsu
dikembangkan di medan pertempuran. Para prajurit bertempur tanpa senjata
atau dengan senjata pendek. Teknik menjatuhkan lawan atau melumpuhkan
lawan inilah yang dikenal dengan nama jujutsu.

Pada zaman Edo (abad ke-17 hingga abad ke-19) di mana keadaan
Jepang relatif aman, jujutsu dikembangkan menjadi seni bela diri untuk
melatih tubuh bagi masyarakat kelas ksatria. Gaya-gaya jujutsu yang
berbeda-beda mulai muncul, antara lain Takenouchi, Susumihozan, Araki,
Sekiguchi, Kito, dan Tenjinshin'yo.

2. Awal mula Judo


Jigoro Kano menambahkan gayanya sendiri pada banyak cabang jujutsu
yang ia pelajari pada masa itu (termasuk Tenjinshiyo dan Kito). Pada tahun
1882 ia mendirikan sebuah Dojo di Tokyo yang ia sebut Kodokan Judo.
Dojo pertama ini didirikan di kuil Eisho ji, dengan jumlah murid sembilan
orang.

2
Tujuan utama jujutsu adalah penguasaan teknik menyerang dan
bertahan.Kano mengadaptasi tujuan ini, tapi lebih mengutamakan sistem
pengajaran dan pembelajaran.Ia mengembangkan tiga target spesifik untuk
judo: latihan fisik, pengembangan mental / roh, dan kompetisi di
pertandingan-pertandingan.

3. Perbedaan Judo dan Jujutsu


Terjemahan harafiah dari kata 'judo' adalah 'cara yang halus'.'Cara' atau
'jalan' yang dimaksud disini memiliki arti konotasi secara etika dan filosofis.
Kano mengungkapkan konsep filosofinya dengan dua frase, "Seiryoku
Zen'yo" (penggunaan energi secara efisien) dan "Jita Kyoei" (keuntungan
bagi diri sendiri dan orang lain).

Meskipun disebut halus, namun sebenarnya judo merupakan kombinasi


dari teknik-teknik keras dan lembut, maka dari itu judo dapat pula diartikan
sebagai 'cara yang lentur'.Jujutsu, pada sisi yang lain, memiliki terjemahan
harafiah 'kemampuan yang halus'.Latihan jujutsu dipusatkan pada cara-cara
(kata) tertentu dan formal, sedangkan judo menekankan pada latihan bebas
teknik tertentu dalam perkelahian bebas (randori).Hal ini membuat pelatihan
judo berjalan lebih dinamis.

Para kontestan jujutsu menggunakan seragam yang relatif berat


(hakama).Para praktisi awal judo menggunakan semacam celana pendek,
namun tidak lama kemudian mereka lebih memilih menggunakan busana
Barat yang dinilai lebih memiliki keunggulan fungsi dan mengijinkan
pergerakan yang lebih bebas.Seragam modern judo (judogi) dikembangkan
pada tahun 1907.Teknik-teknik jujutsu, selain teknik dasar seperti melempar
dan menahan, menggunakan pukulan, tendangan, bahkan menggunakan
senjata pendek. Pada sisi lain, judo menghindari tendangan dan pukulan-
pukulan yang berbahaya, dan lebih dipusatkan pada teknik membanting yang
terorganisir dan teknik bertahan.

3
Penggunaan akhiran -do dan –jutsuBanyak cabang beladiri Jepang yang
mempunyai awalan yang sama namun memiliki dua akhiran '-do' dan '-
jutsu'.Bujutsu dan Budo serta Kenjutsu dan Kendo adalah beberapa
contohnya. Perbedaan dasar dari kedua akhiran ini adalah '-do' berarti 'jalan'
dan '-jutsu' yang artinya 'jurus' atau 'ilmu'. Selain itu dalam bela diri
berakhiran '-do' biasanya lebih banyak peraturan yang tidak memungkinkan
seseorang untuk terluka akibat serangan yang fatal, namun tidak demikian
halnya dengan bela diri yang berakhiran dengan kata '-jutsu', misalnya di
dalam kendo, hanya bagian tangan, perut, kaki, dan bagian bawah dagu yang
boleh diserang, sedangkan kenjutsu membolehkan serangan ke semua bagian
tubuh.

Secara umum, budo ('bu-' artinya prajurit) adalah pengembangan dari


bujutsu yang telah disesuaikan dengan zaman sekarang (untuk olahraga,
bukan berkelahi). Beberapa contoh bujutsu yang dikembangkan menjadi
budo:

a. Jujutsu -> Judo


b. Kenjutsu -> Kendo
c. Aiki-Jujutsu -> Aikido
d. Kempo jutsu -> Kempo Do
e. Karate jutsu -> Karate Do
f. Battoujutsu/Iaijutsu -> Battoudo/Iaido
4. Judo sebagai cabang olahraga
a. Judoka perempuan
Kaum perempuan pertama kali diterima sebagai judoka pada tahun
1893, walaupun pada saat itu kaum olahragawati dianggap sebelah mata
di dalam struktur masyarakat Jepang.Meskipun demikian, kemajuan yang
dramatis ini hanya berlangsung sebentar, karena pada hakekatnya mereka
masih dijauhkan dari pertandingan-pertandingan resmi, dengan alasan
keselamatan fisik.

4
Setelah Perang Dunia II, judo bagi laki-laki dan perempuan
diperkenalkan keluar Jepang. Persatuan Judo Eropa dibentuk pada tahun
1948, diikuti dengan pembentukan International Judo Federation pada
tahun 1951 .Judo menjadi salah satu cabang olahraga resmi Olimpiade
pada Olimpiade Tokyo 1964 di Tokyo, Jepang.Judoka perempuan
pertama kali berlaga di Olimpiade pada Olimpiade Bercelona 1982 di
Barcelona, Spanyol.
5. Tingkatan Judo dan warna ikat pinggang
Dimulai dari kelas pemula (shoshinsha) seorang judoka mulai
menggunakan ikat pinggang dan disebut berada di tingkatan kyu kelima.
Dari sana, seorang judoka naik tingkat menjadi kyu keempat, ketiga, kedua,
dan akhirnya kyu pertama. Setelah itu sistem penomoran dibalik menjadi dan
pertama (shodan), kedua, dan seterusnya hingga dan kesepuluh, yang
merupakan tingkatan tertinggi di judo. Meskipun demikian, sang pendiri,
Kano Jigoro, mengatakan bahwa tingkatan judo tidak dibatasi hingga dan
kesepuluh, dan hingga saat ini karena hanya ada 15 orang yang pernah
sampai ke tingkat dan kesepuluh, maka tidak ada yang pernah melampaui
tingkat tersebut.

Warna Obi menunjukkan tingkatan kyu ataupun dan.Pemula, kyu


kelima dan keempat menggunakan warna putih; kyu ketiga, kedua, dan
pertama menggunakan warna cokelat; warna hitam dipakai oleh judoka yang
sudah mencapai tahapan dan, mulai dari shodan, atau dan pertama, hingga
dan kelima.Judoka dengan tingkatan dan keenam hingga dan kesembilan
menggunakan ikat pinggang kotak-kotak bewarna merah dan putih,
walaupun kadang-kadang juga menggunakan warna hitam.Tingkatan teratas,
dan kesepuluh, menggunakan ikat-pinggang merah-putih atau merah.Judoka
perempuan yang telah mencapai tahap dan keatas memiliki garis putih yang
memanjang di bagian tengah ikat pinggang hitam mereka.

5
6. Lantai Judo
Pertandingan judo diselenggarakan di atas karpet atau matras (tatami)
berbentuk segi empat dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8 tatami yang
dijajarkan. Selain dialasi matras, kebanyakan dojo judo sekarang
menggunakan pegas di bawah lantai palsu, untuk menahan benturan akibat
bantingan.

Di awal pertandingan, kedua judoka berdiri di tengah-tengah tepat di


belakang garis sejajar dengan diawasi oleh juri. Sebelum dimulai, kedua
judoka tersebut menunduk memberi hormat satu sama lain dari belakang
garis. Di sudut atas dan bawah belah ketupat duduk dua orang hakim, dan di
belakang masing-masing judoka, di luar arena yang dibatasi matras, duduk
judoka-judoka dari regu yang sama, dan duduk pula seorang pencatat waktu
dan seorang pencatat nilai.

Pertandingan diselenggarakan di dalam arena di dalam matras yang


dibatasi oleh (dan termasuk didalamnya) garis merah (jonai). Luas arena
tersebut adalah 9,1 meter persegi dan terdiri dari 50 tatami. Waza atau teknik
judo yang dipakai di arena diluar garis merah (jogai) tersebut dianggap tidak
sah dan tidak dihitung.

7. Seragam Judo
Seragam (gi) longgar yang dikenakan seorang judoka (judogi) harus
sesuai ukurannya.

a. Jaket / Gi (Judogi)
Bagian bawah jaket menutupi pantat ketika ikat pinggang
dikenakan.Antara ujung lengan dengan pergelangan tangan selisih 5-8
cm. Lengan baju panjangnya sedikit lebihnya dari dua pertiga panjang
lengan. Karena jaket ini dirancang untuk menahan benturan tubuh akibat
dibanting ke lantai, maka bahannya umumnya lebih tebal dari seragam
Karete (karategi) atau bela diri yang lain.

6
b. Ikat pinggang (Obi)
Ikat pinggang harus cukup panjang sehingga menyisakan 20-30
cm menjuntai pada masing-masing sisi.
c. Celana
Celana yang dipakai sedikit longgar.Antara ujung celana dengan
pergelangan kaki selisih 5-8 cm. Celana panjangnya sedikit lebihnya
dari dua pertiga panjang kaki.
d. Mengenakan seragam
Celana dikenakan dan tali celana dikencangkan.Jaket kemudian
dikenakan dengan sisi kiri di atas sisi kanan. Kenakan ikat pinggang
dengan cara meletakkan tengah-tengah sabuk di depan perut, kemudian
kedua ujung sabuk diputar melingkar di belakang pinggang kembali ke
depan; pegang kedua ujung sabuk, lalu talikan dengan kedua ujung
berakhir secara horisontal. Talikan dengan kencang sehingga tidak lepas
pada saat pertandingan.
8. Peraturan pertandingan
Pertandingan judo diadakan antara perorangan dan juga
beregu.Beberapa kompetisi membagi pertandingan menjadi 8 kategori,
berdasarkan berat tubuh. Kompetisi lain membagi pertandingan berdasarkan
tingkatan dan, umur, dan lain-lain. Ada juga yang tidak mengenal pembagian
apapun.

Satu pertandingan judo berlangsung selama 3-20 menit.Pemenang


ditentukan dengan jalan judoka pertama yang meraih satu angka, baik
dengan bantingan maupun kuncian.Jika setelah waktu yang ditentukan tidak
ada pemain yang memperoleh satu angka, pemain dengan nilai lebih tinggi
menang atau pertandingan berakhir seri.

Judo, sebagaimana olahraga lain dari Jepang, diselenggarakan


dengan penuh tata krama. Kedua judoka membungkuk memberi hormat
satu sama lain pada awal dan akhir pertandingan.

7
a. Awal pertandingan
Judoka menghadap satu sama lain, meluruskan telapak kaki
mereka di belakang garis masing-masing di tengah-tengah arena
dan berdiri tegak lurus. Lalu mereka saling membungkuk pada saat
yang sama. Kemudian mereka maju satu langkah, diawali dengan
kaki kiri, dan berdiri dengan posisi kuda-kuda alami (shizen hon
tai). Sang juri atau wasit lalu berkata "Mulai" (Hajime) dan
pertandingan pun dimulai.
b. Akhir pertandingan
Kedua judoka kembali dalam posisi kuda-kuda alami dan
menghadap satu sama lain satu langkah di depan garis mereka
masing-masing. Juri kemudian mengumumkan hasil pertandingan,
dan kedua kontestan mundur selangkah ke belakang garis dimulai
dengan kaki kanan.Mereka lalu membungkuk lagi dan keluar dari
arena.
c. Sistem penilaian
Satu angka (ippon) dapat diperoleh dengan jalan:
1) Bantingan (nage waza): Jika judoka dapat mengungguli teknik
lawan dengan membantingnya dengan tenaga dan kecepatan
dengan punggung membentur lantai terlebih dahulu.
2) Kuncian (katame waza): Jika judoka berhasil mengunci lawan
sehingga ia mengucapkan kata "Aku menyerah!" (maitta), atau
menepuk lantai dua kali dengan tangan atau kaki, pingsan, atau jika
kuncian tersebut berlangsung paling sedikit 30 detik (osae waza)
dan diumumkan bahwa pertandingan berakhir (osae komi) Setengah
angka (waza ari) dapat diperoleh dengan cara:
- Bantingan: Jika teknik judoka cukup bagus namun tidak sampai
layak untuk menerima angka penuh.

8
- Kuncian: Jika judoka berhasil mengunci lawannya selama paling
tidak 25 detik.
Dua waza ari berarti satu angka, namun setengah angka saja tidak
cukup untuk menentukan seorang pemenang, maka oleh para perancang
pertandingan dibuatlah sistem angka tambahan.
Tambahan (yuko dan koka) yang tidak peduli berapapun tidak
akan mengungguli satu 'Setengah-angka', namun dapat menjadi penentu
jika masing masing judoka memperoleh nilai yang sama (1W1Y0K - 1
Waza dan 1 Yuko menang melawan 1W0Y9K - 1 Waza dan 9 Koka).
Angka tambahan ini diperoleh jika teknik yang diperagakan tidak cukup
bagus untuk memperoleh nilai setengah (yuko) atau tidak cukup bagus
untuk memperoleh yuko (koka).Tidak jarang suatu pertandingan
ditentukan dengan banyaknya yuko dan koka yang diperoleh (karena
satu angka otomatis menang dan dua setengah-angka juga otomatis
menang).
Jika jumlah nilai yang diperoleh kedua judoka sama, maka
kadang-kadang suatu pertandingan menggunakan sistem pemungutan
suara antara kedua hakim sudut dan juri (dengan total tiga suara).
9. Teknik terlarang
Teknik-teknik atau waza yang berbahaya tidak diijinkan
penggunaannya. Total teknik terlarang berjumlah 31 (32 untuk perempuan).
Judoka akan dikenai empat tingkatan sanksi, tergantung seberapa berat
pelanggaran yang dilakukan. Untuk tiap-tiap jenis pelanggaran, pertandingan
dihentikan sejenak dan kedua judoka kembali ke garis masing-masing.

Pelanggaran ringan (shido) adalah peringatan untuk pelanggar peraturan


yang tidak seberapa berbahaya.Judoka diberi peringatan awasete chui jika
melakukannya untuk kedua kalinya.Pelanggaran ini memiliki nilai
berkebalikan dengan satu koka. Beberapa tindakan yang akan mendapat
peringatan:

9
- Seorang judoka kehilangan semangat bertarung dan tidak menyerang
selama lebih dari 30 detik.
- Melepas ikat pinggang lawan atau ikat pinggang sendiri tanpa ijin dari
juri.
- Melilit tangan lawan dengan ujung ikat pinggang (atau ujung baju).
- Memelintir atau berpegang pada ujung lengan baju maupun celana
lawan.
- Memasukkan bagian seragam lawan manapun ke dalam mulut
(menggigit seragam lawan).
- Menyentuh wajah lawan dengan bagian tangan atau kaki manapun.
- Menarik rambut lawan.
- Mengunci telapak tangan lawan dengan telapak tangan sendiri selama
lebih dari 6 detik dalam posisi berdiri.

Pelanggaran kecil (chui) adalah peringatan untuk pelanggaran yang


lebih berat dari pelanggaran ringan. Pelanggaran ini memiliki efek negatif
sebesar yuko Beberapa contohnya sebagai berikut:

- Memasukkan bagian kaki manapun ke seragam lawan, baik ikat


pinggang maupun jaket, selama kuncian dilakukan lawan.
- Mencoba mematahkan jari lawan untuk melepaskan genggaman lawan.
- Menendang tangan lawan dengan kaki atau lutut untuk lepas dari
cengkeraman lawan.

Pelanggaran berat (keikoku) adalah pelanggaran yang dapat dikenai


sanksi dan teguran keras. Judoka yang melakukan pelanggaran ini akan
dikurangi nilainya sebesar setengah angka. Dua pelanggaran kecil
memungkinkan dikenainya sanksi yang sama. Contoh pelanggaran-
pelanggaran berat:

- Mengunci lengan lawan (kansetsu waza) di manapun selain di sikut.

10
- Menarik lawan yang tergeletak menengadah ke atas di lantai dan
kemudian membantingnya kembali.
- Seorang judoka melakukan tindakan berbahaya apapun yang
bertentangan dengan jiwa judo.

Pelanggaran serius (hansoku make) adalah pelanggaran yang dapat


membuat seorang judoka didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran
yang sangat berat sehingga membahayakan baik lawannya maupun orang
lain. Empat kali peringatan (shido) juga dapat dikenai sanksi ini.

10. Posisi tubuh dalam judo


Posisi tubuh yang benar merupakan bagian yang penting di dalam judo.

a. Posisi duduk
Duduk bersila (seiza) Dari posisi berdiri, kaki kiri ditarik ke
belakang, lalu lutut kiri diletakkan ke lantai di tempat di mana jari kaki
kiri tadinya berada. Lakukan hal yang sama dengan kaki kanan, dan
kedua kaki pada saat ini harus bersangga pada jari kaki dan lutut.
Kemudian luruskan jari kaki sejajar dengan lantai dan pantat diletakkan
di atas pangkal kaki.Letakkan kedua tangan di atas paha masing-masing
sisi. Untuk berdiri, lakukan prosedur yang sama dengan cara terbalik.
Memberi hormat (zarei) Dengan bersila, bungkukkan badan ke
depan sampai kedua telapak tangan menyentuh lantai dengan jari tangan
menghadap ke depan. Diam dalam posisi ini selama beberapa saat,
kemudian kembali ke posisi bersila.
b. Posisi berdiri
Memberi hormat (ritsurei) Berdiri dengan kedua pangkal kaki
didekatkan, bungkukkan badan ke depan sekitar 30 derajat dengan
telapak tangan di depan paha. Diam dalam posisi ini selama beberapa
saat, kemudian kembali ke posisi berdiri.

11
c. Posisi alami (shizen tai)
Kaki dibuka sekitar 30 cm dalam posisi natural dengan berat
badan yang dibagi sama rata di kedua kaki. Istirahatkan otot bahu dan
tangan.Ini adalah postur dasar dan alami judo.
d. Posisi bertahan (jigo tai)
Dari posisi alami, kaki dibuka lebih lebar, lutut ditekuk agar pusat
gravitasi tubuh lebih turun.
e. Melangkah (suri ashi)
Cara berjalan di dalam judo dengan cara telapak kaki menyusuri
lantai untuk menjaga kestabilan. Pastikan langkahnya sama rata dan
pusat gravitasi tetap di posisi yang sama agar dapat bergerak lincah ke
segala arah.
- Kanan-kiri (ayumi ashi): Seperti berjalan biasa, telapak kaki
melewati satu sama lain ketika berjalan.
- Kanan-kanan (tsugi ashi): Setelah kaki pertama maju, kaki kedua
yang maju tidak melebihi posisi kaki pertama Posisi jatuh dan
berguling.
- Menguasai posisi ini memungkinkan untuk melindungi diri sendiri
ketika dijatuhkan atau dibanting lawan dan mengurangi ketakutan
ketika dilempar oleh lawan.
f. Jatuh ke belakang (ushiro ukemi)
Kaki disatukan dan tangan juga disatukan, jatuhkan punggung ke
matras dengan tangan lurus di samping tubuh dan telapak tangan
menyentuh lantai untuk menahan jatuh.Lindungi bagian belakang kepala
dengan menyentuhkan dagu ke tubuh.
g. Jatuh ke samping (yoko ukemi)
Dari posisi berdiri, jatuhkan diri ke belakang, angkat kedua kaki
satu persatu, kemudian angkat kedua tangan di depan tubuh. Berguling

12
ke kanan (atau kiri) matras dengan kepala tetap dilindungi agar tidak
menyentuh lantai.Kemudian tahan tubuh dengan tangan dan telapak
tangan kanan (atau kiri).
h. Jatuh ke depan (mae ukemi)
Jatuhkan diri ke depan dengan kedua telapak tangan di depan
muka, sikut ditekuk. Jatuh tertelungkup dengan ditahan oleh kedua
tangan, badan diluruskan, otot perut dikencangkan, dan tahan tubuh
dengan ditahan oleh kedua tangan dan jari kaki (lutut diangkat).
i. Berguling ke depan (mae mawari ukemi)
Berguna pada saat dilemparkan oleh lawan.Dari posisi berdiri,
kaki kanan dimajukan telapak tangan kiri disentuhkan ke lantai. Bahu
kanan kemudian dilemparkan ke depan dengan telapak tangan
menghadap ke belakang, ini dilakukan bersamaan dengan kedua kaki
menjejak lantai dan berguling ke depan. Kedua kaki dan tangan
hendaknya menyentuh lantai secara bersamaan.
11. Teknik Judo
Teknik bantingan judo (nage waza) dapat dibagi menjadi teknik berdiri
(tachi waza) dan teknik menjatuhkan diri (sutemi waza). Teknik berdiri
dibagi lagi menjadi teknik tangan (te waza), teknik pangkal paha (koshi
waza), dan teknik kaki (ashi waza). Teknik menjatuhkan diri dibagi lagi
menjadi teknik menjatuhkan diri ke belakang (ma sutemi waza) dan teknik
menjatuhkan diri ke samping (yoko sutemi waza).

Teknik kuncian judo (katame waza) dapat dibagi menjadi teknik


menahan (osae waza atau osaekomi waza), teknik jepit (shime waza), dan
teknik sambungan (kansetsu waza).

Teknik menyerang (atemi waza) dengan tendangan atau pukulan bahkan


dengan senjata pisau atau pedang kadang digunakan untuk latihan bagi
judoka tingkatan tinggi, walaupun dalam pertandingan resmi hal tersebut
dilarang (demikian pula pada saat latihan bebas (randori).

13
a. Teknik bantingan (teknik berdiri)
- Sapuan lutut - hiza guruma
- Jegal dari belakang - o soto gari
- Jegal dari depan - 'ko uchi gari
- Sapuan samping - deashi braai
- Bantingan paha - uchi mata
- Bantingan pangkal paha memutar - o goshi
- Bantingan pangkal paha angkat - surikomi goshi
- Bantingan pangkal paha sapuan - harai goshi
- Lemparan bahu - seoi nage
- Menjatuhkan tubuh - tai otoshi
- Lemparan guling belakang - tomoe nage
b. Teknik kuncian (teknik berbaring)
Teknik kuncian (katame waza) disebut juga teknik berbaring (ne
waza) karena teknik ini dilakukan ketika seorang judoka atau lawannya
berbaring menghadap ke atas atau ke bawah.
- Kuncian pinggang - kesa gatame
- Kuncian bahu - kata gatame
- Kuncian empat sisi - yoko shiho gatame
- Kuncian empat sisi atas - kami shiho gatame
- Kuncian belakang - kataha jime
- Kuncian kalung - okuri eri jime
- Kuncian tangan - ude garami
- Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame
12. Pertolongan pertama judo
Seringkali di dalam pertandingan judo, seorang judoka mengalami
asphyxia, di mana judoka mengalami kesulitan bernafas karena kekurangan
oksigen.Untuk itu, judo telah mengembangkan suatu pertolongan pertama
untuk mengembalikan kesadaran mereka yang terkena asphyxia atau
aspiksia.Hal ini dapat terjadi jika kuncian yang dilakukan terlalu kuat

14
sehingga lawan berhenti bernafas sesaat.Orang tersebut segera memerlukan
pertolongan darurat di tempat.

B. Sistem Energi
10 to 45 seconds 10-45 detik Anaerobic Anaerobik ATP + CP + Muscle
glycogen ATP + CP + Otot glikogen

45 to 120 seconds 45-120 detik Anaerobic, Lactic Anaerobik, laktat


Muscle glycogen Glikogen otot

120 to 240 seconds 120-240 detik Aerobic + Anaerobic Aerobik +


anaerobik Muscle glycogen + lactic acid Otot glikogen + asam laktat

240 to 600 seconds 240-600 detik Aerobic Aerobik Muscle glycogen +


fatty acids Otot glikogen + asam lemak

Proses Aerobik Dan Proses Anaerobik

Dalam pembentukan energi, terdapat dua macam proses yang dapat


ditempuh, yaitu proses aerobik, proses yang memerlukan oksigen; dan
proses anaerobik, proses yang tidak memerlukan oksigen. Pada proses
aerobik terjadi proses pembakaran yang sempuma. Atom hidrogen dioksidasi
menjadi HzO dan atom karbon dioksidasi menjadi COz. Sisa metabolisme
tersebut dikeIuarkan dari tubuh melalui proses pernapasan.

Energi yang diperoIeh dari proses aerobik ini tidak dapat langsung
digunakan otot sebagai sumber energi untuk mengerut. Energi tersebut
dengan proses lebih lanjut digunakan untuk sintesis ATP (adenosine
triphosphate) dan senyawa-senyawa berenergi tinggi yang lain. Senyawa-
senyawa tersebut merupakan senyawa yang dapat menyimpan energi dalam
jumlah yang besar. Proses pemecahannya yang tidak memerIukan oksigen
dengan menghasilkan energi yang besar itu merupakan proses anaerobik.

15
Energi yang dihasilkan dari pemecahan ATP ini dapat digunakan sebagai
sumber energi untuk mengerut oleh otot (2,3). Proses aerobik dan proses
anaerobik tersebut dalam tubuh selalu terjadi bersama-sama dan berurutan.
Hanya berbeda intensitasnya pada jenis dan tahap kerja tertentu. Pada kerja
berat yang hanya berlangsung beberapa detik saja, dan pada permulaan kerja
pada umumnya, proses anaerobik lebih menonjol dari pada proses aerobik.
Pada keadaan kerja tersebut, sistem kardiopulmonal belum bekerja dengan
kapasitas yang diperlukan.Untuk penyesuaiannya, diperlukan waktu.Dengan
demikian oksigen yang tersedia tidak mencukupi. Maka keperluan akan
energi terutama dicukupi dengan proses anaerobik.

Pada keadaan kerja tersebut terdapat “hutang” oksigen. “Hutang” ini


akan dibayar sesudah berhenti bekerja, sehingga orang sesudah berhenti
bekerja masih terengah-engah dan denyut jantungnya masih cepat. Bila
pekerjaan diteruskan dengan taraf kerja yang tetap, refleks-refleks tubuh
akan mengatur fungsi sistem kardiopulmonal untuk mencukupi jumlah
oksigen yang diperlukan, sehingga dicapai kerja steady-state. Pada kerja
steady-state ini jumlah oksigen yang diperlukan tetap jumlahnya dari waktu
ke waktu (2,3). Bila taraf kerja ditingkatkan lagi dengan menambah beban
kerja, pada saat ditingkatkan tersebut terjadi “hutang” oksigen lagi dan
kembaIi proses anaerobik lebih menonjoI. Dan bila taraf kerja dipertahankan
lagi pada taraf yang baru ini, akan terjadi lagi kerja steady-state tetapi pada
taraf yang lebih tinggi. Jumlah oksigen yang diperlukan pada taraf kerja
yang lebih tinggi ini juga lebih besar. Bila taraf kerja dinaikkan secara
bertahap demikian dengan setiap kali menambah beban kerja, suatu saat
seluruh kapasitas sistem kardiopulmonal terpaksa dikerahkan untuk
memenuhi keperluan akan oksigen. Dalam hal demikian berarti kapasitas
aerobik maksimal telah dicapai.Bila beban kerja dinaikkan lagi, tubuh tidak
dapat lagi menambah persediaan oksigen. Maka kembali proses anaerobik
akan lebih menonjol daripada proses aerobik. Taraf kerja demikian tidak

16
boleh dipertahankan dalam waktu yang cukup lama (beberapa menit) karena
persediaan tenaga dalam tubuh akan habis dan orangnya mengalami
exhaustion (2). Proses anaerobik merupakan proses oksidasi yang tidak
sempurna.

Salah satu sisametabolismenya ialah asam Iaktat. Maka biIa proses


anaerobik meningkat, kadar asam laktat darah juga meningkat.

C. Sistem Energi Yang Digunakan


1. ATP-PC dan LA
Pada sistim ini oksigen dibawa darah masuk ke dalam setiap sel dan di
dalam mitochondria bersama asam pinupat yang diproduksi saat rsepirasi
aerobick.Hasil akhir dari reaksi tersebut adalah karbondioksida, air, dan
energi yang kemudian disimpan dalam bentuk ATP agar pada saat latihan
energi dapat digunakan.
2. ATP-PC
Konferensi molelul ADP menjadi ATP (dengan pendekatan fosfat
yang ketiga).Energi yang diambil untuk reaksi ini dapat dikatakan disimpan
dalam bentuk ATP.Zat inilah yang dapat dengan mudah disimpan dalam
semua sel. Ketika energi yang dibutuhkan, terjadi reaksi yang mengubah
kembali ATP menjadi ADP, reaksi ini melepaskan energi yang disimpan
untuk melakukan kegiatan dalam teknik-teknik pada gulat.
3. LACTAT ACID-OKSIGEN
Pada keadaan normal ini dikuti oleh respirasi aerobik yang mengurai
asam laktat tersebut dengan menggunakan oksigen.Penggunaan ini banyak
menghasilkan energi. Pada kondisi abnormal proses tersebut tidak segera
diikuti oleh respirasi aerobik dalam aktivitas jogging menghasilkan asam
laktat yang menyebabkan kram otot dan di sini membutuhkan oksigen lebih
lambat, tetapi asam laktat tetap membentuk secara perlahan.

17
4. OKSIGEN
Tipe respirasi internal hanya dapat terjadi bila tersedia oksigen bebas
yang dihirup ke dalam tubuh, melalui respirasi ini sebagian besar makhluk
hidup memperoleh energi yang berlimpah sehingga energi tersebut dapat
digunakan untuk melakukan aktivitas fisik.

18
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pegulat Sumo zaman dahulu kala menjatuhkan lawannya tanpa senjata.Hal
ini menginspirasikan teknik-teknik bela diri jujutsu.Sumo pada awalnya hanya
dinikmati kaum aristokrat sebagai ritual atau upacara keagamaan pada zaman
Heian (abad ke-8 hingga abad ke-12).
Pada perkembangannya, Jepang memasuki masa-masa perang di mana
kaum aristokrat digeser kedudukannya oleh kaum militer.Demikian pula olahraga
yang sebelumnya hanya dijadikan hiburan, oleh kaum militer dijadikan untuk
latihan para tentara. Pada masa inilah teknik jujutsu dikembangkan di medan
pertempuran. Para prajurit bertempur tanpa senjata atau dengan senjata pendek.
Teknik menjatuhkan lawan atau melumpuhkan lawan inilah yang dikenal dengan
nama jujutsu.
Pada zaman Edo (abad ke-17 hingga abad ke-19) di mana keadaan Jepang
relatif aman, jujutsu dikembangkan menjadi seni bela diri untuk melatih tubuh
bagi masyarakat kelas ksatria. Gaya-gaya jujutsu yang berbeda-beda mulai
muncul, antara lain Takenouchi, Susumihozan, Araki, Sekiguchi, Kito, dan
Tenjinshin'yo.
Awal mula Judo
Jigoro Kano menambahkan gayanya sendiri pada banyak cabang jujutsu
yang ia pelajari pada masa itu (termasuk Tenjinshiyo dan Kito). Pada tahun 1882
ia mendirikan sebuah Dojo di Tokyo yang ia sebut Kodokan Judo. Dojo pertama
ini didirikan di kuil Eisho ji, dengan jumlah murid sembilan orang.
Tujuan utama jujutsu adalah penguasaan teknik menyerang dan
bertahan.Kano mengadaptasi tujuan ini, tapi lebih mengutamakan sistem
pengajaran dan pembelajaran.Ia mengembangkan tiga target spesifik untuk judo:

19
latihan fisik, pengembangan mental / roh, dan kompetisi di pertandingan-
pertandingan.
Perbedaan Judo dan Jujutsu
Terjemahan harafiah dari kata 'judo' adalah 'cara yang halus'.'Cara' atau
'jalan' yang dimaksud disini memiliki arti konotasi secara etika dan filosofis.
Kano mengungkapkan konsep filosofinya dengan dua frase, "Seiryoku Zen'yo"
(penggunaan energi secara efisien) dan "Jita Kyoei" (keuntungan bagi diri sendiri
dan orang lain). Meskipun disebut halus, namun sebenarnya judo merupakan
kombinasi dari teknik-teknik keras dan lembut, maka dari itu judo dapat pula
diartikan sebagai 'cara yang lentur'.
Jujutsu, pada sisi yang lain, memiliki terjemahan harafiah 'kemampuan
yang halus'.Latihan jujutsu dipusatkan pada cara-cara (kata) tertentu dan formal,
sedangkan judo menekankan pada latihan bebas teknik tertentu dalam
perkelahian bebas (randori).Hal ini membuat pelatihan judo berjalan lebih
dinamis.
Para kontestan jujutsu menggunakan seragam yang relatif berat
(hakama).Para praktisi awal judo menggunakan semacam celana pendek, namun
tidak lama kemudian mereka lebih memilih menggunakan busana Barat yang
dinilai lebih memiliki keunggulan fungsi dan mengijinkan pergerakan yang lebih
bebas.Seragam modern judo (judogi) dikembangkan pada tahun 1907.
Teknik-teknik jujutsu, selain teknik dasar seperti melempar dan menahan,
menggunakan pukulan, tendangan, bahkan menggunakan senjata pendek. Pada
sisi lain, judo menghindari tendangan dan pukulan-pukulan yang berbahaya, dan
lebih dipusatkan pada teknik membanting yang terorganisir dan teknik bertahan.

20
B. Saran
1. Dalam mengerjakan makalah ini harus benar-benar teliti agar tidak terjadi
kesalahan.
2. Carilah sumber referensi yang memang mendukung dengan pembahasan
yang anda cari.

21
DAFTAR PUSTAKA

:http://www.ponxviii-

riau.com/index.php?option=com_content&view=article&id=179&Itemid=119 date
modified : 12/30/2010 12 :19 pm

http://wapedia.mobi/id/Judo?t=4. Date modified : 12/30/2010 12:20 pm

http://www.judotrisakti.net78.net/1_13_SEJARAH-JUDO.html date modified :


12/30/2010 12:30 pm

22
ANALISIS SISTEM ENERGI PADA
OLAHRAGA JUDO

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Judo

MAKALAH

2.L
Oleh :
1. ADI DWIMARDANI (2124090013)
2. DUDUNG RAHMATILAH (2124090122)
3. ESA ABDURAHMAN (2124090151)
4. HENDRIK GUMILAR(2124090)
5. WIGA PRAYOGI(2124090)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN
OLAHRAGA DAN REKREASI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2011

23
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan petunjuknNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul”ANALISIS SISTEM ENERGI PADA OLAHRAGA
JUDO”.Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjunan kita Muhammad
SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya yang telah memberikan jalan penerang
sampai akhir jaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat
penyelesaian tugas Mata Kuliah JUDO pada FKIP Pendidikan Jasmani Kesehatan
Olahraga dan rekreasi Universitas Galuh Ciamis.Dalam penulisan makalah ini penulis
tak luput dari berbagai kesulitan, untuk itu penulis menyadari bahwa dalam penulisan
dan penyajian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Keadaan ini semata-mata
karena keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis, sehingga penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak memperoleh bantuan dan
dorongan moril dari berbagai pihak, baik secara langsung mupun tidak langsung.
Maka sudah sepantasnya apabila pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Bpk. , selaku dosen pengampu mata kuliah JUDO.
2. Bapak H. Yat Rospita Brata, Drs., M. SI, selaku Dekan FKIP UNIGAL Ciamis
3. Bapak Prof. Dr. H. S Koswara, selaku rektor Universitas Galuh Ciamis
4. Rekan-rekan dan sahabat penulis, yang telah membrikan motivasi dan bantuannya
5. Semua pihak yang membantu terselsaikannya makalah ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu prsatu.

24
ii
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik yang telah mereka lakukan
mndapat ridha dan balasan dari Allah SWT.Amin.Penulis berharap semoga penulisan
makalah ini bermanfaat dan menjadi pendorong bagi dunia pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Ciamis, Mei 2011

Penulis

iii
25
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Judo Dan Perkembangannya....................................................... 2
B. Sistem Energi............................................................................... 15
C. Sistem Energi Yang Digunakan.................................................. 17
ABAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Ksimpulan................................................................................... 19
B. Saran............................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA

26
iv

Anda mungkin juga menyukai