Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SEJARAH PEKAN OLAHRAGA


MAHASISWA (POM)

Mata Kuliah :
Sejarah olahraga
Dosen Pengampu :
Apri setiawan chan,M.Pd
Disusun Oleh :
Ahmad syauqi (20198500044)
Ulul Azmi (20198500106)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA
BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang masalah

2. Keberadaan POMNAS tidak terlepas dari sejarah perjalanan BAPOMI sebagai


induk olah raga kemahasiswaan di Tanah Air. Pada awal 1950, perkumpulan
dan organisasi olah raga mahasiswa telah terbentuk dan tumbuh berkembang.
Di Jakarta telah membentuk suatu wadah olah raga mahasiswa yaitu UFIA
(khusus untuk mahasiswa Jakarta UFI), di Bandung IOMA, dan di Bogor UFA
yang telah mampu mengoordinasi dan melaksanakan kegiatan kegiatan olah
raga mahasiswa.

Organiasi-organisasi itulah yang telah mendorong, menciptakan, dan


mewujudkan suatu pertemuan para olah ragawan dalam suatu Pekan Olahraga
Mahasiswa (POM). POM I berhasil diselengarakan pada Desember 1951, di
Yokyakarta. Kegiatan tersebut terus berlangsung secara kontinyu setiap dua
tahun sekali.

POM IX/1971 di Palembang, tercatat sebagai POM terbesar yang diprakarsai


mahasiswa sekaligus penyelengaraanya adalah mahasiswa, juga sebagai POM
yang terakhir yang diselengarakan oleh BKMI (Badan Keolahragaan
Mahasiswa Indonesia). POM berikutnya yang sedianya akan diselengarakan di
Bandung 1975, tidak dapat diselengarakan karena situasi dan kondisi waktu
itu tidak memungkinkan.

Sejak 1974, praktis kegiatan olah raga mahasiswa tidak terkoordinasi.


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kemudian memprakarsai pertemuan
di Bandungan, Jateng, pada 1978 dan dibentuklah tim pembina olah raga
mahasiswa tingkat nasional dan mengadakan Pekan Olahraga dan Seni
Mahasiswa (Porseni) Nasional I pada 1978.
3. Setelah terbentuknya BKOMI pada 1980 yang kemudian berubah menjadi
BAPOMI, penyelenggaraan POM diubah menjadi Pekan Olah Raga
Mahasiswa Nasional. POMNAS pertama berlangsung di Yogyakarta pada
1990 dan selanjutnya yang menjadi tuan rumah pelaksanaan seperti yang
tertera di daftar tuan rumah POMNAS di bawah ini:

Tuan Rumah POMNAS


4. POMNAS I/1990 Yogyakarta
POMNAS II/1992 Surabaya
POMNAS III/1994 Medan
POMNAS IV/1996 Makassar
POMNAS V/1998 Kaltim
POMNAS VI/2000 ?
POMNAS VII/2001 Denpasar
POMNAS VIII/2003 Kaltim
POMNAS IX/2005 Bandung
POMNAS X/2007 Banjarmasin
POMNAS XI/10 - 18 Oktober 2009 Palembang

6. Pokok Permasalahan

Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalh ini adalah:

Tujuan POM, Tokoh Pendiri POM, Janji Atlet dan juga Sejarah perkembangan POM dan
penyelenggaraannya.

7. Batasan masalah

Batasan masalah dalam Tugas makalah ini adalah:

1. Data yang digunakan berdasarkan arsip yang tersimpan dalam media Internet dan
sumber-sumber lain

2. Penulis tidak membahas atau menuliskan penyelenggaraan POMNAS I-X

BAB II

ISI

I. Tujuan POM

Tujuan Pekan Olahraga Mahasiswa ( POM ) adalah Untuk memupuk rasa


persaudaraan dan persatuan diantara para mahasiswa se-Indonesia. Apabila rasa persaudaraan
dapat terwujud dan terpupuk dengan baik, diharapkan mahasiswa sebagai calon generasi
penerus bangsa yang intelektualnya diakui akan dapat bersatu dan sekaligus diharapkan agar
bersama-sama dan bahu membahu membangun masa depan Bangsa Indonesia, sehingga
menjadi lebih baik kedepannya.

II. Tokoh POM

POM didirikan oleh beberapa Tokoh yang dapat dianggap menjadi pemrakarsa hingga
berhasil terselenggarakennya Pekan Olahraga Mahasiswa yang berasal dari berbagai
perguruan tinggi yang tersebar dari sabang sampai merauke. Tokoh pertama yang berperan
dan tidak dapat ditinggalkan adalah Soemali dan Soewarno dari Universitas Gajah Mada
( UGM ) Yogyakarta, Soewarso dan Sie Swanpo dari Universitas Indonesia ( UI ) Bandung,
serta Padmosoemarta dari Universitas Indonesia ( UI ) Jakarta. Tokoh-tokoh tersebut sangat
berperan dalam pendirian dan pembebtukan POM.

III. Sumpah Atlet POM

Dalam penyelenggaraan Ivent olahraga, kita sering mendengar yang namanya Janji
Atlet dan Janji Wasit. Dalam PORPROV, PON, POPNAS, POMNAS, ASEAN GAMES,
sampai OLYMPIADEpun juga selalu dan wajib janji tersebut di ikrarkan pada waktu upacara
pembukaan Ebent tersebut. Buny/ teks Sumpah Atlet POM adalah sebagai berikut :

SUMPAH ATLET

“Kita berjanji, akan ikut serta pada Pekan Olahraga Mahasiswa,

sebagai pengikut yang akan menjunjung tinggi peraturan olahraga dengan semangat satria
di dalam suasana persaudaraan,

menuju keagungan Negara dan kebersamaan olahraga untuk mencapai persatuan


mahasiswa seluruh Indonesia”.

IV. Perkembangan POM dari waktu ke waktu

POM I

POM I diselenggarakan di Yogyakarta, 16-20 Desember 1951 di stadion


Kridosono yang diikuti atlet dari berbagai daerah. Karena POM pertama, Perguruan
tinggi yang mengirimkan atlet untuk berpartisipasi hanya berasal dari kepulauan Jawa
saja, yaitu Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Jumlah keseluruhan
pesertanya 400 orang dan mempertandingkan 6 cabang olahraga, yaitu: atletik,
sepakbola, bola keranjang, bola voli, tenis lapangan dan bulu tangkis.

Pembukaan resmi POM pertama ini dilakukan oleh Menteri Pendidikan,


Pengajaran dan kebudayaan ( PP dan K), Mr. Wongsonegoro. Presiden RI pertama, Ir.
Soekarno turut hadir dalam acara tersebut. POM pertama, peserta merupakan
perwakilan dari yang mewakili kota.

POM II

POM kedua siselenggarakan di Jakarta pada 12-19 Oktober 1952 di stadion


Ikada Jakarta. Pesertanya berasal dari Jakarta, Surabaya, Solo, Bandung, dan Bogor.
Jumlah peserta sebanyak 838 dan mempertandingkan 12 cabang olahraga, yaitu
baseball, bola basket, bulu tangkis, tenis lapangan, bola tangan, hokey, sepakbola,
bola voli, tenis meja, bola keranjang, rounders, dan etletik.

Pelaksanaan POM kedua, Panitia Besar POM bertanggung jawab kepada


Badan Pekerja Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia ( PPMI ). Di samping
dibentuknya Panitia Besar Pleno POM yang terdiri dari wakil-wakil kota-kota peserta.
Dan mempunyai kekuasaan yang tertinggi mengenai soal-soal keolahragaan.

POM III

POM ketiga dilaksanakan di Bandung pada 17-24 Juni 1956 yang diselenggarakan di
stadion Siliwangi Bandung yang dibuka secara resmi oleh wakilpresiden RI
Mohammad Hatta. Pada event ketiga ini peserta mewakili Universitas/perguruan
tingginya dan tidak lagi mewakili kota seperti pada dua event POM sebelumnya. Di
Ivent POM ketiga ini juga telah disusun peraturan dasar POM yang disahkan dan
disempurnakan oleh Badan Koordinasi Keolahragaan Mahasiswa. Pada POM ketiga
ini mempertandingkan 17 cabang olahraga; anggar, bola keranjang, bulu tangkis,bola
tangan, voli, baseball, softball, hockey, tenis meja, judo, basket, catur, bridge,
sepakbola, tenis, renang dan atletik.

POM IV

POM keempat ini dilaksanakan di Yogyakarta kembali pada 20-26 Juli 1958 di
tempat yang sama, yaitu stadion Kridosono. Jumlah Perguruan tinggi yang
berpartisipasi dalam POM ke empat ini bertambah menjadi 34 Perguruan tinggi,
dengan 2500 atlet. Cabor yang dipertandingkan sebanyak 14 cabang olahraga; anggar,
atletik, baseball, basket, bola keranjang, bola tangan, voli, bulu tangkis, hockey, judo,
renang/polo air/loncat indah, sepak bola, tenis dan catur.

POM keempat ini pada awalnya diselenggarakan di Medan, dan akhirnya dibatalkan
karena pergolakkan politik yang memanas, khususnya daerah Sumatra. Terjadi
insiden kecurangan yang cukup menggemparkan, yang baru di kemukakan di
kemudian hari diketahui bahwa salah satu splinter wanita asal Universitas airlangga
Surabaya ternyata seorang laki-laki.

Pada POM ini cukup banyak pejabat penting yang hadir; Menteri PP dan K, Sri Sultan
Hamengkubuwono IX, Sartono selaku Ketua Parlemen, dan juga Prof. Dr. Sardjito.

POM V

POM kelima diselenggarakan di Medan pada 28-30 Juli 1960 di stadion Teladan
Medan dengan 35 Perguruan Tinggi yang ikut berpartisipasi. Jumlah atlet pada event
ke lima ini sebanyak 3000 atlet yang memperlombakan 16 cabang olahraga; anggar,
atletik, basket, sepakbola, bola keranjang, bola tangan, bola voli, bulu tangkis,
hockey, judo, renang/polo air/loncat indah, tenis meja dan lapangan, tinju dan catur.
Dibuka secara resmi oleh Pangdam III Kolonel Djamin Gintings, Beliau mewakili
pejabat Negara Jendral AH. Nasution dan Presiden RI, Ir. Soekarno.

POM VI

Tuan rumahnya adalah Surabaya yang diselenggarakan pada 22 Juni-5 Juli


1962 di stadion Tambaksari Surabaya. Jumlah Perguruan tinggi yang berpartisipasi
dalam ivent ini sebanyak 63 Perguruan Tinggi dengan 4890 atlet yanga
mempertandingkan hanya 14 cabang olahraga saja. Yaitu; anggar, atletik, basket, voli,
bulu tangkis, bridge, hockey, judo, renang/polo air/lompat indah, sepakbola, tenis
lapangan, tenis meja dan catur. Event ini dibuka resmi oleh Menteri PP dan K.
Sekaligus pada waktu yang bersamaan, ketua Badan Koordinasi Keolahragaan
Mahasiswa Indonesia ( BKKMI ) pusat yaitu Sie Swan Po yang digantikan oleh
Subroto.
POM VII

Diselenggarakan di Jakarta 1-10 September 1965 bertempat di stadion Utama


Yayasan Gelora Bung Karno ( Senayan ).mempertandingkan 11 cabang olahraga,
anggar, atletik, baseball, basket, bridge, hockey, judo, renang/polo air/lompat indah,
sepakbola, tenis lapangan, tenis meja dan catur. Kehadiran dan keikutsertaan para
atlet wakil dari Persatuan Pemuda Indonesia ( PPI ) dari jepang mmbuat POM yang
dilaksanakan di Jakarta ini menjadi istimewa.

POM VIII

Diselenggarakan di Stadion Matoangin Makasar ( Ujung Pandang ) 15-22 Mei 1969


yang memperlombakan 11 cabang olahragaa; anggar, atletik, basket, hockey, judo,
tenis, renang, bulu tangkis, sepakbola, tenis meja dan voli.dibuka resmi oleh presiden
Soeharto dengan pesta yang sangat meriah dan besar-besarab untuk ukuran saat itu.
Kemewahan tersebut menimbulkan banyak pihak menyayangkan acara kemewahan
tersebut karena disisi lain Negara membutuhkan dana untuk pembangunan
kesejahteraan rakyat.

POM IX

Diselenggarakan di Palembang pada 29 Juni-7 Juli 1971 yang diikuti oleh 4000 atlet
dan mempertandingkan 11 cabang olahraga yaitu; Atletik, anggar, basket, baseball,
bridge, hocky, judo, renang,polo air, lompat indah, sepak bola, tenis lapangan, tenis
meja dan catur.

Ivent ini adalah ivent terakhir untuk POM karena pada waktu ini pula POM
ditiadakan dan digantikan dengan PORSENI, untuk wilayah masing-masing
KOPERTIS. Seiring kemajuan jaman, pada perkembangan berikutnya mulai tahun
1990 hingga sekarang Pekan Olahraga Mahasiswa dihidupkan kembali dan berganti
nama menjadi Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional ( POMNAS ). Namun hal ini
disayangkan karena POMNAS kurang terdengar di publik karena publikasi dari media
masa maupun cetak sangat kurang.

Seiring pergantian nama Pekan Olahraga Mahasiswa ( POM ) menjadi Pekan


Olahraga Mahasiswa Nasional ( POMNAS ), Janji Atlet dan wasitpun juga ikut terjadi
perubahan. Berikut teks Janji Atlet dan wasit POMNAS yang diselenggaran untuk
pertamakalinya di Yogyakarta pada tahun 1990;

JANJI ATLET

“Atas nama seluruh peserta

kami berjanji

akan ikut dalam pekan olahraga mahasiswa nasional 1990

dalam suasana persahabatan

dengan jiwa yang murni, jujur,


dengan mengindahkan segala peraturan

yang telah dan akan ditetapkan

dan dengan hasrat untuk berlomba dengan semangat kesatria yang sejati

untuk menjunjung tinggi kehormatan negara dan kebesaran olahraga”.

Tuan Rumah POMNAS

POMNAS I/1990 Yogyakarta


POMNAS II/1992 Surabaya
POMNAS III/1994 Medan
POMNAS IV/1996 Makassar
POMNAS V/1998 Kaltim
POMNAS VI/2000 ????????
POMNAS VII/2001 Denpasar
POMNAS VIII/2003 Kaltim
POMNAS IX/2005 Bandung
POMNAS X/2007 Banjarmasin
POMNAS XI/10 - 18 Oktober 2009 Palembang

POMNAS XI

Sebanyak 2.018 atlet dari perguruan tinggi se Indonesia mengikuti Pekan Olahraga
Mahasiswa Nasional (POMNAS) di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), 10-16 Oktober
2009. Para atlet yang berada di Palembang itu akan mengikuti 12 Cabang olahraga
dipertandingkan pada POMNAS XI, diketuai oleh H Anis Saggaf. Cabang olahraga yang
dipertandingkan pada POMNAS adalah Atletik, Renang, Pencaksilat, Taekwondo, Karate,
Sepak Takraw, Gulat,Sepak Bola,Panahan, Tenis Meja, Tenis Lapangan, Panjat Tebing.

Sementara lokasi pertandingan sendiri antara lain di kampus tinggi IAIN Raden Fatah
Palembang untuk cabang Tenis Meja, Unsri (Pencaksilat dan Panjat Tebing), Universitas IBA
(Panahan). Selain menggunakan lapangan di perguruan tinggi juga fasilitas bekas PON XVI
dimanfaatkan untuk menyukseskan pertandingan bagi mahasiswa dari kalangan perguruan
tinggi tersebut, ujar dia lagi.

Sarana yang dipergunakan untuk cabang olahraga POMNAS seperti Gedung Olahraga
Kampus Palembang untuk Karate dan Taekwondo, Lumban Tirta (Renang), Sepak Bola
(Pusri), Atletik di Stadion Bumi Sriwijaya. POMNAS XI yang dilaksanakan di Palembang ini
diikuti 32 provinsi, sementara satu daerah belum bisa ikut bertanding karena belum memiliki
Baban Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) sebagai salah satu syarat untuk
bisa ikut serta. Provinsi yang belum memiliki Bapomi itu yakni Sulawesi Barat, sementara
provinsi lainnya semua turun pada pekan olahraga antar mahasiswa tersebut, ujar dia lagi.
Dikatakannya, tujuan POMNAS tersebut untuk membina para atlet yang berada di kalangan
perguruan tinggi agar lebih berprestasi.

Selain itu POMNAS juga sebagai ajang mencari bibit berprestasi persiapan
menghadapi kejuaraan yang lebih tinggi seperti POM tingkat ASIAN.

Anda mungkin juga menyukai