Anda di halaman 1dari 27

PEKAN OLAHRAGA NASIONAL

DI SUSUN OLEH:

NAMA: KARIN LARAS PUTRI


NPM: 183112351650009

TAHUN AJARAN:
2019/2020

UNIVERSITAS NASIONAL
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Karena dengan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kami telah menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini diharapkan dapat
memberi sumbangan untuk kebutuhan bahan bacaan dalam studi sejarah olahraga.
Makalah ini merupakan suatu kajian tentang sejarah pon di indonesia pada mata kuliah
sejarah olahraga, dalam hal ini diperuntukan untuk melihat sejarah pon dari awal mulanya.
saya sadar makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah ini akan memiliki nilai tambah bagi para pembaca yang
mempelajari sejarah olahraga khususnya sejarah pon. Kepada Allah-lah kami serahkan
segalanya, dan semoga makalah ini mendapat ridha dari-Nya. Amiin.
DAFTAR ISI

Kata pengantar - ii
Daftar isi - iii
BAB I PENDAHULUAN - 4
A. Latar Belakang - 4
B. Rumusan Masalah - 7
C. Tujuan Pembahasan - 7
D. Manfaat pembahasan - 7
BAB II PEMBAHASAN - 8
A. Definisi pon - 8
B. .Sejarah pon - 8
C. Urutan negara penyelengagara pon - 9

BAB IIIKESIMPULLAM DAN SARAN - 10


A. KESIMPULAN - 27
B. SARAN - 27
DAFTAR PUSTAKA - 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

PON atau Pekan Olahraga Nasional adalah event pesta olehraga nasional yng diadakan
setiap empat tahun sekali dan dikuti oleh seluruh Provinsi yang ada di Indonesia.

Awal Lahirnya PON :

Pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta telah terbentuk Persatuan Sepakbola yang
bersifat kebangsaan dengan nama Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia disingkat PSSI dengan
ketuanya Ir. Soeratin Sosrosugondo. Pembentukan persatuan nasional tersebut merupakan
tindakan dari kalangan bangsa Indonesia, karena ingin mengatur Organisasinya sendiri. PSSI
sejak tahun 1931 menyelenggarakan kompetisi tahunan antar kota/anggota, dan tidak ikut serta
dalam pertandingan-pertandingan antar kota yang diadakan oleh Belanda.

Berkat perkembangannhya yang baik, pada tahun 1938 pihak Belanda melalui Persatuan
Sepakbolanya, Nederlandsch Indiesche Voetbal Unie (NIVU) mengadakan pendekatan dan
kerjasama dengan PSSI. Jejak Sepakbola ini dikuti oleh cabang olahraga Tennisdengan
berdirinya Persatuan Lawn Tennis Indonesia (PELTI) pada tahun 1935 di Semarang.
Berkedudukan di Jakarta (waktu itu bernama Batavia), pada tahun 1938 lahirlah Ikatan Sport
Indonesia dengan singkatan ISI, satu-satunya badan olahraga yang berifat Nasional dan
berbentuk federal. Maksud dan tujuannya adalah untuk membimbing, menghimpun dan
mengkoordinir semua cabang olahraga, antara lain, PSSI, PELTI dan Persatuan Bola Keranjang
Seluruh Indonesia (PBKSI), yang didirikan pada tahun 1940.
ISI sebagai koordinator cabang-cabang olahraga pada tahun 1938 pernah mengadakan Pekan
Olahraga Indonesia yang dikenal dengan nama ISI – Sportweek, Pekan Olahraga ISI.

Serangan jepang secara mendadak pada tanggal 8 Desember 1941 terhadap Peral Harbour
(pelabuhan mutiara) menimbulkan perang pasifik. Dengan masukknya Jepang ke Indonesia pada
bulan Maret 1942, ISI oleh sebab adanya berbagai kesulitan dan rintangan tidak bisa
menggerakkan aktivitasnya sebagaimana mestinya. Pada zaman Jepang gerakan keolahragaan
yang ditangani oleh suatu badan yang bernama GELORA (singkatan dari Gerakan Latihan
Olahraga), yang terbentuk pada masa itu. Tidak Banyak peristiwa olahraga penting tercatat pada
zaman Jepang selama tahun 1942-1945, oleh karena peperangan terus berlangsung dengan sengit
dan kedudukan Tentara Nippon terus pula terdesak. Dengan sendirinya perhatian Pemerintah
Militer Jepang tidak dapat diharapkan untuk memajukan kegiatan olahraga di Indonesia.
Dengan runtuhnya kekuasaan Jepang pada bulan Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia
membuka jalan selebar-lebarnya bagi bangsa kita untuk menangani semua kegiatan olahraga di
tanah air sendiri.
Kegiatan-kegiatan ini pada awal kemerdekaan belum dapat digerakkan sepenuhnya, itu
disebabkan perjuangan bangsa kita dalm mempertahankan dan menggerakkan kemerdekaan yang
baru direbut itu, mendapat cobaan dan ujian. Sebagai akibatnya timbulah pertempuran di
berbagai tempat, yang menjadi penghalang besar dalam mengadakan aktivitas keolahragaan
secara tertib dan teratur. Namun demikian, berkat usaha keras para tokoh olahraga kita, pda
bulan Januari 1946 bertempat di Habiprojo di Kota Solo diadakan kongres Olahraga yang
pertama di alam kemerdekaan. Berhubung dengan suasana pada masa itu, hanya dihadiri oleh
tokoh-tokoh olahraga dari pulau Jawa saja.

Kongres tersebut berhasil membentuk suatu badan olahraga dengan nama Persatuan Olahraga
Republik Indonesia (PORI) dengan menghasilkan susunan sebagai berikut :

Ketua Umum : Mr. Widodo Sastrodiningrat


Wakil Ketua Umum : Dr. Marto Husodo Sumali
Prawirosoedirdjo
Sekretaris I : Sutardi Hardjolukito
Sekretaris II : Sumono
Bendahara I : Siswosoedarmo
Bendahara II : Maladi
Anggota : Ny. Dr. E. Rusli Joemarsono
Ketua Bagian Sepak Bola : Maladi
Ketua Bagian Basket Ball : Tony Wen (sementara)
Ketua Bagian Atletik : Soemali Prawirosoedirdjo
Ketua Bagian Bola Keranjang : Mr. Roesli
Ketua Bagian Panahan : S.P. Paku Alam
Ketua Bagian Tennis : P. Sorjo Hamidjojo
Ketua Bagian Bulutangkis : Sudjirin Tritjondrokoesoemo
Ketua Bagian Pencak Silat : Mr. Wongsonegoro
Ketua Bagian Gerak Jalan : Djuwadi
Ketua Bagian Renang : Soejadi (sementara)
Ketua BagianAnggar/Menembak : Tjokroatmodjo
Ketua Bagian Hockey : G.P.H. Bintoro
Ketua Bagian Publikasi : Moh. Soepardi

Dalam kongres ini mulanya diajukan dua nama lainnya, yang akan diberikan kepada
Badan Olahraga yang bakal dibentuk, yaitu ISI GELORA. Keduanya lantas tidak terpilih dan
sebagai kesimpulan rapat kongres tersebut, diresmikanlah berdirinya PORI dengan pengakuan
Pemerintah sebagai satu-satunya badan resmi Persatuan Olahraga yang mengurus semua
kegiatan olahraga di Indonesia, yang fungsinya sama dengan ISI.

Sesuai dengan fungsinya, PORI adalah juga sebagai koordinator semua cabang olahraga
dan khusus mengurus kegiatan-kegiatan olahraga dalam negeri. Dalam hubungan tugas keluar,
berkaitan dengan Olimpiade dan Internassional Olynpic Commitee (IOC). Presiden Republik
Indonesia telah melantik Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI) yang diketuai oleh
Sultan Hamengkubuwono IX dan berkedudukan di Yogyakarta.

Bagi Indonesia telah tiba saatnya untuk menenpuh langkah-langkah seperlunya, agar
negara kita dapat ikut serta di Olimpiade – London pada tahun 1948. Olimpiade yang ke 14 ini
adalah yang pertama setelah Perang Dunia ke II usai dan sejak tahun 1940 terpaksa ditiadakan
selama delapan tahun.
Usaha Indonesia untuk dapat tiket ke London banyak menemui kesulitan. Setelah agresi pertama
dilancarkan Belanda pada tanggal 21 Juli 1947, Sutan Syarir dan Haji Agus Salim terbang ke
Lake Succes dan di forum Internasional (baca Sidang Umum PBB) kedua negarawan dan
diplomat ulung ini dengan gigih memperjuangkan pengakuan dunia atas kemerdekaan dan
kedaulatan Republik Indonesia.

PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia belum menjadi anggota Internasional
Olympic Committee (IOC), sehingga para atlet yang bakal dikirim tidak dapat diterima
berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan
kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu tiu menjadi penghalang besar dalam
usaha menuju London. Paspor Indonesia tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, bahwa atlet-atlet
Indonesia bisa ikut ke London dengan memakai paspor Belanda, tidak dapat diterima, karena
kita hanya mau hadir di London dengan mengibarkan Dwi Warna Sangsaka Merah Putih. Alasan
yang disebut belakangan inilah juga menyebabkan rencana kepergian beberapa anggota pengurus
besar PORI ke London menjadi batal.
Masalah ini telah dibahas oleh konferensi darurat pada tanggal 1 Mei 1948 di Solo

Mengingat dan memperhatikan pengiriman para atlet dan beberapa anggota pengurus
besar PORI ke London sebagai peninkau tidak membawa hasil seperti diharapkan semula,
konferensi sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga, yang direncanakan berlangsung pada
bulan Agustus/September 1948 di Solo. PORI ingin menghidupkan kembali pekan Olahraga
yang pernah diadakan ISI pada tahun 1938, terkenal dengan nama ISI Sportweek, Pekan
Olahraga ISI.

Kongres olahraga pertama diadakan di Solo pada tahun 1946 yang berhasil membentuk
PORI. Ditilik dari penyediaan sarana olahraga, Solo dapat memenuhi persyaratan pokok, dengan
adanya stadion Sriwedari serta kolam renang, dengan catatan Stadion Sriwedari pada masa itu
termasuk yang terbaik di Indonesia. Tambahan pula pengurus besar PORI berkedudukan di Solo
dan hal-hal demikianlah menjadi bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan
Kota Solo sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal 8
s/d 12 September 1948.

Dengan mengemukakan hal-hal yang telah diuraikan diatas, Kota Solo jelas telah menulis
suatu riwayat di bidang olahraga dan hal ini akan terpatri sepanjang masa dalam sejarah bangsa
Indonesia. Menggembirakan, karena juga di bidang lain, kota Solo telah menulis riwayatnya.
Komponis terkenal Gesang telah menggubah sebuah lagu yang sangat laris pada zamannya,
Bengawan Solo, riwayatmu ini. Kota Solo dengan berbagai riwayatnya telah menjadi kota
kenangan, harus selalu dikenang baik dibidang olahraga maupun di bidang kesenian dan
kebudayaan.

Maksud dan tujuan penyelenggaraan PON I adalah untuk menunjukkan kepada dunia
luar, bahwa bangsa Indonesia, ditengah-tengah dentuman meriam, dalam keadaan daerahnya
dipersempit akibat Perjanjian Renville, tegasnya dalam keadaan darurat masih dapat
membuktikan, sanggup menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan
agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhineka Tunggal Ika.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pon?
2. Bagaimanakah sejarah pon?
3.Bagaimanakah urutan penyelenggara pon?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Adapu tujuan pembahasan dari makalah ini adalah agar kita mengetahui sejarah awal tentang
pecan olahraga nasional dan apa-apa saja yang pernah dalam perkembangan pon tersebut.

D. MANFAAT PEMBAHASAN
Adapan manfaat dari penlisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.Mengetahui sejarah pekan olahraga nasional.
2.Pembaca dapat mengetahui perkembangan pecan olahraga nasional
3.Memberikan suatau wawasan tentang sejarah pon.
4.pembaca dapat mengetahui penyebab adanya pon.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definsi pon.
Pekan Olahraga Nasional disingkat PON adalah pertandingan olahraga antar provinsi di
Indonesia yang diadakan empat tahun sekali.

B.Sejarah olimpiade Pon


PON atau Pekan Olahraga Nasional adalah event pesta olehraga nasional yng diadakan
setiap empat tahun sekali dan dikuti oleh seluruh Provinsi yang ada di Indonesia. Kongres
olahraga pertama diadakan di Solo pada tahun 1946 yang berhasil membentuk PORI. Dilihat dari
penyediaan sarana olahraga, Solo dapat memenuhi persyaratan pokok, dengan adanya stadion
Sriwedari serta kolam renang, dengan catatan Stadion Sriwedari pada masa itu termasuk yang
terbaik di Indonesia. Tambahan pula pengurus besar PORI berkedudukan di Solo dan hal-hal
demikianlah menjadi bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan Kota Solo
sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal 8 s/d 12
September 1948.
Sesuai dengan fungsinya, PORI adalah juga sebagai koordinator semua cabang olahraga
dan khusus mengurus kegiatan-kegiatan olahraga dalam negeri. Dalam hubungan tugas keluar,
berkaitan dengan Olimpiade dan Internassional Olynpic Commitee (IOC). Presiden Republik
Indonesia telah melantik Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI) yang diketuai oleh
Sultan Hamengkubuwono IX dan berkedudukan di Yogyakarta. Bagi Indonesia telah tiba saatnya
untuk menenpuh langkah-langkah seperlunya, agar negara kita dapat ikut serta di Olimpiade –
London pada tahun 1948. Olimpiade yang ke 14 ini adalah yang pertama setelah Perang Dunia
ke II usai dan sejak tahun 1940 terpaksa ditiadakan selama delapan tahun. Usaha Indonesia untuk
dapat tiket ke London banyak menemui kesulitan. Setelah agresi pertama dilancarkan Belanda
pada tanggal 21 Juli 1947, Sutan Syarir dan Haji Agus Salim terbang ke Lake Succes dan di
forum Internasional (baca Sidang Umum PBB) kedua negarawan dan diplomat ulung ini dengan
gigih memperjuangkan pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia.
PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia belum menjadi anggota Internasional
Olympic Committee (IOC), sehingga para atlet yang bakal dikirim tidak dapat diterima
berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan
kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu tiu menjadi penghalang besar dalam
usaha menuju London. Paspor Indonesia tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, bahwa atlet-atlet
Indonesia bisa ikut ke London dengan memakai paspor Belanda, tidak dapat diterima, karena
kita hanya mau hadir di London dengan mengibarkan Dwi Warna Sangsaka Merah Putih. Alasan
yang disebut belakangan inilah juga menyebabkan rencana kepergian beberapa anggota pengurus
besar PORI ke London menjadi batal.
Masalah ini telah dibahas oleh konferensi darurat pada tanggal 1 Mei 1948 di Solo.
Maksud dan tujuan penyelenggaraan PON I adalah untuk menunjukkan kepada dunia luar,
bahwa bangsa Indonesia, ditengah-tengah dentuman meriam, dalam keadaan daerahnya
dipersempit akibat Perjanjian Renville, tegasnya dalam keadaan darurat massih dapat
membuktikan, sanggup menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan
agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhineka Tunggal Ika.

C. Urutan Penyelenggaraan Pon

Berikut ini Pagelaran Pekan Olahraga Nasional Dari yang Pertama Sampai Sekarang:

1. PON Ke-1 di Surakarta tahun 1948.

PON 1 atau Pekan Olahraga Nasionalpertama Indonesia yang diadakan di Surakarta pada 9–12
September 1948. Tanggal pembukaannya, 9 September, kemudian diperingati setiap tahunnya
sebagai Hari Olahraga Nasional.

Pembukaan PON pertama ini diresmikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno
dan acara penutupannya dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX Selaku Ketua Komite
Olimpiade Republik Indonesia (KORI) (sebelum bergabung dengan KONI dan sejak 2007
menjadi Komite Olimpiade Indonesia).

Pekan Olahraga Nasional I ini diikuti oleh sekitar 600 atlet yang bertanding pada 9 cabang
olahraga yakni Atletik, Lempar Cakram, bulu tangkis, sepak bola, tennis, renang, Pencak silat,
Panahan dan Bola Basket dengan jumlah total medali (emas, perak, perunggu) yang diperebutkan
sebanyak 108 medali. Pesertanya bukan pada tingkat propinsi melainkan pada tingkat Kota dan
Karesidenan. Ada 13 partisipan yakni Surakarta, Yogyakarta, Bandung, Madiun, Magelang,
Malang, Semarang, Pati, Jakarta, Kedu, Banyuwangi dan Surabaya. Juaranya adalah kota Solo
atau Surakarta dengan total medali sebanyak 36 medali.

2. PON Ke-2 di Jakarta tahun 1951.

PON II diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober sampai dengan 28 Oktober 1951.
Presiden RI Soekarno membuka resmi PON II di Stadion Ikada pada tanggal 21 Oktober 1951.

Cabang Olahraga : Anggar, angkat besi, atletik, balap sepeda, bola basket, bola keranjang, bola
voli, bulutangkis, hoki, loncat indah, menembak, polo air, renang, sepak bola, tenis, tenis meja.
Perolehan Medali PON II 1951

Peringkat Propinsi Emas Perak Perunggu Total

1 Jawa Barat 24 12 14 50

2 Jakarta Raya 9 16 14 39

3 Jawa Timur 9 8 12 29

4 Jawa Tengah 9 5 4 18

5 Sulawesi Selatan 6 12 16 34

6 Sumatera Utara 2 0 2 4

7 Sulawesi Utara 1 5 2 8

8 Sumatera Selatan 1 1 5 7

9 Kalimantan Timur 0 1 3 4

10 Maluku 0 0 0 0

Total 65 63 85 203

3. PON ke-3 di Medan tahun 1953.

1. Sejarah Singkat
PON Ke III ini memang diadakan 2 tahun sesudah PON II - 1951 dan hal ini sesuai keputusan
kongres PORI. Dan pada kongres itu diambil keputusan bahwa setiap PON berikutnya akan
diadakan 4 tahun sekali dan mulai berlaku sejak PON III - 1953.

2. Tempat dan Waktu penyelenggaraan PON III – 1953 di Medan


a. Tempat penyelenggaraan
PON III diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara. Stadion Teladan yang baru selesai dibangun
dipergunakan dalam ajang olahraga ini.
b. Waktu penyelengaraan
1) Pembukaan
20 September 1953
2) Penutupan
27 September 1953

3. Logo Atau Maskotnya


Belum ada

4. Peserta PON III – 1953 di Medan


Jawa Barat Sulawesi Selatan Sumatera Tengah
Jakarta Raya Sulawesi Utara Kalimantan Barat
Jawa Timur Sumatera Selatan Kalimantan Timur
Sumatera Utara Maluku
Jawa Tengah Nusa Tenggara

5. Cabang Olahraga yang dipertandingkan pada PON III ini adalah :


Anggar Bola Voli Polo Air
Angkat Besi Bulutangkis Sepak Bola
Atletik Hoki Tenis
Balap Sepeda Menembak Tenis Meja
Bola Basket Renang
Bola Keranjang Loncat Indah

6. Perolehan Medali PON III – 1953 di Medan2


No Provinsi Emas Perak Perunggu Total
1 Jawa Barat 24 12 14 50
2 Jakarta Raya 9 16 14 39
3 Jawa Timur 9 8 12 29
4 Sumatera Utara 9 5 4 18
5 Jawa Tengah 6 12 16 34
6 Sulawesi Selatan 2 8 1 11
7 Sulawesi Utara 5 4 2 11
8 Sumatera Selatan 2 0 2 4
9 Maluku 1 5 2 8
10 Nusa Tenggara 1 1 5 7
11 Sumatera Tengah 0 1 3 4
12 Kalimantan Barat 0 0 0 0
13 Kalimantan Timur 0 0 0 0

7. Juara umum
Pada PON ke III di Medan yang menjadi juara umum adalah Provinsi Jawa Barat dengan meraih
50 mendali yang terdiri dari24 mendali emas, 12 mendali perak, dan 14 mendali perunggu.
4. PON ke-4 di Makassar tahun 1957.

PON IV diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 27 September sampai


dengan 6 Oktober 1957. Makassar merupakan kota kedua yang menjadi tuan rumah
penyelenggara PON diluar pulau Jawa. Ketua Penyelenggara acara ini adalah Andi Mattalata.

Perolehan medali akhir PON IV 1957

Peringkat Status[2] Provinsi Total

1 ▲2 Jakarta Raya 21 18 16 55

2 ▲3 Jawa Timur 16 18 8 42

3 ▲5 Jawa Tengah 16 9 15 40

4 ▼1 Jawa Barat 9 17 11 37

5 ▬ Sumatera Utara 4 11 13 28

6 ▲7 Sulawesi Utara 2 10 10 22

7 ▼6 Sulawesi Selatan 1 6 10 17

8 ▲9 Kalimantan Selatan 2 0 0 2

9 ▲ 11 Sumatera Tengah 1 3 0 4
5. PON ke-5 di Bandung tahun 1961.

PON V diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 23 September sampai dengan 1
Oktober.

Perolehan medali akhir PON V 1961

Peringkat Status[2] Provinsi Total

1 ▲4 Jawa Barat 41 25 21 87

2 ▼1 Jakarta Raya 25 26 19 70

3 ▼2 Jawa Timur 21 14 13 48

4 ▼3 Jawa Tengah 14 17 18 49

5 ▬ Sumatera Utara 10 11 10 31

6 ▲7 Sulawesi Selatan 9 7 10 26

7 ▼2 Yogyakarta 7 11 15 33

8 ▼6 Sulawesi Utara 4 3 8 15

9 ▲ 11 Maluku 2 5 6 13

10 ▬[3] Sumatera Barat 1 3 2 6


6. PON ke-6 di Jakarta tahun 1965.

PON VI yang seharusnya diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1965 tidak jadi diselenggarakan
akibat peristiwa pemberontakanG30S PKI.

Pada bulan Agustus 1964 telah terbentuk Dewan Olahraga Republik Indonesia (DORI) -
sekarang KONI - di Jakarta yang bertugas menangani segala kegiatan dan urusan olahraga. Oleh
DORI telah ditetapkan bahwa PON VI berlangsung di Jakarta pada tahun 1965.
Pada saat itu sebenarnya penyelenggaraan PON VI ini ditangani dengan penuh keyakinan
mengingat telah dibangunnya Gelanggang Olahraga Senayan yang memiliki cukup banyak
tempat pertandingan olahraga dan daya tampung yang cukup bagi para atlet peserta.
Selain itu dilihat dari hasil prestasi, Indonesia dalam Asian Games IV berhasil keluar sebagai
urutan kedua teratas dalam pengumpulan medali. Pada tahun 1963 berikutnya Indonesia juga
menjadi negara penyelenggara Games of The New Emerging Forces (GANEFO) dengan hasil
yang cukup baik. Pada akhirnya penyelenggaraan acara olahraga ini tidak jadi terlaksana karena
persitiwa G30S PKI.
7. PON ke-7 di Surabaya tahun 1969.

PON VII diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 26 Agustus sampai dengan 6
September 1969. Ketua Penyelenggara pada saat itu adalah Acub Zaenal.

Pembatalan PON VI mengakibatkan penundaan penetapn tuan rumah PON VII. KONI Pusat
mengadakan MUSORNAS pertama diJakarta namun belum berhasil menetapkan kota mana yang
akan menjadi tuan rumah PON VII. Baru pada sidang KONI paripurna pertama pada tanggal 26 -
29 Februari 1968 ditetapkan Banjarmasin sebagai kota penyelenggara PON VII.
Akan tetapi Kalimantan Selatan tidak sanggup memikul tugas berat tersebut. Didahului oleh
berbagai pertimbangan dan perhitungan yang timbul pada perundingan antara KONI Pusat dan
Direktorat Jendral Olahraga pilihan akhirnya dijatuhkan kepada Surabaya.
Perolehan medali akhir PON VII 1969

Peringkat Status[2] Provinsi Total

1 ▲2 Jakarta Raya 101 69 40 210

2 ▲3 Jawa Timur 65 59 52 176

3 ▼1 Jawa Barat 33 52 34 119

4 ▬ Jawa Tengah 12 24 35 71

5 ▬ Sumatera Utara 12 18 20 50

6 ▬ Sulawesi Selatan 10 16 15 41

7 ▲ 11 Kalimantan Selatan 2 4 6 12

8 ▲ 22 Kalimantan Timur 2 2 3 7

9 ▼7 Yogyakarta 2 0 9 11

10 ▲ 14 Bali 2 1 2 5
8. PON ke-8 di Jakarta tahun 1973.

PON VIII diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 4 Agustus sampai dengan 15 Agustus 1973.

Perolehan medali akhir PON VIII 1973

Peringkat Status Provinsi Total

1 ▬ DKI Jakarta 139 127 63 329

2 ▬ Jawa Timur 58 58 46 162

3 ▬ Jawa Barat 45 55 56 156

4 ▲5 Sumatera Utara 21 12 23 56

5 ▼4 Jawa Tengah 13 31 49 93

6 ▬ Sulawesi Selatan 6 12 19 37

7 ▬ Kalimantan Selatan 6 1 2 9

8 ▬ Kalimantan Timur 4 1 8 13

9 ▬ Yogyakarta 3 2 6 11

10 ▲ 17 Lampung 3 1 3 7
9. PON ke-9 di Jakarta tahun 1977.

PON IX diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 23 Juli - 3 Agustus 1977. PON IX – 1977
diikuti oleh 2.352 atlet dan 514 official dengan total berjumlah 2.866 orang. Seluruh peserta
PON termasuk para official PON IX – 1977 diasuransikan untuk jangka waktu 16 hari terhitung
dari tanggal 23 Juli sampai dengan 5 Agustus 1977. Dengan ikut sertanya Provinsi Timor Timur
dalam PON IX maka total provinis yang ikut adalah 27 Provinsi, lebih banyak 1 provini dibaning
PON sebelumnya.

Perolehan medali akhir PON IX 1977

Peringkat Status Provinsi Total

1 ▬ DKI Jakarta 148 104 48 300

2 ▬ Jawa Timur 60 59 41 160

3 ▬ Jawa Barat 33 44 73 150

4 ▲5 Jawa Tengah 14 23 33 70

5 ▼4 Sumatera Utara 12 18 22 52

6 ▲7 Kalimantan Selatan 9 7 9 25

7 ▼6 Sulawesi Selatan 9 7 7 23

8 ▲ 16 Irian Jaya 7 14 7 28

9 ▬ Yogyakarta 5 6 17 28
10 ▲ 11 Maluku 2 4 5 11

10. PON ke-10 di Jakarta tahun 1981.


PON X diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 19 September sampai dengan 30
September 1981 dan dibuka oleh Presiden RI pada saat itu, Soeharto. Api PON pada acara ini
diambil dari Mrapen.

PON ini mempertandingkan 41 cabang olahraga antara lain sepakbola, panahan, renang,judo,
tenis meja, karate, tenis, balap sepeda, dayung dan bola baske dll.
PON ini diikuti oleh 27 daerah provinsi seluruh Indonesia dengan jumlah peserta 3.064 atlet dan
offisial.
11. PON ke-11 di Jakarta tahun 1985.

PON XI diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 9 September sampai dengan 20


September 1985.
Diselenggarakan dari tanggal 9 September – 20 September 1985. Yang menjadi juara umum
adalah Jakarta.
12. PON ke-12 di Jakarta tahun 1989.

PON XII diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 18 Oktober sampai dengan 28 Oktober 1989.
Berdasarkan penetapan orientasi penyelenggaraan PON XII - 1989 maka ditetapkan jumlah
cabang olahraga yang dipertandingkan / diperlombakan adalah sebanyak 30 cabang olahraga
antara lain : Renang dan Tinju.
Diselenggarakan dari tanggal 18 Oktober – 28 Oktober 1989. Yang menjadi juara umum adalah
Jakarta.
13. PON ke-13 di Jakarta tahun 1993.

PON XIII diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 9 September sampai dengan 19


September 1993.
Cabang olahraga meliputi : basket, sepak bola, atletik, kempo, bowling, bulu tangkis, balap
sepeda, dayung, gulat, hoki, pencak silat, renang, dll.
Diselenggarakan pada tanggal 9 September – 19 September 1993. Yang menjadi juara umum
adalah Jakarta.
14. PON ke-14 di Jakarta tahun 1996.

PON XIV diselenggarakan di Jakarta dan dimulai pada tanggal 9 September 1996 sampai
dengan 25 September 1996 dan dibuka oleh Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Cabang olahraga meliputi : basket, sepak bola, atletik, kempo, bowling, bulu tangkis, balap
sepeda, dayung, gulat, hoki, pencak silat, renang, dll.

Diselenggarakan pada tanggal 9 September – 25 September 1996. Yang menjadi juara umum
adalah Jakarta.

15. PON ke-15 di Surabaya tahun 2000.

PON XV diadakan di Surabaya, Jawa Timur pada 19 sampai dengan 30 Juni 2000.
Cabang olahraga meliputi : basket, sepak bola, atletik, kempo, bowling, bulu tangkis, balap
sepeda, dayung, gulat, hoki, pencak silat, renang, dll.
Diselenggarakan pada tanggal 19 Juni – 30 Juni 2000. Yang menjadi juara umum adalah Jawa
Timur.

16. PON ke-16 di Palembang tahun 2004.


Pekan Olahraga Nasional XVI-2004 (PON XVI-2004) adalah Pekan Olahraga Nasionalyang
diselenggarakan di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia dari 2 September hingga14
September 2004.

Berdasarkan SK Nomor 19 Tahun 2003 tanggal 21 Februari 2003 yang direvisi dengan SK
Nomor 54 Tahun 2003 tanggal 23 Mei 2003 tentang Pokok-Pokok Penyelenggaraan PON XVI-
2004, PON XVI-2004 mempertandingkan 41 cabang olah raga dengan 607 event dan SK Nomor
77 Tahun 2003 tentang PORCANAS mempertandingkan pula 8 cabang olah raga cacat dengan
422 event, digelar di luar kota Palembang, karena masalah teknis tidak mungkin dapat
dilaksanakan di Palembang.
Pelaksanaan PON XVI-2004 dimulai pada tanggal 2 sampai dengan 14 September 2004 diikuti
oleh 5660 orang atlet, 2830 orang ofisial, 1000 orang wasit dan 75 orang technical delegate,
sedangkan PORCANAS dimulai tanggal 30 September sampai dengan 4 Oktober 2004 diikuti
1000 orang atlet dan ofisial, 68 orang wasit dan 8 orang technical delegate.
Kompleks Olahraga Jakabaring dibangun khusus untuk menyambut PON ini.

Perolehan medali akhir PON XVI 2004

Peringkat Provinsi Total

1 Jakarta 141 111 114 366

2 Jawa Timur 77 81 111 269

3 Jawa Barat 76 79 94 249

4 Jawa Tengah 56 59 64 179

5 Sumatera Selatan 30 41 40 111

6 Jambi 27 28 15 70

7 Papua 23 13 19 55

8 Lampung 22 21 21 64

9 Kalimantan Timur 19 28 33 80

10 Sulawesi Selatan 17 22 19 58
17. PON ke-17 di Samarinda tahun 2008.

Pekan Olahraga Nasional XVII-2008 (PON XVII-2008) adalah Pekan Olahraga Nasionalyang
diselenggarakan di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia dari 5 hingga 17 Juli 2008. Awalnya
direncanakan PON XVII akan berlangsung pada Maret 2008, namun KONIkemudian mengubah
jadwal atas permintaan pihak penyelenggara akibat belum siapnya infrastruktur serta masalah
dana.[4]
PON XVII berakhir dengan pertandingan final sepak bola antara Jawa Timur dan Papuayang
dimenangkan oleh Jawa Timur dengan skor 1-0, dan selanjutnya ditutup olehWapres Jusuf
Kalla pada tanggal 17 Juli 2008. Pada PON kali ini, Jawa Timur menjadi juara umum dengan
perolehan 139 medali emas.[5]

Penyelenggaraan upacara pembukaan dan penutupan PON XVII 2008 dilakukan diStadion
Utama Kaltim di kecamatan Palaran, Samarinda.

Makna Logo PON XVII – 2008, Samarinda, Kalimantan Timur:

 Bagian utama logo berbentuk ekor pesut dalam posisi melambai yang dapat terlihat ketika
menyelam, dari atas permukaan air menggambarkan lambaian salam selamat datang.
 Tiga buah ring berwarna biru, bermakna PON XVII, menjunjung kekompakan dan persatuan
untuk mencapai tri sukses PON yaitu sukses prestasi, sukses penyelenggaraan dan sukses
pemberdayaan ekonomi rakyat.
 Bentuk lengkung motif khas Kalimantan Timur ini melambangkan deburan ombak Sungai
Mahakam yang merupakan tempat habitat Pesut.
 Tulisan "Kaltim 2008" dan "PON XVII" memberikan informasi bahwa Kalimantan Timur
sebagai tuan rumah penyelenggara Pekan Olahraga Nasional XVII.
 Slogan "Kita semua satu!" ini bermakna semua peserta PON berlomba untuk daerah masing-
masing, namun pada hekekatnya semua adalah satu, Bangsa Indonesia.
Trivia

 Provinsi yang mengirimkan jumlah peserta terbanyak adalah Kalimantan Timur dengan atlet
1.020 dan ofisial 404 orang, sehingga total kontingen sebanyak 1.424 orang.
 Provinsi yang mengirimkan jumlah atlet terkecil adalah Sulawesi Barat dengan jumlah atlet
31 orang, sedangkan provinsi dengan jumlah kontingen terkecil adalah Gorontalo dengan
total kontingen sebanyak 62 orang.
 Provinsi-provinsi yang mengirimkan atlet lebih dari 500 orang adalah: Kalimantan
Timur (1.020 orang), Jawa Barat (767 orang),Jakarta (757 orang), Jawa Timur (694 orang),
dan Jawa Tengah (502 orang).
 Kalimantan Timur adalah penyelenggara PON dengan rentang jarak venue terjauh yang
pernah diselenggarakan. Venue paling utara berada di kota Tarakan dan venue paling selatan
di kota Balikpapan yang berjarak 510 kilometer. Rekor ini sulit dipecahkan provinsi
penyelenggara lainnya mengingat Kalimantan Timur adalah provinsi terluas kedua di
Indonesia pada saat penyelenggaraan PON, sedangkan provinsi terluas Papua belum akan
menjadi penyelenggara PON.
 PON dengan jumlah atlit terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan, 7946 atlet.
 PON dengan cabang olahraga terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan, 43 cabor. Ada
rencana penyelenggaraan PON menjadi dua tahun sekali di masa mendatang dengan
pemisahan cabor Olimpiade dan cabor non Olimpiade.
 Penyelenggaraan PON yang seluruh biaya akomodasi, konsumsi dan trasportasi atlet dan
offisial dibiayai oleh tuan rumah.

Perolehan medali akhir PON XVII 2008

Peringkat Status[11] Provinsi Total

1 ▲2 Jawa Timur 139 113 111 363

2 ▼1 DKI Jakarta 119 117 122 358

3 ▲9 Kalimantan Timur 116 111 115 342

4 ▼3 Jawa Barat 101 84 132 317

5 ▼4 Jawa Tengah 52 81 80 213


6 ▲ 10 Sulawesi Selatan 25 23 28 76

7 ▲ 12 Sumatera Utara 20 11 29 60

8 ▬ Lampung 18 12 19 49

9 ▲ 14 Bali 16 18 26 60

10 ▲ 11 Riau 16 14 23 53

18. PON ke-18 di Pekan Baru, Riau tahun 2012.

Pekan Olahraga Nasional XVIII diselenggarakan di Pekanbaru, Riau pada tanggal 11


September - 20 September 2012.

Penentuan Riau sebagai Penyelenggara


Sebelumnya ada 3 provinsi yang mengikuti pemilihan tanggal 12 Agustus 2006 yaitu:

 Riau
 Jawa Barat
 Jawa Tengah
Sementara itu, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Barat mengundurkan diri dari pemilihan.

Riau akhirnya terpilih menjadi tuan rumah PON XVIII, dan sekaligus menjadi provinsi
penyelenggara PON yang ke-5 yang berasal dari luar pulau Jawa.

Hitung Mundur
Pada tanggal 9 September 2011 Pemerintah Provinsi Riau Meresmikan Tugu Hitung Mundur
atau Tugu Countdown Timer PON XVIII. Acara Pembukaan Pekan Olahraga Nasional XVIII
sendiri pada awalnya dijadwalkan akan dilaksanakan pada tanggal 9 September 2012. Tanggal
ini dipilih karena bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional yang biasanya diperingati pada
tanggal 9 September. Namun, pelaksanaannya ditunda menjadi tanggal 11 September 2012
karena adanya penyesuaian dengan jadwal Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, yang
sedianya akan membuka PON XVIII secara resmi.

Logo PON XVIII Riau 2012 adalah Perahu Lancang Kuning


Makna Logo PON XVIII Riau

 Layar yang menjadi bagian utama logo terdiri dari tiga unsur warna, merupaan warna khas
daerah Riau. Warna layar pada logo itu adalah Hijau, Kuning dan Merah.
 Bagian bawah logo terdapat riak air yang melambang daerah Riau yang banyak terdapat
sungai.
 Tulisan "Riau 2012" dan "PON XVIII" memberikan informasi bahwa Riau sebagai tuan
rumah penyelenggara Pekan Olahraga Nasional XVIII.
 Lancang memberikan simbol bahwa kehidupan penuh dengan semangat yang berpacu
menuju prestasi.
 Lingkaran Berkait melambangkan semangat sportifitas yang tinggi dalam persaudaraan
menuju prestasi PON.
Maskot
Maskot PON XVIII Riau 2012 adalah Burung Serindit yang memiliki nama "Bujang Serindit"
yang merupakan hewan khas daerah Provinsi Riau. Bagi orang melayu Riau, Serindit dimitoskan
sebagai kebijaksanaan, keindahan, keberanian, kesetiaan, kerendahan hati maupun lambang
kearifan.
Makna Maskot PON XVIII Riau

 Wujud Keseluruhan Maskot


Terinspirasi dari bentuk burung Serindit yang juga sudah dijadikan simbol fauna khas Riau yang
melambangkan semangat, enerjik dan kontinuitas gerakan mengejar prestasi bersumber dari rasa
keinginan individual untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi kelompok, daerah dan prestasi
nasional secara umum.

 Huruf dan Angka menunjukkan kegiatan PON yang ke XVIII Tahun 2012 diadakan di
Provinsi Riau.
 Obor dengan Api yang Berkobar Menyala sebagai gambaran yang lebih menjurus pada rasa
semangat yang menyala-nyala, tak kunjung padam dalam lingkaran makna esensial dunia
keolahragaan.

 Busana Melayu yang dikenakan Burung Serindit merupakan simbol lokalitas budaya Riau
dengan penduduknya yang berbudaya Melayu dengan penonjolan ciri khas pada busana
Melayu.

 Selempang Dada dengan Tulisan Pekan Olahraga Nasional XVIII pertanda simbol kebesaran
sebagai ajang prestisius dalam bidang olahraga yang mengedepankan rasa sportifitas.

 Tapak (Post Stage) melingkar dengan tulisan Riau 2012

Perolehan medali PON XVIII 2012

Peringkat Status Provinsi Total

1 ▲1 DKI Jakarta 110 101 112 323

2 ▲2 Jawa Barat 99 79 101 279

3 ▼2 Jawa Timur 86 86 84 256

4 ▲1 Jawa Tengah 47 52 68 167

5 ▼2 Kalimantan Timur 44 45 50 139

6 ▲4 Riau 43 39 51 133

7 ▼1 Sulawesi Selatan 19 17 21 57
8 ▼1 Sumatera Utara 15 19 23 57

9 ▬ Bali 15 18 30 63

10 ▼2 Lampung 15 9 10 34
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah:

Pekan Olahraga Nasional disingkat PON adalah pertandingan olahraga antar provinsi di
Indonesia yang diadakan empat tahun sekali. Kota Solo sebagai kota penyelenggara Pekan
Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal 8 s/d 12 September 1948.

B. SARAN
Berdasarkan hasil makalah ini:
Saya menyarankan kepada kita semua agar mengetahui sejarah dan awal pembentukannya pekan
olahraga nasioanal(pon). Selanjutnya kita mengembangkan bakat agar dapat merasakan kejuaran
pon.

DAFTAR PUSTAKA
www.penemuanterbaru.com › Ragam › Sejarah

http://kidnesia.com/Boleh-Tahu/Serba-Serbi/Sejarah-Pekan-Olahraga-Nasional

https://blog-sejarah-dunia.blogspot.co.id/2015/09/sejarah-pekan-olahraga-nasional.html

http://serubareng.net/sejarah-pon-pekan-olahraga-nasional

https://tunas63.wordpress.com/2010/01/23/sejarah-pon-pekan-olahraga-nasional/

Anda mungkin juga menyukai