-Ju-jitsu-
Arti kata dari Jujitsu adalah Ju berarti lembut, flexible bisa beradaptasi dalam
situasi apapun., Jitsu / Jutsu adalah teknik, jadi bisa diartikan bahwa Jujitsu
adalah “teknik yang fleksibel”, dengan kata lain teknik apapun akan digunakan
untuk melumpuhkan lawan, lengkapnya Jujitsu adalah Seni beladiri ( Jepang ) yang
menggunakan teknik memegang, memiting, membanting dan menyerang lawan disertai
dengan pengetahuan tentang titik-titik saraf, anatomi dan mekanika tubuh manusia
yang digunakan untuk menyerang dan melumpuhkan lawan, berat dan tenaga lawan bisa
digunakan untuk menyerang dirinya sendiri.
Jujitsu sendiri banyak mempunyai nama lain seperti : yawara, Yoroi Kumi Uchi,
Daken Taijutsu, Hakuda dan sebagainya.
Sejarah semua bela diri adalah Kallaripayattu yaitu bela diri asal negeri India,
merupakan campuran antara pernafasan Yoga dan gerakan senam atau tarian India
kuno.
Kallaripayatu dibawa ke Cina oleh seorang wangsa Ksatria yang bernama Bodhi
Dharma, ketika beliau mengajarkan agama Budha dan Zen di Cina Bodhi Dharma
menciptakan gerakan-gerakan yang mencontoh gerakan hewan dalam membela diri
kemudian mencampurnya dengan Kallaripayatu dan Kungfu / Kempo setempat, gerakan-
gerakan tersebut kemudian diajarkan kepada para Biksu di Kuil Siaw Liem
Sie/Shaolin sebagai materi untuk menguatkan tubuh setelah bermediasi dalam waktu
yang cukup lama dan untuk membela diri.
Bela diri ini sampai di Jepang tidak terlepas oleh proses asimilasi antara
penduduk negeri Cina dan Jepang, ada kalanya penduduk Jepang melakukan perjalanan
ke Cina untuk belajar mengenai Budha, Taoisme, filsafat, pengobatan dan lain
sebagainya, begitu juga dengan penduduk Cina, mereka pergi ke Jepang untuk
berdagang ataupun melarikan diri karena situasi kerajaan yang memanas.
Melacak asal muasal Jujitsu sangat sulit dikarenakan tidak ada satupun sumber
informasi yang akurat, ada yang mengatakan Beladiri Jujitsu merupakan campuran
antara bela diri Kungfu dari Cina yang bercampur dengan bela diri asli Jepang
dengan seiring berjalannya waktu teknik-teknik bela diri campuran ini membentuk
suatu bentuk bela diri baru yang sesuai untuk diadaptasikan ke dalam masyarakat
dan budaya Jepang.
Jujitsu adalah bela diri tangan kosong yang didalamnya terdapat teknik memukul,
menendang (Atemi waza), menangkis ( Uke waza ), jatuhan ( Ukemi waza ), membanting
( Nage waza ), kuncian tubuh ( Osae waza ), kuncian sendi ( Kansetsu waza ),
cekikan ( Shime waza ), pematahan tulang-belulang ( Koppo/Daken jutsu ), titik-
titik vital tubuh (Kyusho/Koshi jutsu) dan penyembuhan ( Kappo jutsu / Kuatsu ),
selain menggunakan tangan kosong beladiri Jujitsu juga menggunakan senjata
seperti: Pedang (Katana), Pisau ( Tanto), Tongkat ( Bo dan Jo ), dan Jutte, dan
senjata rahasia/yang tidak umum/Hibuki seperti Yawara-bo / Kubotan / Suntetsu,
Shuriken (Pisau lempar), Tessen ( Kipas ), Hojo/Torinawa ( sabuk / tali ), Manriki
Gusari / Kusari Fundo / Sode Kusari ( Rantai berbandul ) untuk membela diri.
Kunci dari teknik Jujitsu ada pada: Kamae \ posisi atau kuda-kuda, Kuzushi \ titik
keseimbangan, mustahil serangan dilancarkan jika kita tidak mempunyai
keseimbangan, begitu juga lawan akan mudah dikalahkan jika dia tidak seimbang. Tai
Sabaki \ gerakan tubuh, Tsukuri \ gerakan masuk bukan berarti kita maju kearah
lawan, tapi bagaimana kita menciptakan kesempatan untuk menyerang lawan, Kake
berarti serangan yang tepat pada sasaran atau bagaimana melumpuhkan lawan dengan
cepat dan tanpa menggunakan tenaga yang berlebihan.
Kompleksitas teknik dalam Jujitsu mustahil untuk dipelajari secara singkat, dimana
diantara satu teknik dengan teknik yang lain saling berkaitan, di dalam teknik
masih ada teknik lain, dalam mempelajarinya pun harus secara keseluruhan, bukan
bagian perbagian, jika itu yang dilakukan maka esensi/inti dari Jujitsu tidak
dapat ditemukan. Begitu juga dalam melakukan waza, teknik demi teknik saling
menyusul tanpa ada jeda dan penundaan demi berhasilnya suatu waza.
Berlatih Jujitsu bermanfaat untuk melatih mental disiplin dan fisik, Jujitsu
secara fisik tidak hanya dilatih di dalam Dojo saja melainkan harus dilatih secara
setiap hari secara terus menerus untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, secara
mentalitas jika berlatih Jujitsu seseorang bisa membangun karakter dan mental
disiplin yang lebih baik.
Bela diri Jujitsu diadoptasi para Samurai jaman kerajaan Jepang sebagai suatu
teknik pembelaan diri dikala tidak bersenjata atau digunakan ketika menangkap
seseorang tanpa harus melukai / mencederai terlalu parah.
Bagi Samurai Jujitsu erat kaitannya dengan BUSHIDO ( Kode etik Samurai ), karena
Bushido dan Jujitsu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,
Ninja pun menggunakan Jujitsu sebagai bela diri yang bisa diandalkan dalam
melakukan misi pengintaian maupun pembunuhan lawan politik para Daimyo. Bagi Ninja
Jujitsu pun erat dengan Doktrin Ninja yang bernama FUDOSHIN.
Samurai dan Ninja memiliki perbedaan yang sangat kentara dalam bertarung, Samurai
selalu menghadapi lawan secara terbuka, terhormat dan menjunjung tinggi Bushido,
para Samurai menggunakan bendera pada bagian dibelakang baju tempurnya untuk
memudahkan identifikasi. Hasil ideal bagi seorang Samurai adalah menemukan lawan
yang sebanding di medan perang dan memenggal kepalanya untuk dipersembahkan kepada
Daimyo-nya, Samurai yang ditempa dimedan laga memperoleh citra sebagai petarung
individual yang tanpa tanding.
Ninja juga petarung yang handal yang tidak menganggap rendah untuk bertempur demi
uang dan dengan cara yang bertentangan dengan norma sosial, berpakaian hitam
dengan penutup muka sehingga tidak dapat dikenali, bersembunyi sampai tiba
waktunya. Setelah tugas selesai ninja akan kembali melaporkan misi kepada
Daimyonya dan kemudian menghilang sampai dipanggil untuk tugas yang berikutnya,
Ninja bertarung dengan cara yang tidak lazim yang tidak akan ditempuh oleh
Samurai.
Dalam bertempur melawan musuh Daimyo mereka, Samurai dan Ninja selalu bekerja sama
untuk menyelesaikan misinya, Ninja dengan kemampuan mengumpulkan data intelejen,
melakukan kekacauan rantai komando, membakar benteng, mencuri bahan makanan dan
pembunuhan senyap untuk meruntuhkan moral pasukan musuh dari dalam dan para
Samurai menggunakan strategi perang terbuka dalam menggempur musuh dari luar.
Sebuah kisah peperangan/Gunmaki yang berjudul Mikawa Go Fudoki menceritakan:
“Ketika Oda Nobunaga” bapak pemersatu Jepang” dibunuh oleh Akechi Mitsuhide, semua
Daimyo yang loyal kepada Nobunaga satu persatu di habisi, salah satunya adalah
Ieyasu Tokugawa, Ketika melakukan perjalanan kudeta telah menghambat perjalanan
Ieyasu ke daerahnya, jalan darat dan laut sudah dikepung oleh pasukan Akechi,
seorang Ninja dari perguruan Togakure-Ryu Ninpo bernama Hattori Hanzo/Iblis
Masashige membantu sebagai penunjuk jalan untuk mengamankan perjalanan dari
kepungan pasukan Akechi Mitsuhide, Tokugawa Ieyasu beserta Samurai pengikutnya
akhirnya sampai ke tempat yang
aman. Sebagai rasa terima kasih, Tokugawa Ieyasu memberikan Wakizashinya ( pedang
pendek ) yang di tempa oleh Kunitsugu kepada Hattori”
Hubungan Ieyasu dengan Hattori terus berlanjut sampai Hattori diberikan jabatan
Jenderal Samurai. Hatorri Hanzo Masashige meninggal pada tahun 1596 diusia 55
tahun dan dimakamkan di pekarangan kuil Seinenji di Tokyo dan digantikan oleh
putranya yang bernama Hattori Massanari.
-Perguruan Jujitsu-
Nama-nama aliran dibawah ini adalah perguruan Jujitsu yang terdapat pada dua jaman
diatas:
oleh Yoshitsune dengan menambahkan teknik mengambil pedang dari tangan lawan.
Sokaku Takeda keturunan dari Shingen Takeda sorang bangsawan yang mengabdi pada
keluarga Minamoto.
Cerita yang sangat terkenal mengenai Sokaku Takeda adalah peristiwa pertarungannya
dengan puluhan pekerja bangunan, sedikitnya sepuluh orang pekerja bangunan
meninggal dan puluhan lainnya cedera berat ketika bertarung dengan Sokaku Takeda.
Sokaku takeda meninggal pada tahun 1943 dan mewariskan ilmunya kepada sang putra
Takeda Tokimune dan Morehei Ueshiba.
7. Masaki Ryu
Dannoshin Masaaki adalah seorang samurai di eranya, juga sorang guru Kenjutsu,
suatu ketika Masaki terusik hatinya ketika seorang penjahat berpedang menyerang
gerbang kerajaan, Dannoshin menyadari bahwa gerbang kerajaan adalah tempat yang
suci penggunaan senjata tajam tidak diperkenankan, kesucian gerbang harus dijaga
tanpa menumpahkan darah, meminjam tongkat kepada bawahannya merupakan hal yang
tidak lazim karena Masaaki adalah seorang Samurai. Masaki kemudian menghadapi
penjahat dan melumpuhkannya dengan menggunakan tangan kosong dengan teknik
bantingan dan kuncian, Sewaktu bermeditasi Masaki melihat rantai yang berbandul
yang mengayun diterpa angin, tercetuslah dalam pikiran Dannosin Masaki bahwa
rantai itu dapat digunakan sebagai senjata untuk melumpuhkan penyerang tanpa harus
membunuhnya. Selain mengajarkan Jujitsu Masaki Ryu mengajarkan Jutte jutsu,
Manriki Gusari, Shuriken jutsu dan Ken jutsu, sekarang perguruan ini dipimpin oleh
Yumio Nawa.
8. Ryoi Shinto Ryu Jujitsu
Didirikan oleh salah satu murid Ching Gem Ping bernama Shiciroemon Fukuno.
willow yang selama ini menaungi dia tidak mengalami kerusakan, ternyata rahasia
pohon itu adalah kelenturannya, Akiyama pun mengaplikasikan “kelenturan” pohon
willow ke dalam teknik Hakuda dan terciptalah suatu teknik baru yang fleksibel
sekaligus mematikan. Untuk itulah Akiyama kemudian menamakan teknik beladirinya
Yoshin-Ryu (Yo-Pohon Willow, Shin-Semangat dan Ryu-
• Aliran perguruan bela diri Jujitsu baru, keturunan langsung dari dari
perguruan Jujitsu tradisional:
2. Aikido
Moriehei Ueshiba mempelajari Aiki-jujitsu di bawah asuhan Sokaku Takeda pada tahun
1910, kemudian mengembangkan pemikiran tentang Aiki-jujitsu ke dalam seni yang
bernama Aikido.
3. Hapkido
Adalah saudara jauh dari Jujitsu, teknik-teknik Hapkido sama persis dengan teknik-
teknik Jujitsu pada umumnya, Hapkido pada masa lalu dipelajari oleh ksatria Korea
yang disebut Hwarang.
Tidak dipungkiri dikarenakan batas georafis yang dekat dengan Jepang, Korea pun
banyak mengadopsi beberapa budaya Jepang termasuk bela diri juga pada saat
Kerajaan Jepang menginvasi Korea pada masa perang dunia II juga menambah khasanah
dalam Hapkido.
4. Wado Ryu
Diciptakan oleh Otshuka Hinorori yang merupakan murid dari Gichin Funakoshi (Bapak
Karate), sebelum mempelajari Karate dibawah asuhan Funakoshi, Otshuka merupakan
salah satu penyandang Dan dari Tenshin Shinyo Ryu Jujitsu.
5. Brazilian Jujitsu
Dipopulerkan oleh keluarga Gracie di Brazil, ada yang berpendapat bahwa Brazilian
Jujitsu adalah Judo yang dimodifikasi untuk melawan bela diri lain (Taryu Shiai
Judo)
Sedangkan di Jepang, Jujitsu sekarang lebih dikenal dengan nama Kaisho Goshin Budo
Taiho Jutsu (Kaisho = Tokyo, Goshin = Kepolisian, Budo Taiho
jutsu = Beladiri tangan kosong), digunakan oleh Kepolisian Jepang sebagai mata
pelajaran untuk pendukung tugas kepolisian.
Yang patut dibanggakan adalah ketika Duta Besar Kerajaan Jepang pada saat itu
memberikan apresiasi yang tinggi dan pengakuan ke pada Institut Jujitsu Indonesia
ketika Bapak Firman Sitompul mendemonstrasikan teknik Jujitsu di suatu acara yang
disaksikan langsung oleh depan Duta Besar Kerajaan Jepang.
Perkembangan Institut Jujitsu Indonesia ini semakin pesat dengan tumbuh dan
berkembangnya Dojo Institut Jujitsu Indonesia baik di kota-kota di Indonesia,
beberapa tahun yang lalu Institut Jujitsu semakin mengibarkan benderanya dengan
bergabung di dalam World Council of Jujutsu Organization (WCJJO), teknik bela diri
tangan kosong Institut Jujitsu Indonesia juga diadopsi oleh angkatan bersenjata
Indonesia, kepolisian, pasukan elite, pasukan pengamanan Presiden dan satuan-
satuan pengamanan swasta.
3. JUSINDO
Jusindo didirikan oleh Ben Haryo sebagai wadah pecinta/praktisi bela diri Jujitsu
dengan visi persaudaraan tanpa memandang aliran perguruan Jujitsu. JUSINDO
berafiliasi dengan beberapa perguruan Jujitsu diluar Indonesia, seperti dengan
Jujitsu Jepang (Nihon Jujutsu Kyokai ) dan perguruan Jujitsu di Amerika Serikat.
Daftar Pustaka
1. Craig, Darell, JAPAN’S ULTIMATE MARTIAL ARTS, Jujitsu Before 1882, The
Classical Japanese Art of Self Defense ( Boston and Tokyo: Charles E. Tuttle Co.,
Inc, 1995 )
2. Gruzanki, Charles, NINJA WEAPONS: Chain and Shuriken, ( Boston and Tokyo:
Charles E. Tuttle Co., Inc, 1968 )
4. Oscar Ratti and Adele Westbrook, Secrets of the Samurai, ( Boston and Tokyo:
Charles E. Tuttle Co., Inc, 1973 )
“Dedicated to all Jujitsu Master, who keep this art still alive until these day,
who teach us with their spirit, heart and love, to show us, the way…of Jujitsu and
Bushido”
“Dedicated to spirit of Bujin, some times it frightening like rage of fire, some
time it peaceful like water, who stand up straight like a Fuji mountain rooting
deeply in our heart”
“Dedicated to fellow Jujitsu-Man and Woman, who never give up to train hard,
beaten up, and have lot of bruises to seek the perfection, the essence and the
meaning of Jujitsu”
“Dedicated to our family, who always support us, to seek the essence of Jujitsu”
“Dedicated to our Dojo, the sacred place for train this art, who shade us from
element of nature, who gather us in brotherhood and comfort environment”
Doddy Devrian