KAJIAN TEORI
2.1.1 Karate
berarti Cina dan “Te” yang berarti tangan. Selanjutnya arti dari dua pengucapan
itu adalah tangan Cina, teknik Cina, tinju Cina. Selanjutnya sekitar tahun 1931
Saat ini istilah Karate berasal dari dua kata dalam huruf kanji “Kara” yang
bermakna kosong dan “Te” yang berarti tangan. Karate berarti sebuah seni bela
condong kepada hal yang bersifat filsafat. Istilah “Kara” dalam Karate bisa pula
disamakan seperti cermin bersih yang tanpa cela yang mampu menampilkan
yang belajar Karate harus membersihkan dirinya dari keinginan dan pikiran jahat.
demikian sifat kesatria tetap tertanam dalam kerendahan hatinya, demi keadilan
memperhatikan sisi teknik dan fisik, melainkan juga memperhatikan sisi mental
yang sama pentingnya. Seiring usia yang terus bertambah, kondisi fisik akan
terus menurun. Namun kondisi mental seorang Karateka yang diperoleh lewat
latihan yang lama akan membentuk kesempurnaan karakter. Akhiran kata “Do”
pada Karate-Do memiliki makna jalan atau arah. Suatu filosofi yang diadopsi
tidak hanya oleh Karate tapi kebanyakan seni bela diri Jepang dewasa ini
Ilmu bela diri sebenarnya sudah dikenal semenjak manusia ada, hal ini
batu, lukisan-lukisan binatang yang dibunuh dengan senjata seperti tombak dan
panah.
Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari
penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia
mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin
meningkat.
yang dilalui, maka para pendeta diberikan bekal ilmu bela diri. Misi yang ke arah
Dari Cina rombongan yang ke Korea menghasilkan bela diri yang kemudian kita
saat itu sudah mengembangkan ilmu bela diri Jujitsu, yudo, kendo dan ilmu
pedang (kenjutsu).
tangan besi, penduduk dilarang memiliki senjata tajam, bahkan orang tua
dilarang memakai tongkat. Diam-diam bangsa yang terjajah ini mempelajari ilmu
bela diri dengan tangan kosong yang waktu dikenal dengan nama TOTE. Dari
satu teknik ke teknik lainnya, ilmu bela diri diperdalam dan para pendeta ikut
Funakoshi Gitchin memperkenalkan ilmu bela diri dari TOTE ini di Jepang, dan
namanya pun berubah menjadi karatre, sesuai dengan aksen Jepang dalam cara
membaca huruf kanji. Sejak saat itu karate berkembang dengan pesat di Jepang.
Boxing) diciptakan oleh Darma, Guru Budha yang Agung, manakala tengah
selanjutnya menyebut beladiri ini dengan nama Shorinji Kempo) yang berakar di
Okinawa melalui kontaknya dengan Cina pada medio abad ke 14. Pada abad itu,
Dalam budaya (bahasa) Cina, Kempo berasal dari kata kara yang berarti Cina
Jadi hakikatnya, seni beladiri Karate merupakan suatu bentuk beladiri yang
Matsumara adalah pendukung adanya dua kebijakan : latihan militer (fisik) dan
tubuh seseorang dilatih dan dikembangkan dalam kerendahan hati. Dan, pada
Kata Karate merupakan kombinasi dari dua karakter (kata) Jepang : kara berarti
kosong dan te yang berarti tangan. Maka Karate dapat diartikan dengan tangan
Jadi, Karate-Do menerapkan Karate sebagai cara hidup yang lebih dari sekedar
mempertahankan diri.
Dalam Karate-Do tradisional, kita selalu diingatkan : musuh utama adalah diri kita
sendiri.
Funakoshi mengatakan, Pikiran dan teknik menjadi satu dalam Karate. Kita
berusaha membuat teknik fisik kita sebagai ekspresi dari apa yang diinginkan
pikiran kita, pun meningkatkan pemusatan pikiran kita dengan memahami inti
Sebagai contoh, meniadakan gerakan dalam gerakan Karate yang lemah dan
berpikir, begitu pula sebaliknya. Dengan makna itu, Karate menjadi suatu cara
hidup, dimana kita mencoba untuk menjadi orang yang kuat, tapi bahagia dan
dimana saja. Tapi, kita harus tenang mengekspresikan diri kita secara rendah
hati.
Ada salah satu bentuk latihan Karate yang unik dalam SKA. Latihan itu
dinamakan latihan khusus, yaitu satu seri dari latihan Karate dimana kita
mencoba untuk menghadapi diri kita sendiri dan menyempurnakan mental dan
jiwa kita.
dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk
membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok,
maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya
cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu.
Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran)
perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka
mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan.
Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat
melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang
a. SHOTOKAN
dengan lawan.
b. GOJU-RYU
ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi
c. SHITO-RYU
Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam
d. WADO-RYU
Aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo
e. KYOKUSHIN
Federation. Akan tetapi aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun
dunia, terutama pada tahun 1970 an. Aliran ini didirikan oleh Sosai
Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum
Gichin Funakoshi mendefinisikan Dua Puluh Ajaran Karate (juga disebut Niju
kun). Ini yang membentuk Dasar-dasar dan Filosofi Shotokan Karate. Dasar
menekankan anatar lain pada Kerendahan Hati, Rasa Hormat, Kasih Sayang,
dan Kesabaran. Para Karateka harus mematuhi aturan dalam semua bidang
5. Pertama Anda harus mengenal diri sendiri, maka anda dapat mengenal
orang lain
11. Karate adalah seperti air panas. Jika Anda tidak memberikan secara terus-
12. Jangan berpikir kamu harus menang. Berpikir bahwa Anda tidak harus
kehilangan.
16. Ketika Anda meninggalkan rumah, berpikir bahwa jutaan lawan sedang
menunggu Anda.
17. Posisi siap untuk pemula dan posisi alam untuk siswa lanjutan.
18. Kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain.
akhir setiap kelas oleh semua siswa dan instruktur. Ajaran Latihan tidak hanya
seperangkat aturan yang harus diikuti dalam Dojo, tetapi dimaksudkan untuk
yang harus diterapkan untuk kehidupan sehari-hari di luar Dojo. Prinsip Karate:
1. Kihon (Dasar)
memperkuat tubuh. Setelah siswa tubuh lebih kuat dan sehat, kepercayaan
membela diri melawan banyak lawan imajiner. The Karateka (praktisi karate)
visualisasi para lawan ‘serangan dan tanggapan nya. Umumnya, setiap kali
Namun, selalu ada lebih banyak yang dapat dipelajari dari awal katas dan
bahkan peringkat tertinggi Karateka akan terus berlatih katas awal. Kata juga
3. Kumite (Perkelahian)
Kumite berarti perkelahian, dan ini adalah bagian dari karate di mana
Anda melatih melawan musuh, dengan menggunakan teknik belajar dari kihon
lurus. Ini adalah jenis pertama kumite dipraktekkan. Setiap peserta tahu
siapa yang menyerang untuk mengharapkan dan kapan. Pada tahap ini
diumumkan di masa depan tetapi tidak dihitung. Ini adalah jenis kedua
kumite. Pada tahap ini tujuannya adalah untuk mengembangkan efektif
Ini adalah bentuk paling maju Perkelahian. Pada tahap ini lawan
berbeda-beda.
Kumite tidak hanya mengajarkan kita tentang pembelaan diri. Ini juga
mengajarkan kita banyak hal tentang diri kita sendiri. Berlatih Kumite
4. Peringkat Sabuk
seorang Karateka. Dalam sabuk ISKF diberikan dalam urutan sebagai berikut:
Putih (beginner)
Kuning (8 Kyu)
Orange (7 Kyu)
Hijau (6 Kyu)
Biru (5 Kyu)
Biru (4 Kyu)
Coklat (3 Kyu)
Coklat (2 Kyu)
Coklat (1 Kyu)
Hitam (Dan – 1)
Hitam (Dan – 2)
Hitam (Dan – 3)
Hitam (Dan – 4)
Hitam (Dan – 5)
Hitam (Dan – 6)
Hitam (Dan – 7)
Hitam (Dan – 8)
Yang Penting Dalam Seni Bela Diri adalah Komponen Mental atau
Spiritual. Pelatihan di dojo bukan hanya untuk belajar bela diri tetapi juga untuk
Joe Hyam menjelaskan hal ini dalam Zen indah di Seni Bela Diri:
“Sebuah miniatur kosmos dojo adalah tempat kita melakukan kontak dengan diri
kita – kita ketakutan, kegelisahan, reaksi, dan kebiasaan. Ini merupakan arena
konflik terbatas di mana kita menghadapi seorang lawan yang bukan lawan
melainkan mitra terlibat dalam membantu kita memahami diri sendiri lebih
lengkap. Ini adalah tempat di mana kita dapat belajar banyak dalam waktu yang
singkat tentang siapa kita dan bagaimana kita bereaksi di dunia. Konflik yang
terjadi di dalam dojo membantu kita menangani konflik yang terjadi di luar. total
konsentrasi dan disiplin yang diperlukan untuk belajar seni bela diri membawa ke
kehidupan sehari-hari. Kegiatan di dojo mengajak kita untuk terus mencoba hal-
hal baru, sehingga juga merupakan sumber belajar – dalam terminologi Zen,
mahasiswa terus maju dan bergerak ke atas, satu langkah pada satu waktu.
Bahkan ketika tubuh menurun, masih ada satu langkah lagi ke depan dalam
mencari kesempurnaan karakter. Sampai hari kamu mati, proses ini tak ada
akhirnya, karena tidak ada orang yang sempurna, tapi kita semua bisa menjadi
- Masatoshi Nakayama-