Dalam bahasa Jepang, karate merupakan sebuah kata yang memiliki arti empty hand atau tangan
hampa. Seni kegiatan ini lahir dan tumbuh di pulau Okinawan, dan awalnya kerap digunakan sebagai
seni bela diri. Sangat sedikit informasi yang bisa didapatkan mengenai seni bela diri ini sebelum
kemunculannya di Okinawa. Tetapi, ada sebuah pernyataan yang cukup populer mengenai asal usul
karate - bahwa karate berasal dari India sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu, kemudian dibawa
ke Tiongkok oleh seorang biksu Buddha bernama Bodhidharma. Meskipun begitu, keakuratan
sejarah ini masih menjadi isu perdebatan hingga hari ini, mengingat terbatasnya bukti yang dapat
dijadikan acuan. Pada tahun 1947, pemimpin di Okinawa, yaitu: Raja Soshin secara resmi
menyatakan bahwa golongan pendekar tidak boleh mengantongi senjata. Di tahun 1609, Kelompok
Samurai Satsuma yang berada dibawah pimpinan Shimazu Iehisa pun masuk ke Okinawa dan masih
mempertahankan larangan ini - mereka bahkan tidak segan-segan untuk menghukum orang-orang
yang telah melanggar pernyataan yang telah diberitahukan secara resmi. Menanggapi hal tersebut,
penduduk Okinawa pun kemudian berlatih Okinawa-te (kemudian disebut dengan karate) dan Ryuku
Kobudo (seni bela diri menggunakan senjata) secara diam-diam. Untuk menghindari intaian dari
anggota Kelompok Samurai Satsuma, masyarakat Okinawa kerap mempraktikkan kegiatan tersebut
di malam hari. Sangat sedikit informasi yang bisa didapatkan mengenai seni bela diri ini sebelum
kemunculannya di Okinawa. Tetapi, ada sebuah pernyataan yang cukup populer mengenai asal usul
karate - bahwa karate berasal dari India sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu, kemudian dibawa
ke Tiongkok oleh seorang biksu Buddha bernama Bodhidharma. Meskipun begitu, keakuratan
sejarah ini masih menjadi isu perdebatan hingga hari ini, mengingat terbatasnya bukti yang dapat
dijadikan acuan.