Anda di halaman 1dari 9

KEBUDAYAAN NEGARA JEPANG

1. Samurai

Sejarah Samurai dalam catatan sejarah militer di Jepang, terdapat


data-data yang menjelaskan bahwa pada zaman Nara (710 784),
pasukan militer Jepang mengikuti model yang ada di Cina dengan
memberlakukan wajib militer9 dan dibawah komando langsung Kaisar.
Dalam peraturan yang diberlakukan tersebut setiap laki-laki dewasa
baik dari kalangan petani maupun bangsawan, kecuali budak,
diwajibkan untuk mengikuti dinas militer. Secara materi peraturan ini
amat berat, karena para wakil tersebut atau kaum milter harus
membekali diri secara materi sehingga banyak yang menyerah dan
tidak mematuhi peraturan tersebut. Selain itu pula pada waktu itu
kaum petani juga dibebani wajib pajak yang cukup berat sehingga
mereka melarikan diri dari kewajiban ini. Pasukan yang kemudian
terbentuk dari wajib militer tersebut dikenal dengan sakimori ( )
yang secara harfiah berarti pembela, namun pasukan ini tidak ada
hubungannya dengan samurai yang ada pada zaman berikutnya.

Setelah tahun 794, ketika ibu kota dipindahkan dari Nara ke Heian
(Kyoto), kaum bangsawan menikmati masa kemakmurannya selama
150 tahun dibawah pemerintahan kaisar. Tetapi, pemerintahan daerah
yang dibentuk oleh pemerintah pusat justru menekan para penduduk
yang mayoritas adalah petani. Pajak yang sangat berat menimbulkan
pemberontakan di daerah-daerah, dan mengharuskan petani kecil
untuk bergabung dengan tuan tanah yang memiliki pengaruh agar
mendapatkan pemasukan yang lebih besar.
Dikarenakan keadaan negara yang tidak aman, penjarahan terhadap
tuan tanah pun terjadi baik di daerah dan di ibu kota yang memaksa
para pemilik shoen (tanah milik pribadi) mempersenjatai keluarga dan
para petaninya. Kondisi ini yang kemudian melahirkan kelas militer
yang dikenal dengan samurai.

2. Origami

Origami adalah kesenian melipat kertas yang diperkenalkan sejak


kertas pertama kali ditemukan di Cina pada 105 A.D. oleh seorang Cina
yang bernama Tsai Lun. Contoh-contoh awal origami yang berasal dari
Cina adalah perahu Cina dan kotak. Pada abad ke enam, cara
pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh para Saudagar
Arab; dan juga ke Jepang (610 A.D.) oleh seorang biksu Buddha
bernama Dokyo yang juga merupakan dokter pribadi Ratu Shotoku.

Sejak itu Origami menjadi populer dikalangan orang Jepang sejak


turun-temurun. Origami menjadi satu kebudayaan orang Jepang dalam
keagamaan Shinto. Kertas persegi dipotong dan dilipat menjadi
lambang Dewa dan digantung di kota Jingu (Kuil Agung Imperial) di Ise
sebagai bahan
3. Pakaian Tradisonal Jepang

Jepang memiliki pakaian Tradisional yang disebut Kinomo, sudah


banyak orang tau bahwa kimono adalah pakaian Tradisional Jepang.
Dahulu kimono digunakan untuk kegiatan sehari-hari, namun pada saat
ini, komono hanya digunakan di acara-acara khusu. Kimono bisa di
pakai oleh pria atau wanita, kimono pria umumnya lebih sederhana
baik dalam design, motif dan juga warnanya yang biasanya didominasi
oleh berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam,
sedangkan Kimono untuk wanita dikenal ada beberapa jenis
menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas
dari acara yang dihadiri. Disamping itu kimono wanita juga memiliki
berbagai aksesoris tambahan yang cukup banyak.

4. Festival ( Matsuri )

Matsuri adalah istilah agama Shinto yang berarti persembahan ritual


untuk Kami. Dalam pengertian sekuler, matsuri berarti festival atau
perayaan di Jepang.

Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut


kunchi.
Berbagai matsuri diselenggarakan sepanjang tahun di berbagai tempat di
Jepang. Sebagian besar penyelenggara matsuri adalah kuil Shinto atau
kuil Buddha.
Walaupun demikian, ada pula berbagai "matsuri" (festival) yang bersifat
sekuler dan tidak berkaitan dengan institusi keagamaan.

Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk
kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk
didoakan dan jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau
konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu
atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan
bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jing merupakan salah satu
contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam
bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta
umum tidak dibolehkan ikut serta.
Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri
sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya.
Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan
dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai
wacana dan tanpa makna religius.
Tiga matsuri terbesar

TIGA MATSURI TEBESAR

Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, Juli)


Tenjinmatsuri (Osaka Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)
Kanda Matsuri (Kanda Myjin, Tokyo, Mei)

5. Bunraku

Bunraku, yang menjadi populer sekitar akhir abad ke-16, merupakan


jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita
dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik
berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater
boneka yang paling halus di dunia.

Berbagai seni tradisional lainnya, seperti upacara minum teh dan


ikebana (merangkai bunga), terus hidup sebagai bagian dari kehidupan
sehari-hari masyarakat Jepang. Upacara minum teh (sado atau chado)
adalah tata-cara yang diatur sangat halus dan teliti untuk
menghidangkan dan minum teh hijau matcha (dalam bentuk bubuk).
Ada hal yang lebih penting daripada ritual membuat dan menyajikan
teh, karena upacara ini merupakan rangkaian seni yang mendalam
yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan kepekaan yang sangat
halus. Sado juga menjajaki tujuan hidup dan mendorong timbulnya
apresiasi terhadap alam.

6. Kabuki

Kabuki adalah sebuah bentuk teater klasik yang mengalami evolusi


pada awal abad ke-17. Ciri khasnya berupa irama kalimat demi kalimat
yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up
yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk
mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat
dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon
mengambil tema masa abad pertengahan atau zaman Edo, dan semua
aktor, sekalipun yang memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria.
7. Ikebana

Ikebana merupakan seni merangkai bunga dari Jepang yang telah


dipraktikkan selama lebih dari 600 tahun.Ikebana dikembangkan dari
ritual Budha yang awalnya digunakan untuk menawarkan persembahan
bunga untuk roh-roh orang mati.

Pada pertengahan abad kelima belas, dengan munculnya gaya klasik


pertama, Ikebana mencapai status seni independen yang bebas dari
kaitan dengan agama.Para praktisi Ikebana awal umumnya adalah
pendeta dan kaum bangsawan. Namun, seiring waktu, banyak gaya
berbeda yang akhirnya muncul, Ikebana pun mulai dipraktikkan di
semua lapisan masyarakat Jepang.

8. Kendo dan Judo

Kendo adalah olah raga bermain pedang


bambu sedangkan Jud0 adalah nama dari olahraga bela diri dari
Jepang. Kata Do yang terdapat pada akhiran kedua kata diatas
mempunyai arti yang sama yaitu jalan dan kalau ditulis dengan huruf
kanji mempunyai lambang jalan. Peralatan yang digunakan pada Kendo
yaitu Seragam yang dikenal dengan nama Kendo gi dan hakama,
pedang dari bamboo yang bernama shinai, pelindung kepala atau men,
pelindung badan atau do, pelindung tangan atau kote, pelindung paha
atau tare.

9. Upacara Minum Teh

Upacara minum teh atau yang dikenal dengan Chad atau


Sad. Adalah upacara yang mencerminkan kepribadian dan
pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup,
cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara
meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh
(chashitsu).

10. Tako

Kesenian Layang-layang ini sudah ada sejak jaman periode Nara (649-
793 AD). Design laying-layang dari negeri ini cukup unik dan sangat
mudah dibedakan dengan design layang layang dari negara atau
wilayah lain. Mainan ini dianggap berbahaya karena talinya bisa
bersentuhan dan mengganggu aliran kabel listrik yang bisa berakibat
fatal bagi pelaku dan orang lain. Layang layang hanya bisa dijumpai di
event khusus atau dalam festival budaya saja yang mau tidak mau
harus mereka hadirkan.
11. Noh

Noh adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan


tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi juga dengan utai (nyanyian),
hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya adalah sang
aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni,
dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng-topeng itu
menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita
muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.

12. Shogi

Shogi atau catur Jepang adalah permainan papan dari Jepang yang
dimainkan oleh dua orang di atas papan 9 lajur dan 9 baris yang
berwarna sama. Ciri khas shogi yang sangat membedakannya dari
catur adalah sistem memainkan kembali buah lawan yang sudah
ditangkap. Walaupun sudah naik pangkat, buah yang tertangkap akan
kembali ke pangkat semula. Kedua belah sisi yang bermain dibedakan
menjadi sente dan gote. Pemain sente memainkan langkah pertama,
diikuti pemain gote, begitu seterusnya secara bergantian hingga
selesai. satu set buah shogi yang berjumlah 20 buah.

Daftar Pustaka

http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016247597/tugas--
10-kebudayaan-jepang

http://satriokeyong.blogspot.com/2013/09/macam-macam-kebudayaan-
jepang.html

https://www.google.com/search?
q=samurai&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=Z8YJU4z3CsaHrQe8qY
HAAQ&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=705#q=noh+jepang&tbm
=isch&imgdii=_

Anda mungkin juga menyukai