Anda di halaman 1dari 18

KORELASI ANTARA SPEED DAN POWER TERHADAP TEKNIK IPPON SEOI

NAGE PADA ATLET PROFESIONAL DAN PEMULA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Biomekanika Olahraga dengan
dosen pengampu Sufyar Mudjianto, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Ary Nur Rizky 2009518


2. Aditiya Putra M 2007556
3. Dian Barokah 2006537
4. Gunadi Sanjaya 2009566
5. Meizi Rahmawan 2001167
6. Rima Restiani 2004675

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA AN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberi
kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul
“KORELASI ANTARA SPEED DAN POWER TERHADAP TEKNIK SEOI NAGE PADA
ATLET PROFESIONAL DAN PEMULA”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Biomekanika Olahraga.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan - kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang


telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan
memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Bandung, 10 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Olahraga Judo........................................................................................5
B. Sejarah Olahraga judo..............................................................................................6
C. Teknik Judo..............................................................................................................8
D. Matras Judo............................................................................................................10
E. Peraturan Judo........................................................................................................11
F. Teknik Seoi Nage...................................................................................................12
G. Data Hasil Korelasi................................................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Judo merupakan gabungan dari dua kata, “Ju” yang artinya lembut dan “Do” yang
artinya cara, jika digabungkan Judo adalah “cara yang lembut”. Bela diri judo berasal dari
negara Jepang. Tujuan dari bela diri judo ini untuk mengembangkan falsafah jiwa atau
spiritual yang positif, pertumbuhan fisik dan kesegaran jasmani yang baik, serta untuk
pembelaan diri dari bahaya.

Jigoro Kano menambahkan gayanya sendiri pada banyak cabang jujutsu yang ia
pelajari pada masa itu (termasuk Tenjinshiyo dan Kito). Pada tahun 1882 ia mendirikan
sebuah dojo di Tokyo yang ia sebut Kodokan Judo. Dojo pertama ini didirikan di kuil Eisho
ji, dengan jumlah murid sembilan orang.

Tujuan utama jujutsu adalah penguasaan teknik menyerang dan bertahan. Kano
mengadaptasi tujuan ini, tapi lebih mengutamakan sistem pengajaran dan pembelajaran. Ia
mengembangkan tiga target spesifik untuk judo: latihan fisik, pengembangan mental / roh,
dan kompetisi di pertandingan-pertandingan.

Abdul (2012: 45-56) Olahraga beladiri Judo terdiri dari teknik dasar melempar
/membanting. Dalam permainan judo, pejudo berpasangan dan saling memegang baju lawan (
judogi), untuk melakukan teknik-teknik judo seoi nage adalah teknik bantingan diaman
adanya dua pejudo yang berpasangan dan saling berusaha untuk menjatuhkan lawan dengan
cara membanting lawannya semaksimal mungkin. Untuk mencapai maksimal maka
dibutuhkan latihan khusus berjam-berjam yaitu penguasaan teknik bentingan Morote Seoi
Nage. Dimana pejudo harus memahami teknik Kumikata, Kuzushi, Kake Dan Kata.untuk
lebih jelasnya teknik bantingan Seoi Nage.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa speed dan power sangat dibutuhkan saat memebanting dengan teknik seoi
nage?

2. Bagaimana perbedaan antara atlet professional dengan pemula pada saat melakukan
teknil seoi nage?
C. Tujuan

Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui keefektifan speed dan power pada
saat membanting dengan teknik seoi nage yang dilakukan oleh atlet professional dan pemula.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Judo

Judo merupakan gabungan dari dua kata, “Ju” yang artinya lembut dan “Do” yang
artinya cara, jika digabungkan Judo adalah “cara yang lembut”. Bela diri judo berasal dari
negara Jepang. Tujuan dari bela diri judo ini untuk mengembangkan falsafah jiwa atau
spiritual yang positif, pertumbuhan fisik dan kesegaran jasmani yang baik, serta untuk
pembelaan diri dari bahaya.

Seni bela diri Judo berasal dari Jepang. Ini awalnya dibuat pada tahun 1882 oleh
Jigoro Kano sebagai pedagogi fisik, mental, dan moral di Jepang. Karakteristik judo yang
paling menonjol adalah elemen kompetitifnya, di mana tujuannya adalah melempar atau
menjatuhkan lawan ke tanah, melumpuhkan atau menundukkan lawan dengan pin, atau
memaksa lawan untuk menyerah.

Praktisi judo disebut judoka. Filosofi dan pedagogi berikutnya yang dikembangkan
untuk judo menjadi model untuk seni bela diri Jepang modern lainnya yang dikembangkan
dari koryu (sekolah tradisional). Judo juga melahirkan sejumlah seni bela diri turunan di
seluruh dunia, seperti jiu-jitsu Brasil, Krav Maga dan Sambo. Seni bela diri judo bertujuan
untuk mengembangkan falsafah jiwa atau spiritual yang positif, pertumbuhan fisik dan
kebugaran jasmani yang baik, serta untuk pembelaan diri dari bahaya. Judo secara resmi
diakui oleh UNESCO, sebagai salah satu olahraga paling komprehensif untuk anak-anak dan
remaja. Ada banyak manfaat berlatih judo, karena meningkatkan kesehatan fisik dan mental
kita.
B. Sejarah Judo di Dunia dan di Indonesia

Arti Kodokan adalah panti yang menggembleng jasmani dan rohani melalui latihan
judo supaya nantinya dapat menjadi manusia yang dapat mendarma baktikan dirinya untuk
masyarakat dan dunia .
Pada waktu Jigoro Kano berumur 23 tahun ,beliau mulai mengajarkan judo dan murid
pertamanya hanya 9 orang .Tempat berlatih yang diberi nama Kodokan Judo didirikan di
Eisyoji,Kitainari Shintaya di Tokyo dengan dojo yang terdiri hanya 12 lembara tatami.Sejalan
dengan perkembangan dojo yang dari hari ke hari muridnya brtambah banyak serta
kemahiran murid – muridnya juga sangat maju dan memperlohatkan prestasi yang tinggi
dalam pertandinga –pertandingan .
Kehadiran judo sebagai bela diri baru, mengakibatkan banyak jago – jago atau
pendekar
– pendekar jujitsu yang kurang senag dan menantang murid – murid Jigoro Kano untuk
bertanding atau duel. Pada suatu hari ajakan jago – jago jujitsu diterima oleh pejudo – pejudo
Jigoro Kano antara lain Shiro Saigo dan sakujiro Yokoyama untuk bertanding atau duel dan
hasilnya dimenangkan oleh para pejudo.Sejak pristiwa tersebut kehadiran judo mulai
diakui,judo dan juitsu menjadi bersatu dan saling menghormati.
Pada tahun 1911,Jigoro Kano mendirikan Persatuan Olahraga Nasional Jepang dan
terpilih menjadi ketua, kemudian dipilih lagi menjadi pengurus IOC.Beliau sering
mengunjungi Eropa dan Amerika dan pada setiap kesempatan ia memperkenalkan Judo
diberbagai negara. Murid – murid beliau juga banyak yang berjasa mengembangkan Judo
keberbagai negara sehingga tidak ada lagi yang tidak mengenal Judo di dunia. Di Jepang
Judo dipelajari disekolah – sekolah kemudian menadi mata pelajaran. Judo juga dipelajari di
Sekolah Polisi sebagai salah satu pendidikan untuk melatih fisik,mental dan beladiri.
Judo mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1942 ketika tentara Jepang mulai
menjajah Indonesia . Pada hari – hari tertentu tentara Jepang berlatih Judo dilingkungan
asramanya. Lama kelamaan mereka bergaul dan bersahabat dengan orang – orang Indonesia
dan mengajak berlatih judo. Karena tempat latihan adanya hanya dilingkungan asrama tentara
Jepang, teman yang diajak belajar judo betul – betul selektif, jangan sampai membahayakan
mereka.
Pada tahun 1949 berdiri perkumpulan judo peertama di Jakarta bernama “Jigoro Kano
Kwai “ yang dipimpin oleh J.D. Schilder (orang Belanda ).Perkumpulan tersebut berlatih di
Gedung YMCA ,Jalan Nusantara ,Jakarta.Anggota perkumpulan judo terdiri dari berbagai
lapisan antara lain pelajar,mahasiswa,umum,ABRI,anak – anak,dewasa,pria dan
wanita.Selain belajar judo mereka juga belajar jujitsu.
Tahun 1951 berdiri pula perkumpulan judo di kota Medan yang dipimpin oleh orang
Jepang bernama Moriwa Wada,tingkatan judo dan 4 dengan nama perkumpulan Jigoro Kano
Kwai Medan. Di Surabaya berdiri pila perkumpulan yang dipimpin oleh Soichi Makino
dengan nama Indonesia Umar (Dan V )kemudian dilanjutkan oleh G.W.Pantow.
Pada tanggal 20 Mei 1955 di Bandung ,didirikan perkumpulan judo yang diberi nama
Judo Institut Bandung (J|IB )oleh Letkol.TNI.abbas Soeriadinata,Mayor TNI.Uluk
Wartadiredja,Letkol TNI.D. Pudarto, Pouw Tek Siang dengan pelatih T. Oki Supriadi
(Jepang). Tahun 1955 tepatnya pada tanggal 25 Desember 1955,dibentuk organisasi
judo Indonesia yang diberi nama Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI ),sebagai organisasi
judo tertinggi di Indonesia yang mengatur atau mengelola kegiatan judo secara
Nasional dan Internasional. Pada tahun itu juga PJSI telah diakui oleh Komite Olympiade
Indonesia sebagai
Top Organisasi Judo Indonesia.

C. Teknik Judo
Teknik bantingan judo (nage waza) dapat dibagi menjadi teknik berdiri (tachi waza) dan
teknik menjatuhkan diri (sutemi waza). Teknik berdiri dibagi lagi menjadi teknik tangan (te
waza), teknik pangkal paha (koshi waza), dan teknik kaki (ashi waza). Teknik menjatuhkan
diri dibagi lagi menjadi teknik menjatuhkan diri ke belakang (ma sutemi waza) dan teknik
menjatuhkan diri ke samping (yoko sutemi waza)

Teknik kuncian judo (katame waza) dapat dibagi menjadi teknik menahan (osae
waza atau osaekomi waza), teknik jepit (shime waza), dan teknik sambungan (kansetsu waza)

Teknik menyerang (atemi waza) dengan tendangan atau pukulan bahkan dengan senjata pisau
atau pedang kadang digunakan untuk latihan bagi judoka tingkatan tinggi, walaupun dalam
pertandingan resmi hal tersebut dilarang (demikian pula pada saat latihan bebas (randori)

Teknik bantingan (teknik berdiri)

 Sapuan lutut - hiza guruma


 Jegal dari belakang - o soto gari
 Jegal dari depan - 'ko uchi gari
 Sapuan samping - deashi barai
 Bantingan paha - uchi mata
 Bantingan pangkal paha memutar - o goshi
 Bantingan pangkal paha angkat - surikomi goshi
 Bantingan pangkal paha sapuan - harai goshi
 Lemparan bahu - seoi nage
 Menjatuhkan tubuh - tai otoshi
 Lemparan guling belakang - tomoe nage

Teknik kuncian (teknik berbaring)

Teknik kuncian (katame waza) disebut juga teknik berbaring (ne waza) karena teknik ini
dilakukan ketika seorang judoka atau lawannya berbaring menghadap ke atas atau ke bawah.

 Kuncian pinggang - kesa gatame


 Kuncian bahu - kata gatame
 Kuncian empat sisi - yoko shiho gatame
 Kuncian empat sisi atas - kami shiho gatame
 Kuncian belakang - kataha jime
 Kuncian kalung - okuri eri jime
 Kuncian tangan - ude garami
 Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame

D. TATAMI (Matras)
Dalam setiap pertandingan judo, para Judoka dan wasit akan berada di atas karpet atau matras
(tatami) berbentuk segi empat (belah ketupat) dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8
tatami yang dijajarkan. Selain dialasi matras, kebanyakan dojo judo sekarang menggunakan
pegas di bawah lantai palsu, untuk menahan benturan akibat bantingan. Sebelum
pertandingan dimulai, kedua judoka berdiri di tengah-tengah tepat di belakang garis sejajar
dengan diawasi oleh juri. Sebelum dimulai, kedua judoka tersebut menunduk memberi
hormat satu sama lain dari belakang garis. Di sudut atas dan bawah belah ketupat duduk dua
orang hakim, dan di belakang masing-masing judoka, di luar arena yang dibatasi matras,
duduk judoka-judoka dari regu yang sama, dan duduk pula seorang pencatat waktu dan
seorang pencatat nilai. Pertandingan diselenggarakan di dalam arena di dalam matras yang
dibatasi oleh (dan termasuk di dalamnya) garis merah (jonai). Luas arena tersebut adalah 9,1
meter persegi dan terdiri dari 50 tatami. Waza atau teknik judo yang dipakai di arena di luar
garis merah (jogai) tersebut dianggap tidak sah dan tidak dihitung.

E. PERATURAN JUDO IJF

Pertandingan judo diadakan antara perorangan dan juga beregu. Beberapa kompetisi
membagi pertandingan menjadi 8 kategori, berdasarkan berat tubuh. Kompetisi lain membagi
pertandingan berdasarkan tingkatan dan, umur, dan lain-lain. Ada juga yang tidak mengenal
pembagian apapun.

Satu pertandingan judo berlangsung selama 3-20 menit. Pemenang ditentukan dengan jalan
judoka pertama yang meraih satu angka, baik dengan bantingan maupun kuncian. Jika setelah
waktu yang ditentukan tidak ada pemain yang memperoleh satu angka, pemain dengan nilai
lebih tinggi menang atau pertandingan berakhir seri.

Judo, sebagaimana olahraga lain dari Jepang, diselenggarakan dengan penuh tata krama.
Kedua judoka membungkuk memberi hormat satu sama lain pada awal dan akhir
pertandingan.

Awal pertandingan

Judoka menghadap satu sama lain, meluruskan telapak kaki mereka di belakang garis masing-
masing di tengah-tengah arena dan berdiri tegak lurus. Lalu mereka saling membungkuk pada
saat yang sama. Kemudian mereka maju satu langkah, diawali dengan kaki kiri, dan berdiri
dengan posisi kuda-kuda alami (shizen hon tai). Sang juri atau wasit lalu berkata "Mulai"
(Hajime) dan pertandingan pun dimulai.
Akhir pertandingan

Kedua judoka kembali dalam posisi kuda-kuda alami dan menghadap satu sama lain satu
langkah di depan garis mereka masing-masing. Juri kemudian mengumumkan hasil
pertandingan, dan kedua kontestan mundur selangkah ke belakang garis dimulai dengan kaki
kanan. Mereka lalu membungkuk lagi dan keluar dari arena.

Sistem penilaian

Satu angka (ippon) dapat diperoleh dengan jalan:

 Bantingan (nage waza): Jika judoka dapat mengungguli teknik lawan dengan
membantingnya dengan tenaga dan kecepatan dengan punggung membentur lantai
terlebih dahulu.
 Kuncian (katame waza): Jika judoka berhasil mengunci lawan sehingga ia
mengucapkan kata "Aku menyerah!" (maitta), atau menepuk lantai dua kali dengan
tangan atau kaki, pingsan, atau jika kuncian tersebut berlangsung paling sedikit 30
detik (osae waza) dan diumumkan bahwa pertandingan berakhir (osae komi)

Setengah angka (waza ari) dapat diperoleh dengan cara:

 Bantingan: Jika teknik judoka cukup bagus namun tidak sampai layak untuk
menerima angka penuh.
 Kuncian: Jika judoka berhasil mengunci lawannya selama paling tidak 25 detik.

Dua waza ari berarti satu angka, namun setengah angka saja tidak cukup untuk menentukan
seorang pemenang, maka oleh para perancang pertandingan dibuatlah sistem angka
tambahan.

Tambahan (yuko dan koka) yang tidak peduli berapapun tidak akan mengungguli satu
'Setengah-angka', namun dapat menjadi penentu jika masing masing judoka memperoleh nilai
yang sama (1W1Y0K - 1 Waza dan 1 Yuko menang melawan 1W0Y9K - 1 Waza dan 9
Koka). Angka tambahan ini diperoleh jika teknik yang diperagakan tidak cukup bagus untuk
memperoleh nilai setengah (yuko) atau tidak cukup bagus untuk memperoleh yuko (koka).
Tidak jarang suatu pertandingan ditentukan dengan banyaknya yuko dan koka yang diperoleh
(karena satu angka otomatis menang dan dua setengah-angka juga otomatis menang)

Jika jumlah nilai yang diperoleh kedua judoka sama, maka kadang-kadang suatu
pertandingan menggunakan sistem pemungutan suara antara kedua hakim sudut dan juri
(dengan total tiga suara).
Teknik terlarang

Teknik-teknik atau waza yang berbahaya tidak diijinkan penggunaannya. Total teknik
terlarang berjumlah 31 (32 untuk perempuan). Judoka akan dikenai empat tingkatan sanksi,
tergantung seberapa berat pelanggaran yang dilakukan. Untuk tiap-tiap jenis pelanggaran,
pertandingan dihentikan sejenak dan kedua judoka kembali ke garis masing-masing.

Pelanggaran ringan (shido) adalah peringatan untuk pelanggar peraturan yang tidak
seberapa berbahaya. Judoka diberi peringatan awasete chui jika melakukannya untuk kedua
kalinya. Pelanggaran ini memiliki nilai berkebalikan dengan satu koka. Beberapa tindakan
yang akan mendapat peringatan:

 Seorang judoka kehilangan semangat bertarung dan tidak menyerang selama lebih
dari 30 detik
 Melepas ikat pinggang lawan atau ikat pinggang sendiri tanpa izin dari juri
 Melilit tangan lawan dengan ujung ikat pinggang (atau ujung baju)
 Memelintir atau berpegang pada ujung lengan baju maupun celana lawan
 Memasukkan bagian seragam lawan manapun ke dalam mulut (menggigit seragam
lawan)
 Menyentuh wajah lawan dengan bagian tangan atau kaki manapun
 Menarik rambut lawan
 Mengunci telapak tangan lawan dengan telapak tangan sendiri selama lebih dari 6
detik dalam posisi berdiri

Pelanggaran kecil (chui) adalah peringatan untuk pelanggaran yang lebih berat dari
pelanggaran ringan. Pelanggaran ini memiliki efek negatif sebesar yuko Beberapa contohnya
sebagai berikut:

 Memasukkan bagian kaki manapun ke seragam lawan, baik ikat pinggang maupun
jaket, selama kuncian dilakukan lawan
 Mencoba mematahkan jari lawan untuk melepaskan genggaman lawan
 Menendang tangan lawan dengan kaki atau lutut untuk lepas dari cengkeraman lawan

Pelanggaran berat (keikoku) adalah pelanggaran yang dapat dikenai sanksi dan teguran
keras. Judoka yang melakukan pelanggaran ini akan dikurangi nilainya sebesar setengah
angka. Dua pelanggaran kecil memungkinkan dikenainya sanksi yang sama. Contoh
pelanggaran- pelanggaran berat:
 Mengunci lengan lawan (kansetsu waza) di manapun selain di sikut
 Menarik lawan yang tergeletak menengadah ke atas di lantai dan kemudian
membantingnya kembali
 Seorang judoka melakukan tindakan berbahaya apapun yang bertentangan dengan jiwa
judo.

Pelanggaran serius (hansoku make) adalah pelanggaran yang dapat membuat seorang
judoka didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran yang sangat berat sehingga
membahayakan baik lawannya maupun orang lain. Empat kali peringatan (shido) juga dapat
dikenai sanksi ini.

F. IPPON SEOI NAGE

Analisis Teknik Seoi Nage sebagai salah satu teknik melempar atau membanting dalam Judo,
Teknik Seoi Nage dipili karena ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan teknik Seoi
Nage, yang merupakan teknik yang paling banyak disenangi dan dilakukan atlet Judo pemula
dan lanjutan di Indonesia, dalam latihan maupun dalam pertandingan sebagai teknik andalan
atu teknik spesialisasi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi
proses melempar atau membanting dalam Judo khususnya teknik Seoi Nage dan karakteristik
pergerakan titik berat badan Uke (yang dibanting) dan kecepatan lemparan masing-masing
Tori (pembanting). Teknik ini merupakan teknik yang popular digunakan oleh judoka
professional maupun pemula. Teknik ini membutuhkan speed dan power yang efektif pada
saat membantik
uke atau lawan. Karena speed daan power sangat berpengaruh terhadap bantingan. Jika speed
dan power kurang, maka pada saat membanting dengan teknik seoi nage akan terjadinya
kesalahan atau ketidak efektifan pada saat membanting, kemungkinan tidak terbanting uke
atau lawannya.

G. DATA HASIL KORELASI

IPPON SEOI NAGE (PRO)

Time
Putaran Kaki Tarikan Lengan Putaran Pinggang
(ms)
360 69.5696106
400 60.41893005
440 116.8035507 560.8790283
480 213.2420807 325.1234741 513.8289185
520 311.7825928 135.3029327 420.5830078
560 376.883606 144.7506409 307.3563538
600 382.4970703 427.4610291 210.4108887
640 337.6164856 627.8439941 131.8355713
680 279.6390076 709.8294678 65.34585571
720 234.2730103 709.3766479 22.63341522
760 200.3276825 670.2741699 11.24965477
800 171.4086456 613.9005737 8.874397278
840 149.3352661 557.4229126 4.599509716
880 136.9006348 522.5790405 1.504317522
920 132.3111877 517.9788818 0.989208221
960 131.6781921 519.7019653 0.737882018
1000 132.6744537 485.031189 0.48322463
1040 135.1877441 394.9124756 2.028333902
1080 139.8631744 282.7870178 3.163779974
1120 146.7006989 208.756897 2.85063982
1160 154.4757385 202.6441345 11.2585535
1200 161.0307922 238.2307281 29.4915123
1240 164.1875916 251.0990906 43.36728287
1280 162.2189636 206.1791687 39.6484375
1320 153.3704376 122.8086853 159.2067566
1360 135.8593903 38.54219055 426.2450867
1400 109.6353912 46.31812668 717.6315308
1440 78.97490692 134.4904022 825.9626465
1480 52.42156601 214.1565399 673.6430054
1520 38.37805939 255.0649719 476.5125427
1560 38.59430695 244.5072174 382.0892029
1600 46.10722351 196.0923767 255.1048126
1640 53.00215149 133.4022064 124.5028381
1680 54.97922897 74.12312317 57.58289337
1720 51.92598343 31.53570747 40.22760773
1760 46.03627014 21.19540977 34.47592163
1800 39.25748062 25.27154732 27.76452446
1840 32.53072739 28.73939705 47.3650856
1880 26.19677544 32.77882004 58.41296005
1920 20.24060059 32.19200897 52.55838776
1960 14.68457794 25.52951241 39.89331055
2000 9.820159912 16.93003273 28.12372208
2040 5.912110806 11.0614748 18.1148777
2080 3.166387558 9.67965889 9.856762886
2120 2.725796461 10.74814606 3.877983809
2160 5.144193649 10.72438145 1.045165896
2200 8.411997795 8.357487679 3.337055922
2240 11.05801964 5.159054279 3.740267992

Time
(ms) Putaran Kaki Tarikan Lengan Putaran Pinggang
Time (ms) 1
-
Putaran Kaki 0.77758 1
-
Tarikan Lengan 0.79304 0.623589259 1
-
Putaran Pinggang 0.21328 0.114174995 -0.138018765 1

IPPON SEOI NAGE (PEMULA)


Time Tarikan Putaran
Puataran Kaki
(ms) Lengan pinggang
367 493.9056396
400 505.3405151
433 503.2912903 77.09452057
467 462.8621826 107.8665695
500 380.6750488 290.5862427 143.1308594
533 281.2565613 304.060791 173.5754852
567 195.375824 297.4562378 205.8090668
600 136.3994598 274.3328552 251.4558716
633 96.03105927 273.9736633 301.3790894
667 63.88855743 301.9971008 321.7730408
700 39.62614441 317.0417175 276.4938965
733 24.51641083 290.8668823 180.6570282
767 16.08381271 237.7670898 155.0663605
800 11.75835323 191.9119263 245.3297882
833 11.10670757 164.9593506 406.5490723
867 14.75805378 142.6155701 621.6318359
900 23.13933563 111.442543 779.7034912
933 35.2113266 70.64312744 756.434082
967 49.08811951 26.10319328 553.4594727
1000 64.00882721 32.06317902 295.6664124
1033 77.23995209 66.94866943 96.66065216
1067 81.64891815 64.9604187 15.32187843
1100 96.26491547 28.86439705 57.47003555
1133 208.209137 215.806427 63.03089905
1167 413.3539429 491.4303284 53.45616531
1200 605.734436 706.9967041 42.7467041
1233 665.9101563 702.8638916 37.23007202
1267 570.5002441 477.1683655 36.73735809
1300 399.6065063 185.2769928 39.95463181
1333 235.8807373 31.33381462 47.88941574
1367 114.6364365 137.7307892 65.10473633
1400 65.09566498 168.115509 99.05487823
1433 90.28569031 165.1983948 152.5145874
1467 119.0393524 156.8908844 216.1083679
1500 133.4419098 159.4629364 259.4084167
1533 127.2267685 177.8334656 227.5419159
1567 100.0472336 203.7567291 80.59519196
1600 64.09481049 221.6255951 143.9442902
1633 36.21351242 216.6705627 326.7348938
1667 24.94690704 191.1622314 382.4384155
1700 25.45590019 167.4386139 326.7200928
1733 28.55925179 161.0209045 241.2549133
1767 30.38772392 175.8954773 190.5233459
1800 33.85475922 224.0549469 188.1031036
1833 44.62583923 298.2532043 213.0332031
1867 65.17706299 361.2321777 225.5219879
1900 90.86504364 382.138916 178.3858948
1933 110.9589691 334.4185486 52.89208603
1967 117.3539047 220.6825714 208.3974457
2000 111.625351 311.3977051 430.9368591
2033 100.1787415 530.5734253 545.3803101
2067 86.36099243 575.4616089 523.6868896
2100 70.08321381 438.1947021 426.9539185
2133 51.16099167 272.5289612 324.8589783
2167 32.73030472 207.5771942 249.8795013
2200 23.67997932 218.078598 209.6409149
2233 26.2039299 239.6845856 198.6494751
2267 29.54749298 260.2285156 200.8233948
2300 30.01733589 273.8504028 199.1945648
2333 28.34475708 274.2883301 187.4636688
2367 25.66144753 263.3599243 173.5347595
2400 22.55838966 243.4017487 175.4746399
2433 19.94061279 217.5247345 220.8146667
2467 19.37467194 194.8366852 317.5863342
2500 19.57051277 172.1325073 421.5597534
2533 18.1088562 155.1113434 468.4661865
2567 16.55515862 181.7340851 427.0534973
2600 17.4218483 195.324173 316.5041504
2633 19.13324547 126.6318436 182.3464661
2667 18.25251961 68.97540283 69.7776947
2700 14.59813023 133.8836823 52.57149124
2733 18.05220985 107.7396317 99.38548279
2767 30.87076187 38.54272461 130.6139069
2800 42.92964172 170.1572113 146.0374756
2833 48.26198578 226.6418762 172.0257416
2867 44.72644806 349.4672546 227.9814453
2900 33.00263977 585.0435181 271.5231628
2933 17.16715622 792.3270264 263.447052
2967 8.351885796 977.0333252 204.5787659
3000 9.1238451 1112.885864 120.7105026
3033 21.93679619 1080.014648 95.38352966
3067 51.62268066 858.4778442 148.1837463
3100 81.54911804 554.4313354 161.5983582
3133 98.58823395 342.6607666 126.7057571
3167 98.20950317 378.6213074 97.85202026
3200 83.47628021 401.1365051 113.179245
3233 62.01914978 278.6428528 141.1908722
3267 41.91497421 205.3234863 167.5070953
3300 26.52363968 349.7789307 193.0001221
3333 15.7553339 493.3670654 209.6443024
3367 12.87888718 520.9015503 203.7073364
3400 18.7126255 386.6262207 171.0600586
3433 27.45366859 166.4404297 126.1311798
3467 35.2773056 98.77240753 88.40233612
3500 37.06681442 142.4017792 62.07632828
3533 28.5601902 129.3491669 40.35542297
3567 10.00956059 138.0185852 27.02716064
3600 20.47560883 178.0389404 41.09526062
3633 52.18070221 216.1920013 67.69007874
3667 82.5487442 223.5117035 93.76964569
3700 106.0592957 237.5510712 115.4908371
3733 125.8433762 480.1827393 135.1871338
3767 153.5092468 856.5357666 163.1522217
3800 184.813446 1092.871094 213.0845795
3833 197.779007 1025.296631 294.0977173
3867 183.9966125 702.5786743 396.0393372
3900 154.4994965 274.6639709 473.1773071
3933 122.4721603 160.3866882 468.9313049
3967 95.78404999 462.4479675 376.8439941
4000 76.88389587 545.0041504 253.5339203
4033 64.42248535 428.290802 161.7500916
4067 59.44064713 275.8856506 118.4932251
4100 62.7580452 239.6958466 91.95726776
4133 73.3938446 356.5249023 50.24482346
4167 90.64881897 544.1804199 57.00122833
4200 108.5033264 686.8915405 116.0479355

Puataran Putaran
Time (ms) Kaki Tarikan Lengan pinggang
Time (ms) 1
Puataran Kaki -0.3720428 1
Tarikan Lengan 0.35315577 0.249022098 1
-
Putaran pinggang -0.1651294 0.268739262 -0.066867198 1

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil data tersebut menunjukan bahwa speed dan power tori professional lebih efektif
dan efesien dari pada tori pemula. Yang dianalisis menggunakan aplikasi kinovea dari data
tersebut adalah putaran kaki, tarikan lengan, dan putaran pinngang. Speed dan power yang
dilakukan oleh tori sangat berpengaruh terhadap bantingan ippon seoi nage.
DAFTAR PUSTAKA

Works Cited
Ahmad, A. K. ( Juni 2010 ). ANALISIS TEKNIK BANTINGAN SEOI NAGE PADA JUDO DI UNIVERSITAS
TSUKUBA JEPANG. Jurnal Kepelatihan Olahraga Volume 2, No. 1, 6-12.

Dkk., ]. R. (2012 Vol. 2). Perbandingan Persentase Penggunaan Teknik Serangan Nage Waza Dan
Katame Waza Terhadap Perolehan Point Ippon Dalam Pertandingan Judo . Jurnal
Kepelatihan, 8-12.

Khadir, A. (2013). Olahraga Judo. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya Offset

Khadir, A. (2014). Oahraga Judo. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya Offset.

Anda mungkin juga menyukai