Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK 5

OLAHRAGA DAN DOPING

Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah Kajian Olahraga Kesehatan

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Drs. Yustinus Sukarmin MS.
dr. Novita Arovah, MPH., Ph.D

Disusun Oleh:
M. Ikhlasul Amal (22611251022)
Nisaul Mu’minah (22611251021)
Noris Strada Sanjaya (22611251017)

ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Olahraga dan Doping”. Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas

mata kuliah Kajian Kesehatan Olahraga, pembaca dapat memahami dan mengkaji

tentang Olahraga dan Doping. Berkenan dengan hal tersebut, penyusun

menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Drs. Yustinus Sukarmin MS., selaku Dosen Kajian Olahraga

Kesehatan yang telah memeberikan koreksi, dan arahan selama penyususnan

tugas makalah ini.

2. Dr. Novita Intan Arovah, MPH., Ph.D selaku Dosen Kajian Olahraga

Kesehatan yang telah memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama

penyusunan tugas makalah ini.

Akhirnya, semoga segala bantun yang telah diberikan semua pihak di atas

menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari ALLAH SWT dan

tugas makalah ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang

membutuhkannya.

Yogyakarta, 19 November 2022

Penyusun,

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

OLAHRAGA DAN DOPING.................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 4
D. Manfaat Masalah .......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
A. Pengertian Doping .......................................................................................... 5
B. Jenis-Jenis Doping .......................................................................................... 5
C. Dampak Penggunaan Obat Doping .............................................................. 7
D. Hukum Penggunaan Doping Dalam Olahraga ........................................... 10
E. Upaya pencegahan penggunaan doping ..................................................... 11
F. Upaya Dalam Mengurangi Penggunaan Doping ....................................... 12
KESIMPULAN ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan salah satu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Olahraga merupakan faktor penting dalam upaya

pemeliharaan kesehatan manusia. Menurut UNESCO, olahraga merupakan

aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-

unsur alam, orang lain ataupun sendiri (Lutan: 2001). Seiring perkembangan

zaman, olahraga tidak hanya sebagai sarana untuk pemeliharaan kesehatan

manusia tetapi juga sebagai ajang kompetisi yang dapat mengharumkan nama

bangsa dan negara. Mengacu pada gagasan tentang olahraga tersebut

merefleksikan bahwa melalui olahraga, seseorang memperoleh jawaban atau

pernyataan tentang kemampuan, kekuatan, serta kompetisi yang dimiliki.

Berbagai event olahraga semakin sering diselenggarakan baik di tingkat daerah,

nasional, hingga internasional.

Beragam motivasi seseorang menjadi atlet dan mengikuti kejuaran

menjadikan event olahraga sebagai arena yang menarik dan menantang. Hal ini

dikarenakan pihak-pihak yang mengikuti kejuaraan olahraga memiliki satu

tujuan yaitu untuk memperoleh kemenangan pada cabang olahraga yang

digelutinya. Orientasi untuk memperoleh kemenangan memiliki beragam

motivasi di antaranya sebagai ajang pembuktian ketangkasan atau kekuatan fisik

diri seseorang, memperoleh gelar atau kedudukan, pengakuan, medali, hadiah

berupa materi hingga memperoleh kepuasan dalam diri karena berhasil

1
memperoleh kemenangan. diperbolehkan mengikuti sampai dengan empat event

dalam satu kejuaraan namun demikian, tidak mudah bagi seorang atlet untuk

memperoleh kemenangan dalam setiap pertandingan. Diperlukan dukungan

secara moril maupun materiil untuk mencetak atlet-atlet unggul dan tangguh

agar mampu meraih prestasi yang diharapkan mengingat persaingan yang

dihadapi seorang atlet semakin berat.

Dewasa ini, tantangan yang dihadapi atlet semakin kompleks, khususnya

kekhawatiran dalam menghadapi pertandingan seperti: (1) keraguan terhadap

kesiapan dan potensi yang dimilik atlet, (2) rasa takut ketika menghadapi lawan,

(3) desakan untuk menang dari pelatih, orang tua, sponsor, dan lain sebagainya,

(4) emosional atlet seperti mudah panik, mudah marah, dan lain-lain, (5) dan

berbagai kekhawatiran baik yang muncul dari dalam diri maupun lingkungan

atlet. Kekhawatiran yang dialami seorang atlet akan berdampak pada krisis

kepercayaan diri dan dapat merusak konsentrasi atlet dalam menghadapi

pertandingan. Berbagai tantangan tersebut mendorong munculnya keinginan

untuk mengatasi tantangan yang dihadapi atlet secara instan, antara lain adanya

isu tentang penggunaan doping, memodifikasi teknologi yang digunakan dalam

pertandingan, maupun sampai isu tentang sponsor dalam suatu event

pertandingan. Penggunaan doping dalam aktivitas olahraga prestasi menjadi

salah satu isu yang sedang hangat dibahas pada saat ini.

Penggunaan doping dilarang karena berdampak negatif bagi karir dan masa

depan seorang atlet. Hal ini dikarenakan, dampak negatif dari penggunaan

doping dalam jangka panjang seperti menimbulkan ketergantungan, rusaknya

2
organ atau saraf pada tubuh, rentan terserang penyakit, hilangnya karir dalam

dunia olahraga. Ambisi untuk memenangkan pertandingan akibat kekhawatiran

yang terjadi dalam diri atlet melatarbelakangi tingginya penggunaan doping di

lingkungan atlet berbagai cabang olahraga. Sedangkan pengetahuan dan

pemahaman atlet tentang doping sangat minim.

Penolakan menggunakan doping juga didukung oleh gagasan Baron Pierre de

Courbertin, menurutnya tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletak

dalam peranannya sebagai wadah untuk penyempurnaan watak, sebagai wahana

untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan

sifat yang mulia (Lutan, 2002). Mengacu pada pendapat Baron Pierre de

Courbertin, olahraga bukan semata-mata sebagai ajang persaingan,

menunjukkan kekuatan, mengalahkan orang lain, dan memperoleh kemenangan

semata. Namun lebih kompleks lagi yaitu olahraga sebagai media untuk

menciptakan manusia yang bersikap dan berperilaku manusiawi, menghormati

dan menghargai sesama, dan membentuk sikap dan perilaku yang mulia,

menghindari keserakahan, dan membentuk manusia yang kuat yang dapat

bermanfaat bagi manusia lainnya dan lingkungan sekitar. Apabila seorang atlet

menggunakan doping maka secara otomatis atlet tersebut mengingkari esensi

olahraga. Pentingnya menanggapi masalah tentang doping menjadi perhatian

penulis karena doping justru akan merugikan pemakainya sendiri, dibandingkan

manfaat sementara yang didapat setelah memakai doping.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak penggunaan doping dalam olahraga ?

2. Bagaimana implementasi pencegahan doping yang telah dilakukan oleh

pelatih, official, pemerintah, dan masyarakat?

3. Bagaimana upaya untuk mengurangi penggunaan doping dalam olahraga ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui dampak penggunaan doping dalam olahraga.

2. Mengetahui implementasi pencegahan doping yang telah dilakukan oleh

pelatih, official, pemerintah, dan masyarakat.

3. Mengetahui upaya untuk mengurangi penggunaan doping dalam olahraga.

D. Manfaat Masalah

1. Bagi Mahasiswa

Dapat sebagai bahan referensi dan pengetahuan tentang doping dan olahraga.

2. Bagi Dosen

Sebagai bahan evaluasi terhadap mata kuliah kajian olahraga kesehatan, agar

mahasiswa lebih memahami materi yang diberikan dan dapat dipraktekkan

dengan baik dan benar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Doping

Doping adalah berasal dari kata dope, yakni campuran obat-obatan dengan

narkotika yang pada awalnya digunakan untuk olahraga pacuan kuda di Inggris.

Doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau

metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis

(Hughes, 2015). Sedangkan, International Congress of sport Sciences;

Olimpiade Tokyo; doping adalah pemberian atau penggunaan oleh peserta

lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan

fisiologis dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang

abnormal dengan tujuan meningkatkan prestasi (Budhiarta, 2009). Dari kedua

pendapat tersebut menandakan bahwa doping merupakan cara yang dilakukan

secara abnormal untuk tujuan mendapatkan prestasi, tentu cara tersebut

merugikan orang lain, sehingga menghilangkan nilai-nilai kejujuran dan

sportivitas dalam olahraga (Agency, 2015).

B. Jenis-Jenis Doping

Doping sendiri memiliki banyak macamnya, berikut beberapa jenis doping

menurut IOC (International Olympic Committee):

a. Narcotics Analgesic

Obat ini digunakan oleh para kesehatan untuk menghilangkan rasa sakit

dan nyeri saat pasien dioperasi. Di dunia olahraga narcotics sering digunakan

untuk mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan sehingga

5
membantu atlet yang memakai obat tersebut mampu bertahan lama ketika

melakukan aktifitas fisik berupa olahraga.

b. Stimulants

Obat ini digunakan seseorang untuk meningkatkan aktivitas fisik,

meningkatkan gerak denyuk jantung yang cepat, dan pernafasan serta

meningkatkan fungsi-fungsi otak dalam tubuh manusia.

c. Cannabinoids

Obat berbahan kimia berupa psikoaktif yang biasanya diambil dari

tanaman ganja. Obat tersebut berfungsi untuk para atlet merasakan sensasi

rileks untuk melawan perasaan yang tegang di dalam olahraga.

d. Annabolic Steroids

Obat steroids ini merupakan golongan obat menghasilkan hormon

testosteron baik secara alami maupun sintesis dengan strukturnya yang

mengandung kimiawi maupun farmakologis. Tujuan penggunaannya dalam

dunia olahraga khususnya para atlet meningkatkan volume otot yang

menghasilkan tenaga dan kekuatan yang tidak normal sebagaimana mestinya

dalam atlet.

e. Peptides Hormones

Jenis obat ini menghasilkan hormon dari kelenjar tubuh untuk

memproses dan mengubahnya ke fungsi kinerja tubuh melalui sistem

peredaran darah. Hormon tersebut melahirkan energi untuk penampilan para

atlet.

6
f. Beta-Agonists

Beta-2 Agonists biasanya obat ini berfungsi untuk mengobati pengidap

penyakit asma, sehingga para dokter menganjurkan kandungan beta agonists

untuk konsumsi mengatasi penyakit tersebut. Jika dikonsumsi terus-menerus

dan beredar dalam peredaran darah maka akan meningkatkan massa otot

tanpa disertai lemak. Mengkonsumsi secara terus-menerus obat ini atlet akan

merasakan hasil untuk meningkatkan masa otot.

g. Masking agent

Obat masking agent ini dapat menyembunyikan zat terlarang di dalam

urin atau sampel lainnya yang ada di dalam tubuh manusia. Menyembunyikan

zat terlarang tersebut dapat menghasilkan kekuatan yang diinginkan oleh para

atlet.

h. Glucocorticosteroids

Obat ini digunakan sebagai obat anti inflamasi dan meminimalisir rasa

sakit yang dirasakan. Melalui pengunaan obat ini menghasilkan kekebalan

tubuh tidak mudah terasa sakit ketika melakukan aktivitas olahraga

C. Dampak Penggunaan Obat Doping

Berikut ini merupakan dampak buruk atau bahaya doping bagi orang yang

mengkonsumsinya:

Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang

melampaui batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan berbahaya,

karena rasa letih merupakan peringatan dari tubuh bahwa seseorang tersebut

telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa menimbulkan

7
“exhaustion” yang membahayakan kesehatan. Overdose dapat berbahaya, dapat

menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga

aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi

gejala ini digunakan sedative misalnya diazepam. Di dalam kompetisi olahraga

semua yang berkaitan kandungan doping dipakai oleh para atlet maka akan

mendapatkan sangsi berupa pecabutan hakhak dari kompetisi yang diikuti oleh

para atlet tersebut.

a. Kandungan doping dalam obat-obatan tidak hanya berbentuk tablet dan

kapsul, namun kandungan doping berbentuk cair dengan suntikan darah

akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas

normal, dan mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan

analognya dapat berakibat pada atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu

letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah

tersinggung. Dengan menggunakan obat suntikan ini resiko yang yang

dirasakan oleh atlet sangat tinggi sehingga mengancam keberlangsungan

kehidupannya.

b. Dampak buruk dari doping berbentuk suntikan eritropoetin adalah darah

atlet menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan

terjadinya stroke, karena pecahnya pembuluh darah di dalam otak manusia.

c. Pemakaian deuretika yang berlebihan dapat menyebabkan pengeluaran

garam mineral yang berlebihan. Sehingga mengakibatkan timbulnya kejang

otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering

mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.

8
d. Pemakaian obat analgesic pada atlet perempuan berfungsi menghilangkan

rasa sakit ketika haid. Namuan dampak buruknya jika salah memilih obat

bisa menyebabkan sulit bernapas, mual, konsentrasi yang hilang, dan

mungkin menimbulkan adiksi atau ketagihan.

e. Salah satu jenis obat doping yang paling sering digunakan para atlet adalah

obat-obatan anabolik, seperti hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini

punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena

mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat juga meningkatkan

risiko terkena penyakit hati dan jantung. Jika atlit wanita mengkonsumsi

obat ini, dapat menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara

berat, dan serak. Selanjutnya, menimbulkan gangguan menstruasi,

perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah

dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, penggunaan obat ini

dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling mengkhawatirkan

adalah pertumbuhannya badan akan akan mengalami gangguan.

Jenis-jenis doping di atas merupakan beberapa contoh untuk diketahui oleh

masyarakat umum dan lebih khusus untuk orang-orang olahraga sebagai

pengetahuan, supaya mendapatkan wawasan yang cukup yang berkaitan degnan

doping dan kandugan doping yang ada pada obat padat dan cair. Adapun jenis-

jenis lain berupa beta-blockers, HGH, apapun macam dan jenis obat tersebut

mari kita lawan dengan “stop doping” cara-cara pendekatan kepada atlet berupa

pemahaman pengetahuan dan resiko berat yang dialami oleh para atlet ketika

mengkonsumsikan doping dan kandugan doping, hal tersebut bisa mencederai

9
nilai sportivitas di dalam dunia olahraga yang perkembanganya semakin dicintai

oleh masyarakat global (publik).

D. Hukum Penggunaan Doping Dalam Olahraga

Didasarkan pada penggunaan doping tidak normal, maka perlu adanya

pendekatan hukum yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut (Chadès

et al., 2017), karena fakta hukum menunjukan pembangunan yang tengah

berlangsung di Indonesia (Kushidayati, 2014). Hal tersebut menandakan

bahwa, tindakan pemerintah yang bertujuan untuk membuat aturan terkait

penggunaan doping merupakan cerminan pembangunan nasional yang

sedang berlangsung (Kamber, 2011). Pada tataran hukum nasional, sistem

hukum Indonesia baik dalam lapangan hukum pidana, hukum perdata

maupun hukum tata negara masih tetap menggunakan sistem hukum dan

metodependekatan sistem hukum. civil law (Koloay, 2016). Sehingga dapat

dipahami bahwa hukum di Indonesia bersifat ridgid karena sulit untuk

adanya perubahan secara cepat, hal itu menandakan bahwa hukum jika

digunakan secara normatif akan sulit mengikuti perkembangan zaman

(Frenki, 2011).

Konteks hukum di Indonesia saat ini sudah mencantumkan doping

sebagai pelanggaran hukum, Pasal 85 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, yang berbunyi:

1. Doping dilarang dalam semua kegiatan olahraga.

10
2. Setiap induk organisasi cabang olahraga dan/atau lembaga/organisasi

olahraga nasional wajib membuat peraturan doping dan disertai

sanksi.

3. Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

oleh Pemerintah.

Peraturan tersebut menandakan bahwa dalam hukum formil di Indonesia,

sudah sangat lengkap membuat aturan mengenai doping (Dahlan, 2011). Hal

tersebut menandakan bahwa adanya political will dari pemerintah dalam

mencegah tindakan-tindakan doping (Kuswandi Aos, 2012).

E. Upaya pencegahan penggunaan doping

Pencegahan dari awal dapat dilakukan apabila ada kesadaran dan keseriusan

memaknai olahraga dan kompetisi sebagai tindakan sportif, dimana atlet

menggunakan segala potensi yang dimiliki tanpa harus menggunakan dukungan

dari luar (doping) dalam aktivitas olahragayang melanggar hokum dan kode etik

keolahragaa. Partisipasi pencegahan tidak saja atas kesadaran atlet sendiri

namun partisipasi ini wajib dilakukan oleh;

1. Pelatih

Pelatih dalam hal ini adalah orang yang bertanggungjawab akan

kemampuan skill atau bakat lain dari seorang atlet itu, Pelatih adalah orang

yang dijadikan panutan bagi atlet didalam pelaksanaan perkembangan

disiplin dan menjadi model yang baik bagi atlet tersebut.

11
2. Pengurus cabang Olahraga (Official)

Official adalah satu orang atau lebih yang keterlibatannya sebagai

kepemilikan, kepengurusan atau pengaturan dalam cabang olahraga yang

seyogyanya memberikan motivasi dan arahan yang harus dilakukan

berdasarkan standar keolahragaan. Dan bertyanggungjawab didalam

menciptakan prestasidengan memegang teguh komitmen sportivitas yang

dilakukan oleh pengurus cabang olahraga sebagai wadah bernaung atlet.

3. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah melalui Komite Olahraga Nasional Daerah baik Kota

maupun Kabupaten memiliki peranan yang besar untuk melakukan

supporting system dengan memberikan arrahan kebijakan tentang sangsi bagi

atlet yang melanggar standar keolahragaan.

4. Masyarakat

Secara umum ataupun pecinta olahraga memiliki peranan di dalam

bidang pengawasan terkait dengan prilaku atlet yang menyimpang dengan

memberikan kontribusi dan informasi kepada pemangku kebijakan.

F. Upaya Dalam Mengurangi Penggunaan Doping

Dalam usaha mengurangi penggunaan doping maka dilakukan upaya yang dapat

digambarkan dalam skema sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Upaya Mengurangi Penggunaan Doping

12
Upaya mengurangi penggunaan doping dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Jalur Formal

Jalur formal untuk mengurangi penggunaan doping dalam olahraga

dilakukan dengan cara membentuk suatu organisasi yang bernama WADA

(World Anti Doping Agency). Badan tersebut bertugas untuk melakukan

perjuangan melawan doping di tingkat dunia, sedangkan di Indonesia adalah

LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia). Dasar kerja WADA dan LADI

mengacu pada The World Anti Doping Code yang merupakan hasil

deklarasi Copenhagen 5 Maret 2003. Penekanan program WADA dan LADI

adalah melakukan tes doping kepada atlet olahraga kompetitif yang akan

dilakukan di luar kompetisi dan diambil secara acak (Irianto: 2006). Dalam

proses pelaksanaan doping control beberapa langkah yang dilakukan oleh

WADA dan LADI yaitu:

a. Pemilihan Atlet. Proses pemilihan atlet dilakukan secara acak dan

dengan kriteria tertentu, misalnya dalam olahraga terukur ada

pemecahan rekor baru yang harus dites apakah atlet menggunakan

doping atau tidak,

b. Notifikasi (pemberitahuan) Memberitahukan hak dan kewajiban atlet

ketika tes doping,

c. Melapor ke ruang pengawasan doping,

d. Memilih alat penampung sampel, alat berasal dari pihak berwenang dan

harus steril,

e. Mengambil sampel,

13
f. Mengambil urine atlet. Volume minimal yang diambil 90 ml,

g. Proses laboratorium. Mengukur PH sampel dan melakukan penelitian

terhadap sampel urine apakah mengandung zat doping atau tidak.

2. Jalur Informal

Jalur informal yang digunakan untuk mengurangi penggunaan doping

dapat dilakukan dengan membentuk etika dan karakter atlet melalui latihan.

Konsep fair play harus ditanamkan kepada atlet. Oleh karena itu sangat tepat

bila penghargaan diberikan kepada para pelaku olahraga apabila dapat

menunjukkan perilaku yang terpuji yang terkandung dalam konsep fair play.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Lutan (2001), setiap pelaksanaan

olahraga harus ditandai oleh semangat kebenaran dan kejujuran, dengan

tunduk kepada peraturan-peraturan, baik 9 yang tersurat maupun yang

tersirat. Selain itu menurut Lutan (2001).

Dewan Olahraga Eropa (1993) mendefinisikan fair play sebagai

berikut: Fair play menyatu dengan konsep persahabatan dan menghormati

yang lain dan selalu bermain dalam semangat sejati. Fair play dimaknakan

sebagai bukan hanya unjuk perilaku. Fair play menyatu dengan persoalan

yang berkenaan dengan dihindarinya ulah penipuan, main pura-pura atau

“main sabun”, doping, kekerasan (baik fisik maupun ungkapan kata-kata),

eksploitasi, memanfaatkan peluang, komersialisasi yang berlebih-lebihan

atau melampaui batas dan korupsi.

14
Tindakan yang harus diperhatikan oleh para atlet sekarang ini adalah

sikap tanggung jawab baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

Sebab menyangkut masalah doping dalam olahraga sangat berkaitan erat

dengan eksistensi seseorang dan rasa percaya dirinya saat akan menghadapi

sebuah event pertandingan. Oleh karena itu, kerja keras dalam latihan dan

dorongan moril dari semua pihaklah yang akan menjadi obat yang lebih

mujarab daripada menggunakan doping, karena pada dasarnya tujuan

pelarangan doping adalah menyelamatkan atlet itu sendiri.

15
KESIMPULAN

Berdasarkan materi diatas tentang doping dan olahraga terdapat beberapa

kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan yang telah dilakukan. kesimpulan

tersebut diantaranya:

1. Doping adalah zat yang larang digunakan dalam olahraga.

2. Penggunaan doping dapat memberikan efek negative bagi penggunanya dan

dapat menciderai fair play dalam olahraga.

3. Pelatih, official, pemerintah dan masyarakat mampu memberikan pendapat

yang benar terkait upaya-upaya yang harus dilakukan terhadap upaya

pencegahan penggunaan doping. Hal tersebut ditunjukkan dengan dukungan

terhadap larangan penggunaan doping dan pendapat pentingnya sanksi bagi

pengguna doping dalam dunia olahraga.

4. Dalam proses mengurangi dan memerang penggunaan doping dalam olahraga


maka dibentuk WADA (World Anti Doping Agency) dan LADI (Lembaga Anti

Doping Indonesia)

16
DAFTAR PUSTAKA

Agency, W. A. D. (2015). World Anti-Doping Code. World Antidoping,


(January), Hal 1–116.
Chadès, I., Nicol, S., Rout, T. M., Péron, M., Dujardin, Y., Pichancourt, J.
Hauser, C. E. (2017). Optimization Methods To Solve Adaptive
Management Problems. Theoretical Ecology.
Dahlan, A. C. (2011). Hukum, Profesi Jurnalistik Dan Etika Media Massa.
Jurnal Hukum, XXV No.1, Hal 395–411
Frenki, F. (2011). Politik Hukum Dan Perannya Dalam Pembangunan
Hukum Di Indonesia Pasca Reformasi. Jurnal Asas, 3(No 2 Juli
2011), 1–8.
Hughes, D. (2015). The World Antidoping Code In Sport. Australian
Prescriber, Vol.38. No.5. Hal. 167–170.
Irfan, (2018). Olahraga Untuk Indonesia. Nusa tenggara Barat: CV. K-
Design, Genius.
Kamber, M. (2011). Development Of The Role Of National Antidoping
Organisations In The Fight Against Doping: From Past To Future.
Forensic Science International, Vol.213 No.1–3. Hal.3–9.
Koloay, R. (2016). Perkembangan Hukum Indonesia Berkenaan Dengan
Teknologi Informasi Dan Komunikasi Oleh: Renny Ns Koloay.
Jurnal Hukum Unsrat, Vol.22 No.5. Hal.16–27.
Kushidayati, L. (2014). The Development Of Islamic Law In Indonesia.
Qudus International Journal Of Islamic Studies, Vol.1 No.2.
Kuswandi Aos. (2012). Membangun Gerakan Budaya Politik Dalam Sistem
Politik Indonesia. Jurnal Pascasarjana: GOVERNANCE, Vol.1.
No.1.
Lutan, R. (2001). Olahraga Dan Etika Fair Play. Jakarta: CV Berdua
Satutujuan.

17
Lutan, Rusli. 2002, Olahraga Dan Etika: Fair Play, Jakarta: Direktorat
Pemberdayaan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Olah Raga
Direktorat Jendral Olah Raga Departemen Pendidikan Nasional.

18

Anda mungkin juga menyukai