Anda di halaman 1dari 6

REKAYASA IDE

Mata Kuliah ISSUE OLAHRAGA


Dosen Pembimbing :ALBADI

Oleh :
MICHAEL ALDI NAHOR SITUMORANG
PKO _C_21
6212421001

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita
rahmat hidayah serta nikmatnya sehingga kita masih setia dijalanya. Serta salam dan shalawat
tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang senantiasa membimbing kita kejalan
kebenaran.  Dan tak lupa kami hanturkan rasa syukur karena masih diberikan kesempatan
untuk menyusun sebuah tugas kuliah yang berbentuk makalah yaitu Dampak Pemakaian
Doping Dalam Olahraga.
            Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui dampak
penggunaan doping dalam olahraga dan pengaruhnya bagi  kesehatan tubuh atlet, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
yang kami perbuat, olehnya itu kami sangat mengharapkan kritikan dan masukan untuk
menyempurnakan tugas atau makalah kami.
            Demikian tugas ini kami buat semoga bermamfaat bagi kita semua khusunya kami
pribadi dalam menyelesaikan tugas dan mata kuliah doping. Terimah Kasih

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
            A. Latar Belakang
            B. Rumusan Masalah
            C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
            A. Pengertian Doping
            B. Alasan Penggunaan Doping Bagi Atlet
            C. Alasan Penggunaan Doping Bagi Atlet
D. Feran Pemerintah Dalam Menanggulangi Doping
            E. Nama Obat Doping Yang Sering Digunakan Atlet
     Dan Efeknya Bagi Kesehatan

BAB III PENUTUP


            A. Saran
            B. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu kala manusia telah memakai doping untuk menambah kekuatan badan dan
meningkatkan keberanian. Misalnya penduduk Indian di Amerika Tengah dan beberapa suku
di Afrika, mereka memakan zat-zat dari tumbuh-tumbuhan liar tertentu atau memakan madu
sebelum menghadapi suatu perjalanan jauh, berburu atau berperang. Sejarah doping dalam
olahraga dimulai kurang lebih pada abad 19 pada olahraga renang, tetapi yang paling sering
dijumpai pemakaian doping ini adalah pada olahraga balap sepeda. Pada waktu itu zat-zat
yang populer dipakai adalah caffeine, gula dilarutkan dalam ether, minuman-minuman yang
mengandung alkohol, nitroglycerine, heroin dan cocain.
Meski sudah resmi dilarang, banyak atlet yang masih keukeuh memakai doping sebagai
shortcut untuk memenangkan pertandingan. Selain itu, doping juga berbahaya bagi kesehatan
si atlet sebab dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian. Jadi,
keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan diderita bertahun-
tahun kemudian. Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan pembinanya harus menanggung rasa
malu.
Doping adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan perfomance dalam berolahraga.
Karena suatu pengobatan terjadi kenaikan suatu kemampuan fisik karena khasiat obat atau
karena dosis yang berlebih maka pengobatan tersebut dianggap sebagai suatu doping. Secara
kesehatan doping juga tidak dianjurkan atau bahkan dilarang oleh pemerintah, secara
psikologi seorang yang memakai doping pasti akan dihantui ketakutan baik mental maupun
psiskis atlet tersebut.
Apabila seorang atlet ingin diakui dan berprestasi maka ia harus berlatih dengan giat dan
tekun serta  bersaing  dengan  jujur  tanpa  doping.
Karena  doping  hanya  akan  menejerumuskan  dan merusak tubuh serta bila ketahuan
menggunakan doping maka akan menanggung malu dan mendapatkan hukuman dari pihak
yang berwenang yaitu WADA ( World Anti Doping Agency ), sebuah lembaga yang khusus
menangani doping. Segala keberhasilan itu perlu proses tidak asal datang secara tiba-tiba
seorang altet menjadi juara. Maka untuk menjadi juara perlu latihan yang teratur serta selalu
berusaha dengan baik.
Sebagai calon seorang guru olahraga kelak kita tidak mengutamakan prestasi dengan cara
curang tetapi kita harus menanamkan sifat jujur serta menjunjung tinggi sifat sportif dan fair
play agar kemenangan itu sangat berarti dan lawan mengakui kehebatan kita. Pemerintah
harus benar-benar menangani untuk masalah doping, pemerintah harus bekerja sama dengan
pelatih serta memberi pengetahuan tentang bahaya doping terhadap kesehatan dan efek dari
doping dalam jangka panjang terhadap tubuh nanusia agar para atlet terhindar dari doping.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian doping?
2. Dampak negatif  penggunaan doping bagi atlet dalam berolanraga?
3. Dampak positif penggunaan doping bagi atlet dalam berolanraga?
4. Nama obat doping yang sering digunakan atlet dan efeknya bagi kesehatan?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami tentang doping.
2. Untuk mengetahui dampak negatif  penggunaan doping bagi atlet.
3. Untuk mengetahui dampak positif penggunaan doping bagi atlet.
4. Agar mengetahui nama obat doping yang sering digunakan atlet.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian doping.

Doping adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan perfomance dalam


berolahraga.Berakar kata “dope”, yang digunakan suku asli di Afrika Selatan untuk nama
minuman beralkohol yang mereka pakai dalam upacara dansa-dansi.
Adapun definisi-definisi untuk doping ini berubah-ubah terus sesuai dengan perkembangan
zaman. Defmisi yang pertama digariskan adalah pada tahun 1963 dan berbunyi
sebagaiberikut : doping adalah pemakaian zat-zat dalam bentukapapun yang asing bagi tubuh,
atau zat yang fisiologis dalam jumlah yang tak wajar dengan jalan tak wajar pula oleh
seseorang yang sehat dengan tujuan untuk mendapatkan suatu peningkatan kemampuan yang
buatan secara tidak jujur. Juga bermacam-macam usaha psikologis untuk mening katkan
kemampuan dalam olahraga harus dianggap sebagai suatu doping. (Hario Tilarso. Masalah
Doping. Jakarta. Pusat Kesehatan Olahraga DKI). Lalu karena dirasakan sukar untuk
membedakan antara suatu pemakaian doping dengan suatu pengobatan memakai obat-obat
stimulantia maka ditambah pula hal-hal baru dalam definisi tersebut : Bila karena suatu
pengobatan terjadi kenaikan suatu kemampuan fisik karena khasiat obat atau karena dosis
yang berlebih maka pengobatan tersebut dianggap sebagai suatu doping..
Menurut UU No. 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional, Bab I ketentuan umum
pasal 1 ayat 22, doping adalah penggunaan zat atau metode terlarang untuk meningkatkan
prestasi olahraga.
Pada Kongres Ilmiah Olahraga Internasional yang diadakan pada saat berlangsungnya
Olympiade Tokyo 1964 diadakan perubahan definisi doping tersebut menjadi sebagai berikut
Doping adalah pemberian kepada ,atau pemakaian oleh seorang atlet yang bertanding, suatu
zat asing melalui cara apapun, atau suatu zat yang fisiologis dalam jumlah yang tak wajar,
atau diberikan dengan cara yang tak wajar dengan maksud/tujua khusus untuk meningkatkan
secara buatan dengan cara yang tak jujur kemampuan si atlet dalam pertandingan. Dalam
kontek sekarang, doping diartikan penggunaan bahan-bahan kimia yang terlarang yang
diduga bisa membahayakan kesehatan pemakainya.

Alasan Penggunan Doping

 Ambisi untuk menang dalam jagat olahraga, baik bagi kebanggaan diri sendiri,
keluarga, maupun negara, menyebabkan atlet, pelatih, atau orang tua atlet
menghalalkan segala cara.
 .Aspek psikososial, setiap individu memiliki potensi melakukan pelanggaran,
ditambah lagi apabila lingkungan memberi kesempatan untuk melakukan pelanggaran
tersebut.
 Lingkungan sosial individu, kekalahan dalam bertanding selalu mendapat respon dari
masyarakat baik berupa cacian, kritikan, amukan bahkan kemarahan yang tidak
proposional, sehingga yang ada dibenak atlet adalah harus “menang” dalam setiap
event yang diikuti.
 .Kurangnya informasi tentang bahaya doping bagi diri sendiri dan orang lain.
 .Ketatnya persaingan
 .Komersialisasi, para atlet atau pelatih sering kurang selektif menghadapi gencarnya
tawaran obat-obatan dari produsen.
 .Propaganda, persaingan merebut bonus merupakan salah satu pendorong bagi atlet
untuk menang, sehingga menghalalkan segala cara termasuk menggunakan doping.
 Frustasi karena latihan yang telah dilakukan tidak kunjung membuahkan prestasi

E.Alasan Pelarangan Doping

IOC ( International Olympic Committee, tahun 1990 ) Adapun alasan pelarangan doping
yaitu
 .Alasan Etis, penggunaan doping melanggar norma fairplay dan sportivitas yang
merupakan jiwa olahraga.
 .Alasan Medis, membahayakan keselamatan pemakainya, atlet akan mengalami
habituation (kebiasaan) dan addiction (ketagihan) serta drugs abuse (ketergantungan
obat) yang dapat mebahayakan jiwa, seperti kasus yang pernah terjadi kurun waktu
tahun 1967, yaitu kematian atlet balap sepeda, sepakbola dan tinju setelah
mengkonsumsi obat-obatan doping.

F.Peran  Pemerintah Dalam Menanggulangi Doping

Banyak sekali upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah guna menangani kasus doping di
Indonesia. Jakarata, Kompas – Sebagai upaya untuk menjaga kemurnian olahraga dan nilai-
nila olahraga dari tindakan yang merusak citra olahraga, Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) membentuk Lembaga Anti Doping Indonesia, Jumat 6 Agustus 2004 di Jakarta.
Lembaga tersebut independen dan terdiri atas para profesional, seperti dokter dan ahli hukum.
LADI merupakan tindak lanjut Indonesia dari konvensi dan deklarasi antidoping dalam
olahraga, 3-5 Maret 2003 di Kopenhagen, Denmark, yang diwajibkan World Anti-Doping
Agency (WADA). Dalam hal ini LADI tidak memiliki wewenang untuk menjatuhakan sanksi
kepada atlet yang terbukti positif doping, LADI hanya memberikan analisis sampel, sedang
sanksi diberikan oleh induk olahraga yang bersangkutan. Bagi atlet yang positif doping,
WADA menjatuhkan sanksi berupa dua tahu skorsing sehingga atlet tesebut tidak boleh
berkompetisi sama sekali selama jangka waktu tersebut. Jika dia untuk kedua kalinya
kedapatan doping lagi, maka WADA menjatuhkan sanksi serupa dengan yang pertama. Akan
tetapi, jika terbukti positif doping sekali lagi atlet tersebut dilarang bertanding seumur hidup.
“Hal itu lebih ringan daripada sanksi IOC sebelumnya, yaitu sanksi larangan bertanding plus
denda ribuan dolar AS,”
Untuk mengurangi dan menghindari doping jalan yang dapat ditempuh yaitu:
Menyebarluaskan pengertian tentang efek buruk doping bagi tubuh.
Memberikan sanksi-sanksi yang sangat berat bagi pemakainya.
Sesuai dengan UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab
XVIII pasal 85 ayat (1) diuraikan : Doping dilarang dalam semua kegiatan olahraga. ayat (2) :
Setiap Induk Organisasi Cabang Olahraga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional
wajib membuat peraturan doping dan disertai sanksi. ayat 3. Pengawasan doping
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah.
G.Hubungan Antara Prestasi dan Sportivitas
Masih teringat jelas dalam pikiran kita, baru-baru ini seorang ratu atletik dari negeri Paman
Sam dihukum 6 bulan karena keterlibatannya dengan doping dan dinilai mencemari nilai-
nilai sportivitas dalam olah raga. Jika diruntut ke belakang, makin banyaklah daftar nama
atlet terkenal yang terlibat Doping dan berakhir dengan sanksi. Bantahan atlet ataupun
pembelaan dari para ofisial tak dapat melindungi si atlet dari jeratan hukum berdasarkan hasil
pemeriksaan.
Seorang atlet ternama yang melakukan doping secara tidak langsung telah membohongi
banyak publik. Apabila ia melakukan doping berarti ia tidak percaya akan kemampuan yang
dimilikinya, Ia akan merasa tidak nyaman dan merasa kemampuannya terus menurun apabila
tidak mengonsumsi suplemen atau obat-obatan. Atlet yang melakukan doping berarti tela
merusak citra olahraga dan tidak menjunjung sportivitas. Apakah  kemenangan dengan cara
yang tidak jujur rasanya  puas dan bangga bila dibandingkan dengan kemenangan yang bersih
dan jujur? Atlet yang melakukan doping kurang menyadari akan sportivitas  dan tidak
menjunjung via olahraga.
Apabila seorang atlet ingin diakui dan berprestasi maka ia harus berlatih dengan giat dan
tekun serta bersaing dengan jujur tanpa doping. Karena doping hanya akan menejerumuskan
dan merusak tubuh serta bila ketahuan menggunakan doping maka akan menanggung malu
dan mendapatkan hukuman dari pihak yang berwenang yaitu WADA ( World Anti Doping
Agency ), sebuah lembaga yang khusus menangani dopin

Anda mungkin juga menyukai