Anda di halaman 1dari 29

 Muhammad Fahrie

 Liliek Prasetyo
A. Latar Belakang
Ambisi untuk menang dalam jagat olahraga, baik bagi
kebanggaan diri sendiri, keluarga, maupun negara, menyebabkan
atlet, pelatih, atau si orang tua atlet menghalalkan segala cara.
Tersering, cara yang digunakan adalah meminum secara teratur
obat, ramuan tetumbuhan, atau zat tertentu agar otot tubuh
menjadi besar dan kuat.
Tak perlu bertanya kepada para pelaku, kita bisa menduga bahwa
prestasi, gengsi, ambisi, bonus, uang, ketenaran, hiruk pikuk
tepukan dan puja puji adalah jawaban mengapa seorang atlet
menggunakan doping. Bisa jadi atlet hanyalah alat dari ambisi
terselubung sebuah institusi induk organisasi, atau siapapun yang
berada di balik layar, atau bahkan sebuah negara. Nilai sportifitas
dalam beberapa cabang olahraga sering ternoda oleh pemakaian
obat doping yang dikonsumsi atletnya. Persaingan prestasi
olahraga yang semakin ketat membuat sebagian atlet sering
menghalalkan berbagai cara.
 Sejauh ini Jika Seseorang olahragawan
dicurigai dan pada pemeriksaan berikutnya
benar-benar terbukti menggunakan Doping,
maka dialah terdakwa utama, mungkin ada
kambing hitam yang ikut berperan namun
luput dari jeratan sanksi. Atau, tak jarang
pula olahragawan tersebut memang
pengguna doping sejati yang merancangnya
secara sistematis demi sebuah prestasi.
 Kita memaklumi, banyak negara menjadikan
olahraga bak sebuah industri, melibatkan uang,
melibatkan berbagai pihak dan kepentingan. Di
sisi lain, sajian olahraga menjadi makin menarik,
penuh pesona, mampu menyedot perhatian
berjuta pasang mata, menciptakan kelompok-
kelompok para fans, melecut gairah, menggugah
histeria. Kadang memicu pertengkaran,
perkelahian atau bahkan nyawapun jadi tumbal.
Untuk itulah para olahragawan (dan para ofisial)
dituntut selalu tampil prima untuk meraih impian,
yakni kemenangan dan prestasi.
 Tak ada yang salah ketika “kemenangan”,
“gengsi” dan prestasi dikumandangkan.
Namun upaya ke arah itu sepantasnya
menggunakan cara-cara jujur dengan
menjunjung tinggi nilai sportivitas sebagai
“ruh” olahraga itu sendiri. Tentu dengan
latihan tekun, teratur, terukur, sistematis
dengan memanfaatkan teknologi terkini sejauh
tidak melanggar ketentuan induk organisai
olahraga dan tidak merugikan kesehatan.

 B. Rumusan Masalah
 1. Apa itu doping?
 2. Apa saja jenis-jenis doping?
 3. Apakah dampak dari penggunaan doping
bagi tubuh?
 4. Mengapa penggunaan doping dilarang?
 1. Doping
 Kata Doping sendiri berasal dari kata dope,
bahasa suku Kaffern di Afrika Selatan yang artinya
minuman keras berkonsentrasi tinggi dari
campuran akar tumbuhan yang biasa dipakai suku
setempat untuk perangsang (stimulan) pada acara
trance adat. Sedangkan Doping dalam Bahasa
Inggris berarti zat campuran opium dan narkotika
untuk perangsang. Kata doping pertama kali
dipakai di Inggris pada tahun 1869 untuk balapan
kuda di Inggris, di mana kuda didoping agar
menjadi juara.
 Menurut UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional, Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 ayat 22, Doping adalah penggunaan zat
dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan
prestasi olahraga.
 Menurut International Congress of Sport
Sciences; Olympiade Tokyo 1964 : Doping adalah
pemberian/penggunaan oleh peserta lomba
berupa bahan yang asing bagi organisme melalui
jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah
yang abnor-mal atau diberikan melalui jalan yang
abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi.
 Sesuai dengan Undang Undang No.3 tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab
XVIII pasal 85 ayat (1) diuraikan : Doping dilarang
dalam semua kegiatan olahraga. Ayat (2) : Setiap induk
organisasi cabang olah-raga dan/atau
lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat
peraturan doping dan disertai sanksi. Ayat (3) :
Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Pemerintah.
 Di Indonesia, wadah yang melakukan
pengawasan doping adalah LADI (Lembaga Anti
Doping Indonesia). Sedangkan pada tingkat dunia,
pengawasan dilakukan oleh WADA (World Anti
Doping Agency).
 Obat-obatan yang dilarang oleh Badan Anti Doping Dunia dalam
daftar tahun 2004 dapat dimasukan dalam delapan golongan. Ke
delapan golongan tersebut adalah sebagai berikut :
 a). Stimulants
Stimulan adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan
aktivitas fisik dan kewaspadaan dengan meningkatkan gerak
jantung dan pernapasan serta meningkatkan fungsi otak. Dengan
berkerja pada sistem saraf pusat, stimulan bisa merangsang tubuh
baik secara mental dan fisik.Contohnya adalah adrafinil, kokain,
modafinil, pemoline, selegiline. Dilarang karena dapat
merangsang pikiran atau tubuh, sehingga meningkatkan kinerja
dan memberi atlet keuntungan yang tidak adil.
Atlet menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam latihan pada tingkat yang optimal, menekan kelelahan
tempur dan nafsu makan.
 b). Narcotic Analgesics
 Analgesik narkotik biasanya mengambil bentuk obat penghilang
rasa sakit yang bekerja pada otak dan sumsum tulang belakang
untuk mengobati rasa sakit yang terkait dengan stimulus yang
menyakitkan. Contohnya : buprenorfin, dextromoramide, heroin,
morfin, petidin. Analgesik narkotik dilarang karena dapat
digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
dirasakan dari cedera atau sakit sehingga untuk membantu atlet
dalam latihan yang lebih keras dan untuk jangka waktu yang
lama. Bahaya dalam hal ini adalah bahwa obat itu hanya
menyembunyikan rasa sakit tidak mengobati sakitnya itu sendiri.
Akibatnya, atlet mungkin memiliki rasa aman yang palsu, dan
dengan terus melatih dan bersaing, resiko kesehatan menjadi
meningkat. Oleh karena itu obat ini dilarang digunakan dalam
kompetisi.
 c). Cannabinoids
 Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal
dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan
relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis,
marijuana. Marijuana umumnya tidak dianggap
meningkatkan kinerja, tapi dilarang karena
penggunaannya merusak citra olahraga. Ada juga
faktor keamanan terlibat karena penggunaan ganja
dapat melemahkan kemampuan atlet, sehingga
mengorbankan keselamatan atlet dan pesaing lainnya.
Atlet menggunakannya untuk meningkatkan waktu
pemulihan mereka setelah latihan, meningkatkan
denyut jantung mereka, mengurangi kelemahan
mereka. Obat ini Dilarang dalam kompetisi.
 d). Anabolic Agents
 Anabolik steroid androgenik (AAS) adalah versi
sintetis dari hormon testosteron. Testosteron adalah
hormon kelamin laki-laki ditemukan dalam jumlah
besar pada kebanyakan laki-laki dan di beberapa
perempuan. Anabolik steroid androgenik masuk ke
dalam salah satu dari dua kategori: 1). Steroid eksogen
adalah substansi yang tidak mampu diproduksi oleh
tubuh secara alami, dan 2). Steroid endogen adalah
mereka zat yang mampu diproduksi oleh tubuh secara
alami. Contoh steroid eksogen adalah drostanolone,
metenolone dan oksandrolon, sedangkan contoh
steroid endogen adalha androstenediol (andro),
 dehydroepiandrosterone (DHEA) dan
testosterone. Agen anabolik hanya boleh diresepkan
untuk penggunaan medis saja. Dilarang karena
penggunaan agen anabolik dapat meningkatkan
kinerja seorang atlet, memberikan mereka keuntungan
yang tidak adil. Kemungkinan lain adalah efek
samping yang serius medis bagi pengguna.

 Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran


dan kekuatan otot, mengurangi jumlah waktu yang
diperlukan untuk pulih setelah latihan,dan untuk
melatih lebih keras dan untuk jangka waktu yang
lama. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi
 e). Peptides Hormones
 Hormon peptida adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar
dalam tubuh ,dan setelah beredar melalui darah, dapat
mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain untuk
mengubah fungsi tubuh.Contohnya adalah eritropoietin,
hormon pertumbuhan manusia, insulin,
corticotrophins. Hormon Peptida yang merupakan pelayan
pembawa pesan antara organ berbeda, dilarang karena
merangsang berbagai fungsi tubuh seperti pertumbuhan,
perilaku dan sensitifitas terhadap rasa sakit. merah yang
bisa meningkatkan kemampuan darah untuk membawa
oksigen. Obat ini filarang di dalam dan di luar kompetisi.
 Atlet menggunakannya untuk merangsang produksi
hormone alami, meningkatkan pertumbuhan otot dan
kekuatan, dan meningkatkan produksi sel darah
 f). Beta-2 Agonists
 Beta-2 agonis adalah obat yang biasa digunakan untuk
mengobati asma dengan relaksasi otot-otot yang
mengelilingi jalan napas dan membuka saluran
udara. Contohnya : bambuterol hidroklorida,
hidroklorida reproterol, hidroklorida tulobuterol.
Dilarang karena mereka dapat memberikan
keuntungan yang sama dengan Stimulan (no 1) atau,
jika diberikan ke dalam aliran darah, memiliki efek
anabolic (lihat no 4).
 Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran
otot mereka dan mengurangi lemak tubuh. Bila
dimasukan melalui mulut atau pun dengan suntikan,
Beta-2dapat memiliki efek stimulasi yang kuat. Obat
ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi.
 g). Masking Agents
 Agen masking adalah produk yang berpotensi dapat
menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin
atau sampel lainnya. Contohnya : epitestosterone,
dekstran, diuretik, probenesid. Dilarang karena
Masking Agen dapat menyembunyikan keberadaan
zat terlarang dalam urin seorang atlet atau sampel
lainnya, yang memungkinkan mereka untuk menutupi
penggunaan dan memperoleh keunggulan kompetitif
yang tidak adil. Atlet memang menggunakannya
untuk menyembunyikan penggunaan zat terlarang
dalam proses pengujian. Obat ini dilarang di dalam
dan di luar kompetisi
 h.) Glucocorticosteroids
 Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid
digunakan terutama sebagai obat anti-inflamasi dan
untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya
digunakan untuk mengobati asma, demam,
peradangan jaringan dan rheumatoid
arthritis. Contohnya : deksametason, flutikason,
prednison, triamsinolon, asetonid
dan rofleponide. Dilarang karena ketika diberikan
secara sistemik (ke dalam darah) glukokortikosteroid
dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi
memberikan keuntungan yang tidak
adil bagi atlet. Atlet menggunakannya biasanya untuk
menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan
penyakit. Obat ini dilarang di dalam kompetisi saja.
 Berikut ini merupakan dampak buruk atau bahaya
doping bagi orang yang mengkonsumsinya :
 1. Konsumsi obat doping pada atlet dapat
meningkatkan prestasi yang melampai batas
kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan
berbahaya, karena rasa letih merupakan peringatan
dari tubuh bahwa seseorang tersebut telah sampai
batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa
menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan
kesehatan. Overdose dapat berbahaya, dapat
menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi,
perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat
menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala
ini digunakan sedative misalnya diazepam.
 . Doping dengan suntikan darah akan
menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya
sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin
gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis
dan analognya dapat berakibat si atlet menderita
sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi,
pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah
tersinggung.
 3. Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah
darah menjadi lebih pekat sehingga mudah
menggumpal dan memungkinkan terjadinya
stroke (pecahnya pembuluh darah di otak).
 . Doping dengan suntikan darah akan
menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya
sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin
gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis
dan analognya dapat berakibat si atlet menderita
sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi,
pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah
tersinggung.
 3. Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah
darah menjadi lebih pekat sehingga mudah
menggumpal dan memungkinkan terjadinya
stroke (pecahnya pembuluh darah di otak).
 4. Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan
dapat menyebabkan pengeluaran garam mineral
yang berlebihan. Sehingga mengakibatkan
timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan
pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin
akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.
 5. Pemakaian obat analgesic pada atlit perempuan
berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid.
Namuan dampak buruknya jika salah memilih
obat bisa menyebabkan sulit bernapas, mual,
konsentrasi yang hilang, dan mungkin
menimbulkan adiksi atau ketagihan.
 6. Salah satu jenis obat doping yang paling sering
digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, seperti
hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek
berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan
karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan
dapat juga meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan
jantung. Jika atlit wanita mengkonsumsi obat ini, dapat
menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara
berat, dan serak. Selanjutnya, menimbulkan gangguan
menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan
rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan
agresivitas. Bagi atlet remaja, penggunaan obat ini dapat
menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling
mengkhawatirkan adalah pertumbuhannya akan berhenti.
 7. Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke
jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata
detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan
menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang
terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi,
gula darah rendah dan gagal jantung.
 8. HGH atau Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan
manusia), somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam
darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang
merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan
menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk
merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang
merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan,
sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak
tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.
 Banyak organisasi olahraga melarang penggunaan
anabolika yang dimuat dalam suatu daftar khusus
dengan alasan terutama mengacu pada ancaman
kesehatan (gangguan fungsi hati dan tumor hati)
atas obat peningkat performa, kesamaan
kesempatan bagi semua atlet dan efek olahraga
“bersih” (bebas doping) yang patut dicontoh
dalam kehidupan umum. Selain obat, bentuk lain
dari doping ialah doping darah, baik melalui
transfusi darah maupun penggunaan hormon
eritropoietin atau steroid anabolik
tetrahidrogestrinon.
 Alasan etis : penggunaan doping melanggar
norma fairplay dan sportivitas yang
merupakan jiwa olahraga.
 Alasan medis : membahayakan keselamatan
pemakainya. Atlet akan mengalami :
 · Kebiasaan (Habituation)
 · Kecanduan (Addiction)
 · Ketergantungan obat (Drug Abuse)
 Kesimpulan
 Doping adalah penggunaan obat obatan untuk
meningkatkan perfomance dalam berolahraga. Bila karena suatu
pengobatan terjadi kenaikan suatu kemampuan fisik karena
khasiat obat atau karena dosis yang berlebih maka pengobatan
tersebut dianggap sebagai suatu doping. Secara kesehatan, doping
juga tidak dianjurkan atau bahkan dilarang oleh pemerintah.
Secara psikologi, seorang yang memakai doping pasti akan
dihantui ketakutan baik mental maupun psiskis atlet
tersebut. Apabila seorang atlet ingin diakui dan berprestasi, maka
ia harus berlatih dengan giat dan tekun serta bersaing dengan
jujur tanpa doping. Karena doping hanya akan menejerumuskan
dan merusak tubuh serta bila ketahuan menggunakan doping
maka akan menanggung malu dan mendapatkan hukuman dari
pihak yang berwenang yaitu WADA ( World Anti Doping Agency
), sebuah lembaga yang khusus menangani doping.
 Segala keberhasilan itu perlu proses, tidak asal datang
secara tiba-tiba seorang altet menjadi juara. Maka
untuk menjadi juara perlu latihan yang teratur serta
selalu berusaha dengan baik. Sebagai calon seorang
guru olahraga, kelak kita tidak mengutamakan prestasi
dengan cara curang tetapi kita harus menanamkan
sifat jujur serta menjunjung tinggi sifat sportif dan fair
play agar kemenangan itu sangat berarti dan lawan
mengakui kehebatan kita. Pemerintah harus benar-
benar menangani untuk masalah doping, pemerintah
harus bekerja sama dengan pelatih serta memberi
pengetahuan tentang bahaya doping terhadap
kesehatan dan efek dari doping dalam jangka panjang
terhadap tubuh nanusia agar para atlet terhindar dari
doping.

 Daftar Pustaka :
 http://ridwanaz.com/kesehatan/pengertian-
doping-jenis-jenis-doping-obat-perangsang-
prestasi-yang-dilarang/comment-page-1/
 http://smamuhbulukumba.blogspot.com/201
0/02/penggunaan-doping-dalam-
olahraga.html
 http://rendrapjk08.wordpress.com/2010/10/2
7/doping-terhadap-olahraga-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai