Anda di halaman 1dari 8

A.

PENDAHULUAN
Olahraga merupakan salah satu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Olahraga merupakan faktor penting dalam upaya pemeliharaan
kesehatan manusia. Seiring perkembangan zaman, olahraga tidak hanya sebagai
sarana untuk pemeliharaan kesehatan manusia tetapi juga sebagai ajang kompetisi
yang dapat mengharumkan nama bangsa dan negara. Berbagai event olahraga
semakin sering diselenggarakan baik di tingkat daerah, nasional, hingga
internasional.
Beragam motivasi untuk menjadi seorang atlet dan mengikuti kejuaran
menjadikan event olahraga sebagai arena yang menarik dan menantang. Hal ini
dikarenakan pihak-pihak yang mengikuti kejuaraan olahraga memiliki satu tujuan
yaitu untuk memperoleh kemenangan pada cabang olahraga yang digelutinya.
Tidak mudah bagi seorang atlet untuk memperoleh kemenangan dalam setiap
pertandingan. Diperlukan dukungan secara moril maupun materiil untuk mencetak
atlet-atlet unggul dan tangguh agar mampu meraih prestasi yang diharapkan
mengingat persaingan antar atlet sangatlah ketat.
Kini persaingan antar atlet di lingkup nasional maupun regional dan bahkan
dunia semakin ketat. Kondisi ini mendorong para atlet dan mungkin juga para
manager dan pelatih terkait benar-benar selalu berada di bawah tekanan berat untuk
saling bersaing memperoleh prestasi sebaik mungkin dan akibatnya di antaranya
adalah melalui penggunaan doping untuk memperoleh prestasi yang diharapkan
menjadi juara meski itu dilarang sesuai ketentuan anti doping. Memang
kecenderungan tersebut tidak berlaku untuk setiap atlet dan pelatihnya, tetapi fakta
menunjukkan bahwa dari satu event ke event berikutnya selalu ada saja kejadian
dimana selalu ada saja banyak atlet yang menggunakan zat doping.
Indonesia mengikuti International Convention against Doping in Sports
pada tanggal 25 s/d 26 September 2017 di markas besar UNESCO di Paris.
Alasannya untuk dapat memperoleh up date informasi dan pengalaman dari banyak
negara dan khususnya WADA (World Anti Doping Agency) dalam berjuang
mengatasi makin maraknya penggunaan zat doping. Ini adalah langkah Pemerintah
Indonesia untuk meminimalisir doping yang marak digunakan oleh para atlet.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Doping
Kata doping berasal dari kata dope, bahasa suku Kaffern di Afrika Selatan
yang artinya minuman keras berkonsentrasi tinggi dari campuran akar
tumbuhan yang biasa dipakai suku setempat untuk perangsang (stimulan) pada
acara adat. Doping dalam bahasa Inggris berarti zat campuran opium dan
narkotika untuk perangsang. Menurut UU No. 3 tahun 2005 tentang sistem
keolahragaan nasional, Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 22, doping adalah
penggunaan zat atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Pada Kongres Ilmiah Olahraga Internasional yang diadakan pada saat
berlangsungnya Olympiade Tokyo 1964 diadakan perubahan definisi doping
tersebut menjadi sebagai berikut Doping adalah pemberian kepada ,atau
pemakaian oleh seorang atlet yang bertanding, suatu zat asing melalui cara
apapun, atau suatu zat yang fisiologis dalam jumlah yang tak wajar, atau
diberikan dengan cara yang tak wajar dengan maksud/tujua khusus untuk
meningkatkan secara buatan dengan cara yang tak jujur kemampuan si atlet
dalam pertandingan. Dalam kontek sekarang, doping diartikan penggunaan
bahan-bahan kimia yang terlarang yang diduga bisa membahayakan kesehatan
pemakainya.
2. Dampak negatif penggunaan doping bagi atlet
Dampak negatif penggunaan obat doping adalah:
 Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang
melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan
berbahaya, karena rasa letih merupakan peringatan dari tubuh bahwa
seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan
bisa menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan.
Overdose dapat berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan pikiran,
delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat
menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala ini digunakan
sedative misalnya diazepam.
 Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi,
meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan
ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si
atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran
buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung.
 Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah darah menjadi lebih pekat
sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke
(pecahnya pembuluh darah di otak).
 Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan
pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Sehingga mengakibatkan
timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang
terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.
 Pemakaian obat analgesic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan
rasa sakit ketika haid. Namuan dampak buruknya jika salah memilih obat
bisa menyebabkan sulit bernapas, mual, konsentrasi yang hilang, dan
mungkin menimbulkan adiksi atau ketagihan.
 Salah satu jenis obat doping yang paling sering digunakan para atlet adalah
obat-obatan anabolik, seperti hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini
punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena
mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat juga meningkatkan
risiko terkena penyakit hati dan jantung. Jika atlit wanita mengkonsumsi
obat ini, dapat menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara
berat, dan serak. Selanjutnya, menimbulkan gangguan menstruasi,
perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah
dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, penggunaan obat
ini dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling
mengkhawatirkan adalah pertumbuhannya akan berhenti.
 Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-
paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang
dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan
getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur,
kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung.
 HGH atau Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia),
somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang
dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan,
membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH
disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan
jaringan. Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa,
akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat,
kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.
3. Dampak positif penggunaan doping bagi atlet
Dampak positif penggunaan doping adalah:
 Menambah stamina, sudah jelas bahwa doping adalah pengunaan obat obat
terlarang untuk meningkatkan ferforma atlet untuk mencapai prestasi yang
tinggi sehingga pengunaan doping sering dilakukan utamanya untuk
meningkatkan stamina dan menambah stamina atlet dalam bertanding.
 Menambah rasa percaya diri, rasa percaya diri adalah kesadaran dan
keyakinan akan kemampuan yang kita miliki, nah semakin besar rasa
percaya diri seseorang atau atlet maka akan lebih mendukung untuk
bertanding secara maksimal, dalam penggunaan doping tentunya
merangsang tubuh untuk bekerja lebih efektif melalui kondisi fisik yang
baik sehingga atlet yang merasa memiliki kondisi fisik yang baik maka
rasa percaya dirinya pun meningkat untuk menjadi seorang juara.
 Menambah kekuatan badan, dapat diketahui bahwa pengunaan doping
dapat meningkatkan kondisi fisik utamanya adalah kekuatan, kekuatan
merupakan kunci bagi setiap atlet untuk bisa menjadi seorang juara dalam
aktifitas kita sehari hari tentanya sangat berkaitan erat dengan aktifitas
fisik utamanya kekuatan contonya kita ingin push up tentunya
membutuhkan kekuatan otot lengan dan perut untuk bias melakukan push
up tersebut dengan baik.
 Meningkatkan keberanian dalam pertandingan, keberanian biasanya
muncul ketika rasa percaya diri kita tinggi dalam menghadapi lawan
dipertandingan dari pengaruh doping yang tujuanya agar ferforma atlet
baik sehingga dapat meningkatkan keberanian atlet dalam mengambil
setiap keputusan dalam bertanding.
 Penghilang rasa sakit ketika menstruasi, salah satu dampak positif doping
adalah menghilangkan rasa sakit contohnya obat Narcotics-analgesic.
Doping jenis ini memberi efek menghilangkan rasa sakit. Efek
sampingnya adalah depresi pernapasan dan mudah menyebabkan
ketergantungan terhadap obat ini.
 Meningkatkan ketenangan, segala aktifitas cabang olahraga yang
dilakukan khusunya dalam pertandingan maka membutuhkan ketenangan
dalam bermain atau dalam menentukan gerakan apa yang akan diambil dan
bagaimana selanjutnya bagi atlet sepak bola yang memiliki ketenangan
dalam bermain maka dia akan mampu mengontrol jalanya pertandingan
dengan baik.
 Mengurangi tangan yang gemetar, tangan yang gemetar ketika kita
bertanding atau yang juga sering disebut grogi dikarenakan rasa percaya
diri kita yang tidak memadai pengalaman kita dalam bertanding akan
tetapi bagi pengguna doping akan memiliki rasa pede yang lebih untuk
tampil lebih baik
 Menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi, kosentarasi
yang baik biasanya dalam keadaan tenang dan denyut jantung yang tidak
berdebar debar atau sesudah olahraga karena ketika seseorang masih
dalam aktifitas olahraga yang sangat berat maka kosentrasinya pun sedikit
berkurang berbeda dengan pengguna obat doping yang akan menurunkan
denyut jantung sehingga dapat membantu untuk berkonsentrasi dengan
baik.
4. Kasus penggunaan doping di Indonesia
Pada setiap perlombaan atau kompetisi yang diadakan, hampir selalu ada
yang menggunakan doping. Cara untuk mengetahui atlet tersebut
menggunakan doping atau tidak dengan tes urine. Setelah dilakukan
pengambilan sampel atau pengujian doping, sampel dikirim ke laboratorium
untuk dianalisi. Pengiriman sampel harus dilakukan dengan pengamanan dan
pengawasan yang baik. Sampel dianalisis harus di laboratorium yang mendapat
akreditasi WADA atau cara lain yang disetujui WADA.
Pada PON XVIII di Riau, pemeriksaan botol A dan botol B dilakukan bagi
atlet yang positif doping. Pemeriksaan pada botol B dilakukan karena atlet
yang sebelumnya positif menggunakan doping pada pemeriksaan botol A
merasa keberatan atau keraguan atas hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan
sampel pada botol A dan B, terdapat 8 atlet yang positif yang menggunakan
doping. Dimana sampel pada botol A dan B memiliki kecocokan yang sama.
Tabel 1. Daftar atlet dan doping yang digunakan
No Nama Atlet Jenis Asal Cabang Jenis Doping
Kelamin Provinsi Olahraga
1 Iwan Samur Laki-laki Sumatera Binaraga Diuretic dan
Barat maskingagnet
2 Masendeng Perempuan Jawa Binaraga Exogenous
S Barat AAS
3 Hendrik Laki-laki Sumatera Wushu Peptide
Tarigan Utara Hormones
4 Vegi Perempuan Jawa Menembak Stimulant
Safriani A Barat
5 Indriliyanti Perempuan Jawa Mendayung Stimulant
Barat
6 Santi Tri Perempuan DKI Balap Exogenous
Kusuma Jakarta Sepeda AAS
7 Zisilia Perempuan Papua Gulat Diuretics dan
Gloria Barat Masking
Mailoa Agnet
8 Peter Taslim Laki-laki Sumatera Judo Peptide
Selatan Hormones

Pada kasus doping di PON XVIII di Riau tahun 2012, ada salah satu atlet
yang hanya dikenakan sanksi teguran dan medali emas dicabut, sedangkan atlet
lain dikenakan sanksi tidak diizinkan mengikuti pertandingan selama dua tahun
dan medali emas dicabut. Dijelaskan pada WADC pasal 10.5.2. bahwa bila
olahragawan membuktikan dalam suatu kasus perorangan yang melibatkan
suatu pelanggaran peraturan anti-doping bahwa olahrgawan dapat
membuktikan ia tidak bersalah atau tidak teledor atas pelanggaran tersebut,
maka masa Larangan keikutsertaan yang berlaku dengan cara lain akan
dihapuskan
Suatu pelanggaran peraturan anti doping sehubungan dengan pengujian di
dalam kompetisi secara otomatis mengakibatkan diskualifikasi hasil
perorangan yang diperoleh dalam kompetisi tersebut dengan segala
konsekuensi yang dihasilkan, termasuk penyitaan medali, nilai-nilai dan hadiah
hadiah. Dampak yang diakibatkan dari penggunaan doping tidaklah ringan.
Tidak hanya merusak organ tubuh namun juga menghilangkan karir yang telah
dibangun.
5. Usaha dalam mengurangi penggunaan doping

C. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Azom, Ismail. 2015. Implementasi International Convention Against


Doping In Sport Di Indonesia. Diakses pada tanggal 31 Maret 2018 pada pukul
12.00 WIB. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/viewFile/6774/6465
Akbar, Muhammad. 2015. Makalah Doping Olahraga. UNM. Makassar
Broto, G.S.D. 2017. Doping Makin Menjadi Concern Dunia via Konvensi
UNESCO. Diakses pada tanggal 31 Maret 2018 pada pukul 12.13 WIB.
http://kemenpora.go.id/index/preview/konferensi/271
Royana, I.F. 2013. Doping Dalam Olahraga. Diakses pada tanggal 31 Maret
2018 pada pukul 11.44 WIB.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=477282&val=9745&title=D
OPING%20DALAM%20OLAHRAGA

Anda mungkin juga menyukai