Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DOPING DARAH DALAM PERLOMBAAN ATLETIK

Oleh:

Umar Nawawi

10603141029

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan olahraga baik tingkat nasional, regional maupun

internasional sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia,

terutama bagi sebagian pelaku dan pencita olahraga yang langsung maupun tidak

langsung merasakan manfaat dari aktivitas olahraga tersebut. Di sisi lain, olahraga

juga tidak terlepas dan sudah menjadi bagian dari politik.

Olahraga terkadang juga digunakan sebagai ajang politik dan mencari

sensasi, gengsi dan kebanggaan sebagian besar pelaku dan pencinta olahraga,

bahkan yang lebih membingungkan lagi adalah campur tangan politik praktis

pemerintah yang mengintervensi wilayah keolahragaan yang menjadikan olahraga

sebagai ajang adu kekuatan politik, kekuasaan, gengsi dan prestise tersebut. Siapa

yang mampu memenangkan pertandingan dan dinyatakan sebagi juara (umum)

maka dipandang sebagi negara yang memiliki kekuatan, kesuksesan serta

dijadikan sebagai barometer perkembangan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan

Teknilogi (IPTEK).

Saat ini persaingan prestasi olahraga semakin ketat mulai dari tingkat

regional hingga dunia. Hal tersebut membuat para pelatih maupun pembina

olahraga berupaya untuk meningkatkan prestasi atletnya dengan berbagai cara,

bahkan ada ynag memakai jalan pintas yaitu dengan doping.

Secara sistemik penggunaan doping dapat meningkatkan penampilan fisik

seseorang. Dengan penambahan zat tertentu yang dimasukkan ke dalam tubuh


atlit, maka melalui doping rasa sakit dan lelah dapat dikurangi bahkan dihilangkan

yang seharusnya apabila dalam kondisi normal fisik harus merasakannya. Untuk

itulah penggunaan doping dalam dunia kedokteran diperbolehkan dengan

beberapa catatan dan pertimbangan kesehatan dan keselamatan pasien.

Sejarah telah mencatat tentang kasus doping yang terjadi di dunia, lalu bagai

mana penggunaan doping terutama doping darah dalam dunia olahraga? Makalah

ini akan mencoba membahas tentang penggunaan doping darah dalam dunia

olahraga.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Doping

Sejak dahulu kala manusia telah memakai doping untuk menambah

kekuatan badan dan meningkatkan keberanian. Misalnya penduduk Indian di

Amerika Tengah dan beberapa suku di Afrika, mereka memakan zat-zat dari

tumbuh-tumbuhan liar tertentu atau memakan madu sebelum menghadapi suatu

perjalanan jauh, berburu atau berperang. Pada Perang Dunia II banyak digunakan

pil-pil Amphetamine untuk melawan rasa letih dan mengantuk.

Istilah dope pertama kali digunakan pada tahun 1889 pada suatu perlombaan

balap kuda di Inggris sedangkan kata dope itu sendiri berasal dari salah satu suku

bangsa di Afrika Tengah. Sejarah doping dalam olahraga dimulai kurang lebih

pada abad 19 pada olahraga renang, tetapi yang paling sering dijumpai pemakaian

doping ini adalah pada olahraga balap sepeda. Pada waktu itu zat-zat yang populer

dipakai adalah kafein, gula dilarutkan dalam eter, minuman-minuman yang

mengandung alkohol, nitroglycerine, heroin dan kokain.

B. Pengertian

Doping adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan perfomance

dalam berolahraga. Berakar kata dope, yang digunakan suku asli di Afrika

Selatan untuk nama minuman beralkohol yang mereka pakai dalam upacara

dansa-dansa.
Menurut Richard V. Ganslen (dikutip dari Joko Pekik Irianto, 2005: 90)

doping merupakan pemberian obat/bahan secara oral kepada seorang olahragawan

dalam kompetisi dengan tujuan utama untuk meningkatkan prestasi secara tidak

wajar. Dengan menggunakan doping seseorang bisa meningkatkan kemampuan

fisiknya secara instan.

Menurut UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Bab I

Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 22, Doping adalah penggunaan zat dan/atau

metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Doping merupakan

metode peningkatan kemampuan fisik seseorang yang dilarang dalam dunia

olahraga.

C. Macam-macam Doping

Ambisi untuk menang dalam jagat olah raga, baik bagi kebanggaan diri

sendiri, keluarga, maupun negara, menyebabkan atlet, pelatih, atau si orang tua

atlet menghalalkan segala cara. Tersering, cara yang digunakan adalah meminum

secara teratur obat, ramuan tetumbuhan, atau zat tertentu agar otot tubuh menjadi

besar dan kuat. Cara tersebut populer disebut doping dilarang dalam dunia olah

raga karena dianggap tidak jujur. Selain itu, doping juga berbahaya bagi kesehatan

si atlet sebab itu dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian.

Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan

diderita bertahun-tahun kemudian. Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan

pembinanya harus menanggung rasa malu.

Keberadaan doping di kalangan atlet agak sulit dibendung selama si atlet

tidak mengakui keberadaan dan kemampuan fisiknya sendiri. Sudah banyak


peraturan dan batasan-batasan yang sengaja dibuat untuk selalu menjaga

kejujuran, bahkan sudah banyak sanksi tegas, mulai dari yang ringan sampai yang

berat, diberlakukan pada mereka yang terbukti melanggar.Hingga kini, jenis obat

yang masuk doping adalah golongan stimulant (perangsang), golongan narkotik

analgesic, golongan anabolik steroid, golongan betablocker, golongan diuretika,

dan golongan peptide hormons dan analognya.

Salah satu jenis doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-

obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya

efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu

keseimbangan hormon tubuh serta meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan

jantung

Zat doping lain yang digunakan biasanya oleh pemanah dan penembak

dengan tujuan meningkatkan ketenangan, mengurangi tangan gemetar,

menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi adalah obat yang

tergolong betablocker. Obat ini digunakan dokter untuk mengobati penyakit

jantung, yaitu mengurangi palpitation (jantung berdebar) dan menurunkan tekanan

darah (penderita penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi).

Psikostimulansi: Amfetamin, kokain, nikotin, kofein.

Alasan Pelarangan Doping

1. Alasan etis : penggunaan doping melanggar norma fairplay dan sportivitas

yang merupakan jiwa olahraga.

2. Alasan medis : membahayakan keselamatan pemakainya. Atlet akan

mengalami :
Kebiasaan (Habituation)

Kecanduan (Addiction)

Ketergantungan obat (Drug Abuse)

Zat-zat doping dikelompokan kedalam 7 golongan :

1. Stimulan (amphetamine,Caffein, Cocain, Aphedrine, dll)

2. Narkotik-Analgesik (Methadone, Morphine, Oxycodone,dll)

3. Anabolik-Androgenik ( Testosterone, Balasterone, dll)

4. Anabolik Non Steroid ( Clenbuterol, Zeranol, dll )

5. Penghalang Beta ( Acebutotlol, Atenolol, Sotalol, dll )

6. Diuretika ( Acetazolamid, Amiloride, Chlormerodrin, dll)

7. Peptida hormon ( Growth hormon, Adrenocortico hormon, dll)

Selain itu, ada cara tertentu yang termasuk doping yaitu doping darah,

manipulasi secara fisik, dan farmakologi. Adapun, bahan obat yang dibatasi

adalah alkohol, mariyuana, anestesi lokal, dan kortikosteroid.

D. Doping Darah dalam Perlombaan Atletik

Sejak Olimpiade 1976 dianjurkan untuk atlit khususnya pelari jarak jauh,

yang telah memperoleh emas, perak, dan perunggu melalui kemampuan aslinya,

latihan yang berat, dan doping darah. Doping darah adalah sebuah proses dimana

seorang atlit meningkatkan volume darahnya dan penyediaan eritrosit. Hal ini

biasanya dilakukan melalui empat tahapan. Pertama, atlit diberikan program

latihan yang berat selama kira-kira 6 (enam) minggu. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah atlit dan sebagai konsekuensi dari latihan

berat yang dilakunya darah harus mengangkut oksigen dalam jumlah yang besar.

Kedua, atlit memompa darah dalam takaran kecil dan kemudian membekukannya.

Ketiga, atlit mulai melakukan latihan kembali dengan waktu yang cukup untuk

mengganti darah yang hilang sehingga sel darah merah kembali kepada keadaan

yang dicapai pada tahap pertama. Akhirnya, atlit kembali memenuhi kebutuahan

darah seperti pada tahap kedua. Hal ini menyebabkan volume darah dan

erythrocyte (eritrosit) dalam tubuh atlit berada dalam keadaan yang tidak

memungkinkan sebagai mana dalam keadaan normal. Keadaan ini menyebabkab

terjadi pembakuan darah yang mengakibatkan proses pengangkutan oksigen oleh

darah semakin meningkat, dengan demikian akan berpengaruh terhadap

penampilan penampilan fisik. Jika peningkatan hemoglobin yang mengangkut

darah lebih besar dari pada pembekuan (kekentalan) darah, maka doping darah

tentu sangat berperan dalam meningkatkan penampilan atlit dalam pertandingan.

Cara doping lainnya adalahmenggunakan suntikan eritropoetin dan

menyuntikkan darah. Kedua cara ini akan meningkatkan jumlah sel darah merahdi

dalam tubuh. Fungsi sel darah merah melalui hemoglobin adalah mengangkut

oksigen. Dengan jumlah oksigen yangcukup bagi seluruh tubuh, proses

pembakaran akan berjalan lancar sehingga energi yang dihasilkan akan

bertambah.Cara ini biasanya untuk atlet yang memerlukan daya tahan lama.

Misalnya, untuk lari jauh, maraton, triatlon, sky,berenang 800 m, dan balap

sepeda jarak jauh. Namun, efek bahaya suntikan eritropoetin berupa darah

menjadi lebihpekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya


stroke (pecahnya pembuluh darah di otak).Sementara, doping dengan suntikan

darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas

normal,dan mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan

analognya dapat berakibat si atlet menderita sakitkepala, perasaan selalu letih,

depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung. Selain

sejumlahkerugian tadi, dampak kejiwaan yang diderita atlet pengguna doping

yang ketahuan adalah suatu siksaan tersendiri.Banyak atlet pemakai doping yang

menderita depresi.

Jadi, pada cabang-cabang olahraga yang membutuhkan kadar oksigen yang

lebih seperti pada perlombaan atletik banyak kasus penggunaan doping darah.

Cabang-cabang tersebut antara lain lari jarak jauh, lomba maraton, triathlon, dan

lain-lain.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Bukan rahasia umum lagi jika olahraga merupakan ajang yang sangat

strategis untuk menunjukkan kepada public dunia tentang eksistensi dan kemajuan

suatu negara termasuk kemajuan bidang olahraga. Banyak upaya yang dilakukan

agar atlit suatu negara mampu mempersembahkan untuk tim/kontingen atau

negaranya walaupun terkadang melalui perbuatan-perbuatan tidak terpuji dan

melanggar peraturan, dan salah satunya melalui penggunaan doping darah.

Doping darah merupakan upaya memasukan darah yang mengadung

eritrosit untuk mengatasi kekurangan oksigen pada tubuh (jaringan) akibat beban

berat yang yang disebabkan aktivitas fisik. Doping darah akhirnya dilarang karena

akan berdampak buruk pada pengguna (atlit). Pada situasi tertentu yang

seharusnya aktivitas fisik berhenti, maka dengan doping performa tersebut dapat

dipertahnkan. Inilah kasus yang berjalan tidak secara normal yang dikhawatirkan

akan berdampak buruk bagi pelaku.

B. Saran

Berdasarkan paparan dan keismpulan di atas, maka penulis menyarankan

agar senantiasa setiap atlit, Pembina, pelatih dan segenap pecinta olahraga

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur olahraga yaitu fair play yang mencerminkan

nilai-nilai luhur.
Tidak menghalalkan segala cara untuk meraih prestasi terbaik, apa lagi

melalui penggunaan doping yang secara yuridis formal dilarang dan merugikan

pelaku (atlit) secara langsung. Selain itu, menghindari penggunaan doping berarti

menghindari kejadian fatal yaitu kematian.


Daftar Pustaka

Anonim. (2010). Doping Darah. diakses dari:


http://keripiku.blogspot.com/2010/11/seputar-ko tanggal 13 Maret 2013 jam
1330.

Anonim. (2010). Doping=Tidak Jujur. Diakses dari:


http://antidopingindonesia.org/ tanggal 13 Maret 2013 jam 13.33.

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.2005.Undang-Undang Nomor 3


Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta.

Wisnu, Pratama. (2011). Makalah Doping. Diakses dari:


http://pratamawisnu.blogspot.com/2011/12/makalah-doping.html tanggal 13
Maret 2013 jam 13.40.

Anda mungkin juga menyukai