Oleh:
Umar Nawawi
10603141029
PENDAHULUAN
internasional sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia,
terutama bagi sebagian pelaku dan pencita olahraga yang langsung maupun tidak
langsung merasakan manfaat dari aktivitas olahraga tersebut. Di sisi lain, olahraga
sensasi, gengsi dan kebanggaan sebagian besar pelaku dan pencinta olahraga,
bahkan yang lebih membingungkan lagi adalah campur tangan politik praktis
sebagai ajang adu kekuatan politik, kekuasaan, gengsi dan prestise tersebut. Siapa
Teknilogi (IPTEK).
Saat ini persaingan prestasi olahraga semakin ketat mulai dari tingkat
regional hingga dunia. Hal tersebut membuat para pelatih maupun pembina
yang seharusnya apabila dalam kondisi normal fisik harus merasakannya. Untuk
Sejarah telah mencatat tentang kasus doping yang terjadi di dunia, lalu bagai
mana penggunaan doping terutama doping darah dalam dunia olahraga? Makalah
ini akan mencoba membahas tentang penggunaan doping darah dalam dunia
olahraga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Doping
Amerika Tengah dan beberapa suku di Afrika, mereka memakan zat-zat dari
perjalanan jauh, berburu atau berperang. Pada Perang Dunia II banyak digunakan
Istilah dope pertama kali digunakan pada tahun 1889 pada suatu perlombaan
balap kuda di Inggris sedangkan kata dope itu sendiri berasal dari salah satu suku
bangsa di Afrika Tengah. Sejarah doping dalam olahraga dimulai kurang lebih
pada abad 19 pada olahraga renang, tetapi yang paling sering dijumpai pemakaian
doping ini adalah pada olahraga balap sepeda. Pada waktu itu zat-zat yang populer
B. Pengertian
dalam berolahraga. Berakar kata dope, yang digunakan suku asli di Afrika
Selatan untuk nama minuman beralkohol yang mereka pakai dalam upacara
dansa-dansa.
Menurut Richard V. Ganslen (dikutip dari Joko Pekik Irianto, 2005: 90)
dalam kompetisi dengan tujuan utama untuk meningkatkan prestasi secara tidak
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 22, Doping adalah penggunaan zat dan/atau
olahraga.
C. Macam-macam Doping
Ambisi untuk menang dalam jagat olah raga, baik bagi kebanggaan diri
sendiri, keluarga, maupun negara, menyebabkan atlet, pelatih, atau si orang tua
atlet menghalalkan segala cara. Tersering, cara yang digunakan adalah meminum
secara teratur obat, ramuan tetumbuhan, atau zat tertentu agar otot tubuh menjadi
besar dan kuat. Cara tersebut populer disebut doping dilarang dalam dunia olah
raga karena dianggap tidak jujur. Selain itu, doping juga berbahaya bagi kesehatan
si atlet sebab itu dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian.
Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan
kejujuran, bahkan sudah banyak sanksi tegas, mulai dari yang ringan sampai yang
berat, diberlakukan pada mereka yang terbukti melanggar.Hingga kini, jenis obat
Salah satu jenis doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-
obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya
efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu
keseimbangan hormon tubuh serta meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan
jantung
Zat doping lain yang digunakan biasanya oleh pemanah dan penembak
menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi adalah obat yang
mengalami :
Kebiasaan (Habituation)
Kecanduan (Addiction)
Selain itu, ada cara tertentu yang termasuk doping yaitu doping darah,
manipulasi secara fisik, dan farmakologi. Adapun, bahan obat yang dibatasi
Sejak Olimpiade 1976 dianjurkan untuk atlit khususnya pelari jarak jauh,
yang telah memperoleh emas, perak, dan perunggu melalui kemampuan aslinya,
latihan yang berat, dan doping darah. Doping darah adalah sebuah proses dimana
seorang atlit meningkatkan volume darahnya dan penyediaan eritrosit. Hal ini
latihan yang berat selama kira-kira 6 (enam) minggu. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah atlit dan sebagai konsekuensi dari latihan
berat yang dilakunya darah harus mengangkut oksigen dalam jumlah yang besar.
Kedua, atlit memompa darah dalam takaran kecil dan kemudian membekukannya.
Ketiga, atlit mulai melakukan latihan kembali dengan waktu yang cukup untuk
mengganti darah yang hilang sehingga sel darah merah kembali kepada keadaan
yang dicapai pada tahap pertama. Akhirnya, atlit kembali memenuhi kebutuahan
darah seperti pada tahap kedua. Hal ini menyebabkan volume darah dan
erythrocyte (eritrosit) dalam tubuh atlit berada dalam keadaan yang tidak
darah lebih besar dari pada pembekuan (kekentalan) darah, maka doping darah
menyuntikkan darah. Kedua cara ini akan meningkatkan jumlah sel darah merahdi
dalam tubuh. Fungsi sel darah merah melalui hemoglobin adalah mengangkut
bertambah.Cara ini biasanya untuk atlet yang memerlukan daya tahan lama.
Misalnya, untuk lari jauh, maraton, triatlon, sky,berenang 800 m, dan balap
sepeda jarak jauh. Namun, efek bahaya suntikan eritropoetin berupa darah
depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung. Selain
yang ketahuan adalah suatu siksaan tersendiri.Banyak atlet pemakai doping yang
menderita depresi.
lebih seperti pada perlombaan atletik banyak kasus penggunaan doping darah.
Cabang-cabang tersebut antara lain lari jarak jauh, lomba maraton, triathlon, dan
lain-lain.
BAB III
A. Simpulan
Bukan rahasia umum lagi jika olahraga merupakan ajang yang sangat
strategis untuk menunjukkan kepada public dunia tentang eksistensi dan kemajuan
suatu negara termasuk kemajuan bidang olahraga. Banyak upaya yang dilakukan
eritrosit untuk mengatasi kekurangan oksigen pada tubuh (jaringan) akibat beban
berat yang yang disebabkan aktivitas fisik. Doping darah akhirnya dilarang karena
akan berdampak buruk pada pengguna (atlit). Pada situasi tertentu yang
seharusnya aktivitas fisik berhenti, maka dengan doping performa tersebut dapat
dipertahnkan. Inilah kasus yang berjalan tidak secara normal yang dikhawatirkan
B. Saran
agar senantiasa setiap atlit, Pembina, pelatih dan segenap pecinta olahraga
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur olahraga yaitu fair play yang mencerminkan
nilai-nilai luhur.
Tidak menghalalkan segala cara untuk meraih prestasi terbaik, apa lagi
melalui penggunaan doping yang secara yuridis formal dilarang dan merugikan
pelaku (atlit) secara langsung. Selain itu, menghindari penggunaan doping berarti