Anda di halaman 1dari 4

1.

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pemeriksaan tanda vital dan kemammpuan


atlate sebelum pertandingan.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang peran psikologindalam latihan dan


pertandingan .

Psikologi Olahraga adalah studi tentang tingkah laku manusia dalam situasi olahraga, fokus
kajiannya adalah pada belajar dan performa, dan memperhitungkan baik pelaku maupun
penonton.

Weinberg and Gould (1995) mengemukakan bahwa Psikologi Olahraga :

1. Mempelajari bagaimana faktor psikologi mempengaruhi performance fisik individu.


2. Memahami bagaimana partisipasi dalam olahraga dan latihan mempengaruhi perkembangan
individu termasuk kesehatan dan kesejahteraan hidupnya. Di samping itu, mereka
mengemukakan bahwa Psikologi Olahraga secara spesifik diarahkan untuk :
1. Membantu para profesional dalam membantu atlet bintang mencapai prestasi puncak.
2. Membantu anak-anak, penderita cacat dan orang tua untuk bisa hidup lebih bugar.
3. Meneliti faktor psikologis dalam kegiatan latihan dan olahraga.
Peranan Psikologi Olahraga pada hakekatnya tidak berbeda dengan peranan ilmu
penegtahuan pada umumnya, yaitu menurut Kerlinger (1975; dalam KONI Pusat, 1995)
bahwa ilmu pengetahuan berperan dan berfungsi untuk : (1) dapat menjelaskan dan
memahami gejala (explanation and understanding), (2) dapat membuat perkiraan
(prediction) dengan secara tepat, dan (3) untuk dapat mengawasi (control) dan
mengendalikan gejala.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang stress saat pertandingan dan kaitan dengan
kesehtan olahraga.

Stres yang tidak dapat diatasi dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti kesehatan fisik,
produktivitas menurun, dan tingkah laku yang tidak sesuai. Gangguan fisik bisa berupa sakit
kepala, tangan berkeringat, sulit tidur, sakit perut, dan gangguan sistem kardiovaskuler.
Menurunnya energi dan produktivitasnya, gejala yang timbul adalah menurunnya konsentrasi,
banyak melakukan kesalahan, mudah penat, dan cepat lupa. Kehilangan keseimbangan diri yang
berakibat pada gangguan daya ingat, penalaran, dan kemampuan mengambil keputusan (Ali
Maksum, 2008: 113). Perubahan perilaku bisa berupa cepat marah, mudah emosional, merokok
dan minum berlebihan, gelisah, depresi, dan perasaan kehampaan. Adakalanya stres dibutuhkan
dalam situasi bertanding atau berlomba. Stres dalam tingkatan 16 tertentu justru berpengaruh
positif terhadap prestasi dan juga akan menjadikan penampilan lebih baik. Namun perlu diingat,
stres yang berlebihan atau terlalu rendah justru merugikan.

Sumber Stres Dari Diri Atlet


1. Pikiran negatif
Pikiran negatif sering timbul pada diri seorang atlet apabila dicemooh dan dimarahi. Pikiran
negatif yang timbul karena rasa takut dicemooh, dimarahi, takut mengecewakan, dan rasa
bersalah terkadang menimbulkan frustasi dan mengganggu penampilan atlet tersebut
2. Pentingnya kejuaraan
Semakin penting suatu event semakin menjadi sumber stres bagi atlet Situasi bertanding lebih
stres dibandingkan latihan biasa
3. Ketidakpastian
Semakin tidak pasti, semakin menimbulkan stres. Misalnya dalam pertandingan penting, siapa
saja yang akan diturunkan dalam starting line-up. Baik pelatih maupun pemain bisa jadi
stressfull, mengingat penentuan pemain menjadi bagian penting dari strategi keberhasilan tim,
siapa saja atlet yang dipilih akan menjadi penentuan bagi tim
4. Persiapan
Persiapan menghadapi pertandingan terkadang memberi ketegangan tersendiri bagi seorang atlet
yang akan menghadapi pertandingan. Persiapan ini meliputi persiapan diri dalam hal fisik,
teknis, maupun mental. Atlet yang merasa persiapannya kurang akan mengalami stres sehingga
mempengaruhi penampilannya dalam bertanding. Persiapan sebelum bertanding dan dukungan
pembina dapat mengurangi stres
5. Tanggung jawab yang berlebihan Tanggung jawab atas prestasi yang berlebihan kepada diri
sendiri, pelatih, dan orang tua juga merupakan penyebab stres yang berasal dari luar. Jika beban
dan tanggung jawab terlalu tinggi sampai melebihi kemampuan diri sendiri maka secara
psikologis atlet akan merasa tertekan dan mengalami stres sebelum bertanding.
Sumber stres dari luar diri atlet
1. Target
Setiap target yang mengikuti pertandingan, baik dalam skala nasional maupun internasional
biasanya menetapkan target juara yang ingin dicapai. Target ini tidak hanya ditentukan oleh atlet
itu sendiri, tetapi pihak pelatih, pengurus 18 club, maupun KONI juga menetapkan target juara
tertentu. Setiap atlet juga ingin menjadi juara pada setiap pertandingan yang diikutinya, namun
target menjadi juara merupakan salah satu stresor tersendiri bagi seorang atlet (Lilik Sudarwati,
2007: 53).
2. Penonton
Kehadiran penonton dalam suatu pertandingan memberikan semangat tersendiri bagi atlet yang
sedang bertanding. Semangat yang sorak-sorai yang diberikan penonton bisa menjadi pemacu
semangat, namun bisa juga menurunkan semangat bertanding seorang atlet dengan cemoohan
yang dikeluarkan penonton (Lilik Sudarwati, 2007: 54).
3. Situasi
Situasi pertandingan akan menimbulkan ketegangan bagi seorang pemain yang akan bertanding.
Bila pemain diletakkan sebagai pemain penentu dalam babak penentuan, hal ini akan
menimbulkan ketegangan yang bisa menghambat permainan atlet tersebut karena bertanding
dibawah tekanan harus bisa memenangkan atau meraih poin pada pertandingan tersebut
Dampak negatif yang sering ditimbulkan stres atau ketegangan yang dialami oleh seorang stlet
antara lain permainan atau penampilan atlet yang buruk, seperti kurangnya kontrol, gegabah
dalam 19 melakukan gerakan, kurangnya fokus. Atlet yang bertanding saat kondisi stres tidak
akan menunjukkan penampilan yang optimal, dan hal ini akan menghambat prestasi atlet tersebut
apabila tidak segera diatas
4. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan laboratorium yang dipakai dalam
pengumpulan data dan penegmbangan keterampilan deteksi praktek dopin.
Berdasarkan prosedur pengumpulan sampel terdapat beberapa prosedur untuk mengumpulkan
sampel diantaranya sebagai berikut:
a. Pemberitahuan kepada olahragawan untuk pengujian doping oleh petugas pengantar
b. Olahragawan melapor ke ruang pengawasan doping
c. Olahragawan memilih botol penampung urin
d. Olahragawan mengumpulkan sampel urin dibawah pengawasan petugas
e. Olahragawan memilih botol sampel
f. Olahragawan mengisi sampel urin ke dalam botol A dan B
g. Olahragawan memeriksa berat jenis urin
h. Olahragawan memberikan keterangan yang diminta oleh petugas
i. Olahragawan menandatangani formulir doping
j. Lab doping yang diakui dan diakreditasi oleh WADA.

Dari penetapan atlet sampai pengumpulan urin sudah dijelaskan dan sangat sulit untuk
direkayasa agar sempelnya dirubah. Tetapidisitu tidak dijelaskan bagaimana proses dari
penentuan atlet, ditetapkan negatif atau positif sampai dengan penjatuhan sanksi apabila
positif menggunakan doping.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang akibat yang terjadi karena doping dan
penyalahgunaan obat saat latihan dan selama musim pertandingan secara benar
Efek samping penggunaan doping
A. Stimulants Efek samping yang sering terjadi pada dosis tinggi adalah tekanan darah
meningkat, sakit kepala, denyut jantung meningkat dan tidak beraturan, gelisah, dan
tremor.
B. Narkotika (narcotics) Efek samping utama dari penggunaan obat ini adalah depresi
pernafasan, persepsi yang salah terhadap rasa nyeri dan bahaya, menimbulkan resiko
ketergantungan fisik dan psikis.
C. Anabolic steroid Efek samping dari senyawa ini, antara lain dapat menimbulkan gangguan
system kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), kerusakan hati, dan perubahan
psikis. Pada usia remaja, penggunaan steroid anabolic dapat menghentikan pertumbuhan
tulang. Pada laki-laki dapat menyebabkan ukuran tests mengecil, buah dada membesar dan
menurunkan produksi sperma. Pada wanita dapat menyebabkan maskulinisasi (seperti
pertumbuhan kumis, pembesaran suara, dll), timbulnya jerawat, kebotakan, serta
gangguan pada fungsi indung telur dan siklus menstruasi.
D. Senyawa dengan aktivitas anti-oestrogenic Efek samping yang mungkin timbul berupa
rasa panas pada tubuh (hot flushes), gangguan fungsi pencernaan, retensi cairan dan
thrombosis vena (gangguan pembekuan darah pada pembuluh vena)
E. Glucocorticosteroid Efek akibat pemakaian secara umum, meliputi retensi cairan,
hiperglikemik, perubahan mood, infeksi sistemi (akibat penurunan daya imun) dan
gangguan pada jaringan otot dan tulang (contoh: osteoporosis, mengendurnya jaringan
lunak dan kelemahan otot, tulang, dan tendon).
Sanksi Penggunaan Doping pada saat pertandingan
Berikut ini merupakan konsekuensi pelanggaran peraturan anti-doping (LADI:2007)
pelanggaran oleh olahragawan atau orang lain terhadap peraturan anti-doping dapat
mengakibatkan satu atau lebih hal-hal berikut :
a. Diskualifikasi bererti hasil-hasil olahragawan dalam sebuah kompetisi atau pertandingan
tertentu dibatalkan, dengan segala konsekuensi yang diakibatkan termasuk pencabutan
medali, poin, dan hadiah.
b. Larangan keikutsertaan berarti olahragawan atau orang lain tersebut dilarang selama satu
jangka waktu tertentu untuk ikut serta di dalam kompetisi atau kegiatan lain atau
pendanaan.

Anda mungkin juga menyukai