Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH DOPING BAGI KINERJA ATLET

Muhammad Siraj Rafif Alfajar: Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga,


Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia,
Jalan Dr.Setiabudi No.229, Bandung
sirajrafif@gmail.com
Muhammad Nadillah Izazi: Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan
Dr.Setiabudi No.229, Bandung
Nadillahizazi12@gmail.com
Mohammad Rimas Faizi: Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan
Dr.Setiabudi No.229, Bandung
Rojalivanjawa123@gmail.com
Rendi Adnan Ginanjar: Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan
Dr.Setiabudi No.229, Bandung
Renzag003@gmail.com

Abstrak
Ambisi untuk menang dalam jagat olahraga, baik bagi kebanggaan diri sendiri,
keluarga, maupun negara, menyebabkan atlit, pelatih, atau orang tua atlit
menghalalkan berbagai macam cara. Tersering cara yang digunakan adalah
meminum obat, ramuan, atau yang sering disebut dengan doping agar otot tubuh
menjadi besar dan kuat. Doping adalah penggunaan oleh peserta lomba, berupa
bahan yang asing bagi organism melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam
jumlah yang abnormal dengan tujuan meningkatkan prestasi. Adapun tujuan
dibahasnya permasalahan ini yaitu mendeskripsikan dampak penggunaaan doping
bagi kinerja atlet, mendeskripsikan implementasi pencegahan doping yang telah
dilakukan oleh atlet. Dalam hal ini kami menggunakan metode penelitian
menggunakan metode kualitatif, yaitu metode riset yang menggunakan analisis
atau cenderung pada landasan teori. Jadi dapat ditarik kesimpulannya adalah
penggunaan doping berasal dari aspek individu sendiri, penggunaan doping dapat
memberikan efek negatif bagi penggunanya dan dapat menciderai fair play.
Kata kunci: efek, doping, olahraga
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ambisi untuk menang dalam jagat olahraga, baik bagi kebanggaan diri
sendiri, keluarga, maupun negara, menyebabkan atlit, pelatih, atau orang tua atlit
menghalalkan berbagai macam cara. Tersering cara yang digunakan adalah
meminum obat, ramuan, atau yang sering disebut dengan doping agar otot tubuh
menjadi besar dan kuat.
Dewasa ini, tantangan yang dihadapi atlit semakin kompleks, khususnya
kekhawatiran dalam menghadapi pertandingan seperti: (1) keraguan terhadap
kesiapan dan potensi yang dimilik atlit, (2) rasa takut ketika menghadapi lawan,
(3) desakan untuk menang dari pelatih, orang tua, sponsor, dan lain sebagainya,
(4) emosional atlet seperti mudah panik, mudah marah, dan lain-lain, (5) dan
berbagai kekhawatiran baik yang muncul dari dalam diri maupun lingkungan atlet.
Kekhawatiran yang dialami seorang atlet akan berdampak pada krisis kepercayaan
diri dan dapat merusak konsentrasi atlet dalam menghadapi pertandingan.
Berbagai tantangan tersebut mendorong munculnya keinginan untuk mengatasi
tantangan yang dihadapi atlet secara instan, antara lain adanya isu tentang
penggunaan doping, memodifikasi teknologi yang digunakan dalam pertandingan,
maupun sampai isu tentang sponsor dalam suatu event pertandingan. Penggunaan
doping dalam aktivitas olahraga prestasi menjadi salah satu isu yang sedang
hangat dibahas pada saat ini.
Doping berasal dari Bahasa Belanda “doop” yang artinya saus kental,
berupa campuran tembakau dengan biji Datura stramonium yang digunakan oleh
perampok untuk membuat korbanya berhalusinasi dan kebingungan (Rohatgi,
Vishesh,Reddy S Narayana, 2012). Doping adalah pemberian/penggunaan oleh
peserta lomba, berupa bahan yang asing bagi organism melalui jalan apa saja atau
bahan fisiologis dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang
abnormal, dengan tujuan meningatkan prestasi (Internasional Congress Of sport
Sciences: 1964), penggunaan doping dilarang karena berdampak negatif bagi karir
dan masa depan seorang atlit.
1.2 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penulisan makalah, yaitu:
Agar penulisan makalah ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari
pembahasan menjadi terlalu luas, maka penulis perlu membatasinya. Secara
umum dopping sangat membawa pengaruh negatif bagi seorang atlet karena akan
berpengaruh terhadap kesehatan, karir, dan masa depan seorang atlet.
1.3 Rumusan Masalah
Oleh karena itu, terdapat dua rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apa dampak positif dan negatif dari doping?
2. Bagaimana upaya pencegahan doping yang telah dilakukan oleh atlet?
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Pertama, mendeskripsikan dampak penggunaaan doping bagi kinerja atlet.
Kedua, mendeskripsikan implementasi pencegahan doping yang telah
dilakukan oleh atlet.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman terkait doping dan dampak negatif
yang ditimbulkan dari penggunaan doping.
1.6 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu
metode riset yang sifatnya menggunaakan analisis atau cenderung lebih fokus
pada landasan teori.

2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Dopping
1. Definisi dopping menurut IOC (international Olympic committee) pada tahun
1990, dopping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau
metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis.
2. Definisi dopping menurut Wikipedia adalah zat campuran opium dan
narkotika untuk perangsang (stimulant).
Maka dapat disimpulkan dopping adalah zat campuran opium dan narkotika
yang dilarang dan gunanya untuk perangsang (stimulant), penambah stamina, dan
upaya untuk meningkatkan prestasi.
2.2 Atlet
Dalam kehidupan sehari-hari sering terdengar kata atlet sebagai sebutan
seseorang, sebutan ini biasanya dikaitkan dengan bidang olahraga. Dilihat dari
realita di lapangan disebut sebagai atlet apabila seseorang adalah seorang
olahragawan yang mengikuti sebuah perlombaan atau pertandingan yang meliputi
kekuatan ketangkasan dan kecepatan dalam bidang olahraga. Selain itu dikatakan
sebagai atlet apabila seseorang itu ahli dalam suatu cabang olahraga dan memiliki
prestasi (berprestasi) dari cabang olahraga tersebut.
1. Menurut Peter Salim (1991 : 55) atlet adalah olahragawan, terutama dalam
bidang yang memerlukan kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan.
2. Selain itu menurut Monty P. (2002: 29), atlet adalah individu yang memiliki
keunikan tersendiri, yang memiliki bakat tersendiri, pola perilaku dan kepribadian
tersendiri, serta latar belakang yang mempengaruhi spesifik dalam dirinya.
3. Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat tersendiri
lalu memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta memiliki latar
belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Rusdianto
(dalam Saputro, 2014).
4. Inividu yang terlibat dalam atkivitas olahraga dengan memiliki prestasi di
bidang olahraga tersebut dapat dikatakan bahwa individu itulah yang dimaksud
dengan atlet. Satiadarma (dalam Yuwanto & Sutanto, 2012).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa atlet adalah individu
yang terlatih, memiliki keunikan, dan juga memiliki bakat dalam bidang olahraga
yang terlatih dalam cabang olahraga.

2.3 Jenis-jenis dan zat dopping


Adapun jenis-jenis dan zat dopping adalah sebagai berikut:
Berikut adalah zat serta metode yang dilarang dan dikeluarkan oleh WADA tahun
2011 yang di kutip dari (Santosa Giriwijoyo & Didik Zafar Sidik, 2012: 350)
dikelompokan sebagai berikut di bawah ini:
1) Zat dan metode yang dilarang didalam pertandingan
a) Zat yang dilarang
(1) Stimulant
(2) Narkotik
(3) Cannabinoid
(4) Senyawa Anabolik
(a) Steroid anabolik nandrogenik
(i) Eksogenus
(ii) Endogenus
(b) Senyawa anabolik lain
(5) Hormon Peptida
(a) Erythropoietin (EPO)
(b) Growth hormon (HGH) dan insulin-like growth faktor (IGF-1)
(c) Chorionic gonadotropin (LH)
(d) Insulin
(e) Corticotrophin
(6) Beta-2 agonis
(7) Senyawa dengan aktivitas anti estrogen (khusus ditujukan bagi pria)
(8) Masking agent
(9) Glukokortikoid
b) Metode yang dilarang
(1) Meningkatkan transfer oksigen
(2) Manifulasi farmokologi, kimia dan fisika
(3) Dopping gen
2) Zat dan metode yang dilarang di dalam dan di luar pertandingan
a) Zat yang dilarang
(1) Senyawa anabolik
(2) hormon peptide
(3) Beta-2 agonis
(4) senyawa dengan aktivitas anti estorogen
(5) masking agent
b) Metode yang dilarang
(1) Meningkatkan transfer oksigen
(2) Manipulasi farmakologi
(3) Dopping gen
3) Zat yang dilarang pada cabang olahraga tertentu
a) Alkohol
b) Penghalangan Beta (Beta Blockers)
c) Diuretik
4) Zat spesifik
Adalah zat yang sering dipergunakan atlet secara tidak sengaja. Pengelompokan
zat serta metode yang dapat digolongkan sebagai dopping ini telah digunakan
untuk pengawasan penggunaan doping pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI
2004 di Palembang.

3. PEMBAHASAN
Dopping merupakan upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat
atau metode yang dilarang dalam olaharaga, oleh karena itu adapun dampak
positif dan negatif dalam penggunaan dopping, yaitu:
3.1 Dampak positif :
1.Meningkatkan metabolisme tubuh
Dengan adanya pengaruh obat/doping, metabolisme tubuh menjadi lebih cepat
meningkat karena adanya reaksi obat tersebut dalam tubuh.
2.Reaksi tubuh menjadi lebih cepat
Pengaruh doping tersebut sangat berpengaruh besar dalam tubuh,karena di
dalam nya mengandung bahan yang dapat memicu tubuh reaksi menjadi lebih
cepat.
3.Badan terasa rileks dan ringan
Karena adanya kandungan bahan kimia dalam obat tersebut sehingga pengaruh
nya membuat tubuh atlet itu menjadi terasa rilex dan tubuh nya pun terasa ringan
karena adanya pengaruh doping.
4.Pikiran menjadi tenang
Kandungan bahan kimia yang ada di dalam doping tersebut mampu membuat
pikiran atlet menjadi lebih tenang.
5.Kondisi tubuh lebih fit
Pengaruh doping tersebut mampu membuat tubuh seorang atlet menjadi lebih
fit,berbeda dengan orang yang tidak menggunakan doping.
6.Daya tahan tubuh lebih kuat
Daya tahan seorang atlet pun meningkat dua kali lipat karena bahan kimia yang
terkandungan dalam doping tersebut mampu membuat fisik dan kondisi tubuh
menjadi lebih kuat.
Upaya pencegahan penggunaan doping bagi atlet :
1.Meningkatkan ke imanan
Meningkatkan keimanan disini yaitu dengan cara memperbanyak ibadah kepada
Allah Swt
2.Meningkatkan jiwa sportifitas
Dengan mempunyai jiwa sportifitas yang tinggi maka kemungkinan kecil atlet
menggunakan doping,karena dengan adanya jiwa sportifitas atlet tidak akan
menggunakan doping.
3.Membuat komitmen dengan diri sendiri
Kita perlu membuat komitmen kepada diri sendiri untuk tidak menggunakan
doping,karena dengan kita membuat komitmen maka kita akan menjauhi tindakan
penggunaan doping.
3.2 Dampak Negatif
Berikut ini merupakan dampak buruk atau bahaya doping bagi orang yang
mengkonsumsinya:
a. Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang
melampaui batas kemampuan normal. Jika dipaksakan bisa menimbulkan
“exhaustion” yang membahayakan kesehatan, dapat menimbulkan kekacauan
pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat
menimbulkan masalah serius.
b. Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi,
meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan ginjal.
c. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet
menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada
atlet pria, dan mudah tersinggung. Dampak buruk dari suntikan eritropoetin
adalah darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan
memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak). Pemakaian
deuretika yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan pengeluaran garam mineral
yang berlebihan sehingga mengakibatkan timbulnya kejang otot, mual, sakit
kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan
gangguan ginjal dan jantung.
d. Pemakaian obat analgesic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan
rasa sakit ketika haid. Namuan dampak buruknya jika salah memilih obat bisa
menyebabkan sulit bernapas, mual, konsentrasi yang hilang, dan mungkin
menimbulkan adiksi atau ketagihan.
e. Salah satu jenis obat doping yang paling sering digunakan para atlet adalah
obat-obatan anabolik, seperti hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya
efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu
keseimbangan hormon tubuh dan dapat juga meningkatkan risiko terkena penyakit
hati dan jantung. Jika atlet wanita mengkonsumsi obat ini, dapat menyebabkan
tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Selanjutnya,
menimbulkan gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan
rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet
remaja, penggunaan obat ini dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang
paling mengkhawatirkan adalah pertumbuhannya akan berhenti.
f. Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-paru
dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam
olahraga seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan getaran. Efek
merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi,
gula darah rendah dan gagal jantung.
g. HGH atau Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia),
somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan
oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu sintesa
protein dan menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk
merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk
kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan
jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang
rendah dan cacat.

4. PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Doping adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan performa
dalam berolahrga. Doping merupakan zat yang dilarang digunakan dalam olahraga,
karena penggunaan doping dapat memberikan efek negatif bagi penggunanya dan
dapat mencederai fair play dalam olahraga bahkan merusak karir dan masa depan
seorang atlet. Proses mengurangi penggunaan doping dapat dengan menanamkan
nilai etika dalam olahraga dan tidak selalu menuntut kemenangan menjadi hal yang
utama.
4.2 SARAN
Sebagai atlet professional seharusnya selalu menjaga sportifitas pada saat
pertandingan maupun diluar pertandingan. Kunci utama dalam olahraga yaitu fair
play, salah satunya tidak menggunakan doping dalam pertandingan, menggunakan
doping merupakan bentuk sikap yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang atlet,
karena akan berdampak pada kesehatan dan karir seorang atlet. Oleh karena itu,
mari kita junjung sportifitas dalam berolahraga dengan menjauhi segala bentuk
kecurangan dan penggunaan obat terlarang.

DAFTAR PUSTAKA
Royana, IF. (2016). Doping Dalam Olahraga. (online). 2016.
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=481828&val=9745&title=D
OPING%20DALAM%20OLAHRAGA
Ardhani, Della. (2013). Makalah Fisiologi Olahraga, Doping. (online). 5 Februari
2013.http://dellaardhani.blogspot.com/2013/02/makalah-doping.html
Ghufron. (2010). Faktor-faktor Yang Memengaruhi Kepercayaan Diri. (online). 2010.
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1711/5/138600035_file5.pdf
Harsuki. (2003). Tes Kondisi Fisik Dari Perkembangan Olahraga Terkini. (online). 2003.
http://eprints.uny.ac.id/7652/3/BAB%202%20-%2008601241081.pdf

Anda mungkin juga menyukai