Anda di halaman 1dari 8

Makalah Fisiologi Olahraga

“Doping Dalam Olahraga”

Dosen Pembimbing :
Dr. Drs. Jaka Sunardi, M.Kes.
Disusun Oleh :
Adiyatma Ramadani
20601241063
PJKR B

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi


Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah penugasan kesehatan
olahraga yang berjudul “Doping Dalam Olahraga”. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas Dosen Bapak Dr. Drs. Jaka Sunardi, M.Kes. Pada
bidang mata kuliah Fisiologi Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Bapak Dr. Drs. Jaka Sunardi, M.Kes. selaku dosen mata kuliah
Fisiologi Olahraga. Sehingga menjadikan tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan juga
penulis.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Saya menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun guna memperbaiki penugasan makalah berikutnya. Akhir kata
semoga makalah ini mampu berguna bagi semua orang.

Yogyakarta, 9 November 2021

Adiyatma Ramadani
BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang
Doping adalah penggunaan oleh peserta lomba, berupa bahan yang asing
bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang
abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan meningatkan
prestasi. Penggunaan doping dilarang karena berdampak negatif bagi karir dan
masa depan seorang atlet. Hal ini dikarenakan, dampak negatif dari penggunaan
doping dalam jangka panjang seperti menimbulkan ketergantungan, rusaknya
organ atau saraf pada tubuh, rentan terserang penyakit, hilangnya karir dalam
dunia olahraga.

Rumusan Masalah
1. Pengertian doping
2. Jenis-jenis doping yang dilarang dalam olahraga
3. Bahaya penggunaan doping

Tujuan
1. Mengetahui apa itu doping
2. Mengetahui jenis-jenis doping yang dilarang dalam olahraga
3. Mengetahui bahaya dari penggunaan doping
BAB II

Isi

A. Pengertian Doping
Doping berasal dari Bahasa Belanda “doop” yang artinya saus kental,
berupa campuran tembakau dengan biji Datura stramonium yang digunakan oleh
perampok untuk membuat korbanya berhalusinasi dan kebingungan (Rohatgi,
Vishesh,Reddy S Narayana, 2012). Pengertian doping Menurut IOC (International
Olympic Committee, 1990), doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan
menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait
dengan indikasi medis.
B. Jenis-Jenis Doping yang Dilarang
Berikut zat-zat yang dilarang penggunaannya dalam olahraga saat
kompetisi maupun di luar kompetisi:
1. Agen Anabolik
Penggunaan agen anabolik dilarang karena dapat meningkatkan kinerja
atlet. Steroid anabolik adalah obat yang meniru efek testosteron, hormon
yang berperan dalam pembentukan otot pada pria. Dalam dunia medis, zat
anabolik steroid digunakan pada beberapa kondisi kelainan hormon,
seperti delayed puberty atau pada pasien-pasien kanker dan AIDS yang
mengalami kehilangan massa otot karena penyakitnya. Namun pada dunia
olahraga, zat anabolik steroid ini sering kali disalahgunakan untuk
pembentukan otot atlet. Dengan demikian, dapat meningkatkan performa
fisik atlet tersebut.
2. Hormon pertumbuhan dan Peptida
Pada kondisi medis, obat ini digunakan untuk pasien yang membutuhkan
stimulasi pembentukan sel darah merah, misalnya pada pasien gagal
ginjal. Dalam kasus doping, obat ini digunakan untuk menambah jumlah
sel darah merah yang mengangkut oksigen dalam tubuh. Jadi, diharapkan
mampu meningkatkan asupan oksigen. Kategori ini juga termasuk faktor-
faktor pertumbuhan alias growth factors, yang dimaksudkan untuk
memodulasi pembentukan otot, tendon, vaskularisasi, dan penggunaan
energi di level selular.
3. Beta-2 Antagonis
Pada kondisi medis, obat golongan ini digunakan pada terapi asma dan
penyakit paru obstruksi kronis (PPOK). Sedangkan pada kasus doping,
obat-obatan ini dimaksudkan untuk membuka jalan napas. Jadi, dapat
meningkatkan performa pernapasan. Atlet yang menggunakan obat ini
untuk terapi asma dan PPOK harus mengisi formulir khusus untuk
mengklarifikasi pada saat pemeriksaan doping.
4. Hormon dan Modulator Metabolik
Obat ini bekerja untuk mencegah kerusakan otot para atlet dengan
menurunkan jumlah hormon dalam tubuh. Misalnya, menurunkan jumlah
hormon kortisol (hormon stres) dalam darah. Dengan menggunakan ini,
para atlet dapat berlari dengan cepat tanpa harus mengeluarkan tenaga
yang besar.
5. Diuretik
Obat-obatan ini bekerja menginduksi pengeluaran air melalui urine. Pada
kasus doping, obat-obatan golongan ini digunakan untuk mengurangi
bobot badan dan membuang sisa-sisa obat doping lain lewat urine,
sehingga tidak terdeteksi pada saat pemeriksaan.
6. Narkotika
Penggunaan zat ini tentu sangat dilarang karena bisa menghilangkan rasa
nyeri saat bertanding. Misalnya saja digunakan saat bertanding tinju atau
gulat.
C. Bahaya Penggunaan Doping
Bagi kesehatan. Penggunaan doping yang semena-mena dapat berdampak
negatif bagi kesehatan, yaitu penampilan fisik yang tidak menarik seperti penuh
jerawat, buah dada menjadi besar pada laki-laki, selain itu dapat menyebabkan
serangan jantung, penyakit kanker, penyakit lever, impotensi pada laki-laki,
maskulinisasi pada wanita, rambut rontok, dan masalah serius lainnya. Sedangkan
dampak secara psikologis dapat menimbulkan perilaku agresif dan tindak
kekerasan. Keadaan itu dapat pulih jika pemakai berhenti menggunakannya, tetapi
ada pula pengaruhnya yang menetap.
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Doping adalah penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk


meningkatkan prestasi olahraga. Penggunaan doping dilarang karena berdampak
negatif bagi karir dan masa depan seorang atlet. Penggunaan doping dalam jangka
panjang dapat menimbulkan ketergantungan, rusaknya organ atau saraf pada
tubuh, rentan terserang penyakit, bahkan hilangnya karir dalam dunia olahraga.
Daftar Pustaka

Royana, I. F. (2016). Doping dalam Olahraga. Jendela Olahraga, 1 (1 Juli).

Dian Maharani. (2016). Zat Doping yang Dilarang Digunakan Atlet Selama
Olimpiade. Diakses 9 November 2021 dari
https://health.kompas.com/read/2016/08/14/134500523/Zat.Doping.yang.Dilarang
.Digunakan.Atlet.Selama.Olimpiade?page=all

Phahlevy, R. R. (2019). Pergeseran Konsep Narkotika Dalam Sistem Hukum


Indonesia. Res Judicata, 2(2), 259-275.

Anda mungkin juga menyukai