Anda di halaman 1dari 8

DILARANGNYA PENGGUNAAN DOPING DALAM DUNIA OLAHRAGA

oleh:
Ryan Aditya Rama Putra
20601244133
Pend. Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Kelas C

INTISARI
Artikel ini berisi tentang dilarangnya penggunaan doping dalam dunia olahraga. Doping
merupakan hal yang tak asing dalam dunia olahraga. Doping sendiri memiliki keunikan
yang istimewa karena dapat meningkatkan performa serta prestasi seorang atlet,
akantetapi penggunaan doping di dunia olahraga itu dilarang. Oleh karena itu penulis
ingin mengetahui alasan apa yang menyebabkan penggunaan doping itu dilarang.
Artikel ini mencoba menjwab pertanyaan orang-orang awam tentang mengapa
penggunaan doping di dunia olahraga itu dilarang. Metode penelitian artikel ini
menggunakan teknik pengumpulan data pustaka serta mengunakan analisis data
kualitatif. Di dalam penelitian ini diketahui bahwa ternyata doping dilarang karena
berdampak negatif bagi karir dan masa depan seorang atlet. Hal ini karena dampak
negatif dari penggunaan doping dalam jangka panjang dapat menyebabkan
ketergantungan, rusaknya organ dalam atau saraf pada tubuh, rentan terserang penyakit,
hilangnya karir dalam dunia olahraga dan lain lain. Selain itu jika seorang atlet ketahuan
menggunkan doping dalam ajang internasional saat bertanding maka dirinya akan
mendapatkan hukuman langsung dari organisasi anti doping dunia atau disingkat
WADA.

Kata kunci: doping, dampak, penggunaan, atlet, olahraga

1. PENDAHULUAN
Doping merupakan hal yang tidak asing di dalam dunia olahraga. Doping sendiri lebih
dikenal karena dampak yang ditimbulkan memiliki dua sisi yaitu sisi positif dan sisi
negatif. Sisi positif dari penggunaan doping adalah mampu membuat seorang atlet tidak
memiliki rasa lelah yang berarti, meningkatnya daya tahan tubuh dan performa atlet
yang meningkat pesat. Namun sisi negatif dari doping ini lebih banyak daripada sisi
positifnya sehingga doping dilarang untuk dilakukan di dalam kegiatan olahraga.
Penggunaan doping yang berlebihan dapat menyebabkan seorang atlet mengalami
ketergantungan, rusaknya organ dalam dan saraf pada tubuh, rentan terserang penyakit,
hingga mendapatkan hukuman serius yang dapat menyebabkan hilang nya karir di
dalam dunia olahraga karena dianggap curang dan tidak fair play.

Sesuai dengan latar belakang diatas, rumusan masalah artikel ini mencoba menjawab
pertanyaan “menggapa penggunaan doping itu dilarang?” serta “Hukuman apa yang
akan diberikan jika seorang atlet melanggar peraturan penggunaan doping?”

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah kajian pustaka dengan cara
mencari berbagai sumber-sumber referensi terpercaya lalu menganalisisnya dan
membuat pembahasan yang diharapkan dapat membantu menjawab beberapa
pertanyaan orang-orang awam tentang mengapa doping itu dilarang. Penyampaian
analisis data pada artikel ini adalah kualitatif.

Made Budiawan (2013), Doping dalam olahraga, berisi tentang jenis-jenis doping yang
ada didalam olahraga serta efek samping dan bahaya dari penggunaan doping. Hal ini
sama dengan apa yang akan dibahas oleh penulis artikel ini tentang apa bahaya dari
penggunaan doping.
Sismadiyanto (1990), Masalah doping dalam olahraga, berisi tentang menggapa
penggunaan doping di dalam olahraga itu dilarang. Hal ini sama dengan apa yang akan
dibahas oleh penulis tentang menggapa doping itu dilarang di dalam dunia olahraga.
Berdasarkan 2 tinjaun pustaka tersebut, penulis dapat menganalisis lebih jauh tentang
menggapa penggunaan doping dilarang di dalam dunia olahraga.

2. TEORI
Dalam dunia olahraga tekanan akan hasil akhir pertandingan selalu ada, oleh karena itu
setiap atlet dituntut untuk harus siap tampil secara maksimal. Namun dewasa ini hampir
sebagian besar atlet merasa kurang mampu mencapai prestasi maksimal hanya dengan
mengandalkan kemampuan alamiahnya yang berupa kekuatan, kecepatan, dan daya
tahan tanpa dukungan obat-obatan (Budiawan,2013:330). Dukungan obat-obatan yang
dimaksud adalah penggunaan doping, penggunaan doping sendiri sudah lama dikenal di
dunia olahraga. Pada abad modern, doping pertama kali digunakan manusia dalam
olahraga yaitu pada tahun 1865 dalam perlombaan renang di saluran air di
Amsterdam,Belanda. Pada waktu itu para perenang menggunakan minuman campuran
candu dan narkotika. Pada saat itu doping belum menjadi larangan dalam olahraga
(International olympic committee olympic solidarity, masalah-masalah dalam
kedokteran olahraga , latihan olahraga dan coaching, 1975: 227-228).

Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1990 International Olympic Committee


(IOC) membuat definisi doping sebagai bahan dan metode yang dilarang. Bahan yang
dilarang dikelompokkan dalam 6 kelas berdasarkan efeknya terhadap tubuh yaitu
stimulan, narkotika, anabolik, penghalang beta (β-Blocker), diuretik dan peptida
hormon. Sedangkan metode yang dilarang adalah doping darah, manipulasi urin melalui
farmakologi, kimia dan fisik. Selain itu terdapat pula obat yang termasuk dalam restriks
tertentu (Dangsima, 1995).
Setidaknya ada 7 jenis obat doping yang populer sering digunakan oleh seorang atlet
yaitu:

1. Erythropoletin (EPO)
Aslinya hormon ini dibuat secara alami oleh ginjal manusia dan berguna untuk
merangsang produksi sel darah merah di sumsum tulang. Dengan menyuntikkan EPO,
atlet ingin konsentrasi sel darah mereka makin banyak dan memicu kemampuan energi
otot.
Doping ini sangat berbahaya karena efek sampingnya jika berlebihan bisa menyebabkan
sakit jantung, stroke, paru-paru hingga kematian.

2. CERA
Cara kerja CERA hampir sama dengan EPO namun kadarnya lebih kuat dan lebih
berbahaya. Atlet memakai CERA bertujuan untuk meningkatkan daya tubuh nya
sekaligus mempercepat proses pemulihan sakit dan luka pada tubuhnya.
3. Steroid Anabolik
Doping ini mirip dengan hormon testosteron yang diproduksi di testis pria. Hormon ini
akan merangsang pertumbuhan otot dan mengurangi kadar lemak dalam tubuh. Efek
sampingnya adalah tekanan darah tinggi, kulit berjerawat, gangguan fungsi hati dll.
Hormon ini juga berlaku pada perilaku seseorang karena dapat menyebabkan perilaku
agresif

4. Human Growth Hormone (HGH)


HGH adalah somatotrophin yang diproduksi alami dalam tubuh untuk merangsang
kinerja hati dan mensekresikan insulin. HGH mampu merangsang produksi sel tulang
rawan dan menumbuhkan otot. Efek samping yang dibawa oleh HGH ini adalah
penyakit jantung, nyeri otot dan sendi, hipertensi, dan osteoarthritis.

5. Diuretik
Doping jenis ini digunakan untuk menyamarkan adanya zat terlarang lain dalam tubuh
atlet. Diuretik juga punya efek menurunkan berat badan sehingga sering digunakan
untuk memenuhi standar berat badan atlet

6. Insulin
Insulin dapat meningkatkan penyerapan glukosa ke otot agar atlet punya daya tahan
tubuh lebih tinggi. Efek sampingnya cukup berbahaya karena dapat menyebabkan
hipoglikemi, tidak sadarkan diri, kerusakan otak hingga kematian.

7. Doping Gen
Doping ini bisa meningkatkan pertumbuhan otot, produksi darah, daya tahan tubuh, dan
kekebalan terhadap rasa sakit. Doping ini menggunakan rekayasa genetik yang
disuntikkan dalam tubuh dan efek dari penggunaan doping ini bisa berlangsung dalam
jangka panjang. (intisari,18 april 2018)

Untuk mencegah para atlet menggunakan doping maka organisasi anti doping dunia
yaitu WADA menerapkan hukuman berat yang akan diberikan.
Hukuman yang diberikan kepada seorang atlet yang ketahuan melakukan doping pun
tidak main-main. Menteri olahraga Imam Nahrawi menyatakan atlet yang terbukti
menggunakan doping dilarang mengikuti kejuaraan selama empat tahun. Hukuman itu
sudah sesuai dengan aturan Badan Antidoping Dunia (WADA), yang sejak tahun lalu
melipatgandakan hukuman bagi atlet yang menggunakan doping menjadi empat tahun.
Dengan skors selama itu, atlet yang bersangkutan otomatis didiskualifikasi dari
keikutsertaan Olimpiade (Tempo,30 November 2016).

Menurut Sismadiyanto (1990:39) berpendapat bahwa meningkatkan prestasi olahraga


dengan doping secara fisiologis masih diragukan, karena sampai sekarang belum ada
eksperimen tentang penggunaan doping. Namun secara pisikologis dapat meningkatkan
prestasi, hal ini telah dibuktikan dengan tes placebo.

3. PEMBAHASAN
Pada hakikatnya olahraga selain bertujuan untuk membentuk fisik serta mental dan
kedisiplinan agar dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari juga bertujuan untuk
mengukir prestasi yang dibanggakan. Oleh karena itu adanya larangan penggunaan
doping dalam dunia olahraga bertujuan untuk meningkatkan rasa adil sesama atlet yang
sedang bertanding serta keamanan dan keselamatan bagi atlet itu sendiri. Artikel ini
juga sudah menjawab rumusan masalah di awal tentang “menggapa penggunaan doping
itu dilarang?” itu karena efek samping dari doping dapat membahayakan atlet itu sendiri
seperti ketergantungan, rusaknya organ dalam dan saraf pada tubuh, rentan terserang
penyakit, hingga mendapatkan hukuman serius yang dapat menyebabkan hilang nya
karir di dalam dunia olahraga karena dianggap curang dan tidak fair play. Lalu juga
menjawab petanyaan tentang “Hukuman apa yang akan diberikan jika seorang atlet
melanggar peraturan penggunaan doping?” hukuman yang akan diberikan adalah
larangan mengikuti kejuaraan selama 4 tahun dan jika atlet yang sama ketahuan lagi
menggunakan doping maka karir nya dalam dunia olahraga akan berakhir.
4. PENUTUP
Kesimpulanya pelarangan penggunaan doping oleh IOC sudah sangat tepat untuk
melindungi masa depan seorang atlet. Sejatinya kegiatan olahraga yang bertujuan untuk
prestasi memang harus dijalankan secara jujur dan adil tanpa ada penggunaan obat-
obatan terlarang didalamnya, kendati demikian masih ada saja atlet-atlet yang lebih
memilih percaya pada obat-obatan untuk meningkatkan prestasinya daripada
kemampuanya sendiri.
Pada akhirnya hasil akhir dari artikel ini berhasil mengetahui alasan dilarangnya
penggunaan doping dalam dunia olahraga dan efek sampingnya serta hukuman apa yang
diberikan.
Diharapkan penelitian di masa depan dapat mampu mengetahui alasan lebih lanjut
mengapa seorang atlet memilih untuk menggunakan doping.
REFERENSI
Budiawan, Made. 2013. “Doping dalam olahraga”(hlm. 330-334). Seminar Nasional
FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013

Sismadiyanto. 1990. “Masalah doping dalam olahraga”(hlm. 32-40 )


Cakrawala Pendidikan No 1 Tahun IX

Moeloek, Dangsima. (1995). Doping. Jakarta:Perhimpunan Pembina Kesehatan


Olahraga Indonesia (PPKORI)

Yosio, Kuroda. Subroto ed 1975 International olympic committe olympic solidarity,


masalah-masalah dalam kedokteran olahraga , latihan olahraga dan coaching

Kolom.Tempo.Co. (2016, 30 November). Hukuman Berat Atlet Yang Doping.


Diakses pada 27 Desember 2020, dari
https://kolom.tempo.co/read/1001112/hukum-berat-atlet-yang-
doping/full&view=ok

Intisari.Grid.Id. (2018,18 April). Inilah 7 Jenis Doping Paling Populer yang Digunakan
Atlet Demi Kemenangan Instan. Diakses Pada 29 Desember 2020, dari
https://intisari.grid.id/read/03206759/inilah-7-jenis-doping-paling-populer-
yang-digunakan-atlet-demi-kemenangan-instan?page=all

Anda mungkin juga menyukai