Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Penanganan dan Pencegahan dengan judul
makalah Pendinginan Pada Olahraga.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena
itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membanun dari berbagai pihak.Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal mula kempo..............................................................................3
2.2 Asal mula nama dari shorinji kempo.............................................3
2.3 Falfalah dan lambang sorinji kempo..............................................5
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
1.1
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ASAL MULA KEMPO
Metode latihannya berdasarkan pada filosofi "jiwa dan tubuh adalah sebuah kesatuan
yang tak terpisahkan"(心身一如: shinshin ichinyo) dan "melatih tubuh dan jiwa" (拳禅
一如: kenzen ichinyo). Dengan cara tersebut Shorinji Kempo mempunyai tiga manfaat
yaitu: "pelatihan dan pertahanan diri"(護身錬鍛: goshin rentan), "pelatihan mental" (精
神修養: seishin shuyo) dan "meningkatkan kesehatan"(健康増進: kenko zoshin).
Pada tahun 1928, Kaiso melakukan perjalanan ke Tiongkok dengan tujuan yang
kuat, dan ia mempelajari teknik-teknik esoterik dari berbagai guru yang ia temui
sehubungan dengan ”pekerjaannya yang tidak biasa” Pada tahun 1945, dalam keadaan
perang di daerah timur laut Tiongkok, Kaiso menyaksikan realita politik internasional
yang keras dimana kepentingan-kepentingan negara dan ras mengambil tempat utama,
dan hanya yang kuat yang benar. Ditengah situasi ini, Kaiso menyadari bahwa
2
peristiwa-peristiwa yang terjadi sangat dipengaruhi oleh karakter dan cara berpikir
orang-orang yang memiliki pengaruh. Kaiso menyatakan realita ini sebagai
”Manusianya, manusianya, manusianya - segala sesuatu tergantung pada sifat-sifat
orangnya”. Ia memperhatikan bahwa “apabila masyarakat diatur oleh orang-orang, maka
kedamaian sesungguhnya hanya dapat datang dari pengembangan rasa kasih sayang,
keberanian dan rasa keadilan dalam diri sebanyak mungkin orang.” Kemudian Ia
memutuskan “mengumpulkan anak-anak muda dengan tujuan yang baik, untuk
menerangkan sikap ini kepada mereka, dan menarik pengertian mereka kurang rasa
keadilan, menanamkan kepercayaan diri, keberanian dan semangat mereka, serta
mendidik orang-orang yang ingin berjuang untuk kebangkitan tanah airnya Kembali dari
Tiongkok, Kaiso mendapatkan kacaunya Jepang karena kekalahan.
Nilai moralitas dan kemanusiaan telah hilang, dan masyarakat Jepang saling
bermusuhan karena ketidakadilan dan kekerasan yang dilakukan secara terbuka di mata
umum. Dalam masyarakatnya ini, mayoritas besar anak-anak muda dan dewasa tidak
memiliki harapan akan masa depan dan mengisi hidup dari hari ke hari saja, seperti
gembala yang kebingungan. Menanggapi hal ini, Kaiso mememerintahkan dan
menyusun teknik teknik yang telah ia pelajari selama berada di Tiongkok, dengan
menerapkan sentuhan kreasinya sendiri untuk membuat suatu sistem teknik yang baru
yang dapat dinikmati para individu untuk dipelajari. Ia mengubah rumahnya menjadi
tempat latihan, dan mengajarkan teknik-teknik serta kata-kata nasihat mengenai
pandangan hidupnya dan mengenai dunia. Demikianlah pengembangan individu dimulai
melalui teknik-teknik bela diri Dengan bertujuan memperbaiki individu secara fisik dan
mental dan mengubah masyarakat melalui cara yang damai. Kaiso menemukan Shorinji
Kempo dengan tujuan mengembangkan individu, serta mewujudkan masyarakat yang
damai baik secara materi dan spiritual.
3
Desember 1951, a membentuk Kongo Zen Sohonzan Shorinji. Pada tahun 1956, Kaiso
membentuk Nihon Shorinji Bugei Semmon Gakko (Akademi Budo Shorinji Jepang),
dan pada tahun 1957, Zen Nihon Shorinji Kempo Remmei (Federasi Shorinji Kempo
Jepang). Kemudian, pada tahun 1963, ia membentuk organisasi Shadan Hojin Nihon
Shorinji Kempo Remmei (Yayasan Federasi Shorinji Kempo Jepang), yang secara
khusus menerapkan usaha untuk pelatihan bagi orang-orang muda.
Pada tahun 1980, Kaiso setelah menghabiskan 33 tahun sejak menciptakan Shorinji
Kempo mengajak sejumlah besar anak-anak muda untuk menguatkan tubuh dan pikiran
melalui pendekatan ken zen ichinyo dalam latihan. Namun, pada tangga 12 Mei 1980,
Kaiso meninggal dunia karena serangan jantung.
Kaiso memperhatikan bahwa dalam semua ilmu bela diri yang telah dipelajarinya,
ada tiga unsur gerakan mendasar — gerakan berputar, lurus dan melambung — dan
berdasarkan penggabungan unsur-unsur inii ada 10 metode; metode halus (ju ho): yakni
menunduk, melempar, memutar, menekan, mencekik dan membungkuk; serta metode
keras (go ho) memukul, menyerang, menendang dan memotong. Kemudian ia
menganalisis dan menyusun gerakan ini dengan prinsip fisik dan fisiologi. Kaiso
bermaksud membuat metoda untuk melatih tubuh dan pikiran secara bersamaan sebagai
inti bela diri. Latihan fisik, pendidikan jasmani, dan selanjutnya membantu
menyempurnakan karakter seseorang. Oleh karenanya, ia menggunakan peraturan
latihan yang mudah yang dilukiskan pada dinding byaku-eden di Kuil Shaolin dan
menyusunnya kembali ke dalam bentuk yang sesuai dengan masanya. Kemudian
ditambah pengalaman bertempur yang berharga yang diperolehnya selama masa perang,
memasukkan elemen ciptaannya sendiri, dan terbentuklah Shorinji Kempo.
Nama Shorinji Kempo timbul dari kenyataan bahwa suhu Kaiso, Tai Zong Wen,
biarawan Kuil Shaolin, menyalurkan warisan Giwamon ken(義和門拳) kepada Kaiso di
4
Kuil Shaolin. Kaiso ingin melanjutkan nama Shorinji dan kaitan-kaitannya dengan suhu
penemu Zen- Boddhidharma serta menghormati pembentukan kembali latihan teknik
bela diri sebagai gyo. Sejak zaman dahulu di Tiongkok dan Jepang, seni bela diri yang
mekar di Kuil Shaolin Songshan di Provinsi Hainan Tiongkok telah dikenal sebagai seni
bela diri Shaolin (shorin bujutsu), di antara gaya-gaya tanpa senjata ini dikenal sebagai
Pukulan Shaolin (shorin ken) atau Seni Pukulan Shaolin (shorin Kenjutsu).
Sebaliknya, ”Shorinji Kempo” merupakan versi bela diri baru sejak pasca perang
Jepang. Ia dibentuk oleh Kaiso berdasarkan teknik-teknik yang ia pelajari pada masa
mudanya, kemudian disusun kembali sesuai dengan masa sekarang dan dikembangkan
dengan unsur-unsur ciptaannya sendiri.
5
B.LAMBANG SHORINJI KEMPO
Manji telah digunakan untuk tanda Shorinji Kempo seperti yang digunakan dalam
Buddhisme selama berabad-abad. Manji memiliki dua arti yang menjadi satu kesatuan
yaitu kasih sayang (menghadap-kiri) dan kekuatan (menghadap-kanan) yang
melambangkan ajaran Kongo-zen.Namun, penyebaran Shorinji Kempo melalui World
Shorinji Kempo Organization (WSKO), itu menjadi penghalang besar untuk
digunakan. Dalam hal ini, WSKO telah menggunakan surat 拳 (ken) di pusat Tate-
Manji (Manji dijaga oleh perisai) pada lambang atau menggunakan Nagare-Manji yang
berarti bulat Manji.
Pada tahun 2005, Shorinji Kempo Group menggunakan tanda baru sebagai simbol
baru Shorinji Kempo di seluruh dunia, sebagai satu kesatuan.Tanda baru ini disebut so-
en (lingkaran ganda) dan dikatakan bahwa ini adalah bentuk ekstrim dari sepasang
Manji. Tanda so-en dikelola dan haknya dilindungi oleh Shorinji Kempo Grup.
BAB III
PENUTUP
6
3.1 KESIMPULAN
Setelah olahraga dianjurkan juga untuk melakukan pendinginan atau biasa
yang disebut cooling down yang berguna untuk menetralkan kinerja otot dan
sendi yang tadinya cepat, kemudian mulai melambat dan akhirnya
berhenti.Pendinginan dapat dilakukan dengan menggerak-gerakkan bagian paha,
betis, bahu dan bagian lainnya selama 2 menit. Hal ini sebenarnya sama saja
dengan pemanasan, hanya temponya saja yang berbeda. Manfaat pendinginan
adalah setelah berolahraga mencegah otot nyeri dan membantu tubuh menjadi
lebih segar dari sebelumnya.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.indosport.com/multi-event/20181121/pentingnya-pemanasan-dan-
pendinginan-dalam-olahraga
https://kumparan.com/info-sport/contoh-gerakan-pendinginan-lakukan-setelah-
berolahraga-1w8y6MuKTU0/full
https://kumparan.com/inspirasi-shopee/4-manfaat-pendinginan-setelah-olahraga-
yang-perlu-diketahui-1rL5h5JtmJh/full
https://www.kompas.com/sports/read/2021/06/16/15450068/tujuan-penting-
melakukan-pendinginan-setelah-berolahraga#:~:text=Pendinginan%20adalah
%20gerakan%20melemaskan%20atau,yang%20semakin%20lama%20semakin
%20menurun.
https://makalah-xyz.blogspot.com/2021/01/pentingnya-melakukan-pemanasan-
dan.html,