Anda di halaman 1dari 45

ORGANISASI DAN PENGORGANISASIAN

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Oleh :
Amul Husni Fadlan
NIM. 2020090025

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Asnawir, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
2020

i
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Organisai dan Pengorganisasian”.

Selanjutnya shalawat dan salam penulis kirimkan buat Nabi Muhammad SAW sebagai
rahmatan lil „alamiin beserta keluarga dan para sahabatnya, yang berkat perjuangan beliau kita
bisa menikmati manisnya ilmu pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan pada saat ini.

Makalah ini penulis buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pendidikan Islam semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 Program Studi Pendidikan Islam
Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang yang diampu oleh Bapak
Prof. Dr. H. Asnawir, M.A.

Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam tulisan ini. Oleh
karena itu, penulis menerima semua kritikan dan saran dari pembaca dan terutama kepada dosen
pembimbing mata kuliah ini, demi kesempurnaan tugas ini dan demi bertambahnya wawasan
sebagai mahasiswa.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya Rabbal
‘alamin

Pasaman Barat, 20 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 4
A. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian……………………......................... 4
B. Sejarah Munculnya Organisasi ............................................................................. 8
C. Dimensi, Ciri dan Unsur Organisasi. .................................................................... 11
D. Prinsip, Fungsi, dan Manfaat Organisasi ……………………………….............. 14
E. Bentuk-bentuk Organisasi. .................................................................................... 21
F. Budaya Organisasi……… .................................................................................... 23
G. Organisasi Dalam Perspektif Islam........................................................................ 24
H. Organisasi Islam Indonesia..................................................................................... 30
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 37
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 37
B. Saran ..................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 40

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak lahir sampai meninggal manusia, sadar atau tidak, kita menjadi anggoata dari
satau atau bebrapa kelompok social. Begitu kita lahir kita menjadi anggota baru dari satu
kelompok keluarga, suami istri dan anak, atau ayah, ibu dan akakak-kakak. Memasuki
sekolah, kita menjadi anggota dari kelompok kelas di sekolah. Disamping itu mungkin
kita memasuki perkumpulan tari, perkumpulan olahraga, kelompok diskusi sekolah, dan
sebagainya. Memasuki dunia perkejaan, sebagai tenaga kerja, kita menjadi anggota dari
kelompok kerja kita, disamping menjadi anggota dari perkumpulan-perkumpulan yang
berkaitan dengan minat kita (olahraga, kesenian, dan sebagainya), dengan tempat tinggal
kita (rukun tetangga, desa dan sebagainya), dengan keahlian dan profesi kita masing-
masing. Dalam setiap kelompok dimana kita menjadi anggota, kita memainkan peran
yang berbeda-beda, sebagai ayah, suami, istri, ketua, bendahara, anggota, karyawan,
kepala bagian dan seterusnya dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda.1
Secara singkat manusia tergabung mulai dari organisasi genetis (keluarga),
organisasi rukun tetangga, rukun warga, organisasi masyarakat, organisasi sekolah
(pendidikan), organisasi negara hingga organisasi dunia. Bahkan struktur fisik manusia
sendiri sesungguhnya adalah suatu sistem yang tersusun dari sub-sistem anggota tubuh
yang semuanya sebagai suatu sistem tubuh yang memiliki fungsi masing-masing dan
terorganisasi secara sempurna hingga menghasilkan sosok manusia yang sempurna.2
Karena hal tersebut manusia diberikan banyak julukan atau istilah oleh para ahli ada
yang memberi julukan homo socius (Makhluk Sosial), ada yang memberi nama homo
laden (makhluk bekerja), ada juga yang menjuluki homo simbolicum (makhluk yang
suka menggunakan lambang-lambang), mahkluk organisasional, homo homini socius
(sosok manusia sebagai makhluk individu, tapi pada saat bersamaan manusia sebagai
kawan sosial bagi manusia lainnya), bahkan sebaliknya ada juga yang menjuluki homo
homini lupus (manusia sebagai serigala bagi manusia yang lain), dan istilah lainnya.3
Sejatinya keberadaan organisasi memang diciptakan untuk kepentingan manusia.
Mau tidak mau, manusia harus bisa mengatur, mengelola, dan mengembangkan
organisasi yang ada tersebut, baik dalam skala yang paling kecil samapai organisasi
dalam skala yang besar sekalipun. Dari sinilah perlunya pengorganisasian sebagai
1
Munandar, A.S. 2006. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Hal 206
2
Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 146.
3
Dinn Wahyuddin, et.all.,Pengantar Pendidikan. (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2008), hal. 13

1
sebuah ilmu atau sebagai sebuah seni dalam melaukan pengelolaan organisasi tersebut
dibutuhkan serta diperlukan oleh manusia itu sendiri.
Keberadaan organisasi dalam skala yang kecil akan memberikan impact dan efek
yang kecil pula, begitu pula sebaliknya. Keberadaan organisasi dalam lintas budaya juga
akan menjadi suatu tantangan bagi anggota organisasi tersebut dalam mengelola serta
megembangkan organisasi untuk mencapai dari tujuan organisasi tersebut. Tak terlepas
bagi kita yang tinggal di Indonesia, dengan latar belakang budaya yang majemuk dan
plural, tantangan tersebut tidak dapat kita hindari. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa,4 dan ada 718 bahasa
berdasarkan Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan, Kemdikbud RI.5 Sebagai Negara
yang berpenduduk mayoritas Islam, Indonesia juga merupakan negara dengan
berpenduduk muslim terbesar didunia, sehingga tidak dapat kita pungkiri bahwa hal
tersebut baik secara langsung ataupun tidak akan memberikan pengaruh dalam
kehidupan sosial kita sebagai manusia, tak terlepas juga akan memberikan pengaruh
pada bentuk, model, dan sistem organisasi yang ada di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Beradasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
antara lain :
a. Apa itu organisasi dan pengorganisasian?
b. Bagaimanakah sejarah munculnya organisasi
c. Apa saja dimensi Ciri dan unsur organisasi?
d. Apa saja prinsip-prinsip, fungsi, dan manfaat organisasi?
e. Apa saja bentuk Organisasi?
f. Apa itu budaya organisasi?
g. Bagaimana organisasi dalam perspektif Islam?
h. Apa Saja Organisasi Islam Yang ada Di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
a. Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat akademik yang harus diselesaikan dalam
perkuliahan pada mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam.
b. Untuk Mengetahui pengertian organisasi dan pengorganisasian

4
Badan Pusat Statistik (BPS)
5
Kemdikbud RI, Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan

2
c. Untuk mengetahui sejarah lahirnya organisasi
d. Untuk Mengetahui dimensi, ciri dan unsur dalam organisasi
e. Untuk mengetahui prinsip-prinsip, fungsi dan manfaat organisasi
f. Untuk mengetahui bentuk-bentuk organisasi
g. Untuk mengetahui bagaimana budaya organisasi bisa terbentuk dan bertahan
h. Untuk mengetahui bagaimana organisasi dalam sudut pandang Islam
i. Untuk mengetahui apa saja organisasi islam yang ada di Indonesia
j. Untuk mengetahui sejauh mana Islam memberikan pengaruh terhadap organisasi di
Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ORGANISASI dan PENGORGANISASIAN
1. Pengertian Organsisasi
Organisasi berasal dari bahasa yunani Organon dan Bahasa Latin Organum yang
berarti alat, bagian, atau badan, Ada yang mengatakan berasal dari organizare yang
berarti mengatur atau menyusun,6 dalam bahasa Inggris Organization yang berarti hal
yang mengatur dan kata kerjanya organizing berasal dari bahasa latin organizare yang
berarti mengatur atau menyusun.7 secara umum organiasasi sering diartikan sebagai
kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut para ahli, terdapat berbagai definisi yang dikemukakan,
antara lain:
1) Tossi, Rizo Carrol (1994) organisasi terdiri dari kelompok orang-orang, atau
kelompok tenaga kerja yang bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk
mencapai tujuan organisasi dikembangkan dan dipertahankan pola-pola perilaku
tertentu yang cukup stabil dan dapat diperkirakan sebelumnya. Dengan kata lain
organisasi tetap ada, meskipun orang-orang atau anggota-anggota oragnisasi
berubah.8
2) James D. Mooney, menurutnya organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai sutu tujuan bersama.9
3) Chester I Barnard: suatu sistem aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih.10
4) Sutarto, sebagaimana yang dikutip Husaini Usman, mendefinisikan organisasi
adalah kumpulan orang, proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau
sistem sosial.11
5) Waldo, sebagaimana yang dikutip Sulistiyorini, menurutnya organisasi merupakan
struktur hubungan-hubungan diantara orang-orang berdasarkan wewenang dan
bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi.12

6
Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: eLKAF, 2006), hal. 178
7
Ach.Mohyi, Teori dan Perilaku Organisasi, (Malang: UMM Press, 1999), hal. 1
8
Munandar, A.S. Op.Cit Hal 247
9
Mooney, James D. 1947. The Principles of Organization. New York:Harper.
10
Amrullah dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), Cet. Ke-2, hal. 166-167
11
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006. hal. 128
12
Sulistiyorini, Op.,Cit. 179

4
6) Menurut Sutisno, sebagaimana yang dikutip Hermawan dan Triatna, organisasi
yaitu mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan.13
Definisi yang lebih komprehensif misalnya diberikan oleh Stephen F. Robbins
yang menyatakan bahwa organisasi adalah entitas social yang di koordinasikan secara
sadar, dengan batasan yang dapat diidentifikasi secara relative, yang berfungsi secara
relative terus menerus untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama.14 Selanjutnya
Stephen F. Robbins mengatakan juga bahwa organisasi merupakan unit sosial yang
sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau
lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu
yang terstruktur, serta didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.15 Sejalan dengan definisi di atas, David
Cherrington juga memberikan definisi organisasi adalah sistem sosial yang
mempunyai pola kerja yang teratur dan yang didirikan oleh manusia serta
beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka mencapai satu set tujuan tertentu.16
Dari berbagai definisi di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa organisasi adalah
setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai satu tujuan bersama yang
didalamnya beranggotakan minimal dua orang, yang memiliki struktur organisasi,
pembagian tugas, system kerjasama atau system social yang berdasarkan pada
wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi yang memiliki mekanisme
yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang
menjadi tujuan bersama tersebut.

2) Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas kecil,
membebankan tugas-tugas itu kepada orang sesuai dengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas
pencapaian tujuan organisasi.17

13
Daman Hermawan dan Cepi Triatna, "Organisasi Pendidikan dalam Manajemen Pendidikan," Tim Dosen Administrasi Pendidikan
UPI, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 70.
14
Zazin, Nur. 2018. Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Edulitera. hal 185
15
Robbins, Stephen P. 2000. Organizational Behavior: Concepts, Controversies and Applications. Edisi kedelapan. Englewood Cliffs,
N.J.: Prentice Hall Inc. hal 4
16
Cherrington, David. 1989. Organizational Behavior: The Management of Individual and Organizational Performance. Boston: Allyn
and Bacon.
17
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. hal. 71. cet. VII. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996

5
Menurut David H. Holt, pengorganisasian adalah fungsi mengumpulkan sumber
daya, mengalokasikan, sumber daya, dan tugas penataan untuk memenuhi rencana
organisasi.18Sedangkan menurut T. Hani Handoko pengorganisasian merupakan
proses dan kegiatan untuk: 1) penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perancangan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang dapat membawa hal-hal
tersebut ke arah tujuan, 3) penugasan tanggungjawab tertentu, dan 4) mendelegasikan
wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-
tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal di mana pekerjaan ditetapkan,
dibagi, dan dikoordinasikan.19
Isitilah pengorganisasian menurut T. Hani Handoko adalah; 1) cara manejemen
merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif terhadap sumber
daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi, 2)cara organisasi
mengelompokkan kegiatannya, di mana setiap pengelolompokan diikuti penugasan
seorang manajer yang diberi wewenang mengawasi anggota kelompok, 3) hubungan
antara fungsi, jabatan, tugas karyawan, dan 4) cara manajer membagi tugas harus
dilaksanakan dalam departemen dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan
tugas tersebut20
George R. Terry juga memberikan pengertian pengorganisasian merupakan
sebuah proses dalam rangka membangun kerja sama yang efektif di antara sejumlah
orang yang terlibat dalam suatu organisasi, agar supaya mereka dapat bekerja
bersama-sama secara efisien dan mendapat kepuasan dalam melakukan tugas sesuai
kondisi lingkungan yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Rumusan pengertian yang agak lebih teknis dan aplikatif, tetapi tidak jauh
berbeda dengan semua rumusan di atas dikemukakan oleh Leslie W. Rue & Lioyd L.
Byars yang mengatakan pengorganiasian merupakan pengelompokan kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan umum organisasi dan penetapan penanggungjawab
untuk masing-masing kelompok kegiatan tersebut yang akan berwenang untuk
mengawasi kinerja orang-orang yang ada di dalamnya. Pada intinya pengorganisasian
adalah suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur
serta membagi tugas–tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar
tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
18
J. Winardi, “Teori Organisasi dan Pengorganisasian”, Jakarta : Rajawali Pers, 2014, hlm 20.
19
T. Hani Handoko, Manajemen.(edisi kesebelas). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2011. hal. 24.
20
Ibid, hal 25

6
Konsep organizing yang telah dikemukan oleh para pakar di atas, kurang lebih
sama dengan pandangan Ahmad bin Daud Al-Asy’ari dalam kitab “Muqadimmah fi
Al-Idârah Al-Islâmiyah”, yang merumuskan pengertian organizing yaitu:
pengorganisasian itu merupakan sekumpuluan individu yang saling membantu dan
bekerja sama untuk melakukan tugas dan pekerjaan sesuai dengan tingkatan struktur
yang telah ditentukan. Masing-masing individu dalam suatu organisasi akan
mengerjakan tugasnya masing-masing sesuai dengan kemampuannya dan
kedudukannya.21
Proses pengorganisasi dapat ditunjukan dengan tiga langkah prosedur berikut
22
ini:
1. Pemerincian seluruh pekerjaan yangg harus dilaksanakan untu mencapai tujuan
organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis
dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja juga harus efisien, dalam arti
tidak memberikan tugas yang terlalu ringan atau berat.
3. Pengadaan dan pengembangan suatau mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi satu kesatuan yang terpadu dan
harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota
organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak
efisienan dan konflik-konflik yang merusak.

3) Perbedaan Organisasi dengan Pengorganisasian


Istilah “pengorganisasian” sering dikaburkan dengan istilah “organisasi”. Sebab,
ketika mendengar istilah “organisasi”, maka akan muncul dua pengertian umum;
pertama, organisasi yang diartikan sebagai lembaga atau kelompok fungsional seperti
perusahaan, lembaga, sekolah, sebuah perkumpulan, dan lain-lain. Kedua,
pengorganisasian yang diartikan sebagai proses mengatur pekerjaan, pengalokasian
sumber daya dan pembagiannya kepada anggota agar tujuan organisasi tercapai
dengan efektif.23
Oleh karena itu selain pengertian pengorganisasian yang telah dikemukakan di
atas, pengorganisasian merupakan langkah selanjutnya setelah perencanaan yang

21
Al-Asy‟ari, Ahmad bin Daud, Muqadimmah fi Al-Idârah Al-Islâmiyah, (Jeddah: Kerajaan Saudi Arabiyah, 2000), hal 173
22
Ernest Dare, Organization , American Management Associations, New York, 1967, hlm. 9, dalam, Tani Handoko, Ibid.,
hlm. 168
23
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. hal. 71.

7
mencerminkan langkah bagaimana suatu organisasi menyelesaikan rencana tersebut,
sehingga pengorganisasian mencerminkan fungsi manajemen yang berkaitan dengan
penetapan dan pengelompokan tugas-tugas ke dalam departemen dan pengalokasian
sumber daya ke berbagai departemen.24
Berkaitan dengan istilah organisasi dan pengorganisasian inilah, maka dalam
banyak literatur akan banyak dijumpai istilah teori organisasi (organization theory),
perilaku organisasi (organizational behavior), pengembangan organisasi (organization
development) dan pengembangan sumber daya manusia (human resources
development).Perbedaan keempat istilah tersebut dapat diurai sebagai berikut; 1)
perbedaan teori dengan perilaku organisasi ialah, teori organisasi merupakan teori
makro, sedangkan perilaku organisasi merupakan teori mikro; 2) perbedaan
pengembangan organisasi dengan pengembangan SDM ialah, kalau pengembangan
organisasi merupakan praktik makro, maka pengembangan SDM merupakan praktik
mikro.Dengan demikian jelaslah, bahwa organisasi itu merupakan sistem kerja
sama/sistem sosial, bentuk pembagian kerja, serangkaian kegiatan dalamstruktur
(bentuk organisasi), dan dapat dikatakan juga sebagai sistem aktivitas yang
terkoordinasi. Sedangkan pengorganisasian adalah proses melakukan kerja sama,
membagi pekerjaan, penentuan wewenang dan penanggung jawab kegiatan, dan atau
proses penyatuan/koordinasi sejumlah aktivitas yang akan dilakukan dalam suatu
organisasi agar tujuan atau sasaran organisasi dapat tercapai secara maksimal.

B. SEJARAH LAHIRNYA ORGANISASI


1) Sejarah Lahirnya Organisasi
Sejarah Pengembangan Organisasi sangat erat hubungannya dengan teori
organisasi. Teori Organisasi meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi
neoklasik, dan teori organisasi modern yang dapat dijelaskan sebagai berikut:25
1. Teori klasik (classical theory)
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional
yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun 1800 (abad 18). Dalam
teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai
organisasi yang sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta

24
Daft, R.L., Manajemen. (jilid 1 edisi kelima), Terjemahan Emil Salim, dkk, Jakarta: Erlangga, 2002. (Buku aslinya diterbitkan pada
tahun 1988 oleh Vanderbilt University: Harcourt, Inc), hal. 10.
25
Hicks,Herbert G. danG. Ray Gullet.l996.Organisasi Teori Dan Tingkah Laku. Jakarta: Burni Aksara hal 204

8
memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku dan tidak mengandung
kreatifitas. Dalam teori ini organisasi didefinisikan sebagai struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja sama.
Teori Klasik berkembang dalam tiga aliran yaitu: teori birokrasi, teori
administrasi, dan manajemen ilmiah.
a. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya The Protestant
Ethic dan Spirit of Capitalism. Karakteristik-karakteristik birokrasi menurut
Max Weber:
a. Pembagian Kerja yang jelas.
b. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
c. Program rasional dalam mencapai tujuan organisasi
d. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
e. Sistem aturan yang mencakup Hak dan Kewajiban posisi para pemegang
jabatan
f. Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal.
b. Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol
dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.Henri
Fayol mengemukakan dan mambahas 14 kaidah manajemen yang menjadi
dasar perkembangan teori ini yaitu:
Pembagian Kerja / Division of Work
1. Wewenang dan Tanggung jawab
2. Disiplin
3. Kesatuan perintah
4. Kesatuan pengarahan
5. Mendahulukan kepentingan umum dari pada pribadi
6. Balas jasa
7. Sentralisasi
8. Rantai scalar
9. Aturan
10. Keadilan
11. Kelanggengan personalia

9
12. Inisiatif
13. Semangat korps

c. Teori Manajemen Ilmiah


Manajemen Ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor tahun
1900.Ada beberapa pendapat tentang manajemen ilmiah, salah satunya adalah
mengatakan manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada
studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi.Taylor
mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam
organisasi perusahaan, yaitu:
a. Menggantikan metoda-metoda kerja dalam praktek dengan berbagai
metoda yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja
yang ilmiah dan benar.
b. Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan
secara ilmiah.
c. Pengembangan ilmu kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara
ilmiah harus diintegrasikan.
d. Untuk mecapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat
dan mental para karyawan.
Teori organisasi klasik sepenuhnya hanya menguraikan anatomi organisasi
formal. Dalam organisasi formal ada empat unsure pokok yang selalu muncul,
yaitu:System Kegiatan yang terkoordinasi, Kelompok orang, Kerjasama,
Kekuasaan dan kepemimpinan. Menurut para pengikut aliran teori klasik,
adanya suatu organisasi formal sangat tergantung pada empat kondisi pokok,
yaitu: Kekuasaan, Saling melayani, Doktrin, Disiplin.

2. Teori Organisasi Neoklasik


Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan
manusiawi(The Human Relation Movement).Teori neoklasik dikembangkan atas
dasar teori klasik.Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis
dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok
kerjanya.Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-
percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga
Munsterberg.Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang

10
menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan
kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan
bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada
operasi organisasi.Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik mengemukakan
perlunya hal-hal sebagai berikut:Partisipai, , Manajemen bottom-
up.

3. Teori Organisasi Modern


Teori modern biasanya disebut juga sebagai analisa sistem pada organisasi.
Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan
saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi
bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan
tetapi organisasi merupakan sistem terbuka.Teori modern dikembangkan tahun
1950, dalam banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda,
perbedaan tersebut diantaranya:
a. Teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi,
membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal.
b. Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan menjadikan
pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak
variabel yang dipertimbangkan.
c. Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang
selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu:
Komunikasi, Konsep keseimbangan, Proses pengambilan keputusan.

C. DIMENSI, CIRI DAN UNSUR ORGANISASI


1. Dimensi Organisai
Menurut Tossi, Rizo dan Carrol (1994) Ada tiga dimesnsi dari Organisasi, yaitu:26
a) Kemajemukan (Complexity)
Kemajemukan diartikan dengan beragamnya kegiatan, fungsi, pekerjaan dan
jumlah lapis dalam organisasi.

26
Munandar, A.S. 2006. Loc.Cit. Hal 247

11
b) Formalisasi (Formalization)
Formalisasi mengacu pada adanya kebijakan, prosedur, dan aturan yang
membatasi pilihan dari para anggotanya. Setiap anggota dari organisasi
diharapkan berperilaku sesuai dengan kebijakan, prosedur dan aturan yang
berlaku, semakain formalized suatu organisasi maka akan semakin terbatas
kebebasan anggota untuk mengambil keputusan. Selama organisasi masih
merupakan organisasi kecil atau usaha perseorangan, maka derajat
formalisasinya masih rendah.
c) Pemusatan (Centralization)
Pemusatan berkaitan dengan penyebaran dari Daya (Power) dan wewenang
(authority). Pada Centeralized Organization, daya dan wewenang ada pada
kedudukan tinggi dalam organisasi. Pada decentralized organization, hak dan
tanggung jawab mengambil keputusan didelegasikan ke tingkat-tingkat yang
lebih rendah dari organisasi.

2. Ciri Organisasi
Menurut Nur Zazin 27, ada empat ciri Organisasi:
a. Adanya kordinasi dan kebersamaan
Pemimpin dan seluruh anggota organisasi tidak dapat lepas dari koordinasi,
sebab, organisasi tidak dapat berjalan secara efektif jika kerja secara individu
tanpa koordinasi, kalaupun berjalan, organisasi ini sulit untuk berkembang,
bahkan akan tutup dengan sendirinya. Namun sebaliknya, jika terkoordinasi
dengan baik, organisasi tersebut akan efektif dan memperoleh kesuksesan
dalam mencapai tujuan.
b. Memiliki tujuan individu dan tujuan bersama
Sebuah organisasi yang terdiri dari individu-individu memiliki masing-masing
tujuan dan keinginan, ada yang sekedar belajar memimpin dan melihat
bagiamana menjadi pemimpin, atau ingin mendapat tujuan kepentingan
pribadi. Disamping itu sebuah organisasi pasti memiliki tujuan bersama.
Misalnya lembaga pendidikan Sekolah dasar (SD), mereka memiliki tujuan
mencerdasakan anak didik yang beriman dan bertaqwa dan dapat lulus 6 tahun
dengan nilai terbaik, dan seterusnya.

27
Zazin, Nur. 2018. Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Edulitera. hal

12
c. Ada pembagian wewenag dalam pekerjaan
Dalam mengelola organisasi, tidak dapat lepas dari pembagian wewenang dan
pekerjaan dalam mencapai tujuan. Tanpa adanya pembagian, anggota dalam
organisasi tidak akan mengetahui pekerjaan yang masing-masing, dan akan
memperevutkan pekerjaan yang mudah dikerjakan, memilih pekerjaan yang
memiliki pundi-pundi kekayaan, dan sulit dimintai pertanggung jawaban.
d. Adanya kekuasaan yang mengatur oleh pemimpin yang dipilih
Dalam organisasi diatur system kekuasaan dan tugasnya secara hierarki, dan
masing-masing bagian memiliki wewenang, pendelegasian, dan tanggung
jawab yang jelas, tegas dan terarah.

3. Unsur Organisasi
Menurut Wursanto28 Unsur-unsur organisasi terdiri dari:
a. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi sering disebut dengan
istilahpegawai atau personil.Pegawai atau personnel terdiri dari semua
anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya
terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi
dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja
sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja
(nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
b. Kerja sama, maksudnya adalah suatu perbuatan bantu membantu atau suatu
perbuatan yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
c. Tujuan bersama, merupakan arah atau sasaran yang ingin dicapai dan juga
menggambarkan apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola
(network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan
peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
d. Peralatan (equipment), terdiri dari semua sarana yang berupa materi, mesin-
mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/ bangunan/kantor).
e. Lingkungan (environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial,
budaya, ekonomi, dan teknologi. kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran

28
Wursanto. 2003. Dasar Dasar Ilmu Organisasi, Op.Cit hal 54

13
(budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
Dan juga beberapa tujuan tertentu.
f. Kekayaan alam, misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca, flora, dan fauna.
g. Kerangka atau konstruksi mental organisasi, berupa prinsip-prinsip
organisasiatau landasan dari organisasi yang berada pada visi organisasi
tersebut dibuat.
Selanjutnya Keith Davis mengemukan ada tiga unsur penting dalam sebuah
organisasi, yaitu sebagai berikut:29
a. Unsur pertama, bahwa organisasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan
suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya
keterlibatan secara jasmaniah.
b. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha
mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang,
kesukarelaan untuk membantu kelompok.
c. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi
yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota
artinya ada rasa “sense of belongingness”.

D. PRINSIP, FUNGSI, dan MANFAAT ORGANISASI


1. Prinsip-prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi sering disebut dengan azas-azas organisasi. Prinsip
atauazas merupakan dasar, pondasi, atau suatu kebenaran yang menjadi pokok
atautumpuan berpikir. Prinsip-prinsip organisasi adalah pondasi yang menjadi
pokokdasar atau yang menjadi pangkal-tolak di dalam menggerakkan organisasi.
Olehkarena itu, organisasi dibangun dan digerakkan diatas pondasi yang berupa
prinsiporganisasi, dan setiap prinsip mengandung suatu kebenaran, sehingga
tercapaiatau tidaknya tujuan organisasi tergantung pada kemampuan pimpinan
organisasidalam melaksanakan prinsip organisasi.
Henry Fayol dalam Wursanto (2003). mengemukakan ada 14 (empat belas)
prinsip organisasi yaitu:
a. pembagian kerja (devision of work)
b. wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)

29
Keith Davis, Human Relations at Work, (New York, San Francisco, Toronto, London: 1962).Hlm.15-19

14
c. disiplin (discipline),
d. kesatuan komando (unity of command),
e. kesatuan langkah (unity of direction),
f. subordinasi minat dibawah minat pada umumnya (subordination of individual
interest to general interest),
g. pemberian hadiah (remuneration),
h. sentralisasi atau pemusatan (centralization),
i. jenjang hirarki (line of autority/hierarchie),
j. ketertiban (order),
k. kesamarataaan (equity),
l. stabilitas jabatan pegawai (stability of personel),
m. inisiatif (iniciative) dan
n. kesatuan jiwa korps (esprit de corps).30
Sedangkan Wursanto sendiri mengemukakan tentang prinsip-prinsip organisasi
yang tidak jauh berbeda, menurutnya prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut:31
1. Mempunyai tujuan yang jelas
Tujuan merupakan sesuatu atau sasaran yang hendak dicapai. Karena
tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi maka tujuan tersebut
harusdicapai melalui kerjasama sekelompok orang dimana tujuan tersebut
harusdirumuskan dan ditetapkan dengan jelas.
2. Mempunyai kesatuan perintah
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap pegawai dalam organisasi hendaknya
mempunyai atasan langsung. Hal ini berarti setiap bawahan hanyadapat
diperintah secara langsung oleh satu orang atasan sehingga seorang bawahan
bertanggung jawab langsung kepada seorang atasannya langsung.
3. keseimbangan
Organisasi selalu membutuhkan keseimbangan. Prinsip keseimbangan
didalam organisasi dapat dibedakan beberapa macam, misalnya
keseimbanganantara sentralisasi dan desentralisasi kewenangan, keseimbangan
antarawewenang dan tanggung jawab, keseimbangan antara pengeluaran
danpenerimaan, dan kerugian yang di derita oleh suatu unit harus
diimbangidengan keuntungan yang diperoleh dari unit-unit lain.

30
Wursanto. 2003. Dasar Dasar Ilmu Organisasi . Yogyakarta : Andi.hal 215
31
Ibid, hal 219

15
4. Distribusi pekerjaan
Prinsip pendistribusian pekerjaan disebut juga prinsip pembagian
tugas.Prinsip sebagian pekerjaan secara homogen (distribution of work)
adalahmengelompokkan tugas atau pekerjaan yang sejenis atau yang
erathubungannya menjadi satu unit tersendiri.Jadi dalam pembagian
tugas,macam-macam tugas dalam organisasi dibagi-bagi menjadi sedemikian
rupaagar dapat dilaksanakan oleh satuan unit tertentu atau pejabat tertentu.
5. Rentangan pengawasan
Rentangan pengawasan adalah seberapa jauh kemampuan seorang
pemimpin mampu mengawasi para bawahannya secara cepat dan tepat.
6. Pelimpahan wewenang
Pelimpahan wewenang berarti penyerahan sebagian kekuasaan dari
seorangatasan kepada pejabat bawahan atau kepada pejabat lain untuk
melakukansuatu pertanggungjawaban. Jadi, pelimpahan belum tentu mengalir
dariseorang atasan kepada bawahan, tetapi dapat juga terjadi dari seorang
atasankepada pejabat yang setingkat
7. Departementalisasi
Prinsip departementalisasi disebut juga dengan istilah
departementasi.Departementasi adalah proses penggabungan pekerjaan ke
dalam kelompokpekerjaan yang sejenis. Setiap fungsi merupakan tugas dan
tanggung jawabdari suatu unit tertentu dalam organisasi.
8. Penempatan pegawai yang tepat
Salah satu prinsip bidang kepegawaian adalah the right man in the
rightplace, yang berarti orang yang baik ditempatkan pada tempat yang tepat
ataupenempatan seorang pegawai harus sesuai dengan keahliannya.
9. Koordinasi
Koordinasi adalah suatu usaha untuk mendapatkan keselarasan
gerak,keselarasan aktivitas, dan keselarasan tugas antar satuan organisasi yang
adadi dalam organisasi. Tujuan organisasi akan tercapai secara efektif
apabilasemua orang, semua pejabat, dan semua unit/satuan organisasi serta
semuasumber daya diselaraskan dengan tujuan organisasi.
10. Balas jasa yang memuaskan
Balas jasa adalah imbalan yang diberikan kepada seorang atas jerih
payahyang telah disumbangkannya. Untuk memberikan balas jasa

16
yangmemuaskan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan
gajiyang menarik dan dengan pemberian jaminan sosial.

Syamsi mengemukakan prinsip organisasi antara lain:32


1. Perumusan tujuan dengan jelas (formulation of the objectives)
Setelah tujuan ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah
merumuskantujuan tersebut dengan rinci dan jelas, termasuk juga jelas batas-
batasnya.Perumusan tujuan tersebut dalam prakteknya dijabarkan dalam tugas
pokok.
2. Pembagian tugas pekerjaan (division of works)
Adanya pembagian kerja bisa membantu dalam memperingan
tugaskoordinasi dimana pembagian tugas kerja ini dapat melancarkan
pengawasandan juga menghemat biaya.
3. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (delegation of authorithy and
responsibility)
Untuk dapat menjalankan tugas dengan baik, maka para petugas atau
pejabatharus dilimpahi wewenang.Sebagai konsekuensi itu harus
disertaipertanggungjawaban yang sepadan.Wewenang yang dilimpahkan
itumeliputi wewenang untuk menjalankan tugasnya, wewenang
untukmemerintah bawahannya dan wewenang untuk menggunakan fasilitas
yangdibutuhkan.
4. Banyaknya tingkat hierarkis (level of hierarchy)
Yang dimaksud dengan tingkatan hierarki disini adalah banyaknya
tingkatanunit kerja dalam suatu organisasi.Sebaiknya jangan terlalu banyak
karenaperintah dari pucuk pimpinan harus sampai juga pada unit kerja yang
palingbawah.
5. Rentangan pengawasan (span of control)
Yang dimaksud dengan rentangan pengendalian adalah banyaknya
bawahanyang sebaiknya masih bisa diawasi dengan baik.
6. Memahami akan tugas masing-masing dan kaitan tugas secara
keseluruhan(understanding by the individual of his own task and the task of the
whole)

32
Ibnu Syamsi, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, (Cet.III; Jakarta: Renika Cipta, 1994), h.14

17
Masing-masing unit kerja memang mempunyain tugas
tertentu.Namun,jangan sampai merasa bahwa unit kerjanya saja yang paling
pentingsedangkan unit kerja lainnya hanya dianggap sebagai pelengkap saja.
2. Fungsi Organisasi
Fungsi organisasi merupakan pemanfaatan dan pengerahan segala sumber
daya (pikiran, kemauan, perasaan dan tenaga) untuk mewujudkan tujuan yang
telah ditetapkan. Dilihat dari langkah-langkah kegitan organisasi, maka
yangdimaksud fungsifungsi organisasi mencakup sumber masukan (input),
proses,dan keluaran (output) dengan melibatkan feedback sebagai kontrol.
Sumber-sumber yang bernilai, kemampuan, atau kekhususan yang diberikan
setiap orang terhadap organisasi menyuguhkan dimensi lain bagi analisis teori
organisasi. Organisasi akan memperoleh keuntungan dari meningkatnya
kesamaan pelaksaan kegiatan diantara anggota organisasi dan saling melengkapi
berbagai perbedaan.
Fungsi organisasi merupakan rangkaian kegiatan penyempurnaan yang
dilakukan secara terus menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan
efektif dan efesien.Menurut Muhammad,33 organisasi mempunyai beberapa
fungsi, diantaranya
1) Memenuhi kebutuhan pokok organisasi
2) Mengembangkan tugas
3) Tanggungjawab
4) Memproduksi barang atau orang
5) (5) Mempengaruhi dan dipengaruhi orang.
Sementara pendapat Abdel Hamed, dkk, menyatakan bahwa fungsi
organisasi meliputi;
1) Analisa aktivitas kerja dan penyempurnaan tatakerja;
2) Proses pembuatan bagan;
3) Haluan tata kerja;
4) Brainstorming
5) Efektifitas control akunting dan pemeriksaan;
6) Perbekalan dan perlengkapan;
7) Tata ruang kantor;

33
Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara hal 32

18
8) Perancangan formulir;
9) Pemakaian bagan-bagan, tata aliran pekerjaan warkat, usul-usul tentang
rancangan; dan
10) Penyempurnaan tiap tahun, penyusunan meja ujian, pengukuran kerja,
nilai pemindahan gadai, dan keterlambatan.34
Kemudian menurut Soedjadi dalam Herawan,35 bahwa yang termasuk pada
fungsi-fungsi organisasi antara lain;
1) Membantu pimpinan dalam merencanakan penyusunan dan
penyempurnaan struktur dan pola pokok organisasi;
2) Menyesuaikan policy, strategi dan taktik serta program-program
operasional;melaksanakan proses penempatan orang-orang yang tepat
pada jabatan dan kecapakannya dengan klasifikasi dan analisa jabatan
yang tepat;
3) Menyusun dan menyempurnakan tatakerja, prosedur kerja dan system
kerja dengan mengadakan pembaganan rencana-rencana kerja dan arus
kerja (work flow chart);
4) Menemukan pola-pola pokok dan system pengumpulan, penyusunan,
penyimpanan, pemeliharaan dan penetapan waktu pemusnahan
dokumen-dokumen dan informasi;
5) Merencanakan pembuatan dan penyempurnaan serta pengiriman
formulir-formulir;
6) Pembuatan buku-buku pedoman kerja dan cara-cara membuat laporan
kerja yang diperlukan bagi pembinaan kerjasama, komunikasi dan
koordinasi;
7) Meringankan beban pimpinan dari kesibukan-kesibukan rutin, detail dan
teknis;
8) Pelaksanaan penyederhanaan kerja yang setepat-tepatnya.
Selanjutnya ada tiga belas fungsi organisasi menurut herawan 2007, yaitu
sebagai berikut:
1) Analisa organisasi,
2) Tatakerja dan prosedur kerja,
34
Herawan,Endang dan Nurdin. 2007.Teori Organisasi.(https://file.upi.edu/…/HAND_OUT_TEORI_ORGANISASI.pdf) diunduh
tanggal 13 September 2018 hal 20
35
Ibid Hal 21

19
3) Teknik pembangunan,
4) Klasifikasi jabatan,
5) Analisa pekerjaan,
6) Uraian pekerjaan,
7) Penilaian pekerjaan;
8) Standarisasi pekerjaan,
9) Otomatisasi prosedur,
10) Tata kearsipan,
11) Tata ruang,
12) Tata informasi dan
13) Tata materiil.
Fungsi organisasi sebagai penunjang meliputi; (1) memelihara struktur
organisasi yang sehat dan efesien, yaitu masing-masing satuan organisasi yang
ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib; (2) mengusahakan agar
terlaksana dengan baik penerapan azas-azas organisasi; (3) mengsahakan
terpeliharanya pola-pola hubungan kerja yang sederhana, jelas dan rasional sesuai
dengan kebutuhan oganisasi; (4) mengusahakan agar pencapai tujuan organisasi
dapat berlangsung secara efesien; (5) mengusahakan terbinanya tata kerja, tata
cara, tata tertib, dan tata laksana yang praktis dan tidak berbelit-belit; (6)
mengusahakan terlaksananya dengan baik penyusunan tata ruang, pemakaian
benda, penggunaan waktu serta berbagai keperluan.

3. Manfaat Organisasi
Menurut Nur Zazin,36 ada Empat Manfaat dari organisasi, yaitu:
(1) Jalan Menuju Pencapaian Tujuan
Tujuan akan mudah dicapai dan lebih efektif, jika organisasi dikelola dengan
baik, maka akan memiliki hasil yang baik.
(2) Mampu Mengubah Kehidupan Individu dan kelompok dalam organisasi
Jika itu sebuah lembaga pendidikan, maka organisasi tersebut akan
membuatnya cerdas dan berilmu, jika pendidikan formal, ia akan memiliki
ijazah, gelar, dan status pendidikan, sehingga dapat menjadi syarat untuk
mencari dan melamar pekerjaan. Jika organisasi politik, maka ia mudah

36
Zazin, Nur. 2018. Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Edulitera. hal 185

20
mempengaruhi perubahan masyarakat, misalnya menjadi pejabat-pejabat
pemerintah yang kesemuanya melalui partai politik untuk mencapainya,
misalnya, anggota dewan dan kepala Negara atau kepala daerah yang
semuanya memiliki wewenang dalam melakukan perubahan masayarakat.
Begitu juga organisasi apapun yang dilandasi nilai islam, maka ia akan
mampu memberikan tuntunan kepada perubahan masyarakat agar tetap
menerapkan nilai-nilai ajaran islam.
(3) Organisasi dapat mempengaruhi karier
Di Indonesia, dari dulu rata-rata orang yang berorganisasi memiliki karier
yang cpat dan lebih bagus dari yang tidak berorganisasi, seperti alumni
organisasi kepemudaan, organisasi ektra kampus, maupun organisasi intra
kampus lebih banyak menjadi pejabat, kepala-kepla dinas, pemerintahan,
anggota dewan dan pejabat lainnya.
(4) Organisasi dapat melahirkan ilmu pengetahuan
Dengan adanya organisasi yang memiliki karakteristik tertentu, entah sangat
berkembang, atau terbelkang, atau biasa-biasa saja, semua dapat dijadikan
kajian dan penelitian sehingga akan melahirkan keilmuan yang baru.
Selanjutnya manfaat oragnisai Menurut Dina Amalia,37 setidaknya ada
delapan manfaat organisasi bagi kehidupan sosial manusia yaitu :
(1) Mencapai tujuan yang diharapkan bersama
(2) Mengatasi dan memecahkan masalah
(3) Menambah pengetahuan dan wawasan setiap orang yang terlibat dalam
organisasi
(4) Timbulnya semangat kerjasama
(5) Mengembangkan kemampuan dan sikap sosial individu
(6) Melatih jiwa kepemimpinan
(7) Membentuk emotional inteligent
(8) Belajar dalam memanfaatkan waktu.

E. BENTUK-BENTUK ORGANISASI
Bentuk organisasi sering disamakan dengan macam organisasi, padahalkeduanya
berbeda. Bentuk organisasi memandang dari segi tata hubungan,wewenang, dan

37
Dina Amalia, Tentang manfaat organisasi bagi kehidupan sosial.www.jurnal.id, diakses tanggal 16 September 2018

21
tanggung jawab yang ada dalam suatu organisasi.Wursanto menyatakan bahwa terdapat
beberapa bentuk organisasi yaitu:38
1. Bentuk organisasi staff (staff organization)
Dalam organisasi staf hanya terdapat pucuk pimpinan dan staf yangmemberikan
bantua pemikiran berupa saran atau nasihat kepada pucukpimpinan. Oleh karena itu,
dalam organisasi staf tidak ada garis komandokebawah karena tidak ada pejabat
pimpinan lini.
2. Bentuk organisasi lini (line organization)
Bentuk organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pucuk
pimpinandipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal. Segala ketentuan,
keputusan,atau segala kebijaksanaan ada di tangan satu orang, yaitu pucuk
pimpinan.
3. Bentuk organisasi fungsional (functional organization)
Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam-macam
fungsisesuai dengan kepentingan organisasi.Tiap-tiap fungsi saling
berhubungankarena antara satu fungsi dengan lainnya saling
bergantung.Dengandemikian, wewenang dalam organisasi fungsional dilimpahkan
oleh pucukpimpinan kepada unit-unit(satuan organisasi) dibawahnya atas dasar
fungsi,dan pimpinan dari tiap unit berhak untuk memerintah kepada semuapelaksana
yang ada dibawahnya sepanjang menyangkut tugas masingmasing.
4. Bentuk organisasi staf dan garis (line and staff organization)
Bentuk ini merupakan perpaduan antara dua bentuk organisasi, yaituorganisasi
lini dan organisasi staf. Wewenang diserahkan dari pucukpimpinan kepada unit-unit
organisasi yang ada dibawahnya dalam semuabidang pekerjaan dan di bawah pucuk
pimpinan ditempatkan staf. Staf initidak mempunyai wewenang lini atau garis
(wewenang komando) ke bawah.Staf berfungsi hanya sebagai pemberi nasihat,
pemberi pertimbangan sesuaibidang keahliannya.
5. Bentuk organisasi garis dan fungsional (line and functional organization)
Merupakan perpaduan antara organisasi fungsional dan organisasi
lini/garis.Wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit
organisasiyang ada dibawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu
sesuaikebutuhan organisasi. Masing-masing pimpinan dari setiap unit

38
Ibnu Syamsi, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen,Op.Cit hal 81

22
berhakmemerintah semua satuan pelaksana yang ada sepanjang menyangkut
bidangtugas masng-masing.Setiap satuan pelaksana mempunyai wewenang
dalamsemua bidang pekerjaan.
6. Bentuk organisasi garis, fungsional, dan staf
Bentuk organisasi garis, fungsional, dan staf adalah suatu organisasi
yangmerupakan perpaduan dari tiga bentuk organisasi, yaitu organisasifungsional,
organisasi lini, dan organisasi staf.Bentuk organisasi lini,fungsional, dan staf adalah
organisasi dimana wewenang dari pucukpimpinan dilimpahkan kepada unit-unit
organisasi yang ada dibawahnyadalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai
kebutuhan organisasi.Masingmasingpimpinan dari setiap unit berhak memerintah
semua satuan pelaksanasepanjang menyangkut tugas masing-masing.Setiap satuan
pelaksanamempunyai wewenang dalam bidang pekerjaannya, dan di bawah
pucukpimpinan ditempatkan staf sebagai pembantu atau sebagai penasihatpimpinan.
Jadi pada dasarnya sama dengan bentuk organisasi fungsional danlini, hanya di
bawah pucuk pimpinan ditempatkan staf sebagai pembantu atausebagai nasihat.
7. Bentuk organisasi panitia (committee organization)
Bentuk organisasi panitia yaitu apabila kegiatan itu dilakukan
kelompoksementara yang terdiri daripada orang-orang yang memiliki keahlian
tertentu.

F. BUDAYA ORGANISASI
Menurut Tossi, Rizo dan Carrol (1994)39 budaya organisasi adalah cara berpikir,
berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi
atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. Merupakan satu mental programming
dari organisasi, yang merupakan pencerminan dari modal kepribadian organisasi.
Modal kepribdian organisasi itu adalah derajat homogenitas dan kekuatan dari satu
orientasi kepribadian khusus dalam satu organisasi.
Selanjutnya Menurut Tossi, Rizo dan carrol (1994)40 budaya organisasi tersebut
dipengaruhi oleh empat factor:
1) Pengaruh eksternal yang luas

39
Munandar, A.S. 2006. Op.Cit. Hal 263
40
Ibid. Hal 263

23
Mencakup factor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit yang
dapat dikendalikan oleh organisasi, seperti lingkungan dan sejarah yang
membentuk masyarakat.
2) Nilai-nilai masyarakat dan budaya nasional
Keyakinan dan nilai yang dominan dari masyarakat yang luas misalnya
kebebasan individu, kolektivisme, kesopansantuan, kebersihan dan sebagainya
3) Factor-faktor spesifik dari organisasi
Dalam usaha mengatasi baik masalah ekternal maupun maslaah internal
organisasi mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil.
4) Nilai-nilai dasar dari koalisi dominan
Kelompok yang memiliki kekuasaan dan kendali yang paling banyak nilai-
nilai dapat berasal dari pendiri yang mencerminkan fundamental beliefnya
tentang apa yang harus dilakuakan, bagaimana melakukannya, siapa yang
harus melakukan, dan cara memperlakukan anggota.
G. ORGANISASI DALAM PESPEKTIF ISLAM
Terdapat dua kata bantu yang terdapat dalam al-Qur’an
untuk mempelajari pengorganisasian ini. Kata tersebut
adalah (Shaff) dan ( ummat). Penulis akan membahas dua kata tersebut satu per satu.
kata ( shaff ) identik dengan organisasi. Jadi organisasi menurut analisis kata ini
adalah suatu perkumpulan atau jamaah yang mempunyai sistem yang teratur dan
tertib untuk mencapai tujuan bersama. Dalam surah al-Shaff ayat 4 dikemukakan:
ُ ‫هاٌََّّ هي ْس‬ُْٛ ُ‫صفًّاَّ هكأهَ ُٓ َّْىَّت‬
َّ‫صٕص‬ ‫ ِه ََِّّّ ه‬ِٛ‫سث‬ َّ‫ُقهاذِهُ ه‬ٍَِّٚٚ
‫َّ ه‬ِٙ‫ٌَّٕف‬ َّ‫ ُِحةََّّانر ه‬َّٚ‫ّللاه‬
َّ ٌََِّّ‫إ‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh.
Maksud dari shaff disitu menurut al-Qurtubi adalah menyuruh masuk dalam
sebuah barisan (organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan.
Dalam sebuah hadits diterangkan:
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan
dilakukan dengan “tepat, terarah dan tuntas“.
Suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur dan terarah, maka hasilnya
juga akan baik. Maka dalam suatu organisasi yang baik, proses juga dilakukan secara
terarah dan teratur.

24
Menurut al-Baghawi maksud dari ayat di atas adalah manusia seyogyanya tetap
pada tempatnya dan tidak bergoyah dari tempat tersebut. Di samping itu, dalam ayat
tersebut banyak mufassir yang menerangkan bahwa ayat tersebut adalah barisan
dalam perang. Maka ayat tersebut mengindikasikan adanya tujuan dari barisan perang
yaitu berupaya untuk melaksanakan kewajiban yaitu jihad di jalan allah dan
memperoleh kemenangan. Dalam penafsiran versi lain, dikemukakan bahwa ayat
tersebut menunjukkan barisan dalam shalat yang memiliki keteraturan.
Dari sini dapat dikemukakan bahwa ciri organisasi adalah mempunyai
pemimpin dan terjadi itba’ terhadap kepemimpinan tersebut. Di samping itu,
kata (bunyanun marshuusun) mengindikasikan bahwa dalam sebuah organisasi
hendaknya terdapat pembagian wewenang dan tugas. Dalam sebuah hadits
diterangkan:
“Sesungguhnya Allah mewajibkan kepada kita untuk berbuat yang optimal dalam
segala sesuatu….”
Dalam menerima delegasi wewenang dan tanggung jawab hendaknya
dilakukan dengan optimal dan sungguh-sungguh. Janganlah anggota suatu organisasi
melakukan tugas dan wewenangnya dengan asal-asalan. Dalam sebuah hadits
diterangkan bahwa apabila seseorang hanya mementingkan kepentingan sepihak dan
melakukan tugas serta tanggung jawabnya dengan asal-asalan. Hadits yang
menerangkan tentang kekalahan umat Islam dalam perang Uhud menunjukkan bahwa
apabila seseorang tidak melaksanakan anggotanya sebagai bagian dari organisasi
perang, maka akibatnya adalah organisasi tersebut mengalami kekalahan.
Dalam ayat lain diterangkan:
َّ‫شهُٕاَّ هٔذهرْْ ه‬
َّ‫ ُح ُك ْى‬ٚ‫هةَّ ِز‬ ‫لَّذهُهاشه عُٕاَّفهر ه ْف ه‬
َّ ‫سٕنه ََُّّّ هٔ ه‬ َّ َّ‫عُٕا‬ٛ‫هٔأ ه ِط‬
ُ ‫ّللاهَّ هٔ هز‬
Artinya : Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-
bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. al-Anfal:
46)
Ayat tersebut menerangkan bahwa dalam sebuah organisasi tidak boleh terdapat
percekcokan yang membawa kepada permusuhan yang pada akhirnya mengakibatkan
hancurnya kesatuan. Dalam tafsirnya al-Maraghi menerangkan pertentangan yang
menyebabkan rusaknya koordinasi dan organisasi akan membawa kepada kelemahan
dan kegagalan.

25
Berorganisasi sangat penting dan merupakan hal yang pokok untuk menjalankan
sebuah manajemen. Al-Qur’an menjelaskan:
…َِّّ ِٛ‫لَّذهرهفهسقُٕاَّف‬
َّ ‫ٍَّ هٔ ه‬ِٚ
َّ‫ ًُٕاَّاندّ ه‬ِٛ‫أق‬
”….Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya…”(Q.S.Al-
Syuura: 13)
Ayat di atas menjelaskan bahwa anggota organisasi dilarang keluar dari
organisasi dan dilarang memecah belah organisasi.Perkataan dari Sayyidina Ali bin
Abi Thalib:
‫مَّتِان ُِّ ه‬
َّ‫ظ ِاو‬ ِ ‫ه ْغ ِهثُ ََُّّّاْنثه‬ََّّٚ‫ظاو‬
َُّ ‫اط‬ َّ ِ‫اه ْن هحقََّّت‬
‫لهََِّ ه‬
“Kebenaran yang tidak diorganisir dapat dikalahkan oleh kebatilan yang
diorganisir.”
Perkataan ini mengingatkan kita tentang pentingnya berorganisasi dan
sebaliknya bahayanya suatu kebenaran yang tidak diorganisir melalui langkah-
langkah yang kongkrit dan strategi-strategi yang mantap. Maka tidak ada garansi bagi
perkumpulan apa pun yang menggunakan identitas Islam meski memenangkan
pertandingan, persaingan maupun perlawanan jika tidak dilakukan pengorganisasian
yang kuat.
Di sini terdapat perbedaan yang mencolok antara organisasi umum
dengan organisasi pendidikan Islam yang elemen-elemennya diambil dari al-Qur’an
dan al-Hadits. Kata ( sabilihi ) dalam ayat surat al-Shaff di atas menunjukkan
perbedaan bahwa orang yang menjadi anggota organisasi pendidikan Islam ada niat
untuk berjuang karena Allah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Berpijak dari keterangan dua mufassir di atas, maka dapat ditarik dalam
teori manajemen bahwa organisasi mempunyai anggota yang terdiri dari kumpulan
orang-orang, berada dalam suatu wadah, terdapat keteraturan, mempunyai tujuan,
juga mempunyai pemimpin, terjadi pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
serta ada niat melaksanakan tugas dengan ikhlas dan berjuang di jalan Allah.
Hal tersebut nampaknya mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan ciri serta
elemen bahkan manfaat dan tujuan organisasi yang dikemukakan para ahli.
Kata kunci untuk memahami organisasi selanjutnya adalah
kata ( ummat). Ummat diartikan sebagai sekelompok orang yang berada di suatu
wilayah tertentu. Dalam term tertentu ummat juga diartikan sebagai golongan atau
organisasi. Kata ummat disebut dalam al-Qur’an berkali-kali. Terdapat beberapa sifat
yang melekat dalam kata ummat, antara lain:

26
1. ummat muqtashidah
2. ummat jasiyah
3. khaira ummah
4. ummat wahidah
5. ummat wasathan
6. ummat qanitan
7. ummat muslimah.
َّ‫دَّ َّأه ْز ُج ِه ِٓ ْىَّ َّ ِي ُْ ُٓ َّْى‬ َّ‫م َّ هَّٔ هيا َّأ ُ َْ ِص ه‬
ِ ْ‫ ِٓ َّْى َّ ِي ٍَّْ َّ هز ِّت ِٓ ْىَّ َّ هَل ه هكهُٕا َّ ِي ٍَّْ َّفه ْٕ ِق ِٓ ْىَّ َّ هٔ ِي ٍَّْ َّذهح‬ْٛ ‫ل َّ ِإنه‬ ِ ْ ٔ‫هٔنه َّْٕ َّأهَ ُٓ َّْى َّأهقها ُيٕا َّانر ْٕ هزا َّج ه َّ ه‬
َّ‫ ه‬ٛ‫اْل َْ ِج‬
َّ‫ ْع هًهُ ه‬ٚ‫سا هَّءَّ هياَّ ه‬
ٌٕ ِ ‫أُيحََّّ ُي ْقر‬
‫سََّّ ِي ُْ ُٓ َّْىَّ ه‬ٛ‫هصدهجََّّ هٔ هك ِث‬
Artinya : Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan
Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka
akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka
ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh
kebanyakan mereka.(Q.S.al-Maidah: 66)
Term ummat muqtashidah memberi pemahaman sebagaimana yang diterangkan
al-Thabari sebagai berikut:
Hendaklah suatu organisasi itu berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat sebelumnya. Penyimpangan dari perencanaan tersebut akan menyebabkan
organisasi menjadi berbelok dan sulit untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
AD/ART suatu organisasi harus dijalankan secara konsekuen agar suatu organisasi
mampu dinamakan organisasi yang efektif. Maka AD/ART juga merupakan elemen
organisasi.
َّ‫ه ْٕ هَّوَّذُجْ صه ْٔ ه‬ٛ‫هحََّّ ُكمََّّأُيحََّّذُدْ هعَّٗ ِإنهَّٗ ِكرها ِت هٓاَّ ْان‬ِٛ‫هٔذ ههسَّٖ ُكمََّّأُيحََّّ هجاث‬
‫ٌَّ هياَّ ُك ُْر ُ َّْىَّذ ه ْع هًهُ ه‬
ٌَّٕ
Artinya : Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat
dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan
terhadap apa yang telah kamu kerjakan.(Q.S.al-Jatsiyah: 28)
Term jatsiyah mengandung arti berlutut dengan lutut untuk mempertanggung
jawabkan perbuatan yang dilakukan. Maka dari itu, organisasi harus mampu
mempertanggungjawabkan apapun yang telah diperbuatnya, walaupun salah satu
anggota yang melakukan perbuatan tersebut, sehingga harus ada kesatuan arah dan
kesatuan komando juga komitmen dari para anggota.َّ
َِّ ‫م َّ ْان ِكرها‬
َّ‫ب َّنهك ه‬
ٌَّ‫ها‬ َُّ ْْ ‫ٍ َّأه‬
َّ‫ٌٕ َّتِاّللَِّ َّ هٔنه َّْٕ َّآه هي ه‬ َِّ ‫ٍ َّ ْان ًُ ُْك‬
َّ‫هس َّ هٔذُؤْ ِيُُ ه‬ َّ‫ٔف َّ هٔذ ه ُْ هٓ ْٕ ه‬
َِّ ‫ٌ َّ هع‬ َّ‫اض َّذهأ ْ ُي ُس ه‬
َِّ ‫ٌٔ َّتِ ْان هً ْع ُس‬ َّْ ‫ْس َّأُيحََّّأ ُ ْخ ِس هج‬
َّ ِ ُ‫د َّ ِنه‬ َّ‫ ه‬ٛ‫ُك ُْر ُ َّْىَّ هخ‬
‫ٌَّٕ هٔأ ه ْكث ه ُس ُْ َُّىَّ ْانفها ِسقُ ه‬
ٌَّٕ َّ‫ْساَّنه ُٓ َّْىَّ ِي ُْ ُٓ َُّىَّ ْان ًُؤْ ِيُُ ه‬ٛ‫هخ‬

27
Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S.ali
Imran: 110)
Khaira ummah di sini merupakan tafsir dari umat Islam akan menjadi umat yang
terbaik apabila mengerjakan pilar-pilar agama Islam. Namun apabila ditarik dalam
masalah organisasi yaitu mengandung pemahaman organisasi yang bermutu yang
melaksanakan pilar-pilar mutu.
َّ‫اخرهههفُٕا‬ ْ َّ‫ هًا‬ِٛ‫اض َّف‬
َّ ِ ُ‫ٍْ َّان‬ َِّّ ‫هاب َّتِ ْان هح‬
َّ‫ ه‬ٛ‫هحْ ُك هَّىَّ هت‬ٛ‫ق َّ ِن‬ َّ‫ل َّ هيعه ُٓ َُّى َّ ْان ِكر ه‬
َّ‫ٍ َّ هٔأ ه َْصه ه‬ٚ
َّ‫ٍ َّ هٔ ُي ُْر ِِز ه‬ٚ
َّ‫ش ِس ه‬ ّ ِ ‫ٍ َّ ُيثه‬ٛ َّ‫ ه‬ِّٛ ِ‫ّللاَُّانُث‬
َّ َّ‫ث‬ ِ ٔ‫اضَّأُيحَّ َّ ه‬
َّ‫احدهجََّّفهثهعه ه‬ َُّ ُ‫هاٌ َّان‬
َّ‫ك ه‬
ٍَّ ْ َّ ‫ٍ َّآ ه هيُُٕا َّ ِن هًا‬ِٚ
َّ‫ َِّّ َّ ِي ه‬ِٛ‫اخرهههفُٕا َّف‬ َّ‫ّللاُ َّانر ه‬َّ َّ ٖ‫ُه ُٓ َّْى َّفه هٓده‬ْٛ ‫ا َّته‬ٛ‫هاخ َّ هت ْغ‬ َّْ ‫ٍ َّأُٔذُٕ َُِّ َّ ِي‬ِٚ
َُّ ُِّٛ‫ٍ َّته ْع َِّد َّ هيا َّ هجا هءذْ ُٓ َُّى َّ ْانثه‬ َّ‫ َِّّ َّ هٔ هيا َّا ْخرههه ه‬ِٛ‫ف‬
َّ‫ َِّّ َّ ِإلَّ َّانر ه‬ِٛ‫ف َّف‬
ِ َّٗ‫هشها َُّءَّ ِإ هن‬ٍَّٚ
َّ‫ى‬ٛ‫ص هساطََّّ ُي ْسر ه ِق‬ َّْ ‫ه ْٓدَِّ٘ هي‬َُّٚ‫ّللا‬ َِّّ ‫ْان هح‬
َّ ٔ‫قَّ ِتئِذَِْ ََِّّّ ه‬
Artinya : Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka
Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan
bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia
tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka
sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran
tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(Q.S.al-
Baqarah: 213)
Ayat tersebut menerangkan bahwa sebuah organisasi hendaknya
bersatu dengan menghindari konflik yang menyebabkan perpecahan antara satu
dengan yang lain. Maka dari itu, dalam sebuah organisasi hendaknya selalu
menjunjung persatuan dan kesatuan organisasi.
Ayat tersebut juga menerangkan tentang pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi dan juga berorientasi pada penyelesaian masalah. Hendaknya semua
perkara yang diselisihkan dalam sebuah organisasi itu diselesaikan dengan
dikembalikan kepada metode pengambilan keputusan yang diajarkan oleh Allah,
sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits, yaitu metode musyawarah.
Jadi musyawarah merupakan cara yang tepat untuk mengatasi konflik yang mampu
menyebabkan perpecahan dalam tubuh organisasi, dengan mengambil keputusan yang
bijak.

28
َّ‫َّ ُك ُْ ه‬ِٙ‫داَّ هٔ هياَّ هج هع ْهُهاَّ ْان ِق ْثهه َّحهَّانر‬ِٛٓ ‫ش‬
َّ‫ هٓا‬ْٛ ‫دَّ هعهه‬ ‫ ُك َّْىَّ ه‬ْٛ ‫لَّ هعهه‬
َُّ ٕ‫س‬ َّ ِ ُ‫ش هٓدها هَّءَّ هعههَّٗان‬
َّ‫ ُك ه‬ٚ‫اضَّ هٔ ه‬
ُ ‫ٌَّٕانس‬ ‫كَّ هج هع ْهُها ُك َّْىَّأُيحََّّ هٔ ه‬
ُ َّ‫سطاَّ ِنر ه ُكَُٕٕا‬ َّ‫هٔ هكره ِن ه‬
َّ‫ هَّع‬ٛ‫ُض‬
ِ ٛ‫ّللاُ َّ ِن‬
َّ َّ ٌ‫ها‬
َّ‫ّللاُ َّ هٔ هيا َّك ه‬ َّ‫سجَّ َّ ِإلَّ َّ هعههٗ َّانر ه‬ٛ
َّ َّ ٖ‫ٍ َّ هْده‬ِٚ ‫هد َّنه هك ِث ه‬ َّْ ‫ َِّّ َّ هَِّٔإ‬ْٛ ‫ة َّ هعههٗ َّ هع ِق هث‬
َّْ َ‫ٌ َّكها‬ َُّ ‫ ُْقه ِه‬ٚ‫ٍ َّ ه‬
َّْ ً‫ل َّ ِي‬
َّ‫سٕ ه‬ َّْ ‫ِإلَّ َّ ِنُه ْعهه هَّى َّ هي‬
ُ ‫ر ِث َُّع َّانس‬ٚ‫ٍ َّ ه‬
َّ‫ى‬ٛ‫اضَّنه هس ُءٔفََّّ هز ِح‬ َّ ٌََِّّ‫ هًاَه ُك َّْىَّإ‬ِٚ‫إ‬
َّ ِ ُ‫ّللاهَّتِان‬
Artinya : Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihanagar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu(Q.S.al-Baqarah: 143)
Term wasathan menurut pendapat ahli tafsir adalah pilihan. Jadi apabila kita
tarik dalam hal manajemen, hendaklah sebuah organisasi itu dibuat menjadi
organisasi yang pilihan yang unggul serta yang efektif. Dalam ayat tersebut juga
dikemukakan bahwa tujuan digunakan sebagai arah gerak organisasi dan untuk
mengetahui kinerja kesetiaan anggota organisasi.
‫ٍَّ ْان ًُ ْش ِس ِك ه‬
ٍَّٛ َّ‫كَّ ِي ه‬ َّ ِ َّ‫هاٌَّأُيحََّّقهاَِرا‬
َُّ ‫ه‬َّٚ‫فاَّ هٔنه َّْى‬ُِٛ‫ّللَِّ هح‬ َّ‫ىَّك ه‬ِٛ
َّ‫ِإٌََّّ ِإت هْساْ ه‬
Artinya : Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan
lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-
orang yang mempersekutukan (Tuhan.(Q,S.al-Nahl: 120)
Kata ummat qanitan menurut Ibn Mas’ud, sebagaimana yang dikutip oleh al-
Thabari, umat yang mengajari kebaikan kepada manusia. Qanit dalam arti yang lain
diidentikkan dengan muthi’ Maka, dalam sebuah organisasi harus ada ketaatan dari
para anggota organisasi kepada seorang pemimpin organisasi. Di samping itu, seorang
pemimpin organisasi harus mampu menjadi seorang teladan bagi para
anggotanya.Organisasi yang sukses harus mampu mengaplikasikan nikmat yang
diberikan kepadanya dengan mensyukurinya, sedangkan implementasi dari syukur
tersebut adalah menggunakan nikmat dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut terwujud
dengan menjalankan tugas sebaik-baiknya.
َّ‫ ُى‬ٛ‫ابَّانس ِح‬ َّ‫كَّأ ه َْ ه‬
َُّ ٕ‫دَّانر‬ َّ‫ُهاَّ ِإَ ه‬ْٛ ‫ةَّ هعهه‬ َّ‫ ِرُهاَّأُيَّحََّّ ُي ْس ِه هًحََّّنه ه‬ٚ‫ٍَّذُ ِ ّز‬
َّْ ُ ‫كَّ هٔأه ِزَهاَّ هيُها ِس هكُهاَّ هٔذ‬ َِّ ًٛ‫هزتُهاَّ هٔاجْ هع ْهُهاَّ ُي ْس ِه ه‬
َّ‫ٍَّْنه ه‬
َّْ ‫كَّ هٔ ِي‬
Artinya : Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada
Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada
Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji
kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.(Q.S.al-Qur’an:128)
Ayat tersebut walaupun konteksnya adalah doa yang menunjukkan ketaatan
kepada sang khaliq, memberi isyarat bahwa dalam organisasi anggota harus taat
kepada pemimpin, dan senantiasa meminta petunjuk kepada pemimpin tentang apa
yang akan dilakukannya serta meminta maaf kepada pemimpin apabila ia melakukan

29
kesalahan. Dalam ayat lain disebutkan bahwa taat kepada pemimpin juga merupakan
bagian dari ketaatan kepada Allah

H. ORGANISASI ISLAM INDONESIA


Ada banyak organisasi islam di Indonesia, setidaknya ada 34 Organisasi Besar
Islam yang ada di Indonesia. Berikut beberapa profil organisasi islam yang ada di
Indonesia, yaitu:
1. Al Washliyah
Berdiri pada 30 November 1930/9 Rajab 1349 H berdirilah organisasi yang dicita-
citakan para pelajar MIT Medan itu. Organisasi itu bernama al-Jam’iyatul
Washliyah biasa disebutan al-Washliyah. Untuk pertama kalinya, ormas Islam
yang lahir di Medan itu dipimpin oleh Tuanku H Ismail Banda.
2. Dewan Masjid Indonesia (DMI)
Dewan Masjid Indonesia (DMI) adalah organisasi tingkat nasional dengan tujuan
untuk mewujudkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pengembangan
masyarakat dan persatuan umat. Organisasi ini didirikan pada 22 Juni 1972
dengan maksud untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, akhlaq mulia dan
kecerdasan umat serta tercapainya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah
SWT, dalam wilayah Negara Republik Indonesia. DMI mempunyai kepengurusan
di setiap provinsi dan kabupaten di Indonesia. Pimpinan pusat DMI dipilih secara
demokratis setiap lima tahun melalui muktamar nasional. Saat ini ketua umum
pengurus pusat DMI adalah Dr. Tarmizi Taher yang pernah menjabat sebagai
Menteri Agama Republik Indonesia tahun 1993-1998. Ia terpilih pada Muktamar
V DMI tahun 2006 di Jakarta dan diberi amanah untuk memimpin organisasi ini
hingga tahun 2011. Kantor pusat DMI berada di Kompleks Masjid Istiqlal kamar
30, Jl. Taman Wijayakusuma, Jakarta 10710.41
3. Front Pembela Islam (FPI)
FPI di deklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1998. Deklarator FPI adalah Al
Habib Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab, Almarhum KH Cecep Bustomi dan
KH Idrus Jamalulil FPI di deklarasikan di Pesantren Al Ul-Um, Kampung Utan,

41
http://dmi.or.id/gallery/profil-dmi/. Diakses 22 september 2020 pukul 12.02 wib

30
Ciputat. FPI memiliki kantor pusat atau markas yang beralamat di Jalan
Petamburan III No 83, Jakarta Pusat. 42
4. Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
disingkat ICMI adalah sebuah organisasi cendekiawan muslim di Indonesia yang
dibentuk pada tanggal 7 Desember 1990 di sebuah pertemuan kaum cendekiawan
muslim di Kota Malang tanggal 6-8 Desember 1990. Di pertemuan itu juga
dipilih Baharuddin Jusuf Habibie sebagai ketua ICMI yang pertama. Dan saat ini
Ketua Umum ICMI periode 2015-2020 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H terpilih
dalam Muktamar VI dan Milad ke-25 ICMI di Hotel Lombok
Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu 13 Desember 2015.
5. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
Lembaga Dakwah Islam Indonesia berdiri pada 1 Juli 1972 di Kota Kediri, Jawa
Timur dengan nama Yayasan Lembaga Karyawan Islam (YAKARI) sesuai Akta
Notaris Mudijomo tanggal 27 Juli 1972 tentang Pembetulan Akta Tanggal 3
Januari 1972 berisi Pembentulan Tanggal Pendirian LEMKARI.43 Lembaga ini
didirikan oleh:
1. Drs. Nur Hasyim
2. Drs. Edi Masyadi
3. Drs. Bahroni Hertanto
4. Soetojo Wirjo Atmodjo BA.
5. Wijono BA.
Pada Musyawarah Besar (Mubes) YAKARI 1981 namanya diganti menjadi
Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI).44Pada Musyawarah Besar IV LEMKARI
1990, atas arahan dari Wapres RI Sudarmono, SH. dan Jenderal Rudini, nama
organisasi diubah dari yang awalnya Lembaga Karyawan Dakwah Islam
(disingkat LEMKARI) menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (disingkat
LDII). Pengubahan nama terjadi karena Rudini merasa LEMKARI menyamai
singkatan dari Lembaga Karate-Do Indonesia.
6. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
7. Muhammadiyah

42
https://nasional.kompas.com/read/2008/06/04/1024579/profil.singkat.fpi.dan.habib.rizieq diakse 22
september pukul 12.05
43
Faizin (2016). "PERSPEKTIF PEMIKIRAN POLITIK ISLAM: Suatu Analisis Pendahuluan Pemikiran Politik Lembaga Dakwah Islam
Indonesia". Al-Qishthu. 14 (1): 83–100. ISSN 1858-1099
44
https://ldii.or.id/sejarah/, diakses tanggal 23 september 11.00 WIB

31
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad
Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan. Beliau adalah pegawai
kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. 45
Darban (2000) mengatakan bahwa nama ”Muhammadiyah” pada mulanya
diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama
Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh
pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian
diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui salat istikharah. Artinya, pilihan untuk
mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi
sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren. 46
Berdasarkan muktamar ke 46 Muhammadiyah memiliki 13 Majlis,47 dan
memiliki 9 Lembaga,48 yaitu sebagai berikut:
Majelis
1. Majelis Tarjih dan Tajdid
2. Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
3. Majelis Tabligh
4. Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan
5. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Majelis Pendidikan Kader
7. Majelis Pembina Kesehatan Umum
8. Majelis Pelayanan Sosial
9. Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
10. Majelis Pemberdayaan Masyarakat
11. Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia
12. Majelis Lingkungan Hidup
13. Majelis Pustaka dan Informasi
Lembaga
1. Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting

45
http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-50-det-sejarah.html, diakses pada tanggal 23 September 2020 pukul 09.00 WIB
46
http://www.muhammadiyah.or.id/content-178-det-sejarah-singkat.html, diakses pada tanggal 23
September 2020 pukul 09.03 WIB
47
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-46-cam-majelis.html, diakses tanggal 23 September 2020
pukul 09.30 WIB
48
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-47-cam-lembaga.html, diakses tanggal 23 September 2020
pukul 09.40 WIB

32
2. Lembaga Pembina dan Pengawas Keuangan
3. Lembaga Penanggulangan Bencana
4. Lembaga Amal Zakat Infaq dan Shodaqqoh
5. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
6. Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
7. Lembaga Hubungan dan Kerjasama International
8. Lembaga Dakwah Khusus
9. Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren
Disamping itu Muhammadiyah juga memiliki 7 Organisasi otonom yang berada
dibawah pengawasan dan supervise, yaitu:
1. Aisyiyah
2. Pemuda Muhammadiyah
3. Nasyiyatul Aisyiyah
4. Ikatan Pelajar Muhammadiyah
5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
6. Tapak Suci Putra Muhammadiyah
7. Hizbul Wathan
8. Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdatul Ulama adalah Organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota
sekitar 90 juta orang. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di
bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah
satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya,
yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah. Pendiri dari organisasi ini adalah KH. Hasyim
Asyari.
NU memiliki 18 lembaga di bawah naungannya dan 7 badan otonom serta 9
badan otonom profesi, yaitu:
Lembaga
1. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LD-NU)
2. Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU)
3. Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-
NU)* (Indonesia) Lembaga Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama
4. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LP-NU)
5. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPP-NU)
6. Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama (LPK-NU)

33
7. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKK-NU)
8. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama
(LAKPESDAM-NU)
9. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBH-NU)
10. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (LESBUMI-NU)
11. Lembaga Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZIS-NU)
12. Lembaga Waqaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWP-NU)
13. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM-NU)
14. Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM-NU)
15. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LK-NU)
16. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LF-NU)
17. Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU)
18. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama
(LPBI-NU)

Badan Otonom
1. Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat NU)
2. Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama (GP Ansor NU)
3. Fatayat Nahdlatul Ulama (Fatayat NU)
4. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
5. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
6. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
7. Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh an-Nahdliyah (MATAN)

Badan otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya:


1. Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (JATMAN)
2. Jami'iyyatul Qurro wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU)
3. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)
4. Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (SARBUMUSI)
5. Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (IPSNU Pagar Nusa)
6. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU)
7. Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU)
8. Ikatan Seni Hadroh Indonesia (ISHARI)
9. Ansor Banser Cyber Nahdlatul Ulama (ABCNU)

34
9. Nahdlatul Wathan (NW)
adalah organisasi Kemasyarakatan Islam terbesar di pulau Lombok, Nusa Tenggara
Barat. Organisasi ini didirikan di Pancor, Kabupaten Lombok Timur oleh TGKH
Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang dijuluki Tuan Guru Pancor serta Abul
Masajid wal Madaris (Bapaknya Masjid-masjid dan Madrasah-madrasah) pada
tanggal 1 Maret 1953 bertepatan dengan 15 Jumadil Akhir 1372 Hijriyah. Organisasi
ini mengelola sejumlah Lembaga Pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan
tinggi.49
NW memiliki 7 badan otonom yaitu:50
1. Muslimat NW
2. Pemuda NW
3. Nahdliyat NW
4. Ikatan Sarjana NW (ISNW)
5. Persatuan Guru NW (PGNW)
6. Himpunan Mahasiswa NW (HIMMAH NW)
7. Ikatan Pelajar NW (IPNW)
10. Persatuan Islam (Persis)
PERSIS atau persatuan islam adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Persis
didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat
dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan
Haji Muhammad Yunus.
11. Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) didirikan di Jakarta, pada tanggal 14
April 1961, antara lain oleh Abdul Karim Oei Tjeng Hien, Abdusomad Yap A
Siong dan Kho Goan Tjin. PITI merupakan gabungan dari Persatuan Islam
Tionghoa (PIT) dipimpin oleh Alm Abdusomad Yap A Siong dan Persatuan
Muslim Tionghoa (PMT) dipimpin oleh Kho Goan Tjin. PIT dan PTM yang
sebelum kemerdekaan Indonesia mula-mula didirikan di Sumatra Utara,
di Sumatra Barat, di Riau, di Kepulauan Riau, di Jambi, di Bengkulu, di Sumatra
Selatan, dan di Lampung, diizinkan oleh Wishnutama dan Ardiansyah Bakrie,
masing-masing masih bersifat lokal sehingga pada saat itu keberadaan PIT dan
49
https://www.nw.or.id/profil/sejarah-berdirinya-nw.html. diakses pada tanggal 23 september 2020 pukul
11.57 WIB
50
https://www.nw.or.id/profil/badan-otonom.html diakses pada tanggal 23 september 2020 pukul 12.00 WIB

35
PTM belum begitu dirasakan oleh masyarakat baik muslim Tionghoa dan muslim
Indonesia.
Karena itulah, untuk merealisasikan perkembangan ukhuwah Islamiyah di
kalangan muslim Tionghoa, maka PIT yang berkedudukan di Medan dan PTM
yang berkedudukan di Medan merelakan diri pindah ke Jakarta dengan bergabung
dalam satu wadah, yakni PITI.

12. Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti)


Perti didirikan pada 20 Mei 1930 di Bukittinggi, Sumatra oleh sejumlah
cendekiawan Islam sebagai organisasi sosial murni yang mempromosikan
pendidikan Islam sebagai respons terhadap modernisme Islam. Awalnya
bernama Persatuan Tarbijah Islamijah, pada konferensi para pemimpin pada 22
November 1945, Perti berubah menjadi partai politik setelah keluarnya maklumat
Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Hatta Pada tanggal 5 November
1945, diputuskan organisasi akan memasuki area politik dan menentang
kolonialisme Belanda. Organisasi itu berganti nama menjadi Partai Perti
Islam, persatuan dalam akronim Perti menjadi pergerakan. Perubahan ini
disetujui pada kongres partai pada bulan Desember 1945.51

51
Suhaimi. 2019. Sejarah perkembangan organisasi persatuan tarbiyah islamiyah (perti) di kabupaten aceh barat daya tahun 2003 –
sekarang. Skripsi uin ar-raniry. Hal 20-21

36
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan-penjelasan di atas, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai satu tujuan
bersama yang didalamnya beranggotakan minimal dua orang, yang memiliki struktur
organisasi, pembagian tugas, system kerjasama atau system social yang berdasarkan
pada wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi yang memiliki
mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan yang menjadi tujuan bersama tersebut.
2. Sejarah munculnya organisasi sangat erat hubungannya dengan perkembangan teori
organisasi, teori organisasi sendiri terdiri dari teori klasik, neoklasik, dan teori
organisasi modern, sedangkan unsur-unsur organisasi antara lain : Man (orang-orang),
Kerja sama, Tujuan bersama, Peralatan (equipment), Lingkungan (environment),
Kekayaan alam,Kerangka atau konstruksi mental organisasi.
3. Ada tiga dimensi dari organisasi, yaitu: Kemajemukan (Complexity), Formalisasi
(Formalization), Pemusatan (Centralization) dan Ciri organisasi ada empat, yaitu:
Adanya kordinasi dan kebersamaan, Memiliki tujuan individu dan tujuan bersama,
Ada pembagian wewenag dalam pekerjaan, Adanya kekuasaan yang mengatur oleh
pemimpin yang dipilih. Selanjutnya unsur organisasi yaitu: Man (orang-orang), Kerja
sama, Tujuan bersama, Peralatan (equipment), Lingkungan (environment), Kekayaan
alam, Kerangka atau konstruksi mental organisasi, keterlibatan mental dan perasaan,
kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok,
tanggung jawab.
4. prinsip organisasi yaitu: pembagian kerja (devision of work), wewenang dan tanggung
jawab (authority and responsibility), disiplin (discipline), kesatuan komando (unity of
command),kesatuan langkah (unity of direction), subordinasi minat dibawah minat
pada umumnya (subordination of individual interest to general interest), pemberian
hadiah (remuneration), sentralisasi atau pemusatan (centralization), jenjang hirarki
(line of autority/hierarchie), ketertiban (order), kesamarataaan (equity), stabilitas
jabatan pegawai (stability of personel), inisiatif (iniciative) dan kesatuan jiwa korps
(esprit de corps). Sedang fungsi organisasi merupakan rangkaian kegiatan
penyempurnaan yang dilakukan secara terus menerus agar tujuan organisasi dapat

37
tercapai dengan efektif dan efesien. Adapun fungsi organisasi yaitu: Analisa
organisasi, Tatakerja dan prosedur kerja, Teknik pembangunan, Klasifikasi jabatan,
Analisa pekerjaan, Uraian pekerjaan, Penilaian pekerjaan, Standarisasi pekerjaan,
Otomatisasi prosedur, Tata kearsipan, Tata ruang,Tata informasi dan Tata materiil.
Selanjutnya manfaat organisasi, yaitu: Jalan Menuju Pencapaian Tujuan, Mampu
Mengubah Kehidupan Individu dan kelompok dalam organisasi, Organisasi dapat
mempengaruhi karier, Organisasi dapat melahirkan ilmu pengetahuan, Mencapai
tujuan yang diharapkan bersama, Mengatasi dan memecahkan masalah, Menambah
pengetahuan dan wawasan setiap orang yang terlibat dalam organisasi, Timbulnya
semangat kerjasama, Mengembangkan kemampuan dan sikap sosial individu, Melatih
jiwa kepemimpinan, Membentuk emotional inteligent dan Belajar dalam
memanfaatkan waktu.
5. Bentuk-bentuk organisasi antara lain: Bentuk organisasi staff (staff organization),
Bentuk organisasi lini (line organization), Bentuk organisasi fungsional (functional
organization), Bentuk organisasi staf dan garis (line and staff organization), Bentuk
organisasi garis dan fungsional (line and functional organization), Bentuk organisasi
garis, fungsional, dan staf, Bentuk organisasi panitia (committee organization)
6. Budaya organisasi adalah cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-
pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
Merupakan satu mental programming dari organisasi, yang merupakan pencerminan
dari modal kepribadian organisasi. Modal kepribdian organisasi itu adalah derajat
homogenitas dan kekuatan dari satu orientasi kepribadian khusus dalam satu
organisasi
7. Organisasi dalam perspektif islam disandar pada dua kata
adalah Shaff dan ummat. Untuk kata shaff menginspirasi konsep bahwa organisasi
merupakan kumpulan orang yang berada dalam satu wadah yang memiliki keteraturan,
mempunyai tujuan, dan memiliki pemimpin, terjadi pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab serta ada niat melaksanakan tugas dengan ikhlas dan berjuang di jalan
Allah. Selanjutnya, Kata ummat memberikan makna bahwa organisasi yang ideal
anggotanya harus menaati dan meneladani pemimpin, memiliki satu tujuan dan dalam
satu komando dan dalam mengambil sebuah keputusan dilaksanakan musyawarah.
8. Ada banyak organaisasi islam di Indonesia, namun ada 34 organisasi besar islam di
Indonesia, diantaranya adalah: NU, Muhammadiyah, PERTI, NW, FPI, MUI, LDII,
ICMI, DMI, dan lain sebagainya.

38
B. SARAN
Dalam Pembahasan dalam tulisan ini, Penulis menyarankan untuk penulis
selanjutnya agar referensi terkait pembahasan organisasi islam di Indonesia profil dan
sejaranya agar dilengkapi dan disempurnakan, selanjtnya terkait pembahasan organisasi
dalam persepktif islam lebih ditingkatkan referensi penelitian-penelitian yang relevan
terkait tema tersebut.
Selanjutnya penulis memohon maaf atas kekurangan dalam tulisan ini, masukan
positif dan konstruktif akan memberikan outcome yang baik bagi tema-tema serupa di
masa yang akan datang. Segala masukan tersebut akan penulis terima dengan senang hati
dalam menyempurnakan tulisan ini dimasa depan, akhir kata semoga bermanfaat dan
memberikan kontribusi positif dalam tema ini.

39
DAFTAR PUSTAKA

Ach. Mohyi. 1999. Teori dan Perilaku Organisasi. Malang: UMM Press

Agus Djatmiko, 2002. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta

Al-Asy‟ari, Ahmad bin Daud. 2000. Muqadimmah fi Al-Idârah Al-Islâmiyah, (Jeddah:


Kerajaan Saudi Arabiyah.

Amrullah dan Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andre, Hardjana. 2000. Audit Komunikasi Teori dan Praktek. Jakarta : Grasindo.

Badan Pusat Statistik. 2010.

Cherrington, David. 1989. Organizational Behavior: The Management of Individual and


Organizational Performance. Boston: Allyn and Bacon.

Daft, R.L., Manajemen. (jilid 1 edisi kelima), Terjemahan Emil Salim, dkk, Jakarta:
Erlangga, 2002. (Buku aslinya diterbitkan pada tahun 1988 oleh Vanderbilt
University: Harcourt, Inc)

Daman Hermawan dan Cepi Triatna, 2009. Organisasi Pendidikan dalam Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1985. Human Behaviour at Work: Organizational
Behaviour. Terjemahan Agus Dharma. 1993. Perilaku dalam Organisasi. Edisi
ketujuh.Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Dinn Wahyuddin, et.all. 2008. ,Pengantar Pendidikan. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Effendy, Onong Uhcjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

Faizin (2016). "PERSPEKTIF PEMIKIRAN POLITIK ISLAM: Suatu Analisis Pendahuluan


Pemikiran Politik Lembaga Dakwah Islam Indonesia". Al-Qishthu. 14 (1): 83–
100. ISSN 1858-1099

Goldhaber, G. (1976).The ICA Communication Audit: Rationale And Development, Paper


Prepared for the special edition of Communication. Journal Of the Communication
Association Of the PacificCompiled for the C.A.P. Convention. Kobe, Japan.

--------, D. 1979. Auditing Organizational Communication Systems: The ICA Audit. Iowa:
Kendall-Hunt

Herawan, Endang dan Nurdin. 2007. Teori Organisasi.


(https://file.upi.edu/…/HAND_OUT_TEORI_ORGANISASI.pdf) diunduh tanggal 18
September 2020

Hicks,Herbert G. dan G. Ray Gullet. l996. Organisasi Teori Dan Tingkah Laku. Jakarta:
Burni Aksara.

40
http://www.muhammadiyah.or.id/content-178-det-sejarah-singkat.html, diakses pada tanggal
23 September 2020 pukul 09.03 WIB

https://www.nw.or.id/profil/sejarah-berdirinya-nw.html. diakses pada tanggal 23 september


2020 pukul 11.57 WIB

http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-50-det-sejarah.html, diakses pada tanggal 23


September 2020 pukul 09.00 WIB

http://dmi.or.id/gallery/profil-dmi/. Diakses 22 september 2020 pukul 12.02 wib

https://nasional.kompas.com/read/2008/06/04/1024579/profil.singkat.fpi.dan.habib.rizieq
diakse 22 september pukul 12.05

Husaini Usman, 2000. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Ibnu Syamsi. 1994. Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, (Cet.III). Jakarta: Rineka
Cipta.

Winardi. 2014. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Rajawali Pers

Keith Davis. 1962. Human Relations at Work. New York, San Francisco, Toronto, London:

Kemdikbud RI. Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan.

Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta : PT. Kencana Perdana

Mooney, James D. 1947. The Principles of Organization. New York: Harper.

Munandar, A.S. 2006. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.

Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Nanang Fattah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. cet. VII. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,

Pace, R. Wayne dan Faules, Don F. 2000.Komunikas Organisasi: Strategi meninggkatkan


kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rogers, E. M. 1986. Communication technology: The new media in society. New York: Free
Press.

Robbins, Stephen P. 2000. Organizational Behavior: Concepts, Controversies and


Applications. Edisi kedelapan. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall Inc.

Rohani, Ahmad. 2010. Pengantar Pengajaran, Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional.
Jakarta: Rinieka Cipta

41
Rue, L.W. & Byars, L.L. 2000. Manegement: Skills and Application. (8th ed.). Boston: The
Irwin McGraw-Hill Companies.Inc.

Sanjaya, Wina (2008) Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan


Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Suhaimi. 2019. Sejarah perkembangan organisasi persatuan tarbiyah islamiyah (perti) di


kabupaten aceh barat daya tahun 2003 – sekarang. Skripsi UIN Ar-Raniry.

Sulistiyorini. 2006. Manajemen Pendidikan Islam.Surabaya: eLKAF

T. Hani Handoko.2011. Manajemen.(edisi kesebelas). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Terry, G.R. 1977. Principles of Management. (7th ed.). Homewood: Richard D Irwin Inc.

Zazin, Nur. 2018. Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Edulitera.

42

Anda mungkin juga menyukai