Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 6

KONSEP BUDAYA ORGANISASI

NAMA KELOMPOK :

Ni Kadek Rosa Dwiyanti Parwata (12)


Ni Wayan Diva Mulyawati (16)
Ida Ayu Made Dewaki Mas Ratu Agung (18)
Ni Kadek Sindi Pradnyandari (20)
I Wayan Dananjaya Permana (33)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya berkat rahmat dan karunia-Nya, dan maha suci Engkau yang telah memberi kemudahan
dalam menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Perilaku keorganisasian di
Universitas Mahasaraswati Denpasar,

Walupun mungkin terdapat kesalahan dan kekurangannya, penulis sebagai manusia biasa
yang tak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, sangat mengharapkan bimbingan dan kritik
dari berbagai pihak, dengan harapan penulis dapat menyempurnakan segala kesalahan dan
kekurangan dari makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sekali dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang mampu membangkitkan jiwa kami, sangat diharapkan. Mudah-mudahan
makalah ini mamapu memberi manfaat serta menunjang ilmu pengetahuan bagi penullis
khususnya dan bagi para generasi yang akan datang.

Denpasar, 6 Juli 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar belakang masalah.................................................................................. 1
B. Batasan Masalah............................................................................................. 1
C. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
D. Tujuan............................................................................................................ 2
E. Manfaat.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A. Definisi Budaya Organisasi............................................................................ 3
B. Sumber dan Proses Penciptaan Budaya Organisasi....................................... 3
C. Karaktiristik Budaya Organisasi.................................................................... 4
D. Fungsi Budaya Organisasi.............................................................................. 4
E. Budaya Organisasi Sebagai Hambatan.......................................................... 5
F. Penciptaan Budaya Organisasi Yang Etis Model Peran Yang Visibel.......... 5
G. Ciri - Ciri Budaya Organisasi......................................................................... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 9
A. Kesimpulan.................................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................................... 9
C. Daftar Pustaka................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Setiap organisasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas suatu
organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam
organisasi tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan yang
kemudian menunjang peningkatan kinerja anggotanya. Sebaliknya, budaya organisasi yang
kurang baik atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan
kinerja setiap anggota.

Dewasa ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar dapat menunjang
kemajuan perusahaan tersebut. Hal ini semakin membuktikan bahwa budaya suatu
organisasi dapat sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi. Keberlangsungan suatu
organisasipun sedikit- banyak terpengaruh oleh budaya organisasi. Sebagai contoh, budaya
nepotisme di suatu organisasi atau perusahaan sudah tentu akan mengantarkan organisasi
atau perusahaan tersebut ke gerbang kehancuran. Bagaimana tidak, dengan merekrut orang-
orang yang hanya satu ras saja atau satu keluarga dalam perusahaan tersebut tanpa merujuk
pada prestasi, kredibilitas, kemampuan serta kesetiaan pada perusahaan sudah pasti akan
menurunkan kualitas suatu perusahaan yang lama kelamaan akan tersingkir oleh
perusahaan lain yang lebih merekrut karyawan dengan kualitas yang baik tanpa melihat ras,
agama atau warnakulit.

Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi tidak
hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor lain yang
harus diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat menciptakan dan
menumbuh- kembangkan budaya yang akan dapat berdampak baik perusahaan.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat lebih terarah dan tidak memasuki ranah yang tidak
semestinya, maka penelitian ini kami batasi dan hanya berfokus pada Budaya Organisasi
yang ada dalam dunia kerja.

1
C. Rumusan Masalah

Berpijak pada latang belakang masalah yang telah kami paparkan di atas, maka
rumusan masalah yang ada adalah: Bagaimanakah cara menciptakan budaya organisasi
yang baik, etis serta dapat menunjang peningkatan kinerja karyawan?

D. Tujuan

Berikut ini merupakan tujuan dari dilakukannya penelitian ini :

- Untuk mempelajari secara mendasar mengenai budayaorganisasi

- Sebagai referensi penulis dan pembaca dalam berbudaya di lingkungankerja

- Mengungkapkan nilai-nilai budaya dalam dunia kerja

- Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai budaya yang ada di suatu
perusahaan

E. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah :

 Untuk memberikan informasi dan masukan mengenai budaya organisasi

 Membantu para pekerja untuk dapat berbudaya dengan baik di dalam lingkungan
pekerjaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Budaya Organisasi

Ada begitu banyak definisi mengenai Budaya organisasi, salah satunya adalah seperti
yang dikemukakan oleh Michael Amstrong dalam bukunya yang berjudul Handbook of
Human Resource Management Practice bahwa Budaya organisasi adalah nilai, norma,
keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam
organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan. Selain itu, adapula
ahli yang mendeskripsikan bahwa budaya organasasi merupakan sebuah pola asumsi dasar
yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan dalam berperilaku berorganisasi, dimana akan diturunkan kepada anggota baru
sebagai cara bagaimana melihat, berpikir, dan merasa dalam organisasi.

Seorang ahli lain pula mendeskripsikan budaya organisasi sebagai sebuah sistem aturan
informal yang menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku dalam sebagian besar
waktunya di dalam sebuah organisasi. Dari beberapa definisi tersebut, penyusun mencoba
menarik kesimpulan bahwa budaya organisasi merupakan suatu habbit atau kebiasaan atau
tata cara yang biasanya dilakukan oleh hampir seluruh anggota organisasi/perusahaan
dimana tata cara tersebut tidak tertulis namun telah melekat erat pada setiap anggotanya
dan merupakan ciri khas organisasi tersebut.

B. Sumber dan Proses Penciptaan Budaya Organisasi

Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada
di sebuah perusahaan dewasa ini merupakan suatu hasil dari apa yang telah dilakukan oleh
anggota- anggota sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa
lalu. Hal ini merujuk pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.

Para pendiri perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan
suatu budaya organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan


seperasaan dengan mereka.

2. Pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan


berperilakunya kepada karyawan.

3. Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong

3
karyawan untuk mengidentifikasi diri dan dengan demikian menginternalisasi
keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.

C. Karaktiristik Budaya Organisasi

Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara


keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi.

 Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk
bersikap inovatif dan berani mengambilrisiko.

 Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan


presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.

 Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada
teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasiltersebut.

 Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan


efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalamorganisasi.

 Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim


ketimbang pada indvidu-individu.

 Keagresifan Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbangsantai.

 Stabilitas Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya


status quo dalam perbandingannya denganpertumbuhan.

D. Fungsi Budaya Organisasi

Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi, yaitu:

Batas

Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan


perbedaan atau yang membuat suatu organisasi dan membedakannya dengan
organisasi lainnya.

Identitas

Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.

4
Komitmen

Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih


besar daripada kepentinganindividu

Stabilitas

Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial
yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar
mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.

Pembentuk sikap dan perilaku

Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta
kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. Fungsi
terakhir inilah yang paling menarik. Sebagaimana dijelaskan oleh kutipan berikut,
budaya mendefinisikan aturan main:

E. Budaya Organisasi Sebagai Hambatan


Selain mempunyai berbagai fungsi seperti yang disebutkan di atas, budaya organisasi
juga rupanya dapat menjadi sebuah hambatan, di antaranya :

 Hambatan bagi keragaman

Merekrut karyawan baru yang, karena faktor ras, usia, jenis kelamin,
ketidakmampuan, atau perbedaan-perbedaan lain, tidak sama dengan mayoritas
anggota organisasi lain akan menciptakan sebuah paradoks.

 Hambatan bagi akuisisi dan merger

Secara historis, faktor kunci yang diperhatikan manajemen ketika membuat


keputusan akuisisi atau merger terkait dengan isu keuntungan finansial atau
sinergi produk. Belakangan ini, kesesuaian budaya juga menjadi focus utama.

F. Penciptaan Budaya Organisasi Yang Etis Model Peran Yang Visibel

Mengomunikasikan harapan yang etis adalah salah satu cara menciptakan budaya
organisasi yang etis. Karyawan akan melihat perilaku manajemen puncak sebagai acuan
standar untuk menentukan perilaku yang semestinya diambil.

5
Komunikasi harapan etis

Ambiguitas etika dapat diminimalkan dengan menciptakan dan mengomunikasikan


kode etik organisasi.

Pelatihan etis

Pelatihan etis digunakan untuk memperkuat standar, tuntunan organisasi, menjelaskan


praktik yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani dilema etika yang mungkin
muncul.

G. Ciri - Ciri Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:

 Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi
inovatif dan mengambil resiko

 Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan


kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail

 Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada
teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasiltersebut.

 Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada


orang- orang di dalam organisasi itu

 Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya
individu.

 Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitaskaryawan.

 Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang


sudah baik.

Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk
perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu,
bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku
(Robbins, 1996 : 289)

6
Mempertahankan Budaya Organisasi
Mempertahankan budaya organisasi merupakan suatu perilaku yang mudah. Sekali suatu
budaya terbentuk, praktik-praktik di dalam organisasi bertindak mempertahankan budaya
dengan memberikan kepada para karyawan seperangkat pengalaman yang serupa.
Robbins (2003) menyatakan bahwa terdapat tiga kekuatan yang merupakan bagian yang
sangat penting dalam mempertahankan budaya organisasi, yaitu:

Praktik Seleksi

Tujuan utama dari proses seleksi adalah mengidentifikasi dan mempekerjakan individu-
individu yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk melakukan
pekerjaan dengan sukses di dalam suatu organisasi. Proses seleksi memberikan informasi
kepada para pelamar mengenai organisasi itu. Para calon belajar mengenai organisasi
yang akan dimasuki, dan jika mereka merasakan suatu konflik antara nilai mereka dengan
nilai organisasi, maka mereka dapat menyeleksi diri keluar dari kumpulan pelamar. Oleh
karena itu, seleksi menjadi jalan dua-arah, dengan memungkinkan pemberi kerja atau
pelamar untuk memutuskan kehendak hati mereka jika tampaknya terdapat kecocokan.
Dengan cara ini, proses seleksi mendukung suatu budaya organisasi dengan menyeleksi
keluar individu-individu yang mungkin menyerang atau menghancurkan nilai-nilai
intinya.

Manajemen Puncak

Tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar pada budaya organisasi.
Lewat apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka berperilaku, eksekutif senior
menegakkan norma-norma yang mengalir ke bawah sepanjang organisasi, misalnya
apakah pengambilan risiko diinginkan, berapa banyak kebebasan seharusnya diberikan
oleh para manajer kepada bawahan mereka, pakaian apakah yang pantas dan tindakan
apakah akan dihargai dalam kenaikan upah, promosi, dan ganjaran lain.

Sosialisasi

Tidak peduli betapa baik yang telah dilakukan suatu organisasi dalam perekrutan dan
seleksi, karyawan baru tidak sepenuhnya diindoktrinasi dalam budaya organisasi itu.
Yang paling penting, karena para karyawan baru tersebut tidak mengenal baik budaya
organisasi yang ada. Oleh karena itu, organisasi tampaknya akan berpotensi membantu
karyawan baru menyesuaikan diri dengan budayanya. Proses penyesuaian ini disebut
sosialisasi. 
Sosialisasi dapat dikonsepkan sebagai suatu proses yang terdiri atas tiga tahap yaitu:
1. Tahap prakedatangan: yaitu periode pembelajaran di mana proses sosialisasi yang
dilakukan sebelum karyawan baru bergabung dalam organisasi. 

7
2. Tahap perjumpaan: yaitu tahap dalam proses sosialisasi di mana karyawan baru
melihat apa yang sesungguhnya organisasi itu dan persimpangan yang mungkin
dan kenyataan yang ada. 
3. Tahap metamorfosis: yaitu tahap dalam proses sosialisasi di mana karyawan baru
berubah dan menyesuaikan pekerjaan kelompok kerja dan organisasi.

Mempelajari Budaya Organisasi

Ada 4 cara mempelajari budaya organisasi yaitu:

1. Cerita
Cerita-cerita ini khususnya berisi dongeng dari peristiwa mengenai pendiri
organisasi, pelanggaran aturan, sukses dari miskin ke kaya, pengurangan angkatan
kerja, lokasi karyawan, reaksi terhadap kesalahan masa lalu, dan mengatasi masalah
organisasi. Cerita-cerita ini menghubungkan masa kini, masa lampau dan
memberikan penjelasan dan pengesahan untuk praktek-praktek dewasa ini.

2. Ritual
Ritual merupakan deretan berulang dari kegiatan yang mengungkapkan dan
memperkuat nilai-nilai utama organisasi, tujuan apakah yang paling penting, orang -
orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan.

3. Lambang Materi
Lambang materi ukuran dan tata letak kantor, keanggunan perabot, penghasilan
tambahan eksekutif dan pakaian. Misalnya Tata letak dari perusahaan, tipe mobil
yang diberikan kepada eksekutif puncak. Lambang materi ini menyampaikan kepada
para karyawan siapa yang penting, sejauh mana egalitarianism yang diinginkan oleh
eksekutif puncak dan jenis perilaku. Misalnya : pengambilan resiko, konservatif,
otoritas, partisipatif, individu, sosial.

4. Bahasa
Dengan berjalannya waktu, organisasi-organisasi sering mengembangkan istilah
yang unik untuk mendeskipsikan peralatan kantor, personal utama, pemasok,
pelanggan atau produk yang berkaitan dengan bisnisnya. Karyawan baru sering
dibanjiri dengan akronim dan jorgan yang setelah enam bulan pada pekerjaan itu,
telah menjadi bagian dari bahasa mereka. Sekali diserap, peristilahan ini bertindak
sebagai suatu sebutan persamaan yang menyatukan anggota-anggota dari suatu
budaya atau sub-budaya tertentu.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan


internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang
kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk
memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti
diatas.

Substansi atau akar budaya organisasi adalah karakteristik inti yang


mengindikasikan ciri-ciri, sifat-sifat, unsur-unsur, atau elemen-elemen yang melekat
pada budaya organisasi.Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari
para anggota organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna
bersama. Karena itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu
yang memiliki latar belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama
dalam organisasi akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.

Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa budaya organisasi merupakan
elemen penting dalam suatu perusahaan karena merupakan ciri khas suatu perusahaan.

B. Saran

Setelah mengetahui pentingnya budaya organisasi, saran yang dapat di berikan


yaitu agar setiap organisasi dapat menciptakan budaya yang baik yang nantinya dapat
meningkatkan peningkatan kinerja karyawan.

C. Daftar Pustaka

http://www.sarjanaku.com/2012/07/pengertian-budaya-organisasi-

definisi.htmlhttp://www.psychologymania.com/2013/01/indikator-budaya-

organisasi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi

Anda mungkin juga menyukai