Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN

LINGKUNGAN DAN BUDAYA ORGANISASI

OLEH

Risa Nurhalimah (210404020059)

Wahyu Trisanti (210404020058)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI KELAS KARYAWAN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Guna memenuhi
salah satu tugas pada mata kuliah Pengantar Manajemen yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan tentang lingkungan dan budaya organisasi.
Makalah ini disusun untuk dijadikan pembelajaran ilmu Manajemen. Rangkaian-
rangkaian materi ini yang diharapkan dapat membantu para pembaca dapat mengerti bab
lingkungan dan budaya organisasi ini. Saya juga berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi kami dan juga pembacanya.
Demikian hasil makalah yang kami buat lingkungan dan budaya organisasi yang
berbentuk makalah ini. Saya berharap tulisan ini bisa menambah ilmu pengetahuan kita .
Kami sadar, bahwa dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan kelemahan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan
yang semestinya pada makalah ini sangat kami harapkan pada semua pihak yang berkenan
memperhatikan isi dan penulisannya.
Kami berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang
membutuhkannya.

Malang, 15 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah lingkungan dan budaya organisasi................................................................3
1.3 Tujuan lingkungan dan budaya organisasi..................................................................................3
1.4 Manfaat lingkungan dan budaya organisasi................................................................................3
1.5 Batasan Masalah..........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
2.1 Pengertian lingkungan dan Budaya Organisasi..........................................................................4
2.2 Pengertian Budaya Organisasi.....................................................................................................4
2.3 Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi Formal...............................................5
2.4 Ciri – Ciri Organisasi.................................................................................................................5
2.5 Unsur – Unsur Organisasi............................................................................................................6
2.6 Tujuan Organisasi.......................................................................................................................8
2.7 Manfaat Organisasi......................................................................................................................9
2.8 Teori Budaya Organisasi...........................................................................................................10
2.9 Dimensi Budaya Organisasi......................................................................................................111
2.10 Cara Karyawan Mempelajari Budaya Perusahaan................................................................133
2.11 Fungsi Budaya Organisasi......................................................................................................144
2.12 Tingkatan Budaya Organisasi.................................................................................................155
2.13 Jenis Lingkungan....................................................................................................................155
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................17
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................17
3.2 Saran.........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ilmu manajemen Ligkungan dan Budaya Organisasi adalah hal yang penting
karena merupakan salah satu cara para manager dalam melaksanakan aktivitas
manajemennya untuk mencapai tujuan dan beradaptasi dengan lingkungan organisasi.Seiring
dengan berjalanya waktu, tipe-tipe organisasi pun semakin banyak . Budaya organisasi pun
juga ikut berubah seiring berubahnya lingkungan organisasi. Dalam hal ini budaya tidak
mengacu pada keanekaragamaan ras , etnis, dan latar belakang individu. Melainkan budaya
adalah suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi.Budaya organisasi mencakup semangat
kerja karyawan , sikap tingkat produktivitas.
Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan
adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku
yang beradab.
Kemudian organisasi adalah kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus- menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Di makalah ini akan dibahas mengenai teori budaya dan organisasi yang didalamnya
membahas tentang Asal Budaya dan Organisasi, Pengertian Budaya dan Organisasi ,
beberapa Asumsi tentang Budaya Organisasi, Perkembangan Budaya Organisasi dan
Pengaruh Budaya dan Organisasi.
Tipe-tipe organisasi saat ini sangat bervariasi dalam hal ruang lingkup dan ukuran dan
mungkin akan memiliki beberapa praktik yang unik pada organisasi itu. Misalnya, sebuah
organisasi yang umum adalah organisasi akademik yaitu universitas. Terdapat beberapa ritual
dalam perguruan tinggi, seperti orientasi mahasiswa baru, pestafrat ernit y (perkumpulan
khusus mahasiswa di perguruan tinggi) serta sorority (perkumpulan khusus mahasiswi), serta
makanan kantin. Praktik-praktik seperti bimbingan dan magang juga memberi ciri
kebanyakan institusi di perguruan tinggi.
Jelaslah bahwa inti dari kehidupan organisasi ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal
ini, budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras, etnis, dan latar belakang individu.
Melainkan budaya adalah suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi. Budaya organisasi
mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal ini mungkin mencakup
semangat kerja karyawan, sikap, dan tingkat produktivitas. Budaya organisasi juga

1
mencakup simbol

2
(tindakan, rutinitas, percakapan, dst.) dan makna-makna yang dilekatkan orang pada simbol-
simbol ini. Makna dan pemahaman budaya dicapai melalui interaksi yang terjadi antar
karyawan dan pihak manajemen.
Setiap organisasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas suatu
organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam
organisasi tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan yang
kemudian menunjang peningkatan kinerja anggotanya. Sebaliknya, budaya organisasi yang
kurang baik atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan
kinerja setiap anggota.
Dewasa ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar dapat menunjang
kemajuan perusahaan tersebut. Hal ini semakin membuktikan bahwa budaya suatu organisasi
dapat sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi. Keberlangsungan suatu organisasipun
sedikit-banyak terpengaruh oleh budaya organisasi. Sebagai contoh, budaya nepotisme di
suatu organisasi atau perusahaan sudah tentu akan mengantarkan organisasi atau perusahaan
tersebut ke gerbang kehancuran. Bagaimana tidak, dengan merekrut orang-orang yang hanya
satu ras saja atau satu keluarga dalam perusahaan tersebut tanpa merujuk pada prestasi,
kredibilitas, kemampuan serta kesetiaan pada perusahaan sudah pasti akan menurunkan
kualitas suatu perusahaan yang lama kelamaan akan tersingkir oleh perusahaan lain yang
lebih merekrut karyawan dengan kualitas yang baik tanpa melihat ras, agama atau warna
kulit.

Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi tidak
hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor lain yang
harus diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat menciptakan dan
menumbuh- kembangkan budaya yang akan dapat berdampak baik perusahaan.
lingkungan dalam Budaya Organisasi dan mengenai perubahan cara pengelolaan organisasi
tersebut tentu saja menuntut perubahan mendasar dalam pola pikir dari seluruh anggota
organisasi. Termasuk didalamnya perubahan yang memfokuskan pada ketrampilan,
pengetahuan, dan perilaku. Pengelolaan organisasi secara tradisional sudah tidak lagi
mencukupi ketika dunia menjadi lebih kompetitif dan dinamis. Jadi, untuk mengantisipasi
perubahan yang terjadi secara konstan, organisasi juga harus perubahan organisasi agar tetap
survive. Perubahan tersebut bias berada dalam kontinum perubahan kecil samapi dengan
transformasi organisasi. Landasan dasar dari perubahan adalah budaya untuk mau dan
mampu beradaptasi. Salah satu turunan dari budaya yang adaptif adalah budaya yang
berorientasi pada
tugas (task culture) yang berkoresponden dengan kerja keras dan ‘play hard’. Dalam tulisan ini
menggunakan analisis konseptual .
1.2 Rumusan Masalah lingkungan dan budaya organisasi
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian lingkungan organisasi & budaya organisasi ?
2. Apa saja teori-teori mengenai budaya organisasi?
3. Apakah dimensi-dimensi budaya organisasi?
4. Bagaimana peranan budaya organisasi?
5. Bagaimana cara karyawan mempelajari budaya organisasi?
6. Ada berapa jenis lingkungan ?
1.3 Tujuan lingkungan dan budaya organisasi
1. Memberikan tambahan pengetahuan terkait dengan lingkungan eksternal yang perlu
dianalisis dalam pengambilan suatu keputusan .
2. Mengetahui secara umum lingkungan organisasi

3. Pengaruh antara lingkungan dan budaya organisasi


1.4 Manfaat lingkungan dan budaya organisasi
Manfaat yang didapat antara lain sebagai berikut: Menjamin hasil lingkungan dan
budaya organisasi dengan kualitas yang lebih baik, membuka seluruh jaringan komunikasi,
keterbukaan, kebersamaan, kegotong-royongan, kekeluargaan, menemukan kesalahan dan
cepat memperbaiki.

1.5 Batasan Masalah


Untuk mencegah dan mengantisipasi munculnya berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan lingkunngan dan budaya organisasi yamng mencakup eksternal atau
internal, maka batasan masalah dari penulisan makalah ini adalah : “Berkaitan dengan
pengenalan serta hal-hal yang termasuk kedalam lingkungan dan budaya organisasi”.
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Pengertian lingkungan dan Budaya Organisasi

Lingkungan Organisasi

Organisasi dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan tidak terlepas dari
lingkungan eksternal dan lingkungan internal . Organisasi merupakan suatu wadah untuk
memproses masukan menjadi keluaran.

Lingkungan organisasi terdiri dari dua elemen antara lain, lingkungan khusus dan
lingkungan umum . Lingkungan khusus disebut sebagai pihak yang terpengaruh secara
langsung pada organisasi, seperti pemilik perusahaan, karyawan, pemasok dan lain
sebagainya yang dapat mempengaruhi perusahaan secara langsung dan lingkungan khusus di
bagi menjadi dua yaitu pihak yang berkepentingan internal dan eksternal. Pihak yang
berkepentingan internal adalah para karyawan, dewan direkasi, dan pemilik, sedangkan pihak
yang berkepentingan eksternal termasuk pemasok, penyedia tenaga kerja, pelanggan, dan
pesaing.
Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dengan memanfaatkan sumber daya
(dana, material, lingkungan, metode, sarana, prasarana, data) dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama.
2.2 Pengertian Budaya Organisasi

Robbins (1996) memberi pengertian budaya organisasi antara lain sebagai:


1. Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi.
2. Falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan
pelanggan.
3. Cara pekerjaan dilakukan di tempat itu.
4. Asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi.
Dari sudut pandang karyawan, budaya memberi pedoman bagi karyawan akan segala
sesuatu yang penting untuk dilakukan. Sejumlah peran penting yang dimainkan oleh budaya
perusahaan adalah:
1. Membantu pengembangan rasa memiliki jati diri bagi karyawan.
2. Dipakai untuk mengembangkan keterkaitan pribadi dengan organisasi.
3. Membantu stabilitas organisasi sebagai suatu sistem sosial.
4. Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma perilaku yang sudah dibentuk.
Budaya organisas yang terbentuk, dikembangkan, diperkuat atau bahkan diubah, memerlukan
praktik yang dapat membantu menyatukan nilai budaya anggota dengan nilai budaya
organisasi. Praktik tersebut dapat dilakukan melalui induksi atau sosialisasi, yaitu melalui
transformasi budaya organisasi. Sosialisasi organisasi merupakan serangkaian aktivitas yang
secara substantif berdampak kepada penyesuaian aktivitas individual dan keberhasilan
organisasi, antara lain komitmen, kepuasan dan kinerja. Beberapa langkah sosialisasi yang
dapat membantu dan mempertahankan budaya organisasi adalah melalui seleksi calon
karyawan, penempatan, pendalaman bidang pekerjaan, penialian kinerja, dan pemberian
penghargaan, penanaman kesetiaan pada nilai-nilai luhur, perluasan cerita dan berita,
pengakuan kinerja dan promosi. Berbagai praktik di atas dapat memperkuat budaya
organisasi dan memastikan karyawan yang bekerja sesuai dengan budaya organisasi
memberikan imbalan sesuai dukungan yang dilakukan. Sosialisasi yang efektif akan
menghasilkan kepuasan kerja, komitmen organisasi, rasa percaya diri pada pekerjaan,
mengurangi tekanan serta kemungkinan keluar dari pekerjaan. Beberapa hal yang dapat
dilakukan organisasi untuk mempertahankan organisasi adalah menyusun asumsi dasar,
menyatakan dan memperkuat nilai yang diinginkan dan menyosialisasikan melaui contoh.
2.3 Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi Formal

A. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh
: Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
B. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar
bersama anak-anak SD dan lain-lain.

2.4 Ciri – Ciri Organisasi


Kalau kita memperhatikan penjelasan di atas tentang pengertian organisasi maka dapatlah
di katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara
lain sebagai berikut:
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang
dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi
menjadi saat bagi orang-orang unutk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang
tidak mengetahui bagaiman cara bekerja sama tersebut akan dilaksankan. Pengertian tempat
di sini dalam ari yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian
tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama
beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi
dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya
organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang


Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupaka proses kerja sama
sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sam atersebut di lakukan dengan
banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses
kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi,mempunayi kemungkinan untuk di laksanakan
dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat
sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat
diatur dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak
hubngan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel
pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik
mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu
dengan yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana
yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cendrung lebih baik hasilnya dari pada
perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik.
2.5 Unsur – Unsur Organisasi

Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada
tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait
atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur
organisasi secara terperinci adalah :
1. Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan
istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga
organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator)
sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit
satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja
(nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi
(man power) organisasi.

2. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang
dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang
akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus
dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur,
program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan
peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa
materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
5. Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Termasuk
dalam unsur lingkungan, antara lain :
a. Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh
terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami
perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi
yang harus dilakukan oleh organisasi.
c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan
menjadi : a). Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa
saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi b). Wilayah jangkauan, atau
wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
c). Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang mempunyai
hubungan dan kepentingan dengan organisasi. d). Wilayah kewenangan atau kekuasaan,
menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan
yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan
aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
6. Kekayaan Alam
Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi,
hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.
2.6 Tujuan Organisasi

Setiap manusia yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, menciptakan sebuah
wadah atau badan dimana mereka saling berusaha untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dan
hal ini lah yang menjadi sebab adanya tujuan dari sebuah organisasi. Tujuan dicerminkan
oleh sasaran yang harus dilakukan baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.
Tujuan dari sebuah organisasi sangat mempengaruhi kinerja dari organisasi itu sendiri
maupun untuk mencari massa atau anggota baru dalam pengembangan sebuah organisasi dan
untuk menjaga kaderisasi anggota. Kaderisasi bertujuan untuk menjaga sebuah organisasi
tetap bisa bertahan dan eksis dalam jangka waktu yang panjang.
Ada beberapa tingkatan pengelompokan yang mendefinisikan prioritas sebuah tujuan
organisasi
1. Tujuan atau Misi umum : Pernyataan luas, atau tujuan dalam skala umum yang
mendefinisikan bagaimana tercipta sebuah organisasi tersebut, biasanya tidak berubah dari
tahun ke tahun dan sering menjadi pernyataan pertama dalam konstitusi sebuah organisasi.
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang sebuah organisasi itu ingin di capai.
Merupakan bagian dari tujuan dan misi dari sebuah organisasi, tujuan seperti ini bisa seperti
ini bisa berubah dari tahun ke tahun tergantung pada kesepakatan dari kelompok tersebut.
3. Tujuan merupakan deskripsi dari apa yang harus dilakukan berasal dari tujuan, spesifik
yang jelas. laporan tugas terukur untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari sebuah
kelompok, biasanya memiliki jangka pendek dan batas waktu tertentu.
Pemilihan tujuan dari setiap organisasi sangat penting, karena dengan hal tersebut, bisa
menjadi semangat kerja, dan rasa bertanggungjawab, komitmen dan motivasi dari setiap
anggota dalam sebuah kelompok.

2.7 Manfaat Organisasi

Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak sangat besar
untuk kehidupan, karena dalam sebuah organisasi bisa di ibaratkan sebagai masyarakat dalam
lingkup kecil. Selalu ada masalah yang perlu dipecahkan bersama, sikap saling menjaga dan
bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota atau pun mempertahankan sebuah kelompok,
memberikan gambaran sebuah perjuangan panjang, dan ini akan sangat membantu ketika
dalam penyelesaian masalah atau memberikan masukan kepada masyarakat dalam lingkup
luas.
Pengertian, Manfaat dan Tujuan Organisasi
Selain itu beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dalam sebuah organisasi antara lain :
1. Tercapainya sebuah tujuan : Organisasi dibentuk dari tujuan-tujuan bersama yang
berkaitan, maka pencapaian tujuan yang dilakukan oleh orang banyak atau dalam artian
anggota sebuah kelompok lebih berpeluang untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal dan
efektif.
2. Melatih mental bicara di publik : mental berbicara didepan umum tidak setiap orang bisa
peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala. Sebuah organisasi,
kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para mahasiswa adalah sebuah wadah
yang tepat untuk pengembangan public speaking.
3. Mudah memecahkan masalah : karena dalam sebuah organisasi permasalahan adalah hal
yang sangat sering terjadi, entah karena perbedaan pendapat atau permasalahan dalam segi
fiskal sebuah kelompok. Pemecahan dari setiap permasalahan yang ada mengajarkan
bagaimana harus bersikap dan menyikapi permasalahan yang ada dalam kehidupan
masyarakat yang lebih kompleks dan majemuk.
Selain hal-hal diatas, masih banyak manfaat organisasi yang bisa diperoleh, namun disini
tidak dijabarkan lebih lanjut, hal lain yang bisa kita dapatkan antara lain :
1. Melatih Leadership
2. Memperluas pergaulan
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
4. Membentuk karakteristik seseorang
5. Kuat dalam menghadapi tekanan
6. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik
7. Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya
2.8 Teori Budaya Organisasi

Terdapat tiga asumsi yang mengarahkan pada teori budaya organisasi yaitu:
1. Angota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki
bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik
mengenai nilai-nilai sebuah organisasi.
Asumsi yang pertama berhubunan dengan pentingya orang di dalam kehidupan organisasi.
Secara khusus, individu saling berbagi dalam menciptakan dan mempertahankan realitas.
Individu-individu ini mencakup karyawan, supervisor, dan atasan. Pada inti dari asumsi ini
adalah yang dimiliki oleh organisasi. Nilai adalah standar dan prinsip-prinsip dalam sebuah
buadanya yang memiliki nilai intrinsik dari sebuah budaya. Nilai menunjukkan kepada
anggota organisasi mengenai apa yang penting. Orang berbagi dalam proses menemukan
nilai-nilai perusahaan. Menjadi anggota dari sebuah organisasi membutuhkan partisipasi aktif
dalam organisasi tersebut. Makna dari simbol-simbol tertentu misalnya, mengapa sebuah
perusahaan terus melaksanakan wawancara terhadap calon karyawan ketika terdapat sebuah
rencana pemutusan hubungan kerja besar- besaran dikomunikasikan baik oleh karyawan
maupun oleh pihak manajemen. Makna simbolik dari menerima karyawan baru ketika yang
lainnya dipecat tidak akan dilewatkan oleh pekerja yang cerdik; mengapa memberikan uang
pada karyawan baru ketika yang lama kehilangan pekerjan mereka? Karyawan memberikan
kontribusi dalam pembentukan budaya organisasi. Perilaku mereka sangatlah penting dalam
menciptakan dan pada akhirnya mempertahankan realitas organisasi.
2. Penggunaan dan intepretasi simbol sangat penting dalam budaya orgaisasi.
Realitas organisasi juga sebagiannya ditentukan oleh simbol-simbol, dan ini merupakan
asumsi kedua dari teori ini. Perspektif ini menggaris bawahi pengguanaan simbol di dalam
organisasi. Simbol merupakan representasi untuk makna. Angota-angota . organisasi
menciptakan, menggunakan, dan mengintrepetasikan simbol setiap hari. Simbol-simbol ini
sangat penting bagi budaya perusahaan. Simbol-simbol mencakup komunikasi verbal dan
nonverbal di dalam organisasi. Seringkali, simbol-simbol ini mengkomunikasikan nilai-nilai
organisasi. Simbol dapat berupa slogan yang memiliki makna. Sejauh mana simbol-simbol ini
efektif bergantung tidak hanya pada media tetapi bagaimana karyawan perusahaan
mempraktikannya.
3. Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan
dalam budaya ini juga beragam
Asumsi yang ketiga mengenai teori budaya organisasi berkaitan dengan keberagaman
budaya organisasi. Sederhana, budaya organisasi sangat bervariasi. Persepsi mengenai
tindakan dan aktivitas di dalam budaya-budaya ini juga seberagam budaya itu sendiri.
2.9 Dimensi Budaya Organisasi

Terdapat banyak dimensi yang membedakan budaya. Dimensi ini mempengaruhi perilaku
yang dapat mengakibatkan kekeliruan pemahaman, ketidakepakatan, atau bahkan konflik.
Konsep budaya pada awalnya berasal dari lapangan antropologi dan mendapat tempat pada
awal perkembangan ilmu perilaku organisasi. Dimensi-dimensi yang digunakan untuk
membedakan budaya.
organisasi, menurut Robbins (1996) ada tujuh karakteristik primer yang secara bersama-sama
menangkap hakikat budaya organisasi, yaitu:
1. Inovasi dan pengambilan resiko.
2. Perhatian ke hal yang rinci.
3. Orientasi hasil.
4. Orientasi Orang.
5. Orientasi Tim.
6. Keagresifan.
7. Kemantapan.
Luthan (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik yang penting dari budaya organisasi,
yang meliputi:
1. Aturan-aturan perilaku Yaitu bahasa, terminologi, dan ritual yang biasa dipergunakan
oleh anggota organisasi.
2. Norma Adalah standar perilaku yang menjadi petunjuk bagaimana melakukan sesuatu.
Lebih jauh di masyarakat kita kenal adanya norma agama, norma susila, norma sosial, norma
adat, dll.
3. Nilai-nilai dominan Adalah nilai utama yang diharapkan dari organisasi untuk dikerjakan
oleh para anggota, misalnya tingginya kualitas produk, rendahnya tingkat absensi, tingginya
produktivitas dan efisiensi, serta tingginya disiplin kerja.
4. Filosofi Adalah kebijakan yang dipercaya organisasi tentang hal-hal yang disukai para
karyawan dan pelanggannya, seperti “Kepuasan Anda adalah harapan Kami”.
5. Peraturan-peraturan Adalah aturan yang tegas dari organisasi. Pegawai baru harus
mempelajari peraturan ini agar keberadaannya dapat diterima dalam organisasi.
6. Iklim Organisasi Adalah keseluruhan “perasaan” yang meliputi hal-hal fisik, bagaimana
para anggota berinteraksi dan bagaimana para anggota organisasi mengendalikan diri dalam
berhubungan dengan pelanggan atau pihak luar organisasi.

Hofsede (dalam Gibson, 1996) mengemukakan empat dimensi budaya, yaitu:


1. Penghindaran atas ketidakpastian
Adalah tingkat dimana anggota masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan
ambiguitas. Perasaan ini mengarahkan mereka untuk mempercayai kepastian yang
menjanjikan dan untuk memelihara lembaga- lembaga yang melindungi penyesuaian.
2. Maskulin vs feminim
Tingkat maskulinitas adalah kecenderungan dalam masyarakat akan prestasi, kepahlawanan,
ketegasan, dan keberhasilan materiil. Feminitas berarti kecenderungan akan kesederhanaan,
perhatian pada yang lemah, dan kualitas hidup.
3. Individu vs kebersamaan
Individualisme adalah kecenderungan dalam kerangka sosial dimana individu dianjurkan
untuk menjaga diri sendiri dan keluarganya. Kolektivisme berarti kecenderungan dimana
individu dapat mengharapkan kerabat, suku, atau kelompok lainnya melindungi mereka
sebagai ganti atas loyalitas mutlak yang mereka berikan.
4. Jarak kekuasaan
Adalah ukuran dimana anggota suatu masyarakat menerima bahwa kekuasaan dalam lembaga
atau organisasi tidak didistribusikan secara merata. Selanjutnya budaya organisasi dapat
ditemukan dalam tiga tingkatan, yaitu:
a. Artefak
Pada tingkat ini budaya bersifat kasat mata tetapi seringkali tidak dapat diartikan, misalnya
lingkungan fisik organisasi, teknologi, dan cara berpakaian. Analisis pada tingkat ini cukup
rumit karena mudah diperoleh tetapi sulit ditafsirkan.

b. Nilai
Nilai memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artefak. Nilai ini sulit diamati
secara langsung sehingga untuk menyimpulkannya seringkali diperlukan wawancara dengan
anggota organisasi yang mempunyai posisi kunci atau dengan menganalisis kandungan
artefak seperti dokumen.
c. Asumsi dasar
Merupakan bagian penting dari budaya organisasi. Pada tingkat ini budaya diterima begitu
saja, tidak kasat mata dan tidak disadari. Asumsi ini merupakan reaksi yang bermula dqari
nilai- nilai yang didukung. Bila asumsi telah diterima maka kesadaran akan menjadi tersisih.
Dengan kata lain perbedaan antara asumsi dengan nilai artefak terletak pada apakah nilai-
nilai tersebut masih diperdebatkan dan diterima apa adanya atau tidak.
Tahap-tahap pembentukan atau pembangunan budaya organisasi dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Seorang (biasanya pendiri) datang dengan ide atau gagasan tentang sebuah
usaha baru.
2. Pendiri membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir, dan
menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri.
3. Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan organisasi,
mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain-lain yang
relevan.
4. Orang-orang lain dibawa ke dalam organisasi untuk berkarya bersama-sama
dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama.
Pembianaan budaya perusahaan dapat dilakukan dengan serangkaian langkah
sosialisasi sebagai berikut:
* Seleksi pegawai yang objektif.
* Penempatan orang dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan
dan bidangnya, “the right man on the right place at the right
time”.
* Perolehan dan peningkatan kemahiran melalui pengalaman.
* Pengukuran prestasi dan pemberian imbalan yang sesuai.
5. Penghayatan akan nilai-nilai kerja atau hal lain yang penting.
6. Ceritera-ceritera dan faktor-faktor organisasi yang menumbuhkan
semangat dan kebanggan.
7. Pengakuan dan promosi bagi karyawan yang berprestasi.

2.10 Cara Karyawan Mempelajari Budaya Perusahaan


Proses transformasi budaya oleh karyawan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Ceritera-ceritera
Ceritera-ceritera mengenai bagaimana kerasnya perjuangan pendiri organisasi di dalam
memulai usaha sehingga kemudian menjadi maju seperti sekarang merupakan hal yang baik
untuk disebarluaskan. Bagaimana sejarah pasang-surut perusahaan dan bagaimana
perusahaan mengatasi kemelut dalam situasi tak menentu merupakan kisah yang dapat
menodorong dan memotivasi karyawan untuk bekerja keras jika mereka mau memahaminya.
2. Ritual / Upacara-upacara
Semua masyarakat memiliki corak ritual sendiri-sendiri. Di dalam perusahaan, tidak jarang
ditemui acara-acara ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian hidup perusahaan.
Sehingga tetap dipelihara keberadaannya, contohnya adalah selamatan mulai musim giling di
pabrik gula.

3. Simbol-simbol material
Simbol-simbol atau lambang-lambang material seperti pakaian seragam, ruang kantor dan
lain-lain, atribut fisik yang dapat diamati merupakan unsur penting budaya organisasi yang
harus diperhatikan sebab dengan simbol-simbol itulah dapat dengan cepat diidentifikasi
bagaimana nilai, keyakinan, norma, dan berbagai hal lain itu menjadi milik bersama dan
dipatuhi anggota organisasi.
5. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu media terpenting di dalam mentransformasikan nilai. Dalam
suatu organisasi atau perusahaan, tiap bidang, divisi, strata atau semacamnya memiliki bahasa
atau jargon yang khas, yang kadang-kadang hanya dipahami oleh kalangan itu sendiri. Hal ini
penting karena untuk dapat diterima di suatu lingkungan dan menjadi bagian dari lingkungan,
salah satu syaratnya adalah memahami bahasa yang berlaku di lingkungan itu. Dengan
demikian menjadi jelas bahwa bahasa merupakan unsur penting dalam budaya perusahaan.

2.11 Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Ndraha 1997 : 21 ada beberapa fungsi budaya, yaitu : 1 Sebagai identitas dan
citra suatu masyarakat 2 Sebagai pengikat suatu masyarakat 3 Sebagai sumber 4 Sebagai
kekuatan penggerak 5 Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah 6 Sebagai pola
perilaku 7 Sebagai warisan 8 Sebagai pengganti formalisasi 9 Sebagai mekanisme adaptasi
terhadap perubahan 10 Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara
sehingga terbentuk nation – state Sedangkan menurut Mangkunegara 2005:123 fungsi budaya
organisasi dapat membantu mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi koperasi. Hal
ini sesuai dengan pendapat John R. Schermerhorn dan James G. Hunt 1991:344 bahwa: “The
culture of an organization can help it deal with problems of both esternal adaption and
internal integration”.
2.12 Tingkatan Budaya Organisasi

Menurut Edgar H. Schein dalam Mangkunegara, 2005:117-118 tingkat pertama dari


analisis budaya organisasi adalah fakta-fakta seni, ciptaan-ciptaan, teknologi, seni dan
bentuk- bentuk perilaku yang tampak serta dapat didengar. Adapun tingkat analisis kedua
adalah kesadaran terhadap nilai-nilai yang berlaku Universitas Sumatera Utara dan tingkat
analisis ketiganya adalah asumsi-asumsi dasar, hubungan dengan lingkungan, kenyataan dan
kebenaran, aktivitas manusia serta hubungan manusia. Selanjutnya dikemukakan bahwa
tingkat pertama analisis budaya organisasi tersebut tampak dan sering diuraikan, sedangkan
pada tingkat analisis keduanya merupakan tingkat kesadaran yang mendalam dan pada
tingkat ketiga analisis diperkirakan kebenarannya, tidak tampak dan berkembang cepat.
Berdasarkan pendapat John R. Schermerhorn, James G.Hunt, Richard N. Osborn dan Edgar
H. Schein tersebut dapat dikemukakan bahwa tingkat analisis budaya organisasi adalah:
1. Pada tingkat pertama analisis budaya organisasi yang tampak sebagai hasil sejarah
yang khas, upacara-upacara yang dilakukan ataupun ritual atas keberhasilan organisasi.
2. Pada tingkat kedua analisis nilai-nilai yang dikontribusikan atau nilai-nilai yang
dianut antara lain prioritas layanan kepada konsumen
3. Pada tingkat ketiga analisis asumsi-asumsi umum antara lain keberhasilan
pengelolaan koperasi terukur pada tingkat efisiensi dan peningkatan kesejahteraan
peningkatan pendapatan dan kepuasan pelayanan yang dirasakan oleh individu dalam
organisasi.

2.13 Jenis Lingkungan

Lingkungan eksternal (external environment) faktor – faktor dan kekuatan yang berada di
luar organisasi namun mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal memiliki dua
komponen yaitu, lingkungan spesik dan lingkungan generik.

Lingkungan Spesifik (spesific environment), kekuatan eksternal yang secara langsung


mempengaruhi keputusan dan tindakan para manajer, dan secara langsung relevan dengan
pancapaian sasaran organisasi. Kekuatan yang dapat membentuk lingkungan spesifik :

 Pelanggan (customer), sebuah organisasi ada untuk melayani kebutuhan para


pelanggan yang menggunakan output organisasi tersebut.
 Pemasok (supplier), para manajer senantiasa berupaya memastikan kelancaran aliran
input ke organisasi mereka dengan biaya serendah mungkin.
 Pesaing (competitor), semua organisasi baik yang berorientasi laba maupun nirlaba
pasti memili pesaing
 Kelompok – kelompok penting (pressure groups), para manajer harus mengetahui dan
mengakui keberdaan berbagai kelompok kepentingan dalam masyarakat yang
berupaya mempengaruhi tindakan organisasi.

Lingkungan Umum (general environment), kondisi eksternal yang lebih luas yang dapat
mempengaruhi kinerja sebuah organisasi. Lingkungan umum meliputi :

 Kondisi Ekonomi
 Kondisi Politik/Hukum
 Kondisi Sosial Budaya
 Kondisi Demografis
 Kondisi Teknologi
 Kondisi Global
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa pokok
kesimpulan sebagai berikut:
1. Budaya dan lingkungan perusahaan tidak muncul dengan sendirinya di kalangan
anggota organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya budaya
perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari, dimiliki bersama,
oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Budaya dan lingkungan perusahaan sangat penting peranannya dalam mendukung
terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebih spesifik,
budaya perusahaan dapat berperan dalam menciptakan jati diri, mengembangkan
keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi
karyawan.
3.2 Saran

Seorang pemimpin harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang lingkungan
budaya dan organisasi baik secara individu mau kelompok.
Bagi pembaca, kami menyarankan agar dapat mengambil hal-hal positif dari makalah
ini untuk pembelajaran dan lebih banyak membaca buku yang berkaitan dengan “lingkungan
dan budaya organisasi” agar lebih memahami makna dari kedua hal tersebut.
Demikianlah makalah yang berjudul “lingkungan dan budaya organisasi” ini kami
tulis dengan harapan dapat menjadi manfaat bagi setiap pembaca khususnya penulis. Bila ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini saya memohon maaf, karena tidak ada manusia yang
sempurna dalam mengerjakan apapun.
DAFTAR PUSTAKA

https://ruangilkom.blogspot.com/2017/02/makalah-budaya-organisasi-lengkap.html
https://zarnuji-community.blogspot.com/2013/11/makalah-budaya-dan-etika-organisasi.html
https://sosiologiindonesia101.blogspot.com/2018/11/makalah-budaya-organisasi.html
Dharma Agus.Organisasi, Perilaku, Struktur dan proses (Terjemahan). Jakarta:Erlangga. .
1992 Miftah Thoha. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta. CV.
Rajawali, 1983
Sondang P.Siagian.Organisasi Kepemimpinan dan perilaku Administrasi, Jakarta:Gunung
Agung,1992
http://ryusaki69.wordpress.com/2010/05/20/budaya-organisasi/
https://text-id.123dok.com/document/4yr8x5pzo-tujuan-dan-manfaat-budaya-kerja-fungsi-
budaya-organisasi-tingkatan-budaya-organisasi.html
https://blog.ub.ac.id/gracias/2012/10/11/budaya-dan-lingkungan-organisasi/
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Pengaruh%20Lingkungan%20Dalam%20Budaya%20Organisasi%

20(02-22-13-04-24-33).pdf
https://listyaworld.blogspot.com/2015/06/lingkungan-dan-budaya-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai