Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TENTANG BUDAYA ORGANISASI

DOSEN PEMBIMBING:
DR. ACEP SAMSUDIN, S.SOS., M.M. M.A
Disusun Oleh:
Maulana Rizki (1930821018)
Administrasi Bisnis Non Reguler

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI DAN HUMANIORA
ADMINISTRASI BISNIS
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan bimbinganya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat dan sebaik mungkin.

Makalah ini saya susun untuk memenuhi nilai dan tugas di mata Kuliah Organisasi &
Manajemen Bisnis yang membahas tentang “Budaya Organisasi”

Harapan saya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam
pengajaran Organisasi & Manajemen Bisnis. Meskipun demikian, saya menyadari bahwa
susunan dan materi yang terkandung dalam makalah ini masih banyak kekurangannya. Untuk
itu, segala saran dan kritik sangat saya harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua

Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen Organisasi
& Manajemen Bisnis Bapak Acep Samsudin yang telah membimbing saya dalam menulis
makalah ini.

Sukabumi, 3 November 2020

Penyusun
Maulana Rizki

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................1
1.3 TUJUAN..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI.........................................................................2
CIRI-CIRI BUDAYA ORGANISASI.......................................................................................3
FUNGSI BUDAYA ORGANISASI..........................................................................................3
JENIS-JENIS BUDAYA ORGANISASI..................................................................................4
2.2 PERANAN BUDAYA PERUSAHAAN.............................................................................4
BAGIAN DARI IDENTITAS PERUSAHAAN........................................................................4
FAKTOR BERPENGARUH.....................................................................................................5
2.3 MEMBANGUN DAN MEMBINA BUDAYA ORGANISASI..........................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................9
3.2 SARAN................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya organisasi kini sedang menjadi pembicaraan di mana-mana, baik di kalangan


para pakar maupun di kalangan para praktisi bisnis dan para eksekutif, karena budaya
organisasi tersebut banyak yang berhasil membuat suatu organisasi menjadi lebih stabil, lebih
maju, lebih antisipatif terhadap perubahan lingkungan

Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota


organisasi memahami tindakan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima dalam
organisasi. Budaya organisasi memiliki peran yang sangat strategis untuk mendorong dan
meningkatkan efektifitas kinerja organisasi, sebagai instrumen untuk menentukan arah
organisasi, mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, cara
mengalokasikan sumber daya organisasional, dan sebagai alat untuk menghadapi masalah
dan peluang dari lingkungan internal dan eksternal

Budaya organisasi terutama dalam suatu lembaga rasanya memegang peranan


penting. Sebab akan menjadikan lembaga tersebut lentur, fleksibel dan elastis, sebagaimana
budaya yang tidak akan pernah mengalami kejumudan dan akan menjadi sangat sempurna
jika dipadu dengan agama yang bersumber pada wahyu Ilahi. Tidak sedikit yang mengatakan
bahwa agama termasuk dalam lingkup kebudayaan. Itupun jika umat beragama mampu
mengaplikasikan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan budayanya

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian budaya organisasi?


2. Jelaskan peranan budaya perusahaan?
3. Faktor apa saja untuk membangun dan membina budaya organisasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui pengertian dari budaya organisasi


2. Untuk Memahami apa saja peranan dari budaya perusahaan
3. Untuk Memahami apa saja yang menjadi faktor membangun dan membina budaya
organis

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya Organisasi

Seorang ahli bernama Edgar Schein menyatakan bahwa budaya organisasi dapat
didefinisikan sebagai pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh
suatu kelompok tertentu, terutama ketika mereka belajar dan beradaptasi untuk mengatasi
masalah eksternal dan internal dengan segala pertimbangan yang ada. Nilai-nilai pelajaran
yang didapatkan dari proses adaptasi tersebut nantinya menjadi pola-pola asumsi dasar yang
diajarkan kepada para anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, berpikir,
mengambil keputusan, serta menghadapi segala tantangan yang hadir. 

Budaya dalam organisasi disebut sebagai budaya organisasi. Sebelum memahami


pengertian dari budaya organisasi, kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan budaya
dan organisasi. Budaya adalah seperangkat pemahaman penting yang dimiliki, diyakini, serta
diterapkan oleh anggota komunitas yang sama. Budaya terdiri dari serangkaian nilai, ide-ide,
persepsi, preferensi, konsep moralitas, kode perilaku, yang nantinya akan menciptakan
kekhasan di antara kelompok manusia tersebut. Sedangkan, organisasi adalah suatu platform
dimana individu dari berbagai latar belakang bersatu dan bekerja sebagai unit kolektif untuk
mencapai tujuan bersama dan target tertentu. 

Budaya organisasi adalah sistem kepercayaan dan sikap bersama yang berkembang


dalam suatu organisasi dan membimbing perilaku para anggotanya. Selain itu, budaya
organisasi juga dapat didefinisikan sebagai filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan,
harapan, sikap dan norma-norma yang menyatukan suatu organisasi serta disebarluaskan oleh
para karyawannya. 

2
Ciri-Ciri Budaya Organisasi

Samdeep dan Lylesusman dalam Siswanto dan Sucipto mengklasifikasi sebelas ciri budaya
perusahaan yang unggul. yaitu:

1. Keyakinan yang tidak tergoyahkan bahwa manusia adalah sumber daya perusahaan
yang paling penting.
2. Dukungan dari kewwirausahaan intern menghargai karyawan yang membantu
perusaahaan yang tercapai misiya.
3. Pengendalian yang lebih didasarkan pada loyalitas dan komitmen ketimbang pada
aturan dan kepatuhan.
4. Komitmen pada karyawan terhadap tujuan lebih tinggi ketibang komitmen mereka
terhadap tujuan kelompok pribadi.
5. Komitmen manajemen puncak untuk menyeaikan kebanggan di kalangan semua
karyaan.
6. Komitmen manajemen puncak untuk mengahasilkan produk atau layanan yang
unggul laiannya.
7. Keyakian akan kepentingan rirual, upacara dan pahlawan perusahaan.
8. Keyakinan akan pentingnya informasi kabar baik maupun kabar buruk.
9. Kesadaran bahwa komunikasi ke atas lebih penting daripada komunikasi ke bawah.
10. Dukungan manajemen puncak atas pelatihan dan pengembangan komitmen untuk
selalu lebih panadai daropada pesaing.
11. Pandangan yang mengahargai kebearan mengambil resiko dan kreativitas.

Fungsi Budaya Organisasi

Budaya organisasi berpengaruh pada perilaku anggota atau individu serta kelompok
didalam suatu organisasi. Budaya organisasi yang ada di dalam organisasi bisa kuat  dan bisa
yang lemah. Budaya dikatakan kuat apabila niali-nilai, sikap, dan keperayaan bersama
tersebut dipanhami serta dianut  dengan teguh dan komitmen tinggi, sehingga rasa
kebersamaan dapat tercipta.

3
Jenis Jenis Budaya Organisasi

Siswanto dan Sucipto Ada beberapa tipe budaya organisasi di antaranya, yaitu:

1. Budaya peran

Jenis budaya organisasi (lembaga) yang dimiliki ciri-ciri birokrasi tinggi, dikelola
secara secara ilmiah dan memiliki disiplinn tinggi.

2. Budaya kuasa

Jenis budaya orgaisasi yang mempunyai ciri-ciri yaitu ada seorang tokoh di tengah-
tengah dan di pusat hubungan dengan teman-teman yang sehati sepikiran dan
mempunyai ciri-ciri lisan yang kuat da intuitif.

3. Budaya tugas atau matrik

Jenis budaya organisasi di aman di dalamnya orang-orang berkumpul dari latar


belakang ilmu dan keterampilan yang berbeda-beda, namun mereka berfokus pada
tugas yang sama.

4. Budaya atomistis

Jenis budaya organisasi di aman di dalam orang-orang berkumpulan karena suatu


minat, visi atau keterangan yang sama.

2.2 Peranan Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan atau corporate culture ini adalah nilai-nilai yang dianut dan


diturunkan dalam tradisi, kode etik, lingkungan kerja, perilaku, dan interaksi yang terjadi
dalam badan internal perusahaan tersebut. Budaya Perusahaan yang mengakar biasanya
sangat kuat terasa, bahkan bagi orang luar yang tidak bekerja atau tidak mengenal perusahaan
tersebut.

Bagian Dari Identitas Perusahaan

Andil besar budaya tertentu pada pembangunan karakter perusahaan banyak


menentukan masa depan identitas perusahaan terutama saat tampil di muka publik. Namun
ada banyak juga faktor yang menentukan budaya perusahaan itu terbentuk seperti apa. Bisa
jadi dari pendiri dengan orientasinya yang dibawa saat mendirikan perusahaan, bisa juga
adopsi tren budaya kerja kini.

4
Budaya perusahaan ini ada yang dibentuk dengan spirit dan orientasi tertentu seperti yang
dituliskan di atas, namun ada juga yang ‘terbentuk’. Dalam artian, kebiasaan-kebiasaan yang
lama-kelamaan menjadi tradisi dan diteruskan, budaya yang membentuk ini dilimpahkan
secara tidak sadar dari top level management. Tidak heran bahwa dalam budaya perusahaan
jelas ada andil terbesar dari pendiri atau paling tidak, posisi yang lebih tinggi.

Faktor Berpengaruh

Selain melihat nominal gaji, fasilitas pegawai, dan sistem kerja, tidak sedikit orang
juga yang melakukan riset kecil perihal perusahaan yang hendak dituju. Terutama budaya
perusahaan itu sendiri; apakah dapat menjanjikan budaya kerja yang sehat dan produktif.
Perihal rekrutmen, tidak hanya perusahaan yang sedang mencari, orang-orang di luar juga
mencari. Keberhasilan terbesar di sini adalah pertemuan yang setara antara perusahaan dan
pencari kerja. Budaya perusahaan jelas jadi salah satu faktor penentu besar di sini.

Selain itu budaya perusahaan memberikan nilai khas dimata banyak orang tidak hanya
pencari kerja. Nilai yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan yang lain, yang
memberikan rasa relevan terhadap mereka yang berada pada frekuensi yang sama. Karena
budaya lahir dari dalam; internal perusahaan itu sendiri, kekuatannya jadi semakin besar saat
pekerjanya ikut bersaksi tentang pengalaman positif dan hal-hal baik yang ia dapatkan selama
bekerja di perusahaan tersebut.

Nilai yang tidak perlu dipublikasikan di banyak papan iklan, tapi diakui bahkan dipromosikan
secara cuma-cuma oleh orang-orang yang membenarkan dampak positif tersebut. Manusia
yang adalah makhluk sosial, dan diciptakan untuk berkumpul, sudah kecenderungan alamiah
kita untuk berkumpul dalam kelompok yang memiliki ciri dan karakteristik yang serupa
dengan kita. Berkumpul dalam satu visi, dan berjalan dalam satu misi, orang-orang ini ibarat
suku dengan budaya yang sama.

5
2.3 Membangun dan Membina Budaya Organisasi

Budaya Organisasi selain mengarahkan semua orang di dalam organisasi mengenai


cara yang benar dalam melakukan sesuatu, menentukan apa yang penting dan tidak penting
juga membantu organisasi untuk tumbuh dan berkembang. Nilai dan asumsi suatu budaya
organisasi tidak dapat dilihat secara langsung tetapi memiliki kekuatan untuk membentuk
segala hal yang terjadi di dalam organisasi. Tahapan proses pembentukan budaya organisasi
dimulai dari penyusunan nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi. Kemudian
diinternalisasikan melalui sosialisasi yang meliputi komunikasi, internalisasi dan
implementasi setiap anggota organisasi melalui pembentukan change agent. Serta
penyusunan sistem dan prosedur untuk menjaga dan memelihara kesinambungan.

Untuk membangun budaya organisasi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan Visi dan Misi Organisasi.


Visi dan misi organisasi ini akan mengarahkan organisasi dalam menjalankan
bisnisnya, sehingga dibutuhkan analisis yang mendalam agar dapat menjadi branding
organisasi.
2. Mensosialisasikan Visi dan Misi.
Setelah visi dan misi ditetapkan langkah selanjutnya adalah sosialisasi kepada seluruh
elemen organisasi agar mengetahui, memahami, menginternalisasi dan
mengimplementasikan mengenai visi dan misi organisasi.
3. Menetapkan Budaya Kerja.
Budaya kerja sebagai suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuasaan pendorong, membudaya
dalam kehidupan suatu organisasi. Kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku,
kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau
bekerja. Oleh karena itu, memahami dan mengimplementasikan budaya kerja
merupakan tugas berat yang harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh karena
menyangkut proses pembangunan karakter, sikap, dan perilaku manusia.
4. Mengimplementasikan Budaya Kerja secara Konsisten.
Setiap budaya kerja yang sudah ditetapkan wajib diimplementasikan dalam praktik
kerja sehari-hari di dalam maupun di luar organisasi. Fungsinya adalah agar masing-
masing anggota organisasi terlatih untuk menjalankan budaya kerja yang sudah
ditetapkan.

6
5. Mengukur Implementasi Budaya Kerja.
Pengukuran implementasi budaya kerja ini untuk mengetahui hasil yang sudah dicapai
dari penerapan budaya kerja secara periodik. Sehingga akan terbentuk sebuah proses
sistem kerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan dan berjangka waktu.
6. Memberikan Reward dan Punishment.
Pemberian reward dan punishment terhadap anggota organisasi yang sudah ataupun
belum menjalankan budaya kerja sangat dibutuhkan agar anggota organisasi tetap
bersemangat mengimplementasikan budaya kerja.

Sang maestro dari konsep budaya organisasi ini juga mengemukakan 3 (tiga) elemen budaya
organisasi, yakni:

1. Artefak (Artifacts) merupakan bagian dari budaya organisasi yang paling luar dan
tampak. Ia dapat diamati baik oleh para karyawan dan juga oleh pihak luar. Tidak
jarang artefak dipilih dan dimunculkan agar pihak internal organisasi atau pihak
eksternal organisasi mempersepsikannya sebagai nilai yang ingin ditanam. Berbagai
contoh artefak adalah lambang-lambang dan berbagai benda yang dalam organisasi,
seperti : logo, slogan, warna, dan bahasa.
2. Values berarti nilai-nilai yang kasat mata. Artinya nilai-nilai ini terletak pada ranah
“bawah sadar manusia” yang secara tidak langsung mempengaruhi perilaku
seseorang. Nilai-nilai ini biasanya terbentuk dari kebiasaan yang dilakukan secara
terus menerus. Values sendiri dalam penerapan di budaya organisasi menjadi
Espoused values (nilai yang diharapkan) dan enacted values (nilai yang sudah ada).
3. Asumsi dasar (basic assumptions) adalah filosofi yang dianut seseorang atau
sekelompok orang yang mempengaruhi pola pikir, perasaan, emosi, mental-set
mereka. Karena ia filosofi, maka letaknya jauh berada di dalam “kognitif” manusia
yang dibentuk dalam waktu yang relatif panjang.

7
Untuk membangun budaya organisasi pada hakikatnya adalah membangun elemen-elemen
budaya organisasi agar sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
Pemimpin yang dibutuhkan adalah seorang leader yang memiliki visi jauh ke depan, baik
dalam berkomunikasi dan memberikan contoh untuk mentransformasi kepada anggotanya.

Fungsi pemimpin organisasi dalam membangun budaya organisasi ini sangat penting. Karena
dia yang menggerakkan anggota organisasi untuk mewujudkan dan mencapai visi, misi dan
tujuan yang diharapkan organisasi. Oleh karenanya, pemimpin setidaknya harus mampu
menjalankan atau mencontohkan elemen-elemen budaya organisasi yang sudah dibentuk dan
ditetapkan kepada anggota organisasi agar bisa mengikutinya.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan
perilaku organisasional yang cukup penting karena dapat memberikan pengaruh positif baik
bagi anggota organisasi maupun bagi organisasi itu sendiri yaitu untuk membentuk komitmen
organisasi. Komitmen organisasi selain dipengaruhi oleh faktor dalam diri individu juga
dipengaruhi oleh hubungan sosial di lingkungan organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa
organisasi bisa membentuk komitmen dengan cara menciptakan budaya unggul organisasi
yang kondusif sehingga menumbuhkan rasa kebersamaan dan satu tujuan organisasi.

3.2 Saran

Di dalam organisasi harus mencotoh atau mengajarkan yan baik kepada anggota

9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.karyaone.co.id/blog/budaya-perusahaan/
https://www.dosenpendidikan.co.id/budaya-organisasi/
https://www.studilmu.com/blogs/details/budaya-organisasi-pengertian-fungsi-jenis-dan-
karakteristiknya
https://arbaswedan.id/membangun-budaya-organisasi/

10

Anda mungkin juga menyukai