Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KULTUR ORGANISASI PENDIDIKAN


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU:
M. NURUL HUDA, M.Pd

DISUSUN OLEH :
1. CANDRA SETYAWAN
2. AZIZAH MAULANI
3. ALFI HASANATUN NIKMAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT)
MISBAHUL ULUM GUMAWANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telahmelimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Kultur Organisasi
Pendidikan”.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
adakekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karenaitu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagipembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini kedepannya.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Baturaja, Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN.....................................................................................................5

A. Pengertian Kultur Organisasi Pendidikan...............................................5

B. Konsep Budaya Organisasi........................................................................5

C. Pengertian Organisasi Pendidikan............................................................6

D. Tujuan dan manfaat Organisasi Pendidikan...........................................7

E. Jenis-Jenis dan Tipe Organisasi................................................................8

F. Asas-asas dan Prinsip pengorganisasian................................................10

BAB III..................................................................................................................13

PENUTUP.............................................................................................................13

A. Kesimpulan................................................................................................13

B. Penutup......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk
kepentingan manusia (antroposentris) bukan manusia diciptakan untuk
kepentingan organisasi, jadi manusia jangan sampai diperbudak oleh
organisasi, tetapi manusialah yang harus memperbudak organisasi.
Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk
mencapai tujuan. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan
organisasi dalam kehidupannya, walaupun pengalaman berorganisasi itu ada
yang menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada pula yang
negatif tetapi manusia tetap memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini
sebagai konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh
dengan perbedaan.
Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakang pendidikan, pengalaman,
status sosial ekonomi, budaya, usia dan sebagainya yang berbeda.Oleh karena
itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai
pengorganisasian dalam manajemen pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kultur organisasi pendidikan?
2. Apa saja konsep budaya organisasi?
3. Apakah pengertian organisasi pendidikan?
4. Apa tujuan dan manfaat oganisasi pendidikan?
5. Apa sajakah jenis dan tipe organisasi pendidikan ?
6. Apa sajakahasas-asas dan prinsip pengorganisasian?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kultur Organisasi Pendidikan


Budaya organisasi berdasarkan kebersamaan, sikap, hubungan, dan
asumsi secara eksplisit atau implisit diterima di keseluruhan organisasi untuk
membantu menghadapi lingkungan luar dan mencapai tujuan. Ada empat
budaya organisasi yaitu: apathetic culture; perhatian anggota organisasi
terhadap hubungan antar manusia maupun terhadap kinerja pelaksanan tugas,
keduanya rendah. Penghargaan diberikan terutama berdasarkan permainan
politik dan pemanipulasian orang lain, caring culture;dicirikan oleh rendahnya
perhatian terhadap kinerja dan perhatian hubungan antar manusia.
Penghargaan didasarkan atas kepaduan dan harmoni, bukan atas
pelaksanaan tugas, exacting culture; perhatian terhadap orang lain rendah
tetapi perhatian terhadap kinerja sangat tinggi. Secara ekonomis, penghargaan
sangat memuaskan tetapi hukuman atas kegagalan sangat berat, integrative
culture; dicirikan dengan perhatian terhadap orang maupun kinerja keduanya.
Budaya organisasi Indonesia belum mengacu pada keyakinan bersama, sikap,
tata hubungan, dan asumsi yang secara eksplisit atau implisit diterima
masyarakat dalam lingkup pendidkan sehingga untuk membantu menghadapi
lingkungan luar dan mencapai tujuan organisasi sulit terwujud.
Lembaga pendidikan dapat berjalan dengan baik dengan adanya
organisasi yang terstruktur. Berorganisasi membutuhkan tenaga dan fikiran,
uang. Sementara organisasi memberikan kepuasan. Orang akan bekerja efektif
apabila yang diperoleh lebih tinggi dari pada nilai yang dinvestasikan.
Organisasi pendidikan selalu mengadakan perubahan dalam pencapaian tujuan
yang. Demikian juga organisasi pendidikan demi tujuan yang diharapkan
dalam undang-undang.

B. Konsep Budaya Organisasi

5
Budaya organisasi dalam konteks manajemen pendidikan, akhir-akhir
banyak menarik para peneliti, Mereka meneliti budaya organisasi dengan latar
lembaga pendidikan baik dijenjang sekolah menegah maupun di perguruan
tinggi. Budaya organisasi memicu ke suatu sistem makna bersama yang di
anut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dengan
organisasi-organisasi yang lain. Sistem makna bersama ini, bila diamati denga
lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh
organisasi itu.
budaya organisasi mengandung unsur-unsur keteraturan perilaku,
norma-norma, nilai- nilai yang dominan. Falsafah yang menjadi landasan
suatu organisasi, peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi serta rasa atau
iklim yang ada dalam organisasi. Unsur-unsur tersebut tentunya dapat juga
terjadi di lembaga pendidikan atau sekolah. Terutama sekolah yang
mempunyai peserta didik yang beragam serta berasal dari berbagai etnis,
budaya, agama, serta kelompok. Yang kesemuanya bergabung dalam suatu
induk organisasi yang dinamakan sekolah.

C. Pengertian Organisasi Pendidikan


Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum
yang berarti alat. Sedangkan, organize (bahasa inggris) berarti
mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai
sesuatu. Organizing (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk
mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu fungsi manajemen
sesungguhnya telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Gibson
at.almengartikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat
dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara
sendiri-sendiri.1 Robbins mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity)
social yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang relative dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk

1
Gibson, James L., Ivancevich, John M., dan Donnelly, James H., Organization (Jakarta: Banarupa Aksara,
1995), hlm.6.

6
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. 2 Sondang P. Siagian
mengemukakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua
orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam
rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana
terdapat sesorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau
sekolompok orang yang disebut “bawahan”. Prajudi Atmosudirjo
mengemukakan bahwa organisasi adalah struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu
untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.
Unsur-unsur dasar yang membentuk sebuah organisasi adalah sebagai
berikut:
1. Adanya tujuan bersama.
2. Adanya kerja sama dua orang atau lebih.
3. Adanya pembagian tugas.
4. Adanya kehendak untuk bekerja sama.

D. Tujuan dan manfaat Organisasi Pendidikan


Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa
agar aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara efektif,
efisien, dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan demikian, di antara tujuan dan manfaat organisasi pendidikan
sebagai berikut:
1. Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang
dimilik dalam mencapai tujuan pendidikan.
2. Terciptanya efektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
3. Dapat menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang
dimilik.
4. Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan.

2
Stephen P. Robbin, Teori Organisasi; struktur, Desain, dan Aplikasi (Jakarta: Arcan, 1994), hal.4.

7
Di samping tentang tujuan dan manafaat adanya pengorganisasian
di lingkungan pendidikan, kita perlu memahami mengenai efektivitas
organisasi. Organisasi dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi
dan tujuan organisasi tercapai sesuai atau di atas target yang telah
ditetapkan. Artinya, baik pihak pelanggan internal maupun pihak
pelanggan eksternal organisasi merasa puas.

E. Jenis-Jenis dan Tipe Organisasi


1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur
organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara
organisasi formal dan informal. Struktur organisasi formal dimaksudkan
untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggung jawab kepada
personel dan membangun hubungan tertentu diantara orang-orang pada
berbagai kedudukan.3 Lembaga pendidikan (SD/MI, SMP/MTs,
SMU/MA) merupakan contoh organisasi formal.
Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur-unsur
administrasi sebagai berikut.
a) Kedudukan.
b) Hierarki kekuasaan.
c) Kedudukan garis dan staf.
Bentuk atau skema struktur organisasi formal dapat berbentuk
pyramidal, mendatar, atau melingkar. Skeme-skema di bawah ini
adalah contoh skema struktur organisasi.

3
Tim Dosen Adpen, Pengelolaan Pendidikan (Bandung: Jurusan Adpen Fakultas Ilmu
Pendidikan, UPI),hlm. 70.

8
2. Organisasi Informal
Sulit mendefinisikan organisasi informal akan tetapi keberadaan dan
karakteristiknya sangat akrab di tengah-tengah masyarakat kita.
Karakteristik organisa informal ini adalah adanya norma perilaku, tekanan
untuk menyesuaikan diri, dan adanya kepemimpinan informal.4
Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi
perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok dalam sebuah
kesepakatan sosial sehingga sanksinya pun berupa sangsi sosial. Norma
perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana organisasi
formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara orang-orang atau
anggota kelompok/ organisasi.
Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan
bergabung dengan suatu kelompok informal. Tergabungnya seseorang
dalam kelompok informal bukan semata-mata fisik, melainkan melibatka
sosio-emosionalnya sehingga menjadi satu kesatuan dan saling memiliki di
antara anggota.
Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu
komponen yang sangat kuat mempengaruhi orang-orang di dalam
4
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesionalisme
(Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 221.

9
organisasi, bahkan dimungkinkan melebihi kepemimpinan dalam
organisasi formal. Pemimpin informal munculdari kelompok dan
membimbing serta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh.
Kepemimpinan semacam ini dapat dilihat dalam kepemimpinan adat suku
tertentu, kelompok, agama, dan lain-lain.
3. Organisasi Penyelenggara Pendidikan Nasional
Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia terorganisasi
sebagaimana dapat dilihat dalam skema berikut.

F. Asas-asas dan Prinsip pengorganisasian


Asas Pengorganisasian:
1. Asas Pembagian Tugas
2. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
3. Asas disiplin
4. Asas kesatuan komando
5. Asas mengutamakan kepentingan umum
6. Asas keadilan
7. Asas inisiatif

10
8. Asas kesatuan dan kebersamaan

Prinsip-prinsip pengorganisasian:
1. Tujuan organisasi sebagai acuan dalam proses menstrukturkan kerja
sama
2. Kesatuan tujuan
3. Kesatuan komando
4. Span of control : harus memperhatikan batas kemampuan manajer
dalam mengkoordinasikan unit kerja yang ada
5. Pelimpahan wewenang
6. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
7. Bertanggung jawab
8. Pembagian kerja
9. The right-man on the right place : menetapkan personalia yang sesuai
dengan fungsi dan tugasnya
10. Hubungan kerja
11. Efisiensi: struktur organisasi mengacu pada pencapaian hasil yang
optimal
12. Koordinasi: rangkaian kerja sama perlu dikoordinasikan,
diintegrasikan, disederhanakan dan disinkrinisasikan.
Dengan demikian dapat ditegaskan disini, bahwa dalam proses
pengorganisasian, semua sumber daya organisasi diorganisir dan
digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.
Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga
pendidikan tidak terlepas dari unsur-unsur yang membentuk budaya
lembaga itu sendiri. Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang
terdiri atas lingkungan internal sekolah, misalnya tempat belajar
mengajar, peran penting dari keberadaan para pendidik dan anak didik
atau ada guru dan murid, para karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas
sekolah, perpustakaan sekolah, dan aktivitas pembelajaran. Semua itu
secara keseluruhan terlibat langsung dalam suasana interaktif yang

11
membentuk kultur lembaga pendidikan. Adapun lingkungan lembaga
pendidikan yang bersifat eksternal adalah yang keberadaanya di luar
lembaga, misalnya lingkungan masyarakat, hubungan struktural
sekolah dengan pemerintah dan interaksi pihak lembaga dengan
keluarga seluruh anak didik5.

5
http://nikendwirahmawati.blogspot.com/2012/03/pengorganisasian-dalam-manajemen.html

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang
berarti alat. Sedangkan, organize (bahasa inggris) berarti mengorganisasikan
yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. Organizing
(pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sesuatu.
organisasi adalah sebuah wadah, tempat, atau system untuk melakukan
kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan,
pengorganisasian (organizing) merupakan proses pembentukan wadah atau
system dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi.
Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan tidak
terlepas dari unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu sendiri. Salah
satunya adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas lingkungan internal
sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran penting dari keberadaan
para pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para karyawan sekolah,
alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan aktivitas
pembelajaran.

B. Penutup
Dalam proses pengorganisasian, semua sumber daya organisasi diorganisir
dan digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing. Di samping hal
itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan tidak terlepas dari
unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu sendiri. Salah satunya
adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas lingkungan internal sekolah,
misalnya tempat belajar mengajar, peran penting dari keberadaan para

13
pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para karyawan sekolah, alat-
alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan aktivitas pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniadin, Didin dan Imam Machali. 2013. Manajemen pendidikan


konsep dan prinsip pengelolaan pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz media.
Purwanto, Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://nikendwirahmawati.blogspot.com/2012/03/pengorganisasian-dalam-
manajemen.html

14

Anda mungkin juga menyukai