MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi
yang diampu oleh Prof. Dr. Agus Taufiq, M.Pd., dan Dadang Sudrajat, M.Pd
Oleh :
Kelompok 6
Athooya Safira Kultsum P.Y 2007160
Nuraini Febrianti 2004964
Rifda Rihadatul’aisy A. 2001116
i
KATA PENGANTAR
Organisasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial. Semakin maju peradaban manusia, perkembangan organisasi semakin pesat
dan kompleks. Sehingga dalam interaksinya dengan lingkungan, organisasi
menghadapi berbagai persoalan, dan perlu menyesuaikan diri dengan
menjawab/mengatasi masalah-masalahnya.
Di lingkungan dunia usaha, penerapan organisasi terus mengalami
perubahan sesuai dengan tuntutan lingkungan yang semakin pesat. Para ahli
banyak yang melakukan penelitian untuk mengkaji, menganalisis, dan memahami
fenomena-fenomena yang terjadi, hasilnya digunakan untuk mencari solusi dalam
mengatasi berbagai persoalan.
Sejak berdirinya organisasi, pendiri meletakkan dasar bagi budaya
organisasi yang didirikan. Pertumbuhan organisasi merupakan hasil interaksi
organisasi dengan lingkungannya, untuk mengembangkannya nilai-nilai pokok
tertentu perlu mengalami perubahan. Sehingga dalam pertumbuhan organisasi,
budaya organisasi ikut menyesuaikan diri.
Jika sebuah organisasi ingin bertahan atau bahkan terus berkembang, maka
organisasi tersebut harus mampu mengatasi masalah-masalah eksternal dan
internal. Sehingga organisasi perlu melaksanakan pengembangan organisasi atau
organization development.
ii
TERIMA KASIH
Dalam pembuatan laporan bab ini penulis menyadari akan keterbatasan
yang penulis miliki. Namun, Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati,
bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya laporan bab ini
bisa diselesaikan dengan tepat waktu. Untuk itu dengan segala hormat, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT dengan segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberi
kesehatan kepada penulis dalam mengerjakan laporan bab ini.
2. Prof. Dr. Agus Taufik, M.Pd., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Psikologi Industri dan Organisasi.
3. Dadang Sudrajat, M.Pd., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi
Industri dan Organisasi.
4. Rosiana Della P., selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Psikologi
Industri dan Organisasi.
5. Rahmawati Yuliani., selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Psikologi
Industri dan Organisasi.
6. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas dukungan dan semangat moril kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan bab ini.
Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan hidayah-Nya kepada kita
semua, serta karya tulis ini dapat bermanfaat. Khususnya bagi penulis, serta bagi
pembaca.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
TERIMA KASIH..................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Identitas Pokok Bahasan........................................................................................1
B. Struktur Isi Pokok Bahasan....................................................................................1
C. Sinopsis Pokok Bahasan.........................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
ISI POKOK BAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Organisasi.............................................................................................2
B. Rancangan Organisasi...............................................................................................3
C. Jenis-jenis Organisasi................................................................................................6
D. Pengertian Pengembangan.........................................................................................6
E. Budaya Organisasi.....................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................24
ANALISIS.............................................................................................................24
BAB IV..................................................................................................................28
PENUTUP.............................................................................................................28
A. Kesimpulan..........................................................................................................28
B. Rekomendasi bagi Bimbingan dan Konseling......................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................32
DAFTAR TABEL
Tabel 1...................................................................................................................12
Tabel 2...................................................................................................................21
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1................................................................................................................10
Gambar 2................................................................................................................11
v
BAB 1
PENDAHULUAN
vi
Penulis : Ashar Sunyoto Munandar
vii
BAB II
ISI POKOK BAHASAN
A. Pengertian Organisasi
a. Kemajemukan (complexity)
b. Formalisasi (formalization)
viii
organisasi kecil atau usaha perorangan maka derajat dari
formalisasi nya masih rendah sedangkan jika organisasinya
semakin besar, dan semakin majemuk organisasinya maka semakin
besar pula derajat formalisasi nya.
c. Pemusatan (centralization)
B. Rancangan Organisasi
Contoh :
ix
Gambar 1. Contoh Perancangan Organisasi Struktur Sederhana
x
talented, artinya pelaksanaan tugasnya sudah mengikuti peraturan
peraturan yang telah di formalisasi dan distandarisasi.
Gambar 2. Contoh struktur birokrasi mesin yang menggunakan rancangan struktur birokrasi
xi
Kebingungan di sini kemungkinan merupakan sumber dari konflik
kekuasaan dan tekanan yang diletakkan pada individu nya.
Contoh dari rancangan organisasi struktur matriks ini dapat dilihat dari
struktur Fakultas psikologi UI yang mengelompokkan dosen berdasarkan
bidang keahlian kekhususan mereka masing-masing sekaligus mereka
menjadi dosen di program pendidikan yang berbeda-beda.
Bidang Keahlian Program Studi Twining Program Program Program Studi Program
Kekhususan S1 Program Studi S2 Ilmu Studi S2 S2 Profesi Studi S3
Terapan
Bagian Psikologi v v v - v v
Klinis
Bagian Psikologi v v v - v v
Perkembangan
Bagian Psikologi v v v v v v
Industri &
Organisasi
Bagian Psikologi v v v v v v
Sosial
Bagian Psikologi v v v - - -
Eksperimen
Bagian Psikologi v v v - v v
Pendidikan
Tabel 1. Sebagian Organisasi Matriks Fakultas Psikologi UI Permulaan Tahun 2001
xii
C. Jenis-jenis Organisasi
xiii
perubahan 'gaya'; lebih menjadi promoters daripada sales persons; R & D
sedikit; pemasaran berpengaruh besar
D. Pengertian Pengembangan
PO ini adalah satu upaya: (1) yang direncanakan; (2) yang dampaknya
mencakup seluruh organisasi; (3) yang dimanajemeni oleh puncak, untuk; (4)
meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui; (5) intervensi-
intervensi yang direncanakan ke dalam proses-proses organisasi dengan
menggunakan pengetahuan keperilakuan (Beckhard, 1969:9). Dalam
mengembangkan kemampuan suatu organisasi, maka dapat mencapai dan
mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi yang diukur berdasarkan
efisiensi, efektivitas dan kesehatan.
xiv
Teknik-teknik Intervensi
xv
proses. Teknik ini memperhatikan baik prosedur tugas kelompok maupun
proses-proses manusia yang dihadapinya.
E. Budaya Organisasi
xvi
Keuangan setiap organisasi setiap usaha memiliki budayanya yang
tercermin dari perilaku para anggotanya para karyawannya kebijakan-
kebijakannya peraturan-peraturannya. Schein (1992) memberi batasan
mengenai budaya organisasi
xvii
perilaku keras. semua perilaku Yang diamati berkaitan dengan
pelaksanaan tugas pekerjaan merupakan ungkapan dari nilai-nilai tertentu.
“... the patterned way of thinking, feeling, and reacting that exists in an
organization or its subsectors. it is the unique “mental programming” of
that organization, which is a reflection of its model organization
personality”.
xviii
1. Orang mengembangkan nilai-nilai selama sosialisasi untuk
dapat mengakomodasi terhadap jenis-jenis organisasi di
masyarakat (dalam rangka pemasaran produk atau jasa yang
dihasilkan).
xix
lingkungan alam dan kejadian-kejadian bersejarah yang membentuk
masyarakat.
c. Model Cagliardi
xx
kebijakan praktik-praktik dan keputusan-keputusan organisasi yang
penting.
xxi
4. Orientasi hasil (outcome orientation). Memiliki perhatian dan harapan
yang tinggi terhadap tindakan, hasil, dan capaian.
xxii
7. Stabilitas. Kegiatan-kegiatan keorganisasian yang lebih menekankan status
quo dibandingkan dengan pertumbuhan.
xxiii
penekanan berlebihan pada individualisme terutama pada tingkat puncak,
para eksekutif memiliki kebutuhan tinggi untuk dapat dilihat dan diakui
oleh pihak di luar perusahaan, keputusan didasari intuisi, tekanan, tanpa
analisis yang cermat dari lingkungan atau kemampuan-kemampuan dari
organisasi. Mereka sering tidak memiliki disiplin diri, tidak mampu
memfokuskan perhatian untuk waktu lama, cenderung charming tapi
dangkal, sering mengeksploitasi orang lain, dan sering menarik bawahan
untuk memiliki ketergantungan yang tinggi. Para bawahan yang tertarik
bekerja pada organisasi seperti ini memiliki kebutuhan tinggi akan
ketergantungan, ingin diarahkan, memiliki kepercayaan tinggi bahwa
mereka yang memimpin organisasi tidak akan berbuat salah.
xxiv
Mereka terus-menerus mencari informasi, ketika informasi yang
diperoleh rusak, maka akan semakin menambah kecurigaan mereka.
Dalam budaya paranoid para anggota cenderung bertindak pasif, tidak
aktif berpartisipasi dalam hal-hal organisasi yang penting, dan juga tidak
mudah berbagi informasi dengan yang lain karena takut nanti dirinya
sendiri mengalami kerugian.
xxv
bahwa perubahan-perubahan dapat dibuat dengan memiliki informasi
tentang ketersediaan peluang-peluang. Para manajer bersedia untuk
mengambil keputusan bertindak dan memanfaatkan kesempatan tersebut.
Mereka mencoba memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahan dari perusahaan dibandingkan dengan para pesaing.
xxvi
sama dan bukan pada tujuan dari aturan-aturan tersebut. Pada sistem
kendali (control) yang khusus, terinci, dan formal. Mereka gunakan untuk
mengetahui perilaku dari para anggotanya.
1. Rancangan Organisasi
xxvii
diterimanya tenaga kerja yang menghasilkan nilai-nilai utama sesuai
dengan nilai-nilai utama dari perusahaan.
3. Pembedaan Kelas
6. Bahasa
xxviii
dalam organisasi yang satu orang menggunakan kata “bapak dan Ibu”
untuk atasannya, sedangkan di organisasi yang lain orang menggunakan
kata “Saudara atau Anda” kepada anggota organisasi yang menduduki
jabatan yang tinggi.
xxix
2. Cara pemecahan masalah tidak valid, maka jika menemukan cara
pemecahan yang valid akan terjadi beberapa perubahan pada budaya
organisasinya.
2. Kajian kedua ingin melihat sejauh mana ada hubungan antara isi budaya,
nilai-nilai dan perilaku yang secara umum dapat diamati, dengan unjuk
kerja ekonomi jangka panjang.
3. Kajian yang ketiga ingin melihat apakah budaya yang dapat membantu
organisasi untuk mengantisipasi dan menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan akan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang sangat
baik untuk jangka waktu yang panjang.
xxx
rendah. Dari sini timbul masalah-masalah internal yang tidak dapat
diselesaikan. Pertama, para manajer cenderung menjadi arogan. Kedua,
para manajer dari budaya ini cenderung kurang menghargai pelanggan,
pemegang saham, dan karyawan. Ketiga, budaya-budaya ini menjadi tidak
senang dengan nilai nilai seperti kepemimpinan dan hal-hal lainnya yang
dapat melakukan perubahan.
Dari kajian yang luas dari Kotter dan Heskett dapat secara ringkas disimpulkan
bahwa:
1. Ada hubungan, meskipun tidak kuat, antara budaya perusahaan yang kuat
dengan unjuk kerja ekonomik jangka waktu yang panjang.
h. Budaya Pembelajaran
xxxi
1. Perhatian terhadap sesama individu. Ini ditemukan oleh Schein dalam
organisasi di mana itu adalah organisasi yang adaptif dan berinovasi dari
waktu ke waktu. Pertimbangan yang sama diberikan kepada semua yang
berkepentingan (stakeholder), pelanggan, karyawan, pemasok dan
pemegang saham.
4. Organisasi perlu ada waktu yang kendor (slack), waktu yang digunakan
untuk pembelajaran yang menghasilkan, tapi sama pentingnya harus ada
keanekaragaman yang cukup dari orang orang, kelompok-kelompok dan
subbudaya untuk memungkinkan alternatif-alternatif yang kreatif.
xxxii
7. Dunia menjadi lebih beragam dan koordinasi dan kooperasi serta kerja
sama yang saling bergantung menjadi semakin penting. Pekerjaan tidak
lagi dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan kerja sama seluruh tim. Jadi
tim harus bisa bekerja dan memiliki keyakinan yang sama bahwa itu akan
berhasil.
xxxiii
xxxiv
BAB III
ANALISIS
Bab ini membahas mengenai pengertian dari organisasi dan tiga dimensi
penting di dalamnya. Dalam bab ini dijelaskan bahwa organisasi adalah
sekelompok orang, bekerja menuju tujuan, yang mengembangkan dan
mempertahankan pola perilaku yang relatif stabil dan dapat diprediksi, diberikan
kepada individu dalam organisasi mungkin berubah. Hal ini didukung oleh James
D. Mooney, yang berpendapat bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sutarto juga mendefinisikan
organisasi sebagai kumpulan orang, proses pembagian kerja, dan sistem kerja
sama atau sistem sosial. (Fadlan, A. H, 2021).
xxxv
bahwa jika sebuah pekerjaan sangat di formalisasi kan maka pemegang pekerjaan
itu hanya mempunyai sedikit kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan
bilamana mengerjakannya dan bagaimana ia harus melakukannya. Ada pula
beberapa teknik formalisasi yang dapat digunakan oleh para manajer untuk dapat
menstandarisasikan perilaku para pegawai. Teknik-teknik nya adalah sebagai
berikut : 1) Proses seleksi (selection), maksudnya para pelamar diproses melalui
sejumlah rintangan yang sudah dirancang bukan secara acak. Hal ini adalah untuk
membedakan para individu yang mungkin dapat berprestasi dengan baik dengan
mereka yang mungkin kurang baik; 2) Persyaratan jabatan (role requirement); 3)
Peraturan prosedur dan kebijakan (rules, procedure, and policies); 4) Proses
pelatihan (training); dan 5) Ritual (rituals). (Gammahendra, F. 2014). Komponen
ketiga yang dibutuhkan dalam organisasi yaitu sentralisasi. Robbins menjelaskan
sentralisasi sebagai jenjang kepada siapa kekuasaan formal untuk membuat
pilihan-pilihan secara leluasa dikonsentrasikan pada seorang individu unit atau
tingkatan. Dengan demikian, seseorang yang memiliki tingkatan lebih tinggi di
organisasi dapat mengizinkan para pegawai yang ada pada tingkat rendah untuk
memberi masukan minimal ke dalam pekerjaan mereka masing-masing. Selain itu,
bab ini juga menguraikan tiga rancangan organisasi, yaitu rancangan organisasi
dengan struktur sederhana, organisasi birokrasi, dan organisasi dengan struktur
matriks. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, rancangan organisasi
sederhana dan rancangan organisasi birokrasi memiliki prinsip one man, one boss.
Artinya, setiap bawahan hanya memiliki satu atasan. Berbeda dengan rancangan
organisasi struktur matriks yang setiap bawahannya memiliki dua atasan.
xxxvi
kualitas hidup. Pada dasarnya, pengembangan organisasi ini penting karena
mengarah pada peningkatan efektivitas organisasi dengan tujuan meningkatkan
kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan
perilaku anggotanya (Robbins, Stephen P, 201.
5. Partisipasi. Semakin banyak orang yang akan terkena dampak oleh sebuah
perubahan dilibatkan dalam keputusan menyangkut perubahan itu, mereka
akan semakin berkomitmen untuk menerapkan keputusan-keputusan itu.
xxxvii
Winardi mengemukakan bahwa perubahan organisasi adalah tindakan
beralihnya sesuatu organisasi dari kondisi yang berlaku kini menuju ke
kondisi masa yang akan datang menurut yang diinginkan agar
meningkatkan efektivitasnya.
xxxviii
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
xxxix
juga dapat didefinisikan sebagai suatu upaya yang direncanakan yang
dampaknya mencakup seluruh organisasi dan yang di manajemen oleh
puncak untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui
intervensi intervensi yang direncanakan ke dalam proses-proses organisasi
dengan menggunakan pengetahuan keperilakuan. Ada beberapa teknik
teknik intervensi yang dapat dilakukan, yaitu teknik balikan survei,
konsultasi proses, dan teknik pembentukan tim. Selain itu, dalam
melakukan intervensi, untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan
kesehatan organisasi sebagai pengembangan organisasi terjadi akibat
budaya organisasi perusahaan dengan terjadinya perubahan nilai-nilai
tertentu. Budaya organisasi dapat dipengaruhi dari beberapa faktor, seperti
pengaruh umum dari luar yang luas, pengaruh nilai-nilai di masyarakat,
dan faktor spesifik dari organisasi, serta nilai-nilai dasar dari koalisi
dominan. Budaya organisasi juga memiliki ciri -ciri yang menandai nya,
yaitu : 1) innovation and risk taking; 2) stability and security; 3) respect
for people; 4) outcome orientation; 5) team orientation and collaboration;
dan 6) aggressiveness and competition. Dalam pembahasan ini juga
dipaparkan beberapa jenis budaya organisasi, yang pertama adalah
Charismatic vs Selfsufficient, paranoid vs trusting cltrs, avoidant vs
achievement cltrs, politicized vs focused cltrs, dan bureaucratic vs
creative cltrs.
B. Rekomendasi bagi Bimbingan dan Konseling
xl
2. Sebagai calon konselor, sebaiknya mahasiswa bimbingan dan
konseling mempelajari contoh kasus yang terjadi agar
mendapatkan gambaran di lapangan nya.
xli
DAFTAR PUSTAKA
xlii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Biografi Tim
1. Penulis 1
NIM : 2007160
No. HP : 085219764124
Email : athooyask13@gmail.com
2. Penulis 2
NIM : 2004964
xliii
No. HP : 081991395653
Email : febnuraini@gmail.com
3. Penulis 3
NIM : 2001116
No. HP : 081341476500
Email : rifdagustine12@gmail.com
Kesan dan pesan membuat laporan ini, saya bisa mendapatkan ilmu baru
yang sebelumnya belum pernah di dapatkan. Menjadi lebih memahami
tentang organisasi, elemen penting di dalam nya, berbagai bentuk
rancangannya, dan bentuk perkembangan serta jenis-jenis dari organisasi.
Buku rujukan yang menjadi referensi utama juga menjelaskan materi
dengan sangat rinci, jadi sangat memudahkan saya dan rekan-rekan dalam
menyusun laporan ini. Semoga apa yang sudah saya pelajari dapat
bermanfaat bagi diri saya sendiri, dan bagi orang lain.
xliv
Kesan dan pesan saya dalam mengerjakan makalah ini, saya mendapat
wawasan dan pemahaman lebih mengenai budaya organisasi. Saya
menjadi lebih paham bahwa dalam berdirinya sebuah organisasi terdapat
budaya organisasi yang turut mempengaruhinya. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan bagi diri saya sendiri dan bagi pembaca yang
lain.
Kesan dan pesan saya dalam mengerjakan laporan bab ini, saya
mendapatkan wawasan baru mengenai psikologi industri dan organisasi.
Terutama pembahasan tentang pengembangan dan budaya organisasi ini,
yang menjadi lebih memahami materinya dan menambah wawasan saya.
Harapan saya semoga laporan bab ini dapat menjadi manfaat bagi saya
sendiri dan bagi orang lain.
C. Power Point
xlv
xlvi
xlvii