Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LINGKUNGAN DAN BUDAYA INDUSTRI, PEMIMPIN DAN


KEPEMIMPINAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Manajemen
Dosen Pengampu : Dr. Muhibudin, MM

Disusun Oleh : Jeki Setiono


Royni

PROGAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM (FDKI)
INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO
(IAI PD) NGANJUK
2023

i
MAKALAH
LINGKUNGAN DAN BUDAYA INDUSTRI, PEMIMPIN DAN
KEPEMIMPINAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Manajemen
Dosen Pengampu : Dr. Muhibudin, MM

Disusun Oleh : Jeki Setiono


Royni

PROGAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM (FDKI)
INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO
(IAI PD) NGANJUK
2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan pengetahuan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan salam kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya dan
sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan agama islam hingga sampai kepada kita.
Terimakasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini, terutama Kepada Bapak Muhibudin, MM Selaku dosen pembingbing untuk mata
kuliah ‘’Dasar Manajemen”,terimakasih juga kami ucapkan Kepada teman-teman yang telah
meluangkan waktunya untuk menyumbangkan ide-idenya sehingga makalah ini dapat
disusun dengan baik.
Kami berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.Namun
terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan
segala kerendahan hati, saran saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari
para pembaca untuk meningkatkan tkan pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu
mendatang

Nganjuk 28 November 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... iii


DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Dan Budaya Organisasi........................................... 2
B. Fungsi Budaya Organisasi.............................................................................. 4
C. Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan.................................................... 6
D. Fungsi Pemimpin........................................................................................... 7
E. Tipe Kepemimpinan....................................................................................... 9
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam ilmu manajemen Ligkungan dan Budaya Organisasi adalah hal yang
penting karena merupakan salah satu cara para manager dalam melaksanakan
aktivitas manajemennya untuk mencapai tujuan dan beradaptasi dengan
lingkungan organisasi.Seiring dengan berjalanya waktu, tipe-tipe organisasi pun
semakin banyak Budaya organisasi pun juga ikut berubah seiring berubahnya
lingkungan organisasi. Dalam hal ini budaya tidak mengacu pada
keanekaragamaan ras, etnis, dan latar belakang individu. Melainkan budaya adalah
suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi.Budaya organisasi mencakup
semangat kerja karyawan, sikap tingkat produktivitas

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Lingkungan Organisasi Dan Budaya Organisasi ?
2. Apa Fungsi Budaya Organisasi ?
3. Apa Itu Pemimpin Dan Kepemimpinan ?
4. Apa Fungsi Pemimpin Dan Kepemimpinan ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Lingkungan Organisasi Dan Budaya Organisasi
2. Untuk Mengetahui Fungsi Budaya Organisasi
3. Untuk Memahami Tentang Pemimpin Dan Kepemimpinan
4. Untuk Mengetahui Fungsi Pemimpin Dan Kepemimpinan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengerian
1. Lingkungan Organisasi
Organisasi dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan
tidak terlepas dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Organisasi
merupakan suatu wadah untuk memproses masukan menjadi keluaran
Lingkungan organisasi terdiri dari dua elemen antara lain lingkungan
khusus dan lingkungan umum . Lingkungan khusus disebut sebagai pihak
yang terpengaruh secara langsung pada organisasi, seperti pemilik
perusahaan, karyawan, pemasok dan lain sebagainya yang dapat
mempengaruhi perusahaan secara langsung dan lingkungan khusus di bagi
menjadi dua yaitu pihak yang berkepentingan internal dan eksternal. Pihak
yang berkepentingan internal adalah para karyawan, dewan direkasi, dan
pemilik, sedangkan pihak yang berkepentingan eksternal termasuk
pemasok, penyedia tenaga kerja, pelanggan, dan pesaing.
2. Budaya Organisasi
Pemahaman tentang budaya organisasi tentu tidak lepas dari konsep
dasar tentang budaya, yang merupakan salah satu terminologi dalam
sosiologi. Menurut Edward yang dikutip oleh Akdon, mendefinisikan
kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Dari pengertian di atas, kita dapat berpijak pada dua kata kunci, yakni
“budi” dan “daya”. Budi artinya akal dan hati sebagai perwujudan dari daya
yang berarti karya, cipta dan karsa manusia.
Budaya organisasi adalah sistem yang mengarahkan perilaku individu
agar searah dengan tujuan organisasi. Dalam hal mengubah budaya maka
pimpinan harus mampu mengubah dirinya terlebih dahulu. Pimpinan
organisasi harus mau menerima tanggung jawab dalam rangka perubahan
budaya. Perubahan budaya tidak mungkin dilakukan dalam sekejap waktu
tetapi secara bertahap dan memerlukan waktu.

2
Pemimpin jangan membuat suatu kesalahan dalam tahapan
pelaksanaan program budaya kerja, karena bila hal tersebut terjadi maka
dapat melemahkan semangat dan menurunkan kepercayaan bawahan
terhadap pimpinan Di Indonesia Budaya Organisasi sejak tahun 80-an saat
sektor swasta berkesempatan mengembangkan usaha di bidang non-migas,
kebutuhan akan pembudayaan nilai-nilai baru wirausahaan dan manajemen.
Kemudian pada tahun 90-an banyak dibicarakan tentang kebutuhan nilai-
nilai baru, konflik budaya, dan bagaimana mempertahankan Budaya
Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru. Bersamaan dengan itu para
akademisi mulai mengkajinya dan memasukannya ke dalam kurikulum
berbagai pendidikan formal dan informal. Salah satu pakar yang cukup
gigih mengembangkan Budaya Organisasi adalah Taliziduhu Ndraha,
seorang pakar Ilmu Pemerintahan. Untuk itu, akan dibahas pengaruh
lingkungan dalam Budaya Organisasi dan akibat yang muncul dari budaya
tersebut. Pengaruh lingkungan dalam Budaya Organisasi dan mengenai
perubahan cara pengelolaan organisasi tersebut tentu saja menuntut
perubahan mendasar dalam pola pikir dari seluruh anggota organisasi.
Termasuk didalamnya perubahan yang memfokuskan pada ketrampilan,
pengetahuan, dan perilaku.
Pengelolaan organisasi secara tradisional sudah tidak lagi mencukupi
ketika dunia menjadi lebih kompetitif dan dinamis. Jadi, untuk
mengantisipasi perubahan yang terjadi secara konstan, organisasi juga
harus melakukan perubahan organisasi agar tetap survive. Perubahan
tersebut bias berada dalam kontinum perubahan kecil samapi dengan
transformasi organisasi. Landasan dasar dari perubahan adalah budaya
untuk mau dan mampu beradaptasi. Salah satu turunan dari budaya yang
adaptif adalah budaya yang berorientasi pada tugas (task culture) yang
berkoresponden dengan kerja keras dan ‘play hard’. Dalam tulisan ini
menggunakan analisis konseptual.

3
B. Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Robbins dalam bukunya yang berjudul “Organizational
Behavior” (2011, p.512), fungsi utama dari budaya organisasi adalah :
1. Budaya organisasi berfungsi sebagai pembeda yang jelas terhadap
satu organisasi dengan organisasi yang lain.
2. Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota -
anggota organisasi.
3. Budaya organisasi mempermudah timbulnya komitmen pada
sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan individual seseorang.
4. Budaya organisasi merupakan perekat sosial yang membantu
mempersatukan organisasi dengan membentuk sikap serta perilaku
karyawan.
5. Budaya organisasi berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna
dan kendali yang membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Menurut Panbundu (2012, p.16) mengatakan bahwa budaya organisasi


dapat berfungsi sebagai penghambat inovasi apabila perusahaan tidak mampu
mengatasi masalah yang berkaitan dengan lingkungan eksternal dan integrasi
internal, perubahan - perubahan yang terjadi di lingkungan tidak cepat
dilakukan adaptasi oleh pimpinan organisasi, dan pemimpin yang masih
berorientasi padamasa lalu. Selanjutnya menurut Cameron dan Quinn dalam
Rangkuti (2011, p.33) membagi empat dimensi menjadi tipologi budaya
organisasi yaitu :

1. Tipe Budaya Kekeluargaan (Clan Culture)


Tipe Kultur Kekeluargaan (Clan Culture) adalah budaya
organisasi dimana perusahaan memiliki karakter kekeluargaan,
terdapat lingkungan yang dapat mengatur dengan baik perusahaan
melalui team work, dan pengembangan SDM serta memperlakukan
konsumen sebagai rekanan. Tugas utama dari manajemen adalah
mengendalikan dan membina karyawan sehingga memudahkan
mereka untuk berpartisipasi.

4
2. Tipe Budaya Kreatif (Adhocracy Culture)
Tipe Kultur Kreatif (Adhocracy Culture) adalah budaya
organisasi yang menuntut inovasi dan inisiatif serta menciptakan
produk baru dan jasa untuk mengantisipasi dan persiapan
kebutuhan di masa depan. Tugas utama dari manajemen adalah
untuk mendukung terciptanya semangat kewirausahaan dan
kreativitas.
3. Tipe Budaya Persaingan (Market Culture)
Tipe Kultur Persaingan (Market Culture) adalah budaya
organisasi yang memiliki asumsi budaya pasar yang tidak ramah,
kompetitif, serta dicirikan dengan tempat kerja yang berorientasi
pada hasil. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang keras
hati, suka bekerja keras dan gesit. Tugas utama manajemen adalah
mengendalikan organisasi untuk mencapai produktivitas, hasil,
tujuan serta keuntungan.
4. Tipe Budaya Pengendalian (Hierarchy Culture)
Tipe Kultur Pengendalian (Hierarchy Culture) adalah budaya
organisasi yang ditandai dengan bentuk perusahaan yang resmi dan
terstruktur. Semua proses kerja diatur secara baku dan sistematis.
Birokrasi sangat relevan dengan jenis budaya ini. Gaya
kepemimpinan yang dikembangkan adalah sebagai koordinator
dengan fungsi mentoring yang kuat dan ketat, sekaligus sebagai
organisator yang unggul. Tugas utama manajemen ditekankan pada
efisiensi serta adanya batasan - batasan waktu yang tegas dan ketat.
Model atau pedoman manajemen yang digunakan biasanya adalah
berpusat kepada pengendalian dan kontrol yang ketat

Dari definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa budaya


organisasi mempunyai beberapa fungsi yaitu memberi batasan untuk
mendefinisikan peran sehingga memperlihatkan perbedaan yang jelas antar
organisasi, memberikan identitas terhadap sesuatu yang lebih secara
perorangan, menunjukan stabilitas sistem sosial, dan dapat membentuk pola
pikir dan perilaku anggota organisasi.

5
C. Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan
Suradinata (1997:11) berpendapat bahwa pemimpin adalah orang yang
memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga.
Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku
orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan kepemimpinan adalah merupakan suatu kemampuan yang
melekat pada diri seorang yang memimpin yang tergantung dari macam-
macam faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Pemimpin jika
dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai
tugas untuk LEAD anggota di sekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah:
1. Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan
loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam
kebaikan..
2. Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-
rekannya dan mewariskan pada rekan-rekannya.
3. Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang
ada.
4. Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan
menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.1

1
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. (2003). Manajemen Motivasi. Penerbit PT.Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.

6
D. Fungsi Pemimpin
Pemimpin sesuai dengan perannya, memi liki fungsi utama yang harus
dipahami secara mendalam terhadap fungsi yang berhubungan dengan tugas
atau bahkan memecahkan masalah. Keutuhan dan kekompakan kelompok atau
social merupakan fungsi selanjutnya yang pada umunya sering diabaikan.
Leadership style (gaya kemimpinan) yang menggambarkan tentang pola
tingkah laku pemimpin dalam proses pengarahan juga sebagai salah satu akan
mempengaruhi perkerja yan ada.
Menurut Kouzes dan Posner, keberhasilan seorang pemimpin harus
dapat memenuhi kaidah sebagai berikut : makna/keter panggilan; visi/arah
yang jelas; kemampuan memeriksa dan menata pola kerja yang sudah ada;
kemampuan mengembangkan orang; dan kemampuan mengangkat hati
mereka. Sebagai pemimpin, berarti juga melaksanakan fungsi melayani
dengan pengharapan sebagai leading up artinya memimpin ke atas dan
berkembang, leading across yang berarti pemimpin juga memimpin
kesamping yang artinya belajar dari orang lain, leading down atau memimpin
ke bawah yang maknanya mengembangkan orang-orang di bawah, dan
laininya adalah leading inside.
Fungsi kepemimpinan adalah mengusahakan agar kelompok yang
dipimpinnya dapat mewujudkan tujuan dengan baik melalui kerjasama yang
produktif dalam segala situasi. Menurut Sondang S. P. Siagian (1999) fungsi-
fungsi kepemimpinan meliputi:
1. Pimpinan Sebagai Penentu Arah
Setiap organisasi dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan
tertentu. Arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju
tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan
pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia.
2. Pimpinan Sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi
Kebijaksanaan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan kepada
pihak luar agar pihak tersebut mempunyai pengetahuan yang tepat
tentang kehidupan organisasi yang bersangkutan, dan yang paling
bertanggung jawab sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam

7
hubungan dengan berbagai pihak tersebut adalah pimpinan
organisasi. Pimpinan perlu mengetahui keputusan lain yang telah
dibuat oleh pimpinan yang lebih rendah. Serta pengetahuan tentang
berbagai kegiatan yang berlangsung dalam organisasi sebagai
pelaksanaan dari berbagai keputusan yang telah diambil.
3. Pimpinan Sebagai Komunikator yang Efektif
Komunikasi sangat diperlukan pimpinan dalam menyampaikan
suatu keputusan dalam rangka pengendalian dan pengawasan,
pengerahan bawahan dan menyampaikan informasi kepada pihak
lain.
4. Pimpinan Sebagai Mediator
Fungsi pimpinan sebagai mediator dalam hal ini difokuskan pada
penyelesaian situasi konflik yang mungkin timbul dalam
organisasi. Timbulnya situasi konflik dalam organisasi merupakan
tantangan yang harus dihadapi pimpinan. Untuk mengatasinya
secara rasional, objektif, efektif dan tuntas, dituntut
kemampuannya berperan sebagai seorang mediator yang handal.
5. Pimpinan Sebagai Integrator
Adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan tenaga,
serta diperlukannya spesialisasi pengetahuan dan ketrampilan dapat
menimbulkan sikap, perilaku dan tindakan yang berkotak-kotak.
Oleh karena itu diperlukan integrator terutama pada hirarki puncak,
yaitu pimpinan. Hanya pimpinanlah yang berada “di atas semua
orang dan semua satuan kerja yang memungkinkannya
menjalankan peranan integratif yang didasarkan pada pendekatan
yang holistik.

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa


keefektivan kepemimpinan dapat disoroti dari segi penyelenggaraan fungsi-
fungsi kepemimpinan yang bersifat hakiki, yaitu sebagai penentu arah yang
hendak ditempuh melalui proses pengambilan keputusan, sebagai wakil dan
juru bicara organisasi dalam usaha pemeliharaan hubungan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan di luar organisasi, sebagai komunikator yang
efektif, sebagai mediator yang rasional, objektif dan netral serta sebagai

8
integrator. Dengan fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut, seorang pimpinan
dapat menggerakkan, mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya.

E. Tipe Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Klasik
Kepemimpinan klasik adalah kepemimpinan yang ditandai oleh sifat
dominatif, direktif, otoritatif, dan para pengikut harus patuh/taat
melaksanakan perintah pimpinan dan tertutup pertanyaan. Sifat-sifat
tersebut ada karena pemimpinlah satu-satunya otoritas yang berhak
menafsirkan kebenaran yang sah. Kerajaan-kerajaan dan negara-negara
totalitarian pada umumnya menerapkan paradigma kepemimpinan klasik
(Uni Soviet/semua presiden sebelum Garberchov, Jerman/dibawah Hitler,
Singapore/Lee Kwan Yew, dsb.). Jadi, pemimpin mendekte pengikut “apa
yang harus dilakukan” tanpa konsultasi.
2. Kepemimpinan Berdasarkan Sifat Pembawaan
Teori ini meyakini bahwa pemimpin itu dilahirkan yang berarti
pembawaan, bukan dipersiapkan/didikan.Sifat pembawaan pemimpin
meliputi kualitas jiwa dan raga yang dapat digunakan untuk membedakan
pemimpin dan pengikut. Contoh sifat pembawaan misalnya: kecerdasan
intelektual, tubuh yang gagah dan tinggi, kepercayaan diri yg tinggi, dan
tingkat energi.
3. Kepemimpinan Berdasarkan Perilaku
Teori ini meyakini bahwa perilaku pemimpin secara langsung
mempengaruhi efektivitas kerja yang dipimpin, dan pemimpin dapat
dipersiapkan/ dipelajari, bukan dilahirkan. Tiga jenis gaya perilaku
pemimpin yaitu otoritarian, demokratik, dan pasif/pembiaran. Ketiganya
dapat dipecahpecah lagi lebih rinci.
4. Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan karismatik adalah jenis kepemimpinan yang
mengandalkan pada karisma seorang pemimpin. Karisma seorang
pemimpin ditunjukkan oleh kewibawaan yang dimiliki oleh seorang

9
pemimpin untuk mempengaruhi yang dipimpin. Kewibawaan bersumber
pada aspek psikologis dan fisik seorang pemimpin.
5. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional adalah jenis kepemimpinan yang
mengandalkan transaksi antara pemimpin dan yang dipimpin. Artinya, ada
kesepakatan atau tawar menawar antara pemimpin dan yang dipimpin
(politik dagang sapi). Pemimpin meminta yang dipimpin melakukan
sesuatu dan yang dipimpin akan diberi imbal jasa jika yang dipimpin telah
melaksanakan perintah sang pemimpin.
6. Kepemimpinan Visioner/ Transformasional
Kepemimpinan visioner/transformasional adalah kepemimpinan yang
mengandalkan visi pemimpin sebagai inspirasi untuk mengarahkan
pengikutnya. Tiga hal yang harus dilakukan oleh pemimpin
transformasional: (1) menyadari perlunya perubahan, (2) menciptakan visi
baru, (3) melembagakan perubahan. Dalam literatur, paradigma ini sering
disebut paradigma ideal khususnya untuk melakukan transformasi
organisasi.
7. Kepemimpinan Organik
Dalam kepemimpinan organik, pemimpin tidak menjadi figur sentral, akan
tetapi kelompok secara keseluruhan menjadi kuncinya. Konsensus
kelompok yang bisa menentukan siapa yang seharusnya menjadi pemimpin
dan berapa lama. Jadi, kepemimpinan tak perlu bersarang pada individu
tertentu, meskipun individu tersebut menduduki peran kepemimpinan untuk
tujuan tertentu. Kompleksitas masalah yang dihadapi oleh organisasi
membuat pemimpin sentral tunggal tidak lagi relevan. Perspektif dan
kemampuan majemuk sangat diperlukan untuk memecahkan kompleksitas
masalah yang dihadapi oleh suatu institusi/ organisasi.2
8. Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional dapat diartikan bahwa keefektifan gaya
kepemimpinan tertentu tergantung pada situasi. Jika situasi berubah, gaya
kepemimpinan yang digunakan juga harus berubah. Jadi, tidak ada satu
gaya kepemimpinan terbaik yang berlaku untuk semua situasi. Situasi

2
Adair, J. (2008).Kepemimpinan yang Memotivasi. Judul Asli: Leadership and Motivation.
Penerjemah: Fairano Ilyas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

10
adalah lingkungan yang berada di sekitar pemimpin, baik dalam bentuk
fisik maupun non-fisik, yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih jenis
kepemimpinan tertentu. Situasi yang dimaksud dapat berupa: orang yang
dipimpin, jenis pekerjaan, waktu, sistem/ struktur (politik, ekonomi,
teknologi, sosial, dsb.), dan kultur
Dalam melakukan “interaksi” dengan yang dipimpin, seorang
pemimpin selalu memilih “cara” memimpin yang paling tepat berdasarkan
visi yang jelas, situasi yang dipimpin dan kondisi lingkungan yang
mempengaruhinya. Dengan memper-timbangkan tiga hal ini, seorang
pemimpin dapat menggunakan salah satu atau kombinasi cara-cara
memimpin berikut: mengarahkan, memberi contoh, membimbing,
mempengaruhi, mengkocing, memfasilitasi, mendukung, mendorong,
memotivasi, mendelegasi, dan/atau cara lain yang tepat.
Menurut teori kepemimpinan situasional, perilaku pemimpin yang
efektif juga tergantung pada tingkat kesiapan yang dipimpin. Kesiapan
yang dimaksud adalah sejauhmana yang dipimpin memiliki kemampuan
dan kesanggupan untuk menyelesaikan suatu tugas. Jika kesiapan yang
dipimpin meningkat, disarankan kepemimpinan bergerak secara gradual
dari direktif (dominatif) ke kocing, ke dukungan, ke partisipasi dan
akhirnya ke delegasi.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan tidak
terlepas dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Organisasi merupakan
suatu wadah untuk memproses masukan menjadi keluaran
Lingkungan organisasi terdiri dari dua elemen antara lain lingkungan khusus dan
lingkungan umum
Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan
guna mengatasi masalah-masalah integrasi internal. Adopsi budaya yang kuat dapat
meningkatkan kinerja organisasi dengan cara secara umum semua riset mengklaim hal
ini memfasilitasi konsistensi perilaku internal.
Suradinata (1997:11) berpendapat bahwa pemimpin adalah orang yang
memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga.
Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku orang
lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
Pemimpin sesuai dengan perannya, memi liki fungsi utama yang harus
dipahami secara mendalam terhadap fungsi yang berhubungan dengan tugas atau
bahkan memecahkan masalah. Keutuhan dan kekompakan kelompok atau social
merupakan fungsi selanjutnya yang pada umunya sering diabaikan. Leadership style
(gaya kemimpinan) yang menggambarkan tentang pola tingkah laku pemimpin dalam
proses pengarahan juga sebagai salah satu akan mempengaruhi perkerja yan ada.
B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah yang mendukung pembuatan yang sempurna.
Jika ada kalimat yang salah kami ucapkan kami meminta maaf sebesar-besarnya.
Kami mengharapkan para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran dari
bapak pembimbing dan rekan mahasiswa/I sekalian yang membangun agar kami
bisa membuat makalah yang lebih baik pada kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. “Menciptakan Budaya Organisasi Yang Unggul Di Lembaga


Pendidikan Islam”. dalam artikel http://pasca.uinmalang.ac.id/menciptakan-budaya-
organisasi-yang-unggul-di-lembagapendidikan-islam. 07 Nopember 2016.
Hikmat.“Manajemaen Pendidikan”. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Sondang P. Siagian. 1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Adair, J. (2008).Kepemimpinan yang Memotivasi. Judul Asli: Leadership and
Motivation. Penerjemah: Fairano Ilyas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

13

Anda mungkin juga menyukai