Dibuat oleh
Nama : Muhammad Pauzan
Kelas : XI MIA 3
KATA PENGANTAR
Marilah sama - sama kita panjatkan Segala Puji Syukur kehadhirat Allah SWT, yang senantiasa
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, Shalawat beserta Salam juga sama-sama kita hantarkan kepada
Janjungan Alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah
ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Untuk kali ini, saya membuat sebuah makalah yang berjudul “PENCAK SILAT”. Dalam rangka memenuhi
Tugas PENJASKES di SMA N 2 BARABAI. Sebelum itu saya ucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada
Guru pembimbing yang telah memotivasi saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Terakhir saya menyadari betul bahwa dalam penulisan dan penyelesaiaan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruksif sangat saya harapkan untuk
kesempurnaan di masa mendatang. Semoga makalah saya yang sederhana ini mampu memberi
mamfaat yang besar bagi kita semua. Amin....
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar isi...................................................................................................................... ii
BAB I
Pendahuluan................................................................................................................ 1
1.3. Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II
Pembahasan................................................................................................................. 2
BAB III
Penutup....................................................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan........................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana. Diantara ciptaan
manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan
mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang
disebut "jurus" dan senjata.
"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa
maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari
gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan
dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan.
Di dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai cara dan
sarana di antaranya dengan pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni dan olahraga yang dapat
memberikan kesejahteraan batin dan lahir. Salah satu pengembangan seni jurus tersebut adalah pencak
silat.
Di bawah ini secara singkat akan diuraikan beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi: sejarah,
falsafah, jenis, aliran, perguruan dan pendekar Pencak silat, penelitian dan penulisan tentang Pencak
Silat, pengembangan dan penyebaran Pencak Silat serta tantangan terhadap Pencak Silat. Keseluruhan
uraian akan disimpulkan secara umum.
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka kami dapat mengambil tujuan sebagai berikut : sebagai berikut :
Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata Silat biasa
digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei
Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan Filipina.
Penggabungan kata Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada
waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan Silat di Indonesia yang
diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta.
Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang mengajarkan
Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat.
Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif
Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta
pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih digunakan secara
terpisah.
1. Pencak Silat Mental-Spiritual atau Pencak Silat Pengendalian Diri (karena wujud fisikal dan visual
mental-spiritual adalah pengendalian diri), yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperkuat
kemampuan mengendalikan diri dan karena itu lebih menekankan pada aspek mental-spiritual.
2. Pencak Silat Beladiri, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk pembelaan diri secara efektif dan
karena itu lebih nenekankan pada aspek beladiri
3. Pencak Silat Seni, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk mempertunjukkan keindahan gerak
dan karena itu lebih menekankan pada aspek seni.
4. Pencak Silat Olahraqa, yang praktek pelaksanaannya bertujuan untuk memperoleh kesegaran jasmani
dan prestasi keolahragaan dan karena itu lebih menekankan pada aspek olahraga.
Aspek-aspek yang tidak menjadi fokus masih tetap terlihat dengan kadar yang berbeda, ada yang jelas
dan ada yang samar-samar. Karena itu, masing-masing jenis Pencak Silat itu tetap mempunyai 4 aspek
sebagai satu kesatuan dan kebulatan. Masing-masing memiliki nilai-nilai etis (mental-spiritual), teknis
(beladiri), estetis (seni) dan sportif (olahraga) sebagai satu kesatuan.
Praktek pelaksanaan "jurus" dari masing-masing jenis Pencak Silat dilakukan dengan gaya yang
bermacam-macam. Gaya unik dengan ciri-cirinya yang menonjol dan mudah dibedakan dari gaya
lainnya, disebut "aliran" Pencak Silat. Bagaimana pun wujud keunikan suatu gaya (aliran), nilai-nilai
keempat aspek Pencak Silat, yakni etis, teknis, estetis dan sportif sebagai satu kesatuan tetap ada dan
terlihat. Jika tidak, ia tidak mempunyai nilai sebagai aliran Pencak Silat. Membedakan aliran-aliran
Pencak Silat tidak mudah dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang ahli dan betul-betul memahami
berbagai "jurus" Pencak Silat. Perbedaan aliran hanya menyangkut segi praktek fisikal dan tidak
menyangkut segi mental-spiritual dan falsafah.
Dalam dunia Pencak Silat, aliran bukanlah faham atau mazhab. Karena itu jenis dan aliran Pencak Silat
apapun tetap dijiwai falsafah budi pekerti luhur dan mempunyai aspek mental-spiritual sebagai aspek
pengendalian diri.
Pada jenis Pencak Silat Beladiri, terdapat aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" dalam gaya
pelaksanaan "jurus"nya. Tenaga supranatural yang disebut "tenaga dalam", "tenaga dasar" atau "tenaga
tambahan" ini merupakan penguat "jurus" atau kekebalan badan. Adanya aliran yang menggunakan
"tenaga supernatural" telah memperkaya Pencak Silat.
1. Perguruan Pencak Silat Mental-Spiritual, yang menekankan pendidikannya secara intensif pada aspek
mental-spiritual Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan pengendalian diri yang
tinggi kepada murid atau anggotanya.
2. Perguruan Pencak Silat Beladiri, yang menekankan pendidikannya pada aspek beladiri Pencak Silat
dengan tujuan untuk membentuk kemahiran teknik beladiri yang tinggi tanpa atau dengan
menggunakan berbagai macam senjata kepada murid atau anggotanya.
3. Perguruan Pencak Silat Seni, yang menekankan pendidikannya pada aspek. seni Pencak Silat dengan
tujuan untuk membentuk keterampilan mempertunjukkan keindahan gerak Pencak Silat kepada murid
atau anggotanya, tanpa atau dengan iringan musik tradisional serta tanpa atau dengan menggunakan
senjata, sesuai dengan ketentuan "wiraga" (teknik gerak), "wirama" (irama gerak yang selaras, serasi
dan seimbang) dan "wirasa" (pelembutan dan penghalusan teknik dan irama gerak melalui kreativitas
dan improvisasi yang dilandasi rasa penghayatan).
4 Perguruan Pencak Silat Olahraga, yang menekankan pendidikannya pada aspek olahraga Pencak Silat
dengan tujuan untuk membentuk kemampuan mempraktekkan teknik- teknik Pencak Silat yang bernilai
olahraga bagi kepentingan memelihara kesegaran jasmani atau pertandingan. Bagi kepentingan
pertandingan, pendidikan disesuaikan dengan peraturan pertandingan yang berlaku.
Perguruan Pencak Silat Beladiri merupakan perguruan yang terbanyak, diantaranya ada yang
mengajarkan "tenaga supernatural". Sejak tahun 1970-an, banyak perguruan Pencak Silat Beladiri yang
mengajarkan Pencak Silat Olahraga untuk kepentingan pertandingan dengan tujuan agar murid atau
anggotanya dapat mengikuti kejuaraan Pencak Silat Olahraga, karena hanya jenis Pencak Silat ini yang
dipertandingkan. Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni tidak dipertandingkan tetapi dilombakan
dalam bentuk pertunjukan dan peragaan. Ditinjau dari segi tuntutan perkembangan jaman, perguruan
Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 3 kelompok, yakni:
1. Perguruan Pencak Silat tradisional, dengan ciri-cirinya yang menonjol antara lain:
• Pucuk pimpinan perguruan bersifat turun-temurun.
• Penerimaan calon murid melalui ujian seleksi dan masa percobaan yang ketat.
pendidikannya.
• Memungut iuran dan sumbangan dari anggotanya sebagai sumber dana untuk membiayai
kegiatan perguruan.
3. Perguruan Pencak Silat: peralihan (transisional), dengan ciri-ciri pokoknya antara lain:
• Pucuk pimpinan turun-temurun tetapi anggota pengurus perguruan dipilih dari antara
• Penerimaan calon murid melalui seleksi dan yang diterima diberi Status sebagai
anggota sementara.
• Metoda pendidikan bersifat dialogis terbatas dalam arti tidak menyangkut hal-hal yang
prinsipiil.
Di Indonesia terdapat 10 perguruan Pencak Silat yang disebut perguruan historis. Kesepuluh perguruan
tersebut adalah :
Setia Hati (SH), Setia Hati Terate (SHT), Perisai Diri (PD), Perisai Putih, Phasadja Mataram, PERPI
Harimurti, Tapak Suci, Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI), Nusantara dan Putra Betawi.
Yang termasuk perguruan besar di Indonesia antara lain: Merpati Putih, Bangau Putih, Satria Muda
Indonesia dan Kateda Indonesia.
Pimpinan perguruan Pencak Silat pada umumnya berkualifikasi pendekar, yakni suatu status tertinggi
yang berkaitan dengan kemampuan pengamalan ajaran falsafah Pencak Silat secara konsisten dan
konsekuen yang patut ditauladani sekaligus berkaitan juga dengan kemahiran dalam praktek
pelaksanaan Pencak Silat menurut kaidahnya. Di lingkungan perguruan modern, istilah pendekar telah
digunakan sebagai gelar untuk tingkat penguasaan kemahiran Pencak Silat, diantaranya ada yang
sifatnya berjenjang.
Dengan demikian jatidiri Pencak Silat ditentukan oleh tiga hal pokok sebagai satu kesatuan yakni :
2. Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya.
3. Substansi Pencak Silat itu sendiri yang mempunyai aspek mental spiritual (pengendalian diri), beladiri,
seni dan olahraga sebagai satu kesatuan.
Pencak Silat dengan jatidiri yang demikian baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah adanya
kerajaan-kerajaan yang merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi
Asteng. Pada jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu,kemudian Budha dan terakhir Islam, Pencak Silat
dikembangkan dan menyebar luas.
Pada waktu sebagian besar kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng berada di bawah kekuasaan
penjajah asing dari Eropa Barat, pendidikan Pencak Silat yang dipandang menanamkan jiwa nasionalis,
telah dibatasi dan kemudian dilarang.
Tetapi kegiatan pendidikan Pencak Silat berjalan terus secara tertutup. Pada jaman pendudukan Jepang,
Pemerintah yang berkuasa memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mengembangkan budayanya
agar mendapat dukungan dalam perangnya melawan sekutu. Pada jaman ini, pendidikan Pencak Silat
dilaksanakan seperti semula dan lebih meluas. Setelah kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng bebas
dari kekuasaan asing dan lahir negara-negara yang merdeka dikawasan tersebut, perkembangan dan
penyebaran Pencak Silat semakin pesat. Lebih-lebih setelah dibentuknya organisasi nasional Pencak Silat
di sebagian dari negara-negara tersebut, yakni : Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat
Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat Singapura (PERSISI), Persekutuan Silat Kebangsaan
Brunei Darussalam (PERSIB), Pencak Silat Association of Thailand (PSAT) dan Philippine Pencak Silat
Association (PHILSILAT).
Di luar negara sumbernya, Pencak Silat juga berkembang dan menyebar, lebih-lebih etelah dibentuknya
Persekutuan Pencak Antarabangsa ( PERSILAT )
1. Anggota Pendiri, yang terdiri dari IPSI, PESAKA, PERSISI dan PERSIB.
2. Anggota Gabungan, yang terdiri dari organisasi nasional Pencak Silat lainnya yang telah diakui oleh
suatu badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat di negara yang
bersangkutan dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
3. Anggota Bersekutu, yang terdiri dari organisasi Pencak Silat yang belum diakui oleh badan tingkat
nasional yang berwenang menangani masalah Pencak Silat tetapi dinilai oleh PERSILAT dapat mewakili
negaranya dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat diusahakan untuk dapat dilaksanakan secara simultan,
meliputi segi fisik dan non-fisik (mental- Spiritual dan falsafah). Tetapi hal ini belum sepenuhnya
terlaksana. Yang sudah terlaksana baru Pencak Silat olahraga. Ini pun segi non-fisiknya belum mantap.
Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Olahraga dilaksanakan antara lain dengan
menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Di Indonesia setiap tahun diadakan kejuaraan nasional Pencak
Silat untuk pesilat dewasa dan remaja secara berselang- seling, kecuali apabila dalam tahun yang
bersangkutan diadakan PON (Pekan Olahraga Nasional) di mana Pencak Silat Olahraga juga
diikutsertakan. Sejak tahun 1987, Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan dalam SEA Games. Dalam
tahun- di mana Pencak Silat Olahraga ikutserta dalam SEA Games, IPSI juga tidak menyelenggarakan
kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu dimulai dari kejuaraan tingkat kecamatan. Upaya
pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Seni dilaksanakan dengan menyelenggarakan festival atau
lomba. Di Indonesia IPSI baru melaksanakannya secara nasional pada tahun 1982. Untuk mengefisienkan
penyelenggaraan, festival atau lomba tersebut diintergrasikan dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga.
Lomba Pencak Silat Beladiri sedang diusahakan untuk juga dapat diselenggarakan, yang akan
diintegrasikan juga dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Pada setiap kesempatan kejuaraan nasional
Pencak Silat Olahraga, di Indonesia selalu diadakan pertemuan dan pernbicaraan dalam rangka
peningkatan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat. Pembicaraan serupa dalam tingkat
kebijaksanaan, dilakukan dalam Munas (Musyawarah Nasional) yang diadakan setiap 4 tahun sekali.
Upaya lainnya yang telah dan akan dilakukan adalah Penataran Pelatih dan Wasit-Juri, penyempurnaan
peraturan pertandingan, merumuskan standar nasional Pencak Silat Olahraga, kriteria penilaian lomba
Pencak Silat Seni dan Pencak Silat Beladiri serta metoda pendidikan dan latihan Pencak Silat. Kejuaraan
Pencak Silat Olahraga yang berskala internasional telah 6 kali dilaksanakan. Yang pertama dan kedua di
Jakarta pada tahun 1982 dan 1984, yang ketiga di Wina pada tahun 1986, yang keempat di Kuala
Lumpur pada tahun 1987, yang kelima di Singapura pada tahun 1988 dan yang keenam di Den Haag
pada tahun 1990...**** Pada kesempatan itu juga dilaksanakan festival dan lomba Pencak Silat Seni dan
pertemuan. Seminar Intemasional tentang Pencak Silat pernah diadakan, yakni pada kesempatan
kejuaraan Internasional yang ke-IV di Kuala Lumpur. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi-
informasi sekitar Pencak Silat di berbagai negara, antara lain tentang pengembangan dan
penyebarannya.
Pencak Silat sekarang ini terdapat dan berkembang di 20 negara, yakni di Indonesia, Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Austria, Jerman , Belgia, Denmark, Swiss, Perancis, Yugoslavia,
Spanyol, Inggris, Turki, Amerika Serikat, Suriname, Thailand, Filipina dan Australia.
Di beberapa negara lain sedang dirintis pengembangannya, antara lain di Myanmar, Kamboja, Laos dan
Vietnam. Negara-negara ini berkeinginan untuk mengikuti pertandingan Pencak Silat Olahraga dalam
SEA Games, diantaranya ada yang meminta bantuan pelatih dari Indonesia.
Selain itu, tujuan pertandingan juga belum dihayati. Diantara tujuan tersebut adalah mengembangkan
dan memasyarakatkan Pencak Silat, mempererat persaudaraan dan persatuan serta meningkatkan citra
Pencak Silat: dan menarik simpati (minat) masyarakat (nasional dan internasional) terhadap Pencak
Silat. Tujuan tersebut harus menjadi motivasi dasar pihak-pihak yang terlibat dalam per-tandingan
dalam melaksanakan fungsi dan peranannya. Gagasan Ketua Umum PB IPSI di dalam meningkatkan
mutu pertandingan Pencak Silat: Olahraga adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih
IPSI yang berasal dari perguruan-perguruan yang kemudian dikembalikan ke perguruan-perguruan untuk
melatih anggotanya,-terutama mereka yang akan diikutsertakan dalam kejuaraan. Hanya pesilat yang
telah mendapat latihan dari pelatih IPSI inilah yang boleh mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan
oleh IPSI. Nantinya gagasan ini akan di internasionalkan melalui PERSILAT. Gagasan lainnya adalah
penciptaan Pertandingan Sistem Baru (PSB), yang sekarang ini sedang diujicoba. Di samping tantangan
yang bersifat umum, masih terdapat tantangan yang bersifat khusus dalam kaitan dengan
pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara utuh maupun pemeliharaan dan peningkatan citra
Pencak Silat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan umum sebagai berikut :
1. Pencak Silat berasal dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia tenggara serta
memiliki jatidiri tersendiri.
2. Berdasarkan pada nilai-nilai falsafahnya, Pencak Silat pada hakikatnya adalah substansi dan sarana
pendidikan rohani dan jasmani untuk membentuk manusia utuh yang berkualitas tinggi baik mental
maupun fisikal.
3. Tantangan-tantangan yang dapat menjatuhkan citra Pencak Silat perlu diatasi dengan penyebaran
pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat, falsafah Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat serta
meningkatkan jumlah pelatih Pencak Silat yang handal dan profesional.
3.2. Saran
Sebagai generasi muda, kita seharsunya mempelajari dan memahami pencak silat karena pencak silat
merupakan kebudayaan nasional yang menjadi identitas bangsa Indonesia.
Selesai