KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
kasih-Nyalah sehingga tugas membuat makalah “Pencak Silat” dapat kami selesaikan
sesuai waktu yang ditargetkan.
Makalah ini kami susun untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai pencak silat. Kami menyadari dalam makalah ini terdapat kekurangan
ataupu kesalahan, untuk itu kami haturkan maaf dan kami menerima saran dan kritik
demi kesempuranaan makalah selanjutnya. Atas partisipasinya kami ucapkan terima
kasih.
lOMoARcPSD|26632703
DAFTAR ISI
ii
lOMoARcPSD|26632703
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai
cara dan sarana. Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan
adalah cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan fisik diantaranya adalah apa yang disebut dengan
jurus. Jurus adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri
maupun menyerang tanpa menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana
dan merupakan tiruan dari gerak- gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi
manusia. Didalam memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah
menciptakan berbagai cara dan sarana pengembangan jurus kedalam bentuk seni dan
olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan bathin dan lahir.
Salah satu pengembangan seni jurus tersebut adalah pencak silat. Pencak silat
adalah kata mejemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara, yakni
kelompok masyarakat etnis hyangmerupakan penduduk asli Negara-negara di
kawasan Asia Tenggara. Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa,
Madura, dan Bali, sedangkan Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah
Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di
Thailand (bagian Selatan), dan Filipina. Dalam makalah ini akan diuraikan secara
singkat beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi sejarah perkembangan, teknik
dasar pencak silat, dan beberapa hal lainnya
1
lOMoARcPSD|26632703
2
lOMoARcPSD|26632703
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pencak Silat
Secara etimologi, istilah silat lebih dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan
tetapi khusus di Indonesia isti’lah yang digunakan adalah pencak silat. Istilah ini
digunakan untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang
berkembang pesat di Indonesia. Nama pencak digunakan di Jawa, sedangkan silat
digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Kalimantan. Perbedaan dan ciri
khas dari kata pencak dan silat adalah bahwa pencak lebih mengedepankan unsur seni
dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan silat adalah inti ajaran bela diri dalam
pertarungan. Pencak silat merupakan hasil budi daya manusia Indonesia untuk
membela dan mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritas terhadap
lingkungan dan alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup dalam
meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Mr.
Wongsonegoro ketua IPSI pertama, pencak silat adalah gerakan serang bela, berupa
lari dan berirama dengan peraturan adat kesopanan tertentu, yang biasa
dipertunjukkan dimuka umum.
3
lOMoARcPSD|26632703
Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari
kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan
mancanegara lainnya.
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak
dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu
pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren.
Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan
seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi
penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para
pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung,
Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para
pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak
Meutia.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa
perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat
aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948,
terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Kini IPSI tercatat sebagai
organisasi silat nasional tertua di dunia. Beberapa organisasi silat nasional maupun
internasional mulai tumbuh dengan pesat. Seperti di Asia, Amerika Serikat dan Eropa.
Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan
internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
4
lOMoARcPSD|26632703
5
lOMoARcPSD|26632703
b. Sikap Tegak 2
Sikap siap dengan posisi berdiri tegak dengan kedua tangan di depan dada disilangkan
dengan tangan kanan di depan posisi terbuka, tumit rapat dan kaki bagian depan
terbuka membentuk huruf “V”, pandangan lurus ke depan.
6
lOMoARcPSD|26632703
7
lOMoARcPSD|26632703
b) Pukulan Bandul
Pukulan bandul lintasan tangan diayun dari bawah ke atas. Pukulan ini mengayunkan
lengan dengan tangan mengepal ke arah sasaran dengan kepalan menghadap ke atas.
8
lOMoARcPSD|26632703
Pukulan ini dapat dilaksanakan dengan posisi kaki yang bervariasi. Pada saat salah
satu tangan dipukulkan, tangan yang satunya harus ditempatkan sedemikian rupa di
depan dada untuk melindungi dari serangan lawan.
c) Tebasan
Tebasan dilakukan dengan menggunakan satu atau dua telapak tangan yang terbuka
dengan perkenaan sisi telapak tangan luar. Arah lintasannya dari luar ke dalam atau
dari atas ke bawah, dengan sasaran muka, leher, bahu, atau pinggang. Tebasan dapat
dilakukan dengan posisi sikap kuda-kuda tengah, tangan kanan/kiri diayunkan dari
luar ke dalam,siku agak dibengkokkan, telapak tangan menghadap ke atas, jari-jari
tangan rapat, tangan yang tidak melakukan tebasan melindungi dada atau berada di
pinggang.
d) Patukan
Patukan merupakan serangan dengan menggunakan lima jari tangan yang menguncup
dan sedikit ditarik ke belakang. Sasarannya adalah mata atau hidung. Patukan dapat
dilakukan dengan cara posisi sikap kuda-kuda tengah, tangan kanan/kiri dipukulkan
9
lOMoARcPSD|26632703
dari bawah ke atas, kelima ujung jari ditemukan, pukulan dilakukan seperti mematuk,
siku agak dibengkokkan. Tangan yang tidak melakukan patukan melindungi dada atau
berada di pinggang.
e) Dobrakan
Dobrakan merupakan serangan yang menggunakan kedua telapak tangan terbuka
dengan sasaran dada. Dobrakan dapat dilakukan dengan posisi kuda-kuda tengah,
kedua tangan terbuka, mendorong/mendobrak dada.
f) Sikuan
Sikuan ialah serangan yang menggunakan siku tangan dengan arah lintasan ke atas,
bawah, depan, samping, dan belakang. Ada beberapa jenis sikuan, antara lain sikuan
atas, sikuan tusuk, sikuan samping, dan sikuan belakang.
g) Tusukan
Tusukan yaitu serangan dengan menggunakan jari tangan, dengan posisi jari merapat.
Arahnya lurus ke depan, dengan sasaran mata dan tenggorokan.
h) Cengkeraman
Cengkeraman yakni serangan yang menggunakan kelima jari tangan mencengkeram.
10
lOMoARcPSD|26632703
Lintasannya dari arah luar ke dalam atau ke segala arah, dengan sasaran muka.
b. Tendangan Jejag
Tendangan jejag disebut juga dorongan telapak kaki. Tendangan ini mengarah ke
depan yang sifatnya mendorong ke sasaran dada/perut dengan perkenaan telapak kaki
penuh atau tumit. Tendangan jejag disebut juga tendangan gejos, dalam pencak silat
dilakukan dengan mengangkat lutut setinggi mungkin dan kemudian mendorong
tungkai ke depan sasaran.
c. Tendangan T
Tendangan ini biasanya digunakan untuk serangan samping dengan sasaran seluruh
bagian tubuh. Tendangan dilakukan dengan posisi tubuh menyamping dan lintasan
tendangan lurus ke samping (membentuk huruf “T”). Perkenaannya adalah sisi bagian
luar (bagian tajam telapak kaki).
11
lOMoARcPSD|26632703
d. Sapuan
Sapuan adalah serangan menyapu kaki dengan lintasan dari luar ke dalam dan
bertujuan menjatuhkan lawan. Ada dua jenis sapuan, yaitu sapuan tegak dan sapuan
rebah. Sapuan tegak mengarah ke mata kaki, sedangkan sapuan rebah mengarah ke
betis bawah.
12
lOMoARcPSD|26632703
b) Elakan
Elakan adalah membela dengan posisi kaki tidak berpindah tempat tetapi dengan
menggeser badan/ tubuh. Berdasarkan keluarnya tubuh/anggota tubuh dari serangan
lawan, maka elakan dibedakan menjadi empat, yaitu elakan bawah, samping, belakang
lurus, dan belakang berputar.
c) Tangkisan
Tangkisan adalah belaan dengan cara kontak langsung bagian anggota badan dengan
serangan. Kontak langsung yang dilakukan bertujuan untuk memindahkan atau
membendung serangan lawan. Anggota badan yang dapat digunakan untuk menangkis
adalah tangan, lengan, siku, dan kaki.
13
lOMoARcPSD|26632703
Tangkapan adalah belaan dengan cara menahan lengan atau tungkai dari serangan
lawan dengan cara ditangkap. Tangkapan merupakan teknik dan taktik serangan pada
jarak jangkau dekat dan sedang yang dilaksanakan dengan menangkap salah satu
komponen tubuh lawan. Untuk menguasai teknik tangkapan diperlukan kuda-kuda
dengan keseimbangan badan, sikap tubuh, dan kesesuaian penggunaan lengan/tangan
untuk menangkap serangan.
b) Jatuhan
Jatuhan adalah teknik dan taktik serangan pada jarak jangkau jauh dan sedang yang
dilaksanakan dengan menggunakan tungkai atau kaki untuk menjatuhkan lawan.
Jatuhan merupakan teknik menjatuhkan lawan sebagai pembelaan akibat tindak lanjut
dari teknik tangkapan atau serangan langsung. Teknik jatuhan dapat dilakukan dengan
menambah tenaga pada serangan lawan, merubah arah serangan lawan,
menghilangkan tumpuan badan lawan.
c) Sapuan
Sapuan, merupakan teknik menjatuhkan lawan dengan menghilangkan tumpuan badan
lawan dengan cara menyapu kaki lawan dengan kaki dengan lintasan dari luar ke
14
lOMoARcPSD|26632703
d) Kaitan
Kaitan, adalah usaha menjatuhkan lawan dengan cara mengait kaki lawan dengan
menggunakan kaki, sehingga lawan kehilangan tumpuan badan. Kaitan dapat
dilakukan dari arah luar, dalam, dan belakang.
e) Ungkitan
Ungkitan, adalah usaha menjatuhkan lawan dengan cara mengungkit atau mengganjal
kaki lawan dengan menggunakan kaki disertai dengan dorongan tangan untuk
menghilangkan tumpuan badan lawan.
15
lOMoARcPSD|26632703
16
lOMoARcPSD|26632703
3.2 Saran
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki masih kurang. Oleh kerena itu kami senantiasa mengharapkan
kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
dan memperbaiki untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini
dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam melakukan olahraga pencak silat.
17
lOMoARcPSD|26632703
DAFTAR PUSTAKA
18