Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya makalah yang berjudul “BELA DIRI/ PENCAK SILAT” ini dapat terselesaikan sesuai
dengan yang diharapkan dan tepat pada waktunya. Makalah yang membahas tentang sejarah,
tehnik dasar dan peraturan dalam atletik ini merupakan tugas umum olahraga.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.
Semoga makalah ini bermamfaat untuk para pembaca.

Pangkalan, 04 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 1
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Etimologi .................................................................................... 2
B. Sejarah ........................................................................................ 2
C. Istilah Pencak Silat / Bela Diri ..................................................... 4
D. Aspek Dan Bentuk ...................................................................... 5
E. Senjata ........................................................................................ 6
F. Tingkat Kemahiran ..................................................................... 6
G. Tata Tertib Pencak Silat / Bela Diri ............................................ 7
H. Nilai Positif Pencak Silat ............................................................ 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencak silat adalah kata mejemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara, yakni kelompok
masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli Negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura, dan Bali, sedangkan Silat
biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan), bdan Filipina.
Penggabungan kata pencak dan silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan
pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dan perguruan Pencak dan perguruan Silatdi
Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di
Surakarta. Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada
pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pen-cak silat. Biasanya setiap
daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat
terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan
di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri.Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan
pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga
dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak
penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.
Sejak saat itu, pencak silat menjadi istilah resmi di Indonesia.perguruan-perguruan yang
mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai Negara kemudian juga
menggunakan istilah Pencak Silat. Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi
sjak dibentuknya Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak
Silat Antarbangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada tahun 1980. Walaupun demikian,
karena kebiasaan kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah. Dalam makalah ini
akan diuraikan secara singkat beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi sejarah
perkembangan, teknik dasar pencak silat, dan beberapa hal lainnya

B. Tujuan
- Memberikan wawasan yang lebih luas tentang pencak silat untuk penulis dan
pembaca.
- Dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi dalam pembelajaran tentang materi
pencak silat

C. Rumusan Masalah
a. Apa definisi pencak silat menurut isti’lah dan etimologi, serta sejarah singkat pencak
silat ?
b. Menjelaskan peraturan-peraturan pertandingan pencak silat !
c. Aspek dan bentuk apa saja dalam pencak silat dan istilah dalam pencak silat ?
d. Nilai Postif apa yang dapat diambil dari pencak silat?
e. Jenis-jenis organsisasi pencak silat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etimologi
Laga final Pencak Silat putri kelas E 65kg - 70kg. Di sebelah kiri Amelia Roring
(Indonesia - medali emas) vs Siti Rahmah Mohamed Nasir (Malaysia - medali perak). 17
November 2011 pada SEA Games 2011 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini
Indonesia Indah, Jakarta Timur, Indonesia.
Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia
istilah yang digunakan adalah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk
mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia.
Nama "pencak" digunakan di Jawa, sedangkan "silat" digunakan di Sumatera,
Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Dalam perkembangannya kini istilah "pencak"
lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat"
adalah inti ajaran bela diri dalam pertarungan.

B. Sejarah
Bela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya pertahanan suku
menghadapi musuh, seperti tari perang Nias.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan
untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan
alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di
alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu
bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli
Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan
tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak
tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan
tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti
Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai
ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam
pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa
bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari
masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap
kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan
bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah
tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan
Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat
pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal
kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh
pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Penca semenanjungMalaysiaSingapura
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam
berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama
alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama
bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat.[6] Dari namanya, dapat
diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela
diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari
guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah

2
silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda
Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari
Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa
dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula
cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang
perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap
daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya
Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima
Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit[butuh rujukan] dan Si Pitung dari
Betawi.[butuh rujukan]

Edwel Yusri Datuak Rajo Gampo Alam; Seorang Guru Besar Silat Harimau Minangkabau

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak


dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak
silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi
bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat
merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai
yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai
perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat
tradisi "palang pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara
kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang
menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin
wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh
hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-
jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja
dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari
pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing.[9] Dalam sejarah perjuangan
melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti
Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku
Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien,
dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang
luas,[10] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta
berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di

3
berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga
mengembangkan beladiri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu
adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran
pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI)[4] Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas
prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut
juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat
negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia
(IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia,
Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei
Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di
Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga
dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.

C. Istilah dalam Pencak Silat

Silat Betawi saat acara "Palang Pintu" dalam tradisi pernikahan Betawi, tengah
memperagakan teknik kuncian melucuti golok.

 Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkukuh posisi tubuh. Kuda-kuda
yang kuat dan kukuh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah
dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik
tolak serangan (tendangan atau pukulan).
 Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-
gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan
gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera
setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba
mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.
 Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di
dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali,
contohnya langkah tiga dan langkah empat.
 Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil
memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah
pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat
bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan
kembangan silat menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing

4
(berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak
silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
 Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan
menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat
biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan.
Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci,
melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.

Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh
bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan
teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau
berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan
pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.

 Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh
dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau
menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan
jatuh.
 Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat
bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan
menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan,
lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.

D. Aspek dan bentuk

Kesenian Randai dari Sumatera Barat memakai silek (silat) sebagai unsur tariannya.
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:

1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian


dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman
dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain
untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek
yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni
tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam
menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan
pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting.
Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian
aspek ini. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk
jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.

Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai
dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari
pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari

5
aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olahraga, baik
fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek
bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat
terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olahraga. Oleh karena
itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari
pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat,
sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.

E. Senjata
Selain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam
senjata. antara lain:

 Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pisau kecil, sering dengan bilah bergelombang
yang dibuat dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci
dalam asam.
 Kujang: pisau khas Sunda
 Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang
digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
 Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
 Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi.
Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah
menjadi cindai.
 Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
 Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
 Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa
diselipkan di rambut perempuan.
 Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen
tanaman.
 Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
 Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung
 Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara
harfiah berarti "penghancur lada".
 Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.
 Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang
memiliki bulu yang menempel di dekat pisau.
 Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti
memotong saat menyisir hutan.
 Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga
 Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti "cabang".

F. Tingkat kemahiran
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat
kemahiran, yaitu:

1. Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan,
tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar
perguruan dan jurus standar IPSI

6
2. Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar,
pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan
disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
3. Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula,
dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, di mana
mereka akan diberikan teknik - teknik beladiri perguruan, di mana teknik ini hanya
diberikan kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun
moral, karena biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif
dalam melumpuhkan lawan / sangat mematikan .
4. Pendekar, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka
akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.

G. Tata tertib pencak silat


Sejalan dengan norma dan nilai budaya khususnya di Indonesia, terdapat beberapa peraturan
yang harus diperhatikan dan dilakukan dengan saksama ketika berlatih pencak silat, di
antaranya sebagai berikut.
• Upacara pembukaan latihan yang terdiri atas:
o Menyiapkan barisan;
o Berdoa dipimpin oleh pelatih;
o Pembacaan "prasetya pesilat Indonesia"
o Penghormatan kepada pelatih, dipimpin oleh pemimpin barisan.
• Pemanasan
• Latihan inti
• Pendinginan
• Upacara penutupan latihan di akhiri dengan penghormatan dan berjabat tangan.

H. Nilai positif pencak silat


Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat adalah:[2]
1. Kesehatan dan kebugaran;
2. Membangkitkan rasa percaya diri;
3. Melatih ketahanan mental;
4. Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi;
5. Membina sportifitas dan jiwa kesatria;
6. Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.

I. Pencak silat di dunia


Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olahraga
kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara
Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan
oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat
menjadi olahraga Olimpiade.
Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olahraga internasional.
Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi
internasional.
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah
mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di
luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.
Pencak silat pertama kali diperkenalkan dan dipertandingan dalam Pesta Olahraga Asia
Tenggara (SEA Games) ke-14 tahun 1987 di Jakarta. Hingga kini cabang olahraga pencak

7
silat rutin dipertandingkan dalam SEA Games. Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan
sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama
kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2010 mengambil tempat di Jakarta, Indonesia
pada Desember 2010.
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih
ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama
Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan
perguruan.

J. Padepokan pencak silat Indonesia

Pintu Gerbang Padepokan Pencak Silat

Gelanggang utama Padepokan Pencak Silat

Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup
luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu.
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI).[11] adalah padepokan berskala nasional dan
internasional yang berlokasi diatas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektare di kompleks Taman
Mini Indonesia Indah. Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total selasar-
selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 20 April 1997.
Padepokan Pencak Silat Indonesia mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :

1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang
menyangkut Pencak Silat.
2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubungan dengan upaya pelestarian,
pengembangan, penyebaran dan peningkatan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.

8
3. Sebagai sarana untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat
Indonesia.
4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan di antara masyarakat Pencak Silat di
berbagai negara.
5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni :
Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.

K. Aliran dan perguruan di Indonesia

Terdapat beraneka ragam aliran pencak silat yang berkembang di Indonesia selama berabad-
abad, dan tiap aliran ini bercabang-cabang lagi menjadi banyak perguruan. . Berikut ini
adalah beberapa aliran dan perguruan pencak silat:

 Silek Harimau Minangkabau — adalah aliran silek (Silat Minangkabau), seni beladiri
yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia yang
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau
memiliki budaya merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau.
 Silat Cimande — adalah aliran maenpo (pencak silat Sunda) di daerah Tari Kolot,
Cimande, Bogor, Jawa Barat. Cimande adalah sebuah aliran pencak silat yang
tergolong tua, besar, terkenal dan memiliki pengaruh pada aliran lainnya di pulau
Jawa.[12] Cimande memiliki lima aspek yaitu aspek olahraga, seni budaya/tradisi,
beladiri, spiritual dan pengobatan. Aspek terakhir yaitu pengobatan termasuk pijat/
atau urut gaya Cimande dan pengobatan patah tulang.
 Silat Nampon - merupakan penca silat dari almarhum Uwa Nampon (lahir 1888 di
Ciamis, meninggal 1962 di Padalarang - Jawa Barat). Sejak tahun 1932, uwa Nampon
mengajarkan ilmu silat ini kepada para pejuang kemerdekaan, termasuk Bung Karno,
Sutan Syahrir, dll. Berlainan dgn jurus penca silat lain, Aliran Alm Nampon berpusat
didada sehingga gerak ditangan serasa kosong.Berorientasi pada kesamaan gerak.
Dari seluruh organ anggota tubuh tangan kaki, dada. Tenaga otot dipusatkan di Otot
dada dan walikat, dan gerak di akhiri dengan kesamaan tindak laku otot didada tangan
kaki sabet digabreg. Dengan dasar yang khas inilah Jurus khas ini akhirnya dikenal
dengan sebutan Jurus Gebreg (Singkatan dari gerakan Regenerasi Bersama). Karena
terkenal dengan gaya Penca Silat yang khas dan baru, muncul berbagai sebutan. Ada
yang menamakan Ulin nampon, ada juga yang menamakannya Stroom, Timbangan,
Spierkracht/tenaga dalam. Nama Spierkracht saat itu banyak dikenal sampai ke
Jateng, Jatim sebagai nama penca silat ciptaan Alm Nampon.
 Merpati Putih — merupakan pencak silat yang berkembang dari tradisi Jawa sejak
tahun 1550. Sang Guru Merpati Putiih adalah Bapak Saring Hadi Poernomo,
sedangkan pendiri Perguruan dan Guru Besar sekaligus pewaris ilmu adalah Purwoto
Hadi Purnomo (Mas Poeng) dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi) sebagai
Guru Besar terakhir yaitu generasi ke sebelas. Didirikan pada tanggal 2 April 1963 di
Yogyakarta, mempunyai kurang lebih 85 cabang dalam negeri dan 4 cabang luar
negeri dengan jumlah kelompok latihan sebanyak 415 buah (1993) yang tersebar di
seluruh Nusantara dan saat ini mempunyai anggota sebanyak kurang lebih dua
setengah juta orang lulusan serta yang masih aktif sekitar 100 ribu orang dan tersebar
di seluruh Indonesia. Pencak silat Merpati Putih dikenal dengan Beladiri Tangan
Kosong (Betako).
 Tapak Suci Putera Muhammadiyah—merupakan aliran pencak silat yang didirikan
pada tanggal 31 Juli 1963 oleh para Pendekar Perguruan Kauman yang berpusat di

9
Yogyakarta. Tapak Suci merupakan kelangsungan dari Perguruan Kauman yang
didirikan pada tahun 1925
 Bakti Negara — adalah aliran dan perguruan pencak silat Bali yang berpedoman pada
ajaran Hindu Dharma masyarakat Bali Tri Hita Karana. Bakti Negara dibentuk pada
31 Januari 1955 di Banjar Kaliungu Kaja, Denpasar, Bali oleh empat pendekar
mantan pejuang kemerdekaan Indonesia: pendekar Anak Agung Rai Tokir, I Bagus
Made Rai Keplag, Anak Agung Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra, dan Ida Bagus Oka
Dewangkara.[13]
 Perguruan Pencak Silat Nasional Asad (Persinas ASAD) — berdiri pada tanggal 30
April 1993 berpusat di Jakarta, telah berkembang pesat dan banyak menjuarai
perlombaan baik provinsi, nasional, bahkan internasional. Prestasi Dunia Persinas
Asad yang mewakili Indonesia meraih prestasi membanggakan di Festival Beladiri
Dunia Chungju World Martial Arts Festival di Chungju Korea Selatan.
 Silat Pangean — merupakan sebuah seni bela diri dari Riau yang lahir dan
dipopulerkan secara turun temurun oleh guru-guru besar silat pangean, yang biasa
dikenal dengan Induak Barompek zaman dahulu.
 Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia (HASDI) — didirikan oleh Bapak RS.
Hasdijatmiko pada tahun 1961, yang berpusat di Jember Jawa Timur, merupakan
perguruan silat yang mengembangkan tekhnik gerak silat cepat dan lugas.
 Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)[14] — didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo
Oetomo di indonesia tepatnya Desa Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo,Madiun pada
tahun 1922, merupakan perguruan silat yang mengajarkan kesetiaan pada hati
sanubari sendiri yang bersandarkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Perguruan ini
mengutamakan persaudaraan dan berbentuk sebuah organisasi.
 Silat Perisai Diri[15] — teknik silat Indonesia yang diciptakan oleh Pak Dirdjo
(mendapat penghargaan pemerintah sebagai Pendekar Purna Utama) yang pernah
mempelajari lebih dari 150 aliran silat nusantara dan mempelajari aliran kungfu siauw
liem sie (shaolin) selama 13 tahun. Teknik praktis dan efektif berdasar pada elakan
yang sulit ditangkap dan serangan perlawanan kekuatan maksimum. Saat ini
merupakan silat yang paling dikenal dan banyak anggotanya di Australia, Eropa,
Jepang dan Amerika Serikat.
 Silat Riksa Budi Kiwari — Perguruan ini didirikan oleh Pak Ujang Jayadiman pada
tahun 1982 di Bandung. Meskipun usia perguruan ini tergolong masih muda,namun
telah mencetak banyak atlet-atlet berprestasi baik di tingkat Nasional maupun
Internasional.
 Silat Tunggal Hati Seminari- Tunggal Hati Maria —organisasi pencak silat
bernapaskan agama Katolik, didirikan oleh 7 dewan pendiri, termasuk Rm. Hadi,Pr.
dan Rm. Sandharma Akbar,Pr.
 Pencak Silat Siwah — aliran silat asli yang berasal dari daerah Aceh yang
memadukan empat aliran asli Aceh yaitu dari Peureulak dan Aceh Besar (Keudee
Bing - Lhok Nga)
 Pencak Silat Bajing Kiring - Perguruan ini didirikan oleh Pak H. Cece pada tahun
1980-an di Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat.
Sekarang dilestarikan oleh penerusnya Pak Encep.
 Pencak Silat Tadjimalela - Perguruan ini didirikan oleh Raden Djajat Koesoemah
Dinata pada tanggal 4 agustus 1974. PS Tadjimalela memfokuskan pada tiga potensi
untuk dikembangkan, yaitu olah pikir, olah gerak, dan olah rasa dalam rangka
memaknai kehidupan sehingga terciptanya hubungan yang harmonis sesama makhluk
hidup, alam, dan Tuhan.

10
 Pencak Silat Madu Bunga Mayang - Perguruan ini lebih menunjang Akidah Agama
dan mementingkan jurus yang membuatnya lebih mematikan dan berasal dari
Lampung yang mempunyai kelebihan dalam jurus nya. Silat ini di kembangkan oleh
CIk Aman dan dikembangkan lagi oleh Mangku Alam dan Ratu Bangsawan yang
bertepatan di rumah Mangku Alam sendiri dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia
di Pulau Pulau Sumatera, Kalimantan,
 Pencak Silat Perguruan Walet Puti - Berawal dari kegemaran berkelana, merantau dari
satu kota ke kota lain, dari dusun ke dusun, bahkan ke luar masuk hutan belantara,
kesemuanya untuk mencari dan menimba pengalaman hidup. Suatu ketika, timbul dan
muncul inspirasi gagasan untuk menciptakan suatu keahlian yang sudah lama ada di
negeri dan alam kita yaitu seni beladiri berupakan Silat atau Pencak Silat.Dengan
dibekali niat dan kemauan yang keras serta dibantu dengan pengalaman yang sudah
ada, maka dibentuk dan diciptakan suatu keahlian beladiri silat yang kemudian
dinamakan : "WARISAN LELUHUR TUNGGAL PUSAKA TRADISIONAL
INDONESIA" atau disingkat dengan nama "PERGURUAN SILAT WALET PUTI".
 Silat Perisai Putih - berdiri sejak 1 Januari 1967 yang berpusat di Surabaya dan
didirikan oleh Guru Besar yang bernama R. Achmad Boestami Barasoebrata. Ia
adalah putra kelahiran Sumenep Madura pada tanggal 4 Desember 1939 yang akrab di
sebut dengan Bpk Boestam dan merupakan putra ke 3 dari sembilan bersaudara.
Keilmuan ia berasal dari kakeknya Kyai Agus Salim atau dikenal dengan sebutan Ki
Lamet. Dengan mengembangkan dan mempelajari Ilmu Pencak Silat dari seluruh
aliran di nusantara serta beladiri asing yang masuk ke Indonesia maka ia mendirikan
Sekolah Beladiri Tanpa Senjata YIUSIKA PERISAI PUTIH. Bapak R. Achmad
Boestami Barasoebrata wafat di Surabaya pada tanggal 27 Desember 1987 di usia 48
tahun dan dimakamkan di Surabaya. Hingga saat ini PSN Perisai Putih yang berdiri
dan berpusat di Surabaya telah mempunyai banyak cabang dan ranting di beberapa
kota di Indonesia dan manca negara seperti Belanda.

L. Organisasi pencak silat


• (Indonesia) PERSILAT- Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa
• (Indonesia) IPSI - Ikatan Pencak Silat Indonesia
• (Indonesia) FP2STI - Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia
• (Indonesia) PESAKA Malaysia - Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia
• (Indonesia) PERSISI - Persekutuan Silat Singapore
• (Indonesia) EPSF - European Pencak Silat Federation

Sampai saat ini Anggota Organisasi Pencak Silat yang sudah terdaftar/tercatat di PERSILAT
sebanyak 33 organisasi di seluruh dunia.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencak silat adalah adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.
Seni bela diri ini secara luas lebih dikenal di negara-negara Asia maupun Eropa. Terbukti
dari banyaknya
organisasi-organisasi pencak silat yang tumbuh dengan pesat, seperti: PERSILAT di
Indonesia, IPSI, PESAKA di Malaysia.
Berkembangnya seni pencak silat tidak terlepas dari sejarah awal mulanya berdiri pencak
silat. Berawal dari nenek moyang bangsa Indonesia yang berusaha untuk
mempertahankan dirinya dari ancaman dan tantangan alam, Kerajaan-kerajaan besar yang
memiliki prajurit dan pendekar-pendekar yang siap berperang, Pahlawan nasional bangsa
Indonesia, seperti pangeran Diponegoro yang melawan penjajah, sampai pada akhirnya
bela diri berkembang seiring berkembangnya jaman.

B. Saran
Pencak silat merupakan salah satu warisan yang patut untuk terus dijaga dan
dikembangkan. Melalui serangkaian proses perputaran zaman sampai pada akhirnya
pencak silat menjadi hak paten sebagai cabang olahraga yang diakui baik dari nasional
maupuan internasional. Maka sudah sepatutnya pencak silat harus terus dijaga,
dilestarikan, dan dikembangkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Referensi

 Sheikh Shamsuddin (2005). The Malay Art Of Self-defense: Silat Seni Gayong. North
Atlantic Books. ISBN 1-55643-562-2.
 Quintin Chambers and Donn F. Draeger (1979). Javanese Silat: The Fighting Art of
Perisai Diri. ISBN 0-87011-353-4.
 Donn F. Draeger (1992). Weapons and fighting arts of Indonesia. Rutland, Vt. :
Charles E. Tuttle Co. ISBN 978-0-8048-1716-5.

13

Anda mungkin juga menyukai