Anda di halaman 1dari 35

HAND BOOK

PENCAK SILAT

MUHAMAR KODAFI PUTRA, M.Pd

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi


STKIP Muhammadiyah Muara Bungo

iii
STKIP MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
SAMBUTAN KETUA STKIP MB

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi laju dengan pesat, dan

bahkan cenderung tidak terkendali. Untuk itu STKIP-MB salah satu lembaga pendidikan

keguruan dituntut untuk selalu beradaptasi sesuai dengan laju pertumbuhan ilmu

pengetahuan dengan cara selalu meningkatkan kualitas diri.

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi adalah salah satu program studi

yang ada di STKIP-MB, dituntut agar perkuliahannya mengacu pada topik inti kurikulum

nasional yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh dosen perkuliahan. Agar tujuan

kurikulum nasional pada program studi PJKR cepat tercapai. Diperlukan sarana berupa

literatur penunjang. Salah satunya adalah upaya penulisan bahan ajar yang sesuai dengan

silabus.

Bahan ajar yang berjudul Pencak Silat yang di susun oleh Muhamar Kodafi

Putra,M.Pd. ini merupakan upaya yang menggembirakan, khususnya bagi mahasiswa

program studi PJKR STKIP-MB, karena semua topik yang tersaji didalamnya sesuai

dengan silabus mata kuliah yang merupakan mata kuliah bidang keahlian untuk program

studi PJKR.

Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas usaha saudara

Muhamar Kodafi Putra, M.Pd. ini semoga bahan ajar ini menjadi sebuah sumbangsih

yang bermanfaat bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa PJKR STKIP-MB, guru

dan masyarakat pada umumnya, amin.

STKIP Muhammadiyah Muara Bungo


Ketua

Syafrial anas,S.E.,M.M.
NBM. 875788
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur diaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau diselesaikannya bahan

ajar yang ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam

nabi Muhammad SAW. Beserta sahabat, keluarga, dan seluruh pengikut beliau sampai

akhir zaman. Maksud pembuatan bahan ajar ini adalah untuk membantu dan

meningkatkan mutu pembelajaran khususnya bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Muara Bungo (STKIP-MB).

Materi yang tersedia di dalam bahan ajar ini, mencerminkan garis besar isi silabus

perkuliahan Pencak Silat di kampus STKIP-MB. Karena itu bahan ajar ini terutama

ditujukan bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pencak Silat serta dapat juga

dipakai bagi guru penjas, pelatih, atlit dan masyarakat.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian bahan ajar ini. Kepada para pembaca penulis mohon

masukan terhadap perbaikan bahan ajar ini, atas kritik dan sarannya penulis ucapkan

terima kasih.

penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMBUTAN KETUA STKIP MB...............................................................


KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Pengertian Pencak Silat
B. Sejarah Perkembangan Pencak Silat
C. Perkembangan Pencak Silat Di Indonesia

BAB 2 FAKTOR-FAKTOR DALAM PELAKSANAAN LATIHAN


PENCAK SILAT

A. Permainan Dan Olahraga Pencak Silat


B. Macam-Macam Peregangan

BAB 3 SIKAP DASAR PENCAK SILAT

A. Teknik Dasar Kuda-Kuda


B. Teknik Dasar Menyerang
C. Teknik Dasar Tangkisan
D. Teknik Dasar Mengelak
E. Teknik Dasar Kuncian Dan Lepasan

BAB 4 STRATEGI PENCAK SILAT

A. Strategi Pencak Silat Dalam Olahraga


B. Gerakan berangkai

Daftar Pustaka

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Pengertian Pencak Silat

Pencak silat terdiri dari dua kata yang berbeda yaitu “pencak” dan “silat”.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), pencak yang berarti permainan

(keahlian) untuk mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, mengelak

dan sebagainya. Sedangkan silat berarti pencak/bela diri, bersilat/bertengkar.

Dari pengertian tersebut secara singkat, pencak silat dapat diartikan sebagai

suatu keahlian bela diri yang menggunakan kepandaian menangkis, mengelak,

menyerang, dan sebagainya yang digunakan dalam bersilat/bertengkar. Istilah

silat dikenal secara luas di Asia tenggara, tetapi penggunaannya di indonesia

secara umum menggunakan istilah pencak silat . istilah ini digunakan sejak

tahun 1948 dengan tujuan untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri

tradisional yang berkembang di Indonesia. Dalam perkembangannya, istilah

“pencak” sering digunakan di daerah jawa dan pengertiannya lebih

mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan. Sedangkan

istilah”silat” sering dipakai di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan

yang memiliki pengertian sebagai inti dari ajaran bela diri dalam pertarungan.

Dalam pembinaannya, terdiri 4 aspek utama dalam seni bela diri pencak

silat yaitu:

1. Aspek mental spritual

Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter

mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu

seringkali harus melewati beberapa tahapan semadi, tapa, atau aspek

kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya

2. Aspek seni budaya


5
Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah merupakan salah satu

aspek yang sangat penting. Istilah pencak pada umumnya ialah

menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat yang dimana itu diiringi

dengan musik dan budaya tradisional

3. Aspek bela diri

Kepercayaan dan ketekunan diri ialah merupakan hal yang sangat penting

dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung

menekan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat

4. Aspek olahraga

Hal ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat

mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah

merupakan bagian dari aspek ini. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan

demonstrasi bentuk-bentuk dari jurus, baik itu untuk tunggal, ganda atau

regu.

B. Sejarah Perkembangan Pencak Silat

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang

sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi

geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa

Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat

kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai

aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian

bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai

saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri

bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung

jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. Hanya

secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan
6
sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk

oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di

mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.

Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan

mengembangkan berbagai cara dan sarana. Diantara ciptaan manusia yang

menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik untuk

menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan

gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang disebut “jurus” dan senjata.

“Jurus” adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri

maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk

awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang

disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan

dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan.

Masyarakat pribumi Asteng pada umumnya merupakan masyarakat agraris yang

hubungan sosialnya dilaksanakan dengan sistem peguyuban. Warga masyarakat

yang demikian mempunyai dasar pandangan dan kebijaksanaan hidup yang

sangat menjunjung tinggi nilai-nilai serta kaidah-kaidah agama dan moral

masyarakat. Dengan dasar itulah sistem paguyuban yang diperlukan bagi

kehidupan agrarisnya dapat dilaksanakan dan ditegakkan.

Dalam kaitan dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah itu, “jurus” harus

digunakan secara bertanggungjawab. Hal ini dapat terlaksana apabila si

pengguna mampu mengendalikandiri. “Jurus” hanya boleh digunakan untuk

pembelaan diri.

Di dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah

menciptakan berbagai cara dan sarana di antaranya


7
dengan pengembangan “jurus” ke dalam bentuk seni dan olahraga yang dapat

memberikan kesejahteraan batin dan lahir.

Dalam perkembangan sosial dan budayanya, masyarakat pribumi Asteng

telah menyerap pengaruh luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah

agama maupun moral yang dijunjung tinggi. Berkaitan dengan itu,falsafah dari

luar yang selaras dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah tersebut,telah diserap dan

digunakan untuk mengemas pandangan dan kebijaksanaan hidup masyarakat

pribumi Asteng.

Dengan demikian jatidiri Pencak Silat ditentukan oleh tiga hal pokok

sebagai satu kesatuan yakni : Budaya masyaraka-t pribumi Asteng sebagai

sumber dan coraknya. Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber

motivasi penggunaannya. Substansi Pencak Silat itu sendiri yang mempunyai

aspek mental spiritual (Pengendalian Diri), beladiri, seni dan olahraga sebagai

satu kesatuan.

Pencak Silat dengan jatidiri yang demikian baru ada sekitar abad ke-4

Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-kerajaan yang merupakan pusat

pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng. Pada

jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu,kemudian Budha dan terakhir Islam,

Pencak Silat dikembangkan dan menyebar luas.

Pada waktu sebagian besar kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng

berada di bawah kekuasaan penjajah asing dari Eropa Barat, pendidikan Pencak

Silat yang dipandang menanamkan jiwa nasionalis, telah dibatasi dan kemudian

dilarang.

Tetapi kegiatan pendidikain Pencak Silat berjalan terus secara tertutup.

Pada jaman pendudukan Jepang, Pemerintah yang berkuasa memberikan


8
keleluasaan kepada rakyat untuk mengembangkan budayanya agar mendapat

dukungan dalam perangnya melawan sekutu. Pada jaman ini, pendidikan Pencak

Silat dilaksanakan seperti semula dan lebih meluas. Setelah kawasan hidup

masyarakat pribumi Asteng bebas dari kekuasaan asing dan lahir negara-negara

yang merdeka dikawasan tersebut, perkembangan dan penyebaran Pencak Silat

semakin pesat. Lebih-lebih setelah dibentuknya organisasi nasional Pencak Silat

di sebagian dari negara-negara tersebut, yakni : Ikatan Pencak Silat Indonesia

(IPSI), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat

Singapura (PERSISI), Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam

(PERSIB), Pencak Silat Association of Thailand (PSAT) dan Philippine Pencak

Silat Association (PHILSILAT).

Di luar negara sumbernya, Pencak Silat juga berkembang dan nenyebar,

lebih-lebih etelah dibentuknya Persekutuan Pencak Antarabangsa ( PERSILAT )

C. Perkembangan Pencak Silat Di Indonesia

Perkembangan pencak silat di Indonesia sudah masuk sampai ke setiap

elemen masyarakat maupun pemerintahan sejak era pemerintahan Presiden

kedua Republik Indonesia, HM.Soeharto. dari pengkaderan pencak silat di

kalangan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sebagai ilmu bela

diri militer, kalangan mahasiswa dengan latihan olah napas sampai pada olah

batin, hingga ke masyarakat secara berkelanjutan disiarkan melalui televisi

nasional dan radio nasional.

Organisasi pencak silat di indonesia yang disebut dengan ikatan pencak

silat indonesia atau disingkat IPSI didirikan pada tanggal 18 mei 1948 di

surakarta, yang diprakarsai oleh Mr, Wongsonegoro, yang saat itu menjabat

sebagai ketua Pusat Kebudayaan Kedu, usaha para pendekar dan semua pihak
9
dengan rasa cinta dan kesadaran akan tuntutan zaman, terutama generasi

mudanya untuk menjadikan pencak silat benar-benar dihayati dan berkembang

di masyarakat. Maka mulai PON 1 sampai dengan PON VII pencak silat

dipertandingkan secara ekshibisi dan pada PON VIII tahun 1975 di jakarta,

pada kepemimpinan Bpk. Cokropranolo Pencak silat resmi di pertandingkan.

Sejak saat itu pertandingan pencak silat khususnya kategori tanding mulai

sering dipertandingkan dan menjadi primadona IPSI, seperti dalam Pekan

Olahraga Bank (PORBANK), Pekan Olahraga Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia (PORABRI), Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS),

Pekan Olahraga Nasional (PON), Pekan Olahraga negara-negara Asia Tenggara

(SEA games) bahkan kejuaraan dunia (single event).

Perkembangan pencak silat menjadi salah satu olahraga yang mulai

dipertandingkan di berbagai multi event regional dan internasional memberi

konsekuensi bahwa olahraga tersebut sudah diterima menjadi olahraga dunia,

sehingga semua negara yang mengembangkan pencak silat akan berusaha

seoptimal mungkin mendapatkan/meraih medali, dengan berbagai cara yaitu

memanggil pelatih pencak silat dan memanfaatkan IPTEK Olahraga sebagai

pendukung.

10
BAB 2 FAKTOR-FAKTOR DALAM PELAKSANAAN LATIHAN PENCAK SILAT

A. Permainan Dan Olahraga Pencak Silat

1. Kekuatan (strength)

Dalam permainan dan olahraga pencak silat kekuatan merupakan

faktor penting untuk melakukan gerakan-gerakan pakah itu menendang,

memukul, menangkis, dan mengkunci. Semakin besar kekuatan yang

dimiliki akan semakin memperbesar peluang menaklukan lawan dan juga

untuk meningkatkan kebugaran tubuhnya sehingga tidak mudah lelah

ketika pertandingan berlangsung atau ketika sedang latihan. Di perlukan

berbagai latiahn yang adapat meningkatkan kekuaan yaitu seperti push up,

pull up.

2. Kecepatan (Speed)

Olahraga dan permainan pencak silat kecepatan sagat dibutuhkan

karena dengan kecepatan gerak yang tinggi akan sulit diduga oleh

11
lawan kemana tangan dan kaki bergerak, atau dengan kecepatan yang

tinggi lawan terlambat untuk melakukan tangkisan. Kecepatan tidak hanya

untuk menyerang , menghindar, tetapi juga kecepatan dari gerak mata

dalam mengikuti gerakan-gerakan lawan sehingga bisa membaca kemana

serangan itu akan diarahkan sehingga bisa melakukan hindaran atau

tangksan dengan cepat pula. Agar kecepatan gerak kecepatan itu bisa

semakin meningkat diperlukan latihan-latiham yang sesuai sehingga

mampu meningkatkan kecepatanyang dimiliki seperti berlari cepat dengan

jarak pendek, jarak menengah yang dilakukan berulang-ulang.

3. Kelincahan (Agility)

Kelincahan dalam permainan dan olahraga silat sangat

dibutuhkan,kelincahan yang syarat dengan perhitungan untuk pertahanan

diri dan penyerangan. Pada saat latihan atau bertanding menghadapi lawan

maka kelincahan kaki untuk bergerak ke kanan dan ke kiri ke depan dan ke

belakang dalam rangka melakukan serangan, dan juga melakukan

pertahanan diri. Kelincahan gerakan tangab dan badan saat melakukan

serangan dan bertahan mempunyai peran penting. Untuk mengembangkan

kelincahan dapat dilakukan dengan cara latihan pemindahan langkah kaki

mengikuti pola penjuru mata angin, pola huruf U dan pola lain, dan

sebelumnya latihan berlari zigzag.

4. Kelentukan (Flexibility)

Pada saat melakukan hindaran dari tendangan atau pukulan,pada saat

itu kelentukan badan sangat berperan sehingga bisa terhindar dari

serangan lawan namun kelentukan yang dimiliki harus diiringi dengan

kekuatan yang cukup. Kelentukan membantu meningkatkan kegesitan

dan dapat melakukan penghinaran dalam ruang tertentu. Untuk


12
meningkatkan kelentukan tubuh dengan cara peregangan yang cukup,

mulai dari peregangan kaki, tangan serta badan.

13
5. Daya tahan (Endurance)

Daya tahan sangan berperan dalam permainan dan olahraga pencak

silat karena dengan daya tahan yang kuat akan mampu menyelesaikan

pertandingan dengan baik. daya tahan yang kuat akan mampu menjaga

sistem pertahanan yang tetap baik dalam jangka waktu tertentu, demikian

juga dalam hal pertahanan. Untuk meningkatkan daya tahan yang baik di

perlukan perencanaa latihan yang teratur, durasi waktu latihan yang jelas,

jenis-jenis latihan atau bentuk latihan yang mendorong tingkat daya tahan

tubuh semakin baik. Misalkan dengan cara berlari pada jarak yang cukup

jauh.

6. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan dalam permainan dan olahgara pencak silat

mempunyai peranan utama dalam melakukan pertahanan yang baik. Untuk

melakukan kuda-kuda saja memrlukan tingkat keseimbangan yang baik

sehingga betul-betul tidak bisa tergoyahkan walaupun ada serangan secepat

dan sekeras apapun. Dengan peningkatan kemampuan keseimbangan

adalah dengan melakukan gerakan- gerakan yang mengasah keseimbangan

badan anak, misalkan berdiri dengan satu kaki, saling mendorong dengan

satu kaki atau bentuk lainnya.

14
B. Macam-Macam Peregangan

Peregangan 1

Sebelum melakukan latihan pencak silat, terlebih dahulu melakukan peregangan dengan

posisi telapak tangan dirapatkan, dengan ujung jari mendorong dagu sehingga posisi

kepala menghadap keatas. Kegunaan latihan peregangan ini ialah agar saraf dikepala,

merespon cepat dari latihan pencak silat seperti gerakan repleks pada saat menangkis

serangan maupun menyerang.

15
Peregangan 2

Setelah melakukan peregangan satu, selanjutnya melakukan peregangan dengan berdiri

sambil kaki dibuka selebar bahu dan telapak tangan dirapatkan di sela jari-jari kemudian

tarik kesamping seolah mendorong keluar posisi tampak dari depan menyamping.

Kegunaan latihan peregangan ini ialah, supaya otot-otot, dan tulang siap menerima

latihan gerakan apa saja pada saat latihan pencak silat.

Peregangan 3

Setelah melakukan peregangan 2, selanjutnya melakukan peregangan dengan berdiri

16
sambil kaki dibuka selebar bahu dan telapak tangan dirapatkan di sela jari-jari kemudian

tarik kebawah sehingga telapak tangan mengenai lantai. Kegunaan dari latihan

peregangan ini ialah untuk melenturkan bagian pinggang dan melancarkan darah

keseluruh tubuh dengan baik.

Peregangan 4

Setelah melakukan peregangan 3, selanjutnya melakukan peregangan dengan berdiri

sambil kaki dibuka selebar bahu dan telapak tangan dirapatkan di sela jari-jari kemudian

tarik kebawah dan tangan lurus, posisi dibelakang punggung sambil melakukan gerakan

seperti sujud tetapi masih berdiri. Kegunaan dari latihan peregangan ini ialah agar bisa

melakukan gerakan menghindar dari serangan musuh dengan gerakan “tiger

sprong/lompat harimau” maupun atraksi lompat harimau dengan melompati beberapa

orang.

Peregangan 5

17
Setelah melakukan peregangan 4, selanjutnya melakukan peregangan dengan melakukan

posisi kuda-kuda bawah menyamping, kegunaan latihan peregangan ini ialah untuk

melatih otot kaki atau kuda-kuda sehingga siap pada saat menyerang dengan serangan

bawah maupun bertahan.

Peregangan 6

Setelah melakukan peregangan 5, selanjutnya melakukan peregangan dengan melakukan

gerakan seperti jongkok dengan ujung kaki kiri sedangkan kaki kanan di luruskan dan

tangan menarik ujung kaki hingga lurus dan tidak boleh bengkok. Kegunaan latihan

peregangan ini ialah untuk melatih konsentrasi, dan ketepatan pada saat menyerang.

Peregangan 7

Setelah melakukan peregangan 6 yang terakhir melakukan peregangan dengan melakukan

gerakan “split” kanan dan kiri, kegunaan latihan peregangan ini ialah untuk melenturkan

persendian kaki dan membiasakan lurus sehingga pada saat latihan menendang,

tendangan nantinya akan lurus dan tidak bengkok.

18
BAB 3 SIKAP DASAR PENCAK SILAT

A. Teknik Dasar Kuda-Kuda

Seorang calon pencak silat harus mempunyai kemampuan

penguasaan sikap kuda-kuda yang sangat baik. Sebelum masuk ke

sikap kuda-kuda masih ada beberapa sikap awal yang harus

dikuasai. Pertama adalah sikap berdiri tegak yang diharapkan

dalam melakukan persiapan untuk menjadi pesilat. Kedua adalah

sikap jongkok yang bisa dilakukan menggunakan dua kaki atau satu

kaki segagai pusat tumpuan. Ketiga adalah sikpa duduk, dalam

olahraga dan permainan pencak silat cara duduk harus diperhatikan

karena berkaitan dengan sikap kuda-kuda.

Sikap berdiri, jongkok, duduk mempunyai arti penting bagi

penguasaan sijap pasang atau kuda-kuda untuk gerakan berikutnya.

Sikap kuda-kuda membrikan makna si pesilat sedang bersiap-siap

atau sudah siap untuk melakukan serangan kepada lawan yang juga

melakukan atau memposisikan kuda-kuda tersebut. Sikap kuda-

kuda yang baik dan benar akan menentukan bentuk serangan yang

akan dilakukan atau bertahan yang baik dan kuat.

Untuk pesilat yang sudah dapat melakuakn cara berdiri yang

19
baik, cara jongkok, dan cara duduk yang baik harus didukung

dengan kemampuan pnguasaan arah suatu gerakan. Arah gerakan

ini menjadi dasar utama untuk bisa menghindar, menyerang,

menangkis dan menangkap. Untuk bisa menguasai arah gerakan itu

dapat di lakukan dengan cara melihat penjuru angin.

Penjuru angin yang dimaksud adalah pesilat mengetahui

adarh ke depan, arah ke belakang, arah ke samping kanan ke

samping kiri serta arah serong, perubahan arah di tandai dengan

gerakan kaki, yakni bergeser atau berpindah dari satu tempat ke

tempat lain.

Gambar dibawah ini adalag penjuru angin, kaki dapat

dilangkahkan sesuai dengan maksud yang diinginkan

Arah Serangan Arah Gerakan Pesilat

Mundur menghindar

20
Seorang melakukan gerakan tertentu khususnya gerakan kaki

mempunyai suatu maksud dan tujuan, bukan suatu gerakan atau langkah yang

tidak ada maknanya. Gerakan gerakan tersebut dilakukan dengan penuh

perhitungan buakn asal-asalan karena gerakan tersebut menyesuaikan dengan

dari mana arah srangan lawan itu datang.

Untuk melatih kuda-kuda yang kuat bisa dengan cara latihan lari pelan

dengan jarak tertentu untuk daya tahan dan lari cepat dengan jarak tertentu

dengan tujuan menguatkan otot tungkai. Selain itu di lakukan juga pemberian

bebean dengan ukuran berat sesuai porsinya untuk neguatkan otot-otot

tungkai, misalkan dengan menggendong temannya, pasangan ini tidak terlalu

beda jauh dari ukuran berat badannya. Dukungan lain untuk kuda-kuda yang

kuat adalah otot perut yang kuat maka dukungan memperkuat otot-otot perut

adalah dengan melakukan sit up yang sesuai dengan porsi jangan sampai

berlebih sehingga menyebabkan kesakitan pada perut.

Lakukan latihan yang teratur dan terjadwal dengan porsi yang sesuai,

ikuti semua intruksi pelatih atau guru. Latihan penguatan kuda- kuda bagi

pesilat bisa saja dilakukan secara perorangan bisa juga secara berpasangan

atau berkelompok. Serius dalam berkatih, disiplin dan penuh dengan tanggung

jawab, panatang menyerah, konsisten dan gigih adalah modal utama selain

untuk mewujudkan latihan fisik yang sudah dijadwalkan.

21
B. TEKNIK DASAR MENYERANG

1. Menyerang dengan kaki

Pertama adalah tendangan kedepan, cara melakukan dengan cara

mengambil sikap pasang, yakni siap melakukan tendangan. Kaki yang

akan digunakan untuk menendang di tarik ke belakang satu langkah,

kedua tangan berada di samping badan, setelah itu gerakan kaki yang di

gunakan untuk menendang ke arah depan, sedangkan kaki penumpu badan

tetap lurus, panadang mata ke depan melihat sasaran.

Kedua adalah tendangan ke arah samping, cara melakukan tendangan

ke samping adalah dengan mengambil kuda-kuda lalu pandangan mata ke

arah sasaran, angkat dan gerakan kaki ke arah samping dengan kuat dan

cepat badan sedikit di miringkan.

Ketiga adalah tendangan kebelakang, ambil kuda-kuda, pandangan

fokuskan ke araha sasaran, lakukan balik badan ke arah belakang ketika

akan menendang kemudian diikuti kedua tangan di apakan ke tanah, pada

saat itulah kaki di tendangkan lurus ke arah belakang sehinga tepat sasaran.

keempat adalah tendangan membusur. Cara melaukannya tendangan

ini di awali dengan dengan mengambil sikap pasang atau posisi siap,

pandangan mata fokus ke pada target yang di tuju. Setelah itu

mengayunkan kaki dari belakang dengan cepat ke arah atas ke depan

dengan memiringkan badan, dimana kedua tangan yang satu untuk

melindungi badan khususnya di wilayah perut dan yang satu untuk

melindungi dada.

22
2. Teknik Menyerang Dengan Tangan

Teknik dasar yang digunakan dalam menyerang menggunakan

tangan adalah pertama-tama siapkan kuda-kuda. Pandangan harus fokus

ke lawanyang sudah dituju, konsentrasi pada serangan yang akan

dilakukan dan penuh dengan ke hati-hatian.

Pertama serangan menggunkan tangan dapat dilakukan dengan cara

melakukan tinjuan kepada lawan. Cara melakukan adalah dengan

melangkahkan kaki kedepan dan lutut sedikit ditekuk sehingga badan

mempunyai tinkat keseimbangan yang baik, tangan dikepalkan. Kemudian

lakukan gerakan meninju ke depan, yakni menggerakan tangan dengan

cepat

Kedua serangan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara

bandulan. Posisi dalam keadaan siap dengan kuda-kuda yang kuat, dalam

keadaan keseimbangan yang optimal, begitu posisi kaki siap langkahkan

kedepan dengan diikuti gerakan tangan yang diayunkan dari bawah,

kemudian bergerak ke depan menuju ke arah atas. Pandangan fokuskan ke

target yang dituju. Lakukanlah gerakan tersebut secara berulang-ulang agar


23
terbiasa.

Ketiga adalah melakukan serangan dengan cara melakukan dorongan

dengan menggunakan dua tangan untuk mengalahkan lawan, cara

melakukannya adalah dengan mengambil posisi kuda- kuda, kemudian

angkat kedua tangan lurus kedepan setingg bahu diamna kedua telapak

tangan menghadap ke depan. Setelah itu lakukan dorongan ke arah lawan

sesuai dengan target yang dituju. Lakukan hal ini secara berulang-ulang

agar mendapat hasil yangterbaik.

Keempat adalah melakukan serangan dengan cara tusukan, adapun

cara melakukan tusukan adalah dengan mengambil posisi siap atau sikap

kuda-kuda dengan kodisi keseimbagan yang baik. Setalah itu langkahkan

kaki kedepan dan tusukan tangan kearah target dari arah bawah ke atas,

dimana posisi jari-jari tangan agak rapat, sedangkan untuk tangan satunya

untuk melindungi badan. Lakukan langkah-langkah tersebut sesring

mungkin agar terbiasa.

24
Setelah menguasai teknik kuda kuda dengan benar dan memiliki kuda-kuda

yang kuat maka tahap berikutnya adalah latihan teknik dasar menyerang.

Pertama adalah gerak langkah segi empat. Seorang pesilat ketika akan

melakukan serangan ia akan bergerak ke samping kanan dan ke samping kiri, atau

bergerak kedepan dan kebelakang sambil melancarakan suatu serangan apakah itu

memukul, meninju, menusuk atau menendang.

Kedua adalah gerakan yang membentuk pola segitiga, seorang pesilat

melakukan gerakan-gerakan seperti gerakan kesamping kanan atau ke samping kiri,

gerakan seorang kekanan dan kekiri diiringi dengan gerakan serangan, lakukan

gerakan dasar serangan dengan pola segitiga secara berulang-ulang. Lakukan

dengan penuh keseriusan, kedisiplinan, dan tanggung jawab.


Ketiga adalah gerak serangan dengan pola zig-zag. Pola ini dilakukan oleh

pesilat dengan melakukan gerak kaki serong kenanan dan kekiri, yang diikuti

dengan gerakan memukul, meninju, menendang atau menyikut lawan. Dalam

permainan dan olahraga pencak silat gerakan zig-zag akan cukup menarik

dikembangkan dalam latihan latihan, apalagi dengan penuh kecepatan dan

kekuatan.

3. Teknik menyerang dengan siku

Melakukan serangan menggunakan siku lengan. Langkahkan kaki kiri

kedepan, tangan kiri bacokan ke dari atas ke bawah. Badan agak condong ke

depan, lutu kaki kanan aga ditekuk, tanagn kanan melindungi badan, berat badan

pada kaki kiri. Sikap badan, sikap kuda- kuda dan sikap tanagn untuk melindungi

badan sama serpeti pada serangan dengan tangan dari atas, bawah, dan dari depan.

C. TEKNIK DASAR TANGKISAN


Tangkisan dalam permainan dan olahraga pencak silat dapat dilakukan dengan

menggunakan tangan dan juga menggunakan kaki. Inti dari tangkisan adalah untuk

melakukan penolakan atas serangan yang dilakukan oleh lawan apakah itu dengan

pukulan tau dengan tendangan sehingga tidak bisa mengenai badan.

Pertama tangkisan menggunakan satu tangan diawali dengan melakukan

tangkisan luar dengan satu tangan. Cara melakukannya adalah dengan mengambil

sikap kuda-kuda, pandangan fokus, tangkisan luar dilakukan dengan mengerakan

tangan dimana siku lengan di tekuk dengan arah gerakan lengan ke arah atas menuju

luar, sedangkan tangan yang satunya melindungi badan. Lakukan latihan berulang-

ulang sampai luwes dan dengan teknik yang benar.

Kedua tangkisan menggunkan dua tangan diawali posisi tangan adalah sejajar

kedepan badan, cara melakukan adalah dengan mengambil sikap siap atau kuda-kuda.

Fokuskan pandangan mata serangan yang akan dilakukan lawan, dengan

berkonsentrasi penuh angkat kedua tangan, siku lengan ditekuk di depan dada dengan

kedua tangan dikepalkan.

Ketiga adalah dengan siku lengan, cara melakukan tangkisan, fokus pada

serangan yang akan diberikan, gerakan siku ke atas di depan badan. Lakukan latiahan

sesering mungkin.

Keempat adalah tangkisan menggunakan salah satu kaki, adapun cara

melakukannya dengan mengambil sikap kuda-kuda yang baik dalam keseimbangan

yang maksimal, setelah itu fokuskan pandangan pada arah searangan dari lawan,
gerakan salah satu kaki ke atas dengan menekuk lutut, kedua tangan melindungi

badan, atau menggerakan kaki ke atas ke arah samping. Lakukan beberapa kali

sampai bisa melakukan dengan leluasa.

Melakukan tangkisan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti di atas.

Beberapa cara tersebut harus dilatih sedemikian rupa sehingga cara-cara menangkis bisa

dilakukan dengan cepat dan bertenaga yang sangat kuat, dengan cara ini bagian badan

yang dituju tetap bisa di selamatkan atau terlindungi dari seragapan lawan.

Pertama melakukan tangkisan menggunakan lengan atau tangan atau siku,

serangan ini gatangnya dari arah depan dan atas, sasran ang dituju adalah bagian atas.

Lakukan praktek berpasangan dimana pasangan melakukan pukulan berupa meninju

lurus kedepan. Setelah itu si penangkis melakukan tangkisan dengan menggunakan

satu tangan dengan cara menekuk siku lengan digerakan ke luar sehingga tidak

mengenai badan.

Kedua melakukan tangkisan menggunakan kaki, si pesilat melakukan tangkisan

ini bila ada serangan datang dari arah bawah. Si psilat akan melakukan suatu gerakan
tertentu betupa mengankat kaki sambil menekuk lutut kaki agar mampu menahan

serangan. Perhatikan gerakan serangan kaki dari lawan dengan seksama jangan sampai

lengah, si penangkis dalam posisi kuda-kuda yang kokoh. Lakukan latihan secara

konsisten, terjadwal dan bersemangat.

D. TEKNIK DASAR MENGELAK

Pada saat pesilat mengembangkan permainan dan olahraga pencak silat akan

diharapkan serangan-serangan dari pihak lawan dan jangan sampai mengenai bagian

tertentu dari badan. Untuk bisa seperti itu dibutuhkan dua cara yaitu elakan dan

hidaran.

Elakan adalah gerakan yang dilakukan oleh pesilat untuk mengelak atau

menghindari serangan dari lawan, sedangkan kaki tetap tertanam di tempat atau badan

yang digerakan. Elakan terbagi menjadi empat macam elakan yaitu antara lain.

1. Elakan atas

Si pesilat melakukan elakan dengan cara melompat keatas, sehinggaserangan yang

mengarah ke kaki.

2. Elakan bawah

Ambil kuda-kuda kemudian lakukan elakan kebawah dengan cara merendahkan

badan dimana tangan dan kaki dalam kewaspadaan yang tinggi, lakukan latihan ini

beberapa kali agar leluasa.

3. Elakan samping

Elakan ini dapat dilakukan dengan mengawali sikap kuda-kuda, keseimbangan

badan dalam keadaan maksimal, lakukan gerakan miring ke samping kanan atau

samping kiri sehingga serangan tidak mengenai badan.

4. Elakan berputar

Elakan ini dilakukan dengan cara memindahkan badan atau melangkahkan kaki ke

belakang sehingga badan tidak kena serangan.


Melakukan elakan dengan menggerakan badan kesamping kanan atau kiri,

kedepan atau ke belakang sehingga bisa terhindar dari serangan lawan. Elakan

dapat dilakukan dengan cara elakan atas elakan bawah, elakan samping, dan elakan

bawah.

Elakan Atas dengan cara melakukan lompatan kedua kaki dengan ketinggan

yang cukup aman dari serangan lawan berupa tendangan atau sapuan kaki. Dengan

lompatan tersebut maka akan terhindar dari serangan kaki lawan. Pastikan pada saat

melakukan latihan kedua pesilat sama-sama siap, jangan sampai ada salah satu yang

tidak siap.

Elakan Bawah dengan cara merundukan badan dari serangan atas yang

dilakukan lawan. Pada saat merundukkan badan si pesilat tetap dalam posisi

antisipasi yang tinggi dan bergerak dengan cepat. Elakan bawah harus diikuti

dengan sikap kuda-kuda yang kuat dan kokoh jangan sampai terlalu merunduk

yang menyebabkan keseimbangan badan bisa terkontrol dengan baik. lakukan

latihan ini secara berulang-ulang sampai leluasa.

Elakan Samping cara melakukannya latihannya dalah dengan berpasangan.

Satu orang pesilat melakukan serangan dan seorang pesilat lain melakukan elakan

atau hindaran. Lakukan latihan ini secara berulang-ulang.

E. TEKNIK DASAR KUNCIAN DAN LEPASAN

Didalam perdan olahraga pencak silat, seorang pesilat selalu berusaha untuk

mematikan lawan, sehingga lawan tidak bisa berdaya lagi, ini yang dimaksud dengan
penguncian. Seorang pesilat juga berusaha melakukan suatu gerakan tertentu apabila

salah satu anggota gerak badannya kena tangkap agar lepas dapat tangkapan tersebut,

ini dikenal dengan istilah lepasan.

Cara melakukan kuncian seorang pesilat mengawali dengan kuda-kuda yang

baik, dalam keseimbangan yang kuat. Fokuskan pandangan mata pada gerakan-

gerakan serangan lawan sehingga pada saat yang tepat bisa menangkap peluang

untuk elakukan kuncian. Kuncian harus dilakukan dengan cepat dan membuat lawan

tidak bisa bergerak sama sekali.

Contoh kuncian pada leher & Contoh kuncian pada lengan

Lakukanlah gerakan tersebut sesering mungkin agar luwes dan terbiasa.

Sedangkan lepasan dapat dilakukan dengan beberapa cara, apakah itu memutarkan anggota

gerak badan atau menghentakan salah satu anggota badan. Pada saat melakukan

lepasan lakukan dengan waktu yang tepat jangan sampai menjadi semakin sulit untuk

melepaskan karena waktu yang kurang tepat


BAB 4 STRATEGI PENCAK SILAT

A. Strategi Pencak Silat Dalam Olahraga

Strategi dalam permainan dan olahraga pencak silat di kenal dengan istilah

gerak serang bela diri. Seorang pesilat ketika bertanding dapat melakuka serangan-

serangan dengan menggunakan kaki dan tangan. Sebelum melakukan gerakan

rangkaian dalam pencak silat selalu diawali dengan kedua pesialt saling berjabat

tangan, dan juga saling memberi hormat. Selesai penghormatan keduanya mulai

mengambil sikap untuk persiapan latihan gerak rangkaian.

B. Gerakan berangkai

1. Gerakan Berangkai Tunggal Pertama

Pertama kedua

Ketiga keempat

Pertama seprang mengambil sikap pasang kemudian melakukan gerak

memukul yakni meninju dengan tanagn lurus kedepan.

Kedua kemudian menarik sambil menggeser kaki dan badan untuk

melakukan hindaran ke arah belakang, dimana kedua tangan melindungi


badan. Posisi kaki tetap berada pada keseimbangan yang baik.

Ketiga seletah melakukan hindaran kebelakang dilanjutkan dengan

melakukan serangan kedepan, yanki melakukan tendangan kedepan dengan

lurus.

Keempat setelah melakukan tendangan pesilat mengambil sikap berdiri

tegak dengan menyilangkan tangan kedepan dada, dengan tanda itu artinya

si pesilat sudah selesai melakukan gerak serang Berangkai.

2. Gerak berangkai tunggal kedua

Pertama pesilat melakukan sikap pasang, dalam kondisi ini dilanjutkan

dengan melakukan tendangan kesamping dengan kaki kanan kaki kiri sebagai

penumpu dan kedua tangan melindungi badan.

Kedua begitu selesai melakukan tendangan ke samping, dilanjutkan

dengan melakukan hindaran kebawah dengan mengambil posisi merunduk

kebawahdan kedua tangan tetap melindungi badan sebagai langkah

kewaspadaan.

Ketiga melakukan serangan dengan cara meninju lawan ke arah depan

dengan menggunakan salah satu tangan terkuat yakni kiri. Jika kamu dengan

tangan kiri maka kaki kanan berada di depan dengan menekuk lutut dan

kaki lurus, pandangan mata ke arah depan foukus pada target yang akan

diserang.
DAFTAR PUSTAKA

Faruq, M Muhyi. 2009. Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui

Permainan dan Olahraga Pencak Silat. Jakarta. Grasindo

Anda mungkin juga menyukai