Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENJASKES

ATLETIK

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Pelajaran: Pindidikan Jasmani dan Kesehatan
Guru Pembimbing: Ust.Idrus Awaluddin Syah

Disusun Oleh:

Nama : Husein Fadhlullah Al-Attas


Kelas : X (Sepuluh)
NISN : 0089391883
NISM : 230016

MADRASAH ALIYAH SHIDDIQAH ZAHRA JAKARTA


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Pencak Silat:
Warisan Budaya dan Seni Bela Diri Indonesia". Makalah ini disusun sebagai
pemenuhan tugas mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, serta
sebagai usaha untuk memperdalam pemahaman tentang Pencak Silat, sebuah aset
budaya berharga Indonesia.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis dihadapkan pada berbagai tantangan,
mulai dari pengumpulan data yang relevan hingga menyatukan teori dan praktik
Pencak Silat. Meski demikian, upaya terbaik telah dilakukan untuk menghasilkan
karya yang informatif dan akurat, dengan harapan makalah ini dapat memberikan
manfaat dan memperkaya pengetahuan pembaca tentang Pencak Silat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki ruang untuk perbaikan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
meningkatkan kualitas karya ini di masa mendatang.

Ucapan terima kasih yang tulus ingin penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah mendukung penyusunan makalah ini. Terima kasih kepada para guru dan
pembimbing yang telah memberikan arahan, terutama kepada Ust. Idrus Awaluddin
Syah atas bimbingan dan motivasinya yang tak terhingga. Terima kasih juga kepada
teman-teman dan keluarga yang selalu memberi dukungan.

Penulis berharap makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis dalam proses
pembelajaran, tapi juga bagi pembaca yang ingin memahami lebih dalam tentang
Pencak Silat sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia. Semoga upaya kita
bersama dalam melestarikan dan mengembangkan Pencak Silat dapat terus berlanjut,
menjadikannya tidak hanya sebagai warisan, tapi juga sebagai kebanggaan bangsa
Indonesia.

“Amin Ya Rabbal A’laamin.”

Jakarta, 26 Febuari 2024 Penyusun

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................3
1.2 Tujuan...........................................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.4 Batasan Masalah...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................4
2.1 Lari Jarak Jauh............................................................................................................4
A. Pengertian...................................................................................................................4
B. Teknik Lari Jarak Jauh.............................................................................................4
C. Manfaat.......................................................................................................................5
2.2 Lari Jarak Pendek........................................................................................................5
A. Pengertian...................................................................................................................5
B. Teknik Lari Jarak pendek.........................................................................................6
C. Manfaat.......................................................................................................................7
2.3 Tolak Peluru..................................................................................................................8
A. Pengertian...................................................................................................................8
B. Teknik Tolak Peluru..................................................................................................8
C. Manfaat.......................................................................................................................8
2.3 Lompat Tinggi Gaya Straddle.....................................................................................9
A. Pengertian...................................................................................................................9
B. Teknik Lompat Tinggi Gaya Straddle......................................................................9
C. Manfaat.....................................................................................................................10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam kancah global yang penuh dinamika, terdapat kebutuhan mendesak untuk
mengembalikan esensi pendidikan karakter di tengah masyarakat, khususnya generasi
muda. Pendidikan karakter bukan semata-mata transfer pengetahuan, melainkan
transformasi nilai dan etika melalui berbagai medium, salah satunya adalah Pencak
Silat. Seni bela diri ini, yang kaya akan nilai historis, budaya, dan filosofis,
menawarkan lebih dari sekadar pertahanan diri; ia membuka jendela ke dalam
pemahaman mendalam tentang kehidupan, keseimbangan, dan harmoni.
1.2 Tujuan
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk menguraikan bagaimana Pencak
Silat, dengan segala dimensi estetika dan filosofisnya, dapat diintegrasikan ke dalam
kurikulum pendidikan jasmani sebagai salah satu sarana pendidikan karakter. Lebih
dari itu, makalah ini berusaha mengeksplorasi bagaimana Pencak Silat dapat menjadi
jembatan yang menghubungkan siswa dengan warisan budaya, sekaligus membentuk
fisik, mental, dan spiritual mereka.
1.3 Rumusan Masalah
Berangkat dari tujuan utama tersebut, rumusan masalah yang dapat
dikembangkan dalam makalah ini antara lain:
1. Bagaimana Pencak Silat, dengan dimensi estetika dan filosofisnya, dapat
diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan jasmani di sekolah?
2. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diajarkan melalui Pencak
Silat kepada siswa?
3. Bagaimana Pencak Silat dapat dijadikan sebagai media untuk menghubungkan
siswa dengan warisan budaya Indonesia?
4. Dalam aspek apa saja Pencak Silat memberikan kontribusi terhadap
pembentukan fisik, mental, dan spiritual siswa?
5. Apa saja tantangan dan hambatan dalam mengintegrasikan Pencak Silat ke
dalam pendidikan jasmani, dan bagaimana solusinya?
1.4 Batasan Masalah
Dalam rangka memberikan fokus yang jelas terhadap pembahasan dalam
makalah ini, penulis menetapkan batasan masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Pencak Silat sebagai Bagian dari Kurikulum Pendidikan


Jasmani: Fokus pada cara Pencak Silat diintegrasikan dalam pendidikan
jasmani, termasuk metode dan materi pengajaran yang relevan.
2. Nilai Pendidikan Karakter melalui Pencak Silat: Pembahasan terbatas pada
identifikasi dan aplikasi nilai pendidikan karakter yang diajarkan melalui
Pencak Silat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konteks Historis dan Evolusi Pencak Silat

Pertandingan Pencak silat

A. Konteks Historis
Pencak Silat berasal dari kepulauan Nusantara, yang kini dikenal sebagai
Indonesia. Meskipun tidak ada catatan tertulis yang jelas mengenai asal usul eksak
Pencak Silat, banyak ahli sejarah percaya bahwa seni bela diri ini telah ada sejak
zaman prasejarah, sebagai metode pertahanan diri melawan satwa liar dan
perlindungan dari gangguan musuh. Pencak Silat kemudian berkembang menjadi seni
bela diri yang lebih terstruktur di kerajaan-kerajaan Nusantara, di mana setiap
kerajaan memiliki gaya atau aliran Pencak Silatnya sendiri.

Seiring berjalannya waktu, Pencak Silat tidak hanya dipraktikkan sebagai seni
pertahanan diri tetapi juga menjadi bagian integral dari aspek sosial dan budaya
masyarakat. Pencak Silat mengajarkan tentang keharmonisan antara pikiran, tubuh,
dan spirit, serta menekankan pada pengembangan karakter, seperti kesabaran,
keberanian, dan rasa hormat.

B. Evolusi Pencak Silat


Evolusi Pencak Silat tidak terlepas dari pengaruh kolonialisme dan perubahan
sosial-politik di Indonesia. Selama masa penjajahan, Pencak Silat sering kali
dipraktikkan secara sembunyi-sembunyi sebagai bentuk perlawanan terhadap
kolonialis. Pada masa ini, Pencak Silat berkembang tidak hanya sebagai seni bela diri
tetapi juga sebagai alat pemersatu dalam perjuangan kemerdekaan.

Pasca kemerdekaan Indonesia, Pencak Silat mulai mendapatkan pengakuan yang lebih
luas sebagai bagian dari warisan budaya nasional. Pada tahun 1948, dibentuklah
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang bertujuan untuk melestarikan,
mengembangkan, dan mempopulerkan Pencak Silat di tingkat nasional dan

4
internasional. Sejak itu, Pencak Silat tidak hanya dipraktikkan di Indonesia tetapi juga
telah menyebar ke berbagai belahan dunia.

Di era globalisasi, Pencak Silat terus berkembang mengikuti zaman, dengan aliran dan
gaya baru yang muncul, menggabungkan teknik tradisional dengan pendekatan
modern. Namun, esensi dan filosofi dasar Pencak Silat tetap dipertahankan, yakni
sebagai sarana pengembangan diri yang holistik, mengintegrasikan aspek fisik,
mental, dan spiritual.

Konteks historis dan evolusi Pencak Silat menunjukkan bagaimana seni bela diri ini
telah beradaptasi dan berkembang seiring dengan perubahan zaman, sambil tetap
mempertahankan akar budaya dan nilai-nilainya. Hal ini menjadikan Pencak Silat
tidak hanya sebagai warisan budaya Indonesia tetapi juga sebagai praktik yang
relevan dan bermanfaat dalam konteks

C. Manfaat
Berikut manfaat lari jarak jauh bagi tubuh:
 Melatih jantung.
 Membakar kalori seluruh tubuh.
 Melatih otot jadi lebih kuat.
 Meminimalkan stres.
 Memperbaiki kualitas tidur.

2.2 Lari Jarak Pendek

A. Pengertian
Dikutip dari buku Atletik karya Tatang Muhtar dan Riana Irawati,
pengertian lari jarak pendek adalah satu cara lari dimana atlet harus menempuh
seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin.
Yudy Hendrayana (2007) dalam Bermain Atletik menjabarkan lari jarak
pendek adalah kegiatan berlari dengan kecepatan tinggi atau berlari secepat-
cepatnya dari satu tempat ke tempat lainnya.

5
Dengan demikian, seorang atlet diharuskan mengerahkan seluruh
kekuatannya mulai dari start sampai dengan melewati garis finish. Dalam ilmu
fisiologi, lari sprint disebut sebagai olahraga anaerobik yang berarti olahraga ini
hanya sedikit menggunakan oksigen.
Lari jarak pendek disebut juga dengan sprint sehingga pelari atau atlet lari
jarak pendek kerap disebut dengan sprinter. Adapun nomor lari jarak pendek atau
lari sprint biasanya menempuh jarak 100 meter, lari 200 meter, dan lari 400
meter.
Tidak seperti nomor lomba lari lainnya, lari jarak pendek tidak membutuhkan
peralatan yang cukup banyak. Dari buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan SMP Kelas VII karya Drs Muhajir, MEd, diketahui satu keliling
lintasan lari jarak pendek dibuat sepanjang 400 meter dengan lebar 5 centimeter
dan tinggi 5 centimeter.
Untuk perlombaan internasional, sekurang-kurangnya harus memiliki 6
sampai 8 lintasan dengan lebar minimum tiap lintasan yaitu 1,22 meter hingga
1,25 meter. Kemiringan lintasan tidak boleh melebihi 1:100 kemiringan ke
samping dan 1:1000 untuk kemiringan arah lari.
Selain lintasan, lari jarak pendek juga membutuhkan balok start. Balok start
terbuat dari bahan kaku yang tidak memakai per atau pegas yang dapat memberi
bantuan kepada pelari.
Untuk berlatih lari jarak pendek, kita dapat menggunakan alat bantu berupa
stopwatch untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan lintasan sehingga kita mampu mengetahui kecepatan pelari.

B. Teknik Lari Jarak pendek


Berikut beberapa teknik lari jarak pendek :
1. Teknik start jongkok (crouching start)

Start yang dipakai dalam lari jarak pendek adalah start jongkok. Dalam
melakukan start jongkok, terdapat beberapa jenis awalan di antaranya start
jongkok-pendek, start jongkok menengah, dan start jongkok panjang.

Posisi start jongkok pada saat aba-aba "bersedia" harus melangkahkan kaki kiri
ke depan dan ibu jari kaki lurus ke depan. Kedua kaki dalam keadaan menyentuh
tanah . Lutut kaki belakang terletak di tanah. Kedua tangan diletakkan di tanah,
terpisah selebar bahu lebih sedikit, jari-jari tangan menyirip ke
samping/dilengkungkan. Kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedang
mata menatap lurus ke bawah.

Sedangkan ketika aba-aba "siap" lutut-lutut ditekan ke belakang. Lutut kaki


depan ada dalam posisi membentuk sudut siku-siku. Lutut kaki belakang
membentuk sudut antara 120-140 derajat. Pinggang sedikit diangkat tinggi dari
pada bahu, tubuh sedikit condong ke depan. Bahu sedikit lebih maju ke depan
dari ke dua tangan.

Lakukan dengan pandangan lurus ke depan sehingga setelah aba-aba "Ya" atau
bunyi pistol terdengar, badan diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki
menekan keras pada start-blok. Kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan
untuk kemudian diayun bergantian. Kaki belakang mendorong kuat/singkat,

6
dorongan kaki depan sedikit tidak kuat/keras namun lebih lama. Kaki belakang
diayun ke depan dengan cepat sedangkan badan condong ke depan. Lutut dan
pinggang keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan.

Kesalahan yang sering terjadi ketika start jongkok lari jarak pendek adalah sikap
badan kaku, cara ayunan tangan/kaki yang kurang pas, badan kurang condong ke
depan, pinggang kurang tinggi atau terlalu rendah, kaki ayun maupun tumpu lurus
semua atau ditekuk semua, dan tidak diikuti gerak lanjut.

2. Teknik lari

Cara melakukan lari yang tepat dan teknik yang benar adalah dengan menentukan
posisi tumit, kemudian posisi paha dan lutut, sambil mengayunkan tangan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pelari jarak pendek adalah kemampuan
berlari dengan ujung kaki, tubuh condong ke depan, lengan ditekuk 90 derajat,
otot muka dilemaskan, dan masing-masing kaki diluruskan dengan paha yang
memimpin diangkat secara horizontal.

3. Teknik melalui garis finish

Memasuki garis finish merupakan suatu hal yang sangat penting untuk meraih
kemenangan. Keterlambatan persekian detik memasuki garis finish sangat
merugikan atlet.

Terdapat tiga teknik utama untuk melewati garis finish, yaitu dengan
menjatuhkan dada ke depan, menjatuhkan salah satu bahu ke depan bawah saat
masih dalam posisi lari, atau lari secepat-cepatnya sampai beberapa meter
melewati garis finish.

Larangan pada lari jarak pendek saat memasuki garis finish yaitu tidak boleh
meloncat, tidak boleh menggapai pita finish dengan tangan, dan tidak boleh
berhenti mendadak di garis finish.

C. Manfaat
Berikut manfaat lari jarak pendek bagi tubuh:
 Melatih kecepatan.
 Membakar kalori seluruh tubuh.
 Melatih otot jadi lebih kuat.
 Melatih kelincahan.
 Menjaga kesehatan.

7
2.3 Tolak Peluru

A. Pengertian
Tolak peluru adalah gerakan menolak atau mendorong peluru besi
menggunakan satu tangan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Peluru
yang digunakan dalam olahraga tolak peluru terbuat dari logam besi berbentuk
bola. Berat peluru untuk kelas senior adalah 7,257 kilogram (putra) dan 4
kilogram (putri). Sementara itu, berat peluru untuk kelas junior adalah 5 kilogram
(putra) dan 3 kilogram (putri).

B. Teknik Tolak Peluru


Ada beberapa jenis gaya dalam olahraga tolak peluru, sebagai berikut:
 Gaya O'brien
Gaya ini dipopulerkan seorang atlet Amerika yang bernama Parry O'brien.
Ketika melakukan permulaan gaya ini, posisi seorang atlet akan membelakangi
area pendaratan. Selanjutnya, atlet akan melakukan gerakan setengah putaran atau
180 derajat sebelum melontarkan bola logam.
 Gaya spin
Gaya spin atau berputar pertama kali dipopulerkan oleh Alexander
Baryshnikov, seorang atlet Rusia. Baca juga: Gerak Spesifik Tolak Peluru Teknik
ini memerlukan keterampilan tinggi karena mengharuskan seorang atlet berputar
360° dalam kecepatan tinggi sebelum mendorong bola logam ke depan. Gerakan
ini bertujuan untuk menghasilkan momentum agar menghasilkan jarak tolak
terjauh.
 Gaya ortodoks
Gaya ortodoks kurang populer bagi kalangan atlet, karena memang teknik ini
lebih bertujuan untuk memperkenalkan olahraga tolak peluru pada pemula.
Teknik ini mudah untuk pemula lakukan karena tidak melibatkan banyak
gerakan. Posisikan tubuh menyamping dari area pendaratan, letakkan bola logam
antara kepala dan bahu, kemudian lakukan tolakan.

C. Manfaat
Berikut manfaat Tolak Peluru bagi tubuh:
 Bagus untuk Kardiovaskular.
 Membakar kekuatan tubuh.
 Mengurangi stres.
 Meningkatkan Koordinasi.
 Meningkatkan keseimbangan.

8
2.3 Lompat Tinggi Gaya Straddle

A. Pengertian
Lompat tinggi adalah salah satu cabang olahraga atletik yang begitu
memanjakan mata. Seperti namanya, para atlet harus melakukan atraksi lompat
setinggi-tingginya melewati mistar yang sudah dipasang horizontal dengan
tingkat ketinggian tertentu. Atlet yang mencapai lompatan tertinggi adalah
pemenangnya.
Pada teknik ini, atlet wajib melewati mistar dengan menghadap ke bawah dan
badan direntangkan sepanjang mistar. Dalam teknik straddle bagian kaki harus
lebih rendah dari mistar pada puncak lompatan. Hal ini memungkinkan pinggul
naik dapat memiliki posisi yang lebih tinggi dengan peningkatan
efektivitas clearance bar.

B. Teknik Lompat Tinggi Gaya Straddle


Pada dasarnya, ada empat tahapan dalam melakukan lompat tinggi
gaya straddle yaitu teknik awalan, tolakan, posisi badan saat melewati mistar, dan
teknik mendarat sebagai berikut:

 Teknik Awalan

Teknik awalan adalah gerakan permulaan saat akan melompat. Adapun, titik
awalan dalam gaya straddle adalah menyerong dari permukaan matras yang
menjadi tempat pendaratan.Arah awalan umumnya membentuk sudut 20-30
derajat lurus dari matras.

 Teknik Tolakan

Tolakan dilakukan ketika badan sudah mendekati mistar. Cara melakukannya


adalah sebagai berikut.
1) Gunakanlah kaki terkuat sebagai tolakan untuk melompat.
2) Langkah terakhir lebih lebar dengan sikap badan ikut mendorong
mengangkat kaki. Hal ini untuk menghasilkan tolakan yang
maksimal.
3) Pada langkah terakhir disertai dengan gerakan mengayunkan kaki
(yang tidak digunakan sebagai tolakan/tumpuan) ke atas.

9
4) Saat satu kaki mengayun ke atas dan kaki tumpu lepas dari tanah,
ayunan kaki lebih tinggi dari kepala dan melewati mistar lebih dulu
dari anggota badan yang lain.
5) Usahakan agar lengan kiri tidak menyentuh mistar.

 Posisi badan saat melompat

Posisi badan saat melompat atau melewati mistar berhubungan dengan gaya
yang digunakan yaitu gaya straddle. Berikut adalah tahapan melakukan lompatan
gaya straddle dengan kaki kiri sebagai tumpuan.
1) Saat kaki kiri menumpu ke tanah, ayunkan kaki kanan seperti
sikap kangkang.
2) Buatlah jarak antara badan dan mistar minimal satu jengkal.
3) Tangan, kepala, dan perut diusahakan satu garis atau sejajar
ketika di atas mistar.

 Teknik mendarat

Dalam lompat tinggi termasuk gaya straddle, proses pendaratan dilakukan


dengan menggunakan punggung. Hal ini dilakukan agar atlet tidak mengalami
cedera. Namun, apabila tempat pendaratan terbuat dari bak pasir (bukan matras),
pendaratan bisa dilakukan dengan menggunakan kaki kanan dibantu oleh kedua
tangan.

C. Manfaat
Berikut manfaat lompat Tinggi Gaya Straddle bagi tubuh:
 Melatih otot kaki.
 Menambah tinggi badan.
 Membakar kalori.
 Meningkatkan Koordinasi tubuh.
 Meningkatkan fleksibilitas tubuh.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan penjelasan yang sudah disampaikan
sebelumnya, saya selaku penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1) Atletik adalah cabang olahraga yang penting dikarenakan mengandung
gerakan-garakan dasar cabang olahraga lainnya. Oleh sebab itu, olahraga
ini disebut sebagai induk olahraga atau ibu dari setiap cabang olahraga.
2) Atletik adalah salah satu cabang olahraga tertua yang telah dilakukan oleh
manusia sejak jaman purba hinga sekarang. Karena gerakan-gerakan
terdapat dalam cabang olahraga atletik seperti berjalan, berlari, melempar
dan melompat adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Lompat Jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat yang diawali dengan
gerakan horizontal dan diubah kegerakan vertikal dengan jalan melakukn
tolakan dengan satu kaki yang terkuat untuk memperoleh jarak yang sejauh-
jauhnya. Tujuan dari lompat jauh adalah melompat sejauh-jaunya dengan
memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ketitik yang lain.

3.2 Saran
Selain kesimpulan yang sudah dijelaskan di atas, saya juga memiliki beberapa
saran yang bisa dilakukan Sehubungan dengan pembahasan dan kesimpulan
diatas, maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1) Diharapkan pada pihak sekolah (MA. Shiddiqoh Zahra) agar dapat
memberikan motivasi dan penghargaan kepada setiap siswa yang
memperoleh prestasi terbaik pada setiap lomba dalam cabang olahraga yang
dilaksanakan baik ditingkat sekolah maupun daerah, guna untuk membina
dan mengembangkan prestasi siswa dalam cabang olahraga tersebut.
2) Kepada pihak Diknas diharapkan dapat menyediakan sarana dan fasilitas
yang dibutuhkan untuk kepentingan pelaksanaan latihan baik disekolah
maupun di luar jam sekolah, dalam hal ini untuk menunjang pengembangan
minat dan bakat siswa dalam cabang olahraga.
3) Dalam rangka memacu sportifitas guna meningkatkan kemampuan
keterampilan khususnya jauhnya tolakan, maka sangat efektif
diterapkannya latihan Plyometrik Front Cone Hops.
4) Dalam merencanakan program latihan, hendaklah dikaji dengan benar
bentuk– bentuk latihan yang akan digunakan, sebab prinsip latihan
Plyometrik Front Cone Hops berbeda dengan melatih komponen fisik
latihan lainnya.

11

Anda mungkin juga menyukai