Anda di halaman 1dari 27

PENCAK SILAT MENGHASILKAN PENDEKAR - PENDEKAR YANG HEBAT

LAPORAN PENELITIAN ( Suatu Studi Penelitian Mengenai Pencak Silat di Perguruan Penca Silat Putra Kancana Muda di Manglid Kabupaten Bandung ) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas unjuk kerja kelas 5 semester 2

Oleh: Muhammad Rafli Santana Kelas: 5thaif NIS: 00158560001

SD HIKMAH TELADAN CIMAHI 2013

LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : Pencak Silat Menghasilkan Pendekar -

Pendekar yang Hebat NAMA KELAS NIS : : : Muhammad Rafli Santana 5 Thaif 0015856001

Telah disahkan dan disetujui di Cimahi, 23 Mei 2013

Mengetahui, Kepala sekolah

Menyetujui, Pembimbing KTI

(Eko Budy Santoso,S.Si)

( Siti Suaidah, S.Pd )

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya bahwa Laporan Penelitian dengan judul Perguruan Pencak Silat Putra Kancana Muda yang berada di Manglid desa Margahayu Selatan kabupaten Bandung ini telah Terselesaikan. Tujuan dari hasil laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Hikmah Teladan. Saya menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dalam segi bahasa. Hal ini disebabkan karena saya masih memerlukan bimbingan. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan karya tulis ini,diantaranya kepada:

1. Ayah tercinta, Pa Rahmat Santana yang telah memberikan bimbingan dan nasihat, saran serta perhatian kepada saya, sehingga apa yang diberikan beliau telah

menumbuhkan semangat untuk menyelesaikan karya tulis saya. 2. Bapak Eko budy santoso, S.Si, sebagai Kepala Sekolah SD Hikmah Teladan. 3. Bu Sylvi, S.Pd, dan Bu Suai S.Pd sekalu manager kelas yang senantiasa memperhatikan dan memberikan

dukungan kepada saya untuk laporan penelitian ini. 4. Seluruh staff SD Hikmah Teladan.

segera menyelesaikan

5. Teman-teman kelas 5 Thaif yang telah memberikan inspirasi buat saya. 6. Pa Didi Yusuf, Pa Ikin dan Teh Nisya dari Perguruan Pencak Silat Putra Kancana Muda yang bersedia di

wawancara dan mengizinkan saya mengadakan penelitian di tempatnya. Akhir kata semoga Allah membalas kebaikan yang telah diberikan dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi saya dan pembaca yang budiman.

Cimahi,26 mei 2013

Muhammad Rafli Santana

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii iii 1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Peneleitian I.2 Perumusan Masalah penelitian I.3 Tujuan penelitian Manfaat peneitian I.4 Metode dan Obyek Penelitian

1 1 1 1

BAB
2

II

LANDASAR

TEORI

II.1 Sejarah Pencak Silat II.2 Hakekat Pencak Silat II.3 Teknik Dasar pencak silat II.4 Aliran dan perguruan Pencak Silat

BAB III PERGURUAN PENCAK SILAT PUTRA KANCANA MUDA


III.1 Sejarah Berdirinya III.2 Program dan Prestasi BAB IV PENUTUP IV.1 Kesimpulan

IV.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
I,1 Latar Belakang Penelitian Pencak silat adalah seni bela diri asli Indonesia yang berkembang,dan terkenal di dunia. Penelitian ini mencoba

mengungkapkan kiprah salah satu perguruan pencak silat di kota Bandung, yaitu Perguruan Penca Silat Putra Kancana Muda. I.2 Perumusan Masalah penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini akan menjelaskan berberapa hal, diantaranya adalah : Bagaimana sejarah perkembangan pencak silat Apa hakikat pencak silat itu? Apa dan Bagaimana program dan prestasi pencak silat Putra Kencana Muda? I.3 Tujuan penelitian 1. Supaya kita lebih mengenal kehebatan pencak silat sebagai warisan budaya kebanggaan bangsa Indonesia 2. Untuk mengetahui perkembangan salah satu perguruan pencak silat di kota Bandung yaitu Perguruan Putra Kencana Muda perguruan

3. Agar kita, khususnya penulis tertarik untuk belajar pencak silat I.4 Manfaat penelitian Dengan penelitian ini diharapkan Teman- teman guru lebih mengenal Pencak silat dan bagi pembaca binsa mendapat informasi tambahan Tentang pencak silat. I.5 Metode dan Obyek penelitian Penelitian ini dilakukan di manglid Desa Mangahayu Selatan Kecamatan mangahayu kabupaten Bandung, Penelitian ini

dilaksanakan di sebuah cabang perguruan Pencak Silat Putra Kencana Muda, Adapun Metode yang digurukan untuk penelitian ini adalah melalui observasi langsung wawancara dan studi literatur.

BAB II LANDASAN TEORI


II.1 Sejarah Pencak Silat Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela

diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Sedangkan silat, mempunyai

pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI adalah sebagai berikut : Pencak adalah gerak bela-serang, yang teratur menurut sistem, waktu,tempat, dan iklim dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara ksatria, tidak mau melukai perasaan. Jadi pencak lebih menunjuk pada segi lahiriah. Silat adalah gerak-bela-serang yang erat

hubungannya dengan rohani, sehingga menghidupsuburkan naluri, menggerakkan hati nurani manusia, langsung

menyerah kepada Tuhan Yang Maha Esa Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia istilah yang digunakan adalah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia. Nama "pencak" digunakan di Jawa, sedangkan "silat" digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Dalam perkembangannya kini istilah "pencak" lebih

mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan pertarungan. Bela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya pertahanan suku menghadapi musuh, seperti tari perang Nias. Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan "silat" adalah inti ajaran bela diri dalam

mempertahankan tantangan alam.

kehidupannya Mereka

atau

kelompoknya bela diri

dari dengan

menciptakan

menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar. Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekarpendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam

pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F.

Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin berpendapat bahwa terdapat pengaruh

ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya. Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu

gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan


nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama

pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat"


paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara. Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau:

silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah


Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang

mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan ( pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit[dan Si Pitung dari Betawi] Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
[5]

Dalam

budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu", yaitu peragaan silat Betawi

yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara

(pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria. Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta

para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia. Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini. Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.

Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya

(Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut Singapura, juga dan dihadiri Brunei oleh perwakilan dari Malaysia, negara itu

Darussalam.

Keempat

termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat. Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah

Ikatan

Pencak

Silat

Indonesia

(IPSI)

di

Indonesia,

Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah
tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.

II.2 Hakikat Pencak Silat Pencak silat adalah cabang olahraga yang berupa hasil budaya manusia Indonesia untuk membela / mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan intergritas terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup, meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Peranan pencak silat adalah sebagai sarana dan prasarana untuk membentuk manusia seutuhnya yang sehat, kuat, tangkas, terampil, sabar, ksatria, dan percaya diri.

Pencak silat mempunyai 4 aspek yang mencakup nilai-nilai luhur sebagai suatu kesatuan yang tak terpisahkan, aspek tersebut meliputi :

1.

Aspek Mental Spiritual

Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tenggang rasa, percaya diri dan disiplin. Cinta bangsa dan tanah air

Solidaritas social, jujur, membela kebenaran dan keadilan.

2. Aspek Beladiri Berani dalam membela kebenaran dan keadilan.

Tahan uji dan tabah.

Tangguh dan ulet.

Tanggap, peka, dan cermat.

3. Aspek Seni Mengembangkan pencak silat sebagai budaya bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur.

Mengembangkan pencak silat yang diarahkan pada penerapan nilai-nilai kepribadian bangsa.

Mencegah penonjolan secara sempit nilai-nilai pencak silat yang bersifat kedaerahan.

Menanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang negatif.

4. Aspek olahraga Berlatih dan melaksanakan olahraga pencak silat sebagi bagian dari kehidupan sehari-hari. Meningkatkan prestasi.

Menjunjung tinggi solidaritas.

Pantang menyerah

Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya. Dengan demikian, pencak silat merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap untuk dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu kesatuan utuh dan tidak dapat dipisahpisahkan.

(II. 3 Teknik Dasar Pencak Silat

Teknik dasar dalam cabang olahraga pencak silat, meliputi :

a). Kuda-kuda

e). Hindaran

b). Sikap pasang

f). Serangan

c). Pola langkah

g). Tangkapan

d). Belaan

Dalam pertandingan pencak silat teknik-teknik di bawah ini tidak semua digunakan dan dimainkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kategori yang dipertandingkan. Kategori tersebut diantaranya :

Kategori tanding

: kategori yang menampilkan dua orang

pesilat dari kubu yang berbeda.

Kategori tunggal yang menampilkan

: kategori pertandingan pencak silat seorang pesilat memperagakan

kemahirannya dalam jurus baku tunggal secara benar, tepat, dan mantap, penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan bersenjata.

Kategori ganda

: pertandingan pencak silat yang

enampilkan dua orang pesilat dari kubu yang sama memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus beladiri pencak silat yang dimiliki dengan keterampilan serang dan bela.

Kategori regu

: pertandingan pencak silat yang

menampilkan tiga orang pesilat dari kubu yang sama memperagakan kemahiran dalam jurus baku regu secara benar.

II.4 Aliran dan Perguruan Pencak Silat Di Indonesia terdapat banyak aliran dan perguruan pencak silat.masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda, namun begitupada intinya tetaplah sama, berakar pada ilmu bela diri, pencak silat. Di antara aliran-aliran dan perguruan pencak silat tersebut adalah:

1. Perisai Diri 2. Merpati Putih 3. 5. Pagar Nusa

3. Hikmatul Iman 4. Tapak Suci 6. Cepedi

BAB III PERGURUAN PENCA SILAT PUTRA KANCANA MUDA


III.1 Sejarah Pendirian dan Perkembangannya

Anda mungkin juga menyukai