Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Tapak Suci dengan judul “
Beladiri Pencak Silat dan Tapak Suci”
Terima kasih kepada bapak Empi Adrapi, M.IP selaku dosen mata kuliah tapak suci yang telah
membimbing dan memberikan pelajarannya.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat.

Kuningan, 17 Desember
2022

Agus Ismail

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pencak Silat
2.2 Istilah Dalam Pencak Silat
2.3 Aspek dalam Pencak Silat
2.4 Teknik Dasar dalam Silat

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Penutup

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan
Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan
Singapura,Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku
bangsa Nusantara.
Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-
pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak
Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di
berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk
oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.[1] Ada
pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat.[1] Biasanya
setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya,
daerahJawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada
aliranMerpati Putih dan di Jawa Timur ada aliranPerisai Diri.
Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam
Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak
tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di
Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat menjadi salah
satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi
identitas bangsa. Olahraga pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional. Di
Indonesia banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini
menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-nilai yang
ada di dalamnya.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pancake silat?
2. Apa saja istilah dalam pencak silat?
3. Apa saja aspek utama dalam pencak silat?
3. Tujuan
1. Mengetahui sejarah perkembanngan pencak silat di Indoesia.
2. Mengetahui istilah-istilah dalam pencak silat.
3. Mengetahui berbagai aspek penting dalam pencak silat.
BAB 2
PEMBAHASAN PENCAK SILAT
A. Sejarah Pencak Silat.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan
untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan
alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di
alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu
bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli
Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan
tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak
tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan
tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti
Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai
ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam
pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa
bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari
masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap
kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger
menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya
dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan
kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa
terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal
kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh
pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam
berbagai nama. Di semenanjung Malaysia danSingapura, silat lebih dikenal dengan nama
alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama
bersilat, Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak
dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu
pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren.
Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di
Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya.
Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap
ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi
pernikahan adat Betawi terdapat tradisi “palang pintu”, yaitu peragaan silat Betawi yang
dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah,
yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam
perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar)
kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka
terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan
pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para
pengawal pengantin pria.dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari
namanya, dapat diketahui bahwa istilah “silat” paling banyak menyebar luas, sehingga
diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia
Tenggara.
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari
guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah
silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda
Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari
Pariangan, Tanah Datar di kakiGunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa
dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula
cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang
perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap
daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya
Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuahpanglima
Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit dan Si Pitung dari Betawi.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari
pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan
melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata,
sepertiPanembahan Senopati, Sultan Agung,Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di
Tiro,Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih,
Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu
para penduduk daerah pesisir pulau Sumateradan Semenanjung Malaka, serta berbagai
kelompok etnik lainnya yang menggunakanlingua franca bahasa Melayu di berbagai
daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga
mengembangkan beladiri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya
organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran
pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak
Silat Indonesia (IPSI). Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas
prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara
tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia,Singapura, dan Brunei
Darussalam.Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia,
Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, danPersekutuan Silat Brunei
Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat
di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang
olahraga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA
Games.
B. Istilah dalam Pencak Silat
1. Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkukuh posisi tubuh. Kuda-kuda
yang kuat dan kukuh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah
dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik
tolak serangan (tendangan atau pukulan).
2. Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-
gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan
gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera
setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba
mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.
3. Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di
dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali,
contohnya langkah tiga dan langkah empat.
4. Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil
memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan
musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat
mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat
menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing(berjoget). Kembangan
adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan
keindahan gerakan.
5. Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang.
Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa
menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik
umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan,
mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
6. Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk
tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai
penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih
secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh,
mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau
aliran seluruh tubuh.
7. Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh
dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit
(menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.
8. Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat
bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar,
tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher,
dagu, atau bahu musuh.
2.3 Aspek dalam Pencak Silat
1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian
dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu
seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk
mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan “seni” pencak silat ialah salah satu aspek
yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian
pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam
menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada
aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting.
Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek
ini. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik
untuk tunggal, ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain,
sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya
dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah
contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan
olahraga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspekolah
raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di
Eropa.
C. Teknik Dasar dalam Silat
1. Kuda – Kuda
1) Teknik kuda-kuda pada pencak silat terdiri dari enam posisi yaki: kuda-kuda
Depan,kuda-kuda Belakang, kuda-kuda Tengah,kuda-kuda Samping, kuda-
kuda SilangDepan, dan kuda-kuda Silang Belakang.
2) Kuda-Kuda Belakang – Untuk kuda-kuda belakang, dapat dibentuk dengan
tumpuan berat badan pada kaki belakang. Tumit yang dipakai sebagai tumpuan
tegak dengan panggul, badan agak condong ke depan, kaki depan di injit
danmenapak dengan tumit atau ujung kaki.
3) Kuda-Kuda Tengah – Dibentuk dengan kedua kaki ditekukan dengan titik berat
badan berada ditengah.
4) Kuda-kuda samping – Lakukan Kuda-kuda samping dengan cara satukaki
ditekuk dan kaki yang lain lurus ke samping, berat badan pada kaki yang
ditekuk, bahu sejajar atau segaris dengan kaki.
5) Kuda-Kuda Silang Depan – Kuda-kuda silang depan dibentuk dengan
menginjakkan satu kaki ke depan atau kebelakang kaki yang lain, berat badan
ditumpukan pada satu kaki, sedangkan kaki yang laindisentuhkan pada lantai
dengan ibu jari kaki atau ujung jari kaki.
6) Kuda-Kuda Silang Belakang – Kuda-kuda silang belakang yaitu kuda-kuda
dengan salah satu kaki berada di belakang dengan keadaan menyilang dan kaki
di tumpukan ke belakang, badan tetap lurus agar tidak jatuh saat melakukan
gerakan tersebut.
2. Sikap Pasang
Terdapat empat sikap pasang yang adadalam pencak silat: yakni Pasang satu,Pasang
dua, Pasang tiga, dan Pasang empat. Berikut ini penjelasannya.
• Pasang satu – Pasang satu adalah sikap dengan posisi badan tegak dengan kedua
tangan disamping dalam keadaan siap silat dan kedua kaki di buka selebar bahu.
• Pasang dua – Pasng dua dibentuk dengan badan tetap pada posisi tegak, kaki dibuka
selebar bahu, kedua tangan mengepal dan sejajarpinggang.
• Pasang tiga – Sikap badan sama seperti pasang dua dengan posisi tegak lurus, kaki di
buka selebar bahu, tangan diangkat sejajar mata dengan kepalan tangan terbuka.
• Pasang empat – Sikap badan, dan mata sama seperti sikap pasang tiga, yang
membedakan adalah tangan diangkat sejajar mata dengan posisis silang. Awalnya
kepalan tangan terbuka kemudian tangan sudah terkepal.
Latihan Langkah Kuda-kuda Silat Menggunakan 8 Arah Mata Angin
Terdapat delapan gerakan yang dilakukan dalam Latihan Langkah Kuda-kuda Silat
Menggunakan 8 Arah Mata Angin, berikut ini penjelasn lengkapnya.
• Pada gerakan awal yaitu dimulai dengan gerakkan pertama sampai gerakkan ke
empatmenggunakan kuda-kuda samping, yaitu kaki kiri di depan kaki kanan di
belakang posisi badan dalam keadaan lurus, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang
posisi dalam keadaan serong kekiri dan begitu juga sebaliknya.
• Kemudian dilanjutkan dengan gerakan tambahan yaitugerakkan ke lima sampai
gerakkan ke delapan dengan menggunakan kaki dapan di depan dan kaki kiri di
belakang keadaan dalam posisi kaki kiri di luruskan dan kaki kanan ditekukkan posisi
badan sedikit condong ke depan dan begitu juga sebaliknya
Pola Langkah
Ada enam pola langkah dalam teknih pencak silat yaitu: Pola langkah lurus, Pola
langkah zikzak, Pola langkah ladam atau huruf U, Pola langkah segi tiga, Pola langkah
huruf S, dan Pola langkah segi 4. Berikut ini penjelasannya.
• Pola langkah lurus – Merupakan gerak langkah yang membentuk garis lurus ,baik
langkah maju maupin langkah mundur. Pelaksanaanya dimulai dari salah satu kuda-
kuda (kuda-kuda tengah).
• Pola langkah zikzak – Merupakan gerak langkah yang membentuk mata gergaji atau
pola zig-zag. Pelaksanaanya dimulai dari sikap pasang dengan pola langkah serong.
• Pola langkah ladam atau huruf U – Pelaksanaanya dimulai dari sikap awal tegak,
gerakkan kaki kesamping kanan diikuti kaki kiri menutup (merapat), kemudian kaki
kiri maju, kaki di tarik kembali dan merapat kemudian digerakan ke samping kiri.Kaki
kanan ditarik dirapatkan, kemudian dilangkahkan kedepan. Terakhir kaki kanan ditarik
kembali merapat seperti sikap awal.
• Pola langkah segi tiga – Pelaksanaanya berdiri di titik 0, geser kaki kanan ke titik 1,
diikuti kaki kiri ke titik 2, lanjutkan ke titik 4, lanjutkan juga ke titik 4 dan 5 (berat
badan di titik 5). Tarik kaki kanan ke titik 6, kaki kanan ketitik 7 dengan kuda-kuda
depan, tarik kaki kanan keposisi awal.
• Pola langkah huruf S – Berdiri dengan posisi titik menghadap sesui dengan arah yang
di tunjukan. Geser kaki kanan ke arah berat badan ke di kaki kanan, dikkuti kaki kiri,
kaki kiri ke titik 3 berat badan di kaki kiri selanjutnya cabut kaki kanan lewati kaki kiri
sampai di titik 4, kaki kanan yang di titik 4 di titik 5 putar di tempat, sementara kaki
kiri yang ada di titik 3 injit, gugus kaki kiri lewat tanda panah dengan jalur titik 6
sampai di titik.
• Pola langkah segi 4 – Pelaksanakannya bisa memakai kombinasi kuda-kuda
tengah ,samping,dan belakang.

3. Pukulan
Terdapat empat pukulan dalam pencak silat ini yaitu Pukulan Lurus, Pukulan
Bandul,Pukulan Tegak, dan Pukulan Melingkar.
• Pukulan Lurus – Pukulan lurus adalah pukulan yang dilakukan dengan salah satu
tangan dengan memukul kearah depan, sasaran yaitu dada lawan. Dan tangan satunya
lagi menutup arah point, yaitu sasaran perut keatas.
• Pukulan Bandul – Pukulan bandul dapat dilakukan denganmengayunkan salah satu
tanganyang dikepal kearah sasaran ulu hati, dan tangan yang satu lagi menutup arah
lawan.
• Pukulan Tegak – Pukulan inisasarannya adalah bahu atau sendi bahu bagian kanan
(lawan yang dengan kita yang saling berhadapan, jadi sama saja dengan bahu sebelah
kiri yang menjadi sasaran)
• Pukulan Melingkar – Sasarannya adalah pinggang lawan.
4. Tendangan
Setidaknya terdapat empat tendangan dalam pencak silat yakni Tendangan lurus
kedepan, Tendangan melingkar,Tendangan berbentuk huruf T, danTendangan
samping.
 Tendangan lurus kedepan – yaitutendangan yang dilakukan
denganmenghentakan ke depan telapak kaki sejajar dengan bahu.
 Tendangan melingkar – yaitu dengan hentakan punggung kaki.
 Tendangan samping – yaitu menendang dengan punggung kaki.
 Tendangan berbentuk huruf T – yaitu dengan tendangan samping yang
menggunakan hentakan telapak kaki.
5. Tangkisan
Tangkisan adalah gerakan menahan serangan lawan dengan menggunakan tangan,
kaki, ataupun senjata agar serangan lawan tidak dapat mengenai kita. Terdapat empat
teknik tangkisan yang menggunakan tangan dalam pencak silat yakni:
 Tangkisan dalam – Adalah menahan serangan dengan gerakan tangandari luar
ke dalam sejajar dengan bahu.
 Tangkisan luar – Adalah menahan serangan dengan gerakan tangandari dalam
ke luar sejajar dengan bahu.
 Tangkisan atas – Adalah menahan serangan dengan gerakan tangandari bawah
ke atas, untuk melindungi kepala dari serangan.
 Tangkisan bawah – Adalah menahan serangan dengan gerakan tangandari atas
kebawah.
BAB 3
PEMBAHASAN TAPAK SUCI
A. Sejarah Tapak Suci
Sebelum kelahiran Tapak SuciSunting
Tahun 1872, di Banjarnegara lahir seorang putera dari KH. Syuhada, yang kemudian
diberi nama Ibrahim. Ibrahim kecil memiliki karakter yang berani dan tangguh sehingga
disegani oleh kawan-kawannya. Ibrahim belajar pencak dan kelak menginjak usia remaja
telah menunjukkan ketangkasan pencak silat. Setelah menjadi buronan Belanda, Ibrahim
berkelana hingga sampai ke Betawi, dan selanjutnya ke Tanah Suci. Sekembalinya dari
Tanah Suci, menikah dengan puteri KH. Ali. Ibrahim kemudian mendirikan Pondok
Pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari ibadah haji, Ibrahim masih menjadi
buronan Belanda, sehingga kemudian berganti nama menjadi KH.Busyro Syuhada.
Pondok Pesantren Binorong, berkembang pesat, di antara santri-santrinya antara lain
Achyat adik misan Ibrahim, M. Yasin (adik kandung), dan Soedirman, yang kelak
menjadi Jenderal Besar.
Tahun 1921 dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, KH. Busyro
bertemu pertama kali dengan dua kakak beradik; A.Dimyati dan M.Wahib. Diawali
dengan adu kaweruh antara M.Wahib dengan Achyat (kelak berganti nama menjadi H.
Burhan), selanjutnya kedua kakak beradik ini mengangkat KH. Busyro sebagai Guru.
KH. Busyro Syuhada kemudian pindah dan menetap di Yogyakarta sehingga aliran
Pencak Silat Banjaran, yang pada awalnya dikembangkan melalui Pondok Pesantren
Binorong kemudian dikembangkan di Kauman, Yogyakarta. Atas restu Pendekar Besar
KH. Busyro, A. Dimyati dan M.Wahib diizinkan untuk membuka perguruan dan
menerima murid. Tahun 1925 dibukalah Perguruan Pencak Silat di Kauman, terkenal
dengan nama Cikauman. Perguruan Cikauman, dipimpin langsung oleh Pendekar Besar
M. Wahib dan Pendekar Besar A. Dimyati.
Tersebutlah M. Syamsuddin, murid Cikauman yang dinyatakan berhasil dan lulus,
diizinkan untuk menerima murid dan mendirikan Perguruan Seranoman. Perguruan
Seranoman berletak di kauman sebelah utara, melahirkan seorang Pendekar Muda M.
Zahid yang mempunyai seorang murid andalan bernama Moh. Barrie Irsyad.
Pendekar Moh. Barrie Irsyad, sebagai murid angkatan ke-6 yang telah dinyatakan lulus
dalam menjalani penggemblengan oleh Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib
dan A. Dimyati. Kemudian mendirikan Perguruan KASEGU. Kasegu, merupakan senjata
khas yang berlafal Muhammad yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barrie
Irsyad.Kelahiran Tapak SuciSunting
Atas desakan murid-murid Perguruan Kasegu kepada Pendekar Moh. Barrie Irsyad untuk
mendirikan satu perguruan yang mengabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman,
Seranoman dan Kesegu). Perguruan Tapak Suci berdiri pada tanggal 31 Juli 1963 di
Kauman, Yogyakarta. Ketua Umum pertama Tapak Suci adalah Djarnawi Hadikusumo.
Setelah berdiri Tapak Suci menerima permintaan untuk membuka cabang di daerah-
daerah. Secara otomatis TAPAK SUCI menjadi wadah silaturahmi para pendekar yang
berada di lingkungan Muhammadiyah. Pada tahun 1964, ketika itu Pimpinan Pusat
Muhammadiyah diketuai oleh KH Ahmad Badawi, Tapak Suci diterima
menjadi organisasi otonom Muhammadiyah. Nama perguruan menjadi Tapak Suci Putera
Muhammadiyah, disingkat Tapak Suci.
Keluarga I Tapak Suci berdiri di Jawa Timur, lalu disusul di Sumatra Selatan, Jakarta,
dan Sumatra Barat. Kini Tapak Suci telah menyebar ke Singapura, Belanda, Jerman,
Austria, dan Mesir.
Kisah Pendekar HarimauSunting
Pendekar Besar Chusnan David Jurus harimau perguruan Tapak Suci diciptakan oleh
pendekar besar Chusnan David, pada tahun 1992.Pendekar Besar Chusnan David lahir di
Surabaya pada tahun 1945. Sebelum masuk menjadi anggota Tapak Suci, beliau adalah
anggota perguruan Silat Lembaga Seni dan Budaya Indonesia pada tahun 1965, yang kini
lebih dikenal menjadi perguruan silat Perisai Putih. Pendekar Chusnan David juga pernah
belajar di Perguruan SH Terate. Namun dengan alasan akidah beliau tidak melanjutkan
bergabung dengan SH Terate. Selain belajar Silat, Pendekar Chusnan David juga pernah
belajar Judo dan Jujitsu.
Pada periode 1960-an Muhamaddiyah Surabaya membutuhkan Latihan Beladiri. Karena
kebutuhan akan ilmu bela diri sangatlah diperlukan dalam rangka menghadapi teror-teror
yang senantiasa dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), beserta antek-
anteknya terhadap umat Islam. Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara dengan
KOKAM-nya (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) yang
merupakan salah satu unsur dari sebuah generasi yang bertanggungjawab terhadap tetap
tegaknya agama Islam di bumi Indonesia, merasa terpanggil untuk berjuang melawan
teror-teror yang dilaksanakan secara keji oleh PKI dan antek-anteknya.
Salah seorang yang mendapat kepercayaan untuk melatih Pemuda Muhammadiyah
Surabaya Utara adalah Agus Tcik. Pembinaan dan latihan bela diri dilaksanakan pada
akhir tahun 1961, bertempat di Madrasah al Mufidah (Masjid Taqwa), Jl. Kampung Baru
Nur Anwar Gang I (sekarang Jl. Kalimas Udik), Surabaya. Sangatlah disayangkan
kemudian, karena latihan dan pembinaan yang baru berjalan seumur jagung tersebut tidak
dilanjutkan, karena Agus Tcik – sehubungan dengan tugasnya – pindah ke Sulawesi.
Namun demikian, Agus Tcik telah berhasil menanamkan dasar-dasar bela diri kepada
para anggota Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara. Dengan pindahnya Agus Tcik,
segala kegiatan bela diri dalam lingkungan Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara
menjadi sama sekali berhenti, yang tersisa adalah semangat untuk tetap mempertahankan
Agama Islam dan segala macam upaya untuk melawan rongrongan yang senantiasa
dilancarkan oleh PKI.
Pada awal tahun 1963, Madrasah Al-Mufidah mendapatkan seorang ustaz alumni dari
Muallimin Yogyakarta – yang juga merupakan seorang pelatih bela diri – nama beliau
adalah M. Yazid. Melihat kenyataan bahwa kegiatan Pemuda Muhammadiyah Surabaya
Utara yang sedang lesu, padahal semangat Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara
untuk berlatih bela diri sangat besar, maka dengan dasar berupa naluri bela diri yang
didukung oleh wawasan berorganisasi yang cukup luas, beliau merasa terpanggil untuk
menggalang kembali latihan bela diri dalam sebuah wadah organisasi. Atas dukungan
ikhlas dari K.H. Ainur Rofiq Mansyur, maka dibentuklah sebuah Organisasi Bela Diri
Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara dengan nama: TUNAS MELATI.
Pada awal tahun 1966, Pemuda Muhammadiyah Surabaya menyelenggarakan Pekan Olah
Raga dan Seni (PORSENI). Salah satu cabang olahraga yang diperlombakan adalah
Pencak Silat. Dalam memakmurkan cabang olahraga ini, ternyata Pemuda
Muhammadiyah Surabaya Utara tidak mempunyai atlet/pesilat yang bisa diandalkan
untuk meraih juara. Atas usul dari salah seorang aktivis Tunas Melati yang juga
merupakan paman dari Pendekar Chusnan David, perwakilan dari Pemuda
Muhammadiyah Surabaya Utara dalam cabang Pencak Silat akhirnya dipercayakan
kepada Seorang Pemuda bernama Chusnan David yang saat itu masih berusia 19 tahun.
Kepercayaan tersebut dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab,Chusnan David
memilih sendiri partner Silatnya. Dari beberapa calon pesilat diuji fisik, kecepatan, serta
ketrampilan pencak silatnya. Namun banyak yang gugur tidak memenuhi kualifikasinya.
Di tengah hampir keputusasaannya akhirnya muncul pemuda bernama Alimun (pesilat
dari pencak Tradisional jawa). Alimun diuji dan lulus memenuhi kualifikasi menjadi
partner Silat Chusnan David.
Dalam ajang PORSENI pasangan Chusnan David dan Alimun berhasil meraih predikat
sebagai Juara I untuk semua jenis kategori lomba Pencak Silat, “Kembangan Tangan
Kosong dan bersenjata”, juga Juara I berpasangan dengan Alimun untuk jenis
“Berpasangan Tangan Kosong”.
Karena Kesibukan, M. Yazid terpaksa mengundurkan diri sebagai pelatih Tunas Melati.
Banyak yang menyayangkan keputusan tersebut mengingat upaya-upaya yang telah
dirintis oleh M. Yazid untuk membentuk sebuah organisasi yang lebih berkembang.
Pada pertengahan tahun 1966 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di
Surabaya menunjuk Chusnan David menjadi pelatih Beladiri untuk Pemuda
Muhammadiyah menggantikan M. Yazid. Hati Chusnan David merasa terenyuh dan
tergugah saat itu karena merasa dihormati oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
Tidak pernah terfikir sebelumnya bagaimana pantas beliau hanya seorang pemuda
melatih beladiri orang orang yang lebih tua dan berat badannya juga lebih berat dari
beliau. Namun atas niatan yang kuat dan atas Rahmat Allah pelatihan beladiri Tunas
Melati saat itu berjalan lancar dan berkembang dalam masyarakat dan Pemuda
Muhammadiyah. Dan orientasi latihan beladiri saat itu adalah murni untuk pertahanan
diri melawan PKI. Yang mana saat itu banyak sekali pembunuhan terhadap umat Islam
oleh PKI.
Pada pertengahan tahun 1966, Tapak Suci Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan
Pagelaran Pencak Silat bertempat di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Jl. Bubutan,
Surabaya. Rupanya pagelaran tersebut telah menggugah para aktivis Tunas Melati untuk
berubah menjadi Tapak Suci. Berbekal dari keberhasilan pada PORSENI Pemuda
Muhammadiyah, serta didorong oleh semangat kuat untuk mendirikan sebuah organisasi
bela diri yang bersifat metodis dan dinamis, maka pengurus dan anggota Tunas Melati
telah bertekad bulat untuk mendirikan Tapak Suci di Surabaya.
Persiapan dalam rangka terbentuknya Tapak Suci Surabaya kemudian diselenggarakan
dengan penuh rasa tanggung jawab, serta tidak jarang disertai dengan adanya rapat yang
dibayangi oleh todongan senjata api dari oknum-oknum pada saat itu yang merupakan
antek PKI.
Untuk keseragaman keilmuan Tapak Suci dalam mewujudkan hal ini, Pendekar Chusnan
David tidak segan-segan setiap hari Sabtu hingga Ahad datang secara langsung untuk
berlatih ke pusat Perguruan Tapak Suci di Yogyakarta, tidak jarang latihan tersebut
berlangsung pasca salat Isya hingga menjelang salat Subuh.
Pada akhirnya Chusnan David beliau diberikan amanat oleh Pendekar Besar Barie Irsjad
untuk melengkapi kurikulum keilmuan Tapak Suci. Beliau juga menciptakan Jurus
Harimau dalam kurun waktu 2 bulan Jurus Harimau 1 dan 2 tersusun. Jurus Harimau
karya dari Pendekar Chusnan David bersifat agresif dan mematikan. Tidak memberikan
kesempatan lawan untuk menyerang kembali. Gerakan Jurus Harimau banyak diadopsi
dari gerakan Judo dan Jujitsu sehingga Jurus Harimau tersaji dengan kombinasi yang
menarik antara Ilmu Silat, Judo dan Jujitsu di dalamnya.
Menurut pendekar Chusnan David, manusia berlatih ilmu beladiri bertujuan untuk
mencapai ketajaman reflex action dan reflex automatic action dalam mempertahankan
diri. Karena pada dasarnya manusia sudah memiliki insting (naluri) dan intuisi membela
diri sejak lahir ketika manusia mendapatkan suatu ancaman. Manusia memiliki 4 “in”
yang harus dipahami ; Inisiatif, intuisi, insting, inspirasi. Ukuran kemampuan beladiri
seseorang tidak bisa diukur dari berapa lamanya latihan. Tapi yang menjadi ukuran
adalah seberapa intensif seseorang itu berlatih.
Pesan dari pendekar Chusnan David. “Berlatihlah untuk mencari ilmu dan beramalah
dengan ikhlas tidak untuk mencari jabatan. Karena Semakin tinggi ilmu yang kita miliki
akan menjadikan kita merasa semakin tidak banyak ilmu yang kita ketahui.... Gelar
Pendekar tidak perlu dikejar karena gelar pendekar adalah anugrah. Sejatinya pendekar
adalah orang yang telah berjasa pada masyarakat".
B. Kategori TingkatanSunting
Terdapat tiga kategori tingkatan, yaitu siswa, kader, dan pendekar.
SiswaSunting
1. Siswa Dasar ( Sabuk Kuning)
2. Siswa Satu ( Sabuk Kuning Melati Satu)
3. Siswa Dua ( Sabuk Kuning Melati Dua)
4. Siswa Tiga ( Sabuk Kuning Melati Tiga)
5. Siswa Empat ( Sabuk Kuning Melati Empat)
KaderSunting
1. Kader dasar (Biru Polos)
2. Kader Muda (Biru Melati Merah Satu)
3. Kader Madya (Biru Melati Merah Dua)
4. Kader Kepala (Biru Melati Merah Tiga)
5. Kader Utama (Biru Melati Merah Empat)
PendekarSunting
1. Pendekar Muda (Hitam Melati Merah Satu)
2. Pendekar Madya (Hitam Melati Merah Dua)
3. Pendekar Kepala (Hitam Melatih Merah Tiga)
4. Pendekar Utama (Hitam Melati Merah Empat)
5. Pendekar Besar (Hitam Melati Merah Lima)
C. Jurus Sunting
Sebelum resmi berdiri, jurus-jurus khas Tapak Suci pada awalnya diberi nama dengan
nomor, seperti Jurus 1, 2, dst. Setelah TAPAK SUCI dideklarasikan pada tahun 1963,
jurus-jurus itu diberi nama dengan nama-nama flora dan fauna. Dasar penamaan ini agar
senantiasa mengingat kebesaran Allah yang berkuasa menciptakan segala mahluk. Selain
itu hal ini mengandung arti bahwa jurus TAPAK SUCI yang kosong akan sama halnya
dengan tumbuhan dan hewan, yang hanya memiliki naluri dan hawa nafsu, tanpa
memiliki akal dan budi pekerti, tanpa memiliki Iman dan Akhlak.
Terdapat 8 (delapan) jurus khas di dalam Tapak Suci, yaitu:
1. Jurus Mawar
2. Jurus Katak
3. Jurus Naga
4. Jurus Ikan
5. Jurus Lembu
6. Jurus Rajawali
7. Jurus Merpati
8. Jurus Harimau
Kedelapan Jurus ini diaplikasikan untuk Permainan Tangan Kosong maupun Bersenjata,
baik untuk kegunaan olahraga, seni, maupun beladiri. Setiap Jurus ini memiliki Sikap
Awal, yaitu sikap awal pesilat yang mendahului setiap permainan jurus.
D. Jurus Pertandingan Tapak Suci Sunting
1. Serangan Tangan
1) Katak Melempar Tubuh
2) Naga Terbang
3) Rajawali Mengibas Sayap
4) Tandukan Lembu Jantan
5) Pagutan Merpati
6) Merpati Mengibas Sayap
7) Merpati Mengibas Ekor
2. Serangan Kaki
1) Ikan Menjulang ke Angkasa
2) Ikan Menggoyang Sirip
3) Harimau Membuka Jalan
4) Harimau Menutup Jalan
5) Benturan Harimau
6) Kibasan Harimau
3. Serangan Jatuhan
1) Terkaman Harimau
2) Guntingan
3) Bantingan kedalam
4) Bantingan keluar
4. Tangkisan
1) Bungan Mawar Mekar
2) Bunga Mawar Layu
3) Naga Terbang
4) Katak Melempar Tubuh
5) Rajawali Mengibas Sayap
6) Merpati Mengibas Sayap
7) Merpati Mengibas Ekor
8) Ikan Menerjang Sarang
9) Benturan Harimau
10) Kibasan Harimau
5. Pola Langkah
1) Langkah Paku-Paku
2) Langkah Segi Tiga
3) Langkah Segi Empat

BAB 3: PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas:
Pencak silat merupakan seni bela diri yang asli berasal dari Indonesia. pencak silat merupakan
olahraga sekaligus seni yang dikenal di negara-negara luar, terbukti dari banyaknya organisasi-
organisasi yang tumbuh pesat.Berkembangnya pencak silat tidak lepas dari sejarah bangsa
Indonesia, berawal dari nenek moyang yang berusaha mempertahankan diri dari ancaman dan
tantangan alam.
3.2 Saran
Pencak silat merupakan kesenian yang harus dilestarikan karena merupakan warisan yang sangat
berharga, selain itu pencak silat juga harus semakin dikembangkan agar semakin dikenal
masyarakat luas.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: “ca-pub-7360853142635372”,
enable_page_level_ads: true
});
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedia.com
http://www.tugasfiles.blogspot.com
Atmasubrata,Ginanjar.2012. Serba Tahu Dunia Olahrga.DAFA Publishing:Surabaya

Anda mungkin juga menyukai