Laga final Pencak Silat putri kelas E 65kg - 70kg. Di sebelah kiri Amelia Roring (Indonesia - medali
emas) vs Siti Rahmah Mohamed Nasir (Malaysia - medali perak). 17 November 2011 pada SEA Games
2011 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Indonesia.
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari
Indonesia. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia,Brunei, dan
Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku
bangsa Nusantara.
Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat
yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai
negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh
Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.Ada pengaruh
budaya Cina, agamaHindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah
di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat
terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan
di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri.
Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam
Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun
1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia,
Belanda, Jerman, dan Amerika.
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat menjadi salah
satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi
identitas bangsa. Olahraga pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional. Di
Indonesia banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini
menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-nilai yang
ada didalamnya.
Perkembangan
silat
secara
historis
mulai
tercatat
ketika
penyebarannya
banyak
dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu
pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren.
Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di
Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya.
Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap
ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi
pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang
dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah,
yaitu
sebuah
drama
kecil yang
menceritakan
rombongan
pengantin
pria dalam
perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung
setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah
pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekarpendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal
pengantin pria.Daftar isi
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari
pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan
melawanpenjajah Belanda,
seperti Panembahan
tercatat
Senopati, Sultan
para
pendekar
Agung, Pangeran
yang
mengangkat
Diponegoro, Teuku
senjata,
Cik
Di
Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut
Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu
para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai
kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai
daerah
dan
pulau-pulau
lain-lainnya
yang
juga
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa
Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga
dihadiri
oleh
perwakilan
dan Brunei
Darussalam. Keempat
Etimologi
Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia istilah
yang
digunakan
mempersatukan
adalah pencak
berbagai
aliran
silat.
seni
Istilah
bela
ini
diri
digunakan
tradisional
sejak
yang
1948
untuk
berkembang
di
Sejarah
Bela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya pertahanan suku
menghadapi musuh, seperti tari perang Nias.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk
melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan
alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam
sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri
di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia
dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak,
misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh
pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan
tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar,
seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan
memiliki
pendekar-pendekar
besar
yang
menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya
dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat
bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang
ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan
sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger
menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya
dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan
kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa
terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal
kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh
pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai
nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya
yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di
Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah
"silat" paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari
Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Edwel Yusri Datuak Rajo Gampo Alam; Seorang Guru Besar Silat Harimau Minangkabau
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru
ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat
dikisahkan
melalui
legenda
yang
beragam
dari
satu
daerah
ke
daerah
lain.
Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja
dari Pariangan,
Tanah
Datar di
kaki Gunung
Marapi pada
abad
ke-
11.Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia
Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang
mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau
dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang
dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang
Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit dan Si Pitung dari Betawi.
acara
"Palang
Pintu" dalam tradisi pernikahan Betawi, tengah memperagakan teknik kuncian melucuti golok.
Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh. Kuda-kuda
yang kuat dan kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah
dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik
tolak serangan (tendangan atau pukulan).
Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerakgerik (pergerakan).
Ketika
seorang
pesilat
bergerak
ketika
bertarung,
sikap
dan
menemukan
kelemahan
pertahanan
lawan,
maka
pesilat
akan
mencoba
tangan
dan
sikap
tubuh
yang
dilakukan
sambil
termasuk
tendangan,
pukulan,
sandungan,
sapuan,
mengunci,
melempar,
bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan
teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal
atau
berpasangan.
Penggunaan langkah,
atau
gerakan
kecil
tubuh,
mengajarkan
penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh
tubuh.
Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh dengan
menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit
(menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.
Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat
bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar,
tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher,
dagu, atau bahu musuh.
Kesenian Randai dari Sumatera Barat memakai silek (silat) sebagai unsur tariannya.
raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun,
banyak
yang
berpendapat
bahwa
pokok-pokok
dari
pencak
silat
terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh
karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau
spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh
oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.
Senjata
Selain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam
senjata. antara lain:
Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pisau kecil, sering dengan bilah bergelombang
yang dibuat dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci
dalam asam.
Kujang: pisau khas Sunda
Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang
digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi.
Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah menjadi
cindai.
Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa
diselipkan di rambut perempuan.
Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen
tanaman.
Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki
bulu yang menempel di dekat pisau.
Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti
memotong saat menyisir hutan.
Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga
Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti "cabang".
Tingkat kemahiran
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat
kemahiran, yaitu:
1.Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan,
tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar
perguruan dan jurus standar IPSI
2.Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar,
pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan
disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
3.Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula,
dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, dimana mereka
akan diberikan teknik - teknik beladiri perguruan, dimana teknik ini hanya diberikan
kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena
biasanya
teknik
beladiri
merupakan
teknik
tempur
yang
sangat
efektif
dalam
Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah raga
kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara
Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan
oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat
menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah
raga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada
kompetisi internasional.
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah
mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama
di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.
Pencak silat pertama kali diperkenalkan dan dipertandingan dalam Pesta Olahraga Asia
Tenggara (SEA Games) ke-14 tahun 1987 di Jakarta. Hingga kini cabang olahraga pencak
silat rutin dipertandingkan dalam SEA Games. Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan
sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk
pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2010 mengambil tempat di Jakarta,
Indonesia pada Desember 2010.
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga,
masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan
nama Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya)
dan ribuan perguruan.
Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal
cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan
tertentu.
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI).[11] adalah padepokan berskala nasional dan
internasional
yang
berlokasi
diatas
lahan
yang
luasnya
sekitar
5,2
hektare
di
kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas
total selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara resmi dibuka oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 20 April 1997.
Padepokan Pencak Silat Indonesia mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :
1.Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang
menyangkut Pencak Silat.
2.Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubungan dengan upaya pelestarian,
pengembangan, penyebaran dan peningkatan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.
3.Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat
Indonesia.
4.Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan di antara masyarakat Pencak Silat di
berbagai negara.
5.Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni :
Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.
Silek Harimau Minangkabau adalah aliran silek (silat Minangkabau), seni beladiri yang
dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia yang diwariskan secara
turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki budaya
merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau.
Silat Cimande adalah aliran maenpo (pencak silat Sunda) di daerah Tari Kolot, Cimande,
Bogor, Jawa Barat. Cimande adalah sebuah aliran pencak silat yang tergolong tua, besar,
terkenal dan memiliki pengaruh pada aliran lainnya di pulau Jawa.[12] Cimande memiliki
lima aspek yaitu aspek olahraga, seni budaya/tradisi, beladiri, spiritual dan pengobatan.
Aspek terakhir yaitu pengobatan termasuk pijat/ atau urut gaya Cimande dan pengobatan
patah tulang.
Merpati Putih merupakan pencak silat yang berkembang dari tradisi Jawa sejak tahun
1550. Sang Guru Merpati Putih adalah Bapak Saring Hadi Poernomo, sedangkan pendiri
Perguruan dan Guru Besar sekaligus pewaris ilmu adalah Purwoto Hadi Purnomo (Mas
Poeng) dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi) sebagai Guru Besar terakhir yaitu
generasi ke sebelas. Didirikan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, mempunyai kurang
lebih 85 cabang dalam negeri dan 4 cabang luar negeri dengan jumlah kelompok latihan
sebanyak 415 buah (1993) yang tersebar di seluruh Nusantara dan saat ini mempunyai
anggota sebanyak kurang lebih dua setengah juta orang lulusan serta yang masih aktif
sekitar 100 ribu orang dan tersebar di seluruh Indonesia. Pencak silat Merpati Putih dikenal
dengan Beladiri Tangan Kosong (Betako).
Bakti Negara adalah aliran dan perguruan pencak silat Bali yang berpedoman pada
ajaran Hindu Dharma masyarakat Bali Tri Hita Karana. Bakti Negara dibentuk pada 31
Januari 1955 di Banjar Kaliungu Kaja, Denpasar, Bali oleh empat pendekar mantan pejuang
kemerdekaan Indonesia: pendekar Anak Agung Rai Tokir, I Bagus Made Rai Keplag, Anak
Agung Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra, dan Ida Bagus Oka Dewangkara.[13]
Perguruan Pencak Silat Nasional Asad (Persinas ASAD) berdiri pada tanggal 30 April
1993 berpusat di Jakarta, telah berkembang pesat dan banyak menjuarai perlombaan baik
provinsi, nasional, bahkan internasional. Prestasi Dunia Persinas Asad yang mewakili
Indonesia meraih prestasi membanggakan di Festival Beladiri Dunia Chungju World Martial
Arts Festival di Chungju Korea Selatan.
Silat Pangean merupakan sebuah seni bela diri dari Riau yang lahir dan dipopulerkan
secara turun temurun oleh guru-guru besar silat pangean, yang biasa dikenal dengan
Induak Barompek zaman dahulu.
Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia (HASDI) didirikan oleh Bapak RS. Hasdijatmiko
pada tahun 1961, yang berpusat di Jember Jawa Timur, merupakan perguruan silat yang
mengembangkan tekhnik gerak silat cepat dan lugas.
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)[14] didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo di
indonesia tepatnya Desa Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo,Madiun pada tahun 1922,
merupakan perguruan silat yang mengajarkan kesetiaan pada hati sanubari sendiri yang
bersandarkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Perguruan ini mengutamakan persaudaraan dan
berbentuk sebuah organisasi.
Silat Perisai Diri[15] teknik silat Indonesia yang diciptakan oleh Pak Dirdjo (mendapat
penghargaan pemerintah sebagai Pendekar Purna Utama) yang pernah mempelajari lebih
dari 150 aliran silat nusantara dan mempelajari aliran kungfu siauw liem sie (shaolin)
selama 13 tahun. Teknik praktis dan efektif berdasar pada elakan yang sulit ditangkap dan
serangan perlawanan kekuatan maksimum. Saat ini merupakan silat yang paling dikenal
dan banyak anggotanya di Australia, Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.
Silat Riksa Budi Kiwari Perguruan ini didirikan oleh Pak Ujang Jayadiman pada tahun
1982 di Bandung. Meskipun usia perguruan ini tergolong masih muda,namun telah
mencetak banyak atlet-atlet berprestasi baik di tingkat Nasional maupun Internasional.
Silat Tunggal Hati Seminari- Tunggal Hati Maria organisasi pencak silat bernafaskan
agama Katolik, didirikan oleh 7 dewan pendiri, termasuk Rm. Hadi,Pr. dan Rm. Sandharma
Akbar,Pr.
Pencak Silat Siwah aliran silat asli yang berasal dari daerah Aceh yang memadukan
empat aliran asli Aceh yaitu dari Peureulak dan Aceh Besar (Keudee Bing - Lhok Nga)
Pencak Silat Bajing Kiring - Perguruan ini didirikan oleh Pak H. Cece pada tahun 1980-an di
Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Sekarang dilestarikan oleh
penerusnya Pak Encep.
Pencak Silat Tadjimalela - Perguruan ini didirikan oleh Raden Djajat Koesoemah Dinata
pada tanggal 4 agustus 1974. PS Tadjimalela memfokuskan pada tiga potensi untuk
dikembangkan, yaitu olah pikir, olah gerak, dan olah rasa dalam rangka memaknai
kehidupan sehingga terciptanya hubungan yang harmonis sesama makhluk hidup, alam,
dan Tuhan.
Pencak Silat Madu Bunga Mayang - Perguruan ini lebih menunjang Akidah Agama dan
mementingkan jurus yang membuatnya lebih mematikan dan berasal dari Lampung yang
mempunyai kelebihan dalam jurus nya. Silat ini di kembangkan oleh CIk Aman dan
dikembangkan lagi oleh Mangku Alam dan Ratu Bangsawan yang bertepatan di rumah
Mangku
Alam
sendiri
dan
tersebar
di
seluruh
wilayah Indonesia di
Pulau
saat
ini Anggota
Organisasi
Pencak
Silat yang
sudah
terdaftar/tercatat