Anda di halaman 1dari 20

Sejarah Pencak Silat Indonesia

Konon, orang-orang bangsa Indonesia memiliki berbagai cara dalam pembelaan diri
(secara fisik) untuk mempertahankan dirinya agar tetap hidup. Selain untuk diri sendiri,
mereka melakukan pembelaan juga untuk melindungi kelompoknya. Dan hal ini pun bukan
melindungi diri bukan dari musuh berupa manusia, melainkan berupa alam seperti bencana
alam yang datang secara tiba-tiba atau serangan hewan yang akan menyerang secara
mendadak

Sejarah Pencak Silat

Pencak silat merupakan salah satu jenis kesenian dan juga olahraga yaitu seni bela diri
yang berasal dari Asia Tenggara di antaranya Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina,
Thailand, dan juga Indonesia Negara kita. Pencak silat ini merupakan tradisi kesenian yang
di sebar melalui tradisi Melayu Nusantara. Hingga seiring berjalannya waktu, jenis
kesenian bela diri ini juga mulai tersebar ke Negara Vietnam yang disebarkan oleh orang
Indonesia. Hingga kini Negara Vietnam melahirkan pesilat-pesilat yang tangguh dan
mendirikan organisasi induk pencak silat di Negara Indonesia yang diberi nama Ikatan
Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Pencak silat telah tersebar ke seluruh kepulauan Nusantara sejak abad ke-7 Masehi.
Namun, sampai sekarang belum ada yang bisa memastikan kapan dan bagaimana asal mula
tersebar pencak silat ini. Ada yang mengatakan kalau pencak silat ini tersebar karena
adanya keterampilan dari berbagai suku asli di Indonesia. Keterampilan-keterampilan

1
tersebut di antaranya seperti berperang yang menggunakan parang, perisai, dan juga
tombak. Contohnya seperti tradisi dan adat di kepulauan Nias yang mana terdapat suku
yang bernama suku Nias telah menyebarkan seni bela dirinya sesuai adatnya yaitu dengan
menggunakan senjata parang. Yang dipercaya bahwa hingga abad ke-20, suku Nias tidak
tersentuh sama sekali oleh budaya luar.

Penyebaran Pencak Silat

Jika ditelisik lebih jauh, sebenarnya pencak silat ini tersebar melalui leluri atau dari mulut
ke mulut yaitu secara lisan. Seperti dari guru ke muridnya contohnya. Sehingga tak heran
jika kita sulit menemukan sejarah tertulis mengenai pencak silat ini.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa sejarah pencak silat ini telah tersebar melalui
berbagai kisah seperti beberapa legenda di berbagai daerah, seperti dari daerah satu ke
daerah lain dan menyeluruh ke tanah air nusantara. Jadi, tak heran jika dulu di masa
kerajaan Majapahit atau Sriwijaya sangat pandai dalam bertarung. Karena mereka semua
khususnya para prajurit perang telah disiapkan ilmu pencak silat yang tinggi agar mereka
dapat bertarung dengan musuh dengan kemahirannya.

Contohnya adalah legenda dari Minangkabau yang mengatakan silat dengan bahasanya
yaitu ‘silek’. Masyarakat Minangkabau meyakini bahwa pencak silat ini telah diciptakan
oleh Datuk Suri Draja dari Priangan, Tanah Datar yang berada di kaki Gunung
Marapipada. Datuk Suri menciptakan dan mulai menyebarkan tradisi silat ini pada abad
ke-11. Dan pencak silat pun akhirnya tersebar ke seluruh tanah nusantara termasuk
Indonesia. Tanah Nusantara ini di antaranya Indonesia, Myanmar, Malaysia, Brunei
Darussalam, sebagian Singapura, dan Negara-negara lainnya yang berada di benua Asia
bagian Tenggara.

Lalu, seiring berjalannya waktu, silek atau silat ini mulai dibawa dan dikembangkan ke
berbagai Negara yaitu tanah Asia Tenggara oleh para perantauan Minang. Mungkin Anda
pernah mendengar kisah ‘Silat Cimande’. Kisah yang menceritakan tentang seorang
perempuan yang melakukan silat dengan meniru dua hewan yaitu monyet dan harimau.
Dan masih banyak lagi para tokoh silat lainnya. Tentunya di setiap daerah pasti memiliki

2
tokoh silat masing-masing dengan berbagai keahlian dan jurus silat yang dimiliki para
tokoh silat daerah atau biasa disebut sebagai pendekar. Para pendekar tersebut contohnya
adalah Si Pitung dari Betawi, Hang Tuah, dan Gajah Mada dari Jawa, dan masih banyak
lagi pendekar-pendekar sebagai tokoh silat di daerahnya masing-masing yang memiliki
keahlian berbeda-beda pula.

Donald F. Draeger yang merupakan salah seorang peneliti silat ini telah berpendapat
bahwa bukti dari adanya pencak silat ini bisa dilihat dari beberapa artefak senjata yang
telah ditemukannya. Senjata-senjata yang ditemukan ini telah dipercaya berasal dari masa
klasik yaitu pada masa Hindu-Budha di tanah Nusantara. Bahkan ia juga mengakui
terdapat adanya sejarah pencak silat ini melalui relief yang membentuk orang dengan gaya
kuda-kudanya di Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

Draeger menuliskan di bukunya bahwa senjata dan seni pencak silat tidak dapat
dipisahkan. Bahkan ia menuliskan bahwa pencak silat bukan hanya olah tubuh saja,
melainkan juga harus memiliki hubungan yang erat secara spiritual dengan adat dan
kebudayaan di tanah nusantara ini. Hal inilah mengapa pencak silat bukan hanya sebagai
cabang olahraga saja, melainkan juga masuk dalam cabang kesenian juga yaitu seni bela
diri. Terdapat ilmu beladiri dari Cina dan India dalam Silat – Sheikh Shamsuddin (2005)

Pendapat tersebut telah dibuktikan karena adanya pengaruh dari kebudayaan Cina dan
India pada masa kebudayaan Melayu. Kebudayaan itu telah dibawa oleh para pedagang
dan juga para perantau dari India, Cina, dan juga dari Negara-negara lainnya.

Persebaran Pencak Silat Di Tanah Melayu

Saat pencak silat mulai tersebar di tanah Melayu, pencak silat pun berkembang dengan
berbagai nama dan aliran yang berbeda-beda. Seperti halnya di Malaysia dan Singapura,
silat lebih dikenal dengan aliran gayong dan cekak. Di Negara Thailand, pencak silat
memiliki nama ‘bersilat’, sedangkan di Negara Filipina diberi nama ‘pasilat’. Walaupun
demikian, istilah ‘silat’ lebih dikenal banyak orang di berbagai pelosok Asia Tenggara. Hal
inilah yang menyebabkan bahwa pencak silat merupakan tradisi yang tersebar dari
Sumatera ke berbagai Negara.

3
Sejarah pencak silat pun mulai tertulis sejak abab ke-14 yang dikarenakan oleh pengaruh
dari para penyebar agama di tanah Nusantara atau Nuswantara ini. Pada masa itu, pencak
silat menjadi pelajaran utama dalam beragama sebagai perlindungan diri ketika
menghadapi perang. Karena pada masa itu, masih terdapat berbagai perang karena
perebutan wilayah dan politik juga kekuasaan. Pelajaran bela diri pencak silat pun juga
diajarkan di berbagai surau atau mushalla dan juga tempat-tempat agama seperti madrasah
dan pesantren. Biasanya mereka berlatih pencak silat setelah atau sebelum mereka
mengaji. Itu sebabnya silat diklaim sebagai ilmu bela diri yang merupakan bagian dari
latihan spiritual mereka. Dan latihan ini biasa disebut sebagai ‘menyemesta’ atau bersatu
dengan alam. Maka, tak heran jika banyak jurus yang dilahirkan dari alam seperti hewan,
tumbuhan, bahkan bencana sekalipun.

Hingga seiring berjalannya waktu, pencak silat mulai dijadikan ilmu pendidikan bukan
hanya sebagai bela diri melainkan juga sebagai bela Negara dalam mengadapi musuh dari
Negara lain. Yang awalnya pencak silat ini hanya sebagai ilmu bela diri dan seni tradisi
kebudayaan saja.

Saat ini, pencak silat telah diakui sebagai budaya suku Melayu yang terdiri dari daerah
pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malak, juga berbagai suku lainnya yang
menggunakan lingua franca (bahasa pegaulan) Melayu di berbagai daerah seperti Jawa,
Bali, Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lainnya yang berada di lingkaran Nusantara

Seni bela diri pencak silat mulai berkembang dan terus berkembang hingga terbentuk
menjadi beberapa organisasi pencak silat di Nusantara yang di antaranya adalah Ikatan
Pencak Silat (IPSI) yang berada di negara Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan
Malaysia (PESAKA) yang berada di Negara Malaysia, Persekutuan Silat Singapore
(PERSIS) yang berada di Negara Singapore, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam
(PERSIB) yang berada di Negara Brunei Darussalam. Maka tak heran jika mulai tumbuh
dan terbentuk berbagai bahkan puluhan perguruan pencak silat di belahan dunia lainnya
seperti Negara Amerika Serikat dan Eropa.

4
Hingga kini, pencak silat yang awalnya hanya sebagai ilmu bela diri yang tergolong ilmu
spiritual dan seni tradisi saja, kini pencak silat telah diklaim secara resmi masuk dalam
cabang ilmu olah raga hingga berskala internasional. Dan pada akhirnya pencak silat pun
masuk dalam pertandingan SEA Games.

Perkembangan Pencak Silat di Dunia

Pada abad ke-20 Masehi, pencak silat semakin berkembang pesat hingga mendunia dan
telah resmi menjadi cabang ilmu olahraga kompetisi yang di bawahi oleh Persekutuan
Pencak Silat Antara Bangsa (PERSILAT) atau The International Pencak Silat Federation.
Sehingga, pencak silat telah dipromosikan oleh PERSILAT ke berbagai Negara hingga ke
lima benua agar pencak silat masuk dalam cabang olahraga yang dapat dijadikan cabang
olahraga yang masuk dalam Olimpiade. Sehingga dengan kata lain, PERSILAT telah
mempromosikan pencak silat ini untuk dijadikan kompetisi olahraga berskala
internasional. Sehingga terdapat ketentuan dan kebijakan bahwa anggota yang mengikuti
kompetisi pencak silat internasional ini merupakan anggota yang telah diakui oleh
PERSILAT.

Maka dari itu, beberapa federasi pencak silat telah bekerjasama dengan PERSILAT untuk
mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Federasi tersebut telah menghasilkan Kejuaraan
Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia pada tahun 1986 yang menggunakan tempat di
kota Wina Negara Austria.

Pencak silat mulai diperkenalkan sebagai bagian dari program pertunjukkan Asian Games
pada tahun 2002 yang diselenggarakan di kota Busan Negara Korea Selatan. Asian Games
tersebut merupakan Asian Games pertama kali yang memasukkan pencak silat sebagai
bagian dari program acara tersebut. Dan pada bulan Desember 2002 merupakan Kejuaraan
Pencak Silat Dunia terakhir yang diadakan di kota Penang Negara Malaysia.

PERSILAT bukan hanya berusaha memasukkan pencak silat sebagai pertandingan


olahraga saja, melainkan juga mengupayakan untuk tidak melupakan tradisi lama dengan
memperkenalkan beberapa aliran tua yang salah satunya adalah ‘Silek’ ke berbagai Negara
di belahan dunia. Dan aliran-aliran atau berbagai gaya yang disebarkan ada ratusan bahkan

5
ribuan yang berhasil diajarkan dan diperkenalkan di berbagai perguruan Negara-negara
asing.

Istilah dalam Pencak Silat

Seperti pada cabang ilmu lainnya, bahwa pencak silat juga memiliki berbagai istilah yang
perlu diketahui sebagai pemahaman ilmu bela diri pencak silat ini. Berikut ini adalah
beberapa istilah dalam pencak silat.

1. Sikap dan Gaya

Pencak silat merupakan ilmu bela diri dan juga kesenian tradisi yang menggunakan banyak
sikap atau posisi dan juga berbagai gerakan organ tubuh seperti badan, tangan, dan kaki.
Maka tak heran jika kita sering melihat para pesilat yang memiliki banyak gerak dan posisi
saat menghadapi lawan. Bahkan gerakan dan posisi ini berubah-ubah sesuai dengan alur
pertandingan dan juga gerak-gerik lawan hingga menemukan titik kelemahan lawan. Jika
mereka telah menemukan titik lemah lawan, maka mereka tidak tanggung-tanggung
menyerang dengan gerakan cepat agar lawan lengah dan dapat dikalahkan.

2. Langkah

Langkah merupakan ciri khas yang utama dalam seni pencak silat. Seorang pesilat yang
benar tentunya selalu memperhatikan langkahnya dan lawannya dalam pertandingan.
Karena hal ini sangatlah penting bagi mereka dalam sebuah pertandingan. Langkah pada
pencak silat pada umumnya menggunakan ‘Langkah Tiga’ dan ‘Langkah Empat’.

3. Teknik atau Buah

Tentunya di dalam pencak silat pasti juga terdapat teknik atau buah. Teknik ini pun terbagi
menjadi dua golongan yaitu teknik bertahan dan teknik menyerang. Kenapa teknik ini juga
dinamakan buah? Hal ini merupakan istilah tradisional yang sering digunakan oleh para
pesilat terdahulu. Karena teknik dalam pencak silat disamakan dengan buah. Pada
umumnya, para pesilat menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut, dan telapak kaki
dalam teknik menyerang mereka. Dan teknik umum itu di antaranya adalah tendangan,

6
pukulan, sandungan, mengunci, sapuan, menahan, melempar, mematahkan tulang sendi,
dan lain sebagainya.

4. Jurus

Tentunya Anda sering mendengar jurus harimau, jurus, ayam, jurus monyet dan
sebagainya dalam ilmu bela diri pencak silat ini. Ya, karena di dalam pencak silat, seorang
pesilat sejati dan pesilat kuat harus menguasai minimal satu jurus. Itu sebabnya, mereka
selalu menggunakan jurus dalam bertanding menghadapi lawannya. Pada umumnya para
pesilat menggunakan berbagai jurus dengan menirukan gerakan-gerakan hewan dalam
teknik menyerang maupun bertahan. Jurus merupakan rangkaian gerakan dasar pada
bagian tubuh atas maupun bawah.

Gerakan-gerakan dasar inilah yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam menguasai
berbagai teknik lanjutan pencak silat yang dinamakan ‘buah’, saat dilakukan dalam berlatih
sendiri maupun berpasangan. Bahkan dalam pencak silat juga terdapat istilah ‘Dasar
Pasan’. Dasar Pasan merupakan aliran dalam seluruh tubuh. Maka tak heran jika pencak
silat ini ada yang mempercayai menggunakan ilmu kebatinan atau jiwa dalam diri.

Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa pencak silat dulunya merupakan salah satu cabang
ilmu yang melibatkan spiritual seseorang. Sehingga tidak sembarang orang bisa
menggunakan jurus dalam pencak silat, karena hanya orang-orang tertentu saja dan bijak
menggunakannya saja yang dapat menggunakan jurus-jurus dalam pencak silat. Bahkan
pada umumnya, jurus-jurus terbentuk ketika para pesilat mengamati binatang liar saat
sedang bertengkar, lalu mereka memperhatikan gerakan, dan mempelajari gerakan dan
menirukan gerakan dari binatang liar. Di sinilah terjadinya berbagai jurus yang sering
menggunakan nama hewan.

7
Aspek dan Bentuk Pencak Silat

Di dalam pencak silat terdapat empat aspek utama yang perlu diketahui yaitu di antaranya:

1. Aspek Mental Spiritual

Hanya orang yang bijak dan arif saja yang dapat menggunakan ilmu pencak silat secara
sempurna. Karena pencak silat ini sebenarnya mengajarkan manusia untuk manusia. Dalam
arti sederhanya yaitu membangun dan mengembangkan kepribadian yang luhur dan mulia
dalam diri. Bahkan dipercayai bahwa konon, seseorang yang ingin belajar pencak silat
harus melewati berbagai tahap seperti semedi atau bertapa. Sehingga dapat dikatakan
bahwa aspek yangt pertama ini merupakan aspek yang melibatkan jiwa dan kebatinan
seseorang untuk mencapai ilmunya dalam ilmu pencak silat.

2. Aspek Seni Budaya

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa pencak silat pada dasarnya merupakan ilmu
seni tradisi yang melibatkan adat dan kebudayaan setempat. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pencak silat ini merupakan salah satu seni permainan yang berbudaya. Dan budaya
merupakan aspek yang sangat penting dalam ilmu pencak silat. Maka dari itu terdapat kata
‘Pencak’ dalam pencak silat, karena arti dari kata ‘pencak’ merupakan tarian yang diiringi
music dan mengenakan busana tradisional. Sehingga, pencak silat ini tak heran jika
memiliki banyak gerakan dalam ilmunya

3. Aspek Bela Diri

Istilah ‘silat’ inilah yang membawa ilmu pencak silat ke dalam aspek bela diri. Seorang
pesilat harus dapat menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat, karena hal ini merupakan
aspek kemampuan teknis dalam pencak silat.

8
4. Aspek Olah Raga

Hal inilah yang membawa pencak silat merupakan sesuatu yang melibatkan fisik atau
tubuh. Sehingga bukan hanya otak dan batin saja yang digunakan dalam pencak silat,
melainkan juga menggunakan fisik dan tubuh yang kuat dalam menghadapi lawan. Pesilat
haruslah sering olah tubuhnya agar tubuhnya dapat tumbuh dengan kuat dan baik dan tidak
mudah dikalahkan oleh lawan main saat pertandingan nanti. Aspek olah raga ini meliputi
jurus, yang berupa tungga maupu ganda atau regu.

Terdapat empat aspek dalam pencak silat yang membuat bentuk dan gaya yang berbeda-
beda di setiap tempat perguruan atau padepokan. Hal itu tergantung aspek mana yang akan
ditekankan pada padepokan tersebut. Karena setiap padepokan tentunya memiliki
keyakinan yang berbeda-beda untuk menentukan aspek mana yang digunakan. Hal ini
sesuai dengan kebijakan dan tujuan padepokan tersebut dibentuk.

Seperti adanya padepokan yang menerapkan jurus harimau dan monyet. Hal ini mungkin
mereka menekankan pada aspek olah raga karena menggunakan fisik dalam bertarung pada
umumnya. Walaupun ada juga yang berpendapat bahwa olah raga seperti fisik dan
pernapasan merupakan aspek utama dalam mengembangkan ilmu pencak silat. Namun,
aspek inilah yang membuat pencak silat menjadi terkenal hingga ke berbagai Negara
hingga ke benua Eropa.

Ya, walaupun banyak yang mengatakan kalau ketika pencak silat ini mulai diklaim di ilmu
olahraga, pencak silat mulai menghilangkan pokok atau pakem dari pencak silat itu sendiri.
Dengan adanya pendapat itulah banyak praktisi pencak silat yang mengupayakan pencak
silat ini tetap berfokus pada sisi tradisional dan spiritual yang membuat para pesilat lama
tidak tersinggung.

9
Organisasi Pencak Silat

Karena pencak silat mulai berkembang seiring berjalannya waktu, maka mulai
terbentuklah berbagai organisasi pencak silat yang di antaranya:

 PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa)


 IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
 FP2STI (Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia)
 PESAKA Malaysia (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)
 PERSISI (Persekutuan Silat Siungapore)
 EPSF (European Pencak Silat Federation)

Menurut PERSILAT, organisasi yang terdaftar secara resmi, terdapat 33 organisasi pencak
silat yang berdiri di berbagai Negara seluruh dunia.

Itulah sejarah singkat mengenai Pencak Silat yang perlu Anda ketahui. Perlu mengetahui
sejarah agar kita dapat memprediksi masa depan. Pun juga dengan sejarah pencak silat agar
kita memahami bahwa pencak silat bukanlah cabang ilmu seni maupun olahraga
sembarangan. Ilmu ini perlu pemahaman yang kuat agar tidak dijadikan sebagai bahan
ilmu yang disalahgunakan. Bijaklah dalam menggunakan suatu ilmu, maka ilmu tersebut
akan melindungimu dari mara bahaya.

10
Gerakan dasar Pada Silat

Kuda-kuda

Seperti pada teknik dasar Wing Chun, pencak silat juga memiliki teknik kuda-kuda dan ini
adalah teknik yang paling mendasar serta awal. Posisi ini harus dikuasai betul oleh para
petarung atau pemain pencak silat dengan berdiri dan siap menghadapi lawan. Untuk sikap
kuda-kuda sendiri terdiri dari beberapa jenis.

1. Kuda-kuda Belakang

Ketika seorang petarung melakukan kuda-kuda belakang, itu artinya posisi harus
menumpukan berat badan di bagian kaki belakang. Bagian tumit bisa ditumpukan untuk
berpijak supaya tubuh dapat lebh condong ke depan. Sementara itu, kaki bagian depan bisa
berjinjit sambil tumit ditapakkan ke permukaan tanah.

2. Kuda-kuda Depan

Bukan hanya kuda-kuda belakang, melainkan kuda-kuda depan juga perlu untuk dikuasai
oleh setiap petarung pencak silat di mana posisi salah satu kaki harus ada di depan dan
lainnya berada di belakang sambil diluruskan. Sampingkan kaki belakang dengan arah

11
keluar dan tumpukan berat badan ke arah depan. Badan bisa dalam posisi tegap dan fokus
pandangan adalah lurus ke depan.

3. Kuda-kuda Samping

Petarung dalam melakukan teknik ini bisa memosisikan diri dengan salah satu kaki ditekuk
ke samping. Sementara itu, kaki lainnya bisa diluruskan ke arah samping lainnya.
Tumpukanlah berat badan di bagian kaki yang Anda tekuk tadi dan tubuh harus juga dalam
kondisi tegap supaya pundak lebih segaris atau sejajar dengan kaki.

4. Kuda-kuda Silang Depan

Pada teknik kuda-kuda silang ke depan, ini adalah teknik gerakan gabungan kuda-kuda
depan dan menyamping yang dilakukan pada waktu yang sama. Ketika petarung
melakukan kuda-kuda silang depan, bentuknya adalah dengan cara salah satu kaki
ditapakkan ke arah depan dan ditekuk.

Kaki tersebutlah yang digunakan sebagai penopang berat badan petarung. Sementara itu,
untuk kaki yang lain bisa Anda posisikan melawan arah kaki sebelumnya secara ringan.
Yang perlu dilakukan oleh para petarung adalah memosisikan sentuhan ujung jari lain
beserta ibu jari ke permukaan tanah selanjutnya.

5. Kuda-kuda Silang Belakang

Kuda-kuda selanjutnya adalah teknik kuda-kuda silang belakang yang artinya merupakan
posisi atau gerakan sebaliknya dari kuda-kuda silang depan. Para petarung bisa
melakukannya dengan memosisikan salah satu kaki untuk menopang berat tubuh serta kaki
yang lain secara ringan. Hanya bedanya, posisikan badan mengarah ke belakang dengan
posisi kaki yang ringan ada di depan sedikit.

6. Kuda-kuda Tengah

Pada teknik kuda-kuda tengah, yang perlu dilakukan oleh para petarung adalah melebarkan
kedua kaki sambil kemudian kaki ditekuk. Tekukan kaki ini bertujuan agar badan bisa

12
lebih rendah. Dengan demikian, berat badan bisa ditumpukan di bagian titik tengah tubuh
yang perlu juga untuk dilatih terus-menerus hingga sempurna.

Sikap Pasang

Sikap pasang merupakan teknik dasar lainnya dalam olahraga bela diri pencak silat yang
para petarung juga perlu untuk menguasainya dengan baik. Ada 4 sikap yang bisa dilatih
secara keras untuk bisa menguasainya secara sempurna. Berikut ini adalah ulasan singkat 4
sikap yang dimaksud:

1. Pasang Satu – Pasang satu adalah suatu teknik bersikap di dalam pencak silat di
mana posisi badan petarung bisa dalam kondisi tegap dan kedua tangan ada di sisi
tubuh. Dalam keadaan siap silat, kedua kaki petarung dapat dibuka di mana
lebarnya bisa disetarakan dengan lebar bahu.
2. Pasang Dua – Pasang dua adalah suatu teknik bersikap di dalam pencak silat di
mana posisi yang perlu dibentuk oleh petarung dengan badan berposisi tegak
sambil membuka kedua kaki yang lebarnya selebar bahu. Tak hanya itu, pastikan
untuk posisi kedua tangan dalam kondisi mengepal dan disejajarkan dengan
pinggang; ini agak berbeda dengan pasang satu.

13
3. Pasang Tiga – Pasang tiga adalah suatu teknik bersikap di dalam pencak silat di
mana petarung perlu memasang posisi badan persis seperti ketika melakukan
pasang dua dan posisi pastikan untuk senantiasa tegak lurus. Jangan lupa untuk
membuka kaki selebar bahu sambil mengangkat tangan yang sejajar dengan mata
dan kepalan tangan pastikan untuk dalam kondisi terbuka.
4. Pasang Empat – Pasang empat adalah suatu teknik bersikap di dalam pencak silat
di mana petarung bisa membentuk sikap badan dan juga pandangan mata seperti
ketika melakukan sikap pasang tiga. Perbedaannya hanyalah pada bagian tangan
yang bisa kita angkat sejajar mata namun dengan posisi silang. Kepalan tangan
yang awalnya terbuka bisa dikepalkan.

Pola Langkah

Di dalam pencak silat, tidak ketinggalan pola langkah pun menjadi teknik dasar yang perlu
dilatih dan dikuasai oleh setiap petarung. Ada 6 pola langkah yang perlu untuk dilatih
hingga eksekusinya menjadi sempurna, terutama saat pertandingan.

1. Pola Langkah Lurus – Dalam pencak silat, teknik pola langkah lurus adalah
ketika petarung melakukan gerak langkah menciptakan garis lurus. Ketika
membentuk garis lurus, hal ini bisa dilakukan saat melangkah maju maupun

14
mundur. Dalam praktiknya, petarung bisa memulainya dari salah satu teknik kuda-
kuda yang sudah dibahas sebelumnya, terutama dari kuda-kuda tengah.
2. Pola Langkah Zig-zag – Dalam pencak silat, pola langkah zig-zag adalah ketika
petarung melakukan gerak langkah menciptakan mata gergaji alias zig-zag itu tadi.
Dalam praktiknya, petarung bisa memulainya dari sikap pasang lebih dulu di mana
pola langkah yang dibentuk kemudian adalah menyerong.
3. Pola Langkah Huruf S – Dalam pencak silat, pola langkah huruf S bisa dilakukan
oleh petarung dengan berdiri dengan posisi titik mengarah sesuai dengan arah yang
ditunjukkan. Kaki kanan geser ke arah berat badan yang sedang bertumpu pada
kaki kanan yang kemudian dilanjutkan atau disusul dengan kaki kiri. Gerakan pola
langkah ini pada dasarnya menggabungkan 3 teknik kuda-kuda yang menciptakan
huruf S. Penggunaan kombinasi kuda-kuda di sini antara lain adalah kuda-kuda
samping, belakang dna tengah.
4. Pola Langkah Huruf U – Dalam pencak silat, pola langkah huruf U atau ladam
bisa petarung mulai dengan sikap tubuh awal tegak dan menggerakkan kaki ke sisi
kanan yang disusul dengan kaki kiri merapat sebelum kaki kiri maju. Tarik kembali
kaki dan menutup yang lalu digerakkan ke sisi kiri dan tarik kaki kanan untuk
menutup sebelum dilangkahkan ke arah depan. Untuk langkah terakhir, tarik kaki
kanan lagi untuk merapat dan membentuk sikap awal.
5. Pola Langkah Segi Tiga – Dalam pencak silat, pola langkah segitiga ini adalah
ketika petarung bergerak membentuk bidang segitiga. Biasanya, teknik ini
dilaksanakan dengan memanfaatkan 2 teknik kuda-kuda, yakni kuda-kuda depan
dan tengah.
6. Pola Langkah Segi Empat – Dalam pencak silat, pola langkah segiempat adalah
saat petarung bergerak dengan memanfaatkan gabungan kuda-kuda depan dan
tengah, mirip dengan langkah segitiga, hanya saja harus dilakukan dengan cara siap
kuda-kuda depan lebih dulu. Setelah itu, lakukan gerakan maju menggunakan kuda-
kuda tengah dan barulah bisa terbentuk pola langkah segi empat yang dimaksud.

15
Pukulan

Teknik memukul juga terdapat pada pencak silat di mana pukulan juga adalah teknik yang
ada pada olahraga bela diri lainnya, seperti teknik dasar tinju. Dalam pencak silat, ada 4
macam pukulan yang kiranya bisa menjadi pengetahuan bersama dan dilatih oleh para
petarung pemula.

1. Pukulan Lurus – Dalam pencak silat, pukulan lurus merupakan pukulan yang
petarung perlu lakukan dengan mengarahkan salah satu tangan untuk melakukan
aksi memukul ke depan. Target utama adalah dada lawan dan pastikan bahwa
tangan yang lain melindungi diri sendiri, yaitu bagian perut ke atas.
2. Pukulan Bandul – Dalam pencak silat, pukulan bandul perlu petarung lakukan
dengan cara salah satu tangan diayun dengan mengepalkannya lebih dulu dan ayun
ke arah sasaran ulu hati, sedangkan tangan yang lain bertugas menutup ke arah
lawan.
3. Pukulan Melingkar – Di dalam pencak silat, tujuan utama dari gerakan teknik
pukulan melingkar satu-satunya adalah menargetkan pinggang lawan. Petarung
perlu bergerak mendekati lawan di mana gerakan tubuh dan bahu wajib
mendukung.

16
4. Pukulan Tegak – Pada pencak silat, gerakan teknik pukulan tegak adalah
menargetkan pundak lawan, terutama sisi kanan. Namun sebenarnya juga bisa
untuk dipakai menyerang bahu lawan sebelah kiri.

Tendangan

Setelah membahas teknik pukulan, tentu kita juga perlu tahu bagaimana teknik menendang
yang benar di dalam pencak silat. Bila dalam teknik dasar Judo, Taekwondo dan bela diri
lainnya kita mengenal ada teknik tendangan, maka pencak silat juga ada.

1. Tendangan Lurus – Sama seperti jenis pukulan, teknik dasar pada pencak silat
juga ada tendangan lurus yang dilakukan ke arah depan. Petarung perlu
melakukannya dengan menghentakkan ke arah depan telapak kaki dengan
membuatnya sejajar dengan bahu.
2. Tendangan Samping – Dalam tendangan samping, teknik gerakan yang perlu
dikuasai oleh para petarung pencak silat adalah menendang menggunakan
punggung kaki.
3. Tendangan Melingkar – Untuk tendangan satu ini, petarung perlu melakukan
tendangan dari arah samping luar lalu mengayunkan tendangan sampai kaki lurus
dan menggunakan hentakan punggung kaki.
4. Tendangan Huruf T – Ada lagi bentuk tendangan huruf T di mana gerakan ini
dilakukan petarung dengan tubuh mengarah menyamping dan menggunakan
hentakan telapak kaki lalu menendang secara lurus ke depan.

17
Tangkisan

Selain menendang dan memukul, dalam pencak silat juga para petarung perlu tahu dan
menguasai bagaimana cara menangkis gerakan serangan lawan. Berikut ini adalah
beberapa teknik tangkisan untuk diketahui dan dipelajari.

1. Tangkisan Luar – Dalam teknik ini, petarung perlu melakukan tangkisan untuk
serangan dari luar dan petarung harus memakai tangan sebagai penepis serangan ke
arah samping.
2. Tangkisan Atas – Dalam teknik ini, petarung perlu melakukan tangkisan untuk
serangan dari luar yang sasarannya adalah kepala dengan menaruh tangan tepat di
atas kepala.
3. Tangkisan Dalam – Dalam teknik ini, petarung perlu melakukan tangkisan
terhadap serangan dari luar dengan cara tangan diletakkan secara sejajar dengan
bahu.
4. Tangkisan Bawah – Dalam teknik ini, petarung perlu melakukan tangkisan
terhadap serangan dari luar yang menyerang ke bagian bawah tubuh sambil
merendahkan tubuh lalu kemudian tangan diluruskan ke bawah.

18
Sikap Lainnya

Dalam teknik pencak silat, ada pula teknik yang berkaitan dengan sikap. Para petarung
juga sebaiknya melatih sikap-sikap ini karena akan sangat berguna ketika berhadapan
dengan lawan dan supaya mampu menyesuaikan dengan situasi maupun gerakan-gerakan
sebelumnya.

1. Sikap Berbaring

Sikap berbaring adalah sikap yang dilakukan petarung ketika hendak bertahan dari
serangan lawan.

 Sikap Miring – Posisi tubuh petarung harus dalam kondisi miring dengan
pandangan fokus lurus ke depan sambil salah satu tungkai kaki ditekuk mendekati
dada. Kaki lainnya bisa diluruskan juga ke depan, sementara tangan sebagai
penopang berat badan dan siku ditaruk pada permukaan lantai di mana tangan
lainnya berada di atas paha.
 Sikap Telentang – Posisi tubuh petarung harus dalam kondisi telentang pandangan
juga harus ke atas sambil satu tungkai ditekuk dan tungkai lainnya diluruskan. Satu
tangan posisikan di tanah dan siku bisa dibengkokkan, sementara tangan lainnya
bisa ada di atas dada.
 Sikap Telungkup – Posisi tubuh petarung harus dalam kondisi telungkup sambil
memandang lurus ke depan. Kedua kaki luruskan dan kedua tangan posisikan
menyentuh permukaan lantai sambil membengkokkan siku sampai rapat.

2. Sikap Duduk

Sikap duduk pada pencak silat biasanya dilakukan dengan kedua kaki ada di tanah dan
berat badan ditumpukan seluruhnya pada bagian pinggang.

19
 Sikap Sempok – Posisi badan petarung dalam sikap ini harus tegap dan
memandang lurus ke arah depan, sementara kedua tungkai posisinya dilipat di
bawah bokong dan tungkai lainnya bisa ditekukkan ke atas. Telapak tangan bisa
diposisikan di depan dada namun menghadap atas.
 Sikap Simpuh – Posisi tubuh petarung harus tegap dan memandang lurus ke depan
sambil melipat kedua tungkai ke belakang. Rapatkan ujung kaki dan tumit
menghadap atas, sementara telapak tangan keduanya diletakkan di atas paha.
 Sikap Sila – Posisi tubuh petarung harus tegap dan memandang ke depan. Bokong
dirapatkan pada lantai dan silangkan kedua kaki di depan tubuh sambil telapak
tangan berada di atas lutut.
 Sikap Duduk – Posisi tubuh petarung harus tegap dan memandang lurus ke depan
sambil bokong dirapatkan pada lantai. Kedua tungkai beserta lutut tekuklah dan
arah lutut adalah ke depan, sementara itu bengkokkan kedua lengan dengan posisi
depan tubuh.

3. Sikap Jongkok

 Sikap Jongkok – Posisi tubuh petarung harus tegap sambil memandang lurus ke
arah depan. Lalu, bagian tungkai tekuklah di kedua ujung kaki bagian dalam dan
angkatlah tumit.
 Sikap Jengkeng – Posisi tubuh petarung harus tegap dengan pandangan ke depan
lurus di mana kaki juga menghadap depan. Tekuklah lutut lalu lutut bersama
dengan kaki belakang tumpukan ke atas lantai.

20

Anda mungkin juga menyukai