Anda di halaman 1dari 31

kliping pjok

Tentang pencak silat

Di susun oleh:
IBNU HAFIDZ
IX E

MTSn 2 kota Bengkulu


Jl. Setia Negara RT 13 RW 04 Kandang Mas, Kode Pos 38216, Kandang Mas, Kec. Kp.
Melayu, Kota Bengkulu, Bengkulu

Pencak silat
Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal
dari Kepulauan Nusantara (Indonesia).[1] Seni bela diri ini secara
luas dikenal di
Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina selatan,
dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku
bangsa Nusantara (Indonesia).[2] Unsur-unsur untuk membela diri
dengan seni bela diri, yaitu dengan menggunakan pukulan dan
tendangan. Pencak silat merupakan bela diri yang banyak
diminati oleh banyak orang terutama masyarakat Indonesia.[1]
Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga
telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.[butuh rujukan] Induk
organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi
pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat
Antarabangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia,
Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak
konsentrasi.[3] Ada pengaruh budaya Tionghoa,
agama Hindu, Buddha, dan Islam dalam pencak silat.[3] Biasanya
setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang
khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran
Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati
Putih dan di Jawa Timur ada aliran PSHT, Perisai Diri, PSCP [3]
Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat
tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Pencak
silat juga dipertandingkan dalam ajang Pesta Olahraga Asia
Tenggara (SEA Games) sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga
ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda,
Jerman, dan Amerika.[3]
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga
pencak silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara,
bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi
identitas bangsa.[4][5] Olahraga pencak silat sudah dipertandingkan
di skala internasional.[4]
Pada 13 Desember 2019, Pencak Silat ditetapkan
oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Dunia (Intangible Cultural World Heritage).[6][7] Hal ini adalah salah
satu upaya pemerintah dalam memajukan pencak silat sebagai
warisan budaya Indonesia. Manfaat Pencak Silat yang diakui
sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia adalah mendapat
pengakuan dunia internasional, memiliki peluang dipertandingkan
dalam cabang olahraga di Olimpiade dan menggali nilai budaya
yang terkandung dalam silat.[8]

Etimologi
Silat adalah kata kolektif untuk kelas seni bela diri asli dari geo-
budaya Nusantara (Indonesia).[9] Asal usul kata silat tidak jelas. Istilah
Melayu silat kemungkinan terkait dengan istilah Minangkabau silek.
Karena bahasa Melayu berasal dari Sumatra, kemungkinan istilah
tersebut berasal dari Sumatra.[butuh rujukan] Indonesia menggunakan
istilah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk
mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang
berkembang di Indonesia.[10] Nama "pencak" digunakan di Pulau Jawa
bagian tengah dan timur,[9] sedangkan "silat" digunakan
di Sumatra, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Dalam
perkembangannya, kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur
seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti
ajaran bela diri dalam pertarungan.[2]

Sejarah
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri
yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya
atau kelompoknya dari tantangan alam.[11] Mereka menciptakan bela
diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitar,
seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. [11] Asal mula
ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari
keterampilan suku-suku asli Indonesia berburu dan berperang dengan
menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam
tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh
pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di Kepulauan Nusantara semenjak abad
ke-10 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan
secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar,
seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-
pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat
menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan
diri dapat diandalkan.[11] Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat
bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak
senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Buddha) serta pada
pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di
candi Prambanan dan Borobudur.[10] Dalam bukunya, Draeger
menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak
terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga
pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan
Indonesia.[10] Sementara itu Sheikh Shamsuddin[12] berpendapat bahwa
terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Tiongkok dan India dalam silat.
Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat
pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun
perantau dari India, Tiongkok, dan mancanegara lainnya.

Seorang pendekar Bali sedang memperagakan silat.

Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun


Melayu dalam berbagai nama.[13] Di Semenanjung Malaysia dan
Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya
yaitu gayong dan cekak.[13] Di Thailand, pencak silat dikenal dengan
nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat.
[13]
 Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak
menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari
Sumatra ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara. [13]
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke
mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis
mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan
melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain.
Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan
oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung
Marapi pada abad ke-11.[14] Kemudian silek dibawa dan dikembangkan
oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula
cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang
mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan
pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya
memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan,
misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran,
[15]
 Hang Tuah panglima Malaka,[12] Gajah Mada mahapatih
Majapahit[butuh rujukan] dan Si Pitung dari Betawi.[butuh rujukan]
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika
penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama
Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan
bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren.
Silat menjadi bagian dari latihan spiritual.[16] Dalam budaya beberapa
suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak
terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian
tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap
ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau.
Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu",
yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara
kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah
drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam
perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara
(pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati
kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah
jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar
pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para
pengawal pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi
bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing.
 Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat
[12]

para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan


Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teungku Chik di
Tiro, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, serta para pendekar wanita,
seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.[11]
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya Suku Melayu dalam
pengertian yang luas,[17] yaitu para penduduk pulau Sumatra dan
Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah
di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya
yang juga mengembangkan bela diri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka
dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional,
yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh
Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak
Silat Indonesia (IPSI)[11] Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat
nasional tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat)
didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu
menjabat ketua IPSI.[13] Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan
dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.[13] Keempat negara
itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.[13]
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak
Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan
Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat
Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei
Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan
perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini
telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam
pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam ajang
SEA Games.
Istilah dalam Pencak Silat
 Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkukuh
posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan kukuh penting untuk
mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan. Kuda-
kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar
titik tolak serangan (tendangan atau pukulan).
 Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri
atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang
pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah
mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera
setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat
akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang
cepat.
 Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah.
Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar.
Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga
dan langkah empat.
 Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang
dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh,
sekaligus mengintai celah pertahanan musuh. Kembangan utama
biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat
mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali
gerakan kembangan silat menyerupai tarian atau
dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing (berjoget). Kembangan
adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat
yang mengutamakan keindahan gerakan.
 Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik
bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat
disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku,
lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum
termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci,
melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
 Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian
gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang
digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-
teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih
secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau
gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki.
Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
 Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik)
menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni
menendang dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki
musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.
 Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak
berdaya, tidak dapat bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh.
Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan
cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher,
dagu, atau bahu musuh.

Aspek dan bentuk


Terdapat empat aspek utama dalam pencak silat, yaitu:

1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan


karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu sering
kali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat
tertinggi keilmuannya.
2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang
sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak
silat, dengan musik dan busana tradisional.
3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai
ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek
kemampuan teknis bela diri pencak silat.
4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat
mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek
olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal,
ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan
aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas
perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut.
Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olahraga, baik fisik maupun pernapasan,
adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah
membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Siswa ekstrakulikuler pencak silat prsh cilacap sebagai salah satu implementasi dalam bidang pendidikan

Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau
dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olahraga. Oleh karena itu, sebagian praktisi
silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti
keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat
sedunia.

Sarana dan prasarana


Logo IPSI
Warna kuning pada logo IPSI berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan
kesejahteran lahir dan batin sebagai jalan menuju kejayaan nusa dan bangsa. Dalam logo
IPSI, bentuk perisai segi lima melambangkan IPSI berlandaskan ideologi pancasila yang
bertujuan membentuk manusia Pancasila Sejati. Sedangkan ayap garuda berwarna kuning
berototkan merah mengartikan kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian,
keluruhan dan dinamika. Tanggal berdirinya IPSI yaitu 18 Mei 1948 yang berarti 18 lebar,
bulu 5 lembar tambah 4 lembar tambah 8 lembar. Adanya ikatan pita berwarna merah putih
melambangkan bahwa IPSI merupakan satu ikatan pemersatu dari berbagai aliran pencak
silat, yang berlandaskan rasa berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia. [
Pertandingan dalam pencak silat terdiri atas empat
kategori, yaitu: (1) kelas tanding, (2) kategori tunggal,
(3) kategori ganda, dan (4) kategori regu.

1. Kategori TANDING adalah :Kategori yang menampilkan 2 ( dua ) orang Pesilat dari sudut
yang berbeda . Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu
menangkis / mengelak / mengena / menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan ;
menggunakan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang ,
menggunakan kaidah dengan memanfaatkan kekayaan teknik dan jurus .
2. Kategori TUNGGAL adalah :Kategori yang menampilkan seorang Pesilat memperagakan
kemahirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar , tepat dan mantap , penuh penjiwaan ,
dengan tangan kosong dan bersenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku
untuk kategori Tunggal .
3. Kategori GANDA adalah :Kategori yang menampilkan 2 (dua) orang Pesilat dari tim yang
sama , memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus serang bela yang dimiliki . Gerakan
serang bela ditampilkan secara terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah
rangkaian seri yang teratur , yang dimulai dari tangan kosong dan dilanjutkan dengan bersenjata ,
serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori Ganda .
4. KategoriREGU adalah :Kategori yang menampilkan 3 ( tiga ) orang Pesilat dari tim yang sama
memperagakan kemahirannya dalam Jurus Regu Baku secara benar, tepat, mantap, penuh
penjiwaan dan kompak dengan tangan kosong serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang
berlaku untuk kategori Regu .
Penggolongan Pertandingan dan Ketentuan
Tentang Umur, Jenis kelamin dan Berat Badan
1. Penggolongan pertandingan Pencak Silat menurut umur, jenis kelamin dan berat badan untuk
semua kategori terdiri atas:
1. Pertandingan Golongan USIA DINI untuk Putra dan Putri, berumur lebih dari 10 tahun sampai
12 tahun.
2. Pertandingan Golongan PRA REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur lebih dari 12 tahun
sampai 14 tahun.
3. Pertandingan Golongan REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur lebih dari 14 tahun sampai
17tahun.
4. Pertandingan Golongan DEWASA untuk Putra dan Putri, berumur lebih dari 17 tahun sampai
35 tahun.
5. Pertandingan Golongan MASTER-I untuk Putra dan Putri, berumur lebih dari 35 tahun sampai
45 tahun (acara tersendiri).
6. Pertandingan Golongan MASTER-II untuk Putra dan Putri, berumur lebih dari 45 tahun keatas
(acara tersendiri)
2. Kebenaran tentang umurpesilat yang mengikutipertandingan dibuktikan dengan Akta Kelahiran /
Ijazah / Paspor yang asli atau dengan fotocopy yang sudah dilegalisir.
3. Umur pesilat harus sesuai dengan penggolongan umur peserta (Usia Dini, Pra Remaja, Remaja,
Dewasa, Master-I dan Master-II) dengan berpedoman kepada umur yang bersangkutan pada hari
pertama pertandingan dimulai (berlaku untuk semua kategori).
4. Pembagian kelas menurut berat badan hanya berlaku untuk kategori TANDING yang dilakukan
dengan penimbangan badan.
1. Tidak ada toleransi berat badan
2. Penimbangan dilakukan15 ( lima belas) menit sebelum pesilat yang bersangkutan mengikuti
pertandingan sesuai dengan jadual yang ditentukan.
3. Untuk penimbangan, pesilat harus berpakaian Pencak Silat yang digunakan untuk bertanding,
kering, tanpa sabuk, tanpa pelindung kemaluan atau segala jenis pelindung sendi.
4. Pesilat yang tidak dapat memenuhi ketentuan berat badan dalam penimbangan menurut kelas
yang diikutinya, dikenakan sanksi diskualifikasi.
5. Setiap kali atlit bertanding, harus dilakukan penimbangan (hanya dilakukan satu kali naik di
penimbangan) dan wajib disaksikan oleh kedua official teknik dan seorang wasit-juri yang
bertugas ( ditunjuk oleh Dewan Wasit Juri ).
6. Petugas penimbangan dan kedua official timwajib menandatangani format hasil penimbangan,
yang telah disediakan oleh Panitia Pelaksana. Apabila salah satu tim official tidak menanda-
tangani maka penimbangan dinyatakan tetap sah.
7. Petugas penimbangan ditunjuk dan ditugaskan oleh panitia.
5. Pemeriksaan Keterangan Kesehatan.
1. Setiap peserta harus membawa surat keterangan sehat yang sah yaitu surat keterangan sehat
yang dikeluarkan oleh dokter dari instansi Rumah Sakit yang berwenang, maksimal 1 bulan
sebelum hari pertama pertandingan dimulai berlaku untuk semua kategori.
2. Apabila sebelum penimbangan dimulai pesilat tidak dapat menunjukkan surat keterangan
kesehatan akan dikenakan diskualifikasi.Panitia dapat merekomendasikan dokter/ rumah sakit
tertentu untuk dilakukan check kesehatan di Daerah tersebut dengan biaya di tanggung tim
yang bersangkutan.
Kategori dan Kelas Pertandingan Usia Dini
Kategori dan kelas pertandingan untuk Usia Dini:

1. TANDING terdiri atas:


1. Tanding Putra Usia dini
1. Kelas A 26 kg s/d 28 kg.
2. Kelas B diatas 28 kg s/d 30 kg.
3. Kelas C diatas 30 kg s/d 32 kg.
4. Kelas D diatas 32 kg s/d 34 kg.
5. Kelas E diatas 34 kg s/d 36 kg.
6. Kelas F diatas 36 kg s/d 38 kg.
7. Kelas G diatas 38 kg s/d 40 kg.
8. Kelas H diatas 40 kg s/d 42 kg.
9. Kelas I diatas 42 kg s/d 44 kg.
10. Kelas J diatas 44 kg s/d 46 kg
11. Kelas K diatas 46 kg s/d 48 kg
12. Kelas L diatas 48 kg s/d 50 kg
13. Kelas M diatas 50 kg s/d 52 kg
14. Kelas N diatas 52 kg s/d 54 kg
15. Kelas O diatas 54 kg s/d 56 kg
16. Kelas P diatas 56 kg s/d 58 kg
17. Kelas Bebas diatas 56 kg s/d 60 kg
2. Tanding Putri Usia Dini
1. Kelas A 26 kg s/d 28 kg.
2. Kelas B diatas 28 kg s/d 30 kg.
3. Kelas C diatas 30 kg s/d 32 kg.
4. Kelas D diatas 32 kg s/d 34 kg.
5. Kelas E diatas 34 kg s/d 36 kg.
6. Kelas F diatas 36 kg s/d 38 kg.
7. Kelas G diatas 38 kg s/d 40 kg.
8. Kelas H diatas 40 kg s/d 42 kg.
9. Kelas I diatas 42 kg s/d 44 kg.
10. Kelas J diatas 44 kg s/d 46 kg
11. Kelas K diatas 46 kg s/d 48 kg
12. Kelas L diatas 48 kg s/d 50 kg
13. Kelas M diatas 50 kg s/d 52 kg
14. Kelas N diatas 52 kg s/d 54 kg
15. Kelas O diatas 54 kg s/d 56 kg
16. Kelas P diatas 56 kg s/d 58 kg
17. Kelas Bebas diatas 56 kg s/d 60 kg
2. TUNGGAL terdiri atas :
1. Tunggal Putra
2. Tunggal Putri
3. GANDA terdiri atas :
1. Ganda Putra
2. Ganda Putri
4. REGU terdiri atas :
1. Regu Putra
2. Regu Putri
Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang Pesilat sesuai
dengan persyaratan.

Kategori dan Kelas Pertandingan Pra Remaja


Kategori dan kelas pertandingan untuk Pra Remaja:

1. TANDING terdiri atas:


1. Tanding Putra Pra Remaja
1. Kelas A 30 kg s/d 33 kg.
2. Kelas B diatas 33 kg s/d 36 kg.
3. Kelas C diatas 36 kg s/d 39 kg.
4. Kelas D diatas 39 kg s/d 42 kg.
5. Kelas E diatas 42 kg s/d 45 kg.
6. Kelas F diatas 45 kg s/d 48 kg.
7. Kelas G diatas 48 kg s/d 51 kg.
8. Kelas H diatas 51 kg s/d 54 kg.
9. Kelas I diatas 54 kg s/d 57 kg.
10. Kelas J diatas 57 kg s/d 60 kg
11. Kelas K diatas 60 kg s/d 63 kg
12. Kelas L diatas 63 kg s/d 66 kg
13. Kelas M diatas 66 kg s/d 69 kg
14. Kelas N diatas 69 kg s/d 72 kg
15. Kelas Bebas diatas 72 kg s/d 75 kg
2. Tanding Putri Pra Remaja
1. Kelas A 30 kg s/d 33 kg.
2. Kelas B diatas 33 kg s/d 36 kg.
3. Kelas C diatas 36 kg s/d 39 kg.
4. Kelas D diatas 39 kg s/d 42 kg.
5. Kelas E diatas 42 kg s/d 45 kg.
6. Kelas F diatas 45 kg s/d 48 kg.
7. Kelas G diatas 48 kg s/d 51 kg.
8. Kelas H diatas 51 kg s/d 54 kg.
9. Kelas I diatas 54 kg s/d 57 kg.
10. Kelas J diatas 57 kg s/d 60 kg
11. Kelas K diatas 60 kg s/d 63 kg
12. Kelas L diatas 63 kg s/d 66 kg
13. Kelas M diatas 66 kg s/d 69 kg
14. Kelas N diatas 69 kg s/d 72 kg
15. Kelas Bebas diatas 72 kg s/d 75 kg
2. TUNGGAL terdiri atas :
1. Tunggal Putra
2. Tunggal Putri
3. GANDA terdiri atas :
1. Ganda Putra
2. Ganda Putri
4. REGU terdiri atas :
1. Regu Putra
2. Regu Putri
Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang Pesilat sesuai
dengan persyaratan.

Kategori TANDING
1. Perlengkapan bertanding
1. Pakaian.Pesilat memakai pakaian Pencak Silat model standar warna hitam, baju lengan panjang
hingga ke pergelangan tangan (+/- 1cm) dan celana panjang hingga ke pergelangan kaki (+/-
1cm), serta sabuk putih. Untuk pesilat wanita yang berjilbab, hendaklah berwarna hitam polos.
Pada waktu bertanding sabuk putih dilepaskan. Boleh memakai bagde badan induk di dada
sebelah kiri serta diperkenankan memakai badge IPSI di dada kanan, mencantumkan logo
sponsor yang posisinya di lengan kiri, yang besarnya tidak melebihi badge IPSI (tidak melebihi
dari 10cm diameter). Nama daerahdi cetak di bagian belakang atas baju. Semua disediakan oleh
pesilat. Tidak mengenakan / memakai aksesorisapapun selain pakaian Pencak Silat.(seperti :
jarum, peniti dsb).
2. Pelindung badan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kualitas standard IPSI.
2. Warna hitam.
3. 5 (lima) Ukuran : Super Extra besar (XXL), Extra Besar (XL) Besar(L), Sedang (M) dan
Kecil (S).
4. Sabuk / bengkung merah dan biru untuk pesilat sebagai tanda pengenal sudut. Ukuran lebar
10 cm dari bahan yang tidak mudah terlipat.
5. Satu gelanggang memerlukan setidaknya 5 (lima) pasang pelindung badan yang disediakan
oleh panitia Pelaksana. Pesilat diwajibkan memakai pelindung badan yang telah disediakan
oleh panitia.
3. Pesilat putra/putri diwajibkan menggunakan pelindung kemaluan dari bahan plastik, yang
disediakan oleh masing-masing pesilat. ( akan diperiksa oleh wasit sebelum pertandingan
dimulai ).
4. Pelindung sendi(pergelangan tangan, bahu, lutut, pergelangan kaki), tungkai dan lengan
diperkenankansatu lapis denganketebalannya tidak lebih dari 1cm dan terbuat dari bahan yang
tidak keras.( plastik yang keras tidak diperbolehkan ).
5. Joint taping, pelindung gigi diperbolehkan. Pesilat yang menggunakan kawat gigi disarankan
memakai pelindung gigi.
2. Sistem dan Tahapan pertandingan
1. Pertandingan menggunakan sistem gugur. Sistem-sistem lainnya boleh ditentukan oleh IPSI
bila perlu.
2. Tahapan pertandingan mulai dari penyisihan, seperempat final, semi final dan final tergantung
pada jumlah peserta pertandingan, berlaku untuk semua kelas.
3. Setiap kelas diikuti minimal 2 (dua ) peserta.
3. Babak pertandingan dan waktu
1. Untuk Usia dini dan Pra Remaja.
1. Pertandingan dilangsungkan dalam 3 (tiga) babak.
2. Tiap babak terdiri dari 1.5 (satu setengah) menit bersih.
3. Diantara babak diberikan waktu istirahat 1 (satu) menit bersih
4. Waktu ketika Wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk waktu bertanding.
5. Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh karena serangan yang sah, tidak termasuk waktu
bertanding.
2. Untuk Remaja dan Dewasa.
1. Pertandingan dilangsungkan dalam 3 (tiga) babak.
2. Tiap babak terdiri dari 2 (dua) menit bersih.
3. Diantara babak diberikan waktu istirahat 1 (satu) menit bersih
4. Waktu ketika Wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk waktu bertanding.
5. Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh karena serangan yang sah, tidak termasuk waktu
bertanding.
3. Untuk Master/ Pendekar I & II
1. Pertandingan dilangsungkan dalam 3 (tiga) babak.
2. Tiap babak terdiri atas 1.5 (satu setengah) menit bersih.
3. Diantara babak diberikan waktu istirahat 1 (satu) menit bersih
4. Waktu ketika Wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk waktu bertanding.
5. Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh karena serangan yang sah, tidak termasuk waktu
bertanding.
4. Pendamping pesilat
1. Setiap pesilat khusus untuk kategori Tanding, didampingi oleh Pendamping Pesilat sebanyak-
banyaknya 2 (dua) orang yangmemahami Peraturan Pertandingan IPSI
2. Pakaian Pendamping Pesilat adalah pakaian Pencak Silat model standar warna hitam, baju
lengan panjang hingga ke pergelangan tangan (+/- 1cm) dan celana panjang hingga ke
pergelangan kaki (+/- 1cm) dengan badge lambang badan induk didada sebelah kiri, serta
diperkenankan memakai badge IPSI di dada kanan nama daerahdibagian punggung dan
mengenakan sabuk / bengkung warna orangelebar 10 (sepuluh) cm.
3. Pendamping pesilat hanya diperkenankan memberikan arahan pada waktuistirahat.
4. Salah seorang Pendamping Pesilat harus berjenis kelamin sama dengan pesilat yang bertanding.
5. Tata cara pertandingan
1. Persiapan dimulainya pertandingan diawali dengan masuknya Wasit dan Juri ke gelanggang
dari sebelah kanan Ketua Pertandingan. Sebelum memasuki gelanggang Wasit Juri memberi
hormat dan melapor tentang akan dimulainya pelaksanaan tugas kepada Ketua Pertandingan.
2. Sebelum pertandingan dimulai, Wasit akan memeriksa setiap pesilat yang bertanding disudut
masing-masing. Setiap pesilat yang akan bertanding setelah mendapat isyarat dari Wasit,
memasuki gelanggang dari sudut masing-masing, kemudian memberi hormat kepada
pendamping, Wasit dan Ketua Pertandingan, Selanjutnya pesilat diwajibkan melakukan
rangkaian gerak jurus perguruan 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) gerakan kemudian kedua pesilat
kembali mengambil tempat di sudut yang telah ditentukan.
3. Untuk memulai pertandingan, Wasit memanggil kedua pesilat, seterusnya kedua pesilat
berjabatan tangan, memberi peringatan tentang peraturan dan siap untuk memulai pertandingan.
4. Setelah Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dengan isyarat tangan kanan, Wasit memberi
aba-aba kepada kedua pesilat untuk memulai pertandingan.
5. Pada waktu istirahat antara babak, pesilat harus kembali ke sudut masing-masing.
6. Selain Wasit dan kedua pesilat, tidak seorangpun berada dalam gelanggang kecuali atas
permintaan Wasit.
7. Setelah babak akhir selesai, kedua pesilat kembali ke sudut masing-masing atau wasit
memanggil kedua pesilat pada saat keputusan pemenang yang akan diumumkan dan pemenang
diangkat tangannya oleh Wasit, dilanjutkan dengan memberi hormat kepada Ketua
Pertandingan.
8. Selesai pemberian hormat, kedua pesilat saling berjabatan tangan dan meninggalkan
gelanggang diikuti oleh Wasit dan para Juri yang akan berkumpul dihadapan ketua
pertandingan untuk memberi hormat dan melaporkan berakhirnya pelaksanaan tugas kepada
Ketua Pertandingan. Wasit dan Juri, setelah melaporkan meninggalkan gelanggang dari sebelah
kiri meja Ketua Pertandingan.
6. Ketentuan bertanding
1. Aturan bertanding
1. Pesilat saling berhadapan dengan menggunakan unsur pembelaan dan serangan Pencak Silat
yaitu menangkis/mengelak, mengenakan sasaran dan menjatuhkan lawan, menerapkan kaedah
Pencak Silat serta mematuhi aturan-aturan yang ditentukan. Yang dimaksud dengan kaidah
adalah bahwa dalam mencapai prestasi teknik, seorang pesilat harus mengembangkan pola
bertanding yang dimulai dari sikap pasang, langkah serta mengukur jarak terhadap lawan dan
koordinasi dalam melakukan serangan / pembelaan serta kembali ke sikap pasang.
2. Pembelaan dan serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal / pasang, pola langkah,
serta adanya koordinasi yang baik dalam melakukan serangan dan pembelaan. Setelah
melakukan serangan / pembelaan harus kembali pada sikap awal / pasang dengan tetap
menggunakan pola langkah. Wasit akan memberikan aba-aba “ LANGKAH ” jika seorang
pesilat tidak melakukan teknik Pencak Silat yang semestinya.
3. Serangan beruntun yang dilakukan oleh satu orang pesilat harus tersusun dengan teratur dan
berangkai dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 6 (enam) teknik
serangan. Pesilat yang melakukan rangkaian serang bela lebih dari 6 (enam) teknik serangan
akan diberhentikan oleh Wasit. Serangan terus menerus dengan menggunakan teknik
serangan tanganyang sama dinilai satu serangan.
4. Serangan yang dinilai adalah serangan yang mengenai sasaran yang sah dengan menggunakan
kaedah, mantap dan bertenaga.
2. Aba-aba pertandingan
1. Aba-aba “BERSEDIA” digunakan dalam persiapan sebagai peringatan bagi pesilat dan
seluruh aparat pertandingan bahwa pertandingan akan segera dimulai. Aba-aba ini digunakan
selama pertandingan.
2. Aba-aba “MULAI” digunakan tiap pertandingan dimulai dan akan dilanjutkan dan disertai
dengan isyarat.
3. Aba-aba “BERHENTI”atau “TI” digunakan untuk menghentikan pertandingan.
4. Aba-aba “PASANG”, ”LANGKAH” dan “SILAT” digunakan untuk pembinaan.
5. Pada awal dan akhir pertandingan setiap babak ditandai dengan pemukulan gong.
3. SasaranYang dapat dijadikan sasaran sah dan dinilai adalah “Badan” yaitu bagian tubuh kecuali
leher keatas dan dari pusat ke kemaluan:
1. Dada
2. Perut ( pusat ke atas ).
3. Rusuk kiri dan kanan.
4. Punggung atau belakang badan (kecuali serangan langsung ke seluruh tulang belakang).
Tendangan sabit dari samping diperbolehkan termasuk untuk serangan balasan pada sapuan
gagal. Tungkai dapat dijadikan sasaran antara dalam usaha menjatuhkan tetapi tidak
mempunyai nilai dan tidak ada unsur mencederai.
4. LaranganLarangan yang dinyatakan sebagai pelanggaran :
1. Pelanggaran Berat.
1. Menyerang bagian badan yang tidak sah yaitu leher, kepala serta bawah pusat/pusar hingga
kemaluan, serangan langsung ke seluruh tulang belakang.
2. Usaha mematahkan persendian secara langsung.
3. Sengaja melemparkan lawan keluar gelanggang.
4. Membenturkan / menghantukkan kepala dan menyerang dengan Kepala.
5. Menyerang lawan sebelum aba-aba “MULAI” dan menyerang sesudah aba-aba
“BERHENTI” dari Wasit, menyebabkan lawan cidera.
6. Menggumul, menggigit, mencakar, mencengkeram dan menjambak (menarik
rambut/jilbab ).
7. Menentang, menghina, menyerang, mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan, meludahi,
memancing-mancing dengan suara berlebihan terhadap lawan ataupun terhadap Aparat
pertandingan (Delegasi teknik, Ketua Pertandingan, Dewan Wasit Juri, Wasit Juri dan lain-
lain petugas) serta kepada penonton.
8. Menghempas/membanting lawan dengan sengaja didalam atau diluar gelanggang dalam
waktu pertandingan.
9. Memegang, menangkap atau merangkul sambil melakukan serangan.
2. Pelanggaran Ringan.
1. Tidak menggunakan salah satu unsur kaedah (sikap pasang dan pola langkah).
2. Keluar dari gelanggang (satu kaki keluar dari gelanggang) secara sengaja atau tidak
disengaja. Menginjak garis tidak termasuk keluar gelanggang.
3. Merangkul lawan dalam proses pembelaan.
4. Melakukan serangan dengan teknik sapuan depan/belakang, guntingan sambil merebahkan
diri dengan tujuan untuk mengulur waktu
5. Berkomunikasi dengan orang luar atau pendamping dengan isyarat dan perkataan.
6. Kedua pesilat pasif atau bila salah satu pesilat pasif lebih dari 5 detik.
7. Berteriak yang berlebihan selama bertanding.
8. Lintasan serangan yang salah.
9. Mendorong dengan sengaja yang mengakibatkan pesilat/lawannya keluar garis bidang
laga.Apabila keluar gelanggang akibat dorongan yang bukan teknik, tidak termasuk keluar
gelanggang, yang mendorong mendapatkan binaan.
10. Pesilat dengan sengaja membalikkan badan membelakangi lawan.
11. Taktik yang mengulur waktu (melepaskan ikatan sabuk, membuka / melepaskan ikatan
rambut )
12. Mendapat hitungan dari wasit.Yang dimaksud dengan hitungan wasit, adalah apabila salah
seorang pesilat kelelahan atau sebab lain, maka wasit akan memberikan hitungan sampai
dengan 9, setelah itu menanyakan kesiapan pesilat, bila siap pertandingan akan dilanjutkan,
tapi pesilat diberikan binaan. Apabila terulang lagi pesilat akan dihitung dan diberikan
teguran 1, dan seterusnya.
13. Pembinaan hanya diberikan 1 (satu) kali untuk 1 (satu) jenis pelanggaran ringan.
5. Kesalahan teknik pembelaan :
1. Serangan yang sah dengan lintasan dengan serangan yang benar, jika karena kesalahan teknik
pembelaan lawannya yang salah (elakan yang menuju pada lintasan serangan), tidak
dinyatakan sebagai pelanggaran.
2. Jika pesilat yang kena serangan tersebut cidera, maka Wasit segera memanggil dokter. Jika
dokter memutuskan pesilat tersebut tidak fit, maka ia dinyatakan kalah teknik.
3. Jika pesilat yang kena serangan tersebut menurut dokter fit dan tidak dapat segera bangkit,
Wasit langsung melakukan hitungan teknik.
6. HukumanTahapan dan bentuk hukuman :
1. Teguran
1. Diberikan apabila pesilat melakukan pelanggaran ringan yang diulangi dalam babak yang
sama setelah melalui 1 (satu) kali pembinaan.
2. Teguran dapat diberikan langsung apabila pesilat melakukan pelanggaran berat yang tidak
menyebabkan lawan cedera.
2. Peringatanberlaku untuk seluruh babakpada pelanggaran berat terdiri atas:
1. PeringatanIDiberikan bila pesilat :
1. Melakukan pelanggaranberat yang mengakibatkan kecederaaan kepada pihak lawan
2. Mendapat tegoran yang ketiga akibat pelanggaran ringan. Setelah Peringatan I masih dapat
diberikan tegoran terhadap jenis pelanggaran ringan yang lain dalam babak yang sama.
2. Peringatan IIDiberikan bila pesilat kembali melakukan satu lagi pelanggaran berat setelah
peringatan I. Setelah Peringatan II masih dapat diberikan tegoran terhadap jenispelanggaran
ringan yang lain dalam babak yang sama.
3. Peringatan IIIDiberikan bila pesilat kembali mendapat hukuman peringatan setelah
peringatan II dan langsung dinyatakan diskualifikasi. Peringatan III harus diperlihatkan oleh
wasit.
4. DiskualifikasiDiberikan bila pesilat:
1. Mendapat peringatan setelah peringatan II
2. Melakukan pelanggaran berat yang didorong oleh unsur-unsurkesengajaan dan
bertentangan dengan norma sportivitas.
3. Melakukan pelanggaran berat dengan hukuman peringatan I atauteguran I, namun lawan
cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter pertandingan.
4. Setelah penimbangan 15 menit sebelum pertandingan, berat badannya tidak sesuai dengan
kelas yang diikuti.
5. Pesilat terkena Doping.Pesilat yang gagal dalam test doping akan di diskualifikasi.Medali,
sertifikat, dan segala jenis penghargaan harus dikembalikan kepada Panitia Penyelenggara.
6. Pesilat tidak dapat menunjukan surat keterangan sehat sebelum pertandingan pertama
(untuk seluruh kategori) dimulai.
7. Penilaian
1. Ketentuan Nilai:Nilai Prestasi Teknik
Nilai 1 Serangan dengan tangan yang masuk pada sasaran tanpa terhalang. Nilai 1+1 Berhasil
menggagalkan serangan lawan, diikuti dengan serangan balik dengan tangan. Nilai 2
Serangan dengan kaki yang masuk pada sasaran tanpa terhalang. Nilai 1+2 Berhasil
menggagalkan serangan lawan, diikuti dengan serangan balik dengan kaki. Nilai 3 Teknik
serangan langsung yang berhasil menjatuhkan lawan. Nilai 1+3 Berhasil menangkap serangan
lawan, diikuti dengankeberhasilan menjatuhkan lawan.
2. Teknik Nilai. (Pemberian nilai)Pemberian nilai hanya ada pada berikut:
1. Tangkisan/elakan/menahan yang disertai dengan serang balik/balas yang sah.
2. Serangan dengan tangan yang sah
3. Serangan dengan kaki yang sah
4. Jatuhan yang sah.
5. Tangkisan/elakan/menahan berhasilnya pesilat mengagalkan serangan lawan dengan teknik-
teknik pembelaan ini yang segera diikuti dengan serangan balik yang masuk pada sasaran
seperti serangan dengan tangan, serangan dengan kaki atau jatuhan yang diawali dengan
tangkapan.Catatan : Nilai 1 untuk tangkisan / elakan /menahan, sedangkan serangan masuk
dinilai sesuai dengan serangannya, serangan tangan = nilai 1, serangan kaki = nilai 2,
jatuhan = nilai 3 (Nilai tidak diberikan untuk tangkisan/elakan/menahan apabia tidak ada
serangan balik)
6. Serangan tangan – segala bentuk serangan yang bertenaga, mantap dan masuk pada sasaran.
(Pukulan depan, sikuan) nilai 1
7. Serangan kaki – segala bentuk serangan yang bertenaga, mantap dan masuk pada sasaran
(Tendangan depan/belakang/ sabit ) nilai 2
8. Jatuhan – segala cara menjatuhkan lawan sehingga bahagian tubuh (dari lutut keatas)
menyentuh matras dengan persyaratan berikut : nilai 3
1. Menggunakan teknik serangan langsung seperti sapuan/ ungkitan / guntingan /tangkapan
dan buangan yang sah.
2. Menangkap anggota tubuh lawan sebagai langkah pembelaan semasa diserang dan
menjatuhkan dengan dorongan atau sapuan .
3. Menjatuhkan lawan menggunakan teknik jatuhan dengan cara tidak ikut terjatuh
4. Tangkapan atau pegangan dibenarkan berlaku selama 5 detik, sebelum Wasit
memberhentikan pergelutan.
5. Teknik sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan tidak boleh didahului dengan menggumul
tubuh lawan, tetapi dapat dibantu dengan dorongan atau sentuhan.
6. Serangan balas dibolehkan apabila usaha menjatuhkan melalui teknik sapuan gagal. Lawan
yang dapat mengelakkan diri dari serangan boleh menyerang 1 kali pada sasaran yang sah
dalam tempo 1 detik dengan tidak menggunakan berat badan. Nilai akan diberikan
berdasarkan pada teknik serangan balik yang digunakan ( Bagian belakang/ punggung
tidak diperbolehkan ). Serangan balas hanya berlaku pada teknik sapuan gagal, untuk
guntingan tidak diperbolehkan serangan balasan.
7. Semua teknik jatuhan melalui tangkapan ( tanpa melihat memunahkan serangan lawan
atau tidak ) mempunyai nilai 1+3. Jatuhan tanpa melalui tangkapan hanya mempunyai
nilai 3 (tiga) saja. Apabila juri tidak memasukan nilai sesuai kriteria diatas, maka Dewan
Wasit Juri berhak memanggil juri untuk memperbaiki nilai.
9. Lain-lain teknik dalam pertandingan.Serangan bersamaan/serentak – usaha menjatuhkan
yang dilakukan oleh kedua pesilat secara bersamaan di mana seorang atau kedua-dua pesilat
terjatuh, jatuhan tersebut akan dinilai seperti berikut:
1. Jika salah satu tidak dapat bangkit akan diadakan hitungan teknik
2. Jika keduanya tidak segera bangkit, maka hitungan diadakan untuk keduanya.
3. Jika kedua-duanya gagal bangkit setelah hitungan 10, kemenangan akan diberikan
mengikut nilai yang telah didapati.
4. Jika berlaku pada awal babak, dimana nilai belum diperolehi atau catatan nilai sama
banyak, maka penentuan kemenangan akan dibuat mengikut ketetapan Bab II pasal 9 ayat
6.7.4.a2 (Tiada ulang tanding)
10. Jatuh sendiri -Jika pesilat terjatuh sendiri bukan karena serangan lawan, jika tidak dapat
bangkit, diberikan kesempatan dalam waktu sepuluh hitungan (10 detik) dengan hitungan.
Jika tidak dapat melakukan pertandingan dinyatakan kalah teknik.
11. TangkapanTangkapan sebagai proses jatuhan dinyatakan gagal jika:
1. Proses jatuhan lebih dari 5 ( lima ) detik atau terjadi seret – menyeret atau gumul –
menggumul.
2. Ikut terjatuh waktu melakukan teknik jatuhan.
3. Jika dalam proses tangkapan kaki, pesilat yang ditangkap melakukan pegangan pada bahu
dan pesilat yang menangkap dapat menjatuhkan lawannya dalam waktu 5 (lima) detik
sebelum Wasit memberikan aba-aba “BERHENTI”, jatuhan dinyatakan sah.
4. Jika rangkulan tersebut menyentuh leher, kepala atau badan yang menyebabkan keduanya
jatuh, pesilat yang merangkul diberikan Teguran.
12. Jatuhan.
1. Teknik jatuhan yang berakibat lawannya jatuh, yaitu jika bagian tubuh menyentuh matras
dari garis bidang tanding kedalam, jatuhan dinyatakan sah. Artinya bila pesilat jatuh diatas
garis, jatuhan dinyatakan sah.
2. Jika jatuhan berada di dalam bidangtanding dan pesilat menggeser keluar dari
bidangtanding, jatuhan dinyatakan sah.
3. Serangan sah yang menyebabkan lawan jatuh tidak dapat bangkit atau nanar yang
dilakukan di dalam bidangtandingdan bergeser keluar gelanggang, jatuhan dinyatakan sah
dan pesilat diberi kesempatan dalam batas waktu 10 (sepuluh) detik untuk kembali
melakukan pertandingan (maka wasit melakukan hitungan). Jika pesilat tidak dapat
melanjutkan pertandingan maka dinyatakan kalah mutlak.
4. Serangan sah yang dilakukan didalam bidang tanding, menyebabkan lawan jatuh diluar
bidang tanding dan tidak bangkit atau nanar, maka Wasit melakukan hitungan hingga 10.
Jika pesilat tidak dapat melanjutkan pertandingan, maka pesilat bersangkutan dinyatakan
kalah teknik.
5. Bila Lawan dapat melakukan antisipasi terhadap teknik tangkapan (menahan, memegang,
menarik kaki yang tertangkap) atau melakukan serangan balik secara sah (memukul,
menggunting, dan lain-lain) sehingga lawan yang menangkap jatuh, maka jatuhan
dinyatakan sah.
3. Nilai hukumanPengurangan nilai hukuman :
1. Nilai -1 (kurang 1) diberikan bila pesilat mendapat Teguran I
2. Nilai – 2 ( kurang 2 ) diberikan bila pesilat mendapat Teguran II
3. Nilai – 5 ( kurang 5 ) diberikan bila pesilat mendapat Peringatan I
4. Nilai -10 ( kurang 10 ) diberikan bila pesilat mendapat Peringatan II
4. Penentuan Kemenangan
1. Menang angka
1. Bila jumlah Juri yang terbanyak menentukan menang atas seorang pesilat lebih banyak
dari pada lawan. Penentuan kemenangan dilaksanakan oleh masing-masing Juri.
2. Bila terjadi hasil nilai yang sama maka pemenang ditentukan berdasarkan urutan penilaian
berikut:
1. Mendapat nilai hukuman yang rendah.
2. Mendapat nilai teknik yang terbanyak mengikut urutan berikut: nilai 1+3, 3, 1+2, 2, 1+1,
1.
3. Tambahan satu babak penuh.
4. Pesilat yang lebih ringan (mengikut timbangan pada hasil timbang ulang, 15 menit
sebelum pertandingan)
5. Ketua Pertandingan membuat undian dengan melempar coin / uang logam ke matras
yang disaksikan oleh Delegasi Teknis dan kedua-dua pengurus pesilat.
3. Hasil penilaian Juri diumumkan pada papan nilai, setelah babak terakhir / penentuan
kemenangan selesai dilaksanakan kecuali menggunakan penilaian dengan sistem digital.
(hasil penilaian sudah dapat langsung terlihat di layar penilaian).
2. Menang TeknikPemenang diumumkan sebagai menang teknik jika:
1. Lawan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas permintaan sendiri.
2. Keputusan Dokter Pertandingan.Dokter Pertandingan diberi waktu maximum 120 (seratus
dua puluh) detik untuk memutuskan apakah Pesilat bersangkutan dinyatakan layak/mampu
“fit” atau Tidak layak/mampu “Unfit’ termasuk waktu perawatan.
3. Atas permintaan Pendamping Pesilat.
4. Atas keputusan Wasit (setelah mendapat hitungan kesepuluh)
3. Menang MutlakPenentuan Menang Mutlak ialah bila lawan jatuh karena serangan yang sah
dan tidak dapat bangkit segera dan atau nanar, maka setelah hitungan Wasit ke 10 dan tidak
dapat berdiri tegak dengan sikap pasang.
4. Menang W.M.PWasit Menghentikan Pertandingankarena pertandingan tidak seimbang.
5. Menang Undur DiriLawan tidak muncul di gelanggang setelah mendapat panggilan yang
ketiga dengan interval selama 30detik setiap panggilan. Kecuali ada pemberitahuan dari Tim
Manager tentang pengunduran pesilat.
6. Menang Diskualifikasi :
1. Lawan mendapat Peringatan III setelah Peringatan II.
2. Lawan melakukan pelanggaran berat yang diberikan hukuman langsung Diskualifikasi.
3. Melakukan pelanggaran yang mencederakan lawan sehingga lawan tidak dapat
melanjutkan pertandingan atas keputusan Dokter Pertandingan. Pesilat yang menang
Diskualifikasi karena keputusan Dokter pertandingan, diperbolehkan bertanding untuk
babak selanjutnya jika mendapat ijin / rekomendasi dari Dokter pertandingan sebelum
pertandingan seterusnya.
4. Pada saat penimbangan berat badan tidak sesuaidengan ketentuan kelas katogari tanding.
5. Pesilat tidak dapat menunjukkan surat keterangan kesehatan sebelum pertandingan
dimulai.
Kategori TUNGGAL
1. Perlengkapan bertanding
1. PakaianPakaian Pencak Silat model standar IPSI, warna bebas dan polos (celana dan baju boleh
dengan warna yang sama atau berbeda). Memakai ikat kepala (Jilbabbukan merupakan ikat
kepala,tidak boleh menutup muka, warna hendaklah hitam polos tidak boleh bercorak) dan kain
samping warna polos atau bercorak.Pilihan dan kombinasi warna diserahkan kepada
peserta.Boleh memakai lambang daerah di dada sebelah kiri dan diperkenankan memakai
lambang IPSI di dada kanan, nama daerah di belakang baju.
2. Senjata
1. 1.2.1. Untuk Usia Dini dan Pra remaja, golok atau parang terbuat dari logam atau kayu, tidak
tajam dan tidak runcing dengan ukuran antara 20 cm hingga 30 cm. Ukuran lebar 2cm hingga
3.5 cm. Tongkat/toya terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 100 cm hingga 150 cm
dengan garis tengah 1.5 cm hingga 2.5 cm
2. Untuk Remaja, Dewasa dan Pendekar, golok atau parang terbuat dari logam, tidak tajam dan
tidak runcing dengan ukuran antara 30 cm hingga 40 cm dan ukuran lebar 2.5 cm hingga 4
cm.Tongkat terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 150 cm hingga 180 cm, dengan
garis tengah 2.5 cm hingga 3.5 cm
2. Tahapan pertandingan
1. Bila pertandingan diikuti oleh lebih dari 7 (Tujuh) peserta maka dipergunakan sistem pool.
2. Tiga peraih nilai tertinggi dari setiap pool ditampilkan kembali untuk mendapatkan penilaian
ditahap berikutnya.kecuali tahap pertandingan berikutnya adalah babak final. Peserta tingkat
final adalah 3 ( tiga ) pemenang menurut urutan perolehan nilai dari tahapan pool pertandingan
sebelumnya.
3. Jumlah pool ditetapkan oleh rapat antara Delegasi Teknik, Ketua Pertandingan dan Dewan Juri
serta disampaikan kepada peserta dalam Rapat Teknik.
4. Pembagian pool peserta dilakukan melalui undian dalam Rapat Teknik. Cara pengundian sama
ada manual dan atau Digital akan ditentukan pada rapat teknik dengan cara voting.
5. Kategori Tunggal, minimal harus diikuti oleh 2 (dua) peserta, dan langsung babak Final.
3. Waktu pertandinganWaktu penampilan adalah 3 (tiga) menit.
4. Tatacara Pertandingan
1. Permulaan pertandingan:
1. Para Juri masuk melapor bertugas kepada Ketua Pertandingan melalui sebelah kanan Ketua
Pertandingan.
2. Memberi hormat dan melapor untuk mulai melaksanakan tugas.
3. Mengambil tempat yang ditentukan.
2. Senjata yang telah diperiksa oleh Ketua Pertandingan diletak ditempat senjata yang disediakan
oleh panitia.Pesilat/ pelatih akan mengambil senjatanya tidak lama sebelum peragaan( setelah
namanya diumumkan ). Hanya pesilat yang diperbolehkan menempatkan senjata pada
tempatnya didalam gelanggang, pelatih tidak diperbolehkan.Setelah selesai peragaan tetap
pesilat yang membawa keluar senjatanya.
3. Peserta
1. Memasuki gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan.
2. Berjalan mengikuti etika ke titik tengah gelanggang.
3. Hanya pesilat yang akan menempatkan senjata ditempatnya (Pelatih tidak diperbolehkan).
4. Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan berputar kebelakang memberi hormat
kepada para Juri.
4. Ketua Pertandingan memberikan isyarat kepada para Juri, Pengamat Waktu dan Aparat
Pertandingan lainnya agar bersiap untuk bertugas.
5. Penampilan
1. Memperagakan salam Persilat.
2. Gong dibunyikan sebagai tanda mulai.
3. Peserta memulai peragaan dengan gerakan tangan kosong
4. Bersenjatakan golok
5. Bersenjatakan tongkat/toya.
6. Gong dibunyikan sebagai tanda waktu peragaan selesai.
6. Waktu peragaan berakhir
1. Pesilat memberi hormat kepada para Juri dan Ketua Pertandingan dari titik tengah.
2. Meninggalkan gelanggang dari arah sebelah kiri Ketua Pertandingan.
3. Berjalan menurut etika.
7. Pengamat waktu
1. Ketua Pertandingan akan memperhatikan/memastikan waktu peragaan.
2. Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu peragaan 3 menit.
3. Ketua pertandingan akan mengumumkan waktu peragaan
(Bila menggunakan digital, waktu peragaan akan terlihat dilayar).
5. Ketentuan bertanding
1. Aturan bertanding
1. Peserta menampilkan Jurus Tunggal Baku selama 3 (tiga) menit terdiri atas tangan kosong
dan selanjutnya menggunakan senjata golok / parang dan dilanjutkan dengan tongkat/toya.
Toleransi kelebihan atau kekurangan waktu adalah 10 (Sepuluh) detik untuk usia dini, pra
remaja dan pendekar. 5 (lima) detik untuk remaja dan dewasa. Bila penampilan lebih dari
batas toleransi waktu yang diberikan akan dikenakan hukuman.
2. Jurus Tunggal Baku diperagakan menurut urutan gerak, kebenaran rincian teknik jurus tangan
kosong dan bersenjata, irama gerak, kemantapan dan penjiwaan yang ditetapkan untuk jurus
ini.
3. Bila pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya karena kesalahannya, peragaan
dihentikan oleh Ketua Pertandingan dan pesilat yang bersangkutan dinyatakan Diskualifikasi.
4. Mengeluarkan suara diperbolehkan.
2. Hukuman
1. Pengurangan nilai dijatuhkan kepada peserta karena kesalahan terdiri atas:
1. Faktor kesalahan dalam rincian gerakan dan jurus. kurangan nilai 1 (satu) setiap kali
1. melakukan kesalahan dalam rincian gerak
2. kesalahan dalam rincian gerak
3. Setiap gerakan yang tertinggal (tidak ditampilkan)
4. Sekiranya pesilat terlepas pegangan pada senjata, namun senjata tidak jatuh ke matras,
kurangan nilai 1 bagi setiap pergerakan yang salah atau tambahan pada gerak.
2. Faktor waktuMelebihi waktu toleransi sepuluh (10) hingga limabelas (15) detik mendapat
kurangan nilai 10bagi Usia Dini, Pra-Remaja dan pendekar. Melebihi waktu toleransi lima
(5) hingga sepuluh (10) detik mendapat kurangan nilai 10 bagi Remaja dan Dewasa. Apabila
melebihi waktu toleransi ini peragaan di batalkan dan diskualifikasi ( peragaan langsung
diberhentikan )
3. Faktor lain-lain
1. Keluar dari gelanggang (10 m x 10 m) – kurang nilai 5
2. Senjata terjatuh dari pegangan – kurangan nilai 5
3. memakai pakaian yang tidak mengikut ketetapan – kurangan nilai 5 (memakai assesories,
ikat kepala dan/atau samping terlepas)
4. senjata patah atau terlepas dari gagangnya, tongkat pecah atau patah akan di diskualifikasi.
Peragaan langsung diberhentikan.
3. Keputusan lain-lain.
1. Dewan Juri berhak mengesahkan atau membatalkan hukuman. Dimana pengurangan nilai
boleh disahkan sekiranya 3 dari 5 juri memberikan pengurangan dan membatalkan
pengurangan nilai jika hanya 2 atau 1 juri yang memberikan pengurangan nilai.
2. Apabila pertandingan tidak bisa dilanjutkan kerana sebab-sebab berikut:
1. Juri gagal melanjutkan (jatuh sakit/ cedera/ pingsan)
2. Faktor teknikal (gangguan listrik/terjadi keributan)
3. Faktor lain (bencana alam dan lain lain)
Maka ketua pertandingan akan menghentikan pertandingan dengan ketentuan berikut:
4. Pesilat yang terlibat (selain nombor undian terakhir) akan dibenarkan memulai peragaannya
dari semula (dalam pool atau tahap mana pertandingan diberhentikan) dengan juri yang
sama, setelah pesilat nomor undian terakhir menyelesaikan peragaannya.
5. Apabila ia melibatkan pesilat nomor undian terakhir, akan dibenarkan memulai peragaannya
dari semula, selambat-lambatnya sepuluh (10) menit setelah teratasinya kendala non teknis.
6. Juri yang tidak bisa melaksanakan tugasnya akan diganti.
3. Pertandingan tidak bisa dilanjutkan karena Juri tidak bisa melaksanakan tugasnya akibat
kecelakaan yang disebabkan oleh Pesilat ( senjata lepas mengenai juri atau penonton ), maka
pesilat bersangkutan dinyatakan diskualifikasi, dan Ketua Pertandingan mengganti juri yang
bersangkutan setelah berkonsultasi dengan Delegasi Teknik dan pertandingan dilanjutkan
dengan nomor undian berikutnya.
4. Undur Diri.Pesilat dinyatakan undur diri apabila setelah 3 (tiga kali ) pemanggilan oleh
Sekretaris Pertandingan tidak memasuki gelanggang untuk memperagakan kategori Tunggal.
Setiap pemanggilan dengan tenggang waktu 30 detik.
5. Diskualifikasi.
1. Penilaian terhadap peserta menjadi batal, bila setelah berakhirnya penampilan didapati bahwa
ada satu jurus yang tidak diperagakan atau memperagakan urutan Jurus yang salah, oleh
peserta.Dalam hal ini peserta dikenakan hukuman diskualifikasi.
2. Pesilat yang memakai pakaian dan atau senjata yang menyimpang dari ketentuan
pertandingan dinyatakan diskualifikasi (pakai T-shirt atau tombak).
3. Pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya, karena kesalahannya sendiri.
4. masalah – masalah yang telah ditetapkan dalam 5.1.3, 5.2.1b, 5.2.1c4 dan 5.3.3.
5. Tidak dapat menunjukan surat keterangan kesehatan sebelum pertandingan di mulai.
6. Penilaian
1. Penilaian terdiri atas :
1. Nilai Kebenaran yang mencakup unsur:
1. Kebenaran gerakan dalam setiap jurus.
2. Kebenaran urutan gerakan.
3. Kebenaran urutan jurus.
Nilai diperhitungkan dari jumlah gerakan jurus tunggal baku (100 gerakan ) dikurangi nilai
kesalahan.
2. Nilai Kemantapan yang mencakup unsur :
1. Kemantapan gerak.
2. Kemantapan irama gerak.
3. Kemantapan penghayatan gerak.
4. Kemantapan tenaga dan stamina.
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh) dengan 60 (enam puluh) angka yang dinilai secara
total diantara keempat unsur Kemantapan.
7. Penentuan dan pengumuman pemenang
1. Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk penampilannya dari tiga (3) dari
lima (5) juri. Nilai yang tertinggi dan terendah dicoret.
2. Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya akan dinilai mengikut aturan berikut:
1. Peserta dengan jumlah Nilai Kebenaran Teknik tertinggi dari 3 (tiga) juri seperti keputusan
7.1
2. Peserta yang mempunyai nilai kemantapan, penghayatan dan stamina tertinggi dari 3 ( tiga )
juri seperti keputusan 7.1
3. Peserta dengan waktu peragaan lebih atau kurang yang terkecil mendekati kepada ketepatan
waktu 3 ( tiga ) menit.
4. Peserta dengan jumlah nilai hukuman terkecil.
5. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan diundi dengan lambungancoin langsung ke
matras, oleh Ketua Pertandingan disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri dan Tim
Manajer pesilat bersangkutan.
3. Pengumuman nilai perolehan peserta setiap kategori disampaikan setelah para Juri
menyelesaikan tugasnya menilai seluruh peserta pada setiap kategori.Hasil Total perolehan
nilai ditampilkan pada papan nilai bersamaan dengan pengumuman perolehan nilai yang
dilakukan oleh Ketua Pertandingan kecuali dengan menggunakan system penilaian digital,
dimana perolehan nilai dari masing-masing juri dan total perolehan nilainya sudah terlihat
langsung di layar penilaian.
Kategori GANDA
1. Perlengkapan bertanding
1. Pakaian:Pakaian Pencak Silat model standarIPSI warna bebas dan polos (celana dan baju boleh
dengan warna yang sama atau berbeda). Memakai ikat kepala (Jilbabtidak boleh menutup
muka, bukan merupakan ikat kepala, warna hendaklah hitam polos tidak boleh bercorak) dan
kain samping warna polos atau bercorak.Pilihan dan kombinasi warna diserahkan kepada
peserta. Warna pakaian, corak ikat kepala / kain samping kedua pesilat kategori ganda boleh
sama atau berbeda. Boleh memakai badge badan induk di dada sebelah kiri serta diperkenankan
mamakai badge IPSI di dada kanan, nama daerah di belakang baju.
2. Senjata :
1. Jenis, ukuran dan jumlah senjata yang dipakai adalah seperti berikut:Senjata wajib:
golok/parang dan toya ( tidak boleh kembar) Senjata pilihan ( Wajib memilih satudaripada
senjata ini: Pisau, Keris, Clurit dan Trisula ). Boleh kembar misal : 2 clurit , 2 pisau dst.
Penggunaan senjata wajib dan senjata pilihan diberikan kebebasan dalam urutan
penggunaanya.
1. Untuk Usia Dini dan Pra remaja, golok atau parang terbuat dari logam atau kayu, tidak
tajam dan tidak runcing dengan ukuran panjang antara 20 cm hingga 30 cm,Ukuran lebar
2cm hingga 3.5 cm.Tongkat/toya terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 100 cm
hingga 150 cm dengan garis tengah 1.5 cm hingga 2.5 cm
2. Untuk Remaja, Dewasa dan Pendekar, golok atau parang terbuat dari logam, tidak tajam dan
tidak runcing dengan ukuran panjang antara 30 cm hingga 40 cm dan ukuran lebar 2.5 cm
hingga 4 cm.Tongkat terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 150 cm hingga 180
cm, dengan garis tengah 2.5 cm hingga 3.5 cm
2. Senjata pilihan untuk Usia Dini dan Pra Remaja.
1. Pisau terbuat dari logam atau kayu, tidak tajam dan tidak runcing dengan ukuran antara 10
cm s/d 15 cm.
2. Keris, clurit, trisula,terbuat dari logam atau kayu, tidak tajam dan tidak runcing dengan
ukuran panjang antara 20 cm s/d 30 cm.
3. Untuk Remaja, Dewasa dan Pendekar.
1. Pisau terbuat dari logam, tidak tajam dan tidak runcing dengan ukuran antara 15 cm s/d 20
cm.
2. Keris, clurit, trisula, terbuat dari logam, tidak tajam dan tidak runcing dengan ukuran
panjang antara 30 cm s/d 40 cm.
4. Penggunaan senjata pilihan boleh menggunakan satu atau dua senjata dalam satu
jenis( senjata kembar ).Teknik penggunaan dan jenis senjata pilihan bebas menurut aliran
masing-masing ( senjata boleh beradu ).
5. Peragaandimulai seperti berikut:
1. Diawali dengan menggunakan jurus tangan kosong, Bebas meneruskan.
2. Salah satu pesilat bersenjata, yang satu tangan kosong atau kedua pesilat menggunakan
senjata.Senjata kembar pada awalnya harus digunakan oleh seorang saja untuk selanjutnya
bisa berpindah satu atau digunakan hanya satu saja.
3. Berganti senjata dalam peragaan / senjata beralih tangan.
4. Melepaskan/menjatuhkan senjata sesuai dengan deskripsi peragaan.
2. Tahapan pertandingan
1. Bila pertandingan diikuti oleh lebih dari 7 (Tujuh) peserta maka dipergunakan sistem pool.
2. Tiga peraih nilai tertinggi dari setiap pool ditampilkan kembali untuk mendapatkan penilaian
ditahap berikutnya.kecuali tahap pertandingan berikutnya adalah babak final. Peserta tingkat
final adalah 3 ( tiga ) pemenang menurut urutan perolehan nilai dari tahapan pool pertandingan
sebelumnya.
3. Jumlah pool ditetapkan oleh rapat antara Delegasi Teknik, Ketua Pertandingan dan Dewan Juri
serta disampaikan kepada peserta dalam Rapat Teknik.
4. Pembagian pool peserta dilakukan melalui undian dalam Rapat Teknik. Cara pengundian sama
ada manual dan atau Digital akan ditentukan pada rapat teknik dengan cara voting.
5. Setiap Kategori Ganda, minimal harus diikuti oleh 2 (dua) peserta, dan langsung babak Final.
3. Waktu PertandinganWaktu penampilan adalah 3 ( tiga ) menit
4. Tata cara pertandingan
1. Permulaan pertandingan:
1. Para Juri masuk melapor bertugas kepada Ketua Pertandingan melalui sebelah kanan Ketua
Pertandingan.
2. Memberi hormat dan melapor untuk mulai melaksanakan tugas.
3. Mengambil tempat yang ditentukan.
2. Senjata yang telah diperiksa oleh Ketua Pertandingan diletak ditempat senjata yang disediakan
oleh panitia.Pesilat/ pelatih akan mengambil senjatanya tidak lama sebelum peragaan( setelah
namanya diumumkan ). Hanya pesilat yang diperbolehkan menempatkan senjata pada
tempatnya didalam gelanggang, pelatih tidak diperbolehkan.Setelah selesai peragaan tetap
pesilat yang membawa keluar senjatanya.
3. Peserta
1. Memasuki gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan.
2. Berjalan mengikuti etika ke titik tengah gelanggang.
3. Hanya pesilat yang akan menempatkan senjata ditempatnya (Pelatih tidak diperbolehkan).
4. Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan berputar kebelakang memberi hormat
kepada para Juri.
4. Ketua Pertandingan memberikan isyarat kepada para Juri, Pengamat Waktu dan Aparat
Pertandingan lainnya agar bersiap untuk bertugas.
5. Penampilan
1. Menampilkan salam.
2. Gong dibunyikan sebagai tanda dimulai, peserta memulai peragaan.
3. Gong dibunyikan sebagai tanda waktu peragaan selesai.
6. Waktu peragaan berakhir
1. Pesilat memberi hormat kepada para Juri dan Ketua Pertandingan dari titik tengah.
2. Meninggalkan gelanggang dari arah sebelah kiri Ketua Pertandingan.
7. Pengamat waktu
1. Ketua Pertandingan akan memperhatikan/memastikan waktu peragaan.
2. Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu peragaan 3 menit.
3. Ketua pertandingan akan mengumumkan waktu peragaan
(Bila menggunakan digital, waktu peragaan akan terlihat dilayar).
5. Ketentuan bertanding
1. Aturan bertanding
1. Peserta menampilkan kekayaan teknik serang bela Pencak Silat yang dimiliki selama 3 (tiga)
menit dengan tangan kosong dan bersenjata.Toleransi kelebihan atau kekurangan waktu
adalah 10 (Sepuluh) detik untuk usia dini, pra remaja dan pendekar. 5 (lima) detik untuk
remaja dan dewasa. Bila penampilan lebih dari batas toleransi waktu yang diberikan akan
dikenakan hukuman.
2. Mengeluarkan suara diperbolehkan.
2. Hukuman
1. Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan karena kesalahan peserta terdiri atas :
1. Faktor waktuMelebihi waktu toleransi, sepuluh (10) hingga lima belas (15) detik mendapat
kurangan nilai 10bagi Usia Dini,Pra-Remaja dan pendekar. Melebihi waktu toleransi lima
(5) hingga sepuluh (10) detik mendapat kurangan nilai 10 bagi Remaja dan Dewasa. Apabila
melebihi waktu toleransi ini peragaan di batalkan dan diskualifikasi.
2. Faktor lain-lain.Pengurangan nilai 5 (lima ) dikenakan kepada peserta setiap kali melakukan
yang berikut:
1. Setiap kali keluar keluar dari gelanggang (10 m X 10 m).
2. setiap kali peserta, jatuh senjatanya diluar yang ditentukan dalam deskripsi
3. peserta yang senjatanya tidak jatuh sesuai yang ditentukan dalam deskripsi.
4. Senjata yang ditetapkan jatuh (dalam deskripsi), jatuh diluar gelanggang, dan pesilat
keluar gelanggang untuk mengambilnya (kerana akan digunakan semula).
5. Senjata rusak / patah.
6. Memakai pakaian yang terdapat asesoriesnya.
Adapun ikat kepala dan kain samping jatuh tidak dikenakan hukuman pengurangan nilai.
2. Undur DiriPesilat dinyatakan undur diri apabila setelah 3 (tiga kali ) pemanggilan oleh
Sekretaris Pertandingan tidak memasuki gelanggang untuk memperagakan kategori ganda.
Setiap pemanggilan dengan tenggang waktu 30 detik.
3. Diskualifikasi
1. Pesilat yang memakai pakaian dan atau menggunakan senjata (memakai T-shirt, Tombak)
yang menyimpang dari ketentuan pertandingan dinyatakan diskualifikasi.
2. Diluar ketentuan waktu, yang ditetapkan dalam 5.2.1.a.
3. tanda diskualifikasi ketua pertandingan akan meniup peluit dan akan memberhentikan
pertandingan
4. Tidak dapat menunjukan surat keterangan sehat sebelum bertanding.
6. Penilaian
1. Penilaian terdiri atas :
1. Nilai teknik serang bela.Nilai teknik serang bela tangan kosong maupun bersenjata mencakup
penggunaan berbagai bentuk teknik serang bela dengan tangan dan kaki, seperti : pukulan,
tendangan, sapuan, jatuhan, tangkisan, hindaran / elakan, tangkapan, kuncian dan lainnya.
Sasaran penilaian ditujukan kepada faktor :
1. Kualitas teknik serang bela baik tangan kosong maupun bersenjata.
2. kayaan bentuk teknik serang bela baik tangan kosong atau bersenjata.
3. Ketrampilan dan kreativitas teknik serang bela.
4. Logika pelaksanaan teknik serang bela.
Pemberian nilai diantara 60 (Enam puluh) s/d 80 (delapan puluh) angka yang dinilai secara
total diantara keempat unsur nilai teknik serang bela.
2. Nilai KemantapanNilai kemantapan terdiri atas faktor kemantapan, kekompakan, keberanian
kedua pesilat dalam penampilannya. Sasaran penilaian ditujukan kepada faktor :
1. Kemantapan dan ketegasan gerak.
2. Kekompakan / soliditas kedua pesilat.
3. Keberanian memainkan senjata.
4. Tenaga dan stamina.
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh) hingga 60 (enam puluh) angka yang dinilai secara total
/ total diantara keempat unsur Kemantapan.
3. Nilai penghayatan yang mencakup faktor.
1. Keserasian ekspresi penghayatan gerakan.
2. Keserasian irama gerakan.
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh)hingga 60 (enam puluh) angka yang dinilai secara
total / total diantara kedua unsur penghayatan.
7. Penentuan dan pengumuman pemenang
1. Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk penampilannya dari tiga (3) dari
lima (5) juri. Nilai yang tertinggi dan terendah dicoret.
2. Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya akan dinilai mengikut aturan berikut:
1. Peserta dengan jumlah NilaiTeknik serang bela tertinggi dari 3 (tiga) juri seperti keputusan
7.1. ( tiga juri yang telah masuk nilainya )
2. Peserta yang mempunyai nilai kemantapan, kekompakan dan keberanian tertinggi dari 3 ( tiga
) juri seperti keputusan 7.1
3. Peserta yang mempunyai nilai penghayatan tertinggi dari 3 ( tiga ) juri seperti keputusan 7.1
4. Peserta dengan waktu peragaan lebih atau kurang yang terkecil mendekati kepada ketepatan
waktu 3 ( tiga ) menit.
5. Peserta dengan jumlah nilai hukuman terkecil.
6. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan diundi dengan lambungancoin langsung ke
matras, oleh Ketua Pertandingan disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri dan Tim
Manajer pesilat bersangkutan.
Kategori REGU
1. Perlengkapan bertanding
1. Pakaian :
1. HITAM dengan sabuk / bengkung warna putih lebar 10 cm yang dipakai tanpa disimpul dan
juga tidak terurai serta tanpa aksesoris.Pesilat wanita yang berjilbab hendaklah berwarna
hitam polos.( tanpa aksesories dan benda tajam lainnya, seperti : jarum, peniti,dsb )Boleh
memakai badge lambang badan induk organisasi di dada sebelah kiri serta mamakai badge
IPSI di dada kanan.Nama daerah di belakang baju.
2. Tahapan pertandingan
1. Bila pertandingan diikuti oleh lebih dari 7 (Tujuh) peserta maka dipergunakan sistem pool.
2. Tiga peraih nilai tertinggi dari setiap pool ditampilkan kembali untuk mendapatkan penilaian
ditahap berikutnya.kecuali tahap pertandingan berikutnya adalah babak final. Peserta tingkat
final adalah 3 ( tiga ) pemenang menurut urutan perolehan nilai dari tahapan pool pertandingan
sebelumnya.
3. Jumlah pool ditetapkan oleh rapat antara Delegasi Teknik, Ketua Pertandingan dan Dewan Juri
serta disampaikan kepada peserta dalam Rapat Teknik.
4. Pembagian pool peserta dilakukan melalui undian dalam Rapat Teknik. Cara pengundian sama
ada manual dan atau Digital akan ditentukan pada rapat teknik dengan cara voting.
5. Kategori Regu, minimal harus diikuti oleh 2 (dua) peserta, dan langsung babak Final.
3. Waktu PertandinganWaktu penampilan adalah 3 ( tiga ) menit
4. Tata cara pertandingan
1. Permulaan pertandingan:
1. Para Juri masuk melapor bertugas kepada Ketua Pertandingan melalui sebelah kanan Ketua
Pertandingan.
2. Memberi hormat dan melapor untuk mulai melaksanakan tugas.
3. Mengambil tempat yang ditentukan.
2. Peserta
1. Memasuki gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan.
2. Berjalan mengikuti etika ke titik tengah gelanggang.
3. Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan berputar kebelakang memberi hormat
kepada para Juri.
3. Ketua Pertandingan memberikan isyarat kepada para Juri, Pengamat Waktu dan Aparat
Pertandingan lainnya agar bersiap untuk bertugas.
4. Penampilan
1. Memperagakan salam Persilat
2. Gong dibunyikan sebagai tanda dimulai.
3. Peserta melakukan peragaan.
4. Gong dibunyikan sebagai tanda waktu peragaan selesai.
5. Waktu peragaan berakhir
1. Pesilat memberi hormat kepada para Juri dan Ketua Pertandingan dari titik tengah.
2. Meninggalkan gelanggang dari arah sebelah kiri Ketua Pertandingan.
6. Pengamat waktu
1. Ketua Pertandingan akan memperhatikan/memastikan waktu peragaan.
2. Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu peragaan 3 menit.
3. Ketua pertandingan akan mengumumkan waktu peragaan
(Bila menggunakan digital, waktu peragaan akan terlihat dilayar).
5. Ketentuan bertanding
1. Aturan bertanding
1. Peserta menampilkan Jurus Wajib Regu selama 3 ( tiga ) menit.Toleransi kelebihan atau
kekurangan waktu adalah 10 (Sepuluh) detik untuk usia dini, pra remaja dan pendekar, 5
(lima) detik untuk remaja dan dewasa. Bila penampilan lebih dari batas toleransi waktu yang
diberikan akan dikenakan hukuman.
2. Jurus Wajib Regu diperagakan menurut urutan gerak dan kebenaran teknik jurus,
kekompakan irama gerakan, kemantapan dan penjiwaaan yang ditetapkan untuk jurus ini.
3. Mengeluarkan suara diperbolehkan .
2. Hukuman
1. Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan kepada peserta karena kesalahan terdiri atas :
1. Faktor kesalahan dalam jurus dan rincian gerakan.
1. Pengurangan nilai 1 ( satu ) dikenakan kepada peserta setiap kali melakukan gerakan yang
salah, yaitu :
1. Kesalahan dalam rincian gerak.
2. Kesalahan urutan rincian gerak.
2. Untuk setiap gerakan yang tertinggal (tidak ditampilkan ).
3. Setiap kali yang bersangkutan menampilkan gerakan tidak kompak diantara peserta.
2. Faktor waktuMelebihi waktu toleransi sepuluh (10) hingga limabelas (15) detik mendapat
kurangan nilai 10bagi Usia Dini, Pra-Remaja dan pendekar. Melebihi waktu toleransi lima
(5) hingga sepuluh (10) detik mendapat kurangan nilai 10 bagi Remaja dan Dewasa. Apabila
melebihi waktu toleransi ini peragaan di batalkan dan diskualifikasi.
3. Faktor lain-lain.
1. Pengurangan nilai 5 (lima) setiap kali pesilat keluar dari gelanggang (10 m X 10
m ),walaupun hanya satu kaki keluar gelanggang.
2. Pengurangan nilai 5 ( lima ) dikenakan kepada peserta yang memakai pakaian yang tidak
sepenuhnya menurut ketentuan yang berlaku.
2. Undur DiriPesilat dinyatakan undur diri apabila setelah 3 (tiga kali ) pemanggilan oleh
Sekretaris Pertandingan tidak memasuki gelanggang untuk memperagakan kategori regu.
Setiap pemanggilan dengan tenggang waktu 30 detik.
3. Diskualifikasi
1. Pesilat yang tidak menampilkan salah satu jurus dan atau memperagakan urutan jurus yang
salah
2. Pesilat yang memakai pakaian yang menyimpang dari ketentuan pertandingan (Warna
pakaian selain warna hitam, sabuk selain warna putih dan lain-lain ).
3. Halyang ditetapkan dalam 5.2.1b.
4. Tidak dapat menunjukan surat keterangan kesehatan sebelum bertanding.
6. Penilaian
1. Penilaian terdiri atas :
1. Nilai Kebenaran yang mencakup unsur :
1. Kebenaran gerakan dalam setiap jurus
2. Kebenaran urutan gerakan
3. Kebenaran urutan jurus
Nilai diperhitungkan dari jumlah gerakan Jurus Wajib Regu (100 gerakan) dikurangi nilai
kesalahan.
2. Nilai kekompakan, kemantapan dan soliditas yang mencakup unsur :
1. Kekompakan, kemantapan dan soliditas gerakan
2. Keserasian irama gerak
3. Kesamaan penghayatan gerak
4. Tenaga dan stamina
Pemberian nilai antara 50 ( lima puluh ) s/d 60 ( enam puluh ) angka yang dinilai secara total
diantara keempat unsur kekompakan dan kemantapan.
7. Penentuan dan pengumuman pemenang
1. Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk penampilannya dari tiga (3) dari
lima (5) juri. Nilai yang tertinggi dan terendah dicoret.
2. Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya akan dinilai mengikut aturan berikut:
1. Peserta dengan jumlah Nilai Kebenaran tertinggi dari 3 (tiga) juri seperti keputusan 7.1.
2. Peserta yang mempunyai nilai kekompakan,keserasian, penghayatan,stamina tertinggi dari 3 (
tiga ) juri seperti keputusan 7.1
3. Peserta dengan waktu peragaan lebih atau kurang yang terkecil mendekati kepada ketepatan
waktu 3 ( tiga ) menit.
4. Peserta dengan jumlah nilai hukuman terkecil.
5. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan diundi dengan melempar coin langsung ke
matras, oleh Ketua Pertandingan disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri dan Tim
Manajer pesilat bersangkutan.
3. Pengumuman nilai perolehan peserta setiap kategori disampaikan setelah para Juri
menyelesaikan tugasnya menilai seluruh peserta pada setiap kategoriHasil total perolehan nilai
ditampilkan pada papan nilai bersamaan dengan pengumuman perolehan nilai yang dilakukan
oleh Ketua Pertandingan kecuali dengan menggunakan system penilaian digital, dimana
perolehan nilai dari masing-masing juri dan total perolehan nilainya sudah terlihat langsung di
layar penilaian.

Anda mungkin juga menyukai