Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN ROHANI

“PENCAK SILAT”

.:Disusun Oleh:.

Nasywa Aqilah Putri (28)

KELAS : XIi. MIPA 5


PENGAJAR : Fajar Isnin, S.Pd.

SMA Negeri 34 Jakarta


Jl. Margasatwa No.1, RT.15/RW.1, Pd. Labu, Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12450
– E-mail: info@sma34jkt.sch.id – Telepon:+62-21-7690064 – Fax.+62-021-7690064
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan
Jasmani dan Rohan yang berjudul “Pencak Silat” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Pendidikan Jasmani dan Rohani. Selain itu, penulisan makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan serta membuka pikiran para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Umi Harini, M.M. selaku Kepala SMA Negeri 34 Jakarta.
2. Johari, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.
3. Fajar Isnin, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Rohani.
4. Deini Marini, M.Pd. selaku Wali Kelas XII MIPA-5.
5. Kedua orang tua.
6. Teman-teman.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang saya tulis masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima
dengan lapang dada demi kesempurnaan karya tulis ini.

Jakarta, 3 Desember 2020

Nasywa Aqilah Putri

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
BAB II Pembahasan
A. Etimologi ....................................................................................................... 5
B. Sejarah ......................................................................................................... 5
C. Istilah Pencak Silat/Bela Diri ......................................................................... 7
D. Aspek dan Bentuk ........................................................................................ 8
E. Senjata.......................................................................................................... 9
F. Tingkat Kemahiran ........................................................................................ 9
G.Tata Tertib Pencak Silat/Bela Diri .................................................................. 10
H. Nilai Positif Pencak Silat ............................................................................... 10
I. Pencak Silat Dunia ........................................................................................ 10
J. Padepokan Pencak Silat di Indonesia ........................................................... 11
K. Aliran dan Perguruan di Indonesia ................................................................ 12
L. Organisasi Pencak Silat ................................................................................ 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencak silat adalah kata mejemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara, yakni kelompok
masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli Negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura, dan Bali, sedangkan Silat
biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura,
Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan), bdan Filipina. Penggabungan kata
pencak dan silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk
suatu organisasi persatuan dan perguruan Pencak dan perguruan Silatdi Indonesia yang diberi
nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta. Pencak silat
adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada pengaruh budaya Cina,
agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pen-cak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia
mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran
Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran
Perisai Diri.Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional
dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak
tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia,
Belanda, Jerman, dan Amerika.
Sejak saat itu, pencak silat menjadi istilah resmi di Indonesia.perguruan-perguruan yang
mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai Negara kemudian juga menggunakan
istilah Pencak Silat. Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sjak dibentuknya
Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa,
disingkat PERSILAT, di Jakarta pada tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan kata
Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah. Dalam makalah ini akan diuraikan secara
singkat beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi sejarah perkembangan, teknik dasar
pencak silat, dan beberapa hal lainnya

B. Tujuan
- Memberikan wawasan yang lebih luas tentang pencak silat untuk penulis dan pembaca.
- Dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi dalam pembelajaran tentang materi
pencak silat

C. Rumusan Masalah
a. Apa definisi pencak silat menurut isti’lah dan etimologi, serta sejarah singkat pencak
silat ?
b. Menjelaskan peraturan-peraturan pertandingan pencak silat !
c. Aspek dan bentuk apa saja dalam pencak silat dan istilah dalam pencak silat ?
d. Nilai Postif apa yang dapat diambil dari pencak silat?
e. Jenis-jenis organsisasi pencak silat

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etimologi
Laga final Pencak Silat putri kelas E 65kg - 70kg. Di sebelah kiri Amelia Roring
(Indonesia - medali emas) vs Siti Rahmah Mohamed Nasir (Malaysia - medali perak). 17
November 2011 pada SEA Games 2011 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia
Indah, Jakarta Timur, Indonesia.
Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia istilah
yang digunakan adalah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan
berbagai aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia. Nama "pencak"
digunakan di Jawa, sedangkan "silat" digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya dan
Kalimantan. Dalam perkembangannya kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur
seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri dalam
pertarungan.

B. Sejarah
Bela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya pertahanan suku
menghadapi musuh, seperti tari perang Nias.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk
melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan
alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam
sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri
di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia
dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya
seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh
luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan
tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti
Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai
ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam
pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti
adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa
klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda
silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa
senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja,
melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia.
Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela
diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah
mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari
India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Penca semenanjungMalaysiaSingapura
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai
nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya
yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di
Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat.[6] Dari namanya, dapat diketahui bahwa
istilah "silat" paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar
dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru
ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat

5
dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda
Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari
Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa
dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula
cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang
perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap
daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu
Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah
Mada mahapatih Majapahit[butuh rujukan] dan Si Pitung dari Betawi.[butuh rujukan]

Edwel Yusri Datuak Rajo Gampo Alam; Seorang Guru Besar Silat Harimau Minangkabau

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak


dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak
silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi
bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat
merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang
tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan
acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu",
yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya
digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin
pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar)
kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka
terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-
pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin
pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari
pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing.[9] Dalam sejarah perjuangan
melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti
Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar,
Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut
Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas,[10]
yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai
kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di
Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan
beladiri ini.

6
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya
organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak
silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI)[4] Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas
prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut
juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat
negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia
(IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia,
Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam
(PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat
dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam pertandingan
internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.

C. Istilah dalam Pencak Silat

Silat Betawi saat acara "Palang Pintu" dalam tradisi pernikahan Betawi, tengah
memperagakan teknik kuncian melucuti golok.

• Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkukuh posisi tubuh. Kuda-kuda
yang kuat dan kukuh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah
dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik
tolak serangan (tendangan atau pukulan).
• Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-
gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan
gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera
setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba
mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.
• Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam
permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali,
contohnya langkah tiga dan langkah empat.
• Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil
memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan
musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat
mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat
menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing (berjoget).
Kembangan adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat yang
mengutamakan keindahan gerakan.

7
• Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang.
Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa
menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik
umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar,
menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.

Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh
bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-
teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau
berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan
pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.

• Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh
dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau
menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan
jatuh.
• Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat
bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar,
tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher,
dagu, atau bahu musuh.

D. Aspek dan bentuk

Kesenian Randai dari Sumatera Barat memakai silek (silat) sebagai unsur tariannya.
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:

1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian


dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu
seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk
mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek
yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian
pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam
menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada
aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat
mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini.
Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk
tunggal, ganda atau regu.

Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai
dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari
pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari
aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olahraga, baik fisik

8
maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri
inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan,
atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olahraga. Oleh karena itu, sebagian
praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan
tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi
pengatur pencak silat sedunia.

E. Senjata
Selain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam
senjata. antara lain:

• Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pisau kecil, sering dengan bilah bergelombang
yang dibuat dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci
dalam asam.
• Kujang: pisau khas Sunda
• Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang
digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
• Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
• Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi.
Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah
menjadi cindai.
• Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
• Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
• Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa
diselipkan di rambut perempuan.
• Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen
tanaman.
• Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
• Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung
• Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah
berarti "penghancur lada".
• Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.
• Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang
memiliki bulu yang menempel di dekat pisau.
• Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti
memotong saat menyisir hutan.
• Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga
• Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti "cabang".

F. Tingkat kemahiran
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat
kemahiran, yaitu:

1. Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan,
tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar
perguruan dan jurus standar IPSI

9
2. Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar,
pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan
disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
3. Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula,
dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, di mana mereka
akan diberikan teknik - teknik beladiri perguruan, di mana teknik ini hanya diberikan
kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena
biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam
melumpuhkan lawan / sangat mematikan .
4. Pendekar, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka
akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.

G. Tata tertib pencak silat


Sejalan dengan norma dan nilai budaya khususnya di Indonesia, terdapat beberapa peraturan
yang harus diperhatikan dan dilakukan dengan saksama ketika berlatih pencak silat, di
antaranya sebagai berikut.
• Upacara pembukaan latihan yang terdiri atas:
o Menyiapkan barisan;
o Berdoa dipimpin oleh pelatih;
o Pembacaan "prasetya pesilat Indonesia"
o Penghormatan kepada pelatih, dipimpin oleh pemimpin barisan.
• Pemanasan
• Latihan inti
• Pendinginan
• Upacara penutupan latihan di akhiri dengan penghormatan dan berjabat tangan.

H. Nilai positif pencak silat


Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat adalah:[2]
1. Kesehatan dan kebugaran;
2. Membangkitkan rasa percaya diri;
3. Melatih ketahanan mental;
4. Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi;
5. Membina sportifitas dan jiwa kesatria;
6. Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.

I. Pencak silat di dunia


Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olahraga
kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara
Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan
oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat
menjadi olahraga Olimpiade.
Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olahraga internasional. Hanya
anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah
mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di
luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.
Pencak silat pertama kali diperkenalkan dan dipertandingan dalam Pesta Olahraga Asia
Tenggara (SEA Games) ke-14 tahun 1987 di Jakarta. Hingga kini cabang olahraga pencak silat
rutin dipertandingkan dalam SEA Games. Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai

10
bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya.
Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2010 mengambil tempat di Jakarta, Indonesia pada
Desember 2010.
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih
ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek
dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan
perguruan.

J. Padepokan pencak silat Indonesia

Pintu Gerbang Padepokan Pencak Silat

Gelanggang utama Padepokan Pencak Silat

Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup
luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu.
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI).[11] adalah padepokan berskala nasional dan
internasional yang berlokasi diatas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektare di kompleks Taman
Mini Indonesia Indah. Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total selasar-
selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 20 April 1997.
Padepokan Pencak Silat Indonesia mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :

1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang
menyangkut Pencak Silat.
2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubungan dengan upaya pelestarian,
pengembangan, penyebaran dan peningkatan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.

11
3. Sebagai sarana untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat
Indonesia.
4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan di antara masyarakat Pencak Silat di
berbagai negara.
5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni :
Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.

K. Aliran dan perguruan di Indonesia

Terdapat beraneka ragam aliran pencak silat yang berkembang di Indonesia selama berabad-
abad, dan tiap aliran ini bercabang-cabang lagi menjadi banyak perguruan. . Berikut ini adalah
beberapa aliran dan perguruan pencak silat:

• Silek Harimau Minangkabau — adalah aliran silek (Silat Minangkabau), seni beladiri
yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia yang
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau
memiliki budaya merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau.
• Silat Cimande — adalah aliran maenpo (pencak silat Sunda) di daerah Tari Kolot,
Cimande, Bogor, Jawa Barat. Cimande adalah sebuah aliran pencak silat yang
tergolong tua, besar, terkenal dan memiliki pengaruh pada aliran lainnya di pulau
Jawa.[12] Cimande memiliki lima aspek yaitu aspek olahraga, seni budaya/tradisi,
beladiri, spiritual dan pengobatan. Aspek terakhir yaitu pengobatan termasuk pijat/ atau
urut gaya Cimande dan pengobatan patah tulang.
• Silat Nampon - merupakan penca silat dari almarhum Uwa Nampon (lahir 1888 di
Ciamis, meninggal 1962 di Padalarang - Jawa Barat). Sejak tahun 1932, uwa Nampon
mengajarkan ilmu silat ini kepada para pejuang kemerdekaan, termasuk Bung Karno,
Sutan Syahrir, dll. Berlainan dgn jurus penca silat lain, Aliran Alm Nampon berpusat
didada sehingga gerak ditangan serasa kosong.Berorientasi pada kesamaan gerak. Dari
seluruh organ anggota tubuh tangan kaki, dada. Tenaga otot dipusatkan di Otot dada
dan walikat, dan gerak di akhiri dengan kesamaan tindak laku otot didada tangan kaki
sabet digabreg. Dengan dasar yang khas inilah Jurus khas ini akhirnya dikenal dengan
sebutan Jurus Gebreg (Singkatan dari gerakan Regenerasi Bersama). Karena terkenal
dengan gaya Penca Silat yang khas dan baru, muncul berbagai sebutan. Ada yang
menamakan Ulin nampon, ada juga yang menamakannya Stroom, Timbangan,
Spierkracht/tenaga dalam. Nama Spierkracht saat itu banyak dikenal sampai ke Jateng,
Jatim sebagai nama penca silat ciptaan Alm Nampon.
• Merpati Putih — merupakan pencak silat yang berkembang dari tradisi Jawa sejak
tahun 1550. Sang Guru Merpati Putiih adalah Bapak Saring Hadi Poernomo, sedangkan
pendiri Perguruan dan Guru Besar sekaligus pewaris ilmu adalah Purwoto Hadi
Purnomo (Mas Poeng) dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi) sebagai Guru
Besar terakhir yaitu generasi ke sebelas. Didirikan pada tanggal 2 April 1963 di
Yogyakarta, mempunyai kurang lebih 85 cabang dalam negeri dan 4 cabang luar negeri
dengan jumlah kelompok latihan sebanyak 415 buah (1993) yang tersebar di seluruh
Nusantara dan saat ini mempunyai anggota sebanyak kurang lebih dua setengah juta
orang lulusan serta yang masih aktif sekitar 100 ribu orang dan tersebar di seluruh
Indonesia. Pencak silat Merpati Putih dikenal dengan Beladiri Tangan Kosong
(Betako).
• Tapak Suci Putera Muhammadiyah—merupakan aliran pencak silat yang didirikan
pada tanggal 31 Juli 1963 oleh para Pendekar Perguruan Kauman yang berpusat di

12
Yogyakarta. Tapak Suci merupakan kelangsungan dari Perguruan Kauman yang
didirikan pada tahun 1925
• Bakti Negara — adalah aliran dan perguruan pencak silat Bali yang berpedoman pada
ajaran Hindu Dharma masyarakat Bali Tri Hita Karana. Bakti Negara dibentuk pada 31
Januari 1955 di Banjar Kaliungu Kaja, Denpasar, Bali oleh empat pendekar mantan
pejuang kemerdekaan Indonesia: pendekar Anak Agung Rai Tokir, I Bagus Made Rai
Keplag, Anak Agung Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra, dan Ida Bagus Oka
Dewangkara.[13]
• Perguruan Pencak Silat Nasional Asad (Persinas ASAD) — berdiri pada tanggal 30
April 1993 berpusat di Jakarta, telah berkembang pesat dan banyak menjuarai
perlombaan baik provinsi, nasional, bahkan internasional. Prestasi Dunia Persinas Asad
yang mewakili Indonesia meraih prestasi membanggakan di Festival Beladiri Dunia
Chungju World Martial Arts Festival di Chungju Korea Selatan.
• Silat Pangean — merupakan sebuah seni bela diri dari Riau yang lahir dan dipopulerkan
secara turun temurun oleh guru-guru besar silat pangean, yang biasa dikenal dengan
Induak Barompek zaman dahulu.
• Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia (HASDI) — didirikan oleh Bapak RS.
Hasdijatmiko pada tahun 1961, yang berpusat di Jember Jawa Timur, merupakan
perguruan silat yang mengembangkan tekhnik gerak silat cepat dan lugas.
• Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)[14] — didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo
di indonesia tepatnya Desa Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo,Madiun pada tahun
1922, merupakan perguruan silat yang mengajarkan kesetiaan pada hati sanubari
sendiri yang bersandarkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Perguruan ini mengutamakan
persaudaraan dan berbentuk sebuah organisasi.
• Silat Perisai Diri[15] — teknik silat Indonesia yang diciptakan oleh Pak Dirdjo
(mendapat penghargaan pemerintah sebagai Pendekar Purna Utama) yang pernah
mempelajari lebih dari 150 aliran silat nusantara dan mempelajari aliran kungfu siauw
liem sie (shaolin) selama 13 tahun. Teknik praktis dan efektif berdasar pada elakan yang
sulit ditangkap dan serangan perlawanan kekuatan maksimum. Saat ini merupakan silat
yang paling dikenal dan banyak anggotanya di Australia, Eropa, Jepang dan Amerika
Serikat.
• Silat Riksa Budi Kiwari — Perguruan ini didirikan oleh Pak Ujang Jayadiman pada
tahun 1982 di Bandung. Meskipun usia perguruan ini tergolong masih muda,namun
telah mencetak banyak atlet-atlet berprestasi baik di tingkat Nasional maupun
Internasional.
• Silat Tunggal Hati Seminari- Tunggal Hati Maria —organisasi pencak silat
bernapaskan agama Katolik, didirikan oleh 7 dewan pendiri, termasuk Rm. Hadi,Pr.
dan Rm. Sandharma Akbar,Pr.
• Pencak Silat Siwah — aliran silat asli yang berasal dari daerah Aceh yang memadukan
empat aliran asli Aceh yaitu dari Peureulak dan Aceh Besar (Keudee Bing - Lhok Nga)
• Pencak Silat Bajing Kiring - Perguruan ini didirikan oleh Pak H. Cece pada tahun 1980-
an di Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Sekarang
dilestarikan oleh penerusnya Pak Encep.
• Pencak Silat Tadjimalela - Perguruan ini didirikan oleh Raden Djajat Koesoemah
Dinata pada tanggal 4 agustus 1974. PS Tadjimalela memfokuskan pada tiga potensi
untuk dikembangkan, yaitu olah pikir, olah gerak, dan olah rasa dalam rangka
memaknai kehidupan sehingga terciptanya hubungan yang harmonis sesama makhluk
hidup, alam, dan Tuhan.
• Pencak Silat Madu Bunga Mayang - Perguruan ini lebih menunjang Akidah Agama dan
mementingkan jurus yang membuatnya lebih mematikan dan berasal dari Lampung

13
yang mempunyai kelebihan dalam jurus nya. Silat ini di kembangkan oleh CIk Aman
dan dikembangkan lagi oleh Mangku Alam dan Ratu Bangsawan yang bertepatan di
rumah Mangku Alam sendiri dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia di Pulau Pulau
Sumatera, Kalimantan,
• Pencak Silat Perguruan Walet Puti - Berawal dari kegemaran berkelana, merantau dari
satu kota ke kota lain, dari dusun ke dusun, bahkan ke luar masuk hutan belantara,
kesemuanya untuk mencari dan menimba pengalaman hidup. Suatu ketika, timbul dan
muncul inspirasi gagasan untuk menciptakan suatu keahlian yang sudah lama ada di
negeri dan alam kita yaitu seni beladiri berupakan Silat atau Pencak Silat.Dengan
dibekali niat dan kemauan yang keras serta dibantu dengan pengalaman yang sudah
ada, maka dibentuk dan diciptakan suatu keahlian beladiri silat yang kemudian
dinamakan : "WARISAN LELUHUR TUNGGAL PUSAKA TRADISIONAL
INDONESIA" atau disingkat dengan nama "PERGURUAN SILAT WALET PUTI".
• Silat Perisai Putih - berdiri sejak 1 Januari 1967 yang berpusat di Surabaya dan
didirikan oleh Guru Besar yang bernama R. Achmad Boestami Barasoebrata. Ia adalah
putra kelahiran Sumenep Madura pada tanggal 4 Desember 1939 yang akrab di sebut
dengan Bpk Boestam dan merupakan putra ke 3 dari sembilan bersaudara. Keilmuan ia
berasal dari kakeknya Kyai Agus Salim atau dikenal dengan sebutan Ki Lamet. Dengan
mengembangkan dan mempelajari Ilmu Pencak Silat dari seluruh aliran di nusantara
serta beladiri asing yang masuk ke Indonesia maka ia mendirikan Sekolah Beladiri
Tanpa Senjata YIUSIKA PERISAI PUTIH. Bapak R. Achmad Boestami Barasoebrata
wafat di Surabaya pada tanggal 27 Desember 1987 di usia 48 tahun dan dimakamkan
di Surabaya. Hingga saat ini PSN Perisai Putih yang berdiri dan berpusat di Surabaya
telah mempunyai banyak cabang dan ranting di beberapa kota di Indonesia dan manca
negara seperti Belanda.

L. Organisasi pencak silat


• (Indonesia) PERSILAT- Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa
• (Indonesia) IPSI - Ikatan Pencak Silat Indonesia
• (Indonesia) FP2STI - Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia
• (Indonesia) PESAKA Malaysia - Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia
• (Indonesia) PERSISI - Persekutuan Silat Singapore
• (Indonesia) EPSF - European Pencak Silat Federation

Sampai saat ini Anggota Organisasi Pencak Silat yang sudah terdaftar/tercatat di PERSILAT
sebanyak 33 organisasi di seluruh dunia.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencak silat adalah adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Seni
bela diri ini secara luas lebih dikenal di negara-negara Asia maupun Eropa. Terbukti dari
banyaknya
organisasi-organisasi pencak silat yang tumbuh dengan pesat, seperti: PERSILAT di
Indonesia, IPSI, PESAKA di Malaysia.
Berkembangnya seni pencak silat tidak terlepas dari sejarah awal mulanya berdiri pencak
silat. Berawal dari nenek moyang bangsa Indonesia yang berusaha untuk mempertahankan
dirinya dari ancaman dan tantangan alam, Kerajaan-kerajaan besar yang memiliki prajurit
dan pendekar-pendekar yang siap berperang, Pahlawan nasional bangsa Indonesia, seperti
pangeran Diponegoro yang melawan penjajah, sampai pada akhirnya bela diri berkembang
seiring berkembangnya jaman.

B. Saran
Pencak silat merupakan salah satu warisan yang patut untuk terus dijaga dan
dikembangkan. Melalui serangkaian proses perputaran zaman sampai pada akhirnya
pencak silat menjadi hak paten sebagai cabang olahraga yang diakui baik dari nasional
maupuan internasional. Maka sudah sepatutnya pencak silat harus terus dijaga, dilestarikan,
dan dikembangkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sheikh Shamsuddin (2005). The Malay Art Of Self-defense: Silat Seni Gayong. North
Atlantic Books. ISBN 1-55643-562-2.

Quintin Chambers and Donn F. Draeger (1979). Javanese Silat: The Fighting Art of Perisai
Diri. ISBN 0-87011-353-4.

Donn F. Draeger (1992). Weapons and fighting arts of Indonesia. Rutland, Vt. : Charles E.
Tuttle Co. ISBN 978-0-8048-1716-5.

16

Anda mungkin juga menyukai