Anda di halaman 1dari 8

KLIPING

PENCAK SILAT

DISUSUN OLEH :
1. DINI
2. NAYRA
3. RACHMA
4. ISNANIYAH
5. ROOPHA
6. SAHRA
7. VINNA
8. MARSHA

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami ucapkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan Kliping tentang “Olahraga Pencak Silat”.

Dalam penyusunan kliping ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas kliping ini sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan kliping ini.

Dalam penyusunan kliping ini, kami berharap semoga kliping ini dapat
bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan kliping ini terdapat masih banyak kekurangannya sehingga kami
mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan kliping selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................3
B. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
A. Definisi Pencak Silat............................................................................................................4
B. Sejarah Pencak Silat............................................................................................................4
C. Teknik-Teknik dalam Pencak Silat....................................................................................5
D. Tingkatan dalam Pencak Silat............................................................................................5
E. Nilai Positif dalam Pencak Silat.........................................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................7
A. Kesimpulan..........................................................................................................................7
B. Saran....................................................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pencak silat merupakan beladiri warisan budaya nenek moyang bangsa
Indonesia. Untuk mempertahankan kehidupannya, manusia selalu membela diri dari
ancaman alam, binatang, maupun sesamanya yang dianggap mengancam
integritasnya. Cara atau bentuk bela diri itu merupakan jawaban terhadap keadaan
lingkungan. Cara membela diri dari sesuatu dearah, berada dengan daerah lainnya.
Untuk daerah pegunungan, pada umumnya ditandai dengan sikap kuda-kuda yang
kokoh dan gerak lengan yang lincah, sedangkan untuk daerah dataran rendah, ditandai
dengan sikap kuda-kuda yang ringan dan oleh gerak kaki yang lincah. Perbedaan
tersebut disebabkan karena kondisi daerah dan bentuk ancamannya. Yang menarik
untuk di kaji adalah bahwa jurus-jurus yang digunakan untuk membela diri, banyak
diilhami dari olah gerak binatang-binatang, seperti macan, moyet, ular, bangau dan
lain-lainnya. (Sucipto, 2001: 23).

Pada saat ini pencak silat telah berkembang menjadi sebuah olahraga. Usaha
para pendekar dan semua pihak dengan rasa cinta dan kesadaran akan tuntutan jaman
terutama generasi mudanya untuk menjadikan pencak silat benar-benar di hayati dan
berkembang di masyarakat, maka peran pencak silat yang tadinya sebagai sarana
pertahanan dan pembelaan diri, lambat laun bergeser menjadi olahraga yang bersifat
pendidikan dan rekreasi. Pencak Silat dilatihkan di perguruan, sekolah-sekolah,
universitas dan berbagai institusi sebagai sarana untuk mendidik budi pekerti dan
untuk melatih kebugaran dan kesehatan.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan Kliping ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah raga, dan Kesehatan (PJOK) serta untuk
lebih memahami dan mendalami teori tentang olah raga pencaksilat.
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pencak Silat


Dalam kamus bahasa Indonesia, pencak silat merupakan permainan (keahlian)
dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang, dan membela
diri. Pencak silat juga diartikan oleh menurut beberapa ahli sebagai berikut:
Pencak silat adalah gerak bela diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan,
sehingga merupakan penguasaan gerak efektif dan terkendali serta sering
dipergunakan dalam latihan sabung atau pertandingan.
Pencak silat adalah sebagai fitrah manusia untuk membela diri dan sebagai
unsur yang menghubungkan gerakan, dan pikiran (olah gerak dan olah pikir).
Dari beberapa definisi tersebut, maka pencak silat dapat diartikan sebagai hasil
budaya manusia Indonesia untuk membela, mempertahankan eksistensi dan integritas
terhadap lingkungan hidup, alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna
peningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
B. Sejarah Pencak Silat
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang
ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya
dari tantangan alam.Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan
binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung
elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari
keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan
menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi
suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-
7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-
kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-
pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit
yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan.Peneliti silat Donald F.
Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai
artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan
relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan
dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri
silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada
hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu
Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri
dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah
mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau
dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu
dalam berbagai nama.Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal
dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak.Di Thailand, pencak silat dikenal
dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat.Dari
namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas, sehingga
diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau
Asia Tenggara.

C. Teknik-Teknik dalam Pencak Silat


1) Teknik Dasar
2) Kuda-kuda
3) Sikap Pasang
4) Gerak Langkah
5) Jurus
6) Teknik Serang
7) Pukulan
8) Tendangan
9) Tangkisan
10) Bantingan

D. Tingkatan dalam Pencak Silat


1) Pemula
Mempelajari semua tahap dasar.
2) Menengah
Difokuskan pada semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan bakat pesilat
mulai terlihat.
3) Pelatih
Hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula dan
menengah.
4) Pendekar
Pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi
ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.
E. Nilai Positif dalam Pencak Silat
1) Kesehatan dan Kebugaran
2) Membangkitkan rasa percaya diri
3) Melatih ketahanan mental
4) Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi
5) Membina sportivitas dan jiwa ksatria
6) Disiplin dan keuletan menjadi lebih tinggi
7) Mengutamakan akhlaqul karimah
8) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencak silat merupakan warisan kebudayaan bangsa Indonesia yang harus
dilestarikan. Pencak silat bukan hanya sebagai pembelaan dan pertahanan diri,
melainkan menanamkan sikap akhlaqul karimah berdasarkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT.
B. Saran
1) Perlunya mempelajari ilmu silat sebagai kebugaran jasmani
2) Menggunakan ilmu pencak silat dalam kegiatan positif dan dalam keadaan terdesak
3) Mengamalkan nilai positif pencak silat dalam kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai