Anda di halaman 1dari 16

ANGGOTA KELOMPOK:

1. ANISA R

2. ASEP AANG

3. FARHAN

4. INDRI

5. ISMAWATI

1
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah PJOK tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru mata
pembelajaran yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas PJOK. Tak
hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah PJOK ini bisa memberikan informasi
dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami kepada
para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.

2
Daftar Isi

Kata pengantar......................................................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A . Latar Belakang..............................................................................................................................4
B . Batasan masalah...........................................................................................................................4
C . Maksud dan tujuan.......................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A . Sejarah lompat jangkit..................................................................................................................5
B. Pengertian Lompat Jangkit (Triple Jump)......................................................................................5
C. Teknik Dasar Lompat Jangkit........................................................................................................7
1) Fase Hop....................................................................................................................................7
2) Fase Step..................................................................................................................................7
3) Fase Jump..................................................................................................................................8
4) Aksi Lengan pada Fase Hop, Step, dan Jump............................................................................8
5) Dorongan Kaki (Foot Strike) pada Ketiga Fase...........................................................................9
D . Kesalahan Umum dalam Lompat Jangkit......................................................................................9
E. Susunan Organisasi Perlombaan..................................................................................................10
F. Tugas dan Fungsi pengurus Organisasi Perlombaan dalam Perwasitan.......................................10
1. Manajer Perlombaan...............................................................................................................10
2. Sekretaris Perlombaan.............................................................................................................10
3. Manajer Tehnik Perlombaan....................................................................................................10
4. Juri Pencatat............................................................................................................................10
5. Juri Ukur...................................................................................................................................10
6. Juri penyiar..............................................................................................................................11
7. Bagian Medis...........................................................................................................................11
8. Bagian Keamanan....................................................................................................................11
G. Cara Mengukur Lompatan pada Lompat Jangkit.........................................................................11
H. Permainan Untuk Melatih Teknik Dasar Lompat Jangkit.............................................................11
I. Ukuran lapangan lompat jangkit...................................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................13

3
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A . KESIMPULAN..............................................................................................................................13

4
BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang sering dilakukan setiap
orang/atlit di seluruh dunia. Karena cabang olahraga ini sering diikut sertakan dalam
pesta olimpiade. Terutama pada tahun 1896.
Bentuk yang unik yang terdapat dalam lompat jangkit adalah tuntunan yang
besar untuk melakukan gerakan memantul (yaitu gerakan kemampuan untuk melompat,
mendarat dan melompat lagi).

B . Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang yang saya kemukakan di atas, maka saya
merumuskan dalam makalah ini hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik,
dilanjutkan dengan beberapa gerakan baru yang pengaruhnya masih terasa hingga kini,
dan akhrnya dua tongak penting pemikiran di Indonesia. Meskipun paparan ini terbatas
hanya pada beberapa aliran penting saja, namun diharapkan tidak akan mengurangi
maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon
tenaga kependidikan.

C . Maksud dan tujuan


Maksud dan tujuan sayadalam penyusunan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan yang lebih luas serta untuk meambah pengetahun yang lebih
dalam bagi penulis khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya. Meskipun
dalam pemaparan makalah ini hanya beberapa aliran saja, namun diharapkan tidak akan
mengurangi maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap
setiap calon tenaga kependidikan. Selian hal tersebut, maksud dan tujuan penulis dalam
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A . Sejarah lompat jangkit

Istilah “Atletik” berasal dari kata Yunani “Atlon” yang berarti “Berlomba” atau
“Bertanding”. Arti selengkapnya adalah pancalomba atau perlombaan yang terdiri dari
lima nomor. Di abad XIX merupakan masa menggeloranya kembali semangat
berolahraga di kalangan masyarakat luas termasuk berkembangnya olahraga Atletik.
Perkumpulan-perkumpulan Atletik mulai terbentuk. Adapun perlombaan-perlombaan
Atletik mulai banyak diperlombakan dan diselenggarakan.
Pada tahun 1960 perkumpulan Atletik yang pertama di selenggarakan di
Amerika tepatnya di Sanfransisco dengan nama Olimpiade Club. Kejuaraan atletik di
Amerika di selenggaraka pada tahun 1960 oleh: New York Atletik Club. Setelah itu sering
kali diadakan perlombaan di amerika serikat dengan Negara-negara eropa. Pada tahun
1880 di Inggris berdiri istilah Amateur Atletik Board. Tahun 1887 di New Salan berdiri
New Zealand Atletik Amateur Assosation. Tahun 1899 di Belgia berdiri Lique royale
belge’d Atletisme, dan di Canada berdiri Canadian Track and Field Asosiation.tahun 1895
Africa Selatan berdiri South Africant Amateur Atletic Union. Dan di Swedia berdiri
SouthAfricant Amateur Atletic Union. Dan di Swedia berdiri Swenska Fri Idrotta
Forbunder. Perlombaan-perlombaan kejuaraan atletik telah saring di selenggarakan.
Demikian perlombaan atas Negara belum ada peraturan perlombaan menentukan
pemenang.
Baru pada tanggal 17 Juli yaitu setelah selesainya perlombaan atletik pada
olympiade modern V di Stockholm. Tokoh-tokoh atletik dari 17 negara yang mengikuti
olypiade dari Amerika Serikat ,Australia ,Inggris ,Inggris, Jerman ,Swedia ,Yunani
berdiskusi untuk membentuk suatu badan internasional yang kan membuat peraturan
perlombaan atletik yang lengkap. Badan tersebut didirikan dengan nama Internasional
Amateur Atletik Federation (IAAF) terpilih sebagai ketua adalah Kristina Helestrom
kedua-duanya dari Swedia. Peraturan-peraturan tehnis untuk perlombaan Internasional
yang pertama di sahkan pada congress yang ke tahun 1914 di Lyon Ferancis. Sejak
terbentuknya IAAF ini ppenyelenggaraan perlombaan atletik makin baik terutama dalam
segi pengorganisasian.

6
B. Pengertian Lompat Jangkit (Triple Jump)

Lompat jangkit (kadang-kadang disebut sebagai hop, step dan jump) adalah
sebuah olahraga trek andfield (melibatkan jalur di lapangan), mirip dengan lompat jauh,
tetapi melibatkan rutinitas “ jingkat (hop), langkah (step) dan melompat (jump)”, dimana
pesaing berjalan menyusuri jalur dan melakukan satu jingkatan (hop), satu langkah
(step) dan kemudian melompat (jump) ke dalam kotak pasir. Di dalam lompat jungkit
sebenarnya terjadi tiga kali tolakan, tiga kali melayang di udara, dan tiga kali
pendaratan. Jarak lompatan di ukur dari kumulatif ketiga gerakan lompat jangkit
tersebut (hot-step-jump).
Gerakan lompat jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si
pelompat di udara ke arah depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan.
Yaitu Hop-Step-Jump. Menurut ketentuan si pelompat harus melakukan tiga kali
menumpu, menumpu dua kali dengan kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri
dengan gerakan jump atau lompat. Hasil dari suatu lompatan sangat tegantung dari
kecepatan horizontal dan kekuatan pada ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara
hop, step, jump bervariasi tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan kelentukan otot.
Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu menjaga kecepatan.
Lompat jangkit dibagi dalam beberapa tahap gerakan: ancan-ancang,
”jingkat”, ”langkah”, ”lompat’ dan mendarat. Jarak yang ditempuh atlet dalam lompat
jangkit dapat diuraikan menjadi rangkaian gerak yang sama seperti pada lompat jauh.
Dalam lompat jangkit, take off dan landing untuk tiap dua fase pertama (hop dan step)
harus diatur untuk memudahkan fase berikutnya. Misalnya, seorang pelompat jangkit
yang memperoleh jarak maksimum (take off+flight+landing) dari fase hop-nya tidak akan
mencapai usaha terbaiknya, karena jarak yang diperoleh untuk dua fase berikutnya akan
berkurang. Dengan kata lain, jarak yang diperoleh dengan usaha maksimum pada fase
hop akan hilang pada fase step dan jump.
Distribusi usaha yang optimum dari ketiga fase telah menjadi pokok
persoalan yang penting. Pokok persoalannya terfokus pada seberapa besar jarak hop
(diukur dari papan sampai ujung kaki), jarak step (dari ujung kaki ke ujung kaki), dan
jarak jump (dari ujung kaki sampai tanda terdekat pada pasir) dianggap sebagai
persentase jarak lompatan yang harus dibandingkan. Teknik lompat jangkit dimana jarak
fase hop paling sedikit 2% lebih besar dari pada jarak fase berikutnya yang terpanjang
disebut hop-dominated, jarak fase jump paling sedikit 2% lebih besar dari pada fase
terpanjang berikutnya disebut jump-dominated, dan bila tidak ada satu fasepun yang
lebih panjang 2% daripada jarak terpanjang berikutnya disebut balanced.
Jarak dan rasio ketiga fase yang dicatat untuk para pelompat dunia
memperlihatkan bahwa terdapat perubahan besar dalam teknik yang digunakan selama
80 tahun. Data juga menunjukkan bahwa kontribusi step terhadap prestasi lompatan
meningkat dengan rasio antara 28-30% (Hay, 1993). Lompat jangkit memerlukan speed,
power, rhytm, balance, fleksibility, dan body awareness. Lompat jangkit disebut sebagai
power ballet. Kaki take off harus merupakan bagian dari tungkai yang terkuat, karena
digunakan untuk fase hop dan step. Pelompat harus berkonsentrasi pada setiap fase

7
lompatan. Posisi kaki mengenai tanah harus dalam posisi datar atau full-footed pada
fase hop dan step, dengan lutut pada tungkai landing sedikit ditekuk untuk persiapan
take off.
Lari awalan untuk lompat jangkit sama dengan lari awalan untuk lompat jauh.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar yang dapat dikontrol
selama fase jump. Kurangnya kemampuan teknik dan kekuatan otot tungkai akan
menurunkan jarak dan jumlah kecepatan yang harus digunakan untuk lompatan.
Perbedaan yang utamaanya adalah transisi menuju jump. Penurunan titik berat badan
dalam persiapan lompatan lebih sedikit dalam lompat jauh. Pelompat lari menginjakkan
kakinya di papan dalam usahanya untuk mempertahankan kecepatan horisontal dan
meminimalkan komponen vertikal pada fase hop. Ketinggian hop yang berlebihan akan
mengganggu lompatan karena waktu absorpsi yang meningkat selama landing
menurunkan kecepatan horisontal.

C. Teknik Dasar Lompat Jangkit

1) Fase Hop

Gerakan hop adalah gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak
menghambat kecepatan lari atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan
penjelasan berikut:
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang
digerakkan oleh kaki tumpu.
Perubahan gerakan cenderung ke arah depan tidak ke atas.
Setelah menumpu kaki menekan mengayuh dengan tenaga penuh sehinga kaki
hampir sejajar dengan tanah.
tahap akhir gerakan dengan sikap melayang untuk melakukan pendaratan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang
satu tergantung bebas di belakang titik pusat berat badan.
Saat kaki menumpu tumit lebih dahulu menyentuh tanah, tumit berada di depan
titik pusat berat badan. saat melayang punggung diusahakan tegak tidak
condong.
Tungkai take off harus lurus penuh (fully extended) untuk menyelesaikan
dorongan pada tanah dan paha tungkai pendorong harus paralel dengan tanah
pada saat take off, dengan sudut lutut mendekati 45 derajat dan kaki rileks. Kaki
dari tungkai take off harus ditarik mendekatipantat. Tungkai pendorong akan
memutarnya dari depan titik beratnya sampai ke belakangnya, sedangkan

8
tungkai take off menarik ke depan. Ketika paha tungkai take off mencapai posisi
paralel, bagian bawah dari tungkai lurus melewati lutut dengan posisi kaki dorsi
fleksi. Setelah tungkai diluruskan, pelompat melakukan dorongan kuat ke
bawah, sebagai persiapan untuk melakukan active landing. Fleksibilitas sangat
penting, semakin besar sudut ekstensi selama flight, maka waktu melayang
semakin besar dan semakin besar hop-nya.

2) Fase Step

Gerakan tumpuan yang ketiga yang dilakukan setelah gerakan tumpuan kaki
yang sama, gerakan ini bertujuan mengubah kecepatan ke arah gerakan step,
untuk menjaga gerak mendatar sebanyak mungkin untuk dapat mengangkat
bobot badannya ke arah jump.
Fase kedua dalam lompat jangkit dimulai ketika kaki take off menyentuh tanah.
Tungkai take off harus dalam keadaan lurus dengan paha tungkai pendorong
tepat berada di bawah garis paralel dengan tanah. Ketika pelompat lepas dari
tanah, tungkai take off tetap lurus di belakang titik beratnya dengan betis tetap
hampir paralel dengan tanah selama mid-flight. Pada waktu yang bersamaan,
tungkai yang berlawanan mendorong sampai setinggi panggul dimana tetap
dipertahankan sampai mid-flight selama fase step. Sudut lutut tidak lebih dari
900. Ketika pelompat mulai turun, tungkai pendorong lurus dengan ankle fleksi
(memperpanjang tuas) dan snap ke bawah untuk melakukan transisi dengan
cepat ke fase tiga. Selama fase step, pelompat konsentrasi pada langkah step
sejauh mungkin. Hal ini biasanya merupakan fase terlemah dan memerlukan
pelatihan yang khusus.

3) Fase Jump

Fase ketiga dan terakhir dalam lompat jangkit, yaitu lompatan panjang yang
diawali dengan lompatan dan bukan lari. Tungkai take off (tungkai pendorong
pada fase sebelumnya) diluruskan dengan kuat selama kontak dengan tanah.
Dengan paha tungkai dari tungkai bebas berada pada ketinggian pinggang.
Lengan mendorong ke depan dan atas, dan melakukan blok selama beberapa
saat ketika tangan berada pada ketinggian muka. Togok harus dipertahankan
tegak dan dagu ke atas dengan mata diarahkan ke pit. Ketika berada di udara,
tungkai bergerak ke posisi menggantung dengan kedua paha berada di bawah
togok, lutut bengkok mendekati 90 derajat. Kedua lengan diluruskan ke atas
untuk memperlambat rotasi dengan kedua tangan mengarah ke langit. Posisi ini
dipertahankan sampai mid-flight. Kedua lengan kemudian mendorong ke depan,
bawah, belakang pada saat tungkai diayun serentak ke depan dan paha diangkat

9
sejajar dengan tanah. Lutut tetap bengkok untuk memperoleh keuntungan tuas
yang lebih pendek. Ketika paha berada pada posisi paralel, tungkai diluruskan
cepat dan ankle fleksi dan posisi jari kaki menghadap ke atas. Pelompat
mempertahankan posisi ini sampai tumitnya menyentuh pasir. Ketika lutut
benar-benar berada dalam posisi akan menyentuh pasir, maka panggul naik
.

4) Aksi Lengan pada Fase Hop, Step, dan Jump

Penggunaan single arm action (speed-oriented) atau double arm action (power-
oriented) pada saat take off tergantung pada pilihan pelompat. Untuk pelompat
pemula, take off single arm lebih mudah dilakukan karena gerakannya sama
dengan gerak lari. Metode double arm menghasilkan power ketika take off,
tetapi pelompat pemula sering menurunkan kecepatan saat mendekati
persiapan, dengan demikian menurunkan efek power tambahan. Dalam teknik
single arm, lengan sedikit menyilang di depan badan ketika step akhir. Ketika
take off step dimulai, kedua lengan diam di samping badan dan tidak dan tidak
diayun. Kedua lengan pada saat diturunkan akan mendekati pangggul bertemu
dengan lengan yang dibelakang dan kedua lengan bergerak selama lompatan.
Ketika kaki take off kontak dengan tanah, kedua lengan mendorong ke depan
dan atas tubuh. Sudut kedua lengan di sikut lebih besar dari 900 untuk
menciptakan impuls ke depan yang lebih besar.
Tak ada keperluan untuk melakukan dorongan ke atas pada teknik ini. Seperti
pada teknik single arm, lengan diblok sesaat pada ketinggian muka dan tungkai
pendorong di blok ketika paha mendekati ketinggian pinggang. Sekalipun
demikian penekanan harus difokuskan pada kecepatan horisontal, dan
bukannya ketinggian lompatan. Dorongan kedua lengan dan tungkai
memberikan impuls vertikal yang diperlukan, tanpa melakukan lompatan ke
atas. Setelah kedua lengan diblok, kemudian ditarik ke belakang badan untuk
persiapan fase step. Ketika menggunakan teknik double arm, pelatih harus
memastikan atletnya untuk tidak melakukan dorongan ke atas sebelum fase
pertama dengan mengayunkan kedua lengan ke belakang saat take off.
Penambahan dorongan tersebut hanya akan menurunkan kecepatan horisontal
yang penting.

5) Dorongan Kaki (Foot Strike) pada Ketiga Fase

Transisi dari hop ke step, dan dari step ke jump, merupakan factor penting
dalam mempertahankan kecepatan terbesar selama tiap fase lompatan. Active
landing ini (pawing) sama dengan dorongan kaki menggaruk tanah dan menarik
ke arah tubuh. Selama active landing, tungkai pelompat diluruskan, ankle di

10
fleksikan dan tuas keseluruhan ditarik ke bawah dengan kuat pada bagian mid-
foot yang menyentuh tanah. Selama kontak, tubuh bergerak ke depan dengan
ujung kaki sambil mendorong tanah. Jika atlet mendarat kaku dengan tumit,
maka akan terjadi braking action yang menurunkan kecepatan dan jarak
lompatan serta meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera.
Agar lebih jelas lagi teknik dasar lompat jangkit mencakup 3 hal yakni :

a. Awalan

Jarak lintasan untuk melaksanakan awalan tidak kurang dari 45 meter. Berikut
ini cara melakukan awalan pada lompat jangkit :
1) Lari awalan bervariasi, bergantung pada kemampuan masingmasing siswa.
2) Percepatlah lari awalan sedikit demi sedikit sebelum bertolak.
3) Turunkan pinggang sedikit pada satu langkah akhir awalan.

b. Tolakan

Tolakan kaki harus kuat dan dijaga agar tidak mengurangi kecepatan gerak ke
depan. Tiga teknik tolakan berikut ini harus kalian pelajari sehingga kalian dapat
menguasai gerakan lompat jangkit secara keseluruhan.
1) Tolakan sebelum berjingkat :
- Pilihlah kaki terkuat untuk bertolak, lalu mendarat dengan aktif dan siap
melakukan dorongan kaki ke depan. Ayunkan paha kaki yang satunya keposisi
horizontal.
- Lakukan tolakan ke depan dan ke atas.
- Tariklah kaki yang bertolak ke arah depan - atas, sedangkan kaki satunya ditarik
ke arah - belakang (gerakan jingkat).

D . Kesalahan Umum dalam Lompat Jangkit

Dalam lompat jangkit ada beberapa hal yang harus dihindari dan yang harus
dilakukan. Tindakan yang harus dihindari adalah melakukan pendaratan dengan tumit
dan kaku; take off yang kurang sempurna; gerakan badan yang pendek, mendadak, dan
menyilang tubuh; serta badan condong terlalu jauh ke depan.
Sementara itu, tindakan yang harus dilakukan antara lain mendarat dengan
seluruh telapak kaki dan rileks, melakukan dorongan ke depan dan ke atas, gerak lengan
secara luas namun tetap terkoordinir, dan posisi togok dijaga selalu tegak..

11
E. Susunan Organisasi Perlombaan

Susunannya terdiri dari :

- Manajer Perlombaan
- Sekretaris Perlombaan
- Manajer Tehnik Perlombaan
- Juri Pencatat
- Juri Ukur
- Juri Penyiar
- Bagian Keamanan
- Bagian Medis

F. Tugas dan Fungsi pengurus Organisasi Perlombaan dalam Perwasitan

1. Manajer Perlombaan
Bertugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan perlombaan yang betul,
tertib, dan lancer. Dan dia wajib mengecek bahwa semua petugas telah lapor
kehadirannya untuk bertugas, atau menunjuk pengganti bila perlu, dan bekerja sama
dengan pihak keamanan untuk mengatur orang yang diberi wewenang saja boleh masuk
arena.

2. Sekretaris Perlombaan
Bertugas bertanggung jawab atas terselenggaranya rapat-rapat panitia
pelaksana dan menyusun notulen/hasil catatan hasil rapat yang berhubungan dengan
perlombaan yang dimaksud. Dan bertanggung jawab mengatur dan mengurusi seluruh
urusan, adminitsrasi, menerima dan melakukan korespondensi penting yang
berhubungan dengan perlombaan.

3. Manajer Tehnik Perlombaan


Bertugas bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana perlombaan yang
sesuai dengan peraturan IAAF/PASI, serta kartu hasil lomba dipersiapkannya.

4. Juri Pencatat
Bertugas mengisi atau menyempurnakan isi dari formulir perlombaan
secepatnya, kemudian ditandatangani oleh wasit.

5. Juri Ukur
Bertugas mengukur jarak lompatan yang dilakukan oleh para atlit.

12
6. Juri penyiar
Bertugas mengumumkan nama dan nomer dada peserta yang berlomba dalam
tiap event kepada penonton.

7. Bagian Medis
Bertugas menjamin tersedianya sarana dan prasana medis untuk pengujian
medis, pengobatan dan pelayanan kesehatan darurat di tempat perlombaan sehingga
perawatan atlit memadai.

8. Bagian Keamanan
Bagian keamanan ini harus dapat menguasai/mengawasi keamanan diseluruh
arena lomba dan harus melarang setiap orang selain petugas/official, para atlit peserta
yang berkumpul untuk berlomba, untuk memasuki dan tinggal diarena perlombaan.

G. Cara Mengukur Lompatan pada Lompat Jangkit

Pada lompat jangkit pengukuran sebetulnya sama dengan pengukuran pada


loncat jauh. Pengukuran dilakukan oleh juri pengukur yang biasanya berjumlah 2 (dua)
orang. Pengukuran akan dilakukan apabila lompatan tersebut dinyatakan syah.
Pengukuran lompatan diambil dari balok ujung balok tumpu yang terdekat dengan bak
pasir, sampai pada tanda awal pendaratan. Bila pelompat berjalan mundur seusai
melakukan lompatan maka yang diukur adalah jarak ketika atlet tersebut mundur. Oleh
karena itu ketika seusai meloncat maka atlet harus berjalan maju. Pada pengukuran ini
diusahakan untuk seteliti mungkin sebab selisih satu cm saja akan berpengaruh. Selain
itu alat yang digunakan untuk mengukur juga harus sama ( hanya ada satu alat ukur).
Hasil lompatan akan dicatat oleh pencatat hasil perlombaan.
Penentuan pemenang lompat jangkit bila kita lihat memanglah mudah karena
ditentukan oleh lompatan yang paling jauh. Sebetulnya tidak demikian sebab ada
beberapa prosedur yang harus dilalui oleh atlet, seperti tes doping. Bila didalam sebuah
perlombaan ada nilai yang sama maka untuk menentukan juara maka harus diberikan
kesempatan pada kedua peserta tersebut untuk melakukan lompatan lagi. Dan bila
masih sama maka dilihat dari prestasi atlet sebelumnya, dan bila masih sama baru
diadakan undian.

H. Permainan Untuk Melatih Teknik Dasar Lompat Jangkit

Selain faktor fisik, terutama kekuatan otot-otot tungkai yang sangat


berpengaruh terhadap prestasi lompat jangkit Indonesia, faktor teknik merupakan salah
satu faktor yang sangat dominan dalam menghasilkan jarak lompatan. Pengamatan di
lapangan menunjukkan masih ada beberapa pelompat yang menampilkan teknik yang

13
kurang baik. Gambaran itu misalnya menyangkut presentase selama fase hop, step, dan
jump yang kurang baik, sehingga masih nampak adanya atlet yang tidak sampai
mendarat ke bak lompat. Meskipun para pelompat jangkit dunia berbeda dalam tinggi
badan, berat badan, dan kekuatan, kecepatan, tetapi teknik dasar yang digunakan
adalah sama, dari mulai awalan (run-up), hop, step, dan jump, dimana para atlet dunia
memperlihatkan aplikasi gaya (kekuatan) dengan baik, sehingga gerakannya nampak
indah.
Efisiensi gerak ini memperlihatkan bahwa para pelompat dunia
menggunakan teknik lompatan yang baik, aksinya benar-benar efektif. Di luar dari
perbedaan-perbedaan minor tersebut, sebenarnya para atlet lompat jangkit dunia
menggunakan teknik yang superior yang didasarkan pada penggunaan prinsip-prinsip
mekanika terbaik yang mengendalikan gerak manusia (human movement). Oleh
karenanya, dalam mengembangkan teknik melompat anak dapat melalui permainan-
permainan yang menyenangkan seperti permainan-permainan.

I. Ukuran lapangan lompat jangkit

Ukuran untuk Lapangan dari awal lari sampai balok tumpuan ± 45m, dari balok
tumpuan sampai bak lompatan ± 13m, bak lompat panjang 10m, lebar 2,75m.
kedalaman bak lompat ± 10-20cm.

14
BAB III

PENUTUP
A . KESIMPULAN

Istilah “Atletik” berasal dari kata Yunani “Atlon” yang berarti “Berlomba” atau
“Bertanding”. Arti selengkapnya adalah pancalomba atau perlombaan yang terdiri dari
lima nomor.
Di abad XIX merupakan masa menggeloranya kembali semangat
berolahraga di kalangan masyarakat luas termasuk berkembangnya olahraga
Atletik. Perkumpulan-perkumpulan Atletik mulai terbentuk. Adapun perlombaan-
perlombaan Atletik mulai banyak diperlombakan dan diselenggarakan.
Pengertian lompat jangkit adalah lompat yang menggunakan lompatan
tiga kali yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat-lompat-
lompat. Yang memiliki tiga ciri-ciri diantaranya adalah ciri-ciri pelompat datar,
ciri-ciri pelompat terjal, ciri-ciri pelompat alamiah. Serta teknik yang dasar yang
perlu dipelajari adalah ancang-ancang, jingkat, langkah, lompat dan mendarat.

15
16

Anda mungkin juga menyukai