Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT DAN BUAH SEMANGKA

TERHADAP PENURUNAN DENYUT NADI ATLET PENCAK SILAT


SETELAH LATIHAN INTENSITAS TINGGI

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Mengajukan Judul Skripsi

Oleh

Kevin Fernando

17602241039

PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS ILMU OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berkat, rahmat, nikmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul“Pengaruh Pemberian Jus Tomat dan

Buah Semangka Terhadap Penurunan Denyut Nadi Atlet Pencak Silat Setelah

Melakukan Intensitas Tinggi”. Proposal ini dapat diselesaikan tidak lepas dari

bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis

menyampaikan ucapan terimakasih banyak kepada pihak - pihak yang telah

membantu.

Yogjakarta, 09 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah........................................................................................5
C. Batasan Masalah......................................................................................5
D. Rumusan Masalah............................................................................................5
E. Tujuan Masalah...............................................................................................5
F. Manfaat............................................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori.....................................................................................................7
1. Pencak Silat.........................................................................................7
2. Hakekat Latihan.................................................................................11
a. Pengertian Latihan.........................................................................11
b. Tujuan Latihan ..............................................................................13
c. Pengaruh Latihan...........................................................................14
d. Prinsip-Prinsip Latihan..................................................................15
3. Hakekat Tomat..................................................................................21
a. Pengertian......................................................................................21
b. Manfaat..........................................................................................23
c. Kandungan Gizi.............................................................................23
d. Olahan Tomat................................................................................25
4. Hakekat Semangka............................................................................26
a. Pengertian......................................................................................26
b. Jenis-Jenis Semangka....................................................................27
c. Manfaat Semangka..................................................................28

ii
d. Kandungan.....................................................................................28
B. Penelitian Relevan.........................................................................................30
C. Kerangka Berfikir..........................................................................................31
D. Hipotesis........................................................................................................32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian...........................................................................................33
B. Tempat dan Waktu.........................................................................................34
C. Populasi Sample............................................................................................34
D. Definisi Operasional Variable.......................................................................35
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen..............................................................36
F. Teknik Analisis Data.....................................................................................36
G. Uji Prasyarat..................................................................................................36
H. Uji Hipotesis..................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................38

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga pada dasarnya merupakan aktivitas atau kerja fisik yang dapat

membantu mengoptimalkan perkembangan tubuh melalui gerakan-gerakan

yang didasari dengan gerak otot. Olahraga juga dapat melatih tubuh

seseorang, bukan hanya secara jasmani tetapi juga rohani. Olahraga

merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang dilakukan dengan sengaja

dalam memperoleh kesenangan dan prestasi optimal (Toho Cholik Mutohir

dan Ali Muksum, 2007: 184). Jadi, tujuan olahraga ada bermacam-macam

sesuai dengan olahraga yang dilakukan, tetapi tujuan olahraga secara umum

meliputi memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani, memelihara dan

meningkatkan kesehatan, meningkatkan kegemaran manusia berolahraga

sebagai rekreasi serta menjaga dan meningkatkan prestasi olahraga setinggi-

tingginya sesuai cabang olahraga yang diminati.

Jenis olahraga prestasi dapat dibedakan berdasarkan jumlah pemain baik

secara individu maupun tim. Olahraga yang dikakukan secara individu antara

lain atletik, beladiri, dan renang, sedangkan olahraga yang dilaksanakan

secara tim antara lain sepak bola, bola voli, bola basket, dan olah raga hoki.

Pencak silat adalah beladiri yang berasal dari rumpum melayu (Indonesia,

Malaysia, Singapura, Brunai Darulsalam). Pada awalnya pencak silat

1
merupakan alat untuk mempertahankan diri, namun seiring perkembangan

jaman saat ini pencak silat merupakan perwujudan dari kecintaan akan

keindahan (estetika), serta alat pendidikan mental, rohani bahkan dalam

bidang prestasi juga (Agung Nugroho, 2004: 47). Hingga saat ini, cabang

olahraga beladiri pencak silat telah banyak dipertandingkan mulai dari lingkup

Kabupaten/Kota, Provinsi, Wilayah,

Nasional hingga Internasional pada tingkat usia dini, remaja, maupun dewasa.

Olahraga pecak silat merupakan olahraga yang berat dan membutuhkan

kondisi fisik yang prima, dalam kategori tanding atlet harus mempunyai fisik

yang bagus dan memiliki kecepatan pemulihan yang baik karena pada

pertandingan penck silat akan menggunakan waktu bersih sehingga

pertandingan bisa lama walaupun hanya tiga babak, dalam setiap babak

mempunyai waktu istirahat satu menit sehingga atlet harus mempunyai

kebugaran fisik yang bagus. Kebugaran fisik yang prima akan menentukan

prestasi atlet apabila kurang baik maka dia tidak akan bisa mengeluarkan.

Pencak silat sangat membutuhkan energi yang tinggi, banyaknya energi di

gunakan akan mengeluarkan cairan tubuh berupa keringat dan pernafasaan,

keluarnya cairan dalam jumplah yang banyak akan meningkatkan suhu tubuh

sehingga menggangu proses metabolisme dan mengakibatkan berkurangnya

kadar elektrolit dalam tubuh dan berdampak pada penurun kinerja fisik (Sofro,

1998). Menurut Browski, dkk (2001) banyaknya cairan yang di keluarkan

tubuh akan mengakibatkan kelelahan.


2
Kehilangan cairan tubuh lebih 2% dari berat badan menurunkan aktivitas

fisik dan menjurus pada kekurangan cairan (Depkes RI, 2000). Tubuh banyak

mengeluarkan garam dan elektrolit serta berbagai kerugian lainnya akibat

kehilangan cair tubuh yang terlalu banyak sehingga menimbulkan kelelahan

dan waktu pemulihan (Nala, 1992).

Kelelahan dapat di atasi dengan penyedian cairan atau makan yang

adekuat serta dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang melalui keringat.

Cairan dapat di berikan dalam bentuk air, elektrolit, ataupun jus buah.

Minuman berelektrolit dengan rasa sedikit manis, segar dan sejuk yang di

peroleh dari sari buah: tomat, semangka, jeruk, melon, dan air kelapa muda

(Sofro, 1997). ). Olahraga berat seperti pencak silat di lakukan dalam durasi

cukup lama tanpa pemanasan dan perubahan yang cepat dari intensitas sub

maksimal ke maksimal, cenderung meningkatkan produksi radikal bebas

dalam proses metabolisme pembentukan ATP secara aerob di mitrokondria.

Tubuh membentuk antioksidan endogen yang membasmi kelebihan oksidan

untuk mencegah keruskan tubuh. Antioksidan terkandung banyak dalam buah

– buahan dan sayuran. Salah satunya tomat.

Kandungan dalam tomat banyak vitamin A dan C serta likopen sebagai

antiokisidan. Kandungan likopen dalam tomat cukup tinggi, yaitu 55,6%.

Likopen merupakan pigmen yang menyebabkan tomat berwarna merah seperti

halnya beta karoten, likopen berfungsi sebagi antioksidan. Tomat yang di

hancurkan atau dimasak merupakan sumber likopen yang lebih baik di


3
bandingkan dengan tomat mentah. Jumplah likopen dalam jus tomat lima kali

lebih banyak dalam tomat segar (Ahuja, 2003). Likopen diketahui memiliki

kemampuan yaitu sebagai antioksidan yang berfungsi mengikat electron yang

tidak berpasangan dari radikal bebas sehingga mempertahankan proses

pembentukan ATP secara aerobic di mitokondria yang mengakibatkan denyut

nadi pemulihan lebih cepat (Jabari, Jafari, Dehnad, & Shahidi, 2018).

Buah semangka merupakan buah yang berasal dari Afrika. Untuk

penyebaranna melalui gurun Pasir Kalhari. Buah ini banyak mengandung air

sehingga hewan – hewan menyuakinya dari tikus, gajah dan lainya. Penebaran

juga dibawa melalui perdaganan. Buah semangka memiliki kandungan 48,8%

kandungan likopen ini sangat cocok untuk mengembalikan denyut nadi

latihan karena fungsi likopen bisa mempercepat penurunan nadi latihan.

Selain likopen semngka juga mengandung karbohidrat serta vitamin dan

mineral, tetapi kandungannya rendah.

Penulis mengambil permasalahan ini karena masih banyak pelatih belum

banyak mengetahui bagaiman cara mempercepat kondisi fisik atlet dengan

cepat, pelatih hanya memberikan minuman isotnik seperti pocari sweet saja

saat jeda perbabak, padahal di pocari sweet sendiri mengandung bahan

pengawet jadi konsumsi terlalu sering tidak akan baik dan kandungannya pun

masih lebih baik dengan yang alami.

4
B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Jus tomat dan buah semangka bisa di jadikan minuman isotonic.

2. Sangat penting bagi atlet pencak silat untuk bisa mengembalikan kondisi

fisik dengan cepat.

C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan dalam penelitian ini

dibatasi sebagai berikut: Pengaruh pemberian jus tomat dan buah semangka

terhadap penurunan denyut nadi atlet pecak silat setelah latihan intensitas

tinggi.

D. Rumusan Masalah

Atas dasar pembatasan masalah tersebut di atas, masalah dalam penelitian

ini dapat dirumuskan yaitu: “ Apakah ada pengaruh pemberian jus tomat dan

buah semangka terhadap penurunan denyut nadi atlet pecak silat setelah

latihan intensitas tinggi?”

E. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini membuktikan

pengaru pemberian jus tomat dan buah semangka terhadap penurunan denyut

nadi latihan atlet pencak silat

.
5
F. Manfaat

Dengan di lakukan penelitian ini di harapkan mampu memberikan manfaat

secara Teoritis maupun Praktis

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mampu menambah kajian ilmiah tentang jus

tomat dan buah semangka buah yang mempercepat penurunan denyut

nadi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pelatih penelitian bisa menambah pengetahuan tentang jus tomat

dan air kelapa untuk mempercepat pemulihan denyut nadi istirahat.

b. Bagi atlet penelitian ini bisa membantu untuk mempercepat pemulian

denyut nadi, sehingga atlet bisa melakukan latihan maupun

pertandingan mempertahankan performanya.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pencak Silat

Pencak silat adalah beladiri asli Indonesia yang berasal dari budaya

ras melayu atau kawasan asia tengara dan bisa ditemukan diseluruh

nusantara. Teknik dalam pencak silat beragam dan memiliki banyak

fungsi serta kegunaan. Teknik dasar dalam pencak silat antara lain,

pukulan, tendangan, kuncian, tangkisan, dan hindaran (Gugun Arif

Gunawan 2007: 8). Sama halnya yang diungkapkan oleh Suharno (2005:

368) mengatakan, pencak adalah permainan (keahlian) untuk

memepertahankan diri dengan kepandaian menangkis, dan mengelak.

Sedangkan silat adalah kepandaian keahlian dengan ketangkasan

menyerang dengan membela diri.

Menurut Erwin Setyo Kriswanto (2015: 19) bila ditinjau dari

identitas dan kaidahnya, pencak silat pada hakekatnya adalah substansi

dan sarana pendidikan mental spiritual dan pendidikan jasmani untuk

membentuk manusia yang mampu menghayati dan mengamalkan ajaran

falsafah budi pekerti luhur serta mengandung 4 aspek utama, yaitu: (1)

aspek mental spiritual, (2) aspek seni, (3) aspek beladiri, dan (4) aspek

olahraga.

7
Dilihat dari aspek olahraga prestasi pelaksanaan pertandingan pencak

silat terbagi dalam empat kategori yaitu: (1) tanding, (2) tungal, (3) ganda

dan (4) regu. Berdasakan MUNAS PB IPSI Tahun 2012, Pencak silat

kategori tunggal adalah pesilat meragakan jurus tunggal baku tangan

kosong selanjutnya menggunakan senjata golok/parang dan dilanjutkat

menggunakan senjata toya/tongkat dengan benar, bertenaga dan penuh

penghayatan dalam waktu 3 menit. Pencak silat kategori ganda adalah

pertandingan yang menampilkan dua pesilat dari kubu yang sama,

meragakan jurus serang bela yang logis arah seranganya dengan penuh

tenaga di awali dengan jurus tangan kosong lalu bebas melanjutkan

menggunakan senjata wajib yaitu, golok, toya dan senjata pilihan yaitu

pisau, keris, clurit dan trisula dalam waktu penampilan 3 menit. Pencak

silat kategori beregu adalah pertandingan pencak silat yang menampilkan

tiga pesilat dari kubu yang sama meragakan jurus baku dengan benar,

kompak dan bertenaga dalam waktu penampilan 3 menit.

Menurut Erwin Setyo Kriswanto (2015: 118) pencak silat kategori

tanding adalah kategori yang menampilkan 2 orang pesilat dari sudut

yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur

pembelaan dan serangan yaitu menangkis/mengelak/mengena/menyerang

pada sasaran dan menjatuhkan lawan, menggunakan taktik bertanding,

ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dengan

memanfaatkan kekayaan teknik dan jurus. Agar dapat melakukan teknik


8
belaan dan serangan, seorang pesilat harus menguasai teknik-teknik

dalam pencak silat dengan baik dan benar. Untuk itu, diperlukan

penguasaan teknik dalam pencak silat melalui proses latihan yang relatif

lama dan dilakukan secara teratur, terprogram, dan terukur (Awan

Hariono 2007: 72).

Menurut MUNAS PB IPSI Tahun 2012 penggolongan pertendingan

pencak silat menurut umur dan termasuk semua kategori teridiri atas: usia

dini / anak-anak (10-12 tahun), usia pra remaja (12-14 tahun), usia remaja

(14-17 tahun), usia dewasa (17-35 tahun), master / pendekar (35-keatas).

Penentuan kelas dalam dalam cabang olahraga pencak silat khususnya

pada kategori tanding ditentukan oleh berat badan, pertandingan pencak

silat dewasa dapat digolongkan menjadi tujuh kelas untuk putri dan

sebelas untuk putra. Dalam MUNAS IPSI XII 2012 dijelaskan bahwa

penggolongan berat badan yang dipertandingkan sebagai berikut:

Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Kategori Tanding Tingkat Dewasa

KELAS PUTRA PUTRI

A Diatas 45 kg – 50 kg Diatas 45 kg – 50 kg

B Diatas 50 kg – 55 kg Diatas 50 kg – 55 kg

C Diatas 55 kg – 60 kg Diatas 55 kg – 60 kg

D Diatas 60 kg – 65 kg Diatas 60 kg – 65 kg

9
E Diatas 65 kg – 70 kg Diatas 65 kg – 70 kg

F Diatas 70 kg – 75 kg Diatas 70 kg – 75 kg

G Diatas 75 kg – 80 kg

H Diatas 80 kg – 85 kg

I Diatas 85 kg – 90 kg

J Diatas 90 kg – 95 kg

Bebas Diatas 85 kg Diatas 65 kg

Pencak silat kategori tanding memerlukan unsur fisik dan psikis yang

berpengaruh terhadap kualitas gerakan yang di lakukam. Kualitas fisik

antara lain ditentukan oleh kebugaran otot dan kebugaran energi.

Kebugaan otot mencakup komponen biomor yaitu kekuatan, ketahana,

kecepatan, fleksibilitas, koordinasi. Sedangkan kebugaran energi

mencakup sistem energi aerobik dan sistem energi anaerobik, Selanjutnya

kualitas psikis antara lain dipengaruhi oleh faktor motivasi, ketegangan,

kecemasan, kosentrasi dan perhatian pesilat ( Awan Hariono, 2006:41).

Bila dilihat dari total persentase waktu yang digunakan dalam pencak silat

maka sistem energi yang dibutuhkan yaitu: 73,75% aerobik dan 26,25%

adalah anaerobik. Bila dilihat dari energi yang digunakan pada saat

melakukan fight (waktu kerja), maka energi yang lebih dominan

10
digunakan adalah sistem energi anaerobik alaktik (ATP-PC) karena waktu

yang digunakan pada saat fight (waktu kerja) rata-rata 3 detik, dengan

komposisi ATP-PC 73,75%, LA-O2 16,25% dan O2 10% (Awan

Hariono, 2005: 436). Adapun ciri-ciri sistem energi anaerobik alaktit

adalah: (1) intensitas kerja maksimal, (2) lama kerja kira-kira 10 detik, (3)

irama kerja eksplosif (cepat mendadak), dan aktivitas menghasilkan

Adhenosin Disphosphat (ADP).

Dengan demikian pencak silat yang di maksud dalam penelitian ini

kategori tanding adalah pertandingan yang menampilkan dua pesilat dari

kubu yang berbeda, dengan menggunakan waktu di masing – masing

babak 2 menit bersih dan dalam sekali pertandingan 3 babak dengan jeda

antar babak atau istirahat 1 menit.

2. Hakekat Latihan

a. Pengertian Latihan

Latihan merupakan proses yang sistematis untuk meningkatkan

kualitas fisik dan penampilan olahraga yang dilakukan secara

berulang-ulang dengan pembebanan secara progresif (Awan Hariono,

2006: 1). Latihan juga merupakan proses penyempurnaan berolahraga

melalui pendekatan ilmiah, khususnya prinsip-prinsip pendidikan

secara teratur dan terencana sehingga mempertinggi kemampuan dan

kesiapan olahragawan (Harre dalam Nossek, 1982).

11
Menurut Sukadiyanto (2010: 5) latihan berasal dari kata dalam bahasa

inggris yang dapat mengandung beberapa makna seperti: practice,

exercises, dan training. Pengertian latihan berasal dari kata practice

adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pada proses berlatih

melatih selalu melibatkan berbagai peralatan pendukung yang

berguna untuk meningkatkan kemahiran berolahraga.

Pengertian latihan berasal dari kata excercises menurut

Sukadiyanto (2010: 5) adalah perangkat utama dalam proses latihan

harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh

manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam

penyempurnaan geraka nya, disetiap proses latihan yang berasal dari

kata exercises pasti ada bentuk practice. Sedangkan pengertian latihan

yang berasal dari kata training menurut Sukadiyanto (2010: 5) adalah

suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan

materi teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan

pelaksanaan dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan

yang terencana dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai

tepat pada waktunya.

Dalam penelitian ini yang maksud latihan proses untuk

meningkatkan kemampuan gerak secara sistematis dengan tujuan

untuk meningkatkan kemampuan atau menguasi suatu gerak maupun

teknik sesuai dengan cabang olahraganya.


12
b. Tujuan Latihan

Tujan latihan menurut (Sukadiyanto, 2010: 8) tujuan latihan

secara umum adalah untuk membantu para pembina, pelatih, guru

olahraga agar dapat menerapkan dan memiliki kemampuan secara

konseptual serta ketrampilan dalam membantu mengungkapkan

potensi olahragawan mencapai puncak prestasi. Sasaran latihan secara

umum adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan

oalahragawan dalam memcapai puncak prestasi, hal ini senada dengan

yang disampaikan oleh Awan Hariono (2006: 3) bahwa sasaran

latihan adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan pesilat

dalam mencapai

prestasi optimal.

Tujuan dan sasaran latihan bisa bersifat jangka panjang dan

jangka pendek, untuk sasaran jangka panjang waktu yang di butuhkan

satu tahun atau lebih, sasaranya untuk atlet junior, pada proses ini

dilakukan untuk melatih gerak dasar yang benar sehingga nanti

belajar teknik yang sulit dia akan cepat menguasai. Untuk jangka

pendek wktunya kurang setahun, dan langsung di arahkan pada

pembentukan kinerja fisik yang mendukung seperti, kekuatan,

kecepatan, power, kelincahan yang sesuai dengan cabang

olahraganya.

13
Secara garis besar sasaran dan tujuan latihan menurut

Sukadiyanto (2010: 8-9) adalah: (1) Meningkatkan kualitas fisik dasar

secara umum dan menyeluruh, (2) Mengembangkan dan

meningkatkan potensi fisik khusus, (3) menambah dan

menyempurnaka teknik, (4) mengembangkan dan menyempurnakan

strategi, taktik, serta pola bermain, (5) meningkatkan kualitas dan

kemampuan aspek psikis.

c. Pengaruh Latihan

Menurut Bompa (1990: 52) dalam proses latihan ada beberapa

tahap yang harus dilakukan yaitu; (1) persiapan fisik umum, (2)

persiapan fisik khusus, dan (3) membangun tingkat kemampuan

biomotor yang lebih tinggi. Artinya proses latihan fisik harus di awali

dengan latihan fisik umum, karena kemampuan fisik umum

merupakan pondasi atau dasar yang harus dimiliki olahragawan guna

mempersiapkan organ-organ tubuh pada saat melakukan aktifitas fisik

secara khusus. Sedangkan latihan secara khusus lebih mengarah pada

spesifikasi cabang olahraga, baik sistem energi yang digunakan,

kualitas gerak yang dilakukan dan lamanya waktu pelaksanaan.

Menurut Awan Hariono (2006: 6) latihan fisik yang dilakukan

secara teratur, terprogram, dan terukur dengan baik akan

menghasilkan perubaha-perubahan fisiologi yang mengarah pada

14
peruahan kemampuan fungsi tubuh dalam menghasilkan energi yang

lebih baik.

Menurut Devis dalam Prabawa (2009: 30-31) perubahan yang

terjadi sebagai akibat dari latihan fisik adalah: (1) perubahan

biokimia, perubahan-perubahan dalam otot rangka dikelompokkan

menjadi dua, yaitu: (a) disebabkan oleh latihan aerobik, dan (b)

disebabkan oleh latihan anaerobik. (2) perubahan pada sistem

kardiorespirator, (a) hipertropi jantung, (b) bertambahnya volume

sekuncup jantung, (c) menururnya frekuensi denyut jantung pada saat

istirahat, (d) meningkatnya volume darah dalam hemoglobin, (e)

tekanan darah, (f) sistem resspirator. (3) perubaha-perubahan lain, (a)

perubahan dalam komposisi tubuh, (b) perubahan kadar kolesterol dan

trigliserida darah, (c) perubahan dalam tekanan darah, (d) perubahan

dalam aklimatisasi, dan (e) perubahan dalam jaringan-jaringan

penghubung.

d. Prinsip – Prinsip Latihan

Menurut Bompa (29:1994) prinsip latihan adalah

petunjuk/pedoman dan peraturan yang sistematis dan seluruhnya

berlangsung dalam proses latihan. Menurut Sukadiyanto (2005: 12)

prinsip-prinsip latihan memiliki peran penting terhadap aspek fisilogis

dan psikologis olahragawan. Jadi prinsip-prinsip latihan memiliki

peranan penting dalam proses latihan agar pada saat proses latihan
15
tujuan dan kualitas latihan dapat tercapai sesaui dengan yang

diharakap.

Adapun menurut Awan Hariono (2006: 10-19) prinsip-prinsip

latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam proses latihan adalah:

(1) prinsip individual, (2) prinsip adaptasi, (3) prinsip beban lebih, (4)

prinsip beban bersifat progrseif, (5) prinsip spesifikasi, (6) prinsip

bervariasi, (7) prinsip pemanasan dan pendinginan, (8) prinsip

periodisasi jangka panjang, (9) prinsip berkebalikan, (10) prinsip

beban moderat, dan (11) prinsip sistematik. hal ini senada dengan

yang dijelaskan secara lebih rinci oleh Sukadiyanto (2010: 16-23)

bahwa prinsip-prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam

proses latihan adalah sebagai berikut:

1) Prinsip Individual

Pembebanan yang dilakukan selama proses latihan harus

disesuaikan dengan keadan individu, dan tidak bisa disamakan

antara atlet satu dengan atlet yang lain. Adapuun faktor yang

dapat mempengaruhi perbedaan kemampuan merespon beban

latihan yaitu, diantaranya: a) genetika, b) gizi, c) waktu istirahat,

d) rasa sakit dan cidera, e) tingkat kebugaran, f) motivasi, g)

lingkungan.

2) Prinsip Adaptasi

16
Tingkat kecepatan dalam megadaptasi setiap beban latihan

berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainya. Kecepatan

dalam mengadaptasi beban latihan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya: usia olahragawan, usia latihan, kualitas/mutu

latihan. Ciri-ciri terjadinya proses adaptasi pada tubuh sebagai

akibat dari latihan, antara lain:

a. Kemapuan fisiologis: membaiknya sistem pernapasan,

fungsi jantung, paru, sirkulasi dan volume darah.

b. Meningkatya kemampuan fisik, yaitu: ketahanan otot,

kekuatan, dan power.

c. Tulang, ligament, tendo, dan hubungan jaringan otot

menjadi lebih kuat.

3) Prinsip Beban Lebih

Untuk meningkatkan kualitas fisik, latihan yang di lakukan

harus melawan atau mengatasi beban latihan. Artinya beban

latihan yang dikerjakan harus melebihi kemampuan yang di

miliki, sehingga bila atlet sudah mampu beradaptasi terhadap

beban latihan yang diberikan, maka untuk beban latihan yang

selajutnya harusdi tingkatkan dengan cara: (a) diperberat, (b)

dipercepat, dan (c) diperlama proses pembebananya. Latihan yang

menggunakan beban di bawah atau sama dengan kemampuanya

17
hanya akan menjaga kekuatan otot stabil, tanpa di ikuti

peningkatan kekuatan.

4) Prinsip Beban Bersifat Progresif

Latiahn bersifat progresif berarti latihan harus di lakukan

secara ajeg, maju, dan berkelanjutan. Artinya prinsip beban

progresif dapat dilakukan dengan meningkakan beban secara

bertahap dalam satu program latihan. Peningkatan beban

disesuaikan dengan adaptasi yang telah di alami oleh atlet, setelah

jangka waktu adaptasi telah di capai maka beban harus di

tingkatkan. Menurut Mochamad Sajoto (1995: 115) otot yang

menerima beban berlebih kekuatanya akan meningkat dan apabila

tidak ada penambahan kekuatanya tidak bertambah, penambahan

beban dilakukan sedikit demi sedikit pada satu set dan jumlah

repetisi tertentu.

5) Prinsip Spesifikasi

Prinsip spesifikasi berarti materi latihan yang diberikan harus

disesuaikan dengan kebutuhan cabang olahraganya. Artinya

Program latihan sesuai dengan tujuan latihan yang ingin dicapai

atau karakteristik dari cabang olahraga, baik spesifikasi kebutuhan

sistem energi yang digunaka, bentuk/model latihan, dan pola

gerak dan kelompok otot yang terlibat, misalnya dalam olahraga

18
pencak silat predominan sistem energi yang dibutuhkan selama

pertandingan adalah anaerobik alaktit.

6) Prinsip Bervariasi

Program latihan yang dilakukan terus menerus tanpa adanya

variasi akan membuat atlet merasa jenuh, sehingga perlu adanya

variasi bentuk/model latihan, tempat latihan, sarana dan prasarana

latihan, dan teman latihan. Namun variasi yang dilakukan juga

harus memiliki tujuan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan

atlet.

7) Prinsip Pemanasan dan Pendinginan

Sebelum melaksanakan aktivitas latihan inti baiknya dilakukan

pemanasan terlebih dahulu yang bertujuan menyiapkan otot-otot

yang akan digunakan selama proses latihan, yang sesuai dengan

karakteristik cabang olahraga dan diakhiri dengan pendinginan.

Agar setelah melakukan latihan fungsi fisiologis tubuh kembali

dalam keadaan normal maka pada saat pendinginan diperlukan

gerak-gerak yang ringan. Dengan demikian dalam satu sesi latihan

selalu mengandung unsur-unsur: (a) pemanasan (Warming up), (b)

latihan inti, (c) latihan suplemen, dan (d) penutup.

8) Prinsip Periodisasi Jangka Panjang

Menurut Bompa (2000: 194) periodisasi adalah pembagain

rencana tahunan ke dalam fase latihan yang lebih kecil, yang


19
telah diatur serta untuk menjamin pemuncakan yang tepat dalam

pertandingan. Artinya dalam pembuatan progrram latihan terdapat

beberapa fase yang harus dilalui, penentuan fase berdasarkan

lamanya waktu yang digunakan dalam pembuatan program untuk

menghadapi suatu event pertandingan, tiap fase

juga memiliki tujuan yang berbeda-beda dan harus dicapai,

sehingga atlet mampu menampilkan performa terbaiknya dalam

pertandingan.

9) Prinsip Berkebalikan

Rutinitas latihan yang dilakukan memiliki peranan penting

dalam menjaga kemampuan otot yang telah dicapai, (Suharjana,

2007: 21-24). Sehingga kemungkian terjadinya penurunan kondisi

fisik akan terjadi jika atlet tidak melakukan latihan. Sebaliknya,

atlet yang melakukan latihan terlalu banyak dan tidak terprogram

akan mengalami over training.

10) Prinsip Beban Moderat

Prinsip beban moderat berarti beban latihan yang diberikan

harus disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan

anak latih. Artinya pembebanan pada saat menentukan prgram

latihan harus disesuaikan dengan keadaan atlet, karena

kemampuan atlet juga berbeda-beda. Agar kemampuan fisik atlet

sesuai dengan tujuan latihan, maka beban latihan tidak terlalu


20
berat dan tidak terlalu ringan.

11) Prinsip Sistematik

Latihan yang dilakukan secara sistematik akan membantu

proses adaptasi dalam organ tubuh. Sehingga dalam menentukan

dosis (takaran) dan skala prioritas latihan harus diperhatikan

selama dalam pelaksanaan latihan.

3. Hakekat Tomat

a. Pengertian

Buah Tomat (Lycopersicum Esculentum) merupakan salah satu

produk hortikultura yang berpotensi, menyehatkan dan mempunyai

prospek pasar cukup menjanjikan. Tomat, baik dalam bentuk segar

maupun olahan, memiliki

komposisi zat gizi yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri

dari 5-10% berat kering tanpa air dan 1% kulit dan biji. Jika buah

tomat dikeringkan, glukosa dan fruktosa, sisanya asam-asam organik,

mineral, pigmen, vitamin dan lipid. tanaman tomat digolongkan

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Trachebionta

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae
21
Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Species : Solanum Lycopersicum

Nama binomial : lycopersicon esculentum

(sumber : Jones, 2008).

Bentuk, warna , rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam.

Ada yang bulat, bulat pipih, keriting, atau seperti bola lampu. Warna

buah masak bervariasi dari kuning, orange, sanpai merah, tergantung

dari jenis pigmen yang dominan. Rasanya pun bervariasi, dari masam

hingga manis. Buahnya tersusun dalam tandan-tandan. Keseluruhan

buahnya berdaging dan banyak mengandung air.

Buah tomat terdiri dari beberapa bagian yaitu perikarp, plasenta,

funikulus, dan biji. Perikarp meliputi eksokarp, mesokarp, dan

endocarp. Eksokarp adalah lapisan terluar dari buah dan sering

mengandung zat warna buah terdiri dari dinding pericarp dan kulit

buah. Perikarp meliputi dinding luar dan dinding radial (septa) yang

memisahkan rongga lokula. Mesokarp adalah lapisan yang paling

dalam berupa selaput terdiri dari parenkim dengan ikatan pembuluh

(jaringan tertutup) dan lapisan bersel tunggal yaitu lokula. EndoKarp

adalah lapisan paling dalam terdiri dari biji, plasenta, dan columella

(Rančić et al, 2010).


22
Ada 5 (lima) jenis buah tomat berdasarkan bentuk buahnya

(Musaddad 2003; Wiryanta, 2002), yaitu :

1) Tomat biasa (L. commune) yang banyak ditemui dipasar-pasar .

2) Tomat apel atau pir (L. pyriporme) yang buahnya berbentuk bulat

dan sedikit keras menyerupai buah apel atau pir. Tomat jenis ini

juga banyak ditemuin di pasar local.

3) Tomat kentang (L. grandifolium) yang ukuran buahnya lebih

besar bila diabandingkan dengan tomat apel.

4) Tomat gondol (L. validum) yang bentuknya agak lonjong,

teksturnya keras dan berkulit tebal.

5) Tomat ceri (L. esculentum var cerasiforme) yang bentuknya bulat

kecil - kecil dan rasanya cukup manis.

b. Manfaat Tomat

1) Mengurangi kadar lemak penyebab kegendutan

2) Membentuk otot

3) Mencegah kanker

4) Penangkal radikal bebas

5) Menjaga gigi dan tulang tetap kuat dan sehat

6) Mengontrol kolestrol penyebab hipertensi (Tekanan darah

tinggi)

c. Kandungan Gizi Tomat

23
Kandungan dalam tomat segar dan matang dalam 180 gram

Kebutuhan Kepadatan
Kandungan Jumlah
per hari (%) nutrisi
Vitmin C 34,38 mg 57,3 27,3

Vitamin A 1121,40 IU 22,4 10,7

Vitamin K 14,22 mcg 18,8 8,5

Molybdenum 9,00 mcg 12,0 5,7

Kalium 399,6 mg 11,4 5,4

Mangan 0,19 mg 9,5 4,5

Serat 1,98 g 7,9 3,8

Krominum 9,00 mcg 7,5 3,6

Vitamin B1 0,11 mg 7,3 3,5

Vitamin B6 0,14 mg 7,0 3,3

Folat 27,00 mcg 6,8 3,2

Tembaga 0,13 mg 6,5 3,1

Vitamin B3 1,13 mg 5,6 2,7

Vitamin B2 0,09 mg 5,3 2,5

Magenegsium 19,80 mg 5,0 2,4

Besi 0,81 mg 4,5 2,1

Vitamin B5 0,44 mg 4,4 2,1

Vitamin E 0,68 mg 3,4 1,6

24
Tryptophan 0,01 g 3,1 1,5

Protein 1,53 g 3,1 1,5

Phospor 43,20 mg 4,3 2,1

Sumber: whfoods org, 2007

Tomat juga mempunyai kandungan senyawa fenolat. Senyawa fenolat

khususnya kelompok flavonoids diketahui memiliki sifat sebagai antioksidan

yang berperan sebagai anti kanker (Terry et al. 2001 dalam Pardede, 2013),

anti mikrobia dan memiliki sifat melindungi terhadap penyakit jantung

(Gorinstein et al., 2002 dalam Pardede, 2013). Bagaimana senyawa ini dapat

berperan sebagai anti oksidan menjadi bahan kajian yang berkembang dewasa

ini.

Kelompok senyawa asam fenolat terdiri dari dua kelompok besar

yakni asam hidrobenzoat (Hydroxybenzoic acid) dan asam hidrosinamat

(Hydroxycinnamic acid). Termasuk dalam kelompok ini adalah asam firulat

(ferulic acid), asam kafeinat (caffeic acid) dan asam kumarat (coumaric acid),

yang secara alami jumlahnya sangat kecil dalam tanaman, juga asam d-kuinat

(d-quinic acid) yang terdapat pada apel (Pardede, 2013).

d. Olahan Tomat
Bahan Kandungan Lycopene (mg100g)
Pasta tomat 42,2
Saus spaghetti 21,9
Sambal 19,5

25
Saos tomat 15,9
Just tomat 12,8
Saus seafood 7,2
Semangka 17,0
Pink grapefruit 4,0
Tomat mentah 8,8
Sumber : Tsang (2007).

4. Hakekat Buah Semangka

a. Pengertian Semangka

Tanaman semangka Cirtulus vulgaris atau C. Lanatus adalah

tanaman yang berasal dari Afrika. Gurun Pasir Kalhari adalah pusat

penyebarannya. Pada musim panen buah semangka akan berilimpah.

Semua binantang dari gajah sampi tikus dan binatang buas sangat

menyukainya. Bersama para pedagang, pelayar tanaman ini ikut

bermigrasi ke China, setelah itu kenegara lainnya. Penyebaran ke benua

Ameriaka di lakukan oleh bangsa Amerika sendiri. Di kawasan sub

tropika seperti Jepan, Amerika tamanan semangka memiliki keutungan

sendiri.

Buah semangka memiliki daya tarik sendiri, buah semangka

mengandung banyak air 92% dan mengandung likopen sebesar 48,8%

(Tadmor, Y et al., 2005). Nilai gizi buah semangka memiliki angka yang

rendah karena hanya mengandung 7% karbohidrat dalam bentuk gula,

26
dan kandungan mineral dan vitamin juga rendah. Meskipun demikian

buah semangka tetap banyak pengemarnya. Secara taksonomi tanaman

semangka digolongan sebagai berikut (Jones B.S dan Arlene

E.Luchsinger)

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Violales

Bangsa : Cucurbitaceae

Suku : Citrullus

Marga :Citrullus lunatus (Thunb). Matsum. et Nankai

b. Jenis - Jenis Semangka

1) Reddi 227

2) Varietas Metal 206

3) Varietas Red Top 2. 12

4) Pariefas Good Quality

5) Varietas New Dragon

6) China Dragon

7) Flower Dragon

8) Grand Baby

9) Golden Sumser

10) Yellow Baby

11) Quality
27
12) Fengshan No. 1

13) Varietas F1 Hibrida S111 (Champion)

14) Pretty Orchid

15) Jelita

16) Farmers Wonderfull

17) Hitam Manis

18) Mas Kuning

c. Manfaat Semangka

1) Mencegah asma

2) Menyehatankan jantung

3) Mempertahankan hidrasi

4) Menurunkan tekanan darah

5) Mengatasi lemak yang menupuk

d. Kandungan Gizi Semnangka

Dalam 100 gram buah semangka terkandung nilai gizi sebagi berikut

Kandungan Nilai Gizi

Energi 30 kalori

Karbohidrat 7,6 gram

Protein 0,6 gram

Lemak total 0,15 gram

28
Kolestrol 0 mg

Serat 0,4 gram

Vitamin

Folat 3 mcg

Niasin 0,178 mg

Asam pantotenat 0,221 mg

Piridoksin 0,045 mg

Thiamin 0,003 mg

Vitamin A 596 IU

Vitamin C 8,1 mg

Vitamin E 0,05 mg

Elektrolit

Sodium 1 mg

Kalium 112 mg

Mineral

Kalsium 7 mg

Tembaga 42 mcg

29
Besi 0,24 mg

Magnesium 10 mg

Seng 0,10 mg

Phyto - nutrient

Karoten 303 mcg

Crypto- xanthin 78 mcg

Lutein- zeaxanthin 8 mcg

Lycophene 4532 mcg

B. Penelitian Relevan

Manfaat dari penelitian yang relevan yaitu sebagai acuan agar penelitian yang

sedang dilakukan menjadi lebih jelas. Penelitian yang relevan dengan

penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Baso Asdillah Putra pada tahun 2018

Universitas Negeri Makasar dengan judul Pengaruh pemberian

semangka terhadap waktu pemulihan denyut nadi setelah melakukan

aktivitas fisik pada siswa SMK Negeri 9 Bulukambang.

2. Penelitian yang di lakukan oleh I Wayan Jurniarsana pada tahun 2011

Politeknik Kesehatan Denpasar dengan judul pemberian jus tomat

30
mempercepat tercapainya denyut nadi pemulihan dari pada air kelapa

muda pada atlet tinju.

C. Kerangka berfikir

Dalam pertandingan pencak silat kategori tandingan atlet harus

mempunyai kebugaran fisik yang baik, karena dalam kategori tanding sekali

pertandingan bisa 30 menit jika waktu yang di gunakan bersih. Yang di

maksud waktu bersih ketika wasit henti waktu berhenti, waktu dalam satu

babak 2 menit dan istirahat hanya 1 menit. Apabila tidak mempunyai kondisi

fisik yang bagus maka akan kesulitan pada babak berikutnya untuk

mempertahankan maupun menambah nilai.

Atlet pencak silat kategori tanding di tuntut mempunyai kondisi fisik

yang baik, dan bisa mempercepat pemulihan atlet salah satunya dengan di

ukur denyut nadinya. Untuk mempercepat penurunan denyut nadi atlet bisa

menggunakan minuman isotonik untuk mengganti cairan yang hilang. Selain

itu bisa menggunakan minuman yang mempunyai likopen tinggi atau

mengkonsumsi buah yang mempunyai likopen tinggi salah satunya jus tomat

dan buah semangka. Kedua buah ini mempunyai kandungan likopen tinggi

sehingga menurunkan denyut nadi.

Untuk eksperimen ini akan di lakukan dengan mengukurnya

penurunan denyut nadi dengan latihan kecepatan yaitu menggunakan sprint

pendek 30m dan sebelum melaksanakannya orang coba di berikan jus tomat

dan buah semangka maksimal satu jam sebelum latihan.


31
D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2016: 96) hipotesis penelitian dapat diartikan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empirik dengan dengan data. Berdasarkan kerangka berfikir di atas di

kemukakan hipotesis bahwa jus tomat dan buah semangka bisa menurunkan

denyut nadi latihan kecepatan atlet pencak silat.

32
BAB III

METODE PENELITIAM

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, menurut Sugiyono

(2016: 107) bahwa metode eksperimen merupakan metode penellitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Penelitian

eksperimen bertujuan menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab

akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu

atau lebih kelompok ekperimental dan membandingkan hasilnya dengan satu

atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai atau dikenai perlakuan

lain.penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui pengaruh jus tomat dan buah

semangka terhadap penurunan nadi latihan atlet pencak silat kategori tanding.

Desain penelitian ini dalam penelitian adalah “Pretest Posttest Control Group

Design”, yaitu dua kelompok yang dipilih dengan cara Purposive Sampling

kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, kelompok pertama

diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak diberi perlakuan adakah

perbedaan antara kelompok experimen dan kelompok kontrol. Caranya

kelompok dibagi dua yaitu kelompok A dan kelompok B. Masing-masing

kelompok memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh yang peneliti. Dari dua

kelompok tersebut, maka akan didapat sebuah data dan informasi yang

dijadikan bahan untuk mengambil kesimpulan.

33
Kelompok A (eksperimen), dan kelompok B (kontrol) yang dimaksud

kelompok eksperimen adalah sebuah kelompok yang diberi perlakuan dari

seorang peneliti untuk mengetahui akan pengaruh dari penelitian tersebut.

Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan oleh peneliti.

Proses penelitian yang akan dilaksanakan, maka dapat digambarkan desain

penelitian sebagai berikut:

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat: Universitas Negeri Yogyakarta

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016: 117) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

Atlet pencak silat kategori tanding sebanyak 20 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Suharsimi Arikunto, 2002:109). Menurut Sugiyono (2006: 56)

sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Pengambilan data ditujukan agar penelitian dapat

berlangsung secara efektif dan efisien. Teknik sampel pada penelitian

ini adalah non probability sampling, artinya teknik pengambilan


34
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,

2016: 120).

Adapun teknik pengambilan data sampel menggunakan

purposive sampling. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil subjek

bukan didasarkan atas strata, rondom atau daerah tetapi didasarkan

atas adanya tujuan tertentu. Dalam buku Metode Penelitian

(Sugiyono, 2016: 120) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini

penulis mengambil sampel berdasarkan pengaatan dilapangan

terhadap atlet Pencak Silat kategori tanding.

D. Definisi Oprasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah bagaimana suatu variabel dalam

konsep yang jelas sehingga dapat diukur dengan unsur-unsur atau elemen -

elemen yang terkandung didalamnya (Agung Sunarno & Syaifullah

D.Sihombing, 2011: 35). Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

1. Latihan kecepatan ini di lakukan dengan jarak 30m dengan start

berdiri , ini dilakukan 4 - 6 repetisi di ulangi 4 - 5 set, dan setiap set

ada waktu istirahat lima menit, dan setelah selesai per set akan di

hitung denyut nadi selama 6 detik, di ukur lagi pada 1 menit selama 6

35
detik setelah di ukur saat mau mulai set berikutnya dengan waktu 6

detik.

Adapun teknik pengambilan data sampel menggunakan purposive

sampling. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, rondom atau daerah tetapi didasarkan atas

adanya tujuan tertentu. Dalam buku Metode Penelitian (Sugiyono,

2016: 120) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini

penulis mengambil sampel berdasarkan pengamatan dilapangan.

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 149).

Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini

menggunakan spotwach untuk mengukur denyut nadi dan waktu sprint.

Untuk waktu sprint dengan satuan second dan untuk denyut nadi kali.

F. Teknik Analisis Data.

1. Uji Prasyarat

Analisis data adalah proses dan mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran, sehingga

dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain.

36
2. Uji Hipotesis

Hipotisis penelitian ini menggunakan hipotesis komparatif.

Hipotesis komparatif digunakan untuk membandingkan antara dua

variabel apakah signifikan atau tidak. Setelah uni prasyarat terpenuhi

maka dilakukan uji hipotesis, uji hipotesis penelitian ini menggunakan

uji-t yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan

antara kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok kontrol terhadap

ke uji-t, ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh peneliti bahwa data

yang dianalisis harus berdistribusi normal, untuk itu perlu dilakukan

uji normalitas dan uji homogenitas (Suharsimi Arikunto, 2006).

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Agung, Nugroho. (2004). Diktat Pedoman Latihan Pencak Silat. Yogyakarta:


FIKUNY.
2. Agung, Sunarno dan R. Suaifullah D. Sihombing. (2011). Metode Penelitian
Ahuja. (2003). Manfaat Tomat Gaya Hidup Masa Kini. Your Life Stlye.
3. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
4. Awan, Hariono. (2006). Metode Melatih Fisik Pencak Silat. Yogyakarta: FIK
UNY.
5. Baga, M. K. (2008). Berteman Semangka, Jakarta: Penebar Swadaya.
6. Bompa, Tudor O. (1994). Theroy and Methodology of Training. Kendal.
Lowa:Hunt Publishing Company.
7. Departemen Kesehatan Republik Indonesi. (1995), Farmakope Indonesia
edisi IV. Kopri Sub Unit Deroktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
1193.
8. Erwin, Setyo Kriswanto. ( 2015). Pencak Silat. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
9. IW Juniarsana - JURNAL SKALA HUSADA, 2011 - poltekkes-
denpasar.ac.id
10. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/so/article/view/6127
11. http://repository.unika.ac.id/15598/
12. Munas IPSI XII. (2007). Peraturan Pertandingan Pencak Silat IPSI. Jakarta:
PB.IPSI.
13. https://www.pdfdrive.com/pengaruh-pemberian-jus-tomat-e60511123.html
14. S Santoso, HRD Ray, K Sultoni - Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan -
ejournal.upi.edu
15. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,
Kualitaif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
16. Suharjana. (2007). Latihan Beban. Yogyakarta: FIK UNY
17. Sukadiyanto, (2002). Metode Latihan Fisik. Yogyakarta: FIK UNY.
18. Sukadiyanto, (2010). Pengantar Teori dan Metodelogi Melatih Fisik.
Bandung: CV Lubuk Agung

38

Anda mungkin juga menyukai