LHOKSEUMAWE
SEMINAR PROPOSAL
OLEH
HARDIANSYAH SAMOSIR
190160028
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala nikmatNya sehingga Proposal
Seminar yang berjudul Kenyamanan Visual Pada Gedung Olahraga Di Kota
Lhokseumawe ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang
berarti. Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Seminar yang
diampu oleh Ibu Soraya M, ST, M.Sc.
Pemilihan tema ini didasari atas rasa ingin tahu penulis terhadap
kenyamanan visual yang berada di gedung olahraga. Apakah sudah memenuhi
standar peraturan pemerintah yang sudah tertera. Semoga dengan adanya proposal
ini dapat membuka pola pikir penulis khususnya dan pembaca pada umumnya
terkait kenyamanan visual pada gedung olahraga.
Proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari Ibu Soraya M, ST, M.Sc., selaku dosen pengampu. Untuk itu
saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya dalam berbagai bentuk hingga
proposal ini dapat terselesaikan dan sampai ke tangan pembaca.
Hardiansyah Samosir
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................. i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam meningkatkan sisi kenyamanan bagi para atlet dan penonton ada
beberapa hal yang harus diperhatikan seperti dari segi pencahayaan, sudut pandang,
dan kesesuaian pemilihan warna pada interior. Dengan diperhatikannya aspek-
aspek tersebut, diharapkan setiap perencanaan tribun dalam sebuah gedung
olahraga yang akan dibangun dapat dipertanggung jawabkan terhadap kenyamanan
visual para pengunjung yang menggunakan tribun pada gedung tersebut.
1
Apabila hal ini tidak diperhatikan dapat mengakibatkan kurangnya minat penonton
untuk menyaksikan pertandingan hingga selesai.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang dikaji
dalam penilitian ini antara lain :
2
1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang akan dilakukan maka, akan dapat menarik manfaat dari
penelitian antara lain :
1. Manfaat Akademik
Untuk mengetahui kondisi kenyamanan visual pada gedung olahraga
sudah memenuhi standar kenyamanan atau belum agar menjadi tempat
yang nyaman dan produktif.
2. Manfaat Praktis
Sebagai acuan bagi para Arsitek dalam merancang dan mendesain
gedung olahraga sehingga memenuhi standarisasi tingkat kenyamanan
visual.
a. Intensitas cahaya.
b. Sudut pandang penonton.
c. Tata warna.
3
1.6 Kerangka Berpikir
LATAR BELAKANG
Dalam meningkatkan sisi kenyamanan bagi para atlet dan penonton ada
beberapa hal yang harus diperhatikan seperti dari segi pencahayaan, sudut
pandang, dan kesesuain pemilihan warna pada interior.
VARIABEL TUJUAN
PENGUMPULAN DATA
Observasi, Dokumentasi,
TEMUAN
Wawancara, Studi pustaka.
Kelayakan gedung olahraga
dengan standar peraturan
ANALISIS DATA pemerintah.
Dilakukan secara deskriptif.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kenyamanan
a. Pengertian Kenyamanan
5
b. Aspek - Aspek Kenyamanan
6
b. Keindahan, merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk
memperoleh kenyamanan karena mencakup masalah kepuasan
batin dan pancaindra.
c. Penerangan, untuk mendapatkan penerangan yang baik dalam
ruangan perlu memperhatikan beberapa hal yaitu cahaya alami,
kuat penerangan, kualitas cahaya, daya penerangan, dan
pemilihan dan peletakan lampu.
7
pencahayaan bagi ruang kelas umum adalah 250 Lux, ruang komputer 500 Lux,
ruang gambar 700 Lux, dan bengkel kayu 200-1000 Lux.
c. Intensitas Cahaya
8
Intensitas cahaya (luminous intensity) adalah kuat cahaya yang dikeluarkan
oleh sebuah sumber cahaya ke arah tertentu, diukur dengan Candela (Satwiko,
2004).
9
warna dan renderasi warna yang dapat mempengaruhi penampilan
objek yang diberikan cahaya suatu lampu.
d. Sudut Pandang
e. Tata Warna
Warna adalah salah satu unsur keindahan dalam seni dan desain selain
unsur-unsur visual lainnya (Prawira, 1989). Warna bisa mempengaruhi seseorang
secara emosional yang diakibatkan oleh suasana ruang (Sulasmi, 2002). Berikut
beberapa pengaruh warna terhadap psikologis (Krisnawati .C, 2005).
10
2.3 Gedung Olahraga
a. Pengertian Olahraga
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang
dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya
(Giriwijoyo, 2005:30). Dengan berolahraga atau melakukan aktifitas fisik yang
teratur dapat mengurangi resiko penyakit kronis, mengurangi stress dan depresi,
meningkat kesejahteraan emosional, tingkat energi, kepercayaan diri dan kepuasan
dengan aktivitas social.
11
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan dan
merancang arena olahraga bulu tangkis, diantaranya yaitu:
12
c. Standar Peraturan Pemerintah Tentang Gedung Olahraga Nomor 8 Tahun
2018
1. Zonasi
• Zona 1 (arena dan pengamanan sementara) merupakan pengamanan
bagian utama dan pusat dari gedung olahraga yang berfungsi untuk:
- Tempat berlangsungnya kegiatan olahraga,
- Masuk dan keluar arena dan,
- Pemisah area penonton dan sirkulasi atlet.
• Zona 2 (tribun dan sirkulasi penonton) merupakan pengamanan
fasilitas penonton yang ada didalam gedung olahraga yang berfungsi
untuk:
- Menertibkan penonton,
- Pengaturan sirkulasi dan,
- Jalur evakuasi dalam gedung.
• Zona 3 (fasilitas penunjang kegiatan) pengamanan seluruh fasilitas
penunjang kegiatan yang berada di bagian keliling gedung olahraga
yang berfungsi untuk
- Akses langsung dengan luar bangunan
- Pengaturan sirkulasi dan
- Evakuasi dalam kondisi kedaruratan.
• Zona 4 (luar bangunan (Final safety zone)) merupakan pengamanan
pada bagian luar bangunan atau keliling gedung olahraga
(perimeter) yang berfungsi untuk:
- Daerah bebas kedaruratan
- Area sirkulasi di luar bangunan dan penyaringan pengunjung,
dan
- Area pengamanan terakhir untuk evakuasi dalam kondisi
kedaruratan sebelum dirujuk ke luar lokasi.
2. Tribun Penonton
• Kursi individual harus mempunyai sandaran dengan ketinggian
minimum 30 cm diukur dari dasar dudukan.
13
• Bentuk dan bahan harus memenuhi persyaratan kenyamanan
(ergonomic) yang terbuat dari bahan dan sistem pemasangan yang
kokoh, tidak mudah dirusak dan aman terhadap perambatan api
(flame retardent).
• Jarak kursi ke samping minimum 3 cm, bila masih menggunakan
tempat duduk memanjang (bangku) maka jarak minimum 3 cm
tersebut harus dibuat dengan tegas dari cat atau bahan lain dan
bernomor untuk menjamin bahwa setiap 1 tempat duduk hanya
ditempati oleh 1 orang.
• Perbedaan ketinggian antara lantai undakan tribun disesuaikan
dengan analisa pandangan bebas ke depan agar pandangan tidak
terhalang penonton yang duduk di barisan depannya, minimum 12
cm.
3. Pandangan Penonton
• Penonton dari setiap sudut tribun harus dapat melihat secara leluasa
ke seluruh arena permainan, maka tata letak (lay-out) dan sudut serta
dimensi tribun harus ditentukan menurut hasil analisa persyaratan
garis pandang.
• Sudut kemiringan (kecuraman) undakan tribun harus menjamin
perbedaan tinggi minimum 12 cm agar penonton yang berada
diurutan belakang dapat melihat secara bebas ke titik terjauh dan
terdekat dari arena permainan tanpa terhalang penonton depannya.
• Untuk menampung penonton dalam jumlah yang besar, maka tribun
dapat dibuat bertingkat dengan memperhatikan ketentuan agar
penonton yang berada di tribun harus dapat memandang keseluruh
arena permainan dengan tidak terhalang. Harus dilakukan studi
analisa garis pandang penonton secara vertikal (sudut bebas pandang
vertikal) maupun horizontal.
4. Intensitas Cahaya
• Penerangan buatan dan/atau penerangan alami tidak menyilaukan
bagi para pemain dan penonton.
14
• Pencegahan silau akibat matahari harus sesuai ketentuan dan standar
yang berlaku.
• Untuk pencegahan silau yang diakibatkan oleh pencahayaan alami
maupun buatan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Sumber cahaya lampu atau bukaan harus diletakkan dalam satu
area pada langit-langit sedemikian rupa sehingga-sudut yang
terjadi antara garis yang menghubungkan sumber cahaya
tersebut dengan titik terjauh dari arena setinggi 1,5 m garis
horizontal minimum 30° dan maksimum 55°.
b) Pencegahan silau akibat pencahayaan buatan dapat diantisipasi
dengan peletakan lampu yang arah cahayanya tidak sejajar
dengan arah permainan.
c) Menggunakan asesoris peredam silau, dan
d) Tipe lampu yang digunakan disesuaikan dengan ketinggian
instalasi tata cahaya, untuk 3-12 m disarankan menggunakan
jenis fluorescent/ metalhalide watt rendah, untuk 12-20 m
disarankan menggunakan jenis metalhalide watt menengah, dan
untuk 20 m keatas disarankan menggunakan jenis metalhalide
watt tinggi.
• Peletakan, jumlah dan tingkat pencahayaan lampu arena pada suatu
gedung olahraga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan ketentuan
teknis masing-masing cabang olahraga.
• Tingkat pencahayaan horizontal pada arena dengan posisi 1 m di
atas permukaan lantai harus dibedakan sesuai dengan kebutuhan
untuk:
a) latihan minimum 200 Lux;
b) pertandingan antara 300 – 600 Lux; dan
c) pengambilan gambar dengan kamera TV minimum 1200 Lux.
• Gedung olahraga harus dilengkapi dengan lampulampu darurat
(emergency lamp) yang terpasang pada tempat-tempat strategis.
15
5. Tata Warna
• Koefisien refleksi dan tingkat warna langit-langit, dinding dan lantai
arena harus memenuhi ketentuan.
• Untuk cabang olahraga tertentu dapat menyesuaikan dengan
ketentuan teknis yang berlaku.
Sandar Indonesia Tentang Tata Warna
16
BAB III
METODE PENELITIAN
17
Paloh Timur, Paloh Barat. Lokasi gedung olahraga ini berada di Kelurahan
Batuphat.
Untuk waktu penelitian ini ditargetkan selama 2 bulan. Dan untuk jam nya
akan dilakukan pada jam :
Waktu tersebut dipilih karena intensitas cahaya alami dan buatan pada jam-
jam tersebut akan berbeda-beda.
18
untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan penelitian perilaku, sikap, motivasi,
persepsi dan tindakan subjek (Moleong, 2007:6). Matthew B. Miles dan A. Michael
Huberman yang berjudul Analisi Data Kualitatif (1992), tahap-tahapan penelitian
kualitatif itu meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Jenis Data
• Data Primer
Data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak
pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk
tabel-tabel atau diagram-diagram (Umar. H, 2013:42).
• Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dan
majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah dan sebagainya
(Sujarweni. V.W, 2014:74).
• Observasi Lapangan
19
Teknik pertama ini adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung. Untuk melakukan observasi seorang peneliti
diharuskan untuk melakukan pengamatan di tempat terhadap objek
penelitian untuk diamati menggunakan pancaindra yang kemudian
dikumpulkan dalam catatan atau alat rekam.
• Dokumentasi
Pengumpulan data dengan mencatat data yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti dari dokumendokumen yang dimiliki oleh
instansi terkait. Untuk mencari besarnya intensitas cahaya, di pakai
metode pengukuran dengan luxmeter. Luxmeter adalah alat ukur kuat
penerangan dalam suatu ruang. Satuan ukuran luxmeter adalah lux (L).
• Wawancara
• Studi Pustaka
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh
data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang
diperoleh.
Objek pada penelitian ini adalah kondisi di Gedung Olahraga PT. Arun yang
berada di Batuphat, Kota Lhokseumawe, Aceh.
20
b. Sudut pandang penonton pada tribun Gedung Olahraga Arun. Penelitian
ini berpedoman pada peraturan Pemerintah tentang Gedung Olahraga
Nomor 8 Tahun 2018 (Kualitatif & Kuantitatif).
c. Tata warna pada interior bangunan (Kualitatif).
Variabel merupakan suatu objek yang bisa berbentuk apa saja, yang
ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk bisa memperoleh informasi supaya
dapat ditarik sebuah kesimpulan dalam proses penelitian. Secara teori, pengertian
variabel penelitian juga dapat didefinisikan sebagai suatu objek, sifat, atribut atau
nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara
satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulan.
21
Variabel Indikator Keterangan
1. Intensitas Cahaya Bukaan dinding bagian
utara dan bagian selatan
dimana ditentukan titik-
titik acuan TUU (Titik
ukur utama) dan TUS
(Titik ukur sudut).
- Dinding
- Tribun penonton
- Lantai lapangan
3. Tata Warna - Lantai samping
lapangan
- Ornamen
- Plafon
22
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Gumilar Utami, R. (2017). Women's Hospital PTPN Subang Tema Feminin
(Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
Oborne (1995) & et al. Kajian kenyamanan fisik pada terminal penumpang stasiun
besar Yogyakarta. Diss. UAJY, 2016, 30 – 37.
23
PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PRASARANA
OLAHRAGA BERUPA BANGUNAN GEDUNG OLAHRAGA.
https://kbbi.web.id/
24