Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH P3KP

“PERISTIWA CEDERA DAN KECELAKAAN DALAM AKTIVITAS


OLAHRAGA DAN DILINGKUNGAN RUMAH DAN SEKOLAH”

SEMESTER GENAP 2021/2022

Dosen Pengampu:
Dra. Yarmani, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1) Dilla Saabira Roza (A1H020015)
2) Annisa Pramadanita (A1H020020
3) Riko Setiawan (A1H020001)
4) Akbar Hidayat (A1H020003)
5) Edi Kurniawan (A1H020016)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 08 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................

A. Latar Belakang ...............................................................................................................

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................

C. Tujuan.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................

A. Tindak Pertolongan Pada Terkilir ...............................................................................


B. Tindak Pertolongan Pada Patah Tulang .......................................................................
C. Tindak Pertolongan Pada Pendarahan .........................................................................
D. Tindak Pertolongan Pada Luka ...................................................................................
E. Tindak Pertolongan Pada Keracunan ..........................................................................
F. Tindak Pertolongan Pada Tekanan Aliran Listrik ........................................................
G. Tindak Pertolongan Pada Luka Bakar .........................................................................
H. Tindak Pertolongan Pada Kemasukan Benda Asing ....................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kecelakaan yang menimpa seseorang atau
sekelompok orang. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja seperti di rumah, dijalan, di tempat
kerja bahkan di kampus. Umumnya kecelakaan terjadi secara tiba-tiba, tanpa diduga
sebelumnya dan akibat yang ditimbulkan sangat bervariasi, bisa berupa cedera ringan, sedang,
berat, bahkan sampai meninggal dunia. Berdasarkan jumlah korban, kecelakaan bisa terjadi
dengan satu korban, banyak korban (musibah) atau sangat banyak korban (bencana).
Kejadian kecelakaan dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam, misalnya anak
terpeleset yang menyebabkan luka robek atau memar, keracunan makanan, tersedak makanan,
pingsan, dan lain-lain. Tidak jarang kecelakaan yang demikian sering meminta korban
sehingga diperlukan tindakan pertolongan pertama pada kasus kecelakaan tersebut oleh orang
terdekat yang mengetahui kejadiannya. Dalam hal kecelakaan sehari-hari yang bisa terjadi
dimana saja, maka mahasiswa diharapkan dapat memberikan pertolongan pertama. Tetapi
acapkali terjadi usaha orang-orang yang akan memberikan pertolongan justru mengakibatkan
si korban mendapat kerusakan tubuh atau cedera lebih parah dari sebelum mendapat
pertolongan. Oleh karena itu pada waktu memberikan pertolongan, perlu diketahui apa yang
harus dan yang tidak boleh dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Aktivitas olahraga sebagai sesuatu yang amat penting, bahkan berarti tidak mengandung
risiko bahaya. Kecelakaan sering terjadi di lingkungan bermain anak didik, dibangsal senam,
di halaman sekolah, di lapangan sepak bola, maupun di kolam-kolam renang. Angka
kecelakaan akan semakin tinggi jika program olahraga tidak dilakukan dengan baik dan
memadai. Program itu akan berlangsung dengan baik bila olahraga dibimbing dan ditangani
oleh orang-orang yang benar-benar mengerti bidang olahraga. Karena itu, sudah saatnya
olahraga diajarkan oleh guru olahraga, bukan guru kelas.
Faktor lain yang bisa menyebabkan meningginya kecelakaan dalam aktivitas olahraga,
tak lain banyak dipengaruhi oleh kurangnya peralatan terhadap beberapa hal, seperti:
pemeriksaan kesehatan, pengaturan makan, pengaturan istirahat. Latihan-latihan peningkatan
keterampilan, pengawasan lapangan dan kelengkapan alat bermain. maupun hal-hal teknis
berkenaan dengan metodik dalam mengajar pendidikan jasmani/olahraga.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pencegahan Cedera (PPPKP) adalah upaya
pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedis. Hal ini berarti pertolongan
tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa
pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas PPPK (petugas medik atau orang awam)
yang pertama melihat korban. Tujuan PPPK adalah untuk menyelamatkan jiwa atau
mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih berat, mencegah infeksi, mempertahankan
daya korban sampai datangnya pertolongan lebih lanjut dan mengurangi rasa sakit serta rasa
takut.
Atas dasar hal tersebut maka mahasiswa sebagai salah satu unsur masyarakat dan selalu
berada di tengahtengah masyarakat harus tahu tentang cara pertolongan pertama pada
kecelakaan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa prinsip atau pokok
tindakan yang harus ditanamkan pada jiwa seseorang yang akan melakukan PPPK apabila
menghadapi kecelakaan yaitu: jangan panik, amati dan kumpulkan keterangan kejadian,
perhatikan pernapasan korban dan berikan pertolongan bila perlu, hentikan pendarahan bila
ada, tenangkan korban dan hindarkan shock, pertolongan dilakukan di tempat kejadian dan
tidak tergesagesa memindahkan korban.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tindak pertolongan pada terkilir ?
2. Bagaimana tindak pertolongan pada patah tulang ?
3. Bagaimana tindak pertolongan pada pendarahan ?
4. Bagaimana tindak pertolongan pada luka ?
5. Bagaimana tindak pertolongan pada keracunan ?
6. Bagaimana tindak pertolongan pada tekanan aliran listrik ?
7. Bagaimana tindak pertolongan pada luka bakar ?
8. Bagaimana tindak pertolongan pada kemasukan benda asing ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tindak pertolongan pada terkilir
2. Mengetahui tindak pertolongan pada patah tulang
3. Mengetahui tindak pertolongan pada pendarahan
4. Mengetahui tindak pertolongan pada luka
5. Mengetahui tindak pertolongan pada keracunan
6. Mengetahui tindak pertolongan pada tekanan aliran listrik
7. Mengetahui tindak pertolongan pada luka bakar
8. Mengetahui tindakan pertolongan pada kemasukan benda asing
BAB II
PEMBAHASAN
1. Peristiwa Cedera dan Kecelakaan dalam Aktivitas Olahraga
A. Tindak Pertolongan Pada Kasus Terkilir
Terutama di lapangan olahraga, terkilir bisa dikatakan sebagai kecelakaan yang terjadi
sehari-hari. Sebab utamanya tak lain karena adanya hentakan yang keras terhadap suatu sendi,
tetapi dengan arah yang tidak benar. Perobekan jaringan pengikat antara tulang (ligament)
terjadi sebagai akibat arah hentakan yang salah itu. Biasanya'robekan itu selalu diikuti oleh
terjadinya pendarahan di bawah kulit. Pembengkakanpun terjadi sebagai akibat darah yang
menimbun/mengumpul di bawah kulit itu. Ada beberapa bagian tubuh tertentu yang menjadi
langganan peristiwa terkilir itu. Bagian-bagian itu adalalt. pergelangan kaki, pergelangan
tangan, sendi bahu, jari-jari dan ibu jari, sendi lutut, dan sendi bahu.

a) Terkilir Pergelangan Kaki


Terkilir "pada sendi pergelangan kaki, merupakan yang paling sering terjadi.
Biasanya, pergelangan kaki itu terkilir ke arah dalam Sebagai akibatnya, jaringan ikat
antara tulang kering dengan tulang betis akan robek. Pembengkakan akan terjadi di depan
mata kaki, terkilir ke arah luar bisa juga terjadi, namun jarang sekali. Dan jika hal ini
terjadi, pembergkakan dan rasa nyeri bermula dimata kaki sebelah dalam.
 Tindakan Pertolongan
 Pastikan apakah terjadi patah tulang atau tidak. Terkilir pergelangan kaki bisa diikuti
dengan patah tulang. Bila kemungkinan ini terjadi, biasanya yang mengalami patah
tulang adalah bagian ujung-ujung bawah tulang betis dan tulang kering. Ada dua cara
untuk memastikan ada dan tidaknya tulang yang patah pada sendi pergelangan.
Pertama, dengan jalan menekan tulang yang diduga patah itu dari telapak kaki dan
betis bagian atas. Kedua, dengan cara menekan tulang kering dan tulang betis ke arah
saling mendekati. Bila si penderita merasakan nyeri yang hebat, sangat mungkin
bahwa terkilir tersebut disertai dengan terjadinya patah tulang. Bila tidak ditemukan
adanya patah tulang, tindakan pembalutan pertama di tempat kecelakaan bisa
dilakukan. Mula-mula kendorkan sepatu penderita, dan balutlah pergelangan kakinya
dengan pembalut atau singlet.
 Rendamlah kaki yang cedera ke dalam air es selama setengah jam. Tekanlah bagian
yang sakit dengan spons penekanan lembut dengan spons ini dalam air es (dingin),
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pembengkakan dan menahan pendarahan.
 Balutlah pergelangan kaki tersebut dengan pembalut tekan, setelah perendaman
dalam air es selesai dilakukan, usahakan pembalut tekan itu bisa mengelilingi
pergelangan kaki. Di antara pembalut dan tempat pembengkakan bisa diselipkan
bantalan spons untuk menambah tekanan balutan.
 Usahakan agar penderita tidak menggunakan bagian kaki yang cedera itu untuk
tumpuan berdiri, jongkok maupun jalan. Sebaiknya dirinya harus beristirahat dengan
kaki yang cedera diletakkan lebih tinggi dari bagian. tubuh lainnya. Pembengkakan
biasanya mereda setelah 36-48jam kemudian.
 Setelah waktu itu, untuk mempercepat penyusutan pembengkakan, dapat digunakan
balsem. Namun tidak dipijit dan digosokkan pada bagian cedera, melainkan pada
tempat yang lebih atas lagi.

b) Terkilir Pergelangan Tangan


Seorang yang mengangkak beban berat secara mendadak, punya kemungkinan besar
mengalami terkilir pada pergelangan tangannya. Sebab lain dari terkilir pergelangan tangan
ini adalah melakukan kegiatan yang belum terbiasa dengan menggunakan tangannya
dengan cara dipaksakan.
 Tindakan Pertolongan
Tindakan pertolongan yang diberikan adalah sama dengan tindakan dalam
menghadapi pergelangan kaki yang terkilir. Yakni dengan merendam pergelangan
tangan yang cedera itu ke dalam air es selama 30 menit, kemudian diberi bantuan yang
menekan pada pergelangan tangan tersebut, setelah perendaman dalam air es selalu
dilakukan. Selanjutnya istirahatkanlah bagian tangan yang sakit itu dengan jalan
menggantungkannya ke pundak.
c) Terkilir Sendi Bahu
Ada beberapa sebab terjadinya terkilir pada sendi bahu seorang. Sebab-sebab itu adalah:
- Pundak mengalami benturan langsung,
- Dalam keadaan jatuh, seseorang menopana pada siku.
- Pundak seseorang tertarik ke belakang.
Bila hal itu terjadi, maka tanda-tanda bahu terkilir bisa terlihat sebagai berikut: Bila
bahu ditekan dari atas maka terasa nyeri sekali, lengan yang berhubungan dengan sendi itu
tampak tidak bertenaga dan lunglai, terjadi pembengkakan, kadang kala bahu yang terkilir
ini disertai pula dengan peristiwa patah tulang, terutama pada ujung tulang belikat.

 Tindakan Pertolongan
 Balutlah bagian bahu yang cedera itu dengan plester. Seyogianya antara bagian yang
cedera dengan pembalut itu diberi bantalan kain lunak atau spons karet busa.
Pembetulan ini dilakukan selama dua hari
 Sesudah dua hari, boleh dilakukan pemijitan dengan terapi panas.

d) Terkilir Jari-jari dan Ibu Jari Tangan


Bila terjadi peristiwa terkilir pada jari-jari tangan, maka tindak pertolongan yang
diberikan adalah dengan cara membidai jari-jari tangan yang cedera itu, sebagaimana yang
terjadi pada peristiwa dilokasi jari-jari tangan, Jari-jari tangan dapat dibidai dengan benda-
benda yang dengan mudah diperoleh di sekitar kita contohnya, kawat, bambu, kayu,
sendok es krim, dan sebagainya.
Bila yang terjadi adalah peristiwa terkilir pada ibu jari, maka tindakan pertolongan
yang dapat dilakukan adalah membalut dengan plester (Strapping), Strapping dilakukan
terhadap ibu jari tangan yang terkilir. Cara strapping juga dapat dilakukan untuk
membatasi gerakan ibu jari tangan yang terkilir.
e) Terkilir Sendi Lutut
Tindakan pertolongan segera terhadap kasus terkilir sendi lutut adalah dengan:
 Kompres es selama 30 menit.
 Memberi balut tekan setelah kompres es selesai dilakukan. Diayunkan pada bagian
atas, kiri dan kanan tempurung lutut dilapisi dengan spons sebelum diberi balut tekan.
 Istirahat.
Sendi lutut merupakan baglan yang kompleks dan rawan. Oleh karena susunannya
yang kompleks dan rawan itulah, maka cedera pada sendi lutut dapat menimbulkan
berbagai macam akibat. Salah satu bukti kerawanan itu adalah bahwa sendi lutut tidak saja
mudah terkilir, namun terpeleset tulang rawan, dan pecahnya tempurung lutut, sering
terjadi dalam beberapa aktivitas olahraga. Bilamana pembengkakan pada lutut sudah
terjadi, maka diagnosis yang tepat untuk menentukan apakah si korban mengalami tulang
rawan yang meleset, peceah tempurung atau terkilir biasa, hanyalah bisa dilakukan oleh
dokter.

f) Terkilir Sendi Siku


Siku seseorang terkilir, biasanya terjadi sebagai akibat adanya sebuah pukulan keras
mengenai punggung siku ketika lengan terentang lurus. Berikut ini adalah cara untuk
mengetahui terjadinya terkilir pada siku seseorang. Mula-mula suruhlah orang yang diduga
terkilir itu untuk menekuk sikunya 90 derajat. Suruhlah dia untuk menggerakkan jari-jari
serta pergelangan tangannya. Bilamana dia merasa nyeri pada tepi-tepi luar dan dalam pada
sendi sikunya, bisa dipastikan sikunya terkilir.
 Tindakan Pertolongan
 Kompres dingin selama setengah jam.
 Balutlah lengan korban dengan siku dalam kedudukan terlipat 90 derajat, kemudian
gantungkan ke leher.
 Pemijatan boleh dilakukan setelah bengkok mereda.
B. Tindak Pertolongan Pertama Pada Kasus Patah Tulang
Dikenal ada dua jenis patah tulang, yakni patah tertutup dan patah tulang terbuka. Pada
patah tulang tertutup, kulit tidak luka. Sedangkan patah tulang terbuka lebih serius. Bukan
saja kulitnya pecah dan luka, namun juga ujung tulang yang patah mungkin juga kelihatan
menonjol melalui kulit jenis patah tulang terbuka lebih serius sebab bisa disertai dengan
kemungkinan bahaya infeksi.
Patah tulang disebabkan karena tertekan, terputar, maupun terpukul. Sebab-sebabnya bisa
langsung (direct) maupun tak langsung (indirect). Sebab direct ditandai dengan patahnya
tulang yang terjadi pada tempat yang jauh Cari bagian yang langsung tertekan, terpukul, atau
terputar.
Tanda-tandanya patah tulang adalah sebagai berikut:
- Bentuk bagian yang patah tulang menjadi lain.
- Rasa sakit pada bagian yang patah, jika diraba maupun jika digerakkan.
- Terjadi pembengkakan.
- Penderita tidak dapat mempergunakan bagian yang sakit itu
Patah tulang harus ditangani dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak, patah tulang tertutup
mungkin berubah menjadi patah tulang terbuka karena perlakuan penanganan yang kasar atau
kurang berhati-hati bahaya kerusakan paru-paru kandung kemih dan organ-organ penting
dalam tubuh, bisa saja terjadi jika penderita patah tulang rusuk diperlakukan secara kasar.
Mula-mula cegahlah kerusakan selanjutnya dengan memakai sebuah bidal, sebelum
mencoba memindahkan korban, pakailah apa saja yang mudah didapat, seperti majalah,
koran, jas, bantal bisa digunakan sebagai bidai darurat. Maksud utama bidai adalah untuk
menahan tulang atau mencegah terjadinya gerakan-gerakan yang perlu.
Jika punggung si korban yang patah, pakailah daun pintu atau carilah sebuah papan yang
lebar, supaya Anda dapat menolong si korban dengan selamat.
a) Patah Tulang Rahang
Orang yang mengalami patah tulang rahang, pada bagian rahangnya terjadi
perubahan bentuk, karena itu tulang rahang yang patah biasanya mudah sekali untuk
diketahui. Ciri lainnya adalah penderita merasakan kesakitan bila rahang tergerak,
sekalipun sangat sedikit. Selanjutnya akan diikuti dengan pembengkakan.
 Tindak Pertolongan
 Kompreslah rahang yang sakit itu dengan es. Di sampinguntuk mengurangi rasa
sakit, pengompresan ini bermaksud untuk menghambat terjadinya Pembengkakan.
 Selanjutnya balutlah rahangnya dengan pembalut segitiga yang dilipat-lipat serta
dibelah sudut-sudutnya.
 Obat pelawan rasa sakit, seperti: antalgin atau aspirin, dapat diberikan untuk
mengurangi rasa sakit penderita.
 Usahakan penderita jangan membuka rahangnya. Kalau minum anjurkan dengan
sedotan
 Penderita dibawa ke rumah sakit

b) Patah Tulang Selangka


Tulang selangka adalah tulang yang menghubungkan pangkal tulang dada dengan
bahu. Letak tulang ini sangat dangkal di bawah kulit, sehingga mudah untuk diraba.
Apabila tulang ini patah, bahu yang disisi itu akan. condong ke arah dada. Dekat di bawah
tulang selangka banyak terdapat pembuluh darah utama yang besar. Jika terjadi patah
tulang selangka, hal yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan pecahnya pembuluh
tersebut karena terluka oleh ujung patahan tulang selangka.
 Tindak Pertolongan
Penderita dibalut dengan balutan ransel, caranya dari pundak kiri, pembalut
disilangkah melalui punggung ketiak kanan. Kemudian dari bawah ketiak kanan ke
depan dan ke atas pundak kanan. Dari pundak kanan disilangkan lagi ke ketiak kiri, lalu
ke pundak ķanan, demikian seterusnya. Akhirnya dengan sebuah peniti ujung pembalut
diikatkan ke pembalut bawahnya. Sebaiknya di bawah ketiak diberi alas kain, agar
pembalut tidak melukai kulit penderita. Selanjutnya penderita dikirim ke rumah sakit.
c) Patah Tulang Lengan Atas
Bentuk tulang lengan atas adalah memanjang, sehingga dilihat dari bentuk itu,
tulang lengan atas merupakan tulang pipa. Bila tulang pipa mengalami patah, maka dapat
ditemukan tanda-tanda yang dapat dirasakan si penderita, tanda-tanda itu adalah:
 Nyeri hebat bila pada bagian yang patah ditekan.
 Terdapat nyeri sumbu.
Nyeri sumbu adalah rasa nyeri yang timbul bilamana tulang itu ditekan dari ujung
keujung.
 Tindak Pertolongan
 Mula-mula pasanglah bidai di sepanjang lengan atas, dan ikatlah dengan balutan.
Lengan digantungkan ke leher dalam keadaan siku terlipat dan lengan bawah
merapat ke dada.
 Apabila patah tulang terjadi di dekat sendi siku biasanya siku tidak dapat dilipat.
Dalam hal ini, pasanglah bidai secara memanjang sehingga pembidaian meliputi
lengan atas sampai dengan lengan bawah. Dalam keadaan seperti ini, lengan tidak
perlu digantung pada leher.

d) Patah Tulang Lengan Bawah


Lengan bawah memiliki dua batang tulang pipa. Kedua tulang pipa itu membentuk
satu kesatuan yang dinamakan sebagai lengan bawah. Tulang pipa yang letaknya searah
ibu jari dinamakan Radius. Sedangkan tulang yang letaknya searah dengan kelingking
dinamakan Ulna. Bilamana salah satu dari tulang pipa tersebut patah, maka secara otomatis
tulang yang satunya lagi akan bertindak sebagai bidai. Meskipun demikian, tanda-tanda
patah tulang juga akan dirasakan oleh penderita. Seperti merasa nyeri bila ditekan, dan
nyeri sumbu.
Pada bagian bawah, antara radius dan ulna akan bertemu dekat pergelangan tangan.
Bila di bagian ini terjadi cidera (rudapaksa), biasanya kedua-duanya akan patah.
 Tindakan Pertolongan
 Pasanglah bidai disepanjang lengan bawah, ikat bidai itu dengan pembalut, lalu
gantungkan lengan patah yang berbidal itu ke leher.
 Kirim ke rumah sakit.
e) Patah Tulang Iga
Terdapat beberapa tanda-tanda, bila tulang'iga mengalami patah, tanda- tanda itu adalah:
 Rasa nyeri bila pada bagian yang cedera ditekan,
 Rasa nyeri sumbu, yaitu jika bagian iga itu ditekan dari arah tulang punggung dan
tulang dada, rasa sakit/nyeri akan dirasakan penderita.
 Pada saat bernapas, bersin maupun batuk, penderita merasakan sakit pada bagian
dadanya.
 Tindakan Pertolongan
Oleh karena sulit untuk memastikan iga mana yang patah, maka fiksasi strapping
diberikan kepada seluruh iga. Seluruh bagian iga difiksasi (ditopang agar tidak
bergerak) dengan menggunakan plester. Pembidaian ini dimulai dari iga terbawah terus
ke atas. Plester pertama menindih yang kedua, yang kedua menindih plester yang
ketiga, dan seterusnya.
Tandanya sama dengan kasus patah tulang yang lainnya. Di samping itu
penderita akan merasa nyeri yang menjalar sampai ke paha dan betis, jika mengerakkan
pinggang.
 Jangan mengubah posisi korban. Jangan pula menyuruh korban untuk duduk.
Sebaliknya biarkan saja dalam keadaan berbaring
 Siapkan usungan yang berasal keras, kuat dan lebar. Dan angkatlah si korban ke
usungan tersebut dengan hati-hati.
 Untuk mengurangi rasa sakit dan agar tidak bergerak ketika diusung, dibawah
pinggang korban hendaknya diberi bantal.

f) Patah Tulang Paha


Secara anatomis, paha hanya terdiri dari satu tulang pipa. Tanda-tanda patah tulang
paha persis sama seperti yang terjadi pada patah tulang pipa yang lainnya. Penderita
merasakan nyeri sumbu yang cukup hebat.
Cara memasang plester pada iga adalah:
 Bersihkan dada dengan air atau alkohol, plester segera dipasang setelah kering
 Sebelum plester dipasang, suruhlah penderita menarik nafas secara maksimal. Saat
napas berhenti setelah hembusan nafas maksimal, plester dipasang.
 Plester dipasang sejajar iga mulai dari ruas tulang belakang hingga tulang dada.
Catatan: mengingat iga yang patah dapat berbahaya terhadap paru-paru (tertusuk
patahan tulang iga), hendaknya tindakan pertolongan harus dilakukan dengan ekstra
hati-hati. Kadang-kadang patah tulang iga disertai dengan batuk darah. Jika hal ini
terjadi, hendaknya segera bawa si korban ke rumah sakit.

g) Patah Tulang Belakang


Patah tulang belakang sering kali diiringi dengan rusaknya sumsum tulang
belakang. Jika sumsum tulang belakang rusak, maka putuslah hubungan ala-talat tubuh
dengan otak. Ini bisa terjadi karena sumsum tulang belakang itu merupakan bagian dari
syaraf pusat. Selanjutnya terputusnya hubungan alat-alat tubuh dan otak mengakibatkan
kelumpuhan.
Rusaknya sumsum tulang belakang sebagai akibat patah tulang belakang dapat
ditandai:
 Anggota badan yang berada di bawah ruas yang patah akan menjadi lumpuh.
 Bilamana penderita pingsang, dirinya tidak akan bereaksi apabila bagian badan itu
ditusuk dengan jarum atau peniti.
Sedangkan patah tulang belakang yang tidak disertai rusa inya sumsum
tulang belakang, tanda-tandanya sama dengan kasus tulang yang lainnya.
 Tindak Pertolongan
 Pasanglah bidai kepada penderita tanpa harus memindahkan penderita ke teampat
lain.
 Bila tulang yang patah terjadi pada bagian atas paha, maka bidal sisi luar sampai
punggung.
 Bila tulang yang patah terjadi pada bawah paha, maka bidai sisi luar cukup sampai
pinggul saja.
C. Tindak Pertolongan Pertama pada kasus Pendarahan
Pada prinsipnya pendarahan dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1) Pendarahan pembuluh darah nadi (pendardhan arteri). Darah yang keluar berwarna merah
muda, berdenyut-denyut sesuai dengan pukulan nadi.
2) Pendarahan pembuluh darah balik (pendarahan vena). Darah yang keluar berwarna merah
tua, terus menerus dan cepat, tidak ada denyutan.
3) Pendarahan kapiler: darah yang keluar berwarna merah tua atau merah muda, darah ke
luar perlahan-lahan serta menetes, kelamaan menutup seluruh permukaan luka.
Dari ketiga macam pendarahan tersebut, barang kali pendarahan arteri merupakan
suatu yang paling penting untuk ditangani. Mengingat arteri merupakan darah segar yang
akan dikirimkan ke seluruh tubuh, maka jika pendarahan arteri terjadi akan cepat kehilangan
darah dan akan mengalami shock, Jika tidak lekas ditolong.
 Tindak Pertolongan
Ada tiga cara tepat untuk menghentikan pendarahan nadi;
 Memberi tekanan di tempat pendarahan (cara 1). Cara ini merupakan cara yang
terbaik untuk pendarahan nadi pada umumnya. Caranya adalah dengan menekan
tempat pendarahan dengan menggunakan setumpuk kasa teril. Tekanan ini
dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih
mantap dapat diberikan, Selanjutnya tutuplah kasa itu dengan balutan yang menekan.
Usahakan bagian yang mengalami pendarahan itu tidak lebih rendah dari bagian
tubuh yang lain selama perjalanan menuju rumah sakit.
 Memberi tekanan pada tempat tertentu (cara 2) Cara ini dilakukan sebagai tindakan
apabila cara no 1 tidak segera berhasil menghentikan pendarahan tempat-tempat yang
ditekan adalah pangkal nadi yang terbuka. Yang menjadi tujuan cara ini adalah untuk
menghentikan aliran darah yang menuju ke pembuluh nadi yang cedera.
Catatan: arah panah menunjukkan arah aliran darah. Tempat yang ditekan terletak di
antara jantung dan tempat luka.
 Memberi tekanan dengan torniket (cara 3)
Torniket merupakan balutan yang menjepit nehingga aliran darah di bawahnya
terhenti sama sekali. Porbalut seg tiga yang dilipat-lipat, sepotong karet ban sepedas
atau kain yang cukup panjang dan lebar, dapat digunakan untuk kepentingan ini.
Tempat yang terbaik untuk memasaris, torniket ialah lima jari di bawah ketiak (untuk
pendarahan lengan) dan kelima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di
tungkan).
Mula-mula lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, untuk mencegah lecet
pada kulit penderita, disarankan di bawah lilitan torniket dialasi dengan kain atau
dengan kain kasa. Bila digunakan torniket kain, maka perlu digunakan kayu untuk
menambah kencangnya lilitan. Bila denyut nadi di tempat yang rendah dari torniket
menghilang dan warna kulit di daerah ini menjadi pucat kekuningan, ini
menunjukkan tekanan torniket sudah benar- benar kuat. Setelah itu bawa penderita ke
rumah sakit. Di rumah sakit penderita pendarahan ini mendapatkari prioritas
penanganan.

D. Tindakan Pertolongan Pada Kasus Luka


Dalam aktivitas olahraga, beberapa kejadian bisa menyebabkan timbulnya luka. Luka
ini juga merupakan bentuk cedera, yang terjadi pada jaringan kulit
Selanjutnya, dilihat dari jenisnya, luka bisa dibagi menjadi luka lecet, luka memar, luka
tris, dan luka robek.

a) Luka Lecet
Luka lecet adalah terkelupasnya permukaan kulit akibat pergeseran dengan benda
yang keras dan kasar, tingkat pertolongannya;
 Bersihkan luka dengan air dan obat antiseptik
 Tutup luka dengan kasa steril yang kering, dan plester atau balut
 Kirim ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan anti tetanus
 Balutan diganti setiap hari sekali sampai luka sembuh
 Luka lecet yang kecil cukup dicuci dengan air dan diolesi mercurochrom
atau larutan betadine, dan apabila perlu diplester dengan tensoplast.
b) Luka Memar
Luka memar adalah luka yang ditimbulkan oleh pukulan benda tumpul, yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada jaringan di bawah kulit, tanpa ada kerusakan
yang berarti di permukaan kulit, memar ditandai dengan pembengkakan dan kulit yang
membiru.

c) Tindak Pertolongan
Jaringan kulit yang memar dikompres dengan es atau air dingin, dan kalau perlu
diberi balutan penekan, Dengan menggunakan salep lasonil. perbengkakan pada memnar
akan dapat susut.

d) Luka Iris
Luka Iris adalah luka yang ditimbulkan oleh goresan atau irisan benda bertepi tajam.
Luka ini umumnya dangkal, sebaliknya luka iris ini ditandai dengan bentuk luka yang
memanjang, dengan tepi luka berupa garis lurus. Jaringan kulit di sekitar luka tidak
mengalami kerusakan. Luka iris yang pendek dan dangkal dapat ditolong dengan
menggunakan plester berobat. Sedangkan luka iris yang panjang dan dalam, memerlukan
jahitan.

e) Luka Robek
Luka robek adalah luka yang terbuka yang ditimbulkan oleh goresan benda yang
tidak terlalu tajam, tetapi luka berupa garis yang tidak teratur. dan jaringan kulit di sekitar
luka ikut mengalami kerusakan.
 Tindak Pertolongan
Luka robek pada umumnya memerlukan jahitan. Tindakan pertolongan pertama
yang bisa dilakukan ialah melakukan distrifeksi, kemudian menutupnya dengan kasa
steril dan bawa penderita itu ke rumah sakit, untuk memperoleh antibiotika dan anti
tetanus.
E. Tindak Pertolongan pada kasus Tenggelam
Cabang olahraga renang merupakan suatu yang sangat menyenangkan. Dengan renang
seseorang akan bertambah sehat dan segar, alat-alat tambah kuat, fungsi pernapasan
bertambah baik, dan rasa percaya diri semakin kuat. olahraga air, renangpun sangat
mengandung resiko. Lebih-lebih bila orang mengabaikan petunjuk renang yang baik dan
benar. Akhirnya banyak ditemukan kecelakaan kecelakaan di kolam renang. Risiko
kecelakaan tidak hanya dialami oleh orang yang belum mahir berenang. Perenang yang amat
mahir sekalipun, dapat mengalami kecelakaan sewaktu berenang,
Berikut ini merupakan petunjuk sederhana untuk keamanan di kolam renang
 Jangan berenang di tempat yang sudah diberi larangan.
 Jangan berenang seorang diri pada malam hari.
 Jangan berpacu kecepatan berenang sehabis makan.
 Jangan menyelam dan berenang di air yang sangat dingin, karena kejutan yang
ditimbulkan oleh air dingin dapat mengakibatkan kejang-kejang pada otot
 Jangan lupa pemanasan terlebih dahulu sebelum berenang.

Tenggelam adalah kecelakan yang sering terjadi, maka orang tenggelam pernapasannya
dapat berhenti karena kemasukan air.
 Tindakan Pertolongan
Langkah pertolongan yang harus dilakukan adalah memberi pernapasan buatan
pada korban. Pernapasan buatan dari mulut ke mulut harus segera dikerjakan begitu korban
kepalanya ke luar dari air. Kalau perlu tidak usah menunggu sampai seluruh tubuh korban
diangkat dari air kolam.
Langkah kedua adalah meraba denyut nadi pada leher korban. Bilamana terhenti,
maka segeralah melakukan melakukan tindakan pemijitan jantung sebagai berikut:
Seperti juga pada pernapasan buatan, upaya pemulihan denyut jantung harus
dikerjakan dalam waktu 4 menit sesudah denyut terasa terhenti. Pertolongan pemijatan
jantung juga harus disertai dengan pemberian nafas buatan dari mulut ke mulut. Karena itu,
penolong harus terdiri dua orang. yang satu melakukan pernapasan buatan yang satu
melakukan pemijitan jantung.
 Korban dibaringkan terlentang di atas alas atau lantai yang keras (pinggiran kolam).
Untuk memudahkan jalannya nafas, maka kepala korban harus didorong menengadah.
 Jongkok atau berdirilah disamping korban. Dan carilah ujung tulang dada korban.
 Letakkanlah pangkal telapak tangan Anda di atas tulang dada, dekatke ujung
bawahnya. Kemudian letakkan pangkal telapak tangan Anda yang satunya di atas
tangan yang pertama tadi.
 Tekanlah tulang dada korban tegak lurus ke bawah. Penekanan dilakukan sejauh
kurang lebih 3 cm, lalu kendorkan lagi. Tindakan semacam ini dilakukan terus-
menerus dengan kecepatan 60-80 kali per menit. Penekanan bukan dengan jari,
melainkan dengan pangkal telapak tangan.
 Sementara Anda melakukan pemijatan jantung, suruhlah pembantu Anda tetap
melakukan pernapasan buatan.
 Setiap tiga menit, periksalah si korban sudah "hidup" atau belum. Keberhasilan usaha
Anda akan ditandai dengan menciutnya manik mata (pupil): korban, nafas korban
mulat berfungsi kembali, dan nadi korban teraba kembali
 Bila selama 30 menit korban tidak menunjukkan tanda-tanda "hidup", berarti usaha
yang Anda lakukan itu tidak dapat menyelamatkan jiwa si korban. Karena itu, yang
paling baik adalah sejak saat mulai memijit. Anda sudah menghubungi dokter.
Sehingga penanganan dengan peralatan medis yang lebih akurat dapat menolong jiwa
si korban (tidak terlambat).
2. Perisiwa Kecelakaan di Lingkungan Rumah dan Sekolah
A. Tindak Pertolongan pada Kasus Keracunan
Sadar atau tidak, di rumah kita sebenarnya tersimpan bermacam-macam racun. Seperti
semir sepatu, tinta, cat, obat pembunuh serangga, zat. penggelantang, dan lain-lain. Satu
sumber kesulitan lain yang dapat menimbulkan keracunan adalah tersimpannya obat-obatan
yang sudah kadaluarsa. Atau obat-obatan yang sudah tidak memiliki label yang jelas. Kadang-
kadang kita dihadapkan pula dengan kasus-kasus keracunan makanan. Memang ada beberapa
jenis makanan yang dapat mengakibatkan terjadinya keracunan.
Racun adalah sesuatu yang meskipun dalam jumlah yang kecil, bilamana masuk ke
dalam tubuh dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh sehingga mengganggu kesehatan,
bahkan dapat membawa kematian. Karena itu pertolongan terhadap keracunan yang
ditimbulkan oleh apapun, haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan keliru
atau secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru.
Langkah-langkah pokok yang penting dalam menghadapi keracunan adalah:
1. Menentukan racun yang telah mengenai korban. Kita bisa melihatnya dari botol
bekasnya. Selanjutnya, pertolongan akan bergantung pada jenis racun yang mengenai
korban itu.
2. Membersihkan saluran nafas korban dari kotoran, lendir atau muntah.
3. Apabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit atau larutan arang batok
kelapa di dalam air.
4. Hindari pemberian nafas buatan dari mulut ke mulut. Kalau memang pernafasan buatan
diperlukan, berikan cara nafas buatan lainnya.
Untuk membantu pertolongan pada kasus keracunan bisa digunakan beberapa zat/obat
yang dapat digunakan untuk menolong keracunan.
a. Obat-obat pelunak racun. Seperti: putih telur 60-100 cc, susu, larutan tepung kanji atau
beras, mentega, norit atau bubuk arang batok kelapa, minyak tumbuh-tumbuhan, dan
parafin cair.
b. Pelawan keracunan basa keras. Seperti : cuka dapur 100-200 cc, air jeruk, larutan encer
asam chlorida 100-200 cc.
c. Pelawan keracunan asam keras. Seperti: larutan encer soda kue dalam air, pecahan
tembok dilarutkan dalam air, larutan sabun dalam air, dan larutan kalsium hidroksida 200
cc.
d. Zat perangsang muntah. Seperti : garam dapur, 1-2 sendok makan dalam segelas air
Racun yang masuk ke dalam tubuh seseorang, menurut cara masuknya dapat dibedakan
dalam empat macam cara yaitu:
 Racun yang masuk melalui perjalanan napas
 Racun yang masuk melalui luka
 Racun yang masuk melalui perjalanan makanan
 Racun yang masuk melalui kulit.
Melalui Perjalanan Pernafasan
Racun yang melalui perjalanan nafas berupa gas, Korban akan mengalami keracunan
karena menghirup gas tersebut. Adapun tanda-tanda orang yang terkena gas beracun adalah:
 Banyak mengeluarkan air mata
 Banyak mengeluarkan air liur
 Batuk-batuk
 Sakit kepala
 Perasaan lemas dan kram
 Warna muka memerah (keracunan gas karbon monooksida)
 Pingsan
Tindak Pertolongan
Mula-mula si penolong harus hati-hati dan waspada agar dia sendiri tidak terkena gas
beracun itu. Bawalah si korban ke tempat yang bebas dari gas, tidurkan terlentang dan
selimuti. Bila si korban pingsan, pertolongan yang diberikan adalah sebagaimana pertolongan
yang diberikan pada orang yang pingsan. Bila si korban mati suri, tolonglah dengan
pernapasan buatan. Namun hindarilah pernapasan dari mulut ke mulut. Selanjutnya bawalah
korban ke rumah sakit.
a) Melalui Luka
Bila hal ini terjadi, maka tindak pertolongan yang diberikan adalah sebagai berikut :
 Keluarkan sedikit darah dari luka penderita
 Tetesi luka dengan jodium tinctur
 Bersihkan luka tersebut dengan kapas yang sudah diberi desinfektans
 Selanjutnya korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan
b) Melalui Perjalanan Makanan
Pada kasus beracun ini, biasanya korban menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
 Penderita atau korban akan merasakan sakit, rasa terbakar pada selaput lendir mulut,
kerongkongan, dan lambung.
 Korban mengalami pembengkakan selaput lendir, pernbengkakan selaput lendir
kerongkongan dapat menyumbat jalannya pernafasan.
 Tindak Pertolongan
Bersihkan mulat penderita dari sisa-sisa racun dengan air yang bersin. Apabila penderita
dalam keadaan sadar, berilah minum 1/2 liter air atau susu untuk melemaskan daya racun
yang telah termakan. Usahakan agar penderita dapat muntah dengan jalan memberi obat atau
zat perangsang muntah. Namun muntah tidak boleh dirangsang pada kasus keracunan bensin,
minyak tanah, asam dan basa keras, serta apabila penderita dalam tidak sadar. Bila racun lebih
dari setengah jam termakan, jangan coba-coba merangsang si korban untuk muntah. Sebab
dikhawatirkan bahwa racun tersebut sudah bekerja dan merusak selaput lendir yang
menyebabkan dinding lambung menjadi lemah, atau menjadi robek. Maka jalan yang terbaik
dalarn menghadapi ini adalah dengan memberikan Norit sebanyak 50 gram ke dalam segelas
air yang matang. Selanjutnya bawa si korban ke rumah sakit
c) Melalui Kulit
Racun mudah terserap ke dalam pembuluh darah melalui kulit dalam keadaan panas,
sehingga pembuluh darah dalam kulit melebar.
 Tindak Pertolongan
Kulit yang terkena racun diguyur dengan air mengalir. Sewaktu mengguyur kulit yang
terkena, pakaian harus dilepaskan terlebih dahulu. Apabila sudah terjadi shock, si korban harus
segera dibawa ke rumah sakit.
Beberapa kasus keracunan makanan, banyak terjadi di Indonesia. Dibawah ini akan
diuraikan beberapa tindakan pertolongan yang harus dilakukan untuk menolong korban
keracunan Jamur, keracunan jengkol, keracunan singkong.
a) Keracunan Jamur
Munculnya gejala keracunan bisa tampak pada seseorang dalam jarak beberapa menit
sampai dua jam setelah memakan jamur yang beracun. Gejala-gejala itu ditandai dengan: sakit
perut yang hebat, muntah, mencret, haus, berkeringat banyak, kekacauan mental, dan
pingsang.
 Tindakan Pertolongan
Rangsanglah penderita untuk bisa muntah, dan bilaslah lambungnya dengan larutan encer
kalium permangat satu gram dalam dua liter air matang. Atau dengan putih telur dicampur
dengan susu. Jika terdapat gangguan pernafasan, maka berilah pernapasar buatan. Selanjutnya si
korban dikirim ke rumah sakit.
b) Keracunan Jengkol
Pada dasarnya, keracunan Jengkol terjadi sebagai akibat terbentuknya kristal asam Jengkol
dalam saluran kencing. Sedangkan timbulnya keracunan itu dipengaruhi oleh: Jumlah yang
dimakan cara penghidangan dan dicampurnya dengan makanan penyerta yang lainnya.
Di bawah ini merupakan petunjuk agar kadar asam Jengkol dalam makanan yang
dihidangkan berkurang,
 Jengkol ditanam sebelum dimasak.
 Hendaknya dibakar atau dibuat keripik.
Makanan penyerta yang masam rasanya, akan mempercepat proses terbentuknya kristal
asam jengkol dalam saluran kencing, karena itu hindarkan memakan makanan rasanya masam
sebagai penyerta makanan Jengkol.
Orang yang keracunan jengkol menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut: sakit pinggang
yang disertai dengan sakit perut, nyeri sewaktu kencing, kristal-kristal asam jengkol yang
berwarna putih akan nampak keluar bersama air kencing orang yang mengalami keracunan
Jengkol, kadang-kadang disertai dengan darah. Nafas, mulut dan air kencing penderita berbau
jengkol. Jika penderita mengalami keracunan yang berat, air kencingnya sulit ke luar (hanya
sedikit),bahkan tidak dapat sama sekali.
 Tindak Pertolongan
Penderita atau si korban diberi minum air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obatan
penghilang rasa sakit dapat pula diberikan untuk mengurangi rasa sakit si korban. Pada
keracunan yang berat, korban harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan
khusus.
c) Keracunan Singkong
Singkong bisa mengakibatkan terjadinya keracunan karena dalam singkong terdapat
syanida atau senyawa asam biru. Terdapat jenis tanaman singkong yang mengandung syanida
dalam kadar yang cukup tinggi. Singkong jenis ini, biasanya ditaman orang sebagai pagar
kebun. Bisa dibentuk orang yang memakan singkong jenis ini, akan memperoleh risiko
keracunan.
Gejala-gejala keracunan singkong bisa tampak beberapa menit kemudian setelah orang itu
makan singkong beracun. Dalam dosis yang tinggi, racun singkong bisa mematikan Gejala-
gejala keracunan singkong adalah sebagai berikut: Sakit kepala, muntah, mencret, sesak nafas,
mulut berbusa, mata melotot, pingsan dan kejang-kejang.
 Tindak Pertolongan
Usahakan agar si korban bisa muntah. Berikan larutan 2-3 grain Natrium tiosulfat dalam
segelas air untuk diminum. Jangan lupa diberikan pula usaha pernapasan buatan. Selimuti
penderita dan kirim ke dokter atau rumah sakit. Selama dalam perjalanan, usahakan
pertolongan harus tetap diberikan.
d) Keracunan Alkohol
Alkohol terdapat dalam minuman keras, wiski, anggur, bir, adalah contoh- contoh
minuman yang mengandung alkohol. Orang yang keracunan alcohol bisa berakibat yang
membahayakan. Pada keracunan spiritus, orang bisa buta mendadak, kematianpun bisa terjadi
sebagai akibat kelumpuhan pernafasan pada orang yang keracunan alkohol.
 Tindak Pertolongan
Usahakan agar si korban bisa muntah. Bilaslah lambung dengan larutan soda kue 1 (satu)
sendok teh dalam segelas air, setiap satu jam. Kopi pekat biasa diminumkan atau dimasukkan
lewat dubur. Bantuan pernafasan buatan, dan selimuti tubuh penderita.
e) Keracunan Bensin/Minyak Tanah
Orang keracunan Bensin/minyak tanah, akan memperoleh risiko yang berbahaya. Apabila
terhirup paru-paru dapat menimbulkan peradangan dan pembengkakan paru-paru,
 Tindak Pertolongan
Korban segera diberi minum obat pelunak racun. Seperti: susu putih telur 60-100 cc,
larutan tepung kanji atau beras, atau norit. Dan jangan berusaha merangsang si korban untuk
muntah. Pernapasan buatan diberikan, kalau perlu dengan tambahan zat asam (oksigen), kirim si
korban ke rumah sakit.
f) Keracunan Detergen
Orang yang keracunan detergen akan menunjukkan tanda/gejala: Sakit perut, mencret, dan
muntah-muntah. Keracunan hebat akan tampak bila detergen yang termakan jumlahnya cukup
banyak.
 Tindak Pertolongan
Korban diberi minum obat pelunak racun seperti: susu, atau norit.

B. Tindak Pertolongan pada kasus Terkena Aliran Listrik


Aliran listrik dapat merusakkan susunan urat syaraf dan membakar kulit serta jaringan-
jaringan yang lebih dalam. Jika cukup kuat, aliran listrik dapat menghentikan jantung, atau
mengakibatkan fibrillasi bilik jantung, yaitu sejenis irama tak teratur yang amat serius. Aliran
listrik dengan voltase rendah sekalipun dapat membahayakan, terutama bila kulit lembab atau
basah. Lebih lama kontak dengan aliran listrik lebih besar pula bahayanya.
 Tindak Pertolongan
Berhati-hatilah jangan menyentuh kawat yang beraliran listrik. Karena itu Lepaskan
penderita dari kabel atau sumber arus yang mengenainya. usahakan terlebih dahulu untuk
mematikan aliran listrik dengan segera Penolong juga harus menjaga melindungi dirinya dari
kemungkinan tertera aliran listrik. Pergunakanlah galah kayu yang kering, atau kapes bertang
ayu yang kering. Berdirilah di atas papan kering dan beralaskan sepatu zen. Menarik korban
dari tempat kecelakaan secara langsung, adalah sanga berbahaya. Kalau hendak menarik
korban, hendaklah dipastikan bahwa sumber arus listrik tidak akan terbawa. Pergunakan
sarung, kain, atau ikat pinggang.
Pingsan akibat terkena arus listrik dapat berlangsung lama. Meskipun pernafasan berhentik,
denyut nadi biasanya masih terasa. Berikanlah pernafasan buatan sampai pernafasan kembali
normal. Jika denyut nadi tidak terasa, pemberian pernafasan buatan disertai pula dengan
pemijitan jantung,Luka bakar yang terjadi, dirawat sesuai dengan perawatan terhadap luka
bakar lainnya. Jika jiwa korban dapat tertolong, segera ke rumah sakit untuk ditangani lebih
teliti lagi.
C. Tindak Pertolongan pada kasus Luka Bakar
Terbakar memang berbahaya, bukan saja karena nyeri di bagian yang terbakar, tetapi juga
karena perubahan kimia yang mungkin terjadi di bagian tubuh. Terbakar adalah salah satu
keadaan mendadak yang bisa terjadi di lingkungan rumah, kantor, maupun sekolah. Seorang
bisa mengalami luka bakar karena cairan panas, kompor, radiator, aliran listrik terbuka,
petasan. zat-zat kimia, disengat panas matahari, maupun sebab-sebab lain. Luka bakar dapat
dibagi dalam beberapa tingkatan berdasarkan keadaan si korban.
Tingkat 1: Hanya terdapat warna merah pada kulit, inilah yang paling enteng.
Tingkat 2 : Terdapat gelembung pada kulit tetapi tidak merusak kulit.
Tingkat 3: Terdapat penghancuran kulit seluruhnya. Mungkin juga membakar alat-alat
dalam seperti: otot, maupun tulang.
Bahaya terbesar disebabkan oleh shock, yang sering terjadi karena sebagian besar tubuh
terbakar dengan hebatnya. Dan setiap luka bakar yang luas selalu dapat diikuti oleh shock.
Shock terjadi karena cairan tubuh sebagian besar dikirim ke daerah yang terbakar, sehingga
volume darah yang mengalir ke otak dan jantung berkurang. Orang dewasa akan mengalami
shock jika luka bakar yang dialaminya seluas 20% dari luas permukaan tubuhnya. Sedangkan
pada anak kecil 10%.
Pedoman luas daerah permukaan tubuh, perlu untuk diketahui agar pokok-pokok tindakan
pertolongan bisa dilakukan dengan tepat. Pedoman ini adalah:
Seluruh kepala luasnya 9%
Setiap lengan sampai tangan luasnya 9%
Permukaan dada luasnya 9%
Permukaan perut luasnya 9%
Permukaan punggung luasnya 9%
Dinding belakang perut luasnya 9%
Setiap permukaan paha luasnya 9%
Setiap permukaan betis luasnya 9%
Daerah kemaluan luasnya 1%
Adapun pokok-pokok tindakan pertolongan terhadap luk bakar adalahuntuk tujuan;
mencegah perasaan sakit, mencegah terjadinya rasa infeksi,terlebih-lebih bila kulit sampai
rusak, mencegah kehilangan air tubuh pada luka bakar yang berat, dan mencegah shock yang
hampir selalu ada pada luka bakar berat.
a) Luka Bakar Ringan
Luka bakar ringan adalah luka bakar yang luas bagian yang terbakar kurang dari 20% luas
permukaan tubuh. Pada' luka bakar ringan, tidak terdapat, luka yang terbuka.
 Tindak Pertolongan
Bagian yang terbakar direndam air es dingin. Tindakan ini dapat diganti dengan cara
pengompresan dengan handuk setelah dicelupkan dengan air es. Tindakan ini dilakukan
sampai rasa sakit dan panasnya hilang. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk itu adalah
berkisar antara setengah jam, dan kadang-kadang bisa sampai lima jam. Pengompresan ini,
mempunyai tujuan: Mengurangi rasa sakit dan memperkecil akibat lanjutan dari luka bakar
tersebut.
Jika terjadi pelepuhan pada bagian yang terbakar, jangan sekali-kali berusaha untuk
mengelupas bagian itu. Pengelupasan pada bagian yang terbakar akan menimbulkan luka
yang baru pada si korban, di samping ada kemungkinan mudah terserang infeksi. Sebaliknya
usaha yang dianjurkan adalah membiarkan bagian yang melepuh itu sembun dengan
sendirinya.
b) Luka Bakar yang Luas/Berat
Luka bakar yang luas dan berat adalah luka bakar yang terjadi di mana bagian luka yang
terbakar lebih 20% dari luas permukaan tubuh.
 Tindak Pertolongan
Tutup bagian-bagian yang terbakar dengan lembaran-lembaran sofratulle, dan kain yang
bersih. Hal ini diupayakan sehingga bagian yang terbakar itu tidak berhubungan langsung
dengan udara. Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya infeksi dari kuman-
kuman yang ada di udara.
c) Luka Bakal Kena Panas Matahari
Tanda-tanda luka bakar kena panas matahari, seperti terbakar luka terbakar pada tingkat 1,
yaitu kulit menjadi berwarna merah dan sedikit gelembung-gelembung di permukaan kulit.
Luka bakar terkena panas matahari, merupakan satu-satunya yang boleh diobati dengan zat-
zat yang berminyak, misalnya gemuk, mentega, dan sebagainya.
 Tindak Pertolongan
Taruhlah minyak zaitun, gemuk, mentega, atau cream dingin yang lainnya pada bagian yang
terbakar. Usahakan korban diam dan tenang. Untuk meringankan rasa nyeri, si korban boleh
diberi asririn. Bila tidak terdapat krim dingin, handuk yang dicelupkan dalam air dingin pun bisa
digunakan untuk mengompres bagian yang terbakar. Jika ditemukan tanda terbakar sangat berat,
segera bawa si korban ke rumah sakit.
d) Luka Bakar Pada Zat Kimia
Terbakar karena zat kimia sering serius, dan mungkin mengakibatkan luka perut yang dalam.
 Tindak Pertolongan
Sambil melepaskan pakaian penderita, siramlah bagian yang terbakar dengan air yang
mengalir. Jika mungkin, biarkanlah air mengalir ke seluruh bagian yang terbakar selama
beberapa menit. Kecepatan mengguyur dan membasuh luka baka akibat zat kimia sangat
menentukan dalam usaha membatasi akibat-akibatnya.
Untuk luka bakar yang diakibatkan fosfor, si korban harus segera terkena dibersihkan satu
persatu. direndam air. Sementara direndam, fosfor yang melekat di baglan yang
Untuk luka bakar yang disebabkan asam keras si korban pada bagian yang terkena
dikompres dengan kain basah yang direndam dalam larutan natrium bicarbonat yang tidak
keras, pada luka bakar akibat basa keras, selain diguyur air beri pula larutan cuka dapur untuk
menetralkan pengaruh basa yang menjadi penyebabnya.
Untuk luka bakar terbuka sebaiknya ditutup dengan lembaran-lembaran sofratulle dan
didesinfeksi dengan larutan Betadine 10%.
D. Tindak Pertolongan pada kasus Kemasukan Benda Asing
Kemasukan benda asing sebenarnya tidak terlalu berbahaya bagi si korban. Bahaya yang
muncul justru diakibatkan oleh tindakan keliru dalam mengatasi benda yang masuk ke bagian
tertentu dari bagian tubuh kita itu. Bagian tubuh kita yang sering kemasukan benda asing
adalah mata pada anak-anak, hidung dan telinga pun sering kemasukan benda asing.
a) Benda Asing di Mata
Mata yang kemasukan benda asing dinamakan kelilipan. Benda yang bisa masuk ke mata
adalah benda-benda yang ekstra kecil. Seperti: pasir, pecahan kapur tembok, maupun benda-
benda kecil yang lainnya. Kadangkala serangga kecilpun nyelonong masuk ke mata.
 Tindak Pertolongan
Kelilipan yang ringan, dapat dibersihkan dengan jalan mencuci mata dengan boorwater
atau air bersih. Jika cara ini belum menolong, kelilipan dapat dibersihkan dengan kapas yang
dibasahi dengan air bersih terlebih dahulu. Jangan biarkan si korban menggosok-gosok
matanya. Si penolong tangannya harus bersih.
Untuk mengeluarkan benda asing dalam kelopak mata bawah, tariklah kelopak mata
perlahan ke bawah. Dengan cara ini penolong akan dengan mudah melihat letak benda asing.
Keluarkanlah benda asing itu dengan kapas yang sudah dibasahi air bersih.
Kalau benda asing itu masuk kelopak mata bagian atas, maka peganglah bulu-bulu
matanya bagian atas, dan suruh si korban melihat ke bawah, tarik kelopak mata ke muka dan
ke bawah. Jika cara ini tidak berhasil, suruh si korban mencuci matanya dengan gelas cuci
mata.
b) Benda Asing di Hidung
Pergunakanlah sebatang kawat berujung tumpul yang dibengkokkan seperti kail. Dengan
hati-hati masukan kawat bengkok itu menyusup masuk hidung melalui samping benda asing
tersebut. Setelah kawat melampaui,tariklah benda asing tadi perlahan-lahan.
c) Benda Asing di Telinga
Sebagaimana mata dan hidung, telinga bisa juga kemasukan benda asing. Benda asing itu
bisa berupa serangga atau biji-bijian.
 Tindak Pertolongan:
Jika yang masuk dalam telinga adalah serangga, maka teteskanlah beberapa tetes minyak
tanah atau sejenisnya untuk mematikannya. Kemudian dibilas dengan boorwater hangat.
Jika yang masuk dalam telinga adalah biji-bijian basah yang mudah mengembang,
sebaiknya diambil dengan korek kuping de.gan hati-hati. Jika usaha itu tidak berhasil,
bawalah korban ke rumah sakit atau dokter THT.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Kelompok 2 menyadari bahwa materi yang diberikan sangat berarti dengan memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang cidera atau kecelakaan dan cara pertolongan yang
sering dialami sehari-hari.
2. Kelompok 2 telah mengerti dan memahami hal hal yang harus dilakukan untuk
melakukan cidera atau kecelakaan dan cara pertolongan sehari-hari.
3. Kelompok 2 berharap telah mampu memberikan informasi kepada orang lain tentang hal-
hal yang harus dilakukan pada saat cidera atau kecelakaan dan cara pertolongan sehari-
hari.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2002. Kedaruratan non Bedah dan Bedah. Jakarta, FKUI.

Anonim, 2017. First Aid, Pertolongan Pertama Sebelum ke Dokter, GMedia, Yogyakarta

Dudley, 1999. Pedoman Tindakan Praktis Medis dan Bedah.Jakarta, EGC.

Mutmainnah, M., Sarifah, S., & Etno, E. Sosialisasi pertolongan pertama pada kecelakaan sehari-

hari. In Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat (Vol. 2018, No. 9).

Nurachma, Elly. 2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan Medical Bedah. Jakarta.

Purwadianto A, Sampurna B, 2000. Kedaruratan Medik. Binarupa Aksara. Jakarta.

Waryono,dr. Pertolongan Pertaman Pada Kecelakaan di Sekolah, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai