MODUL 6
KREASI SENI DAN
PEMBELAJARANNYA
Penulis:
Dr. RA.Ataswarin Oetopo, M.Pd.
Dr. Caecilia Hardiarini, M.Pd
Dra. Kartika Mutiasari, M.Pd
Dr. Deden Haerudin, S.Sn., M.Sn.
Penulis:
Dr. RA.Ataswarin Oetopo, M.Pd.
Dr. Caecilia Hardiarini, M.Pd
Dra. Kartika Mutiasari, M.Pd
Deden Rengga
Editor:
Dr. Iriaji, M.Pd.
Bandi Sobandi, S.Pd., M.Pd.
Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd.
Dr. Udi Utomo, M.Si.
Uyuni Widiastuti, S.Pd., M.Pd.
Dr. Elindra Yetti, M.Pd
Dr. Fuji Astuti, M.Hum.
Dr. Heni Komalasari, M.Pd.
Indar Sabri, S.Sn., M.Pd.
Dr. Else Liliani, M.Hum.
Dr. Koko Hari Pramono, S.Pd., M.Pd.
Penerbit:
Kemendikbud
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa kami
panjatkan atas limpahan karunia dan rahmatnya, sehingga Modul Program
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Seni Budaya ini dapat terselesaikan dengan baik.
Mata Pelajaran Seni Budaya terdiri dari pembelajaran Seni Rupa, Seni Musik,
Seni Tari, dan Teater.
Modul ini merupakan modul ke enam (6) berisi 4 Kegiatan Belajar (KB)
yaitu Pembelajaran Kreasi Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Teater.
Pembelajaran Kreasi Seni dan Budaya tersebut meliputi Konsep Berkarya,
Penciptaan Karya, Penggunaan Rancangan, dan Pelaksanaan Pameran atau
Pagelaran, serta Evaluasi Pembelajaran Kreasi Seni dan Budaya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian Modul ini. Penghargaan kami
berikan kepada Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan yang telah
mempercayakan penyusunan Modul ini kepada kami. Apresiasi juga kami berikan
kepada kolega di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, khususnya
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Seni Musik, dan Seni Tari serta Teateryang
sudah berjuang bersama menyelesaikan Modul beserta perangkat media
pembelajarannya ini. Sekali lagi, kami sampaikan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami, mohon maaf kami tidak bisa
menyebutkan nama satu persatu.
Tidak lupa penulis menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak
apabila ada hal yang kurang berkenan. Semoga modul ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan ajar Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Seni Budaya dan
dalam mata kuliah di lingkungan Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Seni
Musik, dan Seni Tari serta Teater UNJ.
ii
DAFTAR ISI
iii
2. Tes Formatif 2 ..................................................................... 65
Daftar Pustaka ................................................................................. 70
KB 3 : PEMBELAJARAN KREASI TARI ................................................ 71
A. Pendahuluan.............................................................................. 71
1. Deskripsi Singkat ................................................................ 71
2. Relevansi ............................................................................. 71
3. Petunjuk Belajar.................................................................. 71
4. Peta Kompetensi .................................................................
B. Inti .............................................................................................. 72
1. Capaian Pembelajaran ......................................................... 72
2. Pokok-Pokok Materi ............................................................ 72
3. Uraian Materi ....................................................................... 72
D. Penutup....................................................................................... 108
1. Rangkuman ......................................................................... 108
2. Tes Formatif 3 ..................................................................... 109
Daftar Pustaka ................................................................................. 113
KB 4 : PEMBELAJARAN KREASI SENI TEATER ................................ 113
A. Pendahuluan ............................................................................... 115
1. Deskripsi Singkat .................................................................. 115
2. Relevansi ............................................................................... 116
3. Petunjuk Belajar .................................................................... 116
4. Peta Kompetensi .................................................................... 117
B. Inti ............................................................................................. 117
1. Capaian Pembelajaran ......................................................... 117
2. Pokok-Pokok Materi ............................................................ 117
3. Uraian Materi ....................................................................... 117
C. Penutup....................................................................................... 147
1. Rangkuman ......................................................................... 147
2. Tes Formatif 3 ..................................................................... 109
3. Tes Sumatif Modul 6 ........................................................... 152
Daftar Pustaka ........................................................................... 164
iv
KUNCI JAWABAN ................................................................. 165
v
MODUL
KREAS I SENI DAN
PEMBELAJARANNYA
6
M
odul ini merupakan modul terakhir atau ke enam dari 6
Modul Mata Pelajaran Seni Budaya.Isi modul ini merupakan
wawasan pengetahuan untuk menerapkan keterampilan dan
kreativitas dalam berkreasi seni dan pembelajarannya bagi Anda sebagai
guru mata pelajaran Seni Budaya dijenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Modul
6 Kreasi Seni dan Pembelajarannya terdiri atas 4 Kegiatan Belajar yaitu:
1) Kegiatan Belajar 1: Pembelajaran Kreasi Seni Rupa
2) Kegiatan Belajar 2: Pembelajaran Kreasi Seni Musik
3) Kegiatan Belajar 3: Pembelajaran Kreasi Seni Tari
4) Kegiatan Belajar 4: Pembelajaran Kreasi Seni Teater
Pembelajaran Seni Budaya merupakan salah satu pembelajaran yang
menyenangkan, membangkitkan motivasi belajar, dan bermakna bagi peserta
didik. Wawasan pengetahuan tentang Konsep Pendidikan Seni Rupa, Seni Musik,
Seni Tari, dan Teater serta Pembelajarannya telah Anda peroleh pada Modul 1
sampai dengan Modul 4. Pada Modul 5 diperoleh kajian tentang Pembelajaran
Apresiasi Seni. Sebagai guru yang baik, Anda perlu menyalurkan rasa ingin
tahunya melalui cara belajar aktif, terampil, dan kreatif dalam suasana
menyenangkan sesuai minat dan kemampuan anak. Dalam Modul 6 ini akan dikaji
tentang Kreasi Seni dan Pembelajarannya yang meliputi Kegiatan Belajar sebagai
berikut:
1
Kreasi Seni dan Pembelajarannya
KB I KB II KB III KB IV
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
Kreasi Seni Rupa Kreasi Seni Musik Kreasi Seni Tari Kreasi Teater
PEMBELAJARAN
KREASI SENI RUPA
A. Pendahuluan
M
odul 1 KB 1 ini disusun berdasarkan kisi-kisi Capaian Mata
Kegiatan dan Indikator Esensial Program Profesi Guru Seni
Budaya pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Modul 1 KB 1 ini terdiri atas 3 sub materi pokok, yaitu:
a. Berkarya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi.
b. Penciptaan karya seni rupa.
c. Penyusunan rancangan dan pelaksanaan pameran seni rupa.
d. Evaluasi pembelajaran kreasi seni rupa.
1. Deskripsi Singkat
Modul 6 Kegiatan Belajar 1 ini mengkaji tentang Pembelajaran Kreasi
Seni Rupa. Kompetensi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa secara utuh mencakup
pembahasan tentang Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi dan Tiga Dimensi,
Penciptaan Karya Seni Rupa, Penyusunan Rancangan dan Pelaksanaan Pameran
Seni Rupa, dan Evaluasi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa. Kegiatan Belajar 1
pada Modul 6 ini penting anda kuasai karena pembelajaran kreasi seni rupa
memberikan pengalaman mengekspresikan diri dan berkreasi. Guna mendukung
kemampuan pelaksanaan pembelajaran berkreasi seni rupa anda sebagai calon
guru seni budaya dan khususnya sebagai calon guru seni rupa menguasai tahapan
proses kreasi/penciptaan seni rupa mulai dari pembentukan ide hingga proses
perwujudan ide baik berkreasi karya dua dimensi maupun berkreasi karya tiga
dimensi. Disamping itu anda juga perlu menguasai proses menyusun rancangan
dan melaksanakan pameran seni rupa. Hal penting lainnya adalah anda juga harus
menguasai bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran kreasi seni rupa melalui
penggunaan teknik penilaian unjuk kerja.
2. Relevansi
Anda sebagai calon guru seni budaya khususnya guru seni rupa perlu
menguasai kompetensi berkreasi atau berkarya seni rupa yang dalam kurikulum
level sekolah menengah minimal mencakup 4 aspek, yaitu: menggambar,
merancang seni kriya, menciptakan karya seni rupa dan memamerkan hasil karya
seni rupa. Proses belajar berkreasi seni rupa merupakan kegiatan unik yang
menekankan pada kemampuan mengekspresikan, mengkreasi, dan keterampilan,
sehingga tidak mudah untuk memberikan penilaian hasil belajarnya. Untuk itu
anda perlu menguasai bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar peserta didik
dari proses dan hasil karya seni yang telah dibuatnya. Oleh karena itu pemberian
pengalaman Kegiatan Belajar 1 pada Modul 6 ini melalui proses kegiatan
pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, komunikatif dan menyenangkan sangat
penting dilalui agar tumbuh kesadaran, kepekaan, dan keterampilan seni.
3. Petunjuk Belajar
Modul 6 KB 1 ini dapat digunakan baik secara mandiri, kelompok, atau
dengan bimbingan fasilitator dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan profesi
guru seni budaya. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajarai
modul dimaksud.
a. Mempelajari modul secara sistematis dari awal sampai akhir.
b. Ikuti petunjuk langkah-langkah pembelajaran yang ada.
c. Mempelajari indikator materi yang hendak dipelajari.
d. Mempelajari materi-materi yang terdapat dalam modul di setiap kegiatan
pembelajaran yang terkait dengan kompetensi di bidang seni rupa.
e. Mengerjakan soal-soal yang disediakan dalam modul ini.
f. Mencermati dan memahami materi dalam video yang disediakan dalam
modul ini.
g. Memperbanyak membaca agar hasil yang didapat lebih optimal karena modul
ini terbatas hanya sebagaian materi seni rupa.
h. Menginstal aplikasi barcode scan di playstore pada hp android untuk memindai
beberapa contoh materi yang dijelaskan pada modul ini.
4. Peta Kompetensi
Pembelajaran Kreasi
Seni Rupa
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Menguasai konsep tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran berkreasi
Seni Rupa Dua Dimesi dan Tiga Dimensi. Sub Capaian Pembelajaran meliputi:
1. Menguasai pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran berkarya Seni
Rupa Dua Dimensi dan Tiga Dimensi
2. Menerapkan konsep Penciptaan Karya Seni Rupa Dua Dimensi dan Tiga
Dimensi
3. Mengelola Pameran Hasil Pembelajaran Kreasi Seni Rupa
4. Mengevaluasi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa.
2. Materi Pokok
Materi pokok pada Modul 6 KB 1 ini meliputi:
a. Berkarya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi.
1) Proses Berkarya dua Dimensi
2) Proses Berkarya Tiga Dimensi
b. Pembelajaran Penciptaan Seni Rupa.
6
1) Pembelajaran Penciptaan Seni Rupa Dua Dimensi.
2) Pembelajaran Penciptaan Seni Rupa Tiga Dimensi.
c. Penyusunan rancangan dan pelaksanaan pameran seni rupa.
1) Kegunaan, Jenis dan Manfaat Pameran Seni Rupa.
2) Syarat Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa.
d. Evaluasi pembelajaran kreasi seni rupa.
1) Pengertian Evaluasi Seni Rupa.
2) Teknik Penilaian Unjuk Kerja.
3. Uraian Materi
Kemampuan bidang estetika dan budaya seakan dikesampingkan pada
kondisi sistem pendidikan nasional saat ini karena lebih mengutamakan
pengembangkan kemampuan di bidang ilmu dan pengetahuan, teknologi, dan
matematik. Hal ini kurang mendukung upaya untuk pembentukan kwalitas
kepribadian manusia Indonesia yang diharapkan. Peran pendidikan seni
merupakan salah satu kemampuan dibidang estetika yang dapat mewujudkan
manusia seutuhnya.
Obyek ciptaan manusia yang bermanfaat untuk kehidupan dapat disentuh
oleh keindahan suatu karya seni budaya. Seni merupakan salah satu pemanfaatan
budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual
manusia karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat
dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari bidang seni musik, seni
tari, seni rupa, dan seni drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang
diungkapkan secara visual dan tewujud nyata (rupa).
Dalam kehidupan seni rupa modern, dunia seni rupa terbagi atas dua
kelompok besar yaitu Seni Rupa Murni dan Seni Rupa Terapan. Seni murni
merupakan suatu karya seni rupa yang dibuat sebagai hasil ekspresi untuk
dinikmati keindahannya. Contohnya: lukisan, patung, dan relief.
Seni lukis sudah dikenal dari sejak zaman purba. Bukti yang ditemukan di
dinding batu di gua-gua atau peninggalan artefak menunjukkan bahwa lukisan
dibuat dengan alat atau benda tajam. Dari lukisan atau gambar-gambar tersebut,
kita bisa melihat bahwa mereka berusaha mengekspresikan aspek-aspek
kehidupan pada masa itu.
Seni patung juga sudah dikenal sejak zaman dahulu, merupakan ekspresi
atau ide yang dicurahkan dengan media padat tiga dimensi. Demikian pula dengan
Seni Replief menggunakan teknik ukir, tempel, atau cetak. Seni Relief merupakan
perpaduan antara seni rupa dua dan tiga dimensi, sehingga bentuknya berupa
gambar timbul pada bidang dua dimensi. Contoh: ukiran pada perabot rumah
tangga atau dinding candi.
Seni Rupa Terapan terdiri dari desain dan seni kriya. Perkembangan
keilmuan seni rupa dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami perluasan ke
arah wahana besar yang kita kenal sebagai budaya rupa (visual culture) dan
keterpaduan di antara cabang Seni Rupa itu sendiri maupun dengan bidang seni
lainnya. Karya seni tersebut biasa dikenal dengan nama Seni Instalasi.
Lingkup sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang seni rupa yang kita
kenal saja, seperti seni lukis, seni patung, seni keramik, seni grfis dan seni kriya,
tetapi juga meliputi kegiatan luas dunia desain dan kriya (kerajinan), multimedia,
fotografi, juga film, juga film, Bahkan muncul pula teori dan ilmu sejarah seni
rupa, semantika produk, semiotika visual, kritik seni, metodologi desain,
manajemen desain, sosiologi desain, dan seterusnya.
8
2. Membuat karya seni rupa secara tematik dan pemecahan masalah
3. Menyiapkan karya seni rupa buatan sendiri (portofolio) untuk pameran di
kelas, di sekolah, bahkan di luar sekolah.
Karya Seni Rupa dua Dimensi merupakan karya datar yang berwujud luas
bidang datar yaitu panang dan lebar. Karya Seni Rupa Tiga Dimensi berwujud
ruang dengan adanya ketebalan dan berisi mempunyai volume.
b. Menggambar
Menggambar biasanya dilakukan dengan teknik hitam putih yakni
menggunakan alat pensil atau pena khusus untuk menggambar (rapido graph,
boxy, ballpoint). Karya seni menggambar yang dilakukan secara teknis hitam
putih antara lain sketsa, komik, vinyet, dan siluet. Berbagai jenis karya seni
menggambar, antara lain:
1) Sketsa
Berupa garis sederhana yang dibuat relatif spontan namun bermakna. Sketsa
bisa merupakan rencana lukisan atau lukisan bergaya sketsa.
2) Kartun
Adalah gambar yang telah dideformasi (diubah bentuk) dari wujud aslinya
sehingga menjadi lucu.
11
3) Karikatur
Kartun sindiran yang terfokus pada karakter obiek. walaupun sudah
dideformasi, kita tetap dapat mengenal sang tokoh karena ciri khasnya.
4) Vinyet
Gambar dekoratif tanpa maksud yang jelas, merupakan kreasi improvisatif
pengisi halaman kosong.
5) Siluet
Gambar hitam bayangan suatu objek, dengan atau tanpa modifikasi.
Seiring perkembangan zaman warna mulai menyertai tampilan sebuah
karya seni menggambar. Umumnya pewarnaan dilakukan dengan pensil warna,
pena dengan tinta warna, cat air, atau cat poster.
Kini menggambar dan pewarnaan dapat dilakukan secara digital dengan
program komputer, misalnya saja dengan menggunakan program Corel Draw,
Auto Cad, Freehand, dan Photoshop. Meskipun demikian, cara manual tetap
dipergunakan sebagai dasar keterampilan untuk pekerjaan di bidang gambar.
c. Membuat Komik
Komik atau gambar bercerita merupakan rangkaian panel/frame
bergambar yang saling berurutan, sehingga pembacanya dapat menyimpulkan
sebuah cerita secara utuh di akhir frame/panel tersebut. Ini berbeda dengan
konsep seni rupa yang satu gambar/lukisan/bentuknya memiliki satu
ekspresi/cerita. Karena alasan tersebut, penulis berpendapat bahwa komik
tidak dapat diklasifikasikan sebagai suatu seni rupa. Membuat komik
merupakan salah satu tindak lanjut keterampilan menggambar, sebagai bidang
seni yang juga memiliki prospek.
Menanyakan
(1). Bertanya berdasarkan hasil pengamatan konsep berbagai karya seni
patung burung enggang yang telah ada dan perkembangannya
(2). Bertanya tentang langkah-langkah membuat karya seni patung burung
enggang
Mengeksplorasi
(1). Siswa dibagi dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi
tentang berbagai bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika
dalam konsep seni karya seni patung burung enggang
(2). Masing-masing kelompok berdiskusi tentang bahan, media, jenis,
simbol, teknik dan estetika karya seni patung burung enggang
(3). Secara individu bereksplorasi membuat seni patung burung berbagai
teknik dalam masing-masing kelompok.
(4). Guru menilai hasil karya siswa masing-masing, sikap dalam kerja
kelompok, dan membimbing diskusi mereka.
Mengasosiasi
(1). Membandingkan produk hasil karya masing-masing dengan data-data
yang diperoleh tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan
estetika yang terkandung dalam karya seni patung burung enggang.
(2). Berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing tentang bahan, media,
jenis, simbol, teknik, dan estetika karya seni patung burung enggang.
(3). Masing-masing kelompok menyusun laporan hasil diskusi karya seni
patung burung enggang.
(4). Masing-masing kelompok menyiapkan materi untuk mempresentasi-
kan laporan hasil diskusi mereka.
Mengkomunikasikan
(1). Siswa dalam kelompok menyampaikan hasil evaluasi dan simpulan
informasi yang diperolehnya tentang seni patung burung enggang
(2). Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka
secara bergantian di depan kelas
(3). Guru mengamati, membimbing, menilai, dan merefleksikan aktivitas
siswa dalam kegiatan presentasi tersebut.
2) Kreasi Limbah Sendok Plastik
Proses pembelajaran penciptaan kreasi Limbah Sendok Plastik, sebagai
berikut:
2) Jenis-Jenis Pameran
Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang
ditampilkan, dibedakan menjadi dua, yaitu pameran homogen dan pameran
heterogen.
Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan satu karya
seni rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik
dan lain sebagainya.
Pameran heterogen, artinya pameran yang sekaligus menampilkan
berbagai jenis karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan,
pameran patung, pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan
dalam satu ruang pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan.
Pameran seni rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan
pendidikan seni rupa di sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen,
karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam mulai dari lukisan,
patung, ukiran, keramik, karya kerajinan, dan karya seni rupa lainnya.
Pameran berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil, pameran dapat
dibedakan ke dalam:
(1). Pameran perorangan atau pameran tunggal.
(2). Pameran kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau
satu almamater, kelompok seniman dalam satu aliran dan kelompok
lainnya.
3) Manfaat Pameran Seni Rupa Di Lingkungan Sekolah.
(1). Meningkatkan kemampuan berkarya
Dengan adanya pameran, karya-karya para siswa akan dilihat oleh
masyarakat sehingga para siswa dituntut untuk menghasilkan karyanya yang
terbaik. Di sini akan terjadi persaingan yang sehat dan terarah, dan hal ini
menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam
berkarya.
(2). Dapat melakukan penilaian/evaluasi
Pameran merupakan kesempatan bagi guru untuk melihat sejauh mana
kemajuan yang dicapai oleh siswanya. Pameran dapat dikatakan menjadi
sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kemajuan dan
perkembangan yang terjadi pada diri siswa. Sehingga penilaian atau evaluasi
ini dapat dimasukan dalam perhitungan nilai rapor.
Penilaian juga dilakukan oleh pihak luar sekolah seperti orang tua siswa
atau masyarakat umum yang mengunjungi pameran tersebut. Dari kesan-pesan
yang mereka sampaikan tentunya dapat memberi gambaran sampai sejauh
mana keberhasilan pendidikan seni rupa di sekolah tersebut.
(3). Sebagai sarana apresiasi dan hiburan
Di samping sebagai sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi,
kegiatan pameran dapat dijadikan sebagai sarana apresiasi. Apresiasi di sini
dapat diartikan sebagai penikmatan, pengamatan, penghargaan, atau bisa juga
penilaian terhadap karya-karya yang ditampilkan.
Penilaian yang dimaksud bukan menilai dengan angka, melainkan suatu
proses pencarian nilai-nilai seni, pemahaman isi dan pesan dari karya seni, dan
melakukan juga perbandingan-perbandingan terhadap karya seni sehingga
nantinya akan didapat sebuah penilaian yang utuh dan komprehensif.
Dalam arti yang luas, kegiatan pameran dapat juga diartikan sebagai
sarana untuk mendapatkan hiburan. Di sini masyarakat dapat merasakan
kesenangan atau empati, merasakan suka duka seperti layaknya menonton film
atau menyaksikan pertunjukkan musik dan seni lainnya.
(4). Melatih siswa untuk bermasyarakat
Melaksanakan kegiatan pameran bukanlah kerja perorangan, melainkan
kerja kelompok yang melibatkan banyak orang. Jadi, dengan mengadakan
pameran seni rupa di sekolah, mendidik para siswa untuk bermasyarakat. Di
sini para siswa dapat bekerja sama satu sama lain, melatih untuk menghargai
pendapat orang lain, dan dapat pula memberi pendpat terhadap tim kerjanya.
Keharmonisan Penataan
Keragaman Teknik
Penguasaan Teknik
Jumlah
kerapian ikatan tali
Celup Ikat
Pewarnaan
Aspek Muatan
Pembelajaran
1. Subject matter
a. Tema/Judul √ - - - - - 1
b. Objek Celup Ikat - √ √ √ √ √ 5
2. Struktur Visual
(Elemen/Unsur Rupa)
a. Warna - √ - - - - 1
b. Bentuk - - √ - √ - 2
c. Tekstur - √ √ √ - - 3
d. Gelap Terang - - - - - √ 1
3. Komposisi (Prinsip
Rupa)
a. Kesatuan - √ - - √ √ 3
b. Irama - √ - - √ √ 3
c. Keseimbangan - √ - - √ - 2
d. Keselarasan - √ - - √ - 2
e. Point of Interest - √ - - √ - 2
f. Keharmonisan - √ - - √ - 2
4. Alat, Bahan, dan
Teknik
a. Alat - - √ - √ √ 3
b. Bahan - - - √ √ √ 3
c. Teknik Ikatan - √ √ √ √ √ 5
d. Teknik Pewarnaan √ √ √ √ √ √ 6
Jumlah Penilaian Per- 2 11 6 5 12 8 44
Indikator
Penilaian Per-Aspek 13 31 44
Penilaian Per-Aspek 30% 70% 100%
Dalam Persentase
Jumlah Total Butir 100% 100%
Penilaian
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Karya seni rupa memiliki bentuk dan fungsi yang beraneka ragam.
Berdasarkan dimensinya kita mengenal karya seni rupa dua dan tiga dimensi.
Karya dua dimensi terwujd dari beraneka ragam bahan dan medium.
Karakter unik dari masing-masing bahan dan medium ini membutuhkan berbagai
alat dan teknik pengolahan serta penggarapan untuk mewujudkan karya seni rupa
tersebut. Bahan dan medium yang digunakan untuk berkarya seni rupa dua
dimensi dapat berupa bahan alami atau bahan sintesis.
Keindahan karya seni rupa tanpak secara visual dari bentuk dan objek pada
karya seni rupa tersebut. Unsur-unsur rupa (unsur fisik) disusun menggunakan
prinsip-prinsip penataan (unsur non fisik) membentuk komposisi objek gambar
atau lukisan yang unik dan menarik.
Objek pada karya seni rupa dua dimensi dapat berwujud abstrak atau
menyerupai kenyataan yang ada di sekitar kita. Makhluk hidup dan benda mati
dapat digunakan sebagai model ojek karya seni rupa dua dimensi akan berwujud
karya seni rupa dua dimensi yang unik dan menarik. Untuk terampil berkarya seni
rupa tidak hanya ditentukan oleh bakat, tetapi terutama oleh latihan dan
kesungguhan dalam berkarya.
Karya tiga dimensi terwujud dari berbagai bahan dan medium yang
beraneka ragam. Karakter unik dari masing-masing bahan dan medium ini
membutuhkan berbagai alat dan teknik pengolahan serta penggarapan untuk
mewujudkan karya seni rupa tersebut. Bahan dan medium yang digunakan untuk
berkarya seni rupa tiga dimensi dapat berupa bahan alami atau bahan sintesis.
Karya seni rupa tiga dimensi ada berfungsi sebagai benda pakai yang biasa
disebut karya seni rupa terapan (applied art) dan ada yang dibuat dengan tujuan
ekspresi semata yang biasa disebut seni murni (pure art).
Nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi tampak secara visual dari wujud
karya seni rupa tersebut. Unsur-unsur rupa (unsur fisik) disusun menggunakan
prinsip-prinsip penataan (unsur non fisik) membentuk komposisi wujud karya
yang unik dan menarik. Nilai estetis karya seni bersifat objektif dan subjektif.
Nilai objektif terdapat pada karya seni rupa itu sendiri sedangkan nilai subjektif
berada pada penikmatnya.
Karya seni rupa ada yang memiliki makna simbolik. Unsur-unsur rupa
terdapat pada karya seni rupa tiga dimensi dapat menunjukkan atau menjadi
symbol dari sesuatu.
Berkarya seni rupa tiga dimensi dimulsi dengan mencari ide gagasan atau
model karya yang akan dibuat. Kegiatan ini dapat diawali dengan membuat
rancangan berupa sketsa, dilanjutkan dengan memilih medium, bahan atau teknik
yang akan digunakan. Alas an-alasan pemilihan gagasan, model hingga teknik
berkarya dapat disebut sebagai konsep berkarya seni rupa.
2. Tes Formatif 1
SOAL-SOAL:
1. Amati penyataan berikut ini!
1. Menentukan tehnik berkarya
2. Menyempurnakan lukisan
3. Memunculkan Gagasan
4. Mewarnai Lukisan
5. Membuat sketsa
Urutan prosedur berkarya seni lukis yang benar adalah …
A. 1-2-3-4-5
B. 2-1-3-4-5
C. 3-5-1-4-2
D. 3-1-4-5-2
E. 1-3-2-5-4
4. Warna merupakan salah satu unsur atau elemen dalam karya Seni Rupa.
Secara umum warna dapat digolongkan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:
a. Warna primer, violet, dan hijau
b. Warna primer, sekunder, dan tersier
c. Warna primer, hitam, dan putih
d. Warna sekunder, merah, dan putih
e. Warna sekunder, hitam, dan putih
Tiga kelompok warna utama tersebut adalah:
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
5. Motif Ragam Hias pada suatu karya Kria dapat diterapkan pada berbagai
bahan dan teknik antara lain:
a. Teknik pahat pada pada kain dan kertas.
b. Teknik anyam pada rotan dan bambu.
c. Teknik pahat pada kayu dan kulit.
d. Teknik cetak pada kain dan kertas.
Bahan dan teknik yang sesuai untuk penerapan motif pada karya kria:
A. 2,3,4
B. 3,4,1
C. 1,2,3
D. 1,3,4
E. 3,1,4
8. Ada beberapa jenis pahat yang diperlukan dalam pembuatan seni kriya,
antara lain:
1. Pahat penguku dan kol untuk membuat bagian yang melingkar,
2. Pahat penguku dan kol untuk membuat bagian cekung,
3. Pahat penguku dan kol untuk membuat bagian cembung,
4. Pahat penguku dan kol untuk meratakan
5. Pahat penguku dan kol untuk meluruskan
Pernyataan yang benar sesuai dengan fungsinya adalah:
A. 1, 3, 4
B. 2, 4, 5
C. 1, 2, 3
D. 3, 4, 5
E. 2, 3, 5
41
A. 1, 2
B. 2, 3
C. 3, 4
D. 2, 4
E. 1, 3
10. Berdasarkan dimensinya kita mengenal karya seni rupa dua dan tiga
dimensi. Karya dua dan tiga dimensi terwujud dari beraneka ragam bahan
dan medium. Kesamaan antara karya dua dan tiga dimensi antara lain:
1. Karakter unik dari masing-masing bahan dan medium
2. Dibutuhkan berbagai alat dan teknik pengolahan serta penggarapan
untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut.
3. Bahan dan medium yang digunakan untuk berkarya seni rupa dua
dimensi hanya berupa bahan alami.
4. Bahan dan medium yang digunakan untuk berkarya seni rupa tiga
dimensi berupa bahan alami dan sintetis
5. Karya seni rupa tiga dimensi hanya berfungsi sebagai benda pakai
yang biasa disebut karya seni rupa terapan (applied art).
Pernyataan yang tepat adalah:
A. 3, 4
B. 5, 1
C. 3, 1
D. 1, 2
E. 3, 5
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Handayani, Prima dan Ivon Maulana. 2013. Pewarna Alami Batik Dari
Kulit Industri Batik. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Sachari, Agus, 2004, Seni Rupa Dan Desain : membangun kreativitas dan
kompetensi”, Jakarta : Erlangga Penerbit.
Sanyoto, Sadjiman, Ebdi, 2005, “Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain (Nirmana)
Yogyakarta: CV. Arti Bumi Intaran
Suheryanto, Dwi. 2017. Natural Dyes – Ensiklopedia Zat Warna Alami Dari
Tumbuhan Untuk Industri Batik. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Wardhani, Cut Kamaril dan Ratna Panggabean, 2003, “TEKSTIL”, Buku Piloting
PSN, Jakarta : Penerbit Semi Nusantara (PSN)
Wong, Wucius, 1994, Prinsip of Two Dimensional Design”, New York: Van
Nostrand Reinhold
Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara : Makna Filosofi, Cara Pembuatan dan
Zada Alsavero, Muhammad. 2016. Perancangan Motif Batik Tulis
Dengan Inspirasi
PEMBELAJARAN
KREASI MUSIK
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Pada kegiatan belajar 2 modul 6 ini akan dibahas tentang proses
penciptaan karya musik beserta komponen-komponennya. Oleh karena itu, setelah
mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat berkarya lagu dalam bentuk satu
bagian dan dua bagian. Untuk mendukung kompetensi tersebut, pada modul ini
akan dibahas pula tentang unsur-unsur penciptaan karya musik seperti: (1) bentuk
(form); (2) melodi; (3) harmoni; (4) ritme; dan (5) lirik. Selain itu untuk
menunjang kompetensi guru dalam mengorganisir pertunjukan musik, pada modul
ini juga dibahas tentang perancangan dan pelaksanaan pagelaran musik yang
meliputi: (1) manajemen pertunjukan; (2) struktur organisasi pelaksanaan
pagelaran musik; dan (3) rancangan pagelaran musik. Pada bagian akhir modul
dibahas tentang evaluasi pembelajaran kreasi musik.
2. Relevansi
Pembelajaran seni musik sebagai salah satu sub mata pelajaran estetika di
sekolah salah satunya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
berkreasi musik. Oleh karena itu, pengetahuan konseptual dan prosedural yang
akan diurakan dalam modul ini bermanfaat dan relevan bagi guru dalam
meningkatkan kemampuannya pada saat berkreasi musik serta menyusun
perencanaan dan pengembangan praktik pembelajaran kreasi musik di sekolah.
Pemahaman guru terhadap konsep berkreasi musik beserta berbagai
komponennya, seperti: (1) bentuk bagian lagu; (2) struktur; (3) melodi; (3)
harmoni; (4) ritme; dan (5) lirik relevan dengan kebutuhan guru dalam
merencanakan pembelajaran kreasi musik di sekolah. Sedangkan penguasaan
pengetahuan prosedural dalam menentukan dan menyusun berbagai komponen
penciptaan karya musik tersebut, bermanfaat sebagai acuan bagi guru dalam
proses berkreasi musik serta dapat digunakan sebagai panduan dalam pemilihan
strategi, metode, alat dan sumber/bahan pembelajaran kreasi musik di sekolah.
3. Petunjuk Belajar
Modul ini digunakan untuk memenuhi persyaratan akademis pada program
Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan dan Pra Jabatan yang dimuat dalam
modul-modul Pembelajaran Seni Budaya. Dalam modul 6 ini, dipaparkan hal-hal
apa saja yang perlu dipahami dan dikuasai dalam mencipta suatu karya musik.
Oleh karena itu, penguasaan terhadap seluruh komponen yang dipaparkan dalam
modul ini mutlak diperlukan.
Selain belajar dari materi modul ini, penggunaan sumber-sumber belajar
penunjang yang berupa berbagai notasi dan teks lagu sangat disarankan.
Tujuannya agar Anda memperoleh contoh-contoh beragam fakta kreativitas
penciptaan karya musik secara kongkrit. Setelah Anda mencoba membuat karya
musik, sebaiknya perlu dilakukan analisis dan mendiskusikan dengan rekan
belajar, sehingga memungkinkan memperoleh perspektif lain dalam melihat karya
musik yang Anada ciptakan.
4. Peta Kompetensi
Dalam materi pembelajaran kreasi musik ini ada beberapa komponen
kompetensi penting yang dapat digunakan sebagai panduan dalam praktik
penciptaan karya musik dan pembelajarannya. Kompetensi tersebut dapat
dipetakan sebagai berikut.
Karya Musik
Komposisi Aransemen
Musik Musik
Bentuk Lagu
Bentuk (Form)
Melodi
Harmoni
Ritme
Lirik
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Pembelajaran Kreasi Musik
2. Pokok-Pokok Materi
a. berkarya musik bentuk lagu satu bagian dan dua bagian
b. menjelaskan penciptaan karya musik
c. menyusun rancangan dan pelaksanaan pagelaran musik
d. mengevaluasi pembelajaran kreasi musik
3. Uraian Materi
a. Berkarya musik bentuk lagu satu bagian dan dua bagian.
1) Bentuk lagu satu bagian
2) Bentuk lagu dua bagian
3) Bentuk lagu tiga bagian
b. Penciptaan karya musik
1) Bentuk (Form)
2) Melodi
3) Harmoni
4) Ritme
5) Lirik
c. Penyusunan rancangan dan pelaksanaan pagelaran musik
1) Manajemen Pertunjukan
2) Struktur Organisasi Pelaksaan Pagelaran Musik
3) Rancangan Pagelaran Musik
d. Pelaksanaan dan penilaian pembelajaran kreasi musik
5. Uraian Materi
a. Berkarya Musik Bentuk Lagu Satu Bagian dan Dua Bagian.
Komposisi musik bentuk lagu (song form) adalah terminologi yang
digunakan untuk mengidentifikasi bentuk sederhana dari suatu karya musik
instrumental maupun karya musik vokal. Struktur bentuk ini berasal dari lagu-
lagu pendek ataupun karya berdurasi tidak panjang dari lagu-lagu daerah ataupun
hymne.
Pada komposisi bentuk lagu, pembagian struktur bentuk dasarnya disebut
bagian. Istilah bagian disini bukan merujuk pada jumlah instrumen ataupun
banyaknya vokal, tapi merujuk pada struktur bagian dasar yang membentuk lagu
tersebut. Pemberian kode (coding) untuk bagian bentuk lagu dapat berupa huruf
seperti bagian A, B, C, ataupun bagian I, bagian II, bagian III.
Penentuan banyaknya bagian pada bentuk lagu ditentukan oleh banyaknya
kalimat yang memiliki kontras. Kontras disini dapat berupa:
1. Kontras kalimat lagu (figur/motif, semi frase dan frase),
2. Kontras tonalitas (minor menjadi mayor, atau sebaliknya),
3. Kontras kelompok ritmik
4. Kontras harmoni
Lagu nasional, lagu daerah, lagu anak dan lain sebagainya biasanya
menggunakan bentuk lagu. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa karya
instrumental juga menggunakan bentuk lagu. Bentuk lagu terbagi menjadi
beberapa macam:
1
1. Bentuk lagu satu bagian, merupakan bentuk lagu dengan satu kalimat saja .
Pada lagu satu bagian, merupakan satu bagian yang utuh yang terdiri dari koma
dan titik. Bentuk satu bagian ini dapat berdikari, mempunyai arti dalam dirinya
sendiri karena keutuhan bentuknya. Bentuk lagu satu bagian harus lebih
„kaya‟, lebih „padat‟. Contoh lagu Bagimu Negeri (struktur bentuk A(a a‟))
dan Kole-
kole (struktur bentuk A (a x).
Bagimu Negeri
Kusbini
b) Bentuk lagu dua bagian, merupakan bentuk lagu dengan dua kalimat/periode
berlainan. Secara umum bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak
digunakan dalam musik (lagu anak, lagu daerah, lagu pop, lagu instrumental
1
Prier, Karl-Edmund. 2015, Ilmu Bentuk Musik, Percetakan Rejeki Yogyakarta. P.5
tarian. Contoh: Satu Nusa Satu Bangsa (A B), Ibu Kita Kartini (A A B). Dalam
menentukan bentuk lagu dua bagian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
kontras diantara 2 kalimat lagu, kontras motif/figur, kontras irama, kontras
tonalitas, kontras harmoni. Pada lagu dua bagian ini, antara kalimat pertama
dan kedua tidak harus sama panjang.
Meskipun berbeda, sering terdapat pula unsur yang sama pada kalimat 1
maupun kalimat 2. Contoh dari Sabang Sampai Merauke (A (ax) B (by)).
Dalam susunan lagu ini, tidak terdapat pengulangan lagu yang sama, semua
kalimat berbeda satu samalain. Ternyata pada lagu dua bagian betapapun
sederhana dan pendeknya, tetap memuat kekayaan variasi yang beragam,
sehingga bentuk lagu dua bagian ini tidak terasa membosankan.
c) Bentuk lagu tiga bagian, merupakan bentuk lagu dengan tiga kalimat/periode
berlainan. Maka dari itu bentuk lagu tiga bagian memiliki jumlah bar yang
lebih banyak (24 atau 32 birama). Kontras pada lagu tiga bagian ini dapat
berupa kontras motif/figur, kontras irama, kontras tonalitas, kontras harmoni.
Contoh: Bangun Pemudi Pemuda (A B C), Indonesia Raya (A A‟ B C C).
Di sisi lain, makin banyak ragam kalimat/variasi, maka bisa makin
mengaburkan tema utama. Tantangan pada lagu tiga bagian adalah pada kadens
yang digunakan, karena akan sangat membosankan apabila menggunakan
kadens ke tonika terus menerus. Solusi untuk pengolahan lagu tiga bagian
adalah, dapat menggunakan beberapa kemungkinan:
a) Modulasi, hampir salah satu kalimat pada lagu tiga bagian diakhiri dengan
modulasi.
b) Half Cadence, kadens imperfek dapat digunakan pada salahsatu kalimat
(umumnya pada kalimat kedua).
Dalam membuat karya musik bentuk lagu, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya:
a) Tentukan berapa banyak bagian (kontras) yang akan dibuat. Misal lagu satu
bagian maka lagu tersebut hanya memiliki bagian A. lagu dua bagian maka
terdapat kontras bagian A dan B, begitu pula dengan lagu tiga bagian yang
memiliki kontras bagian A, B dan C.
b) Buatlah figur/motif utama yang akan dimunculkan. Dari beberapa figur dapat
membentuk semi frase lalu dari beberapa semi frase terbentuklah frase.
c) Buatlah frase anteseden (tanya) dan konsekuen (jawab). Pada frase tanya
memiliki karakteristik kadens imperfek/half cadence seperti frase yang
diakhiri akor dominan (V) atau dapat pula diakhiri kadens interupsi/deceptive
(V-VI). Dengan penggunaan kadens tersebut, kalimat lagu seperti belum
terselesaikan, sehingga frase tanya tersebut membutuhkan resolusi berupa
frase jawab. Kalimat jawab pada umumnya diakhiri dengan kadens perfek
otentik (V-I). ataupun imperfek otentik (V-I6). Dengan menggunakan kadens
perfek kalimat tanya dapat teresolusi, sehingga terbentuklah periode/kalimat
lagu.
3) Harmoni
Harmoni dalam hal ini erat kaitannya dengan penggunaan akor dan
progresinya (perpindahan akor) pada lagu. Pada lagu anak biasanya akor yang
digunakan tidak kompleks, dan tidak lebih dari 5 macam akor. Hindari
penggunaan akor ataupun progresi akor yang tidak lazim pada lagu anak.
Sementara pada lagu yang diperuntukan untuk pendengar orang dewasa, bisa
dengan bebas dibuat, namun sebaiknya disesuaikan dengan porsi dari melodi
lagunya.
4) Ritme
Ritme ataupun irama dalam lagu sebaiknya memiliki pola sederhana yang
mudah dingat, gunakan ritme dan ketukan yang teratur. Pada lagu anak, Irama
yang berulang-ulang dapat dapat menstimulasi anak untuk bergerak dan menari.
5) Lirik
Selanjutnya, aspek terpenting dalam mencipta lagu adalah lirik. Dalam
membuat lirik sebaiknya ditentukan dari tema lagu yang dibuat. Secara tidak
terlihat, lirik juga mampu mempengaruhi emosi, lirik dapat membuat tertawa
riang atau bahkan terharu. Lirik yang baik untuk anak adalah lirik lagu memiliki
nilai edukasi, memuat nasihat- nasihat positif, mendidik, memotivasi dan
membangkitkan semangat. Gunakanlah bahasa sederhana yang mudah untuk
dimengerti oleh anak, dan hindari istilah-istilah yang tidak familiar bagi anak.
Hindari juga penggunaan kosakata yang terlalu banyak, karena bila terlalu banyak
kata sama halnya dengan terlalu banyak informasi yang disampaikan.
Adapun untuk membuat sebuah lagu perlu mempelajari struktur lagu
dengan defenisinya. Berikut ini adalah elemen elemen yang membentuk struktur
(kerangka) dari sebuah lagu.
1) Intro, adalah awal dari sebuah lagu yang merupakan pengantar lagu
2) Verse, adalah pengantar sebuah lagu sebelum lagu masuk ke bagian Chorus,
bisa juga disebut bait.
3) Chorus, adalah inti pesan/inti cerita dari lagu. Chorus menggunakan pola
nada yang berbeda dan lebih nyaman daripada Verse, akor yang digunakan
pun berbeda dengan Verse.
4) Bridge, biasanya dipakai untuk menjembatani antara bagian-bagian lagu
5) Reffrein/Reff., hampir sama dengan Chorus. Bedanya Reff lebih sederhana
daripada Chorus, Reff yang bermakna pengulangan biasanya menggunakan
bagian lain dari lagu (biasanya Verse) untuk diulang di bagian ini. Inilah
yang seringkali tertukar, Reff dianggap Chorus dan demikian sebaliknya.
6) Interlude, merupakan bagian kosong pada lagu seperti layaknya Intro tapi
berada di tengah-tengah lagu. Interlude ini bagian yang menyambungkan
Verse dengan Verse atau Verse dengan Chorus. Bedanya dengan Intro
Tengah adalah dari nada yang digunakan. Tidak terdapat syair dalam
Interlude ini.
7) Modulasi, biasa juga disebut sebagai "Overtone", yang artinya adalah
perpindahan nada dasar dari suatu lagu. Jika anda pernah mendengarkan
Reff/Chorus suatu lagu dan tiba-tiba Reff tersebut menjadi lebih tinggi dari
sebelumnya, maka itulah yang disebut dengan Modulasi.
8) Ending, adalah bagian penutup dari sebuah lagu. Ending berfungsi agar lagu
berakhir lancar, smooth, dan tidak berhenti secara mendadak. Ending bisa
berupa bagian intro yang diulang, bisa juga berupa bagian akhir lagu yang
diulang-ulang dan berakhir fade out (suaranya perlahan mengecil dan
menghilang).
9) Coda. Coda disebut juga "ekor" merupakan bagian akhir lagu yang berisi
nada dan syair untuk menutup lagu. Berbeda dengan Bridge, Coda
mengambil beberapa lirik dan nada yang sudah ada sebelumnya pada lagu
serta tidak berakhir Fade Out seperti pada Ending.
10) Outros, merupakan akhir dari lagu yang hanya berisi instrumen musik. Nada
yang digunakan berbeda dengan nada-nada sebelumnya, atau hanya
memodifikasi nada sebelumnya untuk mengakhiri lagu dengan lembut dan
tidak terkesan berhenti secara tiba-tiba atau janggal. (Gillete:1995-38-41
dengan penambahan)
Dengan menggabungkan segala aspek yang disebutkan diatas secara
proporsional, maka tentunya secara kreatif siapapun mampu membuat karya lagu
dengan baik. Jangan takut untuk mengedit atau bahkan mengganti ide dan
memulai ulang membuat rangkaian lagu baru. Trial and error sudah lazim
dilakukan dalam segala hal, terlebih jika kita belum pernah membuat lagu
sebelumnya. Nikmati setiap prosesnya, perbanyaklah mendengarkan referensi
lagu dari pencipta lagu profesional.
Pada dasarnya teori musik dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu
menciptakan lagu secara terarah dan lebih terstruktur, namun teori tidak dapat
menentukan langkah apa yang dipilih, maka percayalah pada telinga dan
musikalitas kita sendiri. Jangan takut untuk memulai wahana baru dalam
bermusik, karena setiap lagu yang diciptakan memiliki energinya masing-masing,
dan kreativitas bergantung pada diri kita masing-masing pula.
Sasaran:
Melakukan pementasan musik 2 kali dalam setahun
Kegiatan:
(1) Mementukan repertoar dan aransemen musik
(2) Latihan
(3) Mencari tempat pentas
(4) Mencari dana
55
2) Struktur Organisasi
Selain perencanaan, pengorganisasian juga perlu dilakukan untuk menjamin
bahwa kerja tim penyelenggara dapat dimanfaatkan dengan optimal. Hal ini
diwujudkan dalam bentuk struktur organisasi yang dilengkapi dengan uraian
pekerjaan yang berisi tugas dan wewenang setiap anggota organisasi. Selain itu
mekanisme kerja antar bagian organisasi juga perlu ditentukan. Adapun proses
pengorganisasian dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
1. Merinci pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk tercapainya suatu
penyelenggaraan pagelaran maupun sasaran organisasi
2. Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan ke dalam unit-unit yang logis dan
wajar dapat dilakukan oleh satu orang atau sekelompok orang
3. Membagi tugas ke setiap anggota organisasi sesuai minat, bakat dan
kemampuan.
4. Menyusun mekanisme organisasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan-
pekerjaan atau unit-unit kerja yang dibentuk
Berikut ini adalah contoh struktur organisasi musik/pagelaran musik
Pimpinan
Direktur Direktur
Artistik Administrasi
dan umum
56
telah ditentukan. Agar dapat menjalankan proyek pagelaran musik dengan lebih
efektif dalam mencapai sasaran dan efisien dalam penggunaan sumber daya maka
perlu memperluas wawasan mengenai manajemen proyek seni pertunjukkan.
Pagelaran musik tentunya memiliki ciri umum yang sama dengan proyek
seni pertunjukan. Adapun cirinya adalah sebagai berikut:
1. Maksud dan tujuan tertentu, memiliki tema dan maksud khusus.
2. Kegiatan tertentu, biasanya dilakukan diluar kegiatan rutin.
3. Sumber daya tertentu, sumber daya berupa barang, bahan, orang, uang,
waktu, alat yang dapat didaya-gunakan menjadi produk/kegiatan/
pertunjukkan.
4. Biaya tertentu, pendanaan tersendiri, bahkan seringkali dicarikan dana secara
khusus.
5. Waktu tertentu, yaitu waktu yang dimulainya dan berakhirnya sudah
ditetapkan dan relatif pendek.
Produksi
1. Aransemen dan Komposisi Karya
(a) Repertoar karya musik
(b) Arranger
(c) Composer
2. Latihan
(a) Blocking/Seating
(b) Jadwal latihan
(c) Gladiresik
(d) Soundcheck
3. Tata Panggung
(a) Desain panggung
(b) Properti panggung
(c) Pengadaan soundsystem
(d) Lighting
5. Publikasi
(a) Desain publikasi
(b) Pencetakan
(c) Biro iklan
6. Pemasaran
(a) Desain tiket
(b) Penjualan tiket
(c) Undangan
Pengendalian
Rencana/Ran- - Monitoring Realisasi
cangan Pagelaran Revisi - Identifikasi penyimpangan Koreksi Pelaksanaan
Musik - Analisis sebab Pagelaran Musik
- Alternatif tindakan
59
e. Pelaksanaan dan Penilaian Pembelajaran Kreasi Musik
Pelaksanaan pembelajaran kreasi musik di sekolah dapat dilakukan melalui
berbagai aktivitas. Sebagai proses pengolahan terhadap unsur-unsur dasar musik
seperti ritme, melodi, dan harmoni wujudnya dapat berupa: (1) kegiatan berkreasi
ritmis; (2) kegiatan berkreasi melodis; dan (3) kegiatan berkreasi harmonis; dan
(4) kegiatan berkreasi gabungan (Utomo, 2017).
1) Kreasi Ritmis
Kegiatan berkreasi ritmis merupakan aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan
karya musik ritmis. Bentuknya bisa berupa kegiatan membuat kalimat ritmis, pola
iringan alat musik ritmis, dan mengaransemen ansambel alat musik ritmis.
Adapun peralatan yang digunakan dalam pembelajaran kreasi ritmis apabila
diaplikasikan bisa berupa alat musik ritmis yang sebenarnya seperti drum set,
kendang, senar drum, tenor drum, bas drum, dan lain-lain. Namun sebaliknya,
dalam konteks-konteks tertentu bisa pula menggunakan alat musik ritmis buatan
siswa atau benda-benda bukan alat musik yang bisa menghasilkan suara yang
bersifat ritmis.
2) Kreasi Melodis
Kegiatan berkreasi melodis merupakan aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan
rankaian-rangkaian melodi dengan menggunakan teknik-teknik yang mudah
dipahami oleh siswa. Karya melodis yang dibuat bisa berupa kalimat melodi satu
bagian dalam bentuk A (a, a‟) dan atau kalimat melodi satu bagian dalam
bentuk A (a, x). Selain dengan cara tersebut, kegiatan pembelajaran berkreasi
ritmis bisa dilakukan dengan cara membuat lagu sederhana.
3) Kreasi Harmonis
Kegiatan berkreasi harmonis merupakan aktivitas pembelajaran yan
g dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencoba-
60
coba menentukan pilihan chord yang dianggap cocok untuk mengiringi suatu
lagu. Pada awal kegiatan pembelajarannya bisa dimulai dengan menggunakan
chord-chord pokok seperti chord I, IV, dan V. Sedangkan pada tahap selanjutnya,
kegiatan berkreasi chord bisa dilakukan dengan menambahkan chord ii (minor),
iii (minor), dan vi (minor). Selain dengan kegiatan tersebut, kegiatan
pembelajaran kreasi harmonis bisa dilakukan dengan cara membuat pola iringan
alat musik harmoni.
4. Kreasi Gabungan
Kegiatan berkreasi gabugan merupakan aktivitas pembelajaran yang
dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkomposisi dan atau mengaransemen musik. Sebagai bentuk kegiatan kreasi
gabungan, kedua kegiatan musikal tersebut melibatkan kemampuan siswa yang
terkait dengan masalah ritme, melodi, dan harmoni. Bahkan selain ketiga hal
tersebut, pengetahuan dan pemahaman tentang timbre (warna suara) yang
dihasilkan oleh alat musik, ekspresi yang terkait dengan masalah tempo dan
dinamik lagu, serta bentuk/struktur lagu juga menjadi hal yang tidak bisa
ditinggalkan. Meskipun demikian, kompleksitas yang ada dalam pembelajaran
kreasi gabungan ini bisa dihindari dengan cara menentukan materi-materi
sederhana serta penerapan prosedur-prosedur pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan, pengalaman, dan perkembangan siswa.
Dalam pembelajaran kreativitas, proses penilaiannya dilakukan dengan
teknik penilaian unjuk kerja. Oleh karena itu, observasi sistematis terhadap hasil
karya siswa merupakan strategi penilaian yang paling cocok. Langkah-langkah
yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan penilaian terhadap hasil kreativitas
siswa dalam mencipta lagu, adalah sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan penilaian yang akan dilakukan. Dalam hal ini guru terlebih
dahulu menentukan tujuan dilakukannya penilaian. Dalam pembelajaran kreasi
musik, tentunya pengolahan materi musikal serta penggunaan teknik-teknik
komposisi akan menjadi objek penilaian.
2. Tentukan indikator yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penilaian. Dalam
tahap ini, guru harus menentukan indikator-indikator yang mengungkapkan
kemampuan siswa dalam membuat karya musik.
3. Menentukan skala pengukuran yang digunakan. Guru dapat memilih skala
pengukuran yang sesuai sebagai acuan dalam pemberian skor pada setiap
indikator yang telah ditentukan.
4. Susun rubrik dari masing-masing indicator. Pada tahap ini berdasarkan skala
pengukuran yang telah dipilih, guru menyusun rubrik penilaian yang
memberikan penjelasan pada setiap level skala penilaian yang telah dipilih.
5. Membuat tabel instrumen penilaian. Tabel dibuat disesuaikan dengan indikator
yang telah ditentukan, dengan memberikan kolom-kolom yang sesuai dengan
jumlah indikator dan skala penilaian yang digunakan. Apabila akan diberikan
bobot pada masing-masing indikator, dapat disesuaikan dengan tujuan
penilaiannya.
4) Indikator Ritmik
Pada indikator ritmik ataupun irama dalam lagu, sebaiknya terlebih dahulu
memperhatikan genre/gaya musik apa yang dipilih pada kreasi musik tersebut.
Karena ciri khas masing-masing genre/gaya musik berbeda-beda satu sama lain.
Penilaian diberikan dengan memperhatikan apakah karya musik tersebut memiliki
pola sederhana yang mudah dingat, ritme dan ketukan yang teratur.
5) Lirik
Pada kreasi musik, indikator lirik diberikan pada karya-karya lagu yang
memiliki lirik didalamnya. Dikarenakan pada karya musik instrumental tidak
memerlukan lirik. Untuk lagu yang terdapat lirik, yang menjadi penilaian adalah
kesesuaian lirik dengan tema lagu yang dibuat. Apakah lirik lagu memiliki nilai
edukasi, memuat nasihat-nasihat positif, mendidik, memotivasi dan
membangkitkan semangat. Tata bahasa juga menjadi perhatian tersendiri, bahasa
sederhana yang mudah untuk dimengerti.
Tugas Terstruktur/Latihan
Buatlah evaluasi kreasi musik dengan teknik aspek unsur musik seperti bentuk,
melodi, harmoni dan ritmik, dan aspek penghayatan.
C. Penutup
1. Rangkuman
Karya seni musik merupakan wujud ekspresi kreatif atau bentuk
pengalaman dengan keterampilan melalui penggunaan media bunyi/suara. Kreasi
musik merupakan kegiatan kreatif yang melibatkan proses mencipta hingga
63
menghasilkan suatu karya seni musik. Dalam mencipta karya musik yang baik
tentunya dibutuhkan wawasan serta pengalaman tentang musik. Pada dasarnya
setiap manusia telah memiliki kreativitas dalam dirinya masing-masing, hanya
saja memerlukan peluang/kesempatan untuk mengawalinya.
Dalam mengawali kreasi musik, seorang komposer/arranger sebaiknya
memulai dengan mendengarkan referensi musik dari berbagai macam genre
musik. Dengan mendengar kita akan mendapatkan ide, inspirasi, serta
“pengalaman musikal” yang mampu mengembangkan kemampuan personal
dalam mencipta. Banyak karya lagu-lagu yang diciptakan menjadi sangat populer
dikarenakan lagunya sederhana (easy listening). Lagu-lagu tersebut biasanya
memiliki melodi dan akor sederhana, bentuk sederhana, lirik sederhana, sehingga
mudah sekali masyarakat untuk mengingat (bahkan hanya dalam sekali
mendengar).
Menciptakan sebuah lagu memang bukan proses yang mudah, namun juga
bukan proses yang rumit, terlebih jika kita mengetahui langkah-langkah yang
dapat membantu kita untuk mencipta. Pemahaman tentang unsur-unsur musik
berupa melodi, harmoni dan ritmik sangatlah diperlukan.
Pada sisi yang lain, suatu karya musik tentunya memiliki beragam variasi
olahan komposisi. Pemahaman mengenai ragam komposisi dan prosedur dalam
mencipta suatu karya musik tentu sangat diperlukan oleh seorang pencipta karya
musik. Wawasan tentang ragam bentuk musik (form) sangat dibutuhkan dalam
mencipta karya. Bentuk dalam karya musik merupakan rancangan terstruktur dari
unsur-unsur musik yang disusun dan diolah menjadi suatu kesatuan komposisi
musik. Terdapat beberapa bentuk musik yang desainnya dapat
direkognisi/dikenali karena bentuknya yang sudah baku. Bentuk musik dipahami
juga sebagai gagasan/ide/kerangka pola yang menjadi dasar pengolahan satu
kesatuan karya.
Setelah karya musik tercipta, maka sebaiknya dilakukan pementasan/
pagelaran karya musik. Dengan melakukan pagelaran, maka memungkinkan
adanya apresiasi seni, kritik seni yang dilakukan audiens terhadap pencipta karya.
Musik pada dasarnya merupakan bagian dari seni pertunjukkan yang dianggap
64
penting dalam masyarakat. Pagelaran seni yang baik tentunya dapat dinikmati dan
disukai masyarakat, serta menumbuhkan kebanggaan bagi para pelaku seninya.
Dengan demikian, dibutuhkanlah wawasan mengenai tata kelola/manajemen seni
sebagai salah satu unsur penting yang menunjang keberhasilan pertunjukkan agar
dapat berjalan dengan baik.
Manajemen yang baik akan membantu seni pertunjukkan untuk dapat
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Manajemen seni adalah cara
memanfaatkan input untuk menghasilkan karya seni melalui suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan
memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan.
2. Tes Formatif 2
1. Bentuk lagu dua bagian, merupakan bentuk lagu dengan dua kalimat/periode
berlainan. Secara umum bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak
digunakan dalam musik (lagu anak, lagu daerah, lagu pop, lagu instrumental
tarian. Lagu yang sesuai dengan bentuk lagu dua bagian adalah:
A. Satu Nusa Satu Bangsa ( L. Manik)
B. Pelangi (A.T.Mahmud)
C. Bangun Pemuda Pemudi (A. Simanjuntak)
D. Apuse (lagu rakyat Papua)
E. Indonesia Raya (W.R.Soepratman)
3. Pada evaluasi kreasi musik, tentunya selain olahan teknik aspek unsur musik
seperti bentuk, melodi, harmoni dan ritmik, tentunya juga aspek estetika dan
pola garap menjadi hal yang dapat dijadikan indikator penilaian. Berikut ini
adalah termasuk dalam indikator kreasi musik dalam bentuk (form):
A. Melodi mudah diterka (predictable) dan tidak terlalu kompleks/rumit
namun tetap menarik
B. Pola sederhana yang mudah dingat, ritme dan ketukan yang teratur
C. Penggunaan akor dan progresinya (perpindahan akor) pada lagu
D. Kesesuaian lirik dengan tema lagu yang dibuat
E. Frase dan kadens terbentuk
5. Agar pagelaran musik dapat berjalan dengan baik dan sukses, maka perlu
dilakukan perencanaan serta persiapan proyek. Perencanaan yang baik harus
dapat dipahami oleh seluruh panitia/anggota, sistematis dan fleksibel terhadap
perubahan. Adapun garis besar tahapan perencanaan pagelaran musik adalah
perumusan maksud dan tujuan pagelaran musik, perumusan cakupan
pagelaran musik, membuat struktur uraian kegiatan (SUK), ada urutan
kegiatan, penjadwalan kegiatan. Tahapan akhir dalam perencanaan proyek
pagelaran musik adalah …
A. Evaluasi pagelaran
B. Observasi pagelaran
C. Perumusan pagelaran musik
D. Struktur Panitia
E. Anggaran pagelaran musik
Untuk soal-soal 6, 7, 8, 9, dan 10 perhatikan teks lagu yang berjudul Merah Putih
yang diciptakan oleh Ibu Sud, setelah itu jawablah pernyataannya.
6. Struktur lagu Merah Putih ciptaan Ibu Sud dapat digolongkan dengan …
A. Bentuk lagu satu bagian
B. Bentuk lagu dua bagian
C. Bentuk lagu tiga bagian
D. Bentuk lagu empat bagian
E. Bentuk bebas
7. Menilik aspek dasar harmoni dari lagu Merah Putih, pada frase ke dua dapat
digunakan kadens …
A. Kadens perfek
B. Kadens imperfek
C. Kadens interupsi
D. Kadens plagal
E. Close kadens
8. Pada indikator ritmik ataupun irama lagu pada lagu Merah Putih, genre/gaya
musik yang dipilih pada kreasi musik adalah:
A. Musik Pop
B. Musik Hymne
C. Musik Walzt
D. Musik Mars
E. Musik Balle
10. Pencipta lagu Merah Putih tertulis dengan nama Ibu Sud. Nama asli dari Ibu
Sud adalah Ibu
A. Sudiyati
B. Saidjah Niung
C. Maryati Sudharmo
D. Halimah Sudihadi
E. Charini Sudharti
Kunci jawaban
1. A 6. A
2. C 7. B
3. E 8. D
4. A 9. E
5. E 10. B
DAFTAR PUSTAKA
Gillete, Steve. (1995). Song Writing and the Creative Process, Library of
Congress Catalonging in Pubulication Data, A Sing Out Publication,
Yerusalem.
Machlis, Joseph. (1955). The Enjoyment of Music, Norton & Company, Newyork.
Prier, SJ., Karl-Edmund. (2009), Kamus Musik, Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta.
(2015), Ilmu Bentuk Musik, Pusat Musik Liturgi,
Yogyakarta.
Stein, Leon. (1979). Structure and Style: The Study and Analysis of Musical
Forms, Summy-Bichard Music, New Jersey.
Utomo, Udi. (2017). Musik Pendidikan. Semarang: Ruang Mousike
K eg i a ta n B el aj a r ( K B )
PEMBELAJARAN
KREASI
TARI
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi singkat
Pada Kelompok Belajar sebelumnya Anda telah belajar tentang
pembelajaran Kreasi musik, pada KB 3 ini Anda akan mempelajari bagaimana
mengaplikasikan pengetahuan tari dalam pembelajaran kreasi tari. Pada
pertemuaan kali ini, akan dibahas mengenai pendekatan, metode, strategi dan
pemilihan media dalam pembelajaran kreasi. Anda akan dapat menjadi seora
ng pendidik yang mampu menjelaskan hakikat tari, mampu menumbuhkan
daya cipta dengan tari, serta dapat menumbuhkan sikap kreatif bagi anak
didik Anda.
2. Relevansi
Materi pada Oleh karena itu, kegiatan belajar tidak hanya difokuskan
kepada membaca materi yang telah disediakan, tetapi Anda juga harus aktif
memgamati dan mengkritisi materi tari video yang disediakan, mengerjakan
tugas dan tes formatif dalam kegiatan belajar ini.
3. Petunjuk Belajar
Pembahasan KB 3 ini merupakan aplikasi dari pemahaman materi konsep ,
dan apresiasi dalam seni tari. Materi pada bagian ini difokuskan untuk menguasai
penerapan metode dan strategi dalam pembelajartan tari, serta pemilihan media
dalam pembelajaran tari.Materi ini akan membantu Anda dalam menjelaskan
kepada anak didik tentang pengertian, jenis, unsur, dan teknik tari. Oleh karena
itu, unduh dan simaklah baik-baik:
Selanjutnya untuk mempermudan Anda dalam belajar, mohon perhatikan
hal-hal berikut ini :
a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan pada modul ini, agar Anda
benar- benar memahami keterkaitan materi yang dibahas pada setiap
bagiannya, dan
kemudian dapat menyimpulkan secara garis besar, inti materi, tujuan
pembelajaran, sehingga mengetahui kemampuan yang diharapkan dalam
modul ini.
b. Selanjutkan pelajarilah bagian demi bagian dari modul ini, temukan kata
-kata kunci dan berilah tanda agar memudahkan Anda dalam mempelajarinya.
c. Jika masih belum paham, baca dan pelajari sekali lagi agar Anda lebih
mengerti.
d. Selesaikan dengan tuntas latihan dan tes formatif yang telahb tersedia dalam
setiap kegiatan belajar. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari, dan usahakan tidak
melihat kunci jawaban.
e. Jika masih kurang paham, manfaatkan pertemuan dengan tutor serta teman
sejawat untuk mendiskusikan dan mempraktikkan
SELAMAT BELAJAR.
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 4, Anda diharapkan mampu
mengaplikasikan metode kegiatan pembelajaran kreasi tari
2. Sub Capaian Pembelajaran
a. Menganalisis dan menerapkan metode dan teknik berkarya tari kreasi
b. Menganalisis dan menerapkan dan menyusun perencanaan dan
pelaksanaan pagelaran tari
c. Menganalisis dan menarapkan pembelajaran kreasi tari
3. Uraian Materi
a. Berkarya Tari Kreasi
b. Penciptaan Karya Tari Kreasi
c. Penyusunan Rancangan dan Penyiapan Pelaksanaan Pagelaran Tari
d. Pembelajaran Kreasi Tari
72
a. Berkarya Tari Kreasi / Penciptaan karya Tari Kreasi
1) Eksplorasi
a) Rangsang Visual
RAngsang visual jika Anda mengamati suatu benda baik itu benda hidup
maupun benda mati sebagai rangsang, ini disebut sebagai rangsang visual.
Rangsang visual adalah sesuatu yang timbul dan benda yang kalian lihat..
Rangsang visual dapat timbul dari pengamatan kalian terhadap apanyang ada di
lingkungan sekitar, seperti patung, gambar, dan lain-lain. Dari gambaran visual
tersebut Anda bisa mengamati dari aspek latar belakang, garis, tekstur, wujud,
warna, fungsi, sudut pandang, ritme dan lain-lain.
b) Rangsang Auditif
Rangsang auditif,jika berbagai macam suara/bunyi-bunyian bisa Anda
jadikan rangsangan dalam membuat suatu karya tari, yang termasuk rangsang
dengar antara lain : musik iringan tari, musik-musik daerah, suara kentongan,
lonceng gereja, suara deru mobil, suara-suara yang ditimbulkan oleh angin, suara
manusia, suara hewan, dll. Dari suara tersebut cobalah Anda bergerak seirama
atau bahkan bergerak dengan irama yang berlawanan.
c) Rangsang Gagasan/Ide
Rangsang kinestetik, jika gagasan atau ide membantu kalian dalam
berkarya tari. Jenis rangsang ini banyak digunakan oleh beberapa piñata tari
dalam proses berkarya. Ide/gagasan bisa timbul dari berbagai hal, misalnya
permainan, aktivitas anak remaja/dewasa, aktivitas petani, nelayan, dsb.
d) Rangsang Kinestetik
Jika kalian mencoba membuat atau menata karya tari, Anda dapat
menggunakan gerak atau frase gerak tertentu sebagai rangsang kinestetiknya.
Gerak atau frase gerak tersebut dapat berasal dari gerak tari tradisional maupun
gerak tari-tari kreasi baru atau modern. Sebuah karya tari bias tercipta
menggunakan cara ini.
e) Rangsang Peraba
Rangsang peraba merupakan rangsang yang juga dapat menghasilkan
gerak yang dapat dipakai oleh piñata tari sebagai dasar pijakannya. Misalnya
sentuhan halus dari bahan sutra, butiran pasir lembut pantai akan menghasilkan
gerak-gerak yang sangat bervariasi, dan jika diolah akan menghasilkan karya tari
tari yang bagus.
b) Suara Lingkungan
Suara lingkungan ang dapat digunakan sebagai kegatan improvisasi antara
lain suara hujan, suara gemuruh angin, suara percikan dan air yang
mengalir, suara petir. Suara-suara tersebut dapat merangsang kalian hanyut
ke dalam suasana tertentu, sehingga gerak yang dilakukan larut dalam
iramanya. Misalnya, di tepi pantai di malam gelap yang terdengar saat itu
deburan ombak, kadang besar namun kadang kecil. Terdengar pula tiupan
angin dan suara gesekan daun nyiur. Bayangkan suasana lingkungan
tersebut, ada dan bagaimana gerak yang diekspresikan pada keadaan itu?
Catat motif gerak yang dilakukan, lakukan bersama temanmu agar terjadi
komunikasi gerak yang selaras dan saling merespons.
c) Suara Musik
Musik sangat beragam, baik bentuk, sifat, fungsi, suasana bahkan jenis
alatnya. Ada yang bernada diatonis dan ada yang bernada pentatonis.
Musik daerah yang berkembang di Indonesia umumnya menggunakan
musik pentatonis seperti : gamelan Jawa, gamelan Sunda, gamelan Bali,
sedangkan musik dari daerah timur biasanya bernada diatonis.
Musik dapat menggambarkan suasana. Musik yang menggambarkan
gembira biasanya ritmenya cepat dan bergairah, sedangkan musik
menggambarkan suasana duka, sedih atau menderita biasanya mengalun
lembut dan menyayat hati.
Kegiatan improvisasi dapat dilakukan melalui suara musik yang kita
dengar, baik menggunakan musik tradisional maupun non tradisional,
bahkan baik yang menggunakan vocal seperti lagu-lagu daerah maupun
yang tanpa vocal. Sebelum kalian berimprovisasi kenali dulu jenis
musiknya dan bagaimana suasana musik tersebut, perhatikan ritem dan
tempo musik, kemudian lakukan gerak sesuai dengan suasana musik
tersebut. Gerak yang dilakukan harus dirasakan benar-benar sesuai dengan
suara musiknya yang ditimbulkan, jika musiknya bernada rendah dan
mengalun maka gerak yang dilakukan mengalun lembut, apabila irama
yang mengalun dengan nada tinggi dank eras maka gerak yang dilakukan
dapt berupa hentakan-hentakan yang dinamis. Atau sebaliknya gerak yang
dilakukan melawan irama musiknya.
https://www.youtube.com/watch?v=aR0gocGhVoI
d) Bermain Peran
Bermain peran dapat dilakukan secara monolog atau dialog.
Berimprovisasi melalui bermain peran harus memperhatikan beberapa
unsur, seperti berbicara dan memainkan ekspresi wajah. Improvisasi
dengan bermain peran harus dilakukan hati-hati karena akan menggiring
pada gerak-gerak pantomim. Apabila bermain peran dengan dialog, ada
peran protagonis atau antagonis. Improvisasi dengan bermain peran akan
lebih banyak menggunakan kata-kata daripada geraknya. Improvisasi
bermain peran dapat mengambil cerita yang sudah ada, bias juga yang
dibuat sendiri dengan teman-teman kalian dalam satu kelompok. Gunakan
ekspresi wajah untuk memperjelas perwatakannya dan juga maksud yang
ingin disampaikan.
Pembahasan berikutnya difokuskan kepada langkah-langkah dalam
menata gerak berdasarkan hasil improvisasi, yang dilanjutkan dengan
pengetahuan dan praktik dalam komposisi kelompok. Materi ini akan membantu
Anda dalam menjelaskan kepada anak didik tentang hal-hal yang dengan
langkah-langkag dalam eksplorasi. Oleh karena itu, unduh dan simak baik-baik
materi karakteristik jenis tari dalam file pdf berikut ini
5. Komposisi kelompok
Sebuah kelompok tari bisa disajikan secara tunggal, berpasangan dan
kelompok. Komposisi tari tunggal dan berpasangan, lain sekali cara
penggarapannya dengan komposisi tari kelompok. Apabila dalam tari tunggal
80
elemen-elemen komposisi seperti desain lantai, desain atas, desain musik, desain
dramatic, dinamika merupakan elemen-elemen yang harus ada, maka untuk
komposisi kelompok masih memerlukan satu desain lagi yaitu desain kelompok.
Di dalam komposisi kelompok tebagi ke dalam kelompok kecil dn kelompok
besar.
Kelompok kecil adalahsebuah komposisi kelompok yang biasanya terdiri
dari dua,tiga atau empat penari, sedangkan yang kedua adalah kelompok besar.
Kelompok besar terdiri dari lebih dari empat penari, dan memungkinkan
pengaturan disain yang lebih banyak. Dalam sebuah komposisi kelompok setiap
pola atau rangkaian gerak dapat dilakukan serempak, berimbang, selang-seling,
berurutan, dan terpecah-pecah.
b. Balanced atau berimbang yaitu penataan posisi penari di atas pentas yang
menimbulkan kesan ruang yang berimbang. Dalam sebuah komposisi
kelompok, pengaturan atau pembagian kelompok seperti ini hamper
serupa dengan simeyri, namun bedanya pola simetri membentuk pola atau
81
disain yang setangkup, tetapi pada pola berimbang pola gerak dapat dibuat
sama kekuatannya tetapi tidak harus setangkup.
c. Alternate atau selang-seling yaitu pola yang menunjukkan posisi penari pada
kedudukan yang berselingan. Dalam sebuah komposisi kelompok, gerakan
dalam pola ini dapat diatur berselang-seling diantara kelompok. Pola gerak
selang-seling ini dapat dapat pula dilakukan dalam bentuk yang berbeda,
misalnya jika dalam pola lanytai garis lurus atau lingkaran, penari dengan
nomor urut ganjil melalukan gerak A, sedang nomor urut melakukan gerak B,
contohnya seperti pada tari Saman
e. Broken atau terpecah yaitu pola penataan di mana penari terbagi atas
kelompok-kelompok dengan gerakan yang saling berbeda berbeda.
Fungsi musik dalam tari dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1).
Sebagai pengiring, 2). Sebagai pemberi suasana, 3). Sebagai ilustrasi. Fungsi
musik sebagai pengiring tari diartika sebagai peranan musik hanya untuk
meniringi atau menunjang penampilan tari, sehingga kadang tidak ikut
menentukan isi tarinya. Yang dikategorikan sebagi pengiring terdapat dalam tari
Jawa misaslnya tari golek Ayun-ayun diiringi oleh gendhing ladrang Ayun-ayun,
tari golek Sri rejeki diiringi gendhing ladrang Sri rejeki, dalam tari sunda tari
kandagan diiringi musik Bendrong – waledan, demikian pula dengan tari-tari di
daerah lain seperti tari gendhing Sriwijaya, tari Legong Lasem, Tari pasambahan
dari Sumatra Barat dan sebagainya.
Fungsi musik sebagai pemberi suasana tari, musik ini sangat cocok bila
untuk mengiringi drama tari, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk
mengiringi tari yang bukan drama tari. Mengapa fungsi musik sebagai pemberi
suasana lebih cocok untuk mengiringi dramatari? Sebab dalam dramatari terdapat
pembagian adegan atau mempunyai alur cerita yang masing-masing babak
menggambarkan suasana yang berbeda. Namun jika musik sebagai pemberi
suasana dipakai dalam satu tarian yang bukan dramatari, hendaknya musik
senantiasa mengacu pada tema atau isi tarinya. Sedangkan fungsi musik sebagai
ilustrasi adalah tarian yang menggunakan musik baik sebagai pengiring maupun
pemberi suasana pada sat-saat tertentu saja tergantung kebutuhan garapan tari.
Dengan katan lain, musik sebagai ilustrasi diperlukan hanya pada bagian-bagian
tertentu saja dari keseluruhan sajian tari.
Alat musik terbagi menjadi dua kategori, yaitu alat musik tak bernada
sering disebut dengan alat musik ritmik, dan alat musik bernada sering disebut
dengan alat musik melodi, baik yang bernada diatonik maupun yang bernada
pentatonik.
Dalam memilih musik sebagai iringan dalam karya tari Anda, Jika musik
sudah tersedia, maka gerakan tari tinggal menyesuaikan dengan karakter lagu
tersebut, serta irama dan melodinya, namun jika jika musik belum tersedia dan
Anda akan merancangnya seyogyanya Anda memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
1. Pilihlah musik yang seduai dengan karakter anak SMP/M.Ts
2. Pilihlah musik yang sesuai dengan tema tari, misalnya tari dengan tema dan
suasana riang menggunakan musik dengan tempo cepat, dan suasana sedih
tempo yang lambat.
3. Jika bentuk tari garapannya menggunakan pijakan tradisi, pilihlah musik
tradisi yang sesuai dengan daerahnya. Usahakan tidak menggunakan musik
pada tari bentuk yang sudah ada, misalnya tari payung dari Minang, tari
Lenggang Nyai dari Betawi, tari merak dari Sunda, dan sebagainya
4. Memungkinkan musik tersebut untuk dijadikan iringan tari. Seperti Anda
ketahui bahwa tidak semua lagu yang sudah tersedia dapat dijadikan iringan
dalam tarian, jika Anda salah dalam memilih lahu, maka yang akan terjadi
adalah gerak dan lagu atau bukan menjadi gerak tari.
b. Penyusunan Rancangan dan Penyiapan Pelaksanaan Pagelaran Tari
Manajemen Produksi yang akan dibahas meliputi empat fungsi yang harus
dikuasai oleh seorang pengelola seni pertunjukan khususnya produksi pertunjukan
tari. Keempat fungsi tersebut adalah: perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalia.
Fungsi sebagai pembuat perencanaan (planning) meliputi pendefinisian
tujuan organisasi, penentuan strategi dan keseluruhan untuk mencapai tujuan
tersebut. Kemudian melakukan serangkaian pengembangan rencana komprehensif
untuk menggabungkan dan mengkoordinasikan berbagai aktivitas. Catatan bahwa
pengelola juga bertanggung jawab atas perencanaan struktur organisasi.
Fungsi sebagai mengelola suatu organisasi (organizing) meliputi
penentuan tugas yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan tugas tersebut,
bagaimana tugas tersebut dikelompokkan, siapa melapor pada siapa, dan dimana
keutusan-keputusan dibuat.
Fungsi sebagai pemimpin (leading) meliputi bahwa setiap organisasi
terdiri atas individu-individu, dan adalah tugas manajemen untuk mengarahkan
dan mengoordinasikan individu-individu tersebut. Ketika pengelola memotivasi
karyawan, mengatur aktivitas individu lain, memilih saluran komunikasi yang
paling efektif, atau menyelesaikan konflik diantara anggotanya, mereka terlibat
dalam kepemimpinan.
Fungsi sebagai pengendali (controlling) meliputi kepastian bahwa
segalanya berjalan seperti rencana seharusnya, pengelola harus memantau kerja
organisasi. Kemudian kinerja aktual tersebut dibandingkan dengan tujuan-tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Pengelola memastikan agar tidak ada
penyimpangan yang signifikan, jika terdapat penyimpangan yang signifikan maka
tugas manajemen untuk mengembalikan organisasi tersebut pada jalur yang benar.
Pemantauan, pembandingan dan pembetulan potesial ini adalah tujuan dari fungsi
pengendalian.
1. Merencakan materi pergelaran
Pergelaran pertunjukan tari merupakan puncak dari proses panjang yang
telah dilakukan selama berbulan-bulan. Pergelaran biasanya dilaksanakan pada
setiap akhir semester atau awal semester, tetapi ada juga akhir tahun.Kapan pun
pergelaran dilaksanakan baik dalam skala kecil maupun besar memerlukan
manajemen agar terlaksana dengan baik. Manajemenlah yang mengatur semua
kebutuhan pergelaran, sedangkan penata tari hanya menangani karya tarinya saja.
Manajemen pertunjukan akan berjalan dengan baik jika didukung oleh
sarana dan prasarana memadai. Sarana dan prasarana dimaksud tidak hanya
berupa material tetapi yang lebih penting lagi adalah dukungan sumber daya
manusia. Manajemen pertunjukan memerlukan penanganan khusus karena
berbeda dengan manajemen di kantor atau perusahaan. Ini merupakan manajemen
entertaiment sehingga memerlukan penanganan yang berbeda.
Yang pertama adalah orang-orang yang terlibat pada manajemen ini harus
memahami tentang dunia pertunjukan tari. Hal ini disebabkan pertunjukan tari
memiliki keunikan, yaitu melibatkan crewtata panggung, tata rias dan tata musik
sekaligus.
Kedua adalah melibatkan banyak orang yang akan tampil di atas pentas,
sehingga diperlukan orang yang mampu menanggani pentas dengan melibatkan
banyak orang dan banyak tarian. Implikasinya, perlu manajemen waktu yang tepat
dan akurat sehingga pertunjukan tidak terlalu lama, untuk mencegah kebosanan
penonton.Manajemen pertunjukan tari akan lebih baik jika dilakukan secara
efektif dan efisien. Efektif hanya dilakukan oleh sumber daya manusia yang
memahami pertunjukan, sedangkan efisien sumber daya yang ada dapat
mendukung pertunjukan secara optimal.
Manajemen pertunjukan tari akan dapat berhasil jika disusun berdasarkan
prinsip-prinsip manajemen modern. Beberapa pertunjukan tari berhasil dengan
baik karena dirancang sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Hal ini tentu
membutuhkan seorang manajer profesional. Langkah-langkah manajemen
pertunjukan inilah yang akan dikupas pada kegiatan belajar ini. Kupasan ini
dengan harapan mampu memberikan pengetahuan dalam mengelola pertunjukan
tari.
Pertunjukan tari akan sukses jika didukung oleh perencanaan yang matang.
Perencanaan tidak hanya mencakup langkah demi langkah yang harus dilakukan
tetapi lebih menitikberatkan pada rencana yang strategi sehingga sasaran yang
hendak dicapai dapat terwujud.Perencanaan merupakan tahap awal pada sebuah
manajemen. Melalui perencanaan arah dan tujuan yang hendak dicapai dapat
terumuskan dengan operasional. Jadi perencanaan pada manajemen pertunjukan
lebih menitikberatkan pada tataran operasional bukan tataran konseptual.
Perencanaan operasional lebih dibutuhkan karena sifat manajemen dari segi waktu
bukanlah hal yang panjang dan berkesinambungan. Manajemen pertunjukan tari
paling lama dibutuhkan selama dua sampai tiga bulan, setelah itu bubar karena
pertunjukan telah usai. Dalam rentang waktu yang singkat beban pekerjaan yang
harus ditangani sangat banyak sekali.
Ada beberapa perencanaan yang perlu mendapat penekanan pada seni
pertunjukan tari antara lain, bagaimana cara menentukan tema pertunjukan, agar
menjadi fokos bersama dan menjadi acuan manajemen produksi tari. Perencanaan
pertama yang dilakukan adalah menentukan tema pertunjukan. Hal ini penting
karena tema pertunjukan akan berhubungan dengan isi tarian yang akan
ditampilkan. Tema pertunjukan akan mewakili apa yang hendak disampaikan
kepada penonton. Tema merupakan trade mark pada suatu produk. Untuk itu
benar-benar harus direncanakan secara matang jangan asal memberi tema pada
sebuah pertunjukan. Tema juga menunjukkan nilai-nilai filosofi dari pertunjukan
yang akan dilaksanakan. Jika tema yang diusung tidak mencerminkan nilai-nilai
yang bermanfaat untuk orang lain, maka minat penonton juga akan rendah.
Tema pada pertunjukan tari memiliki nilai strategis jika dibandingkan
dengan pertunjukan lain. Ini disebabkan segmentasi penonton yang berbeda
dengan pertunjukan lainnya.Jika tema yang diusung berbau budaya urban sudah
pasti karya-karya yang akan ditampilkan merupakan tari kontemporer. Namun
jika tema diambil dari idiom atau simbol-simbol etnik maka sudah pasti tari yang
akan dipergelarkan banyak berpijak pada tradisi. Jadi tema dapat dikatakan
merupakan merek dagang pada sebuah pertunjukan tari. Merek dagang ini akan
berhubungan dengan sponsor yang terlibat pada pergelaran jika memang
pergelaran ini ingin mengundang pihak lain untuk berpartisipasi. Langkah
berikutnya adalah menentukan kepanitiaan, rencana kerja, dan fungsi humas
untuk kerjasama dengan pihak lain.
Perencanaan pertunjukan tari lebih diorientasikan pada kegiatan
pembelajaran Tari Pendidikan, karena melalui tari pendidikan yang beberapa
unsur penunjang yang terait dengan sumber daya manusia, tentu akan melibatkan
siswa sebagai pelaku dan pelaksana kegiatan, baik yang terlibat dalam kepanitiaan
sebagai pengelola pertunjukan, maupun sebagai artis penari dan pemusik. Lebih
jauh, langkah perencanaan juga harus menentukan tujuan kegiatan, tempat
kegiatan, waktu pelaksanaan kegiatan, sasaran penonton yang akan berapresiasi,
dan output yang diharapkan dalam kegiatan pertunjukan tari tersebut.
5. Pergelaran
Pelaksanaan pertunjukan merupakan tanggung jawab dan wewenang dari
bidang produksi. Bidang inilah yang mengatur pertunjukan dengan segala
peralatan yang dibutuhkan dari awal pertunjukan hingga akhir. Dimanakah
sebuah pertunjukan bisa berlangsung? Kalau di sekolah menjelang liburan atau
perpisahan sekolah sering kali pertunjukan dilaksanakan di halaman sekolah atau
bahkan di dalam ruang kelas. Ketika pertunjukan dilakukan di dalam kelas, maka
ruangan itulah yang diberdayakan, atau sedikit di rubah dan dihias sehingga
dianggap memadai untuk pertunjukan.
98
Sementara itu ketika pertunjukan dilaksanakan di halaman sekolah,
mungkin harus dibuatkan terlebih dahulu panggungnya. Agar terlindung dari
panas ataupun hujan, dibuatkan tenda pelindung di atas panggung ataupun di
tempat penonton. Hal ini memberikan beberapa pilihan dan alternatif bahwa
banyak cara untuk memilih atau membuat tempat pertunjukan. Ditinjau dari
maksud dan tujuan suatu pementasan, kita mengenal beberapa model tempat
pertunjukan.
6. Evaluasi Pergelaran
Evaluasi pergelaran merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan.
Evaluasi tidak hanya diperlukan untuk mengetahui hasil pergelaran secara
keseluruhan, hal ini bertujuan untuk mendiagnosis kelemahan atau kelebihan dari
para pendukung pertunjukan bagi penari, pemusik maupun manajemen
produksinya. Sehingga ketercapaian tujuan pertunjukan dapat diketahui. Oleh
karena itu kegiatan evaluasi tidak hanya melakukan tes tetapi bagaimana proses
mengambil suatu keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Monitoring dapat dilakukan pada saat proses berlangsung. Melalui
monitoring manajemen pertunjukan dapat melakukan perbaikan-perbaikan yang
dibutuhkan. Monitoring memang memiliki fungsi untuk perbaikan pada saat
program sedang dilaksanakan.Monitoring memiliki fungsi sebagai pengumpul
data untuk bahan evaluasi baik secara proses maupun akhir. Evaluasi pertunjukan
yang dilaksanakan pada jenjang Sekolah Menengah memiliki dua fungsi, yaitu
evaluasi terhadap pelaksanaan pertunjukan dan kedua evaluasi terhadap hasil
belajar.
Evaluasi terhadap pelaksanaan pertunjukan biasanya dilakukan secara
portofolio. Penilaian dengan menggunakan portofolio menunjuk pada keseluruhan
acara dengan predikat berhasil dengan baik, berhasil dan kurang berhasil. Evaluasi
hasil belajar siswa yang diwujudkan dalam bentuk pertunjukan tari baik tunggal,
berpasangan, kelompok, maupun bercerita memiliki nilai yang cukup penting
karena akan memberi predikat kepada siswa sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya.
102
dan tepat dengan yang seharusnya dilakukan. Mampu bergerak sesuai dengan
irama dalam tarian, dan mampu mengekspresikan makna atau jiwa dalam tarian
agar dapat dimengerti dan dinikmati penonton. Seni tari merupakan pelajaran
praktek yang lebih menitikberatkan pada aspek psikomotorik.
Secara umum aspek yang dapat dipergunakan sebagai kriteria penilaian
suatu karya tari meliputi kualitas gerak, irama, dan penjiwaan. Aspek-aspek
tertentu yang dipergunakan di Jawa dalam evaluasi penyajian tari adalah wiraga,
wirama, dan wirasa. Wiraga adalah kemampuan penari melakukan gerak.
Termasuk dalam ruang lingkup wiraga adalah teknik gerak dan keterampilan
gerak. Kualitas gerak ditunjukkan dengan kemampuan penari melakukan gerak
dengan benar. Keterampilan gerak ditunjukkan dengan kekuatan, kecepatan,
keseimbangan, dan kelenturan tubuh di dalam melakukan gerakan-gerakan tari.
Wirama adalah kemampuan penari menyesuaikan gerak tari dengan iringan.
Termasuk dalam ruang lingkup wirama adalah irama gerak dan ritme gerak.
Seorang penari dituntut untuk dapat menari sesuai dengan irama iringan
dan kesesuaian irama ini tidak berarti antara ritme tari dan iringan memiliki tempo
yang sama, terkadang tempo dan iringan dalam keadaan kontras. Wirasa adalah
kemampuan penari menghayati suatu tarian sesuai dengan suasana, peran, dan
maksud dari tari yang dibawakan. Penghayatan akan muncul apabila penari betul-
betul mengerti dan memahami iringan dan karakteristik peranan serta suasana tari
yang dibawakan.
Beberapa medode pembelajaran dapat kita pilih, antara lain adalah metode
pembelajaran kooperatif. Metode Pembelajaran Kooperatif Metode diartikan
sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan
fakta dan konsep-konsep secara sistematis). Cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan.
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Proses pembelajaran merupakan bagian yang paling pokok
103
dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah interaksi timbal
-balik
104
antara siswa dengan guru dan antar siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi
yang dimaksud di sini adalah saling memberi dan menerima.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi,
diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat,
simposium, dan sebagainya. Pembelajaran kooperatif adalah sekumpulan strategi
pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi
antarsiswa. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran di mana siswa bekerja alam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu dengan yang lain dalam mempelajari materi pelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang membantu siswa
dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai kehidupan nyata di
masyarakat, sehingga dengan bekerja sama antara sesama anggota kelompok
dapat meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan pembelajaran.
Pembelajaran Kooperatif dimaksudkan siswa belajar melakukan tugas
dalam group dua orang atau lebih. Mereka didorong dan dimotivasi untuk
membantu temannya dalam belajar (bukan saling berkompetisi dalam group),
mereka saling bergantung atas usaha bersama dalam belajar, sebagai anggota
group maupun sebagai individu.
Selain menggunakan metode pembelajaran kooperatif, Anda juga dapat
memilih model yang lain, yaitu model pembelajaran berbasis masalah, maupun
model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran kontekstual. Namun hal
tersebut yang harus Anda perhatikan adalah bagaimana kita memilih materi serta
model pembelajaran yang harus disesuaikan dengan tingkat kompetensi siswa
yang berbeda di setiap sekolah.
Pada pelaksanaannya, Anda harus mengawali dengan menganalisis
kebutuhan dalam pembelajaran, menyiapkan perangkat pembelajaran yang
matang seperti RPP, dan media serta alat yang akan digunakan. Karena pelaksaan
pembelajaran kreasi seni tari membutuhkan persiapan yang matang.
Langkah-langkah dalam pembelajaran kreasi seni telah dijelaskan pada Kegiatan
Belajar 2.
104
Pembelajaran Tari yang dikembangkan di sekolah sering kita sebut dengan
tari pendidikan. Tari Pendidikan pertama kali dicetuskan oleh Rudolf Laban
dalam bukunya Modern Educational Dance. Laban menuangkan pemikirannya
mengenai pendekatan untuk mengajar tari di sekolah umum menekankan pada
pembelajaran kreatif, namun tidak beroirientasi pada hasil akhir yang berupa
pertunjukan yang megah atau pertunjukan yang mempunyai nilai estetik yang
tinggi seperti yang diciptakan oleh seorang koreografer.(Suryadewi. 2007 : 35)
Di Indonesia, pembelajaran tari kreatif dari konsepnya Rudolf Laban
tersebut dikenal dengan istilah Tari Pendidikan, yaitu sebagai sarana pendidikan
yang menekankan pada kreatifitas siswa untuk menciptakan sendiri tariannya.
Dalam hal ini tari pendidikan khususnya ditujukan bagi siswa-siswa di sekolah
umum (Sedyawati, 2001 :2). Tari Pendidikan mulai dikenal di Indonesia sejak
tahun 1970an, dalam tari pendidikan mencakup dua hal, yaitu tari kreatif dan t
ari ekspresif).
Perlu Anda ketahui bahwa Tari pendidikan yang digunakan sebagai bahan
ajar di berbagai tingkat sekolah pada umumnya menggunakan bentuk tari etnik,
yaitu tari yang memiliki spesifikasi berdasarkan budaya suku -suku yang
tersebar di Indonesia. Munculnya tari etnik semula tidak disiapkan sebagai tari
pendidikan, tetapi dipicu oleh kebutuhan untuk menanggapi dorongan
nasionalisme bangsa Indonesia.
Metode pembelajaran terpadu merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang sesuai untuk materi tari pendidikan ini, karena diharapkan
memberi kontribusi berupa pengembangan respon gerak yang efektif, efisien, dan
ekspresif dalam diri siswa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya yang
dikomunikasikan kepada orang lain melalui bahasa non verbal yaitu bahasa gerak.
Proses pembelajarannya lebih menekankan pada kesadaran tubuh dan diri siswa,
materinya lebih divokuskan pada ketrampilan dasar gerak maupun pengembangan
geraknya.
Gambar 3.19. Tari Pendidikan yang dipentaskan di dalam kelas
Koleksi Program Studi Pendidikan Tari FBS UNJ
Tugas
Sebagai tugas dalam Kegiatan Belajar 3 ini, cobalah Anda lakukan praktik
pembelajaran praktik kreasi tari dengan melakukan langkah-langkah dalam proses
berkarya tari :
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Langkah-langkah dalam berkarya tari : a) ekslorasi yaitu merupakan,
berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek untuk dijadikan bahan
dalam karya tari, b) Improvisasi yang merupakan gerakan-gerakan spontan
sebagai penge,bangan kemampuan refleksi tubuh, c) menata gerak yanhg
dipilih berdasarkan hasil improvisasi.
Disain komposisi kelompok terdiri dari ; a) unison/serempak,
yaitunpenataan gerak yang dilakukan secara rampak atau bersama-sama,
b) Balance atau berimbang, yaitu penataan penari di atas pentas
menimbulkan kesan yang berimabang, c) Alternate menunjukkan posisi
penari bergerak berselingan, d) Canon, yaitu gerak bergantian atau
berurutan, e) broken yaitu penataan gerak yang terpecah.
Tari Pendidikan pertama kali dicetuskan oleh Rudolf Laban dalam
bukunya Modern Educational Dance. Di Indonesia, pembelajaran tari
kreatif dari konsepnya Rudolf Laban tersebut dikenal dengan istilah Tari
Pendidikan, yaitu sebagai sarana pendidikan yang menekankan pada
kreatifitas siswa untuk menciptakan sendiri tariannya. Dalam hal ini tari
pendidikan khususnya ditujukan bagi siswa-siswa di sekolah umum.
Jika tari Pendidikan yang akan Anda terapkan dengan menggunakan
metode kreatif, ide/gagasan/tema yang akan diangkat hendaknya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di mana kegiatan berlangsung, di
setiap daerah, masing-masing sekolah dan masing masing kelas
kemungkinan akan akan berbeda.
Selamat. Anda telah mengerjakan tugas kegiatan belajar 3. Untuk mengukur
penguasaan Anda terhadap materi, silahkan kerjakan tes formatif berikut ini!
2. Tes formatif 3
1. Unsur utama tari adalah gerak, namun tidak semua gerak dapat dikatakan
tari. Untuk itu dalam menentukan gerak sebagai gerak tari terletak pada:
a. Keindahan gerak.
b. Kualitas gerak
c. Kelenturan gerak
d. Tujuan gerak
e. Jenis gerak
2. Gerak tari dapat diperoleh melalui proses eksplorasi dan imitasi. Jika
proses imitasi adalah penemuan gerak dengan peniruan terhadap suatu
objek, maka proses eksplorasi adalah merupakan unjuk kerja:
a. Proses untuk mendapatkan gerak murni
b. Proses untuk mendapatkan gerak yang lebih alami
c. Proses penjelajahan untuk mendapatkan kemungkinan-kemungkinan
terjadinya gerak
d. Proses untuk mendapatkan gerak gestur
e. Proses untuk mendapatkan gerak yang indah
3. Ketika seseorang mengamati suatu objek, kemudain objek tersebut
dijadikan sebagai sumber inpirasi dalam proses penciptaan tari, maka
aktivitas yang dilakukan tersebut termasuk:
a. Rangsangan visual
b. Rangsangan cerita
c. Rangsangan idesional
d. Rangsangan hayal
e. Rangsangan Kinestetik
4. Salah satu cara dalam proses penciptaan gerak tari adalah melalui proses
improvisasi. Dengan demikian improfisasi adalah suatu kegiatan:
a. Mendapatkan gerak melalui coba-coba
b. Mendapatkan gerak tanpa gagasan
c. Mendapatkan gerak tetapi sudah ada gagasan
d. Mendapatkan gerak yang berkualitas
e. Mendapatkan gerak tanpa tujuan
5. Untuk mempertegas pemaknaan tari yang disajikan dapat dibantu dengan
menggunakan alat atau properti. Namun istilah alat dan properti dalam
sajian tari bisa berubah fungsi yaitu:
a. Dikatakan properi jika terlepas dari gerakan tari dan dikatakan alat jika
menjadi bagian dari gerak tari
b. Dikatan alat jika harus merupakan bagian dari gerakan tari dan
dikatakan properti jika terlepas dari gerak tari
c. Dikatakan properti jika tidak terkait dengan gerakan tari dan dikatakan
alat jika bagian dari gerak tari
d. Dikatakan alat jika terkait erat dengan gerakan tari dan dikatakan
properti jika menjadi bagian dari gerak tari
e. Dikatakan properti jika menjadi bagian dari gerak tari dan dikatakan
alat jika tidak terkait dengan gerak tari
6. Musik merupakan unsur penunjang dalam sajian tari, namun demikian
musik di dalam tari terbagi menjadi dua, yaitu musik internak dan musik
eksternal
110
C. Eksternal, karena musiknya berada diluar penari.
D. Rekaman, karena musiknya dapat diganti dengan musik rekaman
E. Tradisi, karena menggunakan alat musik tradisi.
7. Dalam proses penciptaan tari yang paling utama harus dilakukan adalah:
a. Memilih jenis gerak
b. Menentukan jumlah penari
c. Menentukan jenis musik sebagai pengiring tari
d. Menentukan konsep dan tema garapan
e. Menentukan alur garapan
8. Garapan tari kreasi dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengembangkana tari tradisi ke dalam bentuk yang baru dengan
menghilangkan kekhasnnya, sehingga tari itu terlihat sesuatu yang
baru.
b. Berangkat dari tari kontemporer, dengan segala kebaruannya
c. Mengembangkan tari tradisi dalam bentuk yang baru tanpa
menghilangkan akar yang mendasar pada tari tersebut
d. Menggabungkan dari beberapa jenis tari tradisi tanpa merubah alur tari
tersebut
e. Mengembangkan gerak tari tradisi tanpa merubah musik pengiring
yang sudah ada
9. Pada dasarnya tari dapat dilihat dari segi bentuk dan isi.
a. Aspek bentuk berupa wujud yang dapat dilihat secara kasat mata
melalui elem-elemen tari, dan aspek isi dapat dilihat melalui ide
/gagasan, suasana yang terkandung dalam tari tersebut yang bisa
teramati melalui pesan-pesan yang disampaikan.
b. Aspek bentuk dan isi hanya dapat dilihat jika tari disajikan dengan
menggunakan alur tari dengan suasana yang menyenangkan
c. Aspek bentuk akan terlihat melalui gerak dengan pemanfaatan ruang
yang jelas dan gerakan-gerakan yang komunikatif
d. Aspek bentuk dan isi tidak dapat dipisahkan karena saling memberikan
penguatan
e. Aspek bentuk dan isi dapat terlihat jika menggunakan disain dramatik
yang terlihat pada alur tari.
10. Kualitas tari yang diciptakan terletak pada:
a. Keindahan gerak yang diciptakan
b. Kesesuaian gerak dengan konsep garapan
c. Tingkat kesulitan gerak yang disajikan
d. Tema tari yang berangkat dari fenomena kehidupan sosial
e. Memiliki pola garapan dengan teknik modern
Rumus
10
Autard Jaqualine Smith (1994). The Art of Dance in Education. London : A & B
Black.
Barrett, Maurice (1982), Art Education, a strategy for course design, London:
Heinemann Educational Books.and Learning).
Devi Triana, Dinny, dkk. (2000). Pendidikan Seni Tari Di Sekolah Menengah
Umum. Jakarta : Seminar dan Lokakarya Pendidikan Seni.
Devi Triana, Dinny, dkk. (2009). Modul PPG Pendidikan Seni Tari. Jakarta: UNJ
Press.
Dibia I Wayan. 2003. Bergerak Menurut Kata Hati Metode Baru dalam Mencipta
Tari. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan.
Eisner, (1997). The Educating Artistic Vision, New York: The Macmillan
Company.
Fisher, Elaine Flory, (1978). Aesthetic Awareness and the Child, F.E.Peacock P
Hermawati, Sri, dkk. (2006). Seni Budaya untuk SMK/MA/SMU. PT: Inti Prima.
Humphrey Doris. 1994. The Art of Making Dance. Canada: Holt, Rinehart and
Winston.
Langer, Susanne K. (1957), Problem of Art, New York: Harvard Unversity Press.
Lansing, Kenneth Melvin, (1981). The Elementary teachers’s art Handbook, CBS
College Publishing, New York.
(1990). Art, Artists an Education. London: MsGraw-Hill Book
Company.
Lowenfeld, Viktor and W.Lambert Brittain. (1975). Creative and Mental Growth,
Sixth Edition, New York: Macmillan Publishing Co.Inc.
Kraus, Richard. (1969). History of The Dance in Art and Education. Englewood
Cliffs, New Jersey : Prentice Hall. Inc.
Read, Herbert. (1970), Education Through Art, London: Faber and Faber.
London.
Smith, Jacquline. (1985). Komposisi Tari : Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru.
Terj. Ben Suharto. Yogyakarta : Ikalasti.
PEMBELAJARAN
KREASI
TEATER
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Proses penciptaan karya teater atau lebih dikenal dengan proses pergelaran
teater, melibatkan banyak unsur yang terkait, hal ini sesuai dengan karakteristik
seni teater sebagai seni kolektif, kolaboratif. Diantaranya , aktor, sutradara dan
para penata, baik rias, busana, setting panggung maupun properti. Berikut akan
dianalisis peranan aktor, Penyutradara dan setting panggung , properti, penataan
rias, busana,maupun ilustrasi musik dalam sebuah pergelaran teater.
Seni drama atau teater merupakan seni yang mempunyai keunikan
tersendiri dibanding seni yang lainnya. Keunikannya antara lain adalah sifat
kolektifitas. Kolektifitas mengandung pengertian bahwa seni teater dalam
perwujudannya tidak bisa berdiri sendiri tetapi harus melibatkan unsur-unsur seni
yang lain seperti seni musik, seni gerak atau tari, seni rupa, seni media dan lain
- lain. Juga sifat kolektifitas ini mengandung konsekuensi keterlibatan
banyak orang. Memerlukan kerjasama berbagai fihak.
Pertumbuhan seni teater dalam kehidupan masyarakat Indonesia tidak
terlepas dari perkembangan kehidupan kesenian dan kebudayaan pada umumnya.
Lahirnya seni tradisi ini ditentukan oleh ruang lingkup kehidupan masyarakat
pendukungnya. Berdasarkan lingkup budaya yang sangat beragam itu, teater
memiliki jenis yang sangat beragam.
Teater tradisional, istilah lain dikenal dengan teater lokal, atau teater
nusantara masih hidup dan berkembang dikalangan masyarakat pendukungnya
diwilayah Indonesia. Kehadirannya masih sesuai dengan kebutuhan masyarakat
baik sebagai ritual dan pelengkap upacara budaya maupun sebagai hiburan.
Teater modern indonesia, tumbuh dan berkembang dikalangan masyarakat
terpelajar sepert sekolah-sekolah dan kampus, juga berkembang dikalangan
masyarakat kota yang notabene sudah terlepas dari budaya asal mereka, sehingga
membentuk budaya baru yaitu budaya masyarakat kota.
1. Relevansi
Modul belajar ini dapat digunakan sebagai pedoman dasar dalam
memahami, menjelaskan dan melaksanakan suatu proses teater. Pemahaman
terhadap suatu proses teater merupakan hal yang mutlak harus dikuasai oleh
seorang pendidik yang profesional dalam mapel seni budaya lebih khusus
pendidik mapel seni Teater atau drama.
2. Petunjuk belajar
Untuk mempermudahanda dalam belajar, mohon perhatikan hal-hal
berikut ini :
Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan pada modul ini, agar Anda
benar-benar memahami keterkaitan materi yang dibahas pada setiap bagiannya,
dan kemudian dapat menyimpulkan secara garis besar, inti materi, tujuan
pembelajaran, sehingga mengetahui kemampuan yang diharapkan dalam modul
ini.
Selanjutkan pelajarilah bagian demi bagian dari modul ini, temukan kata-
kata kunci dan berilah tanda agar memudahkan Anda dalam mempelajarinya.
Jika masih belum paham, baca dan pelajari sekali lagi agar Anda lebih
mengerti.Selesaikan dengan tuntas latihan dan tes formatif yang telah tersedia
dalam setiap kegiatan belajar. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari, dan usahakan tidak
melihat kunci jawaban.
Jika masih kurang paham, manfaatkan pertemuan dengan tutor serta teman
sejawat untuk mendiskusikan dan mempraktikkannya.
4. Peta Kompetensi
Pembelajaran Kreasi
Seni Teater
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Menjelaskan tentang penyutradaraan, pemeranan, pentaan rias, kostum,
musik dan properti
3. Uraian Materi
a. Pembelajaran Teater di sekolah
3) Kegiatan penutup
Guru dapat melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap pertemuan. Kegiatan
evaluasi dan refleksi menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang telah
diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi pembelajaran, dan
kemampuan psikomotorik atau keahlian dalam praktek membuat karya
pementasan teater.
b. Berkarya Teater
Penyutradaraan
Berbicara tentang penciptaan sebuah pergelaran teater, orang yang paling
sibuk dan bertanggung jawab adalah seorang sutradara. Berikut ini akan dibahas
mengenai peran dan tugas seorang sutradara.
Penyutradaraan merupakan aspek penting dalam pertunjukan teater,
penyutradaraan akan menjadi aspek penentu estetika sebuah pertunjukan. Naskah
machbeth yang ditampilkan oleh teater kecil dengan sutradara Arifin C Noer, akan
berbeda dengan pertunjukan yang ditampilkan oleh Bengkel Teater yang
disutradarai oleh WS Rendra, meskipun pertunjukan itu bersumber dari naskah
yang sama yaitu karya Shakespeare, tetapi dalam pemanggungan, baik pola,gaya
dan kekuatan artistiknya akan berbeda. Hal ini ditentukan oleh peranan sutradara.
Sutradara memberi warna dan bentuk yang khas dalam sebuah pertunjukan teater.
Ideologi, wawasan, idealisme dan citarasa artistik dari sutradara akan menghiasi
setiap ornamen pertujukan. Pemilihan naskah, penentuan pemain,konsep dan
tempat pertunjukan , masalah keproduksian semuanya akan menjadi wewenang
dan tanggung jawab sutradara, terutama di Indonesia.
Begitu besarnya peranan sutradara dalam panggung teater,sehingga sebuah
kelompok teater identik dengan nama sutradaranya lengkap dengan kualitas dan
jaminan mutunya, misalnya Teater koma dengan N. Riantiarno, teater Mandiri
dengan Putu Wijaya, Teater Populer dengan Teguh karya,STB dengan Suyatna
Anirun, Teater Kecil dengan Arifin C noor.Peran dominan sutradara ini selain
punya kekuatan tersendiri juga membawa efek yang kurang baik bagi
perkembangan kelompok teater ini sendiri ketika kehadiran tokoh-tokoh sutradara
sudah tidak berada dalam percaturan teater misalnya meninggal, otomatis
kelompoknya akan kehilangan famor dan popularitas.
Gambar: Foto WS Rendra dan N. Riantiarno, adalah dua diantara sutradara
terkemuka teater Modern Indonesia.
(Sumber :garudamagazine.com)
1) Pengertian Sutradara
Penyutradaraan berhubungan dengan kerja sejak perencanaan pementasan,
sampai pementasan berakhir. Dalam drama tradisional dan wayang, sutradara
disebut dalang, peranan sutradara dalam teater tradisional tidak sepenting dan
sebesar peranan sutradara dalam teater modern. Seluruh pementasan drama
modern adalah tanggung jawab sutradara.Sutradara adalah pekerja teater yang
bertugas mengkoordinasikan segala anasir teater dengan paham, kecakapan serta
daya imajinasi yang intelegen guna menghasilkan petunjukan yang berhasil.
Sutradara berhubungan dengan produser(yang membiayai pementasan),Manajer
(pemimpin tata laksana) dan stage manager (yang mengatur panggung dan seluruh
perlengkapannya).
2) Tugas Sutradara
a. Merencanakan Produksi
Dalam merencanakan produksi , sutradara sebagai seniman diharapkan
mampu menghayati naskah darama dengan kecakapan dan imajinasinya .
sutradara harus mampu menangkap pesan dan tema naskah tersebut, nada dan
suasana drama secara menyeluruh juga harus difahami. Misteri yang
tersembunyi dibalik naskah juga harus dihayati dengan baik persiapan untuk
tehnik pementasan tidak kalah pentingnya untuk itu seorang sutradara harus
melakukan riset tentang tata pakaian, hiasan rumah, bentuk rumah, gaya
berjalan , gaya bicara juga latar belakang pentas. Juga yang harus diperhatikan
dengan seksama oleh seorang sutradara adalah mempersiapkan calon aktor.
Casting harus disesuaikan dengan karakter, fisik, psikologis dan sosiologis
juga kecerdasan , latihan dan faktor kepribadian aktor.
b. Memimpin Latihan
Dalam merencanakan latihan ini, sutradara dapat dipandang sebagai guru.
Periode latihan ini dapat dibagi empat periode besar yaitu ;
a. Latihan pembacaan teks drama
b. Latihan blocking (pengelompokan)
c. Latihan action atau latihan kerja teater
d. Pengulangan dan pelancaran terhadap semua yang telah dilatih
123
berjalan, konsentrasi aktor tidak boleh mengendor, juga jika saat itu tidak
kebagian dialog atau gerakan .kesiapan batin untuk mengikuti jalannya cerita
sampai berakhir, memerlukan konsentrasi.latihan konsentrasi dapat dilakukan
melalui fisik (seperti yoga), latihan intelek atau kebudayaan(misalnya menghayati
musik, puisi,seni lukis) dan latihan sukma (melatihan kepekaan sukma
menanggapi segala macam situasi).
124
5. Pelajaran Kelima : Observasi
Jika ingatan emosi, laku dramatik dan pembangunan watak sulit
dilakukan secara personal, maka perlu diadakan observasi untuk tokoh yang sama
dengan peran yang dibawakan. Untuk memerankan tokoh pengemis dengan baik,
perlu mengadakan observasi terhadap pengemisdengan ciri fisik, psikis dan sosial
yang sesuai .
Sutradara
o Pada tahap ini semua unsur pendukung memberikan pemikiran, yang diawali
oleh penggarap membuat sebuah fondasi dari bangunan lakon yang
dibawakan, kegiatannya meliputi : latihan fisik dan keterampilan bagi seluruh
pemain dengan menggali seluruh potensinya dalam hal konsentrasi, ingatan
emosi, laku dramatik, pembangunan watak, observasi dan pada puncaknya
seluruhnya menyatu dalam irama.
o Seluruh pemeran beserta staf produksi berusaha menghidupkan naskah lakon
kedalam kenyataan teater. Latihan-latihan persiapan ini harus menggabungkan
seluruh kekuatan dari mulai naskah, sutradara, aktor, staf produksi dan unsur
pendukung seperti para penata (musik, artistik, gerak dll)
o Tahapan ini dimaksudkan untuk memberi bobot sesuai dengan takaran yang
hendak dicapai atau seharusnya kepada seluruh aspek pemeranan yang akan
dibawakan. Materi penampilan bagi seorang pemeran terdiri dari :
1. Penampilan fisik
2. Penampilan emosi dan intelektual
3. Dialog dan kata-kata yang di ucapkan sesuai naskah.
4. Gerakan tubuh yang diisyaratkan oleh naskah atau sutradara ataupun
penemuan pemain sendiri
5. Ruang tempat pertunjukan ditampilkan
Untuk mencapai suasana dan karakter penampilan, sesuai dengan
kebutuhan pengembangan dramatik lakon, materi penampilan para pemain
perlu dilatih dan diarahkan melalui berbagai cara antara lain : tehnik
penekanan dan penonjolan. Permainan yang lengkap dan lancar disertai
keterampilan yang seimbang, menjadi acuan tahapan ini
c) TAHAP PENGEMBANGAN
126
o Sebuah karya seni adalah suatu ciptaan yang memenuhi kaidah-kaidah idiil
maupun teknik dalam perwujudannya. Cakupannya tidak hanya
kesempurnaan ragawi, tapi juga mengandung kekuatan rohani yang
mengembang dari dalam. Seakan-akan menembus jasad kasar kedalam
kekuatan misteri yang tak terjelaskan. Latihannya ;
- Setelah casting ditentukan, dikembangkan usaha pemahaman dan
penghayatan yang lebih terarah, sesuai dengan peran masing-masing.
Setiap pemeran memerlukan usaha keras dalam mendekati peranya, mulai
mengadakan observasi terhadap lingkungan dan diri sendiri.
- Penetapan blocking, penanaman kesadaran meruang apa-apa yang
semuala berbentuk verbal (sastrawi), secara bertahap dihidupkan melalui
gerakdengan kebutuhan suasana. Pada tahap ini para pemain berusaha
mengulang-ulang apa-apa yang telah dicapainya pada latihan sebelumnya,
sehingga takaran emosi, sikap/gesture,gerakan-gerakan dan pengucapan
dialog yang semula hanya berupa konsep, lambat laun menjadi milik dan
kebiasaan.
d) TAHAP PEMANTAPAN
Segala sesuatu yang telah kita hapal, kita kuasai dan kita miliki secara
motorik, perlu kita ulang-ulang secara terus menerus, hingga mencapai bagian
yang mantap dalam diri kita. Sewaktu-waktu bisa kita lontarkan bagaikan
gerak refleks. Dalam kondisi fisik dibawah standar sekalipun peran yang telah
menjadi bagian dari pribadi kita itu, dapat ditampilkan secara konstan, tidak
kedodoran.
e) TAHAP PEMENTASAN
128
dan berat.
Pemilihan bentuk, warna, dan komposisi objek diatas panggung sangat
menentukan suasana dan semangat lakon. Jika tata panggung salah dalam
memilih dan menata perabot, makalaku lakon yang dimainkan oleh para aktor
akan terasa berat. Misalnya, tata panggung yang cerah seperti gambar di atas
digunakan untuk lakon misterius. Ketepatan menata perabot sesuai dengan
suasana dan semangat lakon akan membantu mempertegas makna lakon yang
hendak disampaikan.
Lokasi Kejadian
Letak geografi sangat mempengaruhi desain sebuah bangunan danp
erkakas yang melengkapinya. Bentuk bangunan dan perkakas rumah tangga
sangatlah berbeda antara daerah tandus dan daerah subur. Hal ini pulalah yang
menjadikan bentuk bangunan setiap suku bangsa berbeda. Dengan memanfaatkan
ciri-ciri tradisi atau local tertentu dalam mendirikan sebuah bangunan penata
panggung dapat memberikan gambaran lokasi kejadian peristiwa lakon kepada
penonton.
Bahkan dalam satu daerah bentuk bangunan area tertentu berbeda dengan
arealain. Misalnya dalam masa sekarang ini, bangunan perumahan berbeda
dengan bangunan rumah penduduk kampung meskipun mereka tinggal dalam satu
wilayah. Dengan mencermati setiap sisi bangunan mulai dari bentuk, bahan
sampai penataan interior, penata panggung akan mendapatkan gambaran komplit
untuk diwujudkan di atas panggung.
Lokasi kejadian tidak hanya sekedar tempat kejadian secara umum tetapi
juga ditempat-tempat khusus dalam satu ruang atau bangunan. Misalnya, sebuah
bentuk bangunan yang ditampilkan member gambaran lokasi kejadian persitiwa
terjadi disebuah gedung tua disalah satu kota pada masa tertentu. Lokasi ini tidak
hanya berhenti di sini. Mungkin saja salah satu peristiwa terjadi diruang dapur
gedung tersebut. Peristiwa lain terjadi diruang tamu. Dengan demikian tata letak
perabot serta perkakas yang digunakan harus ditata sedemikian rupa untuk
member kejelasan lokasi kejadian peristiwa.
Musim
Suasana dalam satu musim berbeda dengan musim lain. Suasana rumah
petanipada musim tanam dan musim panen sangatlah berbeda. Suasana musim
hujan di satu daerah dan musim kemarau sangatlah berbeda. Tata panggung dapat
memberikan gambaran jelas mengenai musim yang sedang dilalui dalam lakon.
Penggunaan warna, perabot sehari-hari serta piranti lain dapat dijadikan pedoman
untuk mengetahui musim yang sedang berjalan. Petani yang digambarkan
membawa cangkul atau peralatan menanam dengan latar belakang sawah berair
memberikan gambaran Susana musim tanam sedangkan petani yang mengangkut
padi memberikan gambaran suasana musim panen.Seorang yang berdiri dibawah
payung disebuah teras gedung memberikan gambaran musim hujan sementara
seorang yang duduk di serambi rumah denganhanya mengenakan kaos,
mengipas-kipaskan tangannya menggambarkan musim panas. Demikianlah,
tatapanggung dapat memberikan gambaran musim yang sedang terjadi dalam
lakon yang dimainkan.
3) Properti
Properti di dalam seni teater memiliki arti yaitu sebuah benda mati yang
digunakan di atas panggu untuk membentu settingan cerita, biasanya properti
yang digunakan seperti meja, kursi, pintu, makanan lampu dan perabotan rumah
tangga lainnya. Properi memiliki arti sendiri di dalam sebuah pementasan seni
teater, bisa dibilang properti juga sebagai alat pendukung kesuksesan di dalam
seni teater.
Properti disuatu pementasan hanya sebagai pelengkap, untuk lebih lebih
mendukung jalannya cerita yang diinginkan. Namun properti tidak wajib ada
dalam pementasan. Properti memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Properti sebagai properti. Yang dimaksud properti sebagai properti adalah
properti yang melekat pada setting misalnya asbak diatas meja.
2. Hand Property. Yang dimaksud hand properti adalah properti yang melekat
pada tokoh, misalnya sabit untuk berprang dan lain sebagainya. Hand
property atau peralatan yang digunakan oleh pemain. Hand Properti
dihadirkan, Untuk memperkuat dan mendandani gerak laku, yaitu suatu benda
yang digunakan aktor yang bisa dibawa ke mana-mana oleh aktor/aktris
sebagai pendukung peran.Setiap pemain mempunyai satu atau lebih hand
property yang akan digunakan untuk menunjang lakunya.
Jenis properti:
Secara umum properti yang digunakan dalam drama ini dapat
diklasifikasikan kedalam dua kategori besar, yakni :
Properti fungsional
Merupakan properti yang memang dipergunakan secara langsung sesuai
skenario. Contoh : dari properti jenis ini misalnya smartphone yang digunakan
dalan adegan menelepon, motor yang dipakai saat adegan berkendara, atau buku
yang digunakan dalam adegan membaca.
Properti realis
Merupakan properti yang tidak digunakan secara langsung namun tetap
diletakkan di area pementasan agar suasana yang sedang dibangun semakin hidup.
Misalnya dalam adegan menjahit baju tetap diletakkan beberapa baju dalam posisi
menggantung agar memberi kesan bahwa si penjahit adalah penjahit yang ulung.
Contoh lainnya dalam adegan memperbaiki sepeda dapat diikutsertakan properti
berupa perkakas khas bengkel seperti ban sepeda, mesin pompa angin, serta rak
132
yang berisi sparepart dan aksesoris sepeda. Properti semacam ini memang tidak
akan digunakan secara langsung akan tetapi kehadirannya membuat cerita yang
dibawakan terkesan lebih nyata (lebih real).
a. setting
1. Merancang Setting
a. Mempelajari Naskah
Tugas penata panggung pada tahap ini adalah menemukan detil
lokasi kejadian pada setiap adegan dalam cerita. Semuanya ditulis dengan
lengkap dan didata. Semua data tersebut digunakan untuk pedoman pembuatan
set. Perkiaraan gambaran lengkap set sudah bisa didapatkan melalui data- data
tersebut. Selanjutnya, penata panggung bisa membuat sketsa tata panggung
berdasar data tersebut. Sketsa ini masih berupa gambaran kasar yang
membutuhkan penyesuaian dengan konsep tata artistik secara menyeluruh.
3. Menghadiri Latihan
Setelah menentukan gambar tata panggung, maka trugas penata panggung
adalah menghadiri latihan. Tata panggung tidak hanya berkaitan dengan
keindahan set dekor tetapi juga berkaitan dengan lalu lintas pemain di atas
panggung.
4. Mempelajari Panggung
Karakter panggung satu dengan yang lain berbeda. Ada panggung yang
luas dan ada yang sempit. Jarak artistik yang disediakan pun berbeda- beda.
Semakin lebar jarak artistik maka semakin lebar pula jarak pandang
penonton. Hal ini mempengaruhi efek artistik tata panggung.
6. Penyesuaian Akhir
Setelah mendapatkan penyesuaian dari tim artistik tahap berikutnya
adalah membuat gambar rancangan final sesuai kesepakatan. Untuk
memberikan kejelasan baik bagi sutradara, pemain, dan tim artistik lain, gambar
rancangan ini dibuat dari berbagai macam sudut.
7. Membuat Maket
Tahap akhir sebelum proses pengerjaan tata panggung adalah
membuat maket atau replika tata panggung. Langkah ini bukanlah suatu
keharusan dalam proses penataan panggung, tetapi maket akan memberikan
gambaran nyata tata panggung yang akan dikerjakan.
2. Jenis Setting
a. Drops
b. Plastic pieces
Plastic pieces ini adalah dekorasi yang menirukan objek-onjek seperti adanya
dan berbentuk 3 dimensional atau terwujud dengan kontruksi plastis.
4) Tata rias
a. Pengertian dan Sejarah Tata Rias (Make Up)
Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan
wajah menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih
spesifik, yaitu seni mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh
(Eko Santoso, 2008: 273). Contohnya, teater Yunani yang memakai topeng
lebih besar dari wajah pemain dengan garis tegas agar ekspresinya dapat
dilihat oleh penonton. Beberapa teater primitive menggunakan bedak tebal
yang biasa dibuat dari bahan-bahan alam, seperti tanah,tulang, tumbuhan, dan
lemak binatang.
b. Fungsi Make up dalam teater, (Eko Santoso, 2008: 274)sebagai berikut:
Menyempurnakan penampilan wajah.
Menggambarkan karakter tokoh.
Memberi efek gerak pada ekspresi pemain
Menghadirkan garis wajah sesuai dengan tokoh.
Menambah aspek dramatik.
Fungsi Make up akan berhasil baik kalau pemainnya mempunyai syarat-
syarat watak, tipe, dan keahlian yang dibutuhkan oleh peranan-peranan yang
akan dilakukannya.
c. Kegunaan Make up dalam seni teater, sebagai berikut:
Merias tubuh manusia
Mengatasi efek tata lampu yang kuat.
Membuat wajah dan kepala sesuai dengan peranan yang dikehendaki.
3. Make up Fantasi
Disebut make up karakter khusus, karena menampilkan wujud rekaan dengan
mengubah wajah tidak realistik. Make up ini menggambarkan tokoh-tokoh
yang tidak nyata keberadaannya dan lahir berdasarkan daya khayal semata,
contohnya rias badut, horor dan binatang.
4. Make Up Etnik
Tata rias tradisional / Etnik Adalah suatu pola yang turun temurun dan selalu
dipertaruhkan keutuhannya. Tujuannya untuk kemegahan dan kewibawaan
dan usaha untuk mempercantik diri.
Contoh : rias wayang orang, rias manten (paes)
- Klasik : bersumber, kraton
- Kerakyatan : bersumbu kepada masyarakat biasa
5) Tata Busana
a. Pengertian Tata Busana
Tatabusana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai
untuk menggambarkan tokoh. Tata busana termasuk segala asesoris
sepertitopi, sepatu, syal, kalung, gelang, dan segala unsure yang melekat pada
pakaian. Tata busana dalam teater memiliki peranan pentinguntuk
menggambarkan tokoh. Tatabusana dapat dibuat berdasar budaya atau jaman
tertentu
b. FungsiTata Busana
Busana yang dipakaimanusia beraneka ragam bentuk dan fungsinya. Fungsi
busana dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan
kesopanan, dan memenuhi hasrat manusia akan keindahan. Busana dalam
teater memiliki fungsi yang lebih kompleks, yaitu.
• Mencitrakan keindahan penampilan
Tatabusana dalam teater berfungsi sebagai bentuk ekspresi untuk tampil lebih
indah dari penampilan sehari- hari. Pementasan teater adalah suatu tontonan
yang mengandung aspek keindahan. Busana pementesan teater dibuat secara
khusus dan dilengkapi dengan asesoris sesuai kebutuhan pemensan.
• Membedakan satu pemain dengan pemain yang lain
Pementasan teater menampilkan tokoh yang bermacam-macam karakter dan
latarbelakang sosialnya. Penonton membutuhkan suatu penampilan yang
berbeda-beda antara satutokoh dengan tokoh yang lain
• Menggambarkan karakter tokoh
Fungsi penting busana dalam teater adalah untuk menggambarkankarakter
tokoh (Gb.185). Perbedaan karakter dalam busanadapatditampilkan
melaluimodel,bentuk,warna,motif,dangaris yangdiciptakan. Melaluibusana,
penontonterbantudalam menangkap karakter yang berbeda dari setiap tokoh
• Memberikan efek gerak pemain
Busana juga berfungsi memberikan efek dramatik. Busana mendukung
dramatika sebuah adegan. Gerak pemainakan lebih ekspresif dan dramatik
dengan adanya busana
• Memberi Ruang Gerak pemain
Tata busana memiliki fungsi memberikan ruang gerak kepada pemain untuk
mengekspresikan karakternya. Busana diciptakan untuk memberikan ruang
gerak pemain sehingga segala bentuk gerak dapat diekspresikan secara
maksimal.
4. Musik penutup
Musik terakir dalam dalam pementasan teater
Fungsinya:
Untuk memeberikan kesan dan kesan dari pertunjukan teater yang
disajikan baik yang bersifat baik , buruk, gembira, sedih, sebagai
pelajaran dan cermin moral penikmat seni teater.
f. Kerja Produksi
Tim produksi bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola
pertunjukan. Bermula dari proses produksi hingga pertunjukan berlangsung.
Tugas dan tanggung jawab tim produksi di antaranya meliputi: pembuatan surat
pemberitahuan kepada pihak sekolah tentang pertunjukan teater yang akan
dilaksanakan di sekolah, pencarian dana, pembuatan publikasi pertunjukan,
membantu tim artistik untuk menyiapkan sarana dan prasarana, dan menyiapkan
acara pada saat pertunjukan berlangsung. Tim produksi dipimpin oleh seorang
pimpinan produksi yang dibantu oleh sekretaris, bendahara, bagian publikasi,
bagian dokumentasi, bagian transportasi, keamanan, serta seksiseksi kerja yang
lain. Tim produksi senantiasa saling bekerja sama dan bertoleransi sebagai bentuk
proses belajar. Juga perlu disadari untuk menjaga kerja sama dengan elemen-
elemen di luar teater, seperti pihak sekolah, pihak sponsor, masyarakat, pihak
keamanan, birokrat, dan sebagainya.
Pimpinan Produksi
Sekertaris Bendahara
1. Publikasi
2. Dokumentasi
3. Transportasi
4. Keamanan
5. Tiketing
6. House manager
7. Stage manager
8. Sekertaris
9. Humas dll
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Sutradara adalah pekerja teater yang bertugas mengkoordinasikan segala
anasir teater dengan paham, kecakapan serta daya imajinasi yang intelegen guna
menghasilkan petunjukan yang berhasil. Sutradara berhubungan dengan
produser(yang membiayai pementasan),Manajer (pemimpin tata laksana) dan
stage manager (yang mengatur panggung dan seluruh perlengkapannya).
Properti disuatu pementasan hanya sebagai pelengkap, untuk lebih lebih
mendukung jalannya cerita yang diinginkan. Namun properti tidak wajib ada
dalam pementasan.
Fungsi musik dalam suatu pementasan drama adalah untuk memberi
ilustrasi yang memperindah, memberi latar belakang, memberi warna psikologis,
memberi penekanan pada nada dasar drama, memberi tekanan pada keadaan yang
mendesak, memberi selingan. Adapun fungsi yang di harapkan dalam tata musik
pementasan teater:
1. Memberikan ilustrasi yang memperindah
2. Memberikan latar belakang
3. Memberikan warna psikologis
4. Memberikan tekanan kepada nada dasar drama
5. Membantu dalam penanjakan lakon, penonjolan, dan progresi
6. Memberi tekanan pada keadaan yang mendesak
7. Memberikan selingan
2. Test Formatif 4
1. Perhatikan data dibawah ini
1. umur, bangsa, sifat
2. Badut, horor, binatang
3. Horor, umur, sifat
Uraian yang benar untuk mengkreasikan make up adalah........
A. yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur, watak,
bangsa, sifat termasuk dari jenis make up fantasi
B. yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal horor, umur,
dan sifat termasuk jenis make up korektif
C. yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal badut, horor,
binatang termasuk jenis make up karakter
D. yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal badut, horor,
umur, sifat termasuk jenis make up korektif
E. make up yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal
umur, watak, bangsa, sifat termasuk dari jenis make up karakter
4. Pembuatan setting harus mempunyai konsep dan desain yang pas dengan
kebutuhan dan tema pertunjukan. Hal ini diperlukan agar pertunjukan
dapat berjalan dengan optimal. Selain itu, perlu diperhatikan pembutan
setting itu sendiri. Salah tujuan setting adalah…..
a. Nyaman
b. Terjamin
c. Praktis dan organis
d. Hemat
e. Daur ulang
5. Tata artitstik pada teater sebenar nya tidak terbatas pada pentas saja,
tetapi juga aspek-aspek kesenirupaan lainnya yang secara penuh
mendukung suatu pementasan. Tata artistik merupakan unsur yang
tidak dapat dipisahkan dari teater. Salah satu unsur artistik yang harus
dipenuhi untuk menciptakan pertunjukan yang bagus adalah:
a. Tata panggung
b. Tata setting
c. Tata dekorasi
d. Tata kursi
e. Tata stand
149
e. Memiliki wawasan luas mengenai musik
7. Dalam sebuah pertunjukan teater dengan judul Beauty and The Beast,
pada adegan “Saat Beast melihat bunga mawarnya telah dipetik oleh ayah
Belle, saat itu pula Beast sangat marah dan meminta agar salah satu
putrinya dikorbankan untuk menjadi pengganti bunga mawar yang telah
dipetik tadi”
Musik apa yang tepat untuk digunakan dalam adegan tersebut?
a. Musik senang (ramai dan penuh alunan kesenangan)
b. Musik dengan tempo sangat cepat dan Tinggi
c. Musik tegang dengan musik utamanya piano
d. Musik sedih dengan aluanan suara suling yang sangat cepat
e. Musik Pesta dengan banyak suara terompet
9. Teater modern Indonesia merupakan teater yang muncul dan berakar kuat
setelah menghadapi tantangan perkembangan zaman. Perkembangan
teater moderen Indonesia tidak dapat terlepas dari kiprah grup atau
kelompok teater. Teater modern yang populer sampai saat ini dan dimotori
oleh Nano Riantiarno adalah...
a. Teater Populer
b. Teater Koma
c. Teater Kecil
d. Teater XXI
e. Teater Gandrik
A. 1, 2
B. 1, 5
C. 2, 3
D. 3, 4
E. 4, 5
2. Beberapa jenis kuas digunakan sesuai bahan dan luas bidang yang akan
dipulas. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. Celupkan kuas ke dalam air bersih, lalu pulaskan pada cat yang baru
keluar dari tube. Ratakan pada palet.
2. Teteskan air bersih secukupnya jika masih terlalu kental.
3. Media dasar yang digunakan adalah kertas.
4. Cat dipulas tipis-tipis dan berulang-ulang
154
7. Untuk dapat menyelenggarakan pameran karya seni rupa di lingkungan
sekolah, ada beberapa hal yang harus dikerjakan, yaitu:
1. Mengumpulkan karya yang akan dipamerkan
2. Menyiapkan penjaga pameran
3. Menyiapkan ruang dan perlengkapan pameran
4. Menata karya-karya yang akan dipamerkan
5. Menyiapkan publikasi dan dokumentasi pameran
Langkah yang dilaksanakan secara berurutan sebagai berikut:
A. 1, 3, 5, 4, 2
B. 1, 2, 3, 4, 5
C. 2, 1, 4, 5, 3
D. 3, 5, 2, 1, 4
E. 3, 5, 1, 4, 3
1. Bentuk lagu dua bagian, merupakan bentuk lagu dengan dua kalimat/periode
berlainan. Secara umum bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak
digunakan dalam musik (lagu anak, lagu daerah, lagu pop, lagu instrumental
tarian. Lagu yang sesuai dengan bentuk lagu dua bagian adalah:
155
bukan proses yang mudah, namun juga bukan proses yang rumit, terlebih jika
kita mengetahui langkah-langkah yang dapat membantu kita untuk mencipta.
Aspek dasar yang harus diperhatikan dalam menulis/mencipta sebuah lagu
adalah:
A. Sejarah dari pencipta
B. Refleksi dalam mengapresiasi seni
C. Harmoni dengan penggunaan akor dan progresinya (perpindahan akor)
pada lagu
D. Wawasan mengenai tata kelola/manajemen seni musik
E. Kemampuan berpikir logis dan analitis
3. Pada evaluasi kreasi musik, tentunya selain olahan teknik aspek unsur musik
seperti bentuk, melodi, harmoni dan ritmik, tentunya juga aspek estetika dan
pola garap menjadi hal yang dapat dijadikan indikator penilaian. Berikut ini
adalah termasuk dalam indikator kreasi musik dalam bentuk (form):
4.Suatu lembaga pendidikan baik formal maupun informal dapat dikatakan telah
melakukan pekerjaannya dengan baik apabila dapat membuktikan bahwa anak
didiknya memperoleh kemampuan yang baru sebelum mengikuti suatu
pembelajaran. Dalam evaluasi kreasi musik, seorang guru dituntut untuk
dapat melakukan penilaian dengan sesuai dan tepat sasaran. Langkah
-langkah yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan penilaian dengan
menentukan tujuan penilaian yang akan dilakukan, menentukan indikator
yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penilaian, menentukan skala
pengukuran yang digunakan, menyusun rubrik dari masing-masing indikator
dan …
A. Membuat tabel instrumen penilaian
B. Menyusun rangkuman program kerja
C. Mempersiapkan kerangka kerja penilaian
D. Menyusun format penampilan kreasi seni
E. Menganalisa format pertunjukan musik
5. Agar pagelaran musik dapat berjalan dengan baik dan sukses, maka perlu
dilakukan perencanaan serta persiapan proyek. Perencanaan yang baik harus
dapat dipahami oleh seluruh panitia/anggota, sistematis dan fleksibel terhadap
perubahan.Adapun garis besar tahapan perencanaan pagelaran musik adalah
perumusan maksud dan tujuan pagelaran musik, perumusan cakupan
pagelaran musik, membuat struktur uraian kegiatan (SUK), ada urutan
kegiatan, penjadwalan kegiatan.Tahapan akhir dalam perencanaan proyek
pagelaran musik adalah …
A. Evaluasi pagelaran
B. Observasi pagelaran
C. Perumusan pagelaran musik
D. Struktur Panitia
E. Anggaran pagelaran musik
Untuk soal-soal 6, 7, 8, 9, dan 10 perhatikan teks lagu yang berjudul Merah
Putih yang diciptakan oleh Ibu Sud, setelah itu jawablah pernyataannya.
6. Struktur lagu Merah Putih ciptaan Ibu Sud dapat digolongkan dengan …
A. Kadens perfek
B. Kadens imperfek
C. Kadens interupsi
D. Kadens plagal
E. Close kadens
8. Pada indikator ritmik ataupun irama lagu pada lagu Merah Putih, genre/gaya
musik yang dipilih pada kreasi musik adalah:
A. Musik Pop
B. Musik Hymne
C. Musik Walzt
D. Musik Mars
E. Musik Ballet
9. Lirik lagu Merah Putih memiliki nilai …
A. edukasi
B. memuat nasihat-nasihat positif,
C. mendidik,
D. memotivasi
E. membangkitkan semangat.
10. Pencipta lagu Merah Putih tertulis dengan nama Ibu Sud. Nama asli dari Ibu
Sud adalah Ibu
A. Sudiyati
B. Saidjah Niung
C. Maryati Sudharmo
D. Halimah Sudihadi
E. Charini Sudharti
162
c. seksi dokumentas
d. seksi dana usaha
e. seksi kebersihan
DAFTAR PUSTAKA
1. E
2. A
3. B
4. B
5. D
6. C
7. C
8. D
9. A
10. E
1. E
2. D
3. B
4. C
5. B
6. E
7. C
8. E
9. B
10. C