Kesehatan
(PJOK)
Tentang “Pencak Silat”
Disusun Oleh :
VIII-H
SMPN 16 Bandung
Jl. PH.H. Mustofa No.53, Neglasari, Kec. Cibeunying Kaler, Kota
Bandung, Jawa Barat 40124
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga tugas individu “makalah pencak silat” dapat saya selesaikan sesuai
waktu yang ditargetkan.
Makalah ini saya susun untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai pencak silat,
serta sebagai bahan penilaian dalam menguji pemahan belajar saya.
saya menyadari dalam makalah ini terdapat kekurangan ataupun kesalahan, untuk itu saya
mohon kritik demi kesempuranaan makalah selanjutnya. Atas partisipasinya saya ucapkan terima
kasih.
Wassalamu ‘alaikum wr,wb.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana.
Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik
untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di
antaranya adalah apa yang disebut "jurus" dan senjata.
"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang
tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan
tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus
dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang
digunakan.
Di dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai cara
dan sarana di antaranya dengan pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni dan olahraga yang
dapat memberikan kesejahteraan batin dan lahir. Salah satu pengembangan seni jurus tersebut
adalah pencak silat.
Di bawah ini secara singkat akan diuraikan beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi:
sejarah, falsafah, jenis, aliran, perguruan dan pendekar Pencak silat, penelitian dan penulisan
tentang Pencak Silat, pengembangan dan penyebaran Pencak Silat serta tantangan terhadap
Pencak Silat. Keseluruhan uraian akan disimpulkan secara umum.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat kami merumuskan beberapa masalah, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Latar belakang pencak silat khas salah satu daerah
2. Teknik gerakan pencak silat yang khas di daerah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pencak silat
Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama
dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni
kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng
(Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura,
Thailand dan Vietnam).
Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata
Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan Filipina.
Penggabungan kata Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan
pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan Silat di
Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di
Surakarta.
Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang
mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan
istilah Pencak Silat.
Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif
Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di
Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata Pencak dan Silat masih
digunakan secara terpisah.
Teknik dasar pencak silat yang wajib dikuasai yang pertama ialah kuda-kuda. kuda-kuda
merupakan sebuah sikap menapakkan kaki yang berfungsi untuk persiapan menyerang lawan
sekaligus mempertahahankan posisi agar tidak mudah dijatuhkan ketika berada dalam posisi
bertahan.
Di dalam pencak silat ada 6 jenis sikap kuda-kuda yang harus kita tahu, antara lain:
Kuda-kuda Tengah
Kuda-kuda ini dilakukan dengan membuka dan menekuk kedua lutut dengan tumpuan
berat bedan berada di tengah.
Kuda-kuda Depan
Dibentuk dengan posisi kaki bagian depan ditekuk dengan telapak kaki lurus mengarah
ke depan dan kaki yang belakang lurus, kuda-kuda ini menumpukan berat badan di kaki
depan.
Kuda-kuda Belakang
Ada dua versi untuk kuda-kuda jenis ini, yang pertama yakni posisi sama dengan kuda-
kuda depan hanya saja kaki yang ditekuk dan tumpuan dipindah ke kaki belakang.
Jenis yang kedua adalah menaruh berat badan pada kaki belakang dengan tumit tumpuan
tegak dengan panggul, badan cenderung condong ke depan dan kaki depan jinjit dengan
menapakkan tumit atau ujung kaki.
Kuda-kuda Samping
Sama halnya dengan kuda-kuda depan, kuda-kuda ini dilakukan dengan menekuk satu
kaki dan kaki yang lain lurus mengarah ke samping. Tumpuan berat badan diletakkan di
kaki yang ditekuk dan bahu segaris atau sejajar dengan kaki.
Kuda-kuda Silang Depan
Kuda-kuda silang depan dibentuk dengan menginjakkan satu kaki ke depan atau
kebelakang kaki yang lain, berat badan ditumpukan pada satu kaki, kaki yang lain ringan
sentuhan dengan ibu atau ujung jari kaki.
Kuda-kuda Silang Belakang
Kuda-kuda silang belakang yakni kuda-kuda dengan salah satu kaki berada di belakang
dengan keadaan menyilang dan kaki di tumpukan ke belakang, badan tetap lurus agar
tidak jatuh saat melakukan gerakan tersebut.
2. Sikap Pasang
Sikap pasang merupakan sebuah posisi yang biasanya dikombinasikan dengan kuda-kuda dan
posisi ini bersifat fleksibel. Disaat seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan
gerakannya akan selalu berubah sering dengan perubahan posisi lawan.
Setelah menangkap sebuah titik celah pertahanan lawan, selanjutnya pesilat akan mencoba
menyerang dengan serangan cepat, tepat dan tentunya terukur.
Ada banyak sikap pasang dalam teknik dasar pencak silat, karena posisi ini merupakan ciri khas
dari setiap aliran atau perguruan yang bisa membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Namun secara umum ada empat sikap pasang yang sudah dikenal secara luas, antara lain:
Pasang Satu
Sikap pasang dengan posisi badan tegak dan kedua tangan disamping dalam keaadaan
siap silat dan kedua kaki di buka selebar bahu.
Pasang Dua
Sikap pasang dengan badan tetap pada posisi tegak, kaki dibuka selebar bahu, kedua
tangan mengepal dan sejajar dengan pinggang.
Pasang Tiga
Sikap pasang dengan badan pada posisi tegak lurus, kaki di buka selebar bahu, tangan
diangkat sejajar mata, dan posisi menyilang dengan tangan terbuka.
Pasang Empat
Sikap pasang dengan kaki di buka selebar bahu, tangan diangkat sejajar mata, dengan
posisi menyilang dan tangan mengepal.
3. Arah
Selain kuda-kuda dan sikap pasang, pemahaman tentang arah juga sangat penting. Hal ini
berhubungan kemana pesilat akan melangkah ketika dalam posisi menyerang atau bertahan.
Dalam dunia persilatan arah dikenal dengan depalan penjuru mata angin. Dan cara melatihnya
adalah dengan menggeser kuda-kuda dan sikap pasang sesuai gambar mata angin yang ada.
4. Pola Langkah
ah ini dia teknik dasar yang menjadi ciri khas pencak silat. Pola langkah atau penggunaan
langkah ialah perubahan injakan kaki dari sudut tempat ke tempat yang lain.
Intinya pencak silat itu adalah gabungan dari kekokohan kuda-kuda yang dikombinasikan
dengan fleksibel atau luwesnya pergerakan langkah dan disempurkanan dengan pemahaman arah
yang benar.
Kalau pesilat sudah mengusai hal itu, serangannya akan sulit dibaca dan pertahanannya akan
sulit ditembus oleh lawan.
Berbicara mengenai pola langkah, ada 6 jenis yang sudah dikenal dan digunakan dalam banyak
perguruan pencak silat, antara lain:
5. Pukulan
Pukulan merupakan usaha yang dilakukan baik dalam menyerang atau bertahan dengan
menggunakan lengan tangan. Dalam teknik dasar pencak silat ada empat jenis pukulan yang
harus dikuasai, antara lain:
Pukulan dalam Pencak Silat
Pukulan Lurus
Sebuah pukulan yang dilakukan dengan fokus ke arah depan, sasarannya ialah dada
lawan. Dan tangan yang lain ditekuk didepan dada kita dengan tujuan menutup arah point
sebagai bentuk pertahanan.
Pukulan Tegak
Seperti halnya pukulan lurus, jenis pukulan ini mempunyai sasaran yaitu bahu. Biasanya
pukulan ini dilakukan ketika pesilat saling berhadapan dalam kondisi bahu lawan yang
terbuka.
Pukulan Bandul
Jika memakai bahasa modern pukulan ini dikenal dengan uppercut, yakni satu
mengayunkan tangan kearah ulu hati lawan. Dan tangan yang lain menutup celah
serangan lawan di dada kita.
Pukulan Melingkar
Mungkin pukulan jenis ini yang jarang digunakan pada beladiri pada umumnya. Seperti
halnya pukulan bandul, hanya saja gerakan pukulan melingkar lebih melebar dengan
target sasaran pinggang lawan.
6. Tendangan
Ada banyak sekali ragam tendangan dalam pencak silat. Namun karena kita belajar teknik
dasarnya, empat jenis inilah yang mungkin bisa dengan mudah untuk dipelajari.
angkisan merupakan usaha pertahanan dari setiap serangan lawan, baik berupa tendangan
maupun pukulan. Ada empat jenis tangkisan yang dapat kita pelajari dengan mudah, antara lain:
Tangkisan
8. Guntingan
Teknik ini dilakukan dengan cara tendangan dan jepitan seperti menggunting bagian tubuh
lawan yang bertujuan untuh menjatuhkan sekaligus menguncinya. Ada tiga jenis teknik
guntingan, yaitu guntingan bawah dengan sasaran kaki, guntingan tengah dengan sasaran dada
dan guntingan atas dengan sasaran leher.
9. Kuncian
Kuncian merupakan suatu teknik untuk melumpuhkan agar tidak dapat melanjutkan
pergerakannya. Teknik ini menyasar bagian vital tubuh seperti leher, pergelangan tangan,
lengan, dagu, selangkangan kaki dan bahu musuh.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan umum sebagai
berikut :
1. Pencak Silat berasal dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia
tenggara serta memiliki jatidiri tersendiri.
2. Berdasarkan pada nilai-nilai falsafahnya, Pencak Silat pada hakikatnya adalah substansi
dan sarana pendidikan rohani dan jasmani untuk membentuk manusia utuh yang berkualitas
tinggi baik mental maupun fisikal.
3. Tantangan-tantangan yang dapat menjatuhkan citra Pencak Silat perlu diatasi dengan
penyebaran pengetahuan tentang jatidiri Pencak Silat, falsafah Pencak Silat dan kaidah Pencak
Silat serta meningkatkan jumlah pelatih Pencak Silat yang handal dan profesional.
3.2 Saran
Sebagai generasi muda, kita seharsunya mempelajari dan memahami pencak silat karena pencak
silat merupakan kebudayaan nasional yang menjadi identitas bangsa Indonesia.