Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

PENCAK SILAT

KELAS : IX D

KELOMPOK :1

NAMA KELOMPOK :

1. ALDIANSYAH RAMADAN. W.
2. AULIA KHUROTA A’YUNI
3. CAHYO ADI NUGROHO
4. DANU MANDALA PUTRA
5. DINDA DWI UTAMI
6. ITA PURNAMA SARI
7. MILA AMELYA
8. RIZKI ADI PRATAMA
9. USWATUN KHASANAH
10.VIKI PUTRA PRATAMA

UPTD SATUAN PENDIDIKAN


SMP NEGERI 2 TRIMURJO
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. SEJARAH PENCAK SILAT

Para ahli sejarah pencak silat Indonesia memperkirakan bahwa bela diri ini sudah ada sejak
abad ke-7 Masehi. Sejarah pencak silat pada awalnya berkembang dari kemampuan suku
asli Indonesia dalam berburu dan perang yang biasa menggunakan alat perang seperti
parang, perisai, dan tombak.
Penemuan tersebut pun sesuai dengan sebuah artefak senjata dari zaman Hindu Buddha
yang dipenuhi dengan pahatan dan relief bergambar kuda-kuda, sebagai gerakan dasar
pencak silat yang juga terdapat di Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Kemudian, pada sekitar abad ke 14, pencak silat mulai berkembang dengan sangat pesat
hingga mencapai seluruh nusantara. Seni bela diri ini dibawa dijadikan sebagai bahan
latihan di spiritual di berbagai pesantren oleh para penyebaran ajaran islam. Tidak hanya itu,
pencak silat mendapat pengakuan sebagai bela diri yang telah menjadi para penduduk berani
berperang melawan para penjajah.
Ada banyak tokoh yang ikut dalam proses pengembangan dan mewarnai pencak silat di era
masa lalu. Beberapa tokoh tersebut, yaitu: Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran
Diponegoro, Teungku Chik di Tiro, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, hingga para
pendekar dari kaum perempuan seperti, Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak
Meutia .

B. Aliran Pencak Silat


Seiring berjalannya waktu, seni bela diri pencak silat di Indonesia mengalami banyak
perkembangan. Hal ini bisa kita lihat dari banyak sekali aliran dalam pencak silat, mulai dari
yang tertua hingga yang baru dibentuk. Dengan semakin banyaknya aliran pencak silat
menjadi salah satu tanda kekayaan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat
Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa aliran seni bela diri pencak silat yang ada di Indonesia, antara
lain yaitu:

1. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)


Aliran pencak silat yang pertama adalah Persaudaraan Setia Hati Terate atau sering disebut
dengan PSHT. PSHT sendiri telah ada di Indonesia pada saat masa Indonesia belum
merdeka. Hanya saja, secara resmi aliran pencak silat ini baru berdiri pada tahun 1903 oleh
Ki Ngabehi Soeromihardjo atau yang lebih dikenal sebagai Eyang Suro dengan nama Djojo
Gendilo Tjipto. Sementara itu, tepat pada tahun 1917, berubah nama menjadi Persaudaraan
Setia Hati .

Nama Setia Hati sendiri dapat dimaknai sebagai sebuah kesatuan tunggal yang ada dalam
hati dan pikiran manusia, tentunya bagi manusia yang memiliki orientasi kepada Tuhan.
Sementara, makna Terate atau yang perwujudan nyata dari bunga teratai bisa diartikan
sebagai sebuah jenis dari keindahan dan keagungan bunga yang hidup dalam situasi dan
kondisi apapun. Sebagai salah satu aliran pencak silat tertua di Indonesia, PSHT sendiri
lebih memiliki semboyan persaudaraan antara manusia. Tidak hanya itu, PSHT juga
mengombinasikan antara seni bela diri dengan ajaran spiritual seperti ilmu kebatinan atau
spiritualitas.
2. Pencak Silat Pagar Nusa
Selanjutnya, aliran pencak silat nomor dua ialah Pagar Nusa. Pagar Nusa sendiri sudah sejak
dahulu ada di lingkungan pesantren Nahdlatul Ulama (NU). Selain Pagar Nusa, sebenarnya
terdapat banyak aliran silat di kalangan NU sendiri. Sementara itu, nama Pagar Nusa
diketahui merupakan singkatan dari Pagar NU dan Bangsa. Berkat keberagaman tersebut
pada akhirnya membuat Pagar Nusa menjadi sebuah wadah perkumpulan pencak silat di
bawah NU tepat pada tahun 1986. Beberapa ragam dari pencak silat Pagar Nusa, yaitu Pagar
Nusa Gasmi, Pagar Nusa Batara Perkasa, Pagar Nusa Satria Perkasa Sejati atau Saperti, dan
lain sebagainya.

3. Pencak Silat Perisai Diri


Selanjutnya, aliran pencak silat yang ketiga yaitu Perisai Diri. Dibentuk pada 2 Juli 1955 di
Surabaya, Jawa Timur, Perisai Diri merupakan salah satu aliran pencak silat tertua di
Indonesia yang didirikan oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra bangsawan Keraton
Paku Alam.

Sebelum mendirikan Perisai Diri, RM Soebandiman Dirdjoatmodjo sendiri melatih silat di


lingkungan Perguruan Taman Siswa. Beliau secara langsung diminta oleh pamannya, Ki
Hajar Dewantara untuk mengajarkan ilmu bela diri kepada para siswa Taman Siswa. Perisai
Diri memiliki beberapa teknik yang mengandung sekitar 156 aliran silat dari berbagai
daerah di Indonesia. Berbagai aliran pencak silat tersebut juga dikombinasi dengan sebuah
aliran dari China yang sebelum sudah dipelajari oleh dirinya sendiri, yaitu aliran Shaolin
atau dikenal juga Siauw Liem. Para anggota Perisai Diri diajarkan teknik bela diri yang
efektif dan efisien, mulai dari memaksimalkan tangan kosong maupun penggunaan pada
senjata. Dengan motto “Pandai Silat Tanpa Cedera”, Perisai Diri dikenal sebagai aliran
pencak silat yang memiliki metode praktis yaitu latihan serang dan hindar.

4. Pencak Silat Merpati Putih


Berikutnya, aliran pencak silat yang keempat adalah Merpati Putih. Merpati Putih sendiri
dikenal sebagai aliran pencak silat yang dilakukan dengan tanpa senjata dan alat atau bisa
disebut tangan kosong. Merpati putih pada awal diajarkan secara khusus untuk Komando
Pasukan Khusus (Kopassus) di setiap kesatuan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI). Hanya saja, aliran pencak silat ini lambat laun mengalami perkembangan dan
semakin banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia Merpati putih sebenarnya merupakan
singkatan dari istilah “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening”. Apabila
diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, maka dapat diartikan menjadi “mencari sampai
mendapat kebenaran dengan ketenangan”. Dengan semboyan tersebut, setiap anggota
Merpati Putih diharapkan dapat menyelaraskan hati dan pikiran dalam segala tindakannya di
kehidupan sehari-hari. Selain semboyan tersebut, Merpati Putih juga memiliki motto yang
berbunyi “Sumbangsihku tak berharga, namun keikhlasanku nyata”.

5. Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah


Aliran pencak silat yang kelima adalah Tapak Suci. Pencak silat Tapak Suci pada dasarnya
merupakan seni bela diri yang dibentuk secara khusus sebagai bagian dari organisasi
masyarakat Islam Muhammadiyah. Sebagai salah satu organisasi otonom Persyarikatan
Muhammadiyah, Aliran ini berlandaskan kuat pada akidah Islam agar senantiasa dapat
mengajarkan tuntunan ajaran Islam, yakni dengan mengindahkan hukum-hukumnya dan
melaksanakan ibadahnya.

Maka dari itu, Tapak Suci mengharuskan seluruh anggota atau kadernya yang memiliki niat
untuk belajar bela diri sungguh-sungguh harus beragama Islam. Selain itu, anggota Tapak
Suci secara otomatis dan harus bersedia menjadi anggota dari Muhammadiyah. Dua syarat
tersebut tentu saja sesuai dengan tujuan Tapak Suci sendiri dalam rangka menghimpun
anggota Muhammadiyah sebanyak mungkin.

Tujuan dari Tapak Suci sendiri adalah menciptakan proses belajar ilmu pencak silat yang
bersih dari ilmu kesesatan atau syirik. Bersamaan dengan mengenal sekaligus menghafal
gerakan atau jurus dari Tapak Suci, setiap kader juga dilakukan pembinaan mengenai
penguatan akidah, akhlak atau moralitas dalam pergaulan, ketahanan mental, dan tentu saja
kepemimpinan.

6. Pencak Silat Cimande


Terakhir, aliran pencak silat di Indonesia yang keenam berasal dari daerah Jawa Barat yaitu
Cimande. Pencak silat Cimande merupakan sebuah seni bela diri yang berkembang dari
Kampung Cimande, Caringin, Kabupaten Bogor. Salah satu tokoh terkenal yang
mengembangkan aliran pencak silat sejak dulu adalah Abah Khaer. Seni bela diri ini
terkenal sebagai aliran pencak silat yang menjunjung tinggi nilai-nilai, norma-norma dan
perilaku yang diwariskan oleh leluhur Cimande. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari,
keluarga besar pencak silat Cimande terdapat Taleq atau kode etik yang harus ditaati dan
ditepati oleh seluruh anggotanya. Di antara isi Taleq atau kode etik pencak silat Cimande,
yaitu: harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak boleh melawan kepada ibu dan bapak
serta orang yang sudah tua, tidak boleh melawan guru dan ratu atau pemerintah, dan lain
sebagainya.

C. Tujuan Pencak Silat


Setelah mengetahui berbagai informasi tentang sejarah pencak silat sekaligus beberapa aliran
yang dijelaskan di atas, dapat kita pahami bahwa seni bela diri ini merupakan salah satu
warisan budaya leluhur yang patut untuk dilestarikan kepada generasi penerus. Berikut ini
adalah lima tujuan yang perlu kita ketahui dari proses belajar dan melestarikan pencak silat di
Indonesia. Beberapa tujuan tersebut, antara lain sebagai berikut:

1. Mengembangkan Pendidikan Mental dan Spiritual


Selain memiliki tujuan untuk melakukan pengembangan diri dalam hal seni, olahraga, dan
bela diri, pencak silat juga turut menjadi bagian dalam pembelajaran sekaligus pengembangan
mental dan spiritual para anggotanya. Hal ini sesuai dengan proses belajar yang mengajarkan
tentang kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan. Pencak silat di Indonesia sendiri mendidik
para anggotanya untuk percaya terhadap keberadaan Tuhan. Berdasarkan hal itu, tentu saja
akan sangat membantu membentuk kepribadian yang positif, mulai dari meningkatnya ilmu
agama hingga sikap positif dalam bersosialisasi. Misalnya saja seperti, sikap tenggang rasa,
disiplin, ksatria, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan Aspek Bela Diri
Kemudian, tujuan berikutnya dari pencak silat adalah untuk melakukan pengembangan
terhadap diri, terutama dari aspek bela diri. Pasalnya, pencak silat pada dasarnya termasuk ke
dalam jenis seni untuk bela diri. Maka dari itu, jenis bela diri ini bisa digunakan ketika
dibutuhkan untuk menolong diri sendiri dari tindak kriminal sekaligus menolong orang lain
pada saat menjadi korban tindak kriminal atau kejahatan.

Kita tahu bahwa hampir semua gerakan yang terdapat dalam pencak silat memiliki tujuan
untuk menguatkan badan. Seperti halnya pada saat melakukan teknik kuda-kuda, tentu saja
hal ini sangat membantu dalam menguatkan kaki. Selain itu, pencak silat juga bisa digunakan
untuk menyerang, seperti menerapkan teknik menendang.

3. Mengembangkan Aspek Seni


Selanjutnya, pencak silat bertujuan agar setiap anggotanya mampu mengembangkan seni
tradisional khas bangsa Indonesia. Tak heran, pada setiap gerakan pencak silat akan
ditemukan gerakan yang harmonis, luwes, dan juga elok untuk dipandang. Pada zaman
sebelum merdeka, pencak silat sering kali menjadi salah satu bagian dari seni pertunjukan.

Berbagai gerakan pada dasarnya merupakan hasil kombinasi dari berbagai unsur yang
memuat keindahan, misalnya saja seperti unsur wiraga, wirama, dan juga wirasa menjadi satu
kesatuan yang utuh. Alhasil, gerakan pencak silat memiliki perbedaan yang cukup jelas antara
aliran satu dengan aliran yang lain, akan tetapi tetap saling melengkapi.

4. Pengembangan Olahraga
Apabila dilihat dari aspek pengembangan keolahragaan, pencak silat memiliki tujuan
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. Selain itu, aliran seni bela diri ini juga menjadi
seseorang untuk lebih mudah dalam mempelajarinya, misalnya saja untuk Memiliki pikiran
jernih dan juga selalu positif dalam banyak hal.

5. Pengembangan Pendidikan
Sementara itu, tujuan pencak silat yang terakhir sebagai salah satu jalan untuk pengembangan
pendidikan. Hal ini disebabkan pencak silat akan membantu menguasai suatu keterampilan
sekaligus akan sangat membantu dalam upaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Tidak hanya itu, gerakan pencak silat mengandung berbagai makna sehingga dapat memuat
unsur terkait pendidikan. Beberapa unsur pendidikan ini antara lain, unsur agama, seni,
olahraga, dan lain sebagainya.

Demikian pembahasan tentang sejarah pencak silat, aliran pencak silat, dan tujuan dari pencak
silat. Sebagai salah satu warisan dari leluhur bangsa Indonesia, hampir setiap aliran pencak
silat menyimpan berbagai tujuan yang bisa digunakan untuk bekal dalam kehidupan sehari-
hari.
A. JURUS TUNGGAL BAKU

JURUS TUNGGAL BAKU IPSI

SALAM PEMBUKA

JURUS 1
MUNDUR KAKI KIRI, SIKAP PASANG SELUP KANAN
MAJU KAKI KIRI TEPUK SISIR, KE DUA KAKI RAPAT
MAJU KANAN DOBRAK

TAMGKAPAN TANGAN KANAN TERIK KE RUSUK

ANGKAT LUTUT KIRI PATAHKAN DENGAN


KE DUA TANGAN
TENDANGAN LONCAT KANAN
LURUS DEPAN

TARUH KAKI KANAN DISAMPING KANAN, UBAH BADAN KE ARAH


KIRI, PUKUL DEPAN KANAN TANGAN
KIRI MENANGKIS

TOLAK TANGN KIRI, PASANG RENDAH KAKI


KIRI DEPAN
JURUS 2
INTERVAL BALIK ARAH KIRI, SIKAP PASANG
KUDA-KUDA BELAKANG

MAJU KAKI KANAN TANGKAPAN, SIKU KIRI ARAH


SAMPING KIRI SELEWAH

TENDANGAN DEPAN KIRI


PANCER KAKI KIRI PUKULAN DEPAN KANAN TANGAN KIRI
TANGKIS SAMPING, KAKI KIRI DEPAN SELEWAH

MAJU KAKI KANAN TANGKAP KANAN,


SIKUAN ATAS KIRI

PUTAR BADAB KE SAMPING KIRI GEDIG BAWAH DUDUK,


LUTUT KANAN DI BAWAH
JURUS 3
INTERVAL LANGKAH SILANG DEPAN KAKI KANAN,
LANGKAH KAKI KIRI MUNDUR, BALIK ARAH SIKAP PASANG
ANGKAT KAKI KANAN

PANCER KAKI KANAN GEDIG


SAMPING KANAN

MAJU KANAN PUKULAN SAMPING KANAN


TENDANGAN SABIT KIRI ARAH
DEPAN

PANCER KAKI KIRI SAPUAN REBAH


BELAKANG

JURUS 4

INTERVAL SIKAP PASANG SAMPING


KANAN ATAS
TANGKIS LENGGANG, LANGKAH LIPAT

PUKULAN SAMPING KIRI

SIKU TANGKIS KANAN SELEWA, KAKI KIRI DEPAN


TENDANGAN T KANAN DEPAN

COLOK KANAN

TANGKIS GALANG ATAS, POSISI JARI


TANGAN TERBUKA
JURUS 5

INTERVAL, ARAH SAMPING KIRI, SIKAP PASANG


SERONG SELEWA

MAJU KAKI KANAN PUKULAN TOTOK


KANAN

EGOS KAKI KANAN PUKULAN


BANDUL KIRI
EGOS KAKI KIRI, KUDA-KUDA TENGAH
TANGKISAN GALANG

KAKI RAPAT PUKULAN KANAN

BUKA KAKI KIRI KUDA-KUDA TENGAH


ELAKAN MUNDUR
JURUS 6

INTERVAL BALIK ARAH KANAN


KE BELAKANG

PUTAR BADAN KE DEPAN SIKAP PASANG SAMPING,


KUDA-KUDA DEPAN KIRI

BALIK BADAN BELAH BUMI ANGKAT


KAKI KANAN
LOMPAT CENGKRAMAN TANGAN
KANAN

SAPUAN TEGAK KANAN

GEJIG KANAN
PUTAR KAKI KANAN SIKAP GARUDA

PUTAR BADAN KE KIRI TANGKISAN DUA


TANGAN ARAH KIRI

JURUS 7

EGOS KAKI KANAN KE BELAKANG SIKAP PASANG


MENYAMPING
KIBAS KANAN

PANCER KAKI KANAN SIKUAN


KANAN

PUKULAN PUNGGUNG
TANGAN KANAN
PUTAR BADAB TENDANGAN T
BELAKANG KIRI

LOMPAT KE BELAKANG ALES


KE KANAN

SAPUAN REBAH DEPAN


PUTAR BADAN KE DEPAN
BALIK GEJOS

SIKAP DUDUK

TENDANGAN KUDA,
GUNTINGAN
JURUS 8
INTERVAL DUA LANGKAH BAWA MAJU KE DEPAN UNTUK
MENGAMBIL GOLOK

PASANG MUNDUR LANGKAH SILANG ( 3 LANGKAH )

TEBANG LUAR KE DALAM, LANGKAH SERONG


DUA LANGKAH
TEBANG ( BACOK ) KE LUAR
BERBALIK

TUSUK KANAN

MELANGKAH BERPUTAR BALIK TEBANG, KUDA-KUDA


TENGAH TANGAN TERBUKA
TEBAS GANTUNG KAKI KANAN DIANGKAT

JURUS 9
PANCER KAKI KANAN PASANG
KUDA-KUDA TENGAH

PINDAHKAN KAKI KANAN KE BELAKANG BALIK


PASANG BELAKANG
MAJU KAKI KANAN, SABET BAWAH PUTAR KE
ATAS ARAH KANAN

PUTAR BADAN, POSISI DUDUK

TANGKIS KIRI GANTI PEGANGAN


SABET SERONG
TANGKIS GAGANG GOLOK, KAKI KANAN
DI ANGAKAT

JURUS 10
PASANG BAWAH MELUTUT

MAJU KAKI KANAN BACOK SAMPING,


ARAH DEPAN
MUNDUR SILANG KAKI KANAN TANGKIS
LENGAN KANAN

PUTAR ABDAN KE KIRI


BACOK BAWAH

MUNDUR BACOK BAWAH


BESET LEHER, KANAN

GANTI PEGANGAN SABET LEHER,


TEGAK RAPAT

PUTAR BADAN KE BELAKANG


BALIK BELAH BUMI
TANGKIS GOLOK DALAM

BALIK BADAN LOMPAT SABET KIRI

LOMPAT BELAH BUMI KANAN


MUNDUR KAKI KANAN PASANG BAWAH

JURUS 11
INTERVAL GULING DEPAN DENGAN GOLOK, POSISI MENGAMBIL
TONGKAT

PASANG MUNDUR 3 LAGKAH SILANG KE BELAKANG, SIKAP


PASANG KUDA-KUDA TENGAH
MAJU SERONG KAKI KANAN
GEBUK KANAN

SANGGA KAKI KANAN MUNDUR

PUTAR BADAN KE KANAN TUSUK BALIK


BADAN RADA KE KIRI SABETAN KAKI BAWAH
ARAH BALIK KIRI

PUTAR DIPUNGGUNG, LOMPAT PUTAR


KEMPLANG LANTAI

JURUS 12
PASANG TEGAK KIRI DEPAN
LOMPAT DEPAN GEBUK KANAN

KOWET KANAN

MAJU KAKI KANAN SODOK TUSUK


DAYUNG MUNDUR

JURUS 13
PASANG SAMPING KIRI, TONGKAT SAMPING
BELAKANG KANAN

MAJU KAKI KANAN TONGKAT


PUTAR-PUTAR CONGKEL
MAJU KAKI KIRI KEMPLANG SAMPING KIRI

KEMPLANG KOWER KANAN

EGOS KAKI KIRI ELAK GARIS


JURUS 14
PASANG KUDA-KUDA DEPAN KANAN

BERPUTAR GEBUK KANAN

KOWER EGOS
LOMPAT BALIK BADAN KE KANAN
TANGKIS SANGGA

TENDANGAN T SAMPING KANAN

BALIK KEMPLANG
PUTAR BALING BAWAH

TANGKIS SISI KIRI

KOWER POSISI SEMPO

Anda mungkin juga menyukai